OLEH :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena hanya berkat rahmat dan karunia-Nya, dan maha suci Engkau
yang telah memberi kemudahan dalam menyusun makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah “Etika Hukum dan Profesi” sehingga makalah ini dapat saya
selesaikan dengan baik.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah menuntun kami dari jalan yang penuh kegelapan ke
jalan yang penuh dengan cahaya yaitu Agama Islam. Akhirnya saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh sekali dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran yang mampu membangkitkan jiwa penulis, sangat diharapkan. Mudah-
mudahan makalah ini mampu memberi manfaat serta menunjang ilmu
pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi para generasi yang akan datang.
Serta senantiasa mendapat ridho-Nya. Amin.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan...........................................................................................................5
C. Manfaat.........................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6
A. Pelayanan Kesehatan.....................................................................................6
3
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan di Laboratorium Medik......11
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
Oleh karena itu mutu pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan
bermutu agar dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat,
teliti, benar, dapat dipercaya dan memuaskan pengguna jasa. Dalam
penatalaksanaan penyakit secara umum kita mengenal proses penanganan
pasien yang diawali dengan : anamnesa pasien dan pemeriksaan fisik. Dalam
kasus ringan mungkin dokter atau pengguna jasa lain dapat segera menentukan
diagnosa sehingga langsung dapat memberikan terapi. Namun pada kasus-
kasus yang lebih serius, pemeriksaan laboratorium menjadi sangat dibutuhkan
dalam penentuan diagnosa, prediksi, terapi dan pemantauan suatu penyakit.
Maka sebagai konsekuensi, hasil pemeriksaan laboratorium yang
berkualitas/bermutu sangat diperlukan oleh dokter atau pengguna jasa lainnya
agar diagnosa dapat ditegakkan dan terapi yang diberikan menjadi lebih tepat
dan efisien. Pemberian pelayanan Laboratorium Kesehatan di masyarakat dapat
kita jumpai dalam bentuk pelayanan terintegrasi dengan pelayananan kesehatan
lainnya (misalnya ; laboratorium di rumah sakit dan puskesmas), dan dalam
bentuk pelayanan tersendiri atau mandiri (Balai laboratorium kesehatan, Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan & Laboratorium Kesehatan Swasta/LKS).
B. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan tentang pelayanan kesehatan terutama di
bidang laboratorium
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi pelayanan Kesehatan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan kesehatan di bidang
laboratorium
C. Manfaat
1. Menambah wawasan pengetahuan
2. Meningkatkan rasa peduli tentang pentingnya pelayanan kesehatan
terutama di bidang laboratorium
D. Dasar Hukum/Perundang-
Undangan tentang Kesehatan
6
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H
Ayat (1): Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
3. Pasal 34 ayat (3) UUD 1945 berbunyi: "Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang
layak."
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Kesehatan
Pengertian Pelayanan Kesehatan
Definisi pelayanan kesehatan yaitu suatu konsep yang dipakai dalam
pemberian layanan kesehatan terhadap masyarakat. Pelayanan kesehatan juga
diartikan sebagai konsep yang diterapkan untuk memberikan layanan dengan
jangka waktu lama dan terus dilakukan kepada publik dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan menurut Depkes RI adalah upaya untuk
menyelenggarakan perorangan atau bersama-sama dalam organisasi untuk
mencegah dan meningkatkan kesehatan, memelihara serta menyembuhkan
penyakit dan juga memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga
dan ataupun publik masyarakat.
Pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekijo Notoatmojo adalah sebuah
bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
7
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan)
memiliki sasaran yaitu publik dan masyarakat.
8
5. Bidan
6. Petugas kesehatan lingkungan
B. Pelayanan Kesehatan di
Bidang Laboratorium
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan dan pengobatan pasien.
Laboratorium klinik tidak hanya berfungsi membantu penetapan diagnosa
dan penatalaksanaan penderita, tetapi juga dapat berfungsi sebagai sarana
untuk memastikan diagnosa. oleh karena itu laboratorium di rumah
sakit menempati kedudukan sentral. Kedudukan yang penting itu,
maka tanggung jawab laboratorium makin lama makin bertambah besar,
baik tanggung jawab profesional (profesional responsibilities), tanggung
jawab teknis (technical responsibilities) maupun tanggung jawab
pengelolaan (management responsibilities).
