Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN SINDROM NEFROTIK

(Diajukan untuk memenuhi tugas keperawatan medical bedah )

Dosen pembimbing

Ns. Briefman Tampupolon, M.Kep

Disusun oleh:

Irvan Fauzi Maulana

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Sindrom nefrotik adalah merupakan manifestasi klinik dari glomerulonephritis (GN)


ditandai dengan gejala edema, proteinuria massif >3,5/hari, hypoalbuminemia <3,5
g/dl, lipiduria dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal. (sudoyo Aru)

B. ETIOLOGI

Penyebab sindrom nefrotik dibagi menjadi dua yaitu:


1. Primer ,berkaitan dengan penyakit ginjal, seperti berikut ini :
a. glomerulo nefritis
b. nefrotik sindrom perubahan minimal
2. Sekunder , akibat infeksi , penggunaan obat dan penyakit sistemik lain , seperti :
a. diabetes militus
b. sistema lupus eritematosus
c. amyloidosis

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Edema
2. Oliguria
3. Tekanan darah normal
4. Proteinuria sedang sampai berat
5. Hipoproteinuria dengan rasio albumin: globulin terbalik
6. Hiperkolesterolemia
7. Ureum/ kreatinin darah normal atau meninggi
D. PATOFISIOLOGI

Kondisi dari sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma protein terutama


albumin ke dalam urin , meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin,
namun organ ini tidak mampu untuk terus mempertahankannya jika albumin terus
menerus hilang melalui ginjal sehingga terjadi hipoalbuminemia.
Terjadi tekanan onkotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan yang
berpindah dari sistem vaskular kedalam ruang cairan ekstraseluler penurunan
sirkulasi volume darah mengaktifkan sistem renin- angiotensin menyebabkan
retensi natrium dan edema lebih lanjut Manifestasi dari hilangnya protein dalam
serum akan menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan terjadi peningkatan
konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).
Sindrom nefrotik dapat terjadi di hampir setiap penyakit renal intrinsik atau
sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini
dianggap menyerang anak anak , namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang
dewasa termasuk lansia. Penyebab sindrom nefrotik mencakup glomerulonefritis
kronis ,diabetes melitus , disertai glomerulosklerosis interkapiler amiloidosis ginjal
,penyakit lupus erythematosus sistemik , dan trombosis vena renal.
Respon perubahan patologis pada glomerulus secara fungsional akan
memberikan berbagai macam masalah keperawatan pada pasien yang mengalamai
glomerulus progresif cepat.

E. PATHWAY
GlomerulonefritisPENUNJANG
F. PEMERIKSAAN kronis, diabetes mellitus disertai gloerulosklerosis
interkapiler, amyloidosis ginjal, penyakit lupus erythematosus
sistemik,
1. Pemeriksaan elektrolit dan trobosis
, kreatinin venakreatinin,
, bersihan renal tes dipstick urine
2. USG saluran ginjal
3. Immunoglobulin (elektroforesis protein) ,glukosa
Gangguan Penurunan Hilangnya
4. Biopsy ginjal ( untuk mengetahui penyebab proteinuria )
permeabilitas tekanan protein dalam
selektif kapiler osmotik serum
G. PENATALAKSANAAN
glomerulus dan Produksi albumin
filtrasi dalam darah
1. Penatalaksanaan Medistidak Sintesis
glomerulus seimbang dengan Aktivasi SRAA
lipoprotein atau
di
meningkatPengobatan sindrom nefrotik hanya bersipat simtomatik, untuk mengurangi
kehilangan
hati
menghilangkan proteinuria
albumin yang dan memperbaiki keadaan hipoalbuminemia,
mencegah dankeluar Perpindahan
dari komplikasi, yaitu
mengatasi :
Protein dan glomerulus cairan dari system Peningkatan
albumin bocora. Istirahat sampai edema tinggal sedikit. Batasan
vaskuler ke ruang asupan atrium sampai
konsentrasi
melalui kurang lebih 1 gram/hari. Diet protein 2 cairansampai 3 gram/kgbb/hari.
lemak dalam
glomerulus darah
b. Bila edema tidak berkurang dengan ekstraseluler
pembatasan ggaram, dapat digunakan
diuretik, biasanya furosemid 1 mg/kgBB/hari. Bila edema refrakter, dapat
proteinuria hipoalbuminemia Edema hiperlipidemia
digunakan hididroklortiazid (25-50 mg/hari). Selama pengobatan diuretik
perlu dipantau kemungkinan hipokalemi, alkalosis metabolik dan
kehilanggan cairan intravaskuler berat.
Sindrom Nefrotik
c. Dengan anttibiotik bila ada infeksi
d. Diuretikum
e. Kortikosteroid, dll. Respon sistemik
Respon edema

