Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X.

1
SMA N 2 SALATIGA MELALUI METODE PROYEK DENGAN
PENILAIAN PRESENTASI DAN POSTER

Siti Purwatiningsih
SMAN 2 Salatiga, e-mail: kanjeng_suka@yahoo.com

Abstract
Implementing the discussion method in studying the topic of Biology,
especially in learning about the environment, leaves students unable to apply in real
life what they have learned in school. Because of that, in this research, the Project
Method through group work was used in the task of recycling both organic an
inorganic waste. The goal of this research was to enhance the students’ affective,
cognitive, and psychomotor ability. The research Project took the form of class action
research carried out in two cycles, both of which consisted of planning, implementing,
observing, and reflection. The results of the research showed that by implementing the
Project Method, the ability of the students increased in all three aspects: the cognitive
aspect as evidenced by the daily test scores, the affective aspect as was apparent in the
students initiative in making posters to raise environmental awareness, and in the
psychomotor aspect made clear by the recycled products that were produced.

Kata kunci: prestasi belajar biologi, metode proyek, daur ulang limbah

PENDAHULUAN berarti batas ketuntasan klasikal sebesar


Kenyataan yang peneliti hadapi dalam 85% tidak tercapai. (data berasal dari
proses pembelajaran, khususnya dalam dokumen peneliti berupa nilai ulangan
materi lingkungan, sering kali siswa hanya biologi siswa Kelas X tahun pelajaran
memahami prinsip etika lingkungan secara 2006/2007 pada Kompetensi Dasar 4.3
teoritis, tetapi kurang dapat merealisasikan tentang Keterkaitan kegiatan manusia
dalam kehidupan sehari hari. Hal ini dengan masalah lingkungan).
tampak pada rendahnya nilai tugas yang Peneliti berasumsi bahwa kenyataan
diberikan kepada siswa tentang perilaku tersebut terjadi karena tidak adanya
positif terhadap lingkungan. Siswa juga pengintegrasian nilai moral etika
tidak mampu memecahkan permasalahan lingkungan dalam pembelajaran yang
lingkungan, yang terindikasi dari kurang dilakukan oleh guru. Selain itu, jenis
aktifnya siswa dalam berdiskusi dengan penilaian yang dipilih oleh guru berupa
tema etika lingkungan, sehingga diskusi ulangan harian, hanya mampu mengungkap
tidak berjalan efektif aspek kognitif siswa, tetapi tidak mampu
Hasil ulangan harian siswa mengukur kemampuan afektif dan
menunjukkan aspek kemampuan kognitif psikomotoriknya.
siswa rendah, sedangkan aspek Hal ini bisa dipahami karena
psikomotorik dan afektif tidak terungkap pemberlakuan ujian nasional menjadikan
karena penilaian hanya berupa test tertulis. guru tidak dapat lepas dari tuntutan beban
Nilai rata-rata ulangan harian siswa 58,0 materi yang padat, yang harus
yang berarti lebih rendah dari nilai KKM diselesaikannya dalam batas waktu yang
yang ditetapkan sebesar 65. Tingkat telah ditentukan. Permasalahan ini mestinya
ketercapaian KKM rendah, hanya 45% sudah tidak terjadi dengan diberlakukannya
siswa yang mencapai KKM, sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
55% siswa belum mencapai KKM. Ini memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk

40
Siti Purwatiningsih, Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X.1 41

menyusun dan mengembangkan silabus memperoleh gambaran tentang sikap dan


mata pelajaran sesuai dengan potensi keterampilan siswa diluar pemahamannya
sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta terhadap bahan ajar. Metode proyek
didik serta kebutuhan masyarakat di sekitar merupakan kegiatan pembelajaran, berupa
sekolah. pemberian suatu tugas kepada siswa yang
Menyiasati kendala tersebut, seorang harus diselesaikan dalam periode / waktu
guru dapat melakukan berbagai inovasi tertentu. tugas tersebut berupa suatu
dalam proses pembelajaran, sehingga investigasi sejak dari perencanaan,
materi pembelajaran yang diajarkan kepada pengumpulan data, pengorganisasian,
siswa mampu membekali siswa untuk pengolahan dan penyajian data. Penilaian
menyiapkan dirinya menghadapi ujian proyek dapat digunakan, diantaranya untuk
nasional dengan kemampuan kognitif, mengetahui pemahaman dan pengetahuan
namun tetap tidak melupakan tugas moral dalam bidang tertentu. (Depdiknas:2003)
yang harus diembannya, yaitu menjadikan Keberhasilan siswa dalam proses
peserta didik sebagai manusia bermoral belajar mengajar tidaklah selalu dapat
yang mampu menyelesaikan permasalahan diukur dengan alat test, sebab masih banyak
yang muncul dalam kehidupannya di aspek aspek kemampuan siswa yang sukar
masyarakat, sekarang maupun di masa yang diukur secara kuantitatif dan obyektif,
akan datang. Hasilnya siswa memiliki misalnya aspek afektif dan psikomotor yang
kompetensi di berbagai aspek, baik mencakup sifat, sikap, kebiasaan bekerja
kognitif, afektif maupun psikomotorik. dengan baik, kerja sama, kerajinan,
Dengan asumsi bahwa materi yang kejujuran, tanggung jawab, tenggang rasa,
integratif dengan kehidupan nyata siswa solidaritas, keyakinan dan lain lain. Untuk
akan membantu perkembangan moral dan mengukur aspek afektif dan psikomotorik
etika siswa , tanpa siswa harus kehilangan diperlukan alat penilaian yang sesuai dan
motivasi dan minatnya dalam proses memenuhi syarat. (Slameto, 1998)
pembelajaran, maka metode proyek daur Dalam penelitian ini penilaian aspek
ulang limbah ini akan mampu psikomotorik, yaitu kemampuan siswa
meningkatkan pemahaman siswa terhadap dalam melakukan proses daur ulang limbah
bahan ajar, membekali siswa dengan dilakukan dengan presentasi, sedangkan
keterampilan yang bermakna bagi aspek afektif, diukur melalui penilaian
kehidupannya, serta menumbuhkan sikap poster lingkungan yang dibuat siswa.
positip terhadap lingkungan. Untuk Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara
meningkatkan nilai kognitif, afektif dan di hadapan banyak hadirin. Presentasi yang
psikomotorik siswa, maka metode biasanya dibawakan dalam acara bisnis ini
pembelajaran yang dipilih adalah metode bisa memiliki berbagai tujuan, misalnya
pembelajaran yang dapat memaksimalkan untuk membujuk, memberi informasi dan
keterlibatan siswa dalam proses belajar meyakinkan pendapat.keahlian berbicara di
mengajar. Demikian pula, dipilih alat hadapan umum merupakan hal yang sangat
penilaian yang efektif mengukur aspek penting bagi siapapun.
afektif dan psikomotorik siswa, yaitu Poster adalah plakat yang dipasang di
melalui laporan hasil tugas atau penilaian tempat umum yang berupa pengumuman
proyek. Melalui pemberian tugas, siswa atau iklan. Pada dasarnya tujuan poster
dapat memahami dirinya baik kekuatan sama dengan iklan, yaitu menarik minat
maupun kelemahannya, memperdalam dan calon pembeli atau pembaca poster. Poster
memperluas nilai nilai materi yang biasanya dibuat dalam ukuran besar agar
dipelajari dan memperbaiki perilakunya mudah dibaca secara sepintas. Tulisan
dalam belajar. Dari laporan hasil tugas guru dibuat besar mencolok disertai gambar
42 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009

berwarna yang menarik. Poster lebih terhadap lingkungan.


mementingkan gambar dari pada tulisan, Metode proyek diarahkan pada tugas
biasanya poster dipasang di tempat umum, pengolahan limbah, baik organik maupun
seperti pinggir jalan, dekat pasar atau anorganik yang harus dilakukan oleh siswa.
tempat tempat yang menjadi sasaran Limbah atau sampah pasar berupa sisa
pembaca poster. Poster lingkungan sayuran yang sangat melimpah dapat
diartikan sebagai poster yang memuat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dalam
tulisan dan gambar berupa pesan moral bentuk pelet. Hal ini merupakan suatu
tentang kepedulian terhadap lingkungan. upaya manusia untuk memanfaatkan
Materi poster mengajarkan bagaimana kualitas limbah yang ada. Kandungan serat
manusia harus bersikap terhadap yang tinggi dalam sayuran sangat baik bagi
lingkungan, mulai dari cara memanfaatkan pencernan ternak. Pelet ini merupakan
hingga memelihara lingkungan. Melalui makanan buatan yang terdiri dari beberapa
poster lingkungan diharapkan seseorang macam bahan yang diramu dan dijadikan
yang sebelumnya tidak sadar lingkungan, adonan, kemudian dicetak hingga berbentuk
menjadi peduli dan mengerti bagaimana menyerupai batangan kecil seperti obat
harus memperlakukan lingkungan. Sikap nyamuk bakar. Panjangnya berkisar 1-2 cm
peduli lingkungan ini diharapkan akan (Mudjiman, 1987).
tercermin dalam kehidupan sehari hari. Pengolahan sampah anorganik adalah
Poster lingkungan yang dipasang di pemanfaatan limbah anorganik seperti
sekolah, diharapkan dapat menyampaikan kaleng, botol dan benda-benda plastik
pesan moral tentang kepedulian siswa lainnya yang sudah tidak berguna, menjadi

prestasi belajarbiologi (materi


lingkungan) siswa rendah
KONDISI
Penilaian hanya mampu
AWAL
mengungkap aspek kemampuan
kognitif siswa

SIKLUS I
Metode proyek
Penerapan metode daur ulang limbah
proyek dengan teknik organik
TINDAKAN penilaian presentasi dan
pembuatan poster
lingkungan SIKLUS II
Metode proyek
daur ulang limbah
anorganik
PRESTASI belajar
SISWA tinggi
KONDISI
(aspek kemampuan
AKHIR
kognitif, afektif dan
psikomotorik)

