Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

DAN PERUSAHAAN DAGANG

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pengantar Akuntansi 1

Pada Program Studi Ekonomi Semester 1 Prodi Manajemen STIE YAPI Bone

Oleh :

ILHAM SYAHRUNI
NIM: 2201082021

Dosen Pengajar

Nurkurniana S.Pd M.Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE ) YAPI
BONE
2020
Kata Pengantar
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur seraya penyusun
panjatkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehinnga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi
dalam perusahaan dagang dan perusahaan jasa”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengantar Akuntansi. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan
tentang definisi perusahaan dagang dan perusahaan jasa, perbedaan antara kedua
perusahaan tersebut dan lain sebagainya yang akan dijelaskan dalam makalah ini.
Penyusun berterima kasih kepada Ibu Nurkurniana S.Pd M.Pd selaku dosen
mata kuliah Pengantar Akuntansi yang telah memberikan arahan serta
bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung
maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini.Seperti pepatah mengatakan
“Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun
sendiri. Oleh karena itu,penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna di masa yang akan datang.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Judul…………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar………………………………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………………………......... iii
BAB I Pendahuluan………………………………………………….…… …. . 1
1. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
2. Ruang Lingkup Masalah…………………………………………………. 1
3. Tujuan……………………………………………………………………. 1
BAB II Pembahasan……………………………………………..…………..... 2
1. Pengertian Perusahaan …………………………………………………. 2
a. Pengertian Perusahaan Dagang…………………………….………… 2
b. Pengertian Perusahaan Jasa………………………….……………….. 4
2.   Ciri-Ciri Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa………..……………. 5
3.   Proses Akuntansi dalam Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa…….. 5
4.   Perbedaan Pencatatan antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa… 10
BAB III Penutup………………………………………………………………. 17
1.   Kesimpulan………………………………………………………………. 17
2. Saran……………………………………………………………………… 17
Daftar Pustaka……………………………………………..…………………… 18

1
BAB I
PENDAHULUA
N
A.    Latar Belakang

Pada saat ini, di Indonesia telah banyak dibangun perusahaan-perusahaan yang


bergerak diberbagai bidang baik perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun
perusahaan manufaktur. Produk-produk yang dihasilkan oleh setiap
perusahaanpun bermacam-macam, untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam
hal akuntansi, pada masing-masing jenis perusahaan memiliki perbedaan.
Makalah ini akan membahas tentang perusahaan dagang dan perusahaan jasa, baik
dari segi proses akuntansi dan juga dari segi pencatatan pada masing-masing
perusahaan.
Penulis berharap, dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah
pengetahuan pembaca umumnya dan penulis khusunya mengenai perusahaan
dagang dan perusahaan jasa.
    B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari perusahaan dagang dan perusahaan jasa?
2.      Apa sajakah ciri-ciri dari perusahaan dagang dan perusahaan jasa?
3.      Bagaimana akuntasi dalam perusahaan dagang dan perusahaan jasa?
4.      Apa sajakah perbedaan pencatatan antara perusahaan dagang dan perusahaan
jasa?
C. Tujuan
1.      Untuk Mengetahui definisi dari perusahaan dagang dan perusahaan jasa?
2.      Untuk Memahami sajakah ciri-ciri dari perusahaan dagang dan perusahaan
jasa?
3.      Untuk memahami akuntasi dalam perusahaan dagang dan perusahaan jasa?
4.      Untuk mengetahuia Apa sajakah perbedaan pencatatan antara perusahaan
dagang dan perusahaan jasa?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Perusahaan


1) Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bentuk transaksinya yaitu
membeli barang atau produk dan menjual kembali produk tersebut tanpa
mengolah atau mengubah sifat produk bersangkutan. Seandainya melakukan
pengolahan, hal tersebut terbatas pada pengemasan kembali, pemberian label,
membungkus, memperkecil unit penjualan (misalnya pengecer gula pasir). Barang
yang diperdagangkan dapat berupa hasil bumi atau produk hasil pengolahan
(manufactured product). Secara umum dapat disebutkan kegiatan-kegiatan yag
dilakukan oleh perusahaan dagang sebagai berikut :
 ü  Pembelian (buying) : membeli berbagai macam produk dari berbagai
pelosok.
 ü  Pemasaran (selling) : mempromosi produk tersebut ke pembeli atau
konsumen yang potensial.
 ü  Assorting : menyediakan berbagai macam produk untuk memenuhi
berbagai kebutuhan dan selera konsumen atau pembeli potensial.
 ü  Pendanaan (financing) : menyediakan fasilitas kredit untuk konsumen
potensial agar dapat mendorong terjadinya transaksi.
 ü  Penyimpanan (storage) : menyediakan dan melindungi produk untuk
melayani konsumen secara lebih baik dan professional.
 ü  Penyortiran (sorting) : membeli barang atau produk secara borongan
kemudian memilih da memecah menjadi unit yang diinginkan oleh konsumen.
 ü  Penyeleksian kualitas (grading) : membeli barang secara borongan kemudian
menyeleksi kualitas dan membungkus serta memberi label sesuai kualitas.
 ü  Transportasi : memindahkan barang secara fisik dari produsen ke konsumen
akhir.
 ü  Penyediaan informasi pasar : menyampaikan informasi pasar yang
diperlukan oleh pembuat produk.
 ü  Penanggungan risiko : menyerap risiko usaha khususnya yang berkaitan
dengan penyimpanan dan keusangan barang.

2) Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan
berbagai pelayanan yang memberi kenyamanan atau kenikamatan kepada
masyarakat yang memerlukannya. Walaupun dalam menyediakan jasa diperlukan
barang berwujud fisik, pemakai fasilitas fisik tidak membayar untuk barang fisik
tersebut tetapi untuk jasa yang diberikan oleh barang fisik tersebut. Perusahaan
jasa dapat bergerak dalam bidang usaha jasa berikut :
 ü  Komunikasi : misalnya perusahaan telepon, stasiun televise swasta, wartel.
 ü  Hiburan : misalnya bioskop, pusat bilyard, taman hiburan, kebun binatang.
 ü  Tempat tinggal : misalnya hotel, motel, asrama, dan guest house.
 ü  Keahlian perorangan : misalnya salon kecantikan, penatu, penjahit, studio
foto.
 ü  Pertanggungjawaban : misalnya perusahaan asuransi
 ü  Reparasi dan pemeliharaan : misalnya bengkel mobil, cuci mobil, cleaning
service.
 ü  Hidangan : misalnya restoran dan catering service. Perusahaan ini termasuk
perusahaan jasa karena yang sebenarnya dijual adalah kemudahan dan
kenyamanan dan buka makanannya itu sendiri.
 ü  Transportasi : misalnya perusahaan bis, perusahaan angkutan dan taksi.
 ü  Persewaan : misalnya persewaan gedung pertemuan, system suara, pakaian
upacara adat, alat-alat berat, gedung perkantotan, gudang, pusat pertokoan.
 ü  Profesi : misalnya kator akuntan, klinik bersalin, biro perencana, kantor
pengacara.
 ü  Pelayanan khusus : misalnya biro penyelenggara seminar, agen biro tenaga
kerja.
 ü  Pelatihan dan keterampilan : misalnya kursus mengetik, kursus stir mobil.
 ü  Keuangan dan pendanaan : misalnya bank dan perusahaan pembelisewaan
atau sewa guna usaha (leasing company).
B. Ciri-Ciri Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa
1.  Ciri-ciri perusahaan dagang