-Edema disekitar mata - Mual, muntah, anoreksia


2. Penatalaksanaan Keperawatan - Malaise
(periorbital), pada area
Pasien
ekstermitas sindroma
(sacrum, tumit,nefrotk perlu dirawat di- Rumah Sakit, karena memerlukan
Sakitkepala
dan tangan, dan pengobatan yang khusus. Masalahumum
dan pada
pengawasan - Keletihan pasien yang perlu
abdomen (asites) - Respon psikologis
diperhatikan adalah edema yang berat (anasarka), diet, resiko
komplikasi, pengawasan mengenai pengobatan atau gangguan rasa aman dan
Kelebihan
nyaman, dan kuragnya pengetahuan orag tua mengenai penyakit pasien.
volume cairan Gangguan
Pasien sindroma nefrotik dengan anasarka
Ketidak perlu istirahat
seimbangan di tempat tidur,
kecemasan
ADL
nutrisiberat
karena dengan keadaan edema yang kurang dari
menyebabkan pasien kehilangan
kebutuhan
kemampuan untuk bergerak. Selama edema masih berat, semua keperluan
harus ditolong di atas tempat tidur.
a. Baringkan pasien setenggah duduk karena adanya cairan di rongga torax
akan menyebabkan sesak nafas.
b. Berikan alas bantal pada keduakakinya sampai pada tumit (bantal di
letakkan memanjang karenajika bantal melintang, maka ujung kaki akan
lebih rendah dan akan menyebabkan edema hebat).
c. Bila pasien seorang anak laki-laki, berikan ganjal di baawah skrotum
untuk mencegah pembengkakan skrotum karena tergantung (pecah dan
menjadi penyebab kematian pasien).
Untuk mengetahui berkurangnya edema pasien, perlu ditimbang setiap hari,
diukur lingkar perut pasien. Selain itu perawatan pasien dengan sindroma
nefrotik, perlu dilakukan pencatatan masukan dan pengeluaran cairan selama
24 jam. Diberikan diet redah protein, yaitu 1,2 sampai 2,0 gram/kgBB/hari dan
cukup kalori yaitu 35 kal/kgBB/hari, serta rendah garam (1 gram/hari). Bentuk
makanan di sesuaikan dengan keadaan pasien, bisa makanan biasa atau lunak.

H. KOMPLIKASI

1. Malnutrisi
2. Infeksi
3. Gangguan koagulasi
4. Gagal ginjal akut

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Rongent dada bisa menunjukan adanya cairan yang berlebihan