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian


Siti Purwatiningsih, Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X.1 43

produk kerajinan yang bermanfaat. Salah kelas (action research) yang dirancang
satu contoh, misalnya Stoples cantik dari melalui dua siklus tindakan. Prosedur untuk
kaleng bekas. Alat dan bahan yang setiap siklus adalah perencanaan
diperlukan adalah kaleng susu bekas yang (planning), pelaksanaan tindakan (action)
sudah dicuci bersih dan dilap hingga kering, pengamatan (observation) dan refleksi
Tisu servieten, kertas merang, lem kental, (reflecsion). Prosedur siklus penelitian
lem encer dan doubletape, pita lebar ¼ inci tindakan kelas ditunjukkan pada Gambar 2.
dan spon pengoles. Cara membuat: 1) olesi
permukaan kaleng dengan lem kental mulai
dari lis tengah ke arah bawah sambil PLANING (P)
bergerak ke kanan. Lem jangan terlalu tipis
ACTION (A)
agar tidak cepat kering, tetapi juga jangan
terlalu tebal karena gumpalan lem bisa OBSERVATION (O)
merobek kertas. 2). Tempel kertas merang
sedikit demi sedikit pada kaleng mulai dari REFLECTION (R)
lis tengah, pastikan kertas tidak miring.
Usap dan tekan perlahan kertas agar tidak Gambar 2. Desain Penelitian Tindakan
berkerut dan bergelembung. 3) kelupas tisu Kelas (classroom action research).
ambil lapisan atas yang bermotif. 4) dengan
spon pengoles, lapisi seluruh permukaan Penelitian Tindakan Kelas ini
kaleng dengan lem encer, lakukan perlahan dilaksanakan di SMA 2 Salatiga pada
agar tisu tidak robek. Setelah lem semester genap tahun pelajaran 2007/2008.
mengering pernis permukaan kaleng dengan Siklus I dilaksanakan mulai 7 Agustus
lem encer. 5) untuk tutup kaleng gunting s.d.30 Agustus 2008, sedangkan siklus II
kertas merang melingkar 2 cm lebih besar dilaksanakan mulai 30 Agustus s.d.22
dari permukaan kaleng, tempel dengan lem September 2008. Adapun tahapan – tahapan
kental. Gunting sekeliling kertas sisakan 0,5 yang dilalui dalam Penelitian Tindakan
cm. rekatkan lalu tempelkan tisu dengan kelas ini adalah sebagai berikut.
cara yang sama. 6). Tempel pita yang sudah
diberi doubletape. Stoples cantik siap diisi Siklus I
kue kering (Ch5H’s Weblog. 2008). Secara a) Perencanaan (Planning)
rinci kerangka pikir dalam penelitian ini Pada tahap perencanaan ini dilakukan
digambarkan pada Gambar 1. berbagai persiapan seperti (1) identifikasi
permasalahan (dokumentasi nilai Biologi
METODE siswa Kelas X Tahun pelajaran 2006/2007),
Subyek dalam penelitian tindakan data hasil observasi guru selama proses
kelas ini adalah prestasi belajar biologi, pembelajaran, dan data penilaian tugas
materi lingkungan, siswa kelas X.1 yang siswa. 2) menyusun jadual pelaksanaan
berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 22 penelitian, (3) menyusun instrumen
siswa putra dan 18 siswa putri. Dipilihnya penelitian yang meliputi lembar
kelas X.1 sebagai subyek penelitian karena wawancara, lembar observasi kolaborator,
hasil pengamatan guru tampak bahwa jurnal harian siswa dan kisi-kisi serta soal
selama proses pembelajaran, khususnya ulangan harian. (4) menyiapkan alat dan
dalam kegiatan diskusi, rata-rata siswa bahan penelitian seperti perlengkapan
kurang aktif dan tidak mampu memecahkan presentasi (5) menyusun perangkat
permasalahan yang diberikan. pembelajaran seperti program semester,
Desain penelitian yang dipilih dalam silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
penelitian ini adalah penelitian tindakan (RPP) serta menetapkan KKM
44 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009

b) Pelaksanaan (Action) Pengamatan terhadap proses


Pada tahap pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan kelas dilakukan oleh
dilakukan proses pembelajaran sesuai kolaborator, baik menggunakan instrumen
dengan desain tindakan yaitu penerapan observasi yang telah disediakan maupun
metode pembelajaran Proyek dengan secara langsung mencatat setiap kejadian
Penilaian presentasi dan pembuatan poster yang teramati selama proses pembelajaran.
lingkungan pada Standar Kompetensi (SK) Hasil observasi direkam dan
4, yaitu menganalisis hubungan antara didokumentasikan sebagai data penelitian.
komponen ekosistem, perubahan materi dan
energi serta peranan manusia dalam c) Refleksi (Reflection)
keseimbangan ekosistem, Kompetensi Pada akhir setiap siklus tindakan,
Dasar (KD) 4.3. yaitu menganalisis jenis- diadakan refleksi terhadap proses
jenis limbah dan KD 4.4. Membuat produk pembelajaran, berdasarkan data observasi ,
daur ulang limbah. Pembuatan produk daur data hasil wawancara dan data pada jurnal
ulang limbah dilakukan siswa di rumah harian siswa. Sedangkan data penilaian
melalui penugasan atau proyek, sedangkan siswa berasal dari nilai presentasi, nilai
penilaian presentasi dan penilaian poster lingkungan dan nilai ulangan harian
pembuatan poster lingkungan dilakukan di siswa. Dengan hasil refleksi ini peneliti
sekolah. Setelah semua siswa melakukan dapat melihat apakah tindakan yang
presentasi dan memasang poster dilakukan dalam penelitian ini dapat
lingkungan, pembelajaran dilanjutkan meningkatkan efektifitas proses
dengan pembahasan, dan penarikan pembelajaran yang secara berkelanjutan
kesimpulan yang dilakukan oleh guru akan meningkatkan pula prestasi belajar
bersama siswa. Secara lebih lengkap proses siswa.
pelaksanaan tindakan kelas ditunjukkan Secara lebih rinci, hasil refleksi
pada Gambar 3. meliputi sikap siswa dalam mengikuti