1)  Melakukan transaksi pembelian barng dagang, baik secara tunai maupun
kredit.
2)  Melakukan pembayaran utang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai
transaksi dalam aktivitas perusahaan.
3)  Menerima pembayaran piutang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai
transaksi dalam aktivitas perusahaan.
4)  Melakukan penyimpanan barang dagang selama belum dijual dan diserahkan
kepada pembeli.
2.  Ciri-ciri perusahaan jasa
1)      Ketidakberwujudan (intangibility) : jasa tidak dalam bentuk fisik sehingga
tidak dapat disimpan dan harus segera dikonsumsi pada saat diperoleh.
2)      Ketidakterpisahkan (inseparability) : konsumen tidak terlibat dalam jasa
tersebut tetapi jasa diberikan dalam hal tertentu seperti acara televisi.
3)      Keanekaragaman (heterogeneity) : jenis dan kualitas layanan berbeda-beda.
4)      Keterlenyapan (perishability) : manfaat pada jasa akan habis denga cepat
sehingga konsumsi jasa akan dilakukan konsumen secara berulang.
C. Proses Akuntansi dalam Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa
1. Perusahaan Dagang
Siklus operasi pada perusahaan dagang adalah sebagai berikut :
1)      Dimulai ketika perusahaan membeli barang dagangan dari penjual.
2)      Perusahaan menjual persediaan barangnya kepada konsumen.
3)      Akhirnya perusahaan menerima kas dari konsumen.
Proses akuntansi perusahaan dagang :
A.   SistemPersediaan
Sistem persediaan barang perusahaan jasa terdiri dari dua macam :
·         Sistem Persediaan Perpetual
Dalam sistem persediaan perpetual, perusahaan menyelenggarakan
pencatatan yang detil atas biaya perolehan persediaan barang dagangan yang
dibeli maupun dijual. Pencatatan yang berlangsung terus menerus (perpetually)
ini menunjukkan persediaan yang seharusnya ada untuk setiap jenis persediaan.
Dengan kata lain, dengan system ini persediaan secara terus menerus
dimutahirkan (updated). Istem ini diyakini dapat menciptakan pengawasan yang
lebih baik atas persediaan.
·         Sistem Persediaan Periodik
Dalam suatu system persediaan periodic, perusahaan tidak
menyelenggarakan pencatatan detil atas persediaan yang dimilikinya sepanjag
periode. Penentuan beban perolehan barang yang terjual hanya dilakukan pada
setiap akhir periode. Itulah sebabnya system ini disebut system periodik. Pada
akhir periode, perusahaa melakukan perhitungan fisik persediaan yang ada
dalam persediaan (yang belum terjual) untuk menentukan besarnya biaya
perolehan persediaan yang ada pada akhir tahun (persediaan akhir).
B.  Pembelian Barang Dagangan
Mencatat harga beli barang dagangan yang dibeli selama satu periode
(sama dengan harga bersih). Akun persediaan (sebuah akun asset), digunakan
hanya untuk mencatat pembelian persediaan barang dagangan, yaitu barang yang
dibeli sebuah perusahaan dagang untuk dijual kembali kepada para konsumen.
C.  Potongan Pembelian
Potongan pembelian adalah suatu potongan yang ditawarkan sebuah
perusahaan kepada konsumennya jika pembayaran dilakukan lebih cepat.
D.  Retur dan Pengurangan Harga Pembelian
Perusahaan pemasok pada umumnya memberi kesempatan pembeli
untuk mengembalikan barang yang telah dibelinya karena barang rusak. Hal
seperti itu disebut retur pembelian. Dalam hal tertentu, pemasok menawarkan
kepada pembeli untuk tidak mengembalikan barang yang tidak sesuai dengan
pesanan tersebut, tetapi pemasok memberi pengurangan harga dari jumlah yang
tercantum dalam faktur. Hal semacam itu disebut pengurangan harga pembelian.
Bila situasi di atas terjadi, maka pembeli akan mencatat kedua hal tersebut yang
akan mengurangi biaya perolehan persediaan dalam pembukusn si pembeli.
E.   Biaya Pengangkutan
Dalam transaksi perdagangan barang, pengangkutan barang dari tempat
penjual ke tempat pembeli kerap kali harus dilakukan dengan alat transportasi
tertentu. Bermacam-macam alat transportasi tersedia untuk disewa. Siapa yang
berkewajiban menanggung biaya transportasi, tergantung dengan kesepakatan di
antara penjual dan pembeli yang biasanya dituangkan dalam suatu perjanjian
penjualan. Pihak pengangkut akan mengajukan tagihan biaya angkut kepada
penjual atau pembeli tergantung pada isi perjanjian tersebut.
Ketentuan pengankutan bias berupa FUB shipping point atau FOB
Destination. FOB adalah singkatan dari free ono board. Syarat FOB shipping
point adalah bahwa penjual menanggung pengangkuan dan menyerahkan barang
kepada pihak pengangkut dan pembeli dibebaskan dari beban yang timbul
hingga tempat pihak pengangkut. Selanjutnya beban angkutan dari tempat
pengangkut ke tempat pembeli menjadi tanggungan si pembeli.
Sebaliknya dalam syarat FOB destination, penjual mengantarkan barang ke
tempat pembeli dengan biaya transportasi yang sepenuhnya menjadi tanggungan
si penjual.
F.   Penjualan Barang Dagangan
Aktivita utama sebuah perusahaan dagang adalah melakukan pembelian
dan penjualan barang dagangan. Setelah selesai melakuka pembelian seperti
dilukiskan di atas, tahap berikutnya adalah perusahaan melakukan penjualan
barang dagangan. Perusahaan mencatat pendapatan penjualan seperti halnya
perusahaan jasa, yaitu ketika pendapatan sudah diperoleh, sesuai dengan prinsip
pengakuan pendapat. Biasanya perusahaan memperoleh pendapatan pada saat
barang ditransfer dari penjual kepada pembeli. Pada saat itu transaksi penjualan
telah selesai dan harga jual telah ditetapkan.
Penjualan dapat dilakukan secara tunai atau secara kredit. Setiap
