Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL KEUANGAN SYARIAH

“PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN MARGIN LABA”

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Muhammad Abduh, S.Sy., MH

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Rifda Taqiyah 5554180010

Siti Masitoh 5554180011

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


2021-2022

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, segala puji hanya milik

Allah Subhanahu wata'ala. Berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya penyusun

mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah

Manajemen Operasional Keuangan Syariah. Sholawat serta salam tak lupa selalu

tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang telah

menghantarkan kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang.

Makalah ini berjudul “Perhitungan Bagi Hasil dan Margin Laba“. Kami selaku

penyusun berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada khususnya para Mahasiswa Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa dan bagi masyarakat pada umumnya.

Kesempurnaan sejatinya hanya milik Allah Subhanahu wata'ala, maka

kami menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan dalam makalah ini,

untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar

dapat menjadi suatu pembelajaran bagi kami sehingga kami bisa menjadikan

makalah ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, wassalamualaikum

warahmatullahi wabarakatuh.

Serang, 12 Maret 2021

iii
Tim Penyusun

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1 Perhitungan Bagi Hasil dan Margin Laba...................................................3
2.1.1 Pengertian Bagi Hasil..........................................................................3
2.1.2 Prinsip – Prinsip Bagi Hasil..................................................................3
2.1.3 Metode bagi hasil...............................................................................4
2.1.4 Konsep Bagi Hasil...............................................................................6
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Bagi Hasil..........................6
2.2 Kontrak dan Jenis Mudharabah.................................................................7
2.2.1 Kontrak Mudharabah.........................................................................7
2.2.2 Jenis Mudharabah..............................................................................7
2.3 Konsep Perhitungan Bagi Hasil dan Margin Laba......................................9
BAB III PENUTUP....................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................15

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Sistem bagi hasil adalah karakteristik umum dan landasan dasar

bagi operasional lembaga keuangan Islam. Sistem bagi hasil dan

pelarangan spekulasi dalam perekonomian Islam akan mendorong iklim

investasi yang akan tersalur dengan lancar ke sektor riil untuk tujuan yang

sepenuhnya produktif. Hal ini akan menjamin terdistribusinya kekayaan dan

pendapatan serta menumbuhkan sektor riil. Dengan meningkatnya

produktivitas dan kesempatan bekerja dan berusaha pada akhirnya akan

tercapai kesejahteraan masyarakat (Ascarya, 2011:28).

Akad Mudharabah merupakan akad yang menggunakan prinsip

bagi hasil, yaitu akad antara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai

pemilik modal (shahibul maal) dan mempercayakan sejumlah modalnya

untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni pengelola (mudharib), dengan tujuan

mendapatkan keuntungan. Didalam kontrak mudharabah akan menghasilkan

keuntungan usaha dan kemungkinan kerugian usaha. Keuntungan usahan

inilah yang dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak

berupa besarnya nisbah bagi hasil. Sedangkan kerugian ditanggung shahibul

maal selama kerugian itu bukan diakibatkan kelalaian mudharib.

Seandainya memang akibat kecurangan atau kelalain mudharib, maka ia

harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Muhamad, 2016: 95).

1
Perhitungan bagi hasil harus ditentukan dari awal dan dapat

diketahui oleh kedua belah pihak yang akan melakukan kesepakatan kerja

sama, jika hal ini tidak dilakukan maka akan terjadi gharar atau ketidak

pastian, sehingga tidak sesuai dengan prinsip syariah. Prinsip bagi hasil di

Indonesia menggunakan dua metode, yaitu profit sharing dan revenue

sharing. Profit sharing menggunakan basis perhitungan berupa laba yang

diperoleh mudharib dalam mengelola usahanya, sedangkan revenue

sharing menggunakan basis berupa pendapatan yang diperoleh mudharib

(Muhamad, 2016: 98). Pada sistem bagi hasil, kinerja bank atau lembaga

keuangan syariah lain menjadi transparan kepada nasabah, sehingga nasabah

bisa memonitor kinerja bank atau lembaga keuangan syariah lain atas

jumlah bagi hasil yang diperoleh. Apabila jumlah keuntungan meningkat,

maka bagi hasil nasabah juga akan meningkat,demikian pula sebaliknya,

apabila jumlah keuntungan menurun, bagi hasil ke nasabah juga akan

menurun, sehingga semua menjadi adil (Natalia, dkk, 2014: 2)

2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Bagi Hasil?