Siswa mengerjakan
tugas daur ulang limbah
organik di rumah.
Guru menjelaskan tugas
siswa berupa proyek
daur ulang limbah Pembahasan
Siswa membuat poster dan
lingkungan kesimpulan

Siswa
mempresentasikan
produk daur ulang
Guru melakukan limbah
penilaian presentasi dan
poster lingkungan
Siswa memasang
poster lingkungan

Gambar 3. Skema prosedur pelaksanaan tindakan Kelas Pengamatan (Observation)


Siti Purwatiningsih, Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X.1 45

proses pembelajaran, kompetensi guru c) Pengamatan (Observation)


dalam melaksanakan proses pembelajaran, Pengamatan terhadap proses
tanggapan siswa terhadap proses pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II ,
pembelajaran, efektifitas penggunaan dilakukan oleh kolaborator, baik
metode pembelajaran serta data penilaian , menggunakan instrumen observasi yang
khususnya pada mata pelajaran Biologi, telah disediakan maupun secara langsung
materi lingkungan. mencatat setiap kejadian yang teramati
selama proses pembelajaran. Hasil
Siklus II observasi direkam dan didokumentasikan
Tindakan pada siklus II sebagai data penelitian.
dilaksanakan berdasarkan temuan temuan
hasil refleksi siklus I. Karena karakteristik d) Refleksi (Reflection)
materi hampir sama, maka digunakan Pada akhir siklus II, diadakan refleksi
metode pembelajaran yang sama, dengan terhadap proses pembelajaran, berdasarkan
berbagai perbaikan. data observasi , data hasil wawancara dan
data pada jurnal harian siswa. Sedangkan
a) Perencanaan (Planning) data penilaian siswa berasal dari nilai
Berdasarkan temuan pada tindakan presentasi, nilai poster lingkungan dan nilai
siklus I, pada tahap perencanaan siklus II ulangan harian siswa. Dengan hasil refleksi
dilakukan berbagai persiapan seperti (1) ini peneliti dapat melihat apakah tindakan
identifikasi permasalahan yaitu mengatasi yang dilakukan dalam siklus II ini dapat
kekurangkompakan antar anggota mengatasi permasalahan yang ditemukan
kelompok baik dalam melakukan proyek selama pelaksanaan tindakan siklus I.
daur ulang limbah, maupun dalam
mempresentasikan proses daur ulang. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dengan demikian perencanaan tindakan Data untuk penelitian tindakan kelas
suklus II diawali dengan pembentukan ini berasal dari penilaian tes dan nontes.
kelompok baru berdasarkan masukan dari Penilaian tes berupa ulangan harian/tes
siswa , (2) menyusun instrumen penelitian teretulis untuk mengungkap kemampuan
berupa kisi-kisi serta soal ulangan harian. kognitif siswa, penilaian presentasi untuk
Sesuai materi siklus II (3) menyiapkan alat mengungkap kemampuan psikomotorik dan
dan bahan penelitian seperti perlengkapan penilaian poster lingkungan untuk
presentasi mengungkap kemampuan afektif. Penilaian
nontes berupa panduan wawancara,
b) Pelaksanaan (Action) panduan observasi, jurnal harian siswa
Berdasarkan temuan pada siklus I, untuk melihat perubahan perilaku siswa
diperoleh data bahwa nilai siswa untuk selama proses pembelajaran.
aspek psikomotorik masih belum maksimal. Secara lebih rinci, alat penilaian atau
Dari hasil wawancara diketahui bahwa instrumen dalam penelitian ini berupa:
siswa kurang menyukai pembuatan produk 1) Lembar observasi, yang diisi oleh
daur ulang yang dirasa kurang bermanfaat kolaborator untuk mengetahui kondisi,
bagi dirinya. Sebagai upaya perbaikan, sikap, respons dan tingkat aktifitas
maka pada tindakan siklus II pembuatan siswa dan guru selama proses
produk daur ulang limbah yang dilakukan pembelajaran
siswa dikhususkan pada limbah anorganik 2) Lembar wawancara. Lembar wawancara
untuk menghasilkan produk yang menarik digunakan oleh peneliti untuk
dan bermanfaat bagi siswa secara langsung. mengetahui tanggapan siswa tentang
pelaksanaan proses pembelajaran.
46 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009