transaksi penjualan harus didukung dengan transaksi tertulis. Apabila penjualan
dilakukan secara tunai, maka catatan pada kertas yang diproses oleh Register
Kas (cash register tapes) meruapakan bukti bahwa penjualan tunai telah terjadi.
Bila penjualan dilakukan secara kredit, lembar asli faktur dikirimkan kepada
pembeli, sedangkan tembusannya disimpan oleh penjual sebagai dasar untuk
melakukan pencatatan transaksi di bagian akuntansi.
Jumlah penghasilan yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang
dagangan disebut pendapatan penjualan. Setiap transaksi penjualan
menimbulkan beban karena perusahaan harus menyerahkan barang milinya
kepada pembeli. Beban ini disebut beban pokok penjualan, yaitu harga
perolehan persediaan barang dagangan yang dijual kepada konsumen.
G. Potongan Penjualan dan Retur & Pengurangan Harga
Di atas telah dibahas, bahwa retur pembelian dan pengurangan harga
pembelian mengurangi biaya perolehan barang yang dibeli (persediaan). Hal
yang sama juga berlaku bila terjadi retur penjualan dan pengurangan harga serta
potongan penjualan, maka jedua hal tersebut akan mengurangi pendapatan
bersih dari penjualan. Akun retur dan & pengurangan harga penjualan dan akun
potongan penjualan merupakan akun kontra (pengurang) terhadap pendapatan
penjualan. Akun retur & pengurangan harga dan akun potongan penjualan
memiliki saldo normal debit (berlawanan dengan akun penjualan yang bersaldo
normal kredit).
Biasanya perusahaan menyelenggarakan akun tersendiri untuk potongan
penjualan da akun tersendiri pula untuk retur & pengurangan harga penjualan,
sehingga mudah diketahui besarnya masing-masing. Pendapatan penjualan
bersihditetapkansebagai
berikut : Pendapatan Penjualan Bersih = Pendapatan Penjualan Potongan
Penjualan Retur & Pengurangan Harga Penjualan.
·         Retur Penjualan
·         Pengurangan Harga Penjualan
·        PotonganPenjualan
H.  Pendapatan Penjualan, Beban Pokok Penjualan dan Laba Kotor
Penjualan bersih, beban pokok penjualan, dan laba kotor adalah tiga
elemen yang menentukan profitabilitas. Pendapatan penjualan bersih dikurangi
dengan beban pokok penjualan disebut laba kotor. Laba kotor dan laba bersih
merupakan parameter keberhasilan perusahaan. Suatu tingkat laba kotor yang
cukup tinggi diperlukan bagi sebuah perusahaan.
2. Perusahaan Jasa
Tahap pertama adalah tahap pengidentifikasian yaitu mengidentifikasi
transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan.
Selanjutnya tahap kedua adalah tahap pencatatan yaitu mencatat semua bukti-
bukti transaksi yang telah dianalisis ke dalam jurnal umum. Setelah selesai, tahap
berikutnya adalah tahap penggolongan yaitu menggolongkan dan memposting
pos-pos jurnal ke akun masing-masing dalam buku besar untuk menghitung
jumlah/nilai dari tiap-tiap jenis akun.
Pada akhir periode, memasuki tahap pengikhtisaran, saldo akun-akun
dalam buku besar disusun dalam suatu daftar yang disebut neraca saldo guna
memeriksa keseimbangan antara jumlah saldo debet dan saldo kredit akun-akun
buku besar. Neraca saldo ini juga mengawali penyusunan neraca lajur. Saldo-
saldo akun yang desusun dalam neraca saldo tadi masih bersifat sementara, karena
belum menunjukkan saldo yang sesungguhnya. Agar saldo menunjukkan saldo
yang sesungguhnya, maka perlu penyesuaian dengan berdasar pada informasi
pada akhir periode. Dengan penyesuaian ini akan memberikan gambaran jumlah
pendapatan dan beban selama satu periode dan saldo harta dan hutang yang
sesungguhnya pada akhir periode.
Berdasarkan neraca saldo dan penyesuaian itu, diselesaikanlah neraca lajur yang
merupakan konsep untuk membantu mempermudah penyusunan laporan
keuangan. Neraca lajur ini memuat lajur: Neraca saldo, Penyesuaian, Ikhtisar
Rugi Laba dan Neraca.
Lajur ikhtisar rugi laba diisi dari neraca saldo disesuaikan, khusus akun
nominal atau akun pendapatan dan beban. Setelah itu, lajur debet dan kredit
dijumlahkan. Jika debet lebih besar daripada jumlah kredit, maka selisihnya
disebut saldo rugi, dan sebaliknya. Saldo rugi bersifat mengurangi modal
sedangkan saldo laba akan menambah modal. Dalam lajur neraca diisi dari angka
neraca saldo disesuaikan, khusus akun harta, utang dan modal. Apabila lajur debet
dan kredit dijumlahkan dan ditambah pindahan saldo rugi/ laba, maka jumlah
debet dan kredit kolom neraca sama. Akun pendapatan, beban dan prive
merupakan akun nominal atau sementara, sehingga harus dipindahkan kea kun
modal melalui ikhtisar rugi laba ke dalam jurnal penutup, sehingga akun yang
bersifat sementara tadi akan bersaldo nol. Setelah itu, untuk memeriksa
keseimbangan jumlah saldo debet dan kredit akun-akun buku besar setelah
penutupan, maka disusunlah neraca saldo setelah penutupan yang berisi akun-
akun riil saja (harta, utang dan modal ).
Tahap akhir dari proses akuntansi adalah tahap pelaporan, yaitu
menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan Rugi Laba, laporan
Perubahan modal dan Laporan Neraca, yang diambil berdasarkan neraca lajur.
Pada awal periode perlu diperiksa akun-akun yang tidak disusun secara proses
akuntansi berlangsung, tetapi muncul pada saat penyesuaian. Untuk menjaga
konsistensi tekhnik pembukuan dan menghindari kemungkinan kesalahan, maka
akun-akun ini perlu dihapuskan dan menghidupkan kembali akun yang dipakai
dalam proses pencatatan. Proses ini dicatat dalam jurnal pembalik dengan cara
mencatat balik penyesuaiannya.