2. Apa saja kontrak dan jenis Mudharabah?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi Bagi Hasil?

4. Bagaimana konsep perhitungan Bagi Hasil dan Margin Laba?

3 Tujuan

Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk :

2
1. Mengetahui pengertian dan konsep Bagi Hasil

2. Mengetahui kontrak dan jenis Mudharabah

3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi Bagi Hasil

4. Mengetahui konsep perhitungan Bagi Hasil dan Margin Laba

BAB II

PEMBAHASAN

4 Perhitungan Bagi Hasil dan Margin Laba

4.1 Pengertian Bagi Hasil

Bagi Hasil Sistem bagi hasil merupakan sistem dimana dilakukannya

perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di

dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas

keuntungan yang di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil

menurut terminologi asing (bahasa Inggris) dikenal dengan profit sharing.

Profit dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definisi

profit sharing diartikan "distribusi beberapa bagian dari laba pada pegawai

dari suatu Perusahaaan". Menurut Antonio, bagi hasil adalah suatu sistem

pengolahan dana dalam perekonomian Islam yakni pembagian hasil usaha

antara pemilik modal (shahibul maa/) dan pengelola (Mudharib). Dengan

demikian dari kedua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

bagi hasil adalah suatu sistem pengelolaan dana dalam pembagian hasil

usaha dapat terjadi antara bank dan penyimpan dana.

3
4.2 Prinsip – Prinsip Bagi Hasil

Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan aktivitas usaha) dari

kontrak investasi dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap pada bank

Islam. Besar kecilnya perolehan kembali itu tergantung pada hasilusaha

yang benar-benar diperoleh bank Islam. Dalam sistem perbankan Islam bagi

hasil merupakan suatu mekanisme yang dilakukan oleh bank Islam

(mudharib) dalam upaya memperoleh hasil dan membagikannya kembali

kepada para pemilik dana (shahibul mal) sesuai kontrak yang disepakati di

awal bersama. Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak

ditentukan kesepakatan dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (At-

Tarodhim) oleh masing-masing pihak tanpa adanya paksaan.

Adapun pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan yang

sebenarnya telah diterima (Cash Basis) sedangkan pendapatan yang masih

dalam pengakuan (Accrual Basis) tidak dibenarkan untuk dibagi antara

mudharib dan shahibul maal. Dalam hukum Islam penerapan bagi hasil

harus memperhatikan prinsip At -Ta‟awun, yaitu saling membantu dan

saling bekerja sama di antara anggota masyarakat untuk kebaikan,

sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran “ … dan tolong menolonglah

kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan ketaqwaan, dan janganlah kamu

tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” serta menghindari

prinsip Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya

menganggur (tidak digunakan untuk transaksi) sehingga tidak bermanfaat

bagi masyarakat umum.

4
4.3 Metode bagi hasil

Metode bagi hasil terdiri dari 2 sistem, yaitu :

1. Bagi Untung ( Profit Sharing)

Bagi untung (Profit Sharing) adalah bagi hasil yang dihitung dari

pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana. Pola ini

digunakan untuk keperluan disttribusi hasil usaha. Secara sederhana

bahwa yang dibagi hasilkan adalah laba dari sebuah usaha /proyek.

Contoh : sebuah usaha atau proyek menghasilkan penjualan sebesar Rp.

3.000.000,00 dan biaya-biaya usaha Rp. 1.000.000,00, maka yang

dibagi hasilkan adalah sebesar Rp. 2.000.000,00. Pada perbankan

syariah istilah yang sering digunakan adalah profit and loss sharing, di

mana ini dapat diartikan pembagian antara untung dan rugi dari

pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang dilakukan. Jika

mendapat keuntungan maka akan dibagi kedua pihak sesuai

kesepakanakad diawal begitu pula dengan kerugian akan ditanggung

sesuai porsi masing-masing.. Kerugian bagi pemodal adalah tidak

mendapatkan modal investasinya secara utuh dan bagi pengelola adalah

tidak mendapatkan upah atas apa yang telah di usahakan. Keuntungan

yang didapat dari hasil usaha akan dilakukan pembagian setelah

perhitungan terlebih dahulu atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan

selama proses usaha. Keuntungan usaha dalam bisnis dapat negative

artinya usaha merugi, positif berarti ada angka sisa dari pendapatan

dikurangi biaya-biaya, dan nol artinya anatara pendapatan dan biaya

5
menjadi balance. Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan bersih

(net profit) yang merupakan lebihan dari selisih antara pengurangan

total cost terhadap total revenue.

