NIM : 20184323033
TINGKAT/SEMS : III/V
Tujuan :
Prinsip :
Sampel diwarnai dengan pewarnaan ziehl neelsen kemudian amati menggunakan mikroskop
untuk mendapatkan ciri spesifik dari Mycobacterium kusta/lepra
Dasar Teori :
Mycobakterium Kusta adalah suatu bakteri batang bewarna merah jambu (pink)
ukuran panjang 1 – 8 mic, lebar 0,2 – 0,5 mic kebanyakan berkelompok ada juga tersebar
satu-satu, hidup dlm sel & bersifat tahan asam ( BTA)
Penyakit Kusta adalah penyakit infeksi yang berlangsung dalam waktu lama. Penyakit
ini menyerang saraf tepi, kulit, dan saluran pernapasan bagian atas. Kusta yang juga dikenal
dengan nama lepra atau penyakit Hansen, dapat menjalar ke organ lain, kecuali susunan saraf
pusat.
Gejala kusta pada awalnya tidak tampak jelas. Bahkan, pada beberapa kasus gejala
kusta baru bisa terlihat setelah bakteri kusta berkembang biak dalam tubuh penderita selama
20–30 tahun. Beberapa gejala kusta yang dapat dirasakan penderitanya adalah:
Jika kusta menyerang sistem saraf, maka kehilangan sensasi rasa termasuk rasa sakit
bisa terjadi. Hal ini bisa menyebabkan luka atau cedera yang terdapat di tangan atau kaki
tidak dirasakan oleh penderitanya, akibatnya bisa muncul gejala hilangnya jari tangan atau
jari kaki.
Intermediate leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar berwarna pucat atau lebih
cerah dari warna kulit sekitarnya yang kadang sembuh dengan sendirinya
Tuberculoid leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar yang kadang berukuran
besar, mati rasa, dan disertai dengan pembesaran saraf
Borderline tuberculoid leprosy, ditandai dengan munculnya lesi yang berukuran lebih
kecil dan lebih banyak dari tuberculoid leprosy
Mid-borderline leprosy, ditandai dengan banyak lesi kemerahan, yang tersebar secara
acak dan asimetris, mati rasa, serta pembengkakan kelenjar getah bening setempat
Borderline lepromatous leprosy, ditandai dengan lesi yang berjumlah banyak bisa
berbentuk datar, benjolan, nodul, dan terkadang mati rasa
Untuk mendiagnosis kusta atau lepra, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan,
kemudian memeriksa kulit pasien. Dokter akan memeriksa apakah ada lesi di kulit sebagai
gejala kusta atau tidak. Lesi lepra pada kulit biasanya berwarna pucat atau merah
(hipopigmentasi) dan mati rasa.
Untuk memastikan apakah pasien menderita lepra, dokter akan mengambil sampel
kulit dengan cara dikerok (skin smear). Sampel kulit ini kemudian akan dianalisis di
laboratorium untuk mengecek keberadaan bakteri Mycobacterium leprae.
Paucibacillary, yaitu terdapat lesi kulit meskipun hasil tes kerokan kulit (smear)
negatif
Multibacillary, yaitu terdapat lesi kulit dengan hasil tes kerokan kulit (smear) positif
Jika lepra yang diderita sudah cukup parah, kemungkinan dokter akan melakukan tes
pendukung untuk memeriksa apakah bakteri Mycobacterium leprae sudah menyebar ke
organ lain atau belum. Contoh pemeriksaannya adalah:
Tes kreatinin
Biopsi saraf
Persiapan Alat :
kaca objek
ose bulat
lampu spiritus
mikroskop
pipet tetes
penjepit
Persiapan Bahan :
a. Sampel
kerokan kulit
selaput lendir hidung
biopsi kulit kuping telinga
biopsi kulit atau saraf yg tebal.
b. Pewarnaan Ziehl Neelsen.
karbol fuchsin
asam alcohol
methylene blue
c. Biakan tidak ada (kecuali dgn jaringan hidup)
Pengambilan Sampel :
Pembuatan Reagensia :
Pewarnaan ziehl-Neeisen
a. Ziehl Neeisen A
Timbang karbol fuchsin
Masukan kedalam beaker glass
Larutkan dengan aquadest,aduk
Masukan kedalam botol diberi label.
b. Ziehl Neeisen B
Pipet HCL pekat 30 ml
Pipet alcohol 70% 100 ml
Gabung keduanya kemudian homogenkan
Masukan kedalam tabung diberi label.
c. Ziehl Neeisen C
Prosedur Kerja :
Hasil :
Indeks Bakteri
Pembahasan :
Daftar Pustaka :
https://www.alodokter.com/kusta
https://www.academia.edu/33015011/LAPORAN_KASUS_MORBUS_HANSEN_L
EPRA_KUSTA
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/TI21_Penyakit-Kusta-
Q.pdf
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/lepra/diagnosis
Modul praktikum bakteriologi 3