Belajar merupakan suatu proses yang aktif. Para orang tua dan guru dapat
melihat betapa aktifnya anak-anak ketika terlibat dalam situasi pembelajaran yang
sesuai dengan minat mereka. Misalnya, mereka dapat begitu terlibat aktif dalam
sebuah dongeng yang dibacakan oleh guru di kelas. Hal ini dikarenakan, ketika
anak-anak termotivasi, dengan keceriaannya mereka akan dengan gembira
mencoba hal-hal baru.
Pada kegiatan belajar 1 ini Anda akan menelaah teori-teori perkembangan anak
beserta implikasinya terhadap pengajaran bahasa, terutama bahasa Inggris.
(1) Sensori- motor stage (0 bulan-2 tahun); pada tahap ini anak
berinteraksi dengan lingkungan melalui kelima inderanya sccara sederhana.
(2) Pre-operational stage (2 tahun-7 tahun); pada awal tahap ini anak mulai
memasuki usia pra-sekolah, mulai menggunakan bahasa untuk mengekspresikan
pemikiran dan perasaannya, tahap ini identik dengan sikap egosentris, dimana
anak belum mempunyai pemikiran yang logis, cenderung melihat segala hal dari
sudut pandangnya sendiri dan enggan menerima pendapat orang lain;
(3) Concrete operational stage (7 tahun-11 tahun); tahapan ini suatu titik
balik dimana anak mulai dapat berpikir secara logis dengan pemikiran yang
sistematis; dan
(4) Formal opera- tional stage (dari usia 11 tahun ke atas); pada tahap ini
anak mulai dapat berpikir abstrak, mereka mulai dapat membicarakan hal-hal
formal, misalnya tentang etika dan sopan santun Teori Perkembangan Kognitif
Piaget menyatakan jika seorang anak belum mengetahui tentang sesuatu, hal ini
karena belum tiba waktunya dan usianya yang memang belum mencukupi untuk
tahu hal itu. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget tersebut, maka
anak usia dini dan dasar dapat dikelompokkan ke dalam pre-operational dan
concrete operational stage of cognitive develop- ment. Sedangkan Pinter (2006)
menyebut kedua kelompok tersebut sebagai Younger Learners dan Older leamers.
Apa yang bisa kita ambil dari teori Piaget adalah bahwa anak adalah active
learner and thinker, pembelajar dan pemikir yang aktif. Mereka membangun
pemahamannya melalui interaksi mereka dengan ide-ide dan objek-objek di
sekitar mereka. Anak-anak mencari tahu maksud dan tujuan mengapa dan untuk
apa orang-orang melakukan sesuatu. Dengan demikian kita dapat melihat betapa
dunia ini memberikan kesempatan besar bagi perkembangan anak-anak untuk
belajar, terutama schagai pembelajar bahasa Mereka menjadikan dunia dan
lingkungan sekitar sebagai laboratorium dan kelas belaju Namun, melalui teori
Piaget pula kita diingatkan kembali bahwa anak sebagai active sense-makers
manih vcrbatas pengalamannya. Maka orang tua dan guru harus memaklumi bila
unak-anak mereh melakukan kesalahan dalam berpikir dan menarik kesimpulan,
sesuai dengan perkembangan kepada pada tingkatan usianya. Kesemuanya itu
merupakan salah satu kunci menuju pemahaman tentang hungamana anak-anak
akan merespon seluruh kegiatan pembelajaran bahasa di kelas.
Bahasa adalah produk yang paling kompleks yang ada pada pikiran
manusia namun anak yang masih sangat kecil-sebelum usia linia tahun-telah
mengetahui sistem yang rumit itu. Jauh sebelum mereka dapat menjumlah 2+2,
anak-anak telah merangkai kalimat, mengajukan pertanyaan, memilih kata yang
tepat, menegasikan pernyataan, membentuk klausa dan menggunakan aturan-
aturan tata bahasa seperti semantik, fonologi, dan morfologi.
Waktu demi waktu berlalu, ketika kedua bayi tersebut berusia sekitar dua
tahun sang penggembala melaporkan pada sang raja bahwa salah seorang
ciantaranya mengeluarkan kata "becos". Raja merasa kecewa dan galau karena
ternyata kata tersebut tidak terdapat dalam khazanah kosa kata bahasa Mesir kuno.
Karena penasaran, sang raja akhirnya meminta kepada para anggota cendikiawan
kerajaannya untuk melakukan penyelidikan apa gerangan arti kata "becos", dan
terdapat dalam bahasa apakah kata tersebut. Setelah dilakukan penyelidikan,
ternyata arti kata "becos" adalah “roti” dan berasal dari bahasa Phyrgia, sebuah
bahasa yang sudah punah, namun kata itu masih ada dalam bahasa Turki (Yang,
2006). Setelah kejadian tersebut, Psametichus berkesimpulan bahwa bahasa
Phyrgia adalah bahasa yang paling kuno dan bangsa Phyrgia merupakan asal-
usulnya manusia. Sudah barang tentu kesimpulan raja tersebut tidak akan lolos
seleksi review pada jurnal ilmiah. Sang raja gagal untuk membuktikan kebenaran
premisnya. Ia berasumsi bahwa bahasa dimiliki manusia tanpa melalui proses
pengalaman dan pembelajaran.
1. Mahzab Behaviorisme
2. Mahzab Nativisme
3. Mahzab Kognitivisme
1. Tahap Prabicara
-Tangisan ( crying )
Saat anak memasuki usia dua tahun, bentuk prabicara berupa ocehan dan
celoteh yang sangat berguna sebelumnya, mulai ditinggalkan. Isyarat mungkin
masih digunakan, namun hanya sebagai pelengkap ujaran. Pada masa ini, motivasi
untuk belajar berbicara sangatlah kuat (Hurlock, 1980). Setidaknya ada dua alasan
yang mendasarinya. Pertama, belajar berbicara adalah alat yang sangat penting
untuk bersosialisasi .