2. Bagi hasil (Revenue Sharing)

Bagi hasil (Revenue Sharing) adalah bagi hasil yang dihitung dari total

pendapatan pengelola dana. Dalam sistem syariah pola ini dapat

digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan

syariah. Bagi hasil bruto adalah bagi hasil yang di dasarkan pada

pendapatan usaha atau proyek yang tidak dikurangi dengan biaya-biaya

yang timbul.

Contoh : sebuah usaha atau proyek menghasilkan penjualan sebesar

Rp.3.000.000,00 dan biaya-biaya usaha sebesar Rp.1.000.000,00 maka

yang dibagi hasilkan adalah sebesar penjualan itu yaitu

Rp.3.000.000,00. Dalam pengaplikasiannya bank dapat menggunakan

sistem profit sharing maupun revenue sharing,. Jika suatu bank

menerapkan sistem profit sharing maka bagi hasil yang akan diterima

oleh para shahibul maal (pemilik dana) akan semakin kecil yang

berdampak apabila secara umum tingkat suku bunga pasar lebih tinggi.

Ini akan mempengaruhi minta masyarakat yang ingin menginvestasikan

dananya pada bank syariah. Berbeda dengan sistem revenue sharing

bagi hasil dihitung dari total pendapatan bank sebelum dikurangi

dengan biaya bank, maka tingkat bagi hasil yang diterima oleh pemilik

6
dana akan lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga pasar

yang berlaku.

4.4 Konsep Bagi Hasil

1. Pemilik dana akan menginvestasikan dananya melalui lembaga

keuangan syariah yang bertindak sebagai pengelola.

2. Pengelola atau lembaga keuangan syariah akan mengelola dana

tersebut dalam sistem pool of fund selanjutnya akan menginvestasikan

dana tersebut ke dalam proyek atau usaha yang layak dan

menguntungkan serta memenuhi aspek syariah.

3. Kedua belah pihak menandatangani akd yang berisi ruang lingkup

kerjasama, nominal, nisbah dan jangka waktu berlakunya kesepakatan

tersebut.

4.5 Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Bagi Hasil

1. Pendapatan margin dan pendapatan bagi hasil, dihitung berdasarkan

perolehan pendapatan bulan berjalan.

2. Saldo dana pihak ketiga, yang dihitung dengan menggunakan saldo

rata-rataharian bulan bersangkutan.

3. Pembiayaan, yang dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian bulan

bersangkutan. Ada pula pendapat bahwa yang diambil adalah saldo

rata-rata harian bulan sebelumnya, dengan alas an karena yang

mempengaruhi pendapatan bulan berjalan adalah pembiayaan bulan

7
sebelumya, sedangkan pembiayaan bulan berjalan baru akan

memperoleh pendapatan pada bulan berikutnya.

4. Investasi,pada surat berharga/penempatan pada bank lain.

5. Penentuan kapan bagi hasil efektif dibagikan kepada para pemilik

dana, apakah mingguan, pada akhir bulan, pada tanggal valuta, pada

tanggal jatuh tempo, pada tanggal akhir tahun dan lainnya.

6. Penggunaan bobot dalam menghitung besarnya dana pihak ketiga.

8
5 Kontrak dan Jenis Mudharabah

5.1 Kontrak Mudharabah

Kontrak mudharabah dalam pelaksanaannya pada Bank Syariah nasabah

bertindak sebagai mudharib yang mendapat pembiayaan usaha atas modal

kontrak mudharabah. Mudharib menerima dukungan dana dari bank, yang

dengan dana tersebut mudharib dapat mulai menjalankan usaha dengan

membelanjakan dalam bentuk barang dagangan untuk dijual kepada

pembeli, dengan tujuan agar memperoleh keuntungan (profit).

5.2 Jenis Mudharabah


Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal

dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh

spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Skema mudharabah

mutlaqah dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Mudharabah Mutlaqqah

1. Mudharabah Muqayyadah

9
Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted

mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah

mutlaqah. Si mudharib dibatasi dengan bataan jenis usaha, waktu, atau

tempat usaha.adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan

kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia

usaha (Antonio, 2001: 97). Mudharabah Muqayyadah dibagi dua,

yaitu:

a) Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet

Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted

investment) dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat tertentu

yang harus dipatuhi oleh bank

b) Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet

Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah

langsung kepada pelaksana usahanya, dimana bank bertindak

sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana

dengan pelaksana usaha (Muhamad, 2016: 8). Special investment

melalui mudharabah muqayyadah dapat digambarkan dalam skema

berikut

ini:

10
Gambar 2.2

Skema Mudharabah Muqayyadah

1 Konsep Perhitungan Bagi Hasil dan Margin Laba

Dana yang telah di kumpulkan oleh bank islam dari titipan dana pihak

ketiga atau titipan lainnya, di kelola dengan penuh amanah dan istiqomah.

