Tn.R usia 28 tahun klien datang diantar keluarganya pada tanggal 17 Maret 2017 dengan
keluhan tidak mau bergaul dengan orang lain, tidak banyak bercakap, banyak melamun.
Mengurung diri dan sering menyendiri. Menurut keluarga, klien pernah mengalami gangguan
jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan di rawat di rsj.menur Surabaya yang pertama pada
tanggal 4 desember 2016 dikarenakan klien apatis, diam dikamar (mengurung diri), menolak
hubungan dengan orang lain.
PENGKAJIAN
I. Identitas klien
Nama : Tn.R (L)
Umur : 28 Tahun
Nomer CM :-
II. Alasan Masuk
Keluarga mengatakan pasien tidak mau bergaul dengan orang lain sejak tanggal
10 Maret 2017, tidak banyak bercakap – cakap, banyak melamun, mengurung diri
dan sering menyendiri.
III. Faktor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu
2. Klien pernah diatur di RSJ X pada tanggal 12 juni 2016
3. Klien tidak pernah mengalami trauma
4. Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
5. Klien tidak pernah mengalami trauma fisik, seksual dan tindakan kriminal.
Dan klien tidak pernah melakukan penganiayaan
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu :37,4ºC
RR : 20 x/menit
2. Ukuran
Berat badan : 50 Kg
Tinggi Badan : 160 cm
3. Keluhan fisik :
Dari hasil pengkajian di dapatkan klien tidak mengeluh terhadap keadaan
fisiknya dan pada tubuh klien tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun
gangguan fisik lainnya
V. Psikososial
1. Genogram :
Klien belum menikah dan klien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua adiknya.
Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah yang dipimpin oleh
ayahnya. Pola asuh klien keras, penuh dengan kedisplinan, klien selalu
dipojokkan dan dituntun untuk segera mendapatkan pekerjaan, karena sampai
saat ini pasien belum dapat pekerjaan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Klien mengatakan mneyukai seluruh bagian tubuhnya tidak ada kecatatan
anggota tubuh dan dapat berfungsi sebagai mana mestinya dengan pernyataan
klien : “saya menyukai seluruh bagian tubuh saya”
b. Identitas diri :
Dirumah klien berperan sebagai seorang anak dan juga sebagai seorang kakak,
menuntut klien merasa puas sebagai laki – laki, karena di keluarga klien di
ajarkan untuk bertanggung jawab dan displin, serta diperlakukan sebagai
seorang anak laki – laki. Dengan pernyataan klien : “saya diperlakukan
sebagai seorang kakak laki – laki yang bertanggung jawab”
c. Peran :
Klien berperan sebagai anak dan kakak yang harus berbakti dan menuntut
adik – adik. klien belum mendapatkan pekerjaan dengan pernyataan klien :
“Di rumah saya dituntut untuk bisa menuntun adik – adik saya
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin segera bekerja untuk membantu kedua orang tuannya,
serta ingin cepat sembuh dari penyakitnya. Dengan pernyataan klien : “saya
ingin segera sembuh dan bisa mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu
kedua orang tua saya”
e. Harga diri :
Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang – orang
sekitar, karena belum bekerja dengan pernyataan klien : “saya malu bermain
teman – tema”
3. Hubungan Sosial
a. Isolasi sosial
Isolasi sosial
Perencanaan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
TUK 1: klien Kriteria evaluasi: klien dapat 1. Bina hubungan saling 1. hubungan saling
dapat membina mengungkapkan perasaan dan percayadengan percaya merumasan
hubungan saling keberadaannya secara verbal. menggunakan prinsip konsep langkah awal untuk
percaya. - Klien mau menjawab terapeutik. menetukan
salam. a) sapa klien dengan ramah, keberhasilan rencana
- Klien mau berjabat baik verbal maupun non selanjutnya
tangan. verbal.
- Klien mau menjawab b) perkenalkan diri dengan
pertanyaan. sopan
- Ada kontak mata. c) tanya nama lengkap klien
- Klien mau duduk dan nama panggilan yang
berdampingan dengan disuki oleh klien
perawat. d) jelaskan tujuan pertemuan
e) jujur dan menepati janji
f) tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
g) beri perhatian pada klien.
TUK 2 : Kriteria evaluasi : a. Kaji pengetahu klien Dengan mengetahui
Klien dapat Klien dapat meyebutkan tentang perilaku tanda dan gejala
menyebutkan penyebab menarik diri yang menarik diri dan menarik diri akan
penyebab berasal dari : tandanya menentukn langkah
menarik diri a. Diri sendiri b. Beri kesempatan intervensi selanjutnya.
b. Orang lain klien utnuk
c. Lingkungan mengungkapkan
perasaan penyebab
menarik diri.
c. Diskusikan bersama
klien tentang perilaku
menarik diri, tanda
dan gejala.
d. Beri reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian dengan
orang lain
e. SP 2 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1).