3) Instrumen penilaian hasil belajar (Butir


soal ulangan harian) sebagai indikator
keberhasilan proses pembelajaran untuk
mengungkap kemampuan kognitif
siswa.
4) Intrumen penilaian presentasi siswa
untuk mengungkap kemampuan Tugas tepat w aktu sesuai indikator
psikomotorik siswa Tugas tidak tepat w aktu
5) Instrumen penilaian poster lingkungan Tugas tidak sesuai indikator
Tidak m engerjakan tugas
untuk mengungkap aspek afektif siswa
berupa pesan moral tentang kepedulian
terhadap lingkungan. Gambar 4. Grafik Tingkat Ketercapaian
6) Alat-alat dokumentasi, seperti kamera KKM Siswa (refleksi awal)
dan tape recorder, sebagai perekam
data-data penelitian yang dibutuhkan
Mencapai
Validitas Data KKM
Data proses pembelajaran diperoleh
melalui trianggulasi, yaitu melalui Belum
wawancara, observasi dan jurnal harian. mencapai
Sedangkan data hasil pembelajaran
KKM
diperoleh dari ulangan harian, prentasi dan
penilaian poster lingkungan. Gambar 5. Grafik Penilaian Tugas Siswa
Validitas data meliputi validitas isi (Refleksi awal)
dan validitas permukaan. Validitas isi
disesuaikan dengan silabus, kisi-kisi yang
dilakukan tindakan yang berupa penerapan
telah disesuaikan dengan kompleksitas
metode proyek dengan penilaian presentasi
materi serta besarnya nilai KKM,
dan poster dalam pembelajaran Biologi,
sedangkan validitas permukaan dilakukan
khususnya materi lingkungan. Refleksi
dengan cara diskusi bersama teman sejawat
awal meliputi data penilaian dari tahun
serta dikonsultasikan dengan pembimbing
sebelumnya (tahun 2006/2007) dan
PTK.
efektifitas proses pembelajaran pada
Kompetensi Dasar sebelumnya.
Analisis Data Setelah dilakukan pengolahan data
Data dianalisis secara kualitatif dan
diperoleh hasil refleksi awal sebagai
kuantitatif. Analisis kuantitatif dipakai
berikut. Data mengenai pelaksanaan proses
untuk menganalisis data berupa hasil
pembelajaran menggambarkan apersepsi
penilaian tes, yaitu dari hasil ulangan
yang diberikan guru di awal kegiatan
harian, hasil penilaian presentasi dan hasil
pembelajaran kurang mampu
penilaian pembuatan poster. Adapun
membangkitkan motivasi dan minat siswa
analisis kualitatif dipakai untuk
terhadap materi maupun kegiatan
menganalisis data berupa data nontes
pembelajaran. Meskipun sudah diawali
berdasarkan dari hasil wawancara,
dengan diskusi kelompok, namun diskusi
observasi dan jurnal harian
kelas berjalan kurang efektif. Respons
siswa terhadap proses diskusi rendah (siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN kurang memahami materi diskusi dan malu
Hasil malu dalam mengungkapkan pendapatnya).
Hasil refleksi awal diperoleh sebelum
Siswa tampak masih takut berinteraksi
Siti Purwatiningsih, Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X.1 47

dengan guru maupun dengan siswa lain. 25% siswa mengerjakan tugas dengan baik,
Nilai ulangan harian rendah (nilai 40% siswa tidak mengumpulkan tugas tepat
rata-rata 58). Hanya 45% siswa yang waktu, 30% siswa mengerjakan tugas tidak
mencapai KKM, sedangkan 55% siswa sesuai dengan indikator dan 5% siswa tidak
belum mencapai KKM. Tingkat mengerjakan tugas. Untuk lebih jelasnya
ketercapaian KKM ulangan harian siswa persentase nilai tugas siswa digambarkan
pada refleksi awal seperti digambarkan dengan grafik seperti pada Gambar 5.
pada Gambar 7. Nilai tugas siswa rendah, Dari data di atas dapat dijelaskan

Tabel 1. Nilai kognitif siswa (Nilai Ulangan Harian) hasil tindakan siklus I
Rata Persentase
Nilai
No Indikator rata ketercapaian
KKM
nilai KKM
1 Membedakan limbah organik dengan anorganik 73 67 85% siswa
mencapai
2 Menyebutkan 5 contoh limbah organik 74 70
KKM,
3 Menyebutkan mikroorganisme pengurai limbah organik 66 66 15% siswa
4 Menjelaskan dampak limbah organik bagi lingkungan 72 60 belum
mencapai
5 Menjelaskan cara pengolahan limbah organik 60 62 KKM
RATA-RATA 69 65

Tabel 2. Nilai Psikomotorik siswa (Nilai Presentasi produk) hasil tindakan siklus I
Rata Persentase
Nilai
No Indikator rata ketercapaian
KKM
nilai KKM
A. NILAI PRODUK DAUR ULANG LIMBAH