Dengan harapan dana tersebut mendatangkan keuntungan besar, baik untuk

nasabah mau pun Bank Islam. Prinsip utama yang harus di kembangkan Bank

Islam dalam kaitannya dengan dengan manajemen dana adalah, bahwa :Bank

Islam harus mampu memberikan bagi hasil kepada penyimpan dana minimal

sama dengan atau lebih besar dari suku bunga yang berlaku di ank

Konvensional, dan mampu menarik bagi hasil dari debitur yang berlaku di

Bank Konvensional.

Oleh karena itu, upaya manajemen dana Bank Islam perlu dilakukan

secara baik. Baiknya manajemen dana yang di lakukan Bank Islam akan

menunjukkan kredbilitas di depan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan

dananya. Sehingga, arah untuk mencapai : likiuditas, rentabilitas dan

solvabilitas Bank Islam dapat tercapai.

11
1. Perhitungan Bagi Keuntungan Bagi Deposan

Bagi keuntungan atau bagi hasil merupakan cirri utama bagi Lembaga

Keuangan Tanpa Bunga atau Bank Islam. Bagi hasil, sering disebut orang

sebagai pengganti nama “bunga”. Untuk menjawab perihal ini, marilah

kits coba menganalisis perhitungan bagi hasil. Melalui ilustrasi pada

pembahasan berikut ini akan memberikan gambaran riil letak perbedaan

antara system bagi hasil dengan system bung, sebagai berikut :

 Contoh kasus : (Bank Bagi Hasil)

Bapak A memiliki deposito Rp. 10 juta, jangka waktu satu bulan (1

Desember 1995 s/d 1 Januari 1996), dan nisbah bagi hasil antara

nasabah dan bank 57% : 43%. Jika keuntungan bank yang di

peroleh untuk deposito satu bulan per 31 Desember 1996 adalah

Rp20 juta dan rata-rata deposisto jangka waktu 1 bulan adalah

Rp950 juta, berapa keuntungan yang diperoleh Bapak A?

Jawab : Keuntungan yang diperoleh Bapak A adalah : (Rp10 juta /

Rp950 juta) x Rp20 juta x 57% = Rp120.000

 contoh kasus (Bank Konvensional)

Pada tanggal1 Desember 1994, Bapak B membuka deposito

sebesar Rp10 juta, jangka waktu satu bulan, dengan tingkat buga

9% p.a berapa bunga yang diperoleh pada saat jatuh tempo

Jawab : Bunga yang di perolh Bapak B adalah : (Rp10 juta x 31

hari x 9%)/365 hari =Rp76.438

12
Dari contoh di atas dapat di simpulkan bahwa pada dasarnya, bank

bagi hasil memberi keuntungan kepada deposan dengan pendekatan

Financing to Deposito Rate (FDR), sedangkan bank konvensional dengan

pendekata biaya. Artinya, dalam mwenagkui pendapatan, bank bagi hasil

menimbang rasio antara dana pihak ketiga dan pembiayaan yang di

berikan, serta pendapatan yang dihasilkan dari perpaduan dua factor

tersebut. Sedangkian bank konvensional langsung enganggap semua bunga

yang diberikan adalah biaya, tanpa memperhitungkan berapa pendapatan

yang dapat dihasilkan dari dana yang dihimpun tersebut.

2. Menghitung Pendapatan Yang Akan Dibagihasilkan

Pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari hasil penempatan dana pihak

ketiga melalui pembiayaan yang berakad ual beli; maupun syirkah atau

jasa. Hasil dari pendapatan tersebut dibagihasilkan kepada para nasabah

pemilik dana (deposan). Untuk membagisilkan pendapatan , kita harus

melihat perbandingan antara jumlah dana yang dikelola-Modal sendiri,

Giro, Tabungan, Deposito dan lainnya) dengan jumlah pembiayaan yang

di saurkan. Bila total dana nasabah kecil, maka pendapatan dibagihasilkan

antara nasabah dengan bank. Sebaliknyajika pembiayaannya besar dari

dana nasabha, maka modal bank juga harus memperoleh bagian

pendapatan.

Contoh : Jumlah pendapatan Bank dari bagi hasil pembiayaan Rp10 juta,

dalam satu bulan. Total dana masyarakat yang dikelola Rp250 juta. Maka

pendapatan Rp10 juta ini akan dibagihasilkan antara nasabah dan bank.