Pelayanan yang cepat, tepat dan cermat hanya dapat terwujud apabila
laboratorium didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan
berfungsi dengan baik, serta didukung oleh petugas yang profesional,
pengelola maupun pelaksana yang terdidik dan sadar akan tanggung
jawabnya
Pelayanan laboratorium adalah hasil yang ditimbulkan oleh
kegiatan pada titik temu antara pihak laboratorium dan pasien oleh
berbagai kegiatan internal laboratorium, dalam hal ini laboratorium
melakukan pelayanan material mencakup pra analitik, analitik, pasca analitik
dan pelayanan pribadi mencakup interaksi pihak laboratorium dengan
pasien, merupakan kerja secara kualitas dan kuantitas seorang petugas
laboratorium dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya yaitu penampilan fisik
(tangibility), kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan
keamanan (assurance), dan sikap peduli (empati ).
9
Laboratorium Kesehatan adalah unit kerja yang mempunyai
fungsi dan tugas pelayanan laboratorium kesehatan secara
menyeluruh meliputi bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi,
Immunoserologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi Anatomi
(Histologi, Sitologi), Biologi dan Fisika.
C. Jenis-Jenis Pelayanan
Kesehatan di Laboratorium Medik
1. Pemeriksaan Air Bersih & Air Minum
1) Pemeriksaan bakteriologi
2) Pemeriksaan kimia lingkungan
2. Pemeriksaan makanan & minuman
1) Pemeriksaan bakteriologi
2) Identifikasi kuman
3. Pemeriksaan Bahan Tambahan Makanan (BTM)
4. Pemeriksaan Higiene dan sanitasi lingkungan di fasilitas kesehatan dan
fasilitas umum lainnya
5. Pemeriksaan klinik
1) Pemeriksaan klinis penunjang diagnosa penyakit
2) Rujukan Uji Silang (RUS) tingkat I untuk Pemeriksaan BTA
3) Pemeriksaan klinik untuk penyakit penyakit yang potensial wabah
10
9. Pemeriksaan higiene sanitasi lingkungan di faskes (kualitas air,
ruangan, lantai dan dinding)
11
Kompetensi yang harus dimiliki oleh Ahli Tenaga Laboratorium Medik
(ATLM) di laboratorium kesehatan
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli
Teknologi Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai
berikut:
1. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fugnsinya di laboratorium Kesehatan.
2. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas
pokok dan fungsinya di laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya.
3. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional
pelayanan laboratorium, yaitu:
a. Keterampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien
(bila diperlukan), labeling, penanganan pengawetan, fiksasi
pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman specimen.
b. Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium metode
pengujian dan pemakaian alat dengan benar.
c. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi, dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang
dilakukan.
d. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk
pengujian specimen.
4. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium.
5. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu.
6. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
uji laboratorium.
E. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kegiatan di Laboratorium Medik
1. Tata Ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan
baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung
sampai pada pelaksanaan pembangunan.
2. Alat yang berfungsi dan terkalibrasi
12
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi
setiap petugas laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan
peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-
benar dalam kondisi:
1) siap untuk dipakai (ready for use)
2) bersih
3) berfungsi dengan baik
4) terkalibrasi
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk
pengoperasian. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan.
Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat
tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan laboratorium
sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai
digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula.
Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover). Alat-alat yang tidak
ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak
alat.
3. Infrastruktur Laboratorium
Infrastruktur laboratorium ini meliputi:
1) Sarana Utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi
laboratorium dan sarana lain, termasuk pintu utama, pintu darurat,
jenis meja kerja/pelataran, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai,
jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis
pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat
penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis
timbangan dan instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan
sebagainya.
2) Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan enerji listrik, gas, air, alat
komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam
kebakaran, hidran dsb.
13
4. Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada
di laboratorium, yang antara lain terdiri atas:
1) Inventarisasi peralatan laboratorium
2) Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat
yang dipinjam/dikembalikan
3) Surat masuk dan surat keluar
4) Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan
praktikum/ penelitian
5) Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan
sebagainya
6) Daftar inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku,
lemari dsb.)
7) Sistem evaluasi dan pelaporan
5. Organsasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan,
serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut.
Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah
Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung jawab terhadap
semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap
seluruh peralatan yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di
bawah Kepala Laboratorium juga harus sepenuhnya bertanggung jawab
terhadap semua pekerjaan yang dibebankan padanya. Untuk
mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan diperlukan teknisi
yang memadai.
6. Keterampilan SDM
Pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga
laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui
pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan
(workshop) maupun magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan
juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen, baik di dalam
laboratorium maupun antar laboratorium.
14
7. Penanganan Masalah Umum
1) Mencampur zat-zat kimia
Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika
belum tahu segera tanyakan pada orang yang kompeten.
2) Zat-zat baru atau kurang diketahui
Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum
menggunakan zat-zat kimia baru atau yang kurang diketahui.
Semua zat-zat kimia dapat menimbulkan resiko yang tidak
dikehendaki.
3) Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum membuang material-material yang berbahaya harus
diketahui resiko yang mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa
cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Jika tidak tahu
tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air
buangan dari laboratorium. Sebaiknya harus ada bak penampung
khusus, jangan dibuang begitu saja karena air buangan
mengandung bahan berbahaya yang menimbulkan pencemaran. Air
buangan harus di”treatment”, antara lain dengan cara netralisasi
sebelum dibuang ke lingkungan.
4) Tumpahan
Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan
dengan CaC03 atau soda abu, dan untuk basa dengan air dan
dinetralisir dengan asam encer. Setelah itu dipel dan pastikan kain
pel bebas dari asam atau alkali. Tumpahan minyak, harus ditaburi
dengan pasir, kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang
terbuat dari logam dan ditutup rapat.
8. Jenis-Jenis Pekerjaan
Berbagai pekerjaan laboratorium seperti praktek, penelitian, dan layanan
umum, harus didiskusikan sebelumnya dengan Kepala Laboratorium.
Setelah itu dilanjutkan dengan cara pelaksanaannya. Pemahaman jenis
pekerjaan di laboratorium diperlukan untuk:
15
1) Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik,
gas dan alat-alat laboratorium.
2) Meningkatkan efisiensi biaya (operasional cost).
3) Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, baik dari pengguna
maupun pengelola laboratorium
4) Meningkatkan kualitas dan ketrampilan pengelola laboratorium
dan laboran.
5) Baik pengelola laboratorium dan laboran/teknisi harus dapat
bekerja sama dengan baik sebagai satu Team-Work.
6) Meningkatkan pendapatan (income) dari laboratorium yang
bersangkutan.
16
2. Risiko Proses
a. Protokol waktu tunggu yang tidak layak, yang menyebabkan
keterlambatan proses dan membawa dampak yang membahayakan
b. Proses triage yang tidak memadai sehingga menyebabkan penanganan
yang keliru/perawatan yang terlambat
c. Tidak adanya pedoman proses klinis
d. Tidak adanya protokol keluar/masuk rumah sakit
3. Risiko Kepatuhan
a. Kelalaian dalam mematuhi batasan pengendalian obat
b. Kelalaian dalam mematuhi peraturan limbah medis
c. Kelalaian dalam mendokumentasikan persetujuan pasien
d. Kelalaian dalam memenuhi batasan standar kualitas
e. Pelanggaran kesehatan dan keselamatan
f. Kelalaian dalam menyimpan catatan perawatan peralatan
4. Risiko Teknologi
5. Risiko Organisasi
17
b. Tidak adanya kebijakan pengamanan
c. Tidak adanya pemeriksaan kredensial/Sumber Daya Manusia
d. Tidak adanya pedoman praktik injeksi dan transfusi darah
yang aman
e. Tidak adanya pedoman untuk menghormati pilihan budaya
dan agama pasien dalam perawatan medis
18
3. Regionalisasi rujukan melalui penguatan sistem rujukan baik di tingkat
Kabupaten, Regional, maupun Nasional. Sejak jaminan kesehatan nasional
(JKN) dilaksanakan mulai awal 2014, kebutuhan penataan sistem rujukan
semakin dibutuhkan. Di era JKN, mekanisme rujukan penting untuk
menjamin mutu pelayanan dan efisiensi pembiayaan.
4. Penguatan peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan
Provinsi melalui sosialisasi advokasi dan capacity building.
5. Penguatan dukungan bagi penguatan pelayanan kesehatan dari lintas
sektor, baik itu berupa regulasi, infrastruktur, maupun pendanaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laboratorium Kesehatan merupakan salah satu sarana kesehatan yang
diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap kebutuhan
individu dan masyarakat dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010
yang berperan sebagai pendukung maupun penegak dari sebuah diagnosis
penyakit dalam upaya peningkatan kesehatan yang optimal.
Pelayanan kesehatan menurut Depkes RI adalah upaya untuk
menyelenggarakan perorangan atau bersama-sama dalam organisasi untuk
mencegah dan meningkatkan kesehatan, memelihara serta menyembuhkan
penyakit dan juga memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga
dan ataupun publik masyarakat.
B. Saran
19
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Selain
itu, diharapkan bahwa makalah ini dapat menambah pemahaman bagi
pembaca sehingga pelayanan kesehatan dapat berkembang semakin baik
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://dinkes.karanganyarkab.go.id/?p=5276
https://www.motherandbaby.co.id/article/2018/4/15/9770/Ini-
Dia-Masalah-Pelayanan-Kesehatan-di-Indonesia
https://www.chubb.com/id-id/articles/5-jenis-risiko-yang-
dihadapi-penyedia-layanan-kesehatan-di-asia.html
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/08/pengertian-
pelayanan-kesehatan-tujuan-jenis-jenis-terlengkap.html
20