1 Menggunakan bahan dari limbah yang tidak bermanfaat 73 65


Bahan yang digunakan berupa bahan pencemar yang
2 74 65
berbahaya bagi lingkungan
3 Produk daur ulang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat 66 65
Keberhasilan proses daur ulang tinggi (sesuai rancangan
4 62 65
percobaan) 70% siswa
Proses daur ulang yang dilakukan tidak berpotensi merusak
5 66 65 mencapai
lingkungan KKM, 30%
siswa belum
B. NILAI PRESENTASI mencapai
1 Menyampaikan tujuan presentasi 63 65 KKM
Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dan rancangan
2 69 65
percobaan yang dibuat
Memperagakan proses daur ulang limbah sesuai cara kerja
3 62 65
dalam rancangan percobaan
Memberikan kesempatan kepada peserta presentasi untuk
4 61 65
mengemukakan pendapat
5 Menjawab pertanyaan dengan benar dan jelas 64 65
RATA-RATA 66 65
48 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009

Tabel 3. Nilai Afektif siswa (Nilai Poster lingkungan) hasil tindakan siklus I
Rata Persentase
Nilai
No Indikator rata ketercapaian
KKM
nilai KKM
Poster mengisyaratkan ajakan pada orang lain untuk peduli
1 66 60
lingkungan.
Gambar dan teks dalam poster, sopan dan tidak bertentangan 90% siswa
2 74 65
dengan etika. mencapai
Gambar dan teks dalam poster mendukung tema KKM, 10%
3 62 62
permasalahan atau ide yang hendak disampaikan siswa belum
Poster menggambarkan secara urut proses kerja yang telah mencapai
4 72 68
dilakukan KKM
5 Perpaduan warna dan tata letak (lay out) menarik 76 70
RATA-RATA 70 65

Tabel 4. Nilai kognitif siswa (Nilai Ulangan Harian) hasil tindakan siklus II
Rata Persentase
Nilai
No Indikator rata ketercapaian
KKM
nilai KKM
1 Membedakan limbah organik dengan anorganik 75 67 95 % siswa
2 Menyebutkan 5 contoh limbah organik 75 70 mencapai
KKM, 5%
3 Menyebutkan mikroorganisme pengurai limbah organik 73 66
siswa belum
4 Menjelaskan dampak limbah organik bagi lingkungan 73 60 mencapai
5 Menjelaskan cara pengolahan limbah organik 74 62 KKM
RATA-RATA 74 65
bahwa proses pembelajaran berjalan tidak tindakan siklus I dan siklus II dapat
efektif, respons siswa terhadap kegiatan digambarkan seperti pada Tabel 7. Tingkat
pembelajaran rendah, kemampuan siswa ketercapaian KKM siswa pada awal, setelah
baik nilai tugas maupun nilai ulangan siklus I dan setelah siklus II, digambarkan
harian rendah. pada Tabel 8.

Hasil Tindakan Siklus I & II Pembahasan


Hasil tindakan siklus I dan II berupa Data yang diperoleh dari hasil refleksi
data penilaian kemampuan kognitif siswa tindakan siklus I menunujukkan bahwa
yang diperoleh dari nilai ulangan harian, metode proyek berupa penugasan daur
data kemampuan psikomotorik siswa yang ulang limbah mampu meningkatkan
diperoleh dari penilaian presentasi produk prestasi belajar siswa di berbagai aspek
siswa serta data kemampuan afektif yang kemampuan, baik kognitif, psikomotorik
diperoleh dari penilaian poster lingkungan maupun afektif. Rata-rata nilai Kognitif
yang dibuat siswa. Secara rinci data meningkat dari 58 menjadi 66, yang berarti
tindakan siklus I dan II disajikan pada telah melampaui nilai KKM yang telah
Tabel 1 hingga Tabel 6. ditetapkan yaitu 65. Jenis penilaian
presentasi dan poster lingkungan yang
Perubahan Efektifitas Pembelajaran dan dipakai bersama dengan penerapan metode
Hasil Belajar Siswa proyek juga mampu mengungkap aspek
Perubahan antara kondisi awal, hasil kemampuan lain, yaitu kemampuan
Siti Purwatiningsih, Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X.1 49

Tabel 5. Nilai Psikomotorik siswa (Nilai Presentasi produk) hasil tindakan siklus II
Rata Persentase
Nilai
No Indikator rata Ketercapaian
KKM
Nilai KKM
A. NILAI PRODUK DAUR ULANG LIMBAH

1 Menggunakan bahan dari limbah yang tidak bermanfaat 80 65


Bahan yang digunakan berupa bahan pencemar yang
2 80 65
berbahaya bagi lingkungan
Produk daur ulang bermanfaat bagi kehidupan
3 85 65
masyarakat
Keberhasilan proses daur ulang tinggi (sesuai rancangan
4 80 65 90% siswa
percobaan)
Proses daur ulang yang dilakukan tidak berpotensi mencapai
5 75 65 KKM, 10%
merusak lingkungan
siswa belum
B. NILAI PRESENTASI mencapai
1 Menyampaikan tujuan presentasi 65 65 KKM
Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dan
2 69 65
rancangan percobaan yang dibuat
Memperagakan proses daur ulang limbah sesuai cara
3 70 65
kerja dalam rancangan percobaan
Memberikan kesempatan kepada peserta presentasi untuk
4 70 65
mengemukakan pendapat
5 Menjawab pertanyaan dengan benar dan jelas 75 65
RATA-RATA 74,9 65