2. USG ginjal dan CT scan ginjal atau IVP menunjukan pengkisutan ginjal.
3. Biopsi ginjal bisa menunjukan salah satu bentuk glomerulo nefritis kronis atau
pembentukan jaringan parut yang tidak spesifik pada glomeruli. (betz 2002).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas klien yang harus diketahui perawat meliputi nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang di pakai,
ststus pendidikan, dan pekerjaan klien atau asuransi kesehatan.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering di keluhkan wajah atau kaki pada pengkajian
riwayat sekarang perawat menanyakan hal berikut.
a. Kaji Berapa lama keluhan adanya perubahan urin output
b. kaji onset keluhan bengkak pada wajah atau kaki apakah disertai dengan
adanya keluhan.pusing dan cepat lelah
c. kaji adanya anoreksia pada klien.
d. kaji adanya sakit kepala dan malaise.
e. Riwayat kesehatatan sekarang
3. riwayat kesehatan dahulu
perawat perlu mengkaji apakah klien pernah menderita penyakit edema , apakah
ada dirawat dengan penyakit diabetes melitus dan penyakit hipertensi pada masa
sebelumnya, penting dikaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu
dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat dan dokumentasikan pada
pengkajian psikososiokultural, adanya kelemahan fisik, wajah ,dan kaki yang
bengkak dan memberikan dampak rasa cemas dan koping yang maladaptif pada
klien.
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Pemeriksaan fisik
Keadaan klien lemah dan terlihat sakit berat dengan tingkat kesadaran biasanya
compos metis. Pada TTV sering tidak didapatkan adanya perubahan.
a. B1 (breathing) biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas dan
jalan nafas walau secara frekuensi mengalami peningkatan terutama pada
fase akut . Pada fase lanjut sering didapatkan adanya gangguan pola nafas
dan jalan nafas yang merupakan respon terhadap edema pulmoner dan efusi
pleura.
b. B2 (Blood ) sering ditemukan penurunan curah jantung respon skunder dari
peningkatan beban volume
c. B3 (Brain) didapatkan edema wajah terutama periorbital, sklera tidak
ikterik , status neurologis mengalami perubahan sesuai dengan tingkat
parahnya azotemia pada sistem saraf pusat.
d. B4 (Bladder) perubahan pada urin output seperti warna urin berwarna cola.
e. B5 (Bowel) didapatkan adanya mual dan muntah anoreksia sehingga sering
didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan
f. B6 (Bone) didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek skunder
dari edema tungkai dan keletihan fisik secara umum.

J. Pengkajian diagnostik

Urinalisis didapatkan hematuria secara mikroskopik , proteinuria, terutama


albumin, keadaan ini juga terjadi akibat meningkatnya permeabilitas membran
glomerulus.
K. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


Tanda mayor : Ekstravaksi cairan kelebihan volume
Ds : - cairan
Do : Penumpukan cairan
ke ruang intestinum
1. Edema anasarka dan atau
edema perifer
2. Berat badan mningkat Edema
dalam waktu singkat
3. Refleks hepatojugular Kelebihan volume
cairan
positif
Tanda minor
Ds : -
Do :
1. Distensi vena jugularis
2. Suara nafas tambahan
3. Hepatomegali
4. Kadar Hb/ Ht turun
5. Oliguria
6. Intake lebih banyak dari
output

Tanda mayor Volume intravaskuler ketidak seimbangan nutrisi


Ds : - kurang dari kebutuhan
Do : tubuh
1. Berat badan ADH
menurun minimal
10% dibawah
rentang ideal Asites

Tanada minor
Ds : Tekanan abdomen
1. Cepat kenyang meningkat
setelah makan
2. Kram/ nyeri
abdomen Mendesak rongga lambung
3. Nafsu makan
menurun
Do :
1. Bising usus Anoreksia
hiperaktif
2. Otot pengunyah
lemah membrane Gangguan pemenuhan
mukosa pucat nutrisi
3. Sariawan
4. Serum albumin
turun ketidak seimbangan nutrisi
5. Rambut rontok kurang dari kebutuhan
berlebih tubuh
6. diare

Tanda mayor Metabolism anaerob Gangguan aktivity daily


Ds : living
1. Mengeluh lelah
Do :
1. Frekuensi jantung Produksi asam laktat
meningkat >20%
dari kondisi
istirahat
Menumpuk diotot
Tanda minor
Ds :
1. Dipsnea saat/
setelah aktivitas Kelemahan, keletihan,
2. Merasa tidak mudah capek
nyaman setelah
beraktivitas
3. Merasa lelah Intoleransi aktivitas
Do :
1. Tekanan darah
berubah >20% dari
kondisi istirahat
2. Gambaran EKG
menunjukan
aritmia saat?
Setelah aktivitas
3. sianosis