2. Melatih keluarga merawat langung klien dengan isolasi sosial.
3. Menyusun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat klien.
f. SP 3 keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1,2).
2. Evaluasi kemampuan klien.
3. Rencana tindakan lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan.
XVII. Implementasi
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Klien tampak menghindar dari orang lain, tidak mau
bicara, klien lebih sering menunduk, wajah tampak sedih sering
menyendiri dikamar dalam posisi meringkuk
Diagnosa Kep: Isolasi Sosial
Tujuan Khusus: TUK 1, 2, 3, dan 4
1. Dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan
dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara
bertahap
Intervensi: SP 1 Pasien
1. Identifikasi penyebab:
a. Siapa yang satu rumah dengan pasien?
b. Siapa yang dekat dengan pasien? Dan apa
sebabnya?
c. Siapa yang tidak dekat dengan pasien? Apa
penyebabnya?
2. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
3. Latihan berkenalan
4. Masukkan jadwal kegiatan pasien
Perawat siti 1: Sindita Dewi
2. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi mas. Saya sindita dewi, saya senang dipanggil sindita, saya yang
akan merawat mas. Nama mas siapa? Senang dipanggil siapa?
2) Evaluasi
Apa keluhan mas hari ini?
3) Kontrak
Baiklah mas, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-
teman mas? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Mau berapa lama mas? Bagaimana kalau 15 menit?
3. Fase Kerja
Mas tinggal serumah dengan siapa saja? Paling dekat dengan siapa mas? Siapa
yang jarang bercakap-cakap dengan mas? Kenapa mas jarang bercakap-cakap
dengannya?
Menurut mas apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah benar,
ada teman bercakap-cakap. Apa lagi mas? Nah kalau kerugiannya kita tidak
mempunyai teman apa saja ya mas? Ya, apa lagi mas? Jadi banyak juga ya mas
kerugiannya tidak punya teman. Kalau begitu inginkah mas belajar bergaul
dengan orang lain?
Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?
Begini loh mas, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita
dan nama panggilan yang kita suka, asal kita dan hobi. “Contoh: Nama saya R,
senang dipanggil si. Asal saya dari mojokerto, hobi memancing”.
Selanjutnya mas menyanyakan nama orang yang diajak berkenalan. “Contoh:
Nama mas siapa? Senang dipanggil siapa? Asalnya dari mana/Hobinya apa?
Ayo dicoba mas! Misal saya belum kenal mas. Coba berkenalan dengan saya!. Ya
bagus sekali mas. Coba sekali lagi. Bagus sekali mas.
Oh. Iya mas, bagaimana dengan cuaca pagi ini? Hobi mas apa? Biasanya
melakukan hobinya dengan siapa mas?
4. Fase Terminasi
I. Evaluasi
S: Bagaimana kondisi mas setelah kita latihan berkenalan? Mas tadi sudah
mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali.
O: Coba mas ingat-ingat lagi apa saja yang kita pelajari tadi, selama saya tidak
ada. Agar mas lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.
II. RTL
Baik mas sudah 15 menit kita bercakap-cakap. Apakah mas mau mempraktekkan
ke orang lain? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan harian mas.
III. Kontrak
Baiklah mas, besok pagi jam 10 saya akan datang lagi kesini untuk mengajak mas
berkenalan dengan teman saya, perawat dhina. Bagaimana, apa mas bersedia?
Baiklah mas, sampai jumpa. Selamat pagi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Klien sudah mau menceritakan penyebab dia sering
menyendiri karena merasa tidak ada yang mau dekat dengan dia.
Klien sudah berlatih cara berkenalan dengan orang. Bicara suara
pelan, sering menunduk dan berjalan perlahan.
Diagnosa kep: Isolasi Sosial
Tujuan Khusus: TUK 4 dan 5
1. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara
bertahap
2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah
berhubungan dengan orang lain
Intervensi: SP 2 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian (SP 1)
2. Melatih berhubungan sosial secara bertahap (pasien dan
keluarga atau orang lain)
3. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
Perawat siti 2: Dia Ayu
2. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya mas? Iya mas
2) Evaluasi
Bagaimana kondisi mas hari ini? Sudah di ingat-ingat lagi pelajaran
kita tentang berkenalan. Coba sebutkan lagi mas? (sambil berjabat
tangan dengan perawat)
3) Kontrak
Bagus sekali mas, mas masih ingat. Nah seperti janji saya kemarin,
saya akan mengajak mas untuk mencoba berkenalan dengan teman
saya perawat dhina. Tidak lama mas, sekitar 10 menit. Ayo kita temui
perawat dhina disana.
3. Fase Kerja
(bersama-sama mas R mendekati perawat dhina)
- Selamat pagi perawat dhina, ini mas R ingin berkenalan dengan
perawat dhina.