Tabel 6. Nilai Afektif siswa (Nilai Poster lingkungan) hasil tindakan siklus II
Rata Persentase
Nilai
No Indikator rata ketercapaian
KKM
nilai KKM
Poster mengisyaratkan ajakan pada orang lain untuk peduli
1 78 60
lingkungan.
Gambar dan teks dalam poster, sopan dan tidak bertentangan 90% siswa
2 80 65
dengan etika. mencapai
Gambar dan teks dalam poster mendukung tema KKM, 10%
3 80 62
permasalahan atau ide yang hendak disampaikan siswa belum
Poster menggambarkan secara urut proses kerja yang telah mencapai
4 80 68
dilakukan KKM
5 Perpaduan warna dan tata letak (lay out) menarik 76 70
RATA-RATA 78,8 65

psikomotorik dan afektif siswa. Di kedua nilai psikomotorik yaitu 66. Tingkat
aspek kemampuan tersebut, rata-rata nilai ketercapaian KKM siswa secara
siswa juga telah melampaui nilai KKM keseluruhan juga meningkat dibandingkan
yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata paling refleksi awal, yaitu dari 45% menjadi 82%
tinggi tampak pada nilai afektif yaitu 70, siswa telah mencapai KKM. Ini berarti
sedangkan nilai paling rendah tampak pada tingkat ketercapaian KKM mendekati batas
50 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009

Tabel 7. Perubahan Nilai Rata-rata siswa Awal, Siklus I dan Siklus II


Nilai rata-rata
No Prestasi Belajar Siswa
Awal Siklus I Siklus II
1 Aspek kognitif 58 69 74
2 Aspek psikomotorik 0 66 74,9
3 Aspek Afektif 0 70 78,8

Tabel 8. Persentase tingkat ketercapaian KKM Awal, Siklus I dan Siklus II


Persentase Ketercapaian
No Aspek Pengamatan Batas Tuntas KKM Klasikal
Awal Siklus I Siklus II
1 KKM siswa 45% 82% 92% 85%

ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar dengan siswa terungkap bahwa siswa
85% sangat senang dengan pembuatan poster
Hasil wawancara dengan siswa lingkungan, karena selain mampu
terungkap bahwa kurang maksimalnya nilai menyampaikan pesan moral, mereka juga
siswa di aspek psikomotorik disebabkan dapat berkreasi untuk menampilkan poster
karena penugasan daur ulang limbah yang menarik sesuai dengan jiwa remaja
organik (pembuatan pelet sampah pasar, mereka. Antusiasme siswa dalam berkreasi
jerami amoniasi dan kompos kulit kopi) inilah yang secara berkelanjutan mampu
yang dilakukan siswa dirasakan kurang meningkatkan motivasi siswa dan
bermanfaat bagi kehidupannya secara selanjutnya meningkatkan prestasi
langsung, meskipun hasil daur ulang belajarnya.
bermanfaat bagi masyarakat di lingkungan Refleksi siklus I menjadi perhatian
siswa. Hasil observasi oleh kolaborator dan fokus perbaikan utama dari
menunjukkan proses pembelajaran berjalan pelaksanaan tindakan siklus II. Hasil
efektif sesuai dengan Rencana Pelaksanaan tindakan siklus II berupa data penilaian
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. prestasi belajar siswa, baik aspek kognitif,
Proses kegiatan belajar mengajar berjalan psikomotorik dan afektif, setelah dilakukan
cukup aktif dan antusiasme siswa cukup tindakan siklus II berupa penerapan metode
tinggi. Jurnal harian yang dibuat guru proyek dengan penugasan daur ulang
berdasarkan hasil pengamatan selama limbah anorganik. Perbedaan dengan
proses prenilaian presentasi ditemukan tindakan siklus I pada jenis tugas, yaitu dari
fakta adanya kekurangkompakan antar limbah organik dilanjutkan dengan limbah
anggota kelompok. Beberapa siswa kurang anorganik. Hal ini sesuai dengan hasil
berpartisipasi aktif dalam kegiatan refleksi siklus I, dimana terungkap dari
presentasi. Tampak pula dalam poster hasil wawancara bahwa produk daur ulang
lingkungan yang dibuat siswa, bahwa limbah organik dirasakan kurang
pembagian tugas dan kerjasama antar siswa memberikan manfaat secara langsung bagi
kurang optimal. siswa. Tugas daur ulang limbah anorganik
Nilai paling tinggi yaitu nilai afektif berupa pengolahan limbah kaleng, plastik
sebesar 70% menunjukkan bahwa siswa atau kertas menjadi berbagai produk
telah mampu menyampaikan pesan moral kerajinan seperti tempat pensil, tas sekolah,
tentang kepedulian terhadap lingkungan stoples cantik dan sebagainya. Sebagai
kepada masyarakat, khususnya di upaya perbaikan tindakan siklus I,
lingkungan sekolah. Hasil wawancara dilakukan perubahan anggota kelompok
Siti Purwatiningsih, Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X.1 51