13
Seandainya totsl pembiayaan yang diberikan Rp300 juta, berarti modal

bank yang ikut disalurkan Rp50 juta, sehingga pendapatan tersebut harus

dibagi dulu dengan perhitungan sebagai berikut :untuk bank = (Rp50 juta :

Rp300 juta) x Rp10 juta = 1.666.667 untuk dibagihasilkan dengan nasabah

= (Rp250 juta : Rp300 juta) x Rp10 juta = Rp8.333.333.

3. Perhitungan Bagi Hasil Untuk Penempatan Dana

Seorang nasabah bernama fulan mengajukan pembiayaan di bank syariah,

untuk membeli sepeda motor honda

Modal Pinjaman : Rp. 6.000.000

Marjin keuntungan : Rp. 500.000

Waktu Penyelesaian Keredit : 12 bulan

Hitunglah angsuran setiap bulan untuk pembiayaan mudharabah tersebut.

Maka angsuran perbulan Rp. 6.000.000 + Rp 500.000 : 12 = Rp.

541.666,67

4. Perhitungan Bagi Hasil Untuk Giro

Pak zubair menabung dalam bentuk giro di bank “ manfaat “ sejumlah

Rp. 80.000.000 dengan akad mudharabah mukayyad on balance sheet.

Bank menyalurkan dana pinjaman kepada nasabah senilai Rp. 100.000.000

dan pendapatan yang di alokasikan untuk giro sebesarRp. 1.500.000. jika

14
nisbah bagi hasil antara nasabah dengan bank adalah 60: 40 maka berapa

nilai bagi hasil yang akan di terima oleh Bapak Zubair.

Jawab

Dana nasabah investor : 80.000.000

Dana yang dapat di saliurkan : 76.000.000

Dana yang di salurkan dalam bentuk pinjaman : 100.000.000

Dana bank :100.000.000–

76.000.000 = 24.000.000

Pendapatan pembiayaan : 1.500.000

Maka,Pendapatan per 1000 dana nasabah(76.000.000 : 100.000.0000) x

1.500.000 x (1 : 80.000.000) x 1000 = 14,25. Bagi hasil yang akan di

terima pak zubair =( 80.000.000: 1000) x 14.25 x 40% = 456.000. Jadi

bagi hasil yang akan di terima pak Zubair sebesar Rp. 456.000

15
BAB III

PENUTUP

2 Kesimpulan

Bagi hasil adalah suatu sistem pengolahan dana dalam


perekonomian Islam yakni pembagian hasil usaha antara pemilik
modal (shahibul maa/) dan pengelola (Mudharib). Pada penerapannya
prinsip yang digunakan pada sistem bagi hasil,  menggunakan dua
macam kontrak kerjasama yaitu
akad Musyarakah dan Mudharabah. Dimana musyarakah adalah akad
kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu tertentu dimana
masing-mating pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan. Sedangkan Mudharabah adalah perjanjian antara pemilik
modal (uang dan barang) dengan pengusaha dimana pemilik modal
bersedia membiayai sepenuhnya suatu usaha /proyek  dan pengusaha
setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan bagi hasil sesuai dengan
perjanjian.

16
Pada mekanisme bank syari’ah, pendapatan bagi hasil ini berlaku
untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun
sebagian-sebagian atau bentuk bisnis koorporasi (kerjasama). Pihak-
pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis yang disebutkan tadi, harus
melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal. Sebab
semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis
penyertaan, bukan untuk kepentingan pribadi yang menjalankan proyek.
Prinsip utama yang harus dikembangkan oleh Bank Islam dalam kaitan
dengan manajemen dana adalah “Bank Islam harus mampu memberikan
bagi hasil kepada penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar
dari suku bunga yang berlaku di Bank Konvensional, dan mampu
menarik bagi hasil dari debitur lebih rendah daripada bunga yang
diberlaku di Bank Konvensional.

17
DAFTAR PUSTAKA

KA, H. P. (2019). Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Simpanan Sukarela Berjangka (Sisuka) Di Bmt Al Hikmah

Ungaran (Doctoral dissertation, IAIN SALATIGA).

Lestari, N. (2015). Prinsip Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah. Jurnal Hukum

Sehasen, 1(1).

Margono, S. (2008). Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil Pada Bank Syariah

(Tinjauan Umum Pada BTN Syariah Cabang Semarang) (Doctoral

dissertation, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro).

Susana, E., & Prasetyanti, A. (2011). Pelaksanaan Dan Sistem Bagi Hasil

Pembiayaan Al-Mudharabah Pada Bank Syariah. Jurnal keuangan dan

Perbankan, 15(3).

18

Anda mungkin juga menyukai