- Baiklah mas, mas bisa berkenalan dengan perawat dhina seperti
yang kita praktekkan kemarin. (pasien mendemonstrasikan cara
berkenalan dengan perawat dhina: “memberi salam,
menyebutkan nama, menanykan nama perawat, dan
sebagainya”.)
- Apa ada lagi yang ingin mas tanyakan kepada perawat dhina.
Coba tanyakan tentang keluarga dhina.
- Kalau sudah tidak ada lagi yang ingin mas bicarakan, mas bisa
sudahi perkenalan ini. Lalu mas bisa buat janji bertemu lagi
dengan perawat dhina, semisal nanti siang jam 2 siang.
- Baiklah perawat dhina, karena mas R sudah selesai berkanalan,
saya dan mas R akan kembali keruangan mas, selamat pagi.
(bersama pasien saudara meninggalkan perawat dhina untuk
mealkukan terminasi dengan mas R di tempat lain)
4. Fase Terminasi
1) Evaluasi
S: Bagaimana kondisi mas setelah berkenalan dengan perawat dhina?
O: mas tadi sudah bagus sekali saat berkenalan.
2) RTL
Baik mas sudah 10 menit kita bercakap-cakap. Pertahankan terus yang
sudah mas lakukan tadi ya. Jangan lupa untuk menyakan topik lain
supaya perkenalan mas berjalan lancar. Misalnya menanyakan tentang
keluarga, hobi dan sebagainya. Bagaimana mas, mau coba dengan
perawat lain? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan harian mas.
Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali?
3) Kontrak
Baiklah mas, nanti mas coba lagi sendiri ya. Besok kita latihan lagi.
Besok pagi mau jam berapa mas? Bagaimana kalau jam 10?
Bagaimana, apa mas bersedia? Baiklah mas, sampai besok. Selamat
pagi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Klien sudah berlatih berkenalan dan bercakap dengan perawat lain dan
menyatakan senang sudah punya teman baru. Berbicara pelan dan lirih tetapi
sudah tidak sering menunduk lagi.
Diagnosa kep: Isolasi Sosial
Tujuan Khusus: TUK 4 dan 5
1. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain
Intervensi: SP 3 pasien
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)
2. Latih ADL (kegiatan sehari-hari), cara bicara
3. Masukkan dalam kegiatan jadwal klien
Perawat siti 3: Dewi W.
2. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi mas. Bagaimana kondisi mas hari ini?
2) Evaluasi
Amasah mas kemarin bercakap-cakap dengan perawat dhina? Bagaimana kondisi
mas setelah bercakap-cakap dengan perawat dhina kemarin? Bagus sekali mas,
menjadi senang karena punya teman lagi. Kalau begitu mas ingin punya banyak
teman lagi?
3) Kontrak
Baiklah mas, bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain,
yaitu pasien A. Seperti biasa kira-kira waktunya 10 menit. Mari kita temui dia di
ruang makan.
3. Fase Kerja
(bersama-sama mas R saudara mendekati pasien A)
Selamat pagi mas A, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.
Baiklah mas R, mas bisa berkenalan dengannya seperti yang sudah mas lakukan
sebelumnya. (pasien R mendemonstrasikan cara berkenalan: memberi salam,
menyebutkan nama, nama panggilan, asal, hobi dan menanyakan hal yang sama).
Apa masih ada yang mas tanyakan pada pasian A?
Kalau sudah tidak ada lagi. Mas bisa menyudahi perkenalan ini. Lalu mas bisa
buat jani bertemu lagi, misalnya nanti sore sekitar jam 4 sore. (mas R membuat
janji untuk bertemu lagi dengan mas A)
Baiklah mas A, karena mas R sudah berkenalan, saya dan mas R akan kembaki
keruangan mas R. Selamat pagi. (bersama pasien saudara meninggalkan perawat
dhina untuk mealkukan terminasi dengan mas R di tempat lain)
4. Fase Terminasi
1) Evaluasi
S: Bagaimana kondisi mas setelah berkenalan dengan pesien A?
O: mas tadi sudah bagus sekali saat berkenalan. Namun dibandingkan kemarin
pagi, mas tampak lebih baik saat berkenalan dengan pasien A. Pertahankan apa
yang sudah mas lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu lagi dengan pasien A.
2) RTL
Baik mas sudah 10 menit kegiatan kita hari ini. Pertahankan terus yang sudah mas
lakukan tadi ya. Nah bagaiman kalo kegiatan perkenalannya dan bercakap-
cakapnya dengan orang lain kita tambah jadwal hariannya. Jadi satu hari mas
dapat berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam
2 siang, dan 8 malam. Mas bisa bertemu perawat dhina dan tambah dengan pasien
yang baru kenal. Selanjutnya mas bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara
bertahap. Bagaimana mas, setuju tidak?
3) Kontrak
Baiklah mas, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman mas. Pada
jam yang sama, dan tempat yang sama ya. sampai besok. Selamat pagi.