tugas siswa, untuk meningkatkan adalah, guru yang sebelumnya hanya


kekompakan kelompok sehingga kerjasama mampu mengungkap aspek kemampuan
antar anggota kelompok bisa lebih optimal. kognitif siswa, setelah dilakukan tindakan
Data yang diperoleh dari hasil refleksi berupa penerapan metode proyek berupa
tindakan siklus II menunjukkan bahwa daur ulang limbah dengan penilaian
metode proyek berupa penugasan daur presentasi dan poster lingkungan, kini guru
ulang limbah khususnya limbah anorganik, telah mampu mengungkap aspek
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kemampuan psikomotorik serta aspek
di berbagai aspek kemampuan, baik afektif siswa.
kognitif, psikomotorik maupun afektif. Adapun antara siklus I dan siklus II
Dibandingkan tindakan siklus I, Rata-rata terlihat terjadi peningkatan prestasi belajar
nilai Kognitif meningkat dari 69 menjadi 74 siswa dari semua aspek kemampuan siswa.
atau 7,24%. Aspek kemampuan Perubahan nyata yang tampak antara
psikomotorik meningkat dari 66 menjadi kondisi awal, setelah tindakan siklus I dan
74,9, atau terjadi peningkatan sebesar tindakan siklus II adalah peningkatan
13,48%. Sedangkan aspek afektif ketercapaian KKM. Dari 58% pada kondisi
meningkat dari 70 menjadi 78,8, atau awal, menjadi 82% setelah tindakan siklus I
terjadi peningkatan sebesar 12,57%. dan menjadi 92% setelah dilakukan
Peningkatan nilai tertinggi tampak pada tindakan siklus II.
nilai aspek psikomotorik yaitu sebesar
13,48%. Hal ini sesuai dengan hasil hasil SIMPULAN DAN SARAN
wawancara dengan siswa bahwa produk Simpulan
daur ulang yang dihasilkan dirasakan lebih Dari hasil pembahasan tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa, sehingga siswa ditarik simpulan sebagai berikut.
merasa bangga dengan hasil karyanya. 1) Penerapan metode proyek berupa
Kebanggaan ini akan meningkatkan penugasan daur ulang limbah dalam
motivasinya dan secara berkelanjutan pembelajaran materi lingkungan dapat
meningkatkan minat belajarnya. meningkatkan prestasi belajar siswa,
Perubahan kelompok yang dilakukan baik aspek kemampuan kognitif, afektif
guru sebagai tindak lanjut refleksi tindakan maupun psikomotorik.
siklus I, ternyata efektif meningkatkan 2) Penerapan metode proyek daur ulang
kekompakan dan kerjasama siswa, sehingga limbah dalam pembelajaran materi
nilai presentasi mereka meningkat. Poster lingkungan, mampu merubah sikap dan
lingkungan yang dibuat siswa juga perilaku siswa ke arah yang positip
menunjukkan peningkatan kerjasama dan dalam proses pembelajaran
pembagian tugas antar anggota kelompok,
yang secara berkelanjutan meningkatkan Saran
kemampuan afektifnya. 1) Dalam pengajaran biologi, hendaknya
Hasil refleksi secara keseluruhan guru mengintegrasikan bahan ajar
antara kondisi awal sebelum dilakukan dengan permasalahan yang ada di
tindakan hingga setelah dilakukan tindakan, lingkungan sekitar siswa
baik siklus I maupun siklus II menunjukkan 2) Dalam pengajaran Biologi, hendaknya
peningkatan prestasi belajar siswa, baik dari guru memilih metode mengajar yang
aspek kognitif, psikomotorik dengan dapat meningkatkan sikap positif siswa
afektif. Antara kondisi awal sebelum terhadap lingkungan
tindakan menuju setelah tindakan siklus I, 3) Dalam pengajaran biologi hendaknya
terjadi peningkatan nilai kognitif. Lebih guru menggunakan berbagai teknik
penting dari peningkatan nilai kognitif penilaian selain test, sehingga dapat
52 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009

mengungkap berbagai aspek Fisika dengan Metode Presentasi


kompetensi yang dimiliki siswa. Siswa Kelas Imersi SMP 1 Magelang
Tahun Pembelajaran 2008/2009.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004. Penerapan Konsep Zero Sholahudin, Arif. 2003. Pemberdayaan
Waste Dalam Pengolahan Sampah mata pelajaran IPA . Jakarta: Pusat
Perkotaan. Informasi Pendidikan Indonesia
http://www.geocities.com/persampah Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1990.
an/0-waste.doc Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Dikdasmen. 2003. Model Sistem Baru
Penyampaian Kurikulum. Jakarta: Supriyanto. 2006. Pembelajaran berbasis
Depdiknas. proyek (Project Based learning)
Marpaung. 2001. Teknik Komunikasi dan untuk meningkatkan Academic skill
Presentasi yang efektif. Jakarta: siswa MI Miftahul Ulum 02 Jember.
Lembaga Administrasi Negara Jakarta
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Wibowo, Mungin Edy. 2004. Building
Bandung: PT Citra Aditya Bakti Creative Teaching & Learning.
Nuroso, Harto. 2006. Upaya Meningkatkan Yogjakarta: Ash-Shaff
Kemampuan Pemahaman Konsep

Anda mungkin juga menyukai