Tanda mayor Ekstravaksi cairan Gangguan citra


Ds : tubuh
1. mengungkapkan
kecacatan/ kehilangan Penumpukan cairan ke
bagian tubuh ruang intestinum
Do :
1. kehilangan bagian tubuh
2. fungsi/ struktur tubuh Edema
berubah/ hilang
Tanda minor Mata
Ds :
1. Tidak mau
mengungkapkan
kecacatan/ kehilangan Pembengkakan pada
bagian tubuh periorbital
2. Mengungkapkan
perasaan negative
tentang perubahan tubuh Gangguan citra tubuh
3. Mengungkapkan ke
khawatiran pada
penolakan /reaksi orang
lain
4. Mengungkapkan
perubahan gaya hidup
Do :
1. Menyembunyikan/
menunjukan bagian
tubuh secara berlebihan
2. Menghindari melihat
dan / menyentuh bagian
tubuh
3. Focus berlebihan pada
perubahan tubuuh
4. Focus pada penampilan
dan kekuatan masa lalu
5. Hubungan social
berubah

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. kelebihan volume cairan b.d penurunan volume urine retensi cairan dan natrium.
2. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang
tidak adekuat efek sekunder dan anoreksia , mual muntah.
3. Gangguan aktivity daily living (ADL) b.d edema ekstermitas kelemahan fisik
secara umum.
4. Gangguan citra tubuh b.d perubahan bentuk tubuh
M. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


kelebihan Setelah dilakukan Observasi Observasi
volume asuhan 1. Kaji adanya 1. Kecurigaan gagal
cairan b.d keperawatan edema kongesti/ kelebihan
penurunan selama 1x 24 jam ekstermitas volume cairan
volume urine tidak terjadi 2. Istirahatkan/ tirah 2. Menjaga klien dalam
retensi cairan kelebihan volume baring klien pada keadaan tirah baring
dan natrium. cairan sistemik saat edema selama beberapa hari
dengan 3. Kaji tekanan guna mengurangi edema
Kriteria hasil : darah 3. Untuk mengetahui
- Penurunan 4. Ukur intake dan peningkatan jumlah
keluhan output cairan yang dapat
sesak 5. Timbang BB diketahui dengan
napas, Terapeutik meningkatkan beban kerja
edema 1.Berikan oksigen jantung yang dapat
ekstermita tambahan dengan diketahui dari
s kanula nasal/ masker meningkatnya TD
berkurang sesuai dengan 4. Penurunan curah jantung,
- Produksi indikasi mengakibatkan gngguan
urine >600 2. Berikan diet tanpa perfusi ginjal , retensi
ml/hr garam natrium dan penurunan
3.Berikan diet tinggi urine output
protein tinggi kalori 5. Penurunan berat badan
Kolaborasi menunjukan gangguan
1. Kolaborasi dengan keseimbangan cairan
dokter untuk Terapeutik
pemberian obat 1. Meningkatkan sediaan
diuretik oksigen untuk
kebutuhan miokard
untuk melawan efek
hipoksia
2. Natrium meningkatkn
retensi cairan
danmeningkatkan volume
plasma
3. Diet rendah protein untuk
menurunkan insufisiensi
renal dan retensi nitrogen
yang akan meningkatkan
BUN. Diet tinggi kalori
untuk cadangan energy
Kolaborasi
1.Diuretic bertujuan untuk
menurunkan volume plasma
dan menurunkan rentensi
cairan dijaringan sehingga
menurunkan risiko terjadi
edema paru