4. Perbedaan Pencatatan antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan jasa

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang


Secara umum bentuk siklus akuntansi perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pencatatan
    1.1 Transaksi/Bukti transaksi
    1.2 Mencatat transaksi ke dalam:
          - Jurnal Umum
Adalah jurnal yang dapat digunakan untuk mencatat
          - Jurnal Khusu
1) Jurnal penerimaan kas
Jurnal Penerimaan kas adalah jurnal yang disediakan khusus untuk
mencatat transaksi penerimaan kas. Penerimaan kas pada sebuah perusahaan
dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :
·         Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai
Penerimaan kas dari penjualan biasanya ditangani oleh kasir dengan
menggunakan peralatan kas register. Data dalam kas register dijumlahkan
setiap hari, dan jumlahnya dicatat dengan mendebet akun kas dan mengkredit
akun penjualan.
·         Penerimaan Kas Dari Debitur
·         Penerimaan Kas Lain-Lain
Sebagian besar kas adalah berasal dari penjualan tunai dan penerimaan
pembayaran dari debitur. Akan tetapi walaupun tidak sering terjadi, terdapat
sejumlah penerimaan kas yang berasal dari sumber lain, seperti misalnya
penerimaan kas yang timbul karena perusahaan meminjam uang dari bank,
atau dari hasil penjualan asset yag sudah tidak digunakan. Oleh karena itu
dalam jurnal penerimaan kas perlu disediakan kolom khusus untuk mencatat
penerimaan-penerimaan kas yang jarang terjadi, yang diberi judul lain-lain.
Dalam kolom ini dicatat penerimaan dari berbagai sumber, selain penerimaan
yang berasal dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari debitur. Kolom
referensi dalam jurnal penerimaan kas digunakan untukbmenunjukkan kode
akun yang dikredit di buku besar dari kolom lain-lain.

  2) Jurnal pengeluaran kas


Adalah jurnal yang khusus disediakan untuk mencatat transaksi-
transaksi pengeluaran kas. Pengeluaran kas yang sering terjadi pada perusahaan
dagang pada umumnya berupa pengeluaran untuk membayar utang usaha. Oleh
karena itu salah satu kolom debet yang harus disediakan adalah kolom utang
usaha. Bersamaan dengan pembayaran utang usaha biasanya perusahaan juga
mendapat potongan pembelian yang juga harus disediakan kolom khusus untuk
mencatatnya. Untuk mencatat pengeluaran kas yang jarang terjadi, pada sisi
debet perlu disediakan kolom yang disebut kolom lain-lain. Pembukuan ke
dalam buku besat dilakukan setiap akhir bulan namun sebelumnya semua kolom
rupiah harus dijumlahkan terlebih dahulu. Sedangkan pembukuan ke dalam buku
pembantu utang dilakukan secara harian. Segera setelah suatu ayat dibukukan ke
buku pembantu utang, pada kolom penunjuk pembukuan (PP) dicantumkan
tanda v, sebagai petunjuk bahwa ayat jurnal tersebut dibukukan ke buku
pembantu.
 3) Jurnal pembelian
Adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat pembelian
secara kredit. Jurnal pembelian yang sederhana hanya memiliki satu kolom
jumlah rupiah. Akan tetapi jurnal pembelia dapat juga dirancang untuk mencatat
pembelian perlengkapan (tidak hanya pembelia barang dagangan). Jurnal
semacam ini memiliki beberapa kolom jumlah rupiah. Pada jurnal ini informasi
tentang tanggal faktur dan termin pembelian dapat digunakan untuk menentukan
kapan suatu utang harus dibayar. Kolom kredit utang usaha digunakan untuk
mencatat jumlah yang harus dikreditkan pada masing-masing kreditur. Setiap
transaksi yang menyangkut yang menyangkut utang usaha dibukukan secara
harian ke dalam buku pembantu utang usaha pada akun kreditur yang
bersangkutan. Pada akhir bulan, angka penjumlahan setiap kolom dibukukan
dengan mendebet akun pembelian dan akun perlengkapan dan mengkredit akun
utang usaha.
4) Jurnal Penjualan
Adalah jurnal jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat
transaksi-transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit. Penjualan secara
tunai tidak dicatat dalam jurnal ini karena dalam transaksi penjualan tunai terjadi
penerimaan kas, sehingga penjualan tunai biasanya dicatat dalam jurnal
penerimaan kas. Pembukuan dalam jurnal penjualan ke buku besar seragam,
yaitu berupa pendebetan ke dalam akun piutang usaha dan pengkreditan kea kun
penjualan. Hal ini dikarenakan tidak adanya transaksi lain yang dicatat dalam
jurnal ini selain transaks penjualan secara kredit. Atas dasar hal tersebut, maka
format jurnal dan cara pengerjaan dari jurnal ke buku besar dapat
disederhanakan. Penulisan ayat jurnal cukup dinyatakan dengan menuliskan
tanggal transaksi, keterangan kepada siapa penjualan kredit dilakukan, nomor
faktur, dan jumlah rupiahnya.
          - Buku Besar Pembantu
             1. Piutang usaha
Adalah akun tambahan dalam buku besar untuk mencatat semua
transaksi yang berhubungan dengan piutang usaha. Transaksi yang berhubungan
dengan piutang juga dicatat dalam sebuah buku catatan tambahan yang disebut
buku pembantu piutang. Dalam buku ini disediakan satu akun pembantu untuk
setiap debitur.
             2. Hutang usaha
Adalah buku pembantu yang berisi catatan utang kepada masing-
masing kreditur.
             3. Persediaan
Jenis persediaan yang dimiliki perusahaan dagang tergantung
pada bidang usaha perusahaan yang bersangkutan. Dalam perusahaan dagang,
perusahaan bias memiliki berbagai jenis barang.
    1.3 Pemindahbukuan ke Buku Besar
2. Tahap Pengiktisaran
    2.1 Membuat Neraca Saldo
    2.2 Membuat Jurnal Penyesuaian
    2.3 Membuat Neraca Lajur
Neraca lajur sebuah perusahaan dagang mirip sekali dengan perusahaan
neraca lajur pada perusahaan jasa. Akun baru yang utama adalah persediaan yang
harus disesuaikan dengan hasil perhitungan fisik. Selain itu neraca lajur
perusahaan dagang juga memuat beberapa akun baru lainnya, seperti penjualan,
retue & pengurangan harga penjualan, potongan penjualan,, dan beban pokok
penjualan. Prosedur pembuatan neraca lajur tidak berbeda dengan apa yang
berlaku pada perusahaan jasa. Angka-angka yang tercantum dalam neraca saldo,
ditambah atau dikurangi penyesuaian, menjadi angka saldo setelah disesuaikan.
Selanjutnya kita pindahkan pendapatan dan beban ke kolom Laba-Rugi, dan asset,
kewajiban, serta modal dipindahkan ke kolom neraca.