ketidak Setelah dilakukan Observasi Observasi


seimbangan asuhan keperawatan 1.Kaji adanya alergi 1.Mengurangi factor
nutrisi kurang selama 1x 24 jam makanan resiko gangguan
dari kebutuhan diharapkan Kolaborasi nutrisi
tubuh b.d intake ketidakseimbangan 1.Kolaborasi dengan Kolaborasi
nutrisi yang tidak nutrisi kurang dari ahli gizi untuk 1.Agar nutrisi pasien
adekuat efek kebutuhan tubuh tidak menentukan jumlah tercukupi dan asupan
sekunder dan terjadi dengan kalori dan nutrisi yang gizi terpenuhi
anoreksia , mual Kriteria hasil : di butuhkan pasien Edukasi
muntah. - Adanya Edukasi 1.membantu
peningkatan 1.Anjurkan pasien pembentukan sel darah
berat badan untuk meningkatkan merah dalam absorbs
sesuai dengan intake makanan
tujuan 2.Anjurkan pasien 2.Untuk membantu
- Bb ideal sesuai untuk meningkatkan dalam
dengan TB protein dan vitamin mengidentifikasi
- Mampu Terapeutik malnutrisi protein
mengidntifikas 1.Berikan informasi Terapeutik
i kebutuhan tentang kebutuhan 1.Untuk membantu
nutrisi nutrisi pasien agar lebih
- Tidak ada 2.Monitor jumlah meningkatkan nafsu
tanda nutrisi dan kalori makan
malnutrisi 2.Mencapai kebutuhan
- Menunjukan nutrisi tubuh yang

fungsi sesuai

pengecapan
dari menelan
- Tidak terjadi
penurunan BB

Gangguan aktivity Setelah dilakukan Terapeutik Terapeutik


daily living (ADL) asuhan keperawatan 1.Bantu klien untuk 1.Menentukan
b.d edema selama 1x 24 jam mengidentifikasi aktivitas yang dapat
ekstermitas diharapkan aktivitas yang dilakukan pasien
kelemahan fisik Gangguan aktivity mampu dilakukan yang disesuaikan
secara umum. daily living (ADL) 2.Bantu untuk tingkat
teratasi mendapatkan alat kelemahannya
Kriteria hasil : bantu aktivitas 2.Untuk
- Mampu seperti kursi roda, memudahkan dalam
melakukan krek melakukan aktivitas
aktifitas 3.Bantu untuk 3.Pemenuhan
sehari-hari mengidentifikasi aktifitas dapat
secara aktifitas yang terpenuhi sesuai
mandiri disukai dengan keinginan
- Tanda-tanda 4.Bantu klien untuk 4.Kebutuhan
vital normal membuat jadwal aktifitas lebih
latihan diwaktu teratur dan
luang terorganisir
5.Bantu pasien 5.Agar klien tetap
untuk bersemangat dan
mengembangkan mempermudah
motivasi diri pemulihan

Gangguan citra Setelah dilakukan Observasi Observasi


tubuh b.d asuhan keperawatan 1.Kaji secara verbal 1.Untuk mengetahui
perubahan bentuk selama 1x 24 jam dan non verbal respon sejauh mana respon
tubuh diharapkan : klien terhadap klien terhadap
tubuhnya tubuhnya sehingga
- Mampu Edukasi dapat dilakukan
mengidentifikasi 1.Jelaskan tentang tindakan
kekuatapersonal pengobatan,perawata keperawatan
- Mendispkripsikan n, kemajuan dan Edukasi
secara factual prognosis penyakit 1.Agar klien
perubahan fungsi Terapeutik mengetahui tindakan
tubuh 1.Dorong klien keperawatan yang
- Mempertahankan mengungkapkan akan dilakukan
interaksi sosial perasaannya selanjutnya
2.Fasilitasi kontak Terapeutik
dengan individu lain 1.Klien
dalam kelompok membutuhkan
kecil pengalaman di
dengarkan dan
dipahami
2.Membantu
meningkatkan
penerimaan diri dan
sosialisasi
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, S.Kep.,Ns., dan hardi kusuma S.Kep., Ns 2015. Aplikasi asuhan
keperawatan berdasarkan diagnose medis NANDA NIC NOC Edisi revisi jilid
3 .yogyakarta : MediAction

Anda mungkin juga menyukai