3. Tahap Pelaporan
    3.1 Perhitungan Harga Pokok Penjualan
    3.2 Pembuatan Laporan Keuangan
    3.3 Neraca
Neraca pada perusahaan dagang juga sama dengan perusahaan neraca pada
perusahaan jasa, kecuali pada bagian asset lancar perusahaan dagang dicantumkan
akun persediaan.
    3.4 Jurnal penutup
1. Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba-Rugi diawali dengan penjualan, beban pokok penjualan, dan
laba kotor.
2. Laporan Perubahan Modal
    3.5 Menutup buku besar
Empat tahapan yang dilakukan dalam membuat jurnal penutupan buku adalah :
-Tahap 1 : pindahkan saldo akun pendapatan kea kun Rugi-Laba.
-Tahap 2 : pindahkan saldo semua akun beban dan akun kontra kea kun Rugi-
Laba.
-Tahap 3 : akun Rugi-Laba sekarang berisi saldo laba (atau saldo rugi).
Pindahkan saldo akun Rugi-Laba kea kun modal.
-Tahap 4 : pindahkan saldo akun prive (jika ada) kea kun modal.
     3.6 Neraca saldo setelah penutupan
    3.7 Jurnal Pembalik
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Secara umum bentuk siklus akuntansi perusahaan jasa meliputi:

1. Pembuatan bukti transaksi

Adalah mengidentifikasi transaksi-transaksi yang mengakibatkan


perubahan posisi keuangan perusahaan.

2. Membuat jurnal/buku harian atas transaksi yang terjadi sesuai berdasarkan


tanggal transaksi

Adalah semua transaksi yang terjadi kemudian memasukkannya ke dalam jurnal


umum.

3. Pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar (pembuatan buku besar)

Adalah penggolongan yaitu menggolongkan dan memposting pos-pos


jurnal ke akun masing-masing dalam buku besar untuk menghitung jumlah/nilai
dari tiap-tiap jenis akun.

4. Menyusun Neraca Saldo

Saldo akun-akun dalam buku besar disusun dalam suatu daftar yang
disebut neraca saldo guna memeriksa keseimbangan antara jumlah saldo debet
dan saldo kredit akun-akun buku besar.

5. Pembuatan Jurnal Penyesuaian

Agar saldo menunjukkan saldo yang sesungguhnya, maka perlu


penyesuaian dengan berdasar pada informasi pada akhir periode. Dengan
penyesuaian ini akan memberikan gambaran jumlah pendapatan dan beban
selama satu periode dan saldo harta dan hutang yang sesungguhnya pada akhir
periode.

6. Menyusun Neraca Lajur


Berdasarkan neraca saldo dan penyesuaian itu, diselesaikanlah neraca lajur
yang merupakan konsep untuk membantu mempermudah penyusunan laporan
keuangan. Neraca lajur ini memuat lajur: Neraca saldo, Penyesuaian, Ikhtisar Rugi
Laba dan Neraca.Lajur ikhtisar rugi laba diisi dari neraca saldo disesuaikan, khusus
akun nominal atau akun pendapatan dan beban

7. Membuat jurnal penutup

Adalah jurnal yang dibuat untuk memindahkan saldo-saldo akun


sementara (akun-akun nominal dan prive).

8. Penutupan buku besar

Pada akhir periode, angka-angka rupiah yang terdapat pada sisi


debet dan sisi kredit semua akun buku besar dijumlahka, dan setelah jurnal
penutup dibubukan maka akun-akun nominal akan seimbang. Jumlah-jumlah
sisi debet dan sisi kredit yang telah seimbang kemudian diberi garis dobel yang
menunjukkan bahwa penggunaan akun tersebut telah berakhir dan siap
digunakan kembali dalam periode berikutnya.

9. Neraca sisa/saldo setelah penutupan

Setelah selesai penutupan buku, diadaka pengujian untuk


memeriksa kebenaran dan keseimbangan jumlah debet dan jumlah kredit.
Pengujian tersebut dilakukan dengan cara membuat neraca saldo setelah
penutupan buku, yaitu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar setelah
perusahaan melakukan penutupan buku. Neraca saldo yang disusun setelah
penutupan hanya berisi akun-akun riil. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan data yang tercantum dalam neraca saldo setelah penutupan
buku dengan neraca yang disusun dari neraca lajur, dan akun serta jumlah
saldo pada neraca harus sama dengan akun dan jumlah saldo yang tercantum
dalam neraca saldo setelah penutupan.
10. Membuat jurnal penyesuaian kembali

Setelah laporan keuangan disusun dan jurnal penutup dicatat serta


dibukukan, pada awal tahun buku berikutnya perusahaan kadang-kadang
merasa perlu untuk melakukan penyesuaian kembali atas beberapa jurnal
penyesuaian yang telah dibuatnya pada akhir tahun yang lalu yang disebut
jurnal penyesuaian kembali atau jurnal pembalikan, karena pendebetan dan
pengkreditannya merupakan kebalikan dari jurnal penyesuaian yang telah
dibuat sebelumnya. Jurnal penyesuaian kembali berisi nama akun dan jumlah
rupiah yang sama dengan jurnal penyesuaian yang bersangkutan, akan tetapi
posisinya terbalik.
BAB III
PENUTUP
 A. KESIMPULAN
1)      A. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bentuk transaksinya yaitu
membeli barang atau produk dan menjual kembali produk tersebut
tanpa mengolah atau mengubah sifat produk bersangkutan.
B. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan
berbagai pelayanan yang memberi kenyamanan atau kenikamatan kepada
masyarakat yang memerlukannya.
2)      Ciri-ciri perusahaan dagang dan perusahaan jasa
a.      Melakukan transaksi pembelian barng dagang, baik secara tunai maupun
kredit.
b.      Melakukan pembayaran utang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai
transaksi dalam aktivitas perusahaan.
c.       Menerima pembayaran piutang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai
transaksi dalam aktivitas perusahaan.
d.      Melakukan penyimpanan barang dagang selama belum dijual dan
diserahkan kepada pembeli.
3) Ciri-ciri perusahaan jasa
a.      Ketidakberwujudan (intangibility) : jasa tidak dalam bentuk fisik sehingga
tidak dapat disimpan dan harus segera dikonsumsi pada saat diperoleh.
b.      Ketidakterpisahkan (inseparability) : konsumen tidak terlibat dalam jasa
tersebut tetapi jasa diberikan dalam hal tertentu seperti acara televisi.
c.       Keanekaragaman (heterogeneity) : jenis dan kualitas layanan berbeda-
beda.
d.      Keterlenyapan (perishability) : manfaat pada jasa akan habis denga cepat
sehingga konsumsi jasa akan dilakukan konsumen secara berulang.
   B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa, dan dapat dijadikan sumber referensi serta apabila ada kekurangan atau
ada salah dalam penulisan dalam makalah ini penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah  ini dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, AI. Haryono,2011.Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1.Yogyakarta:Bagian


Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Suwardjono,1991.Akuntansi Pengantar.Yogyakarta:BPFE.
http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/17/proses-akuntansi-pada-perusahaan-
jasa/
http://oopz-shootz.blogspot.com/2012/06/siklus-akuntansi-perusahaan-dagang-
dan.html
http://www.slideshare.net/agielrodriguez/penyusunan-siklus-akuntansi-perusahaan-
dagangjaya-ari-endy-vina-alvionita-power-point

Anda mungkin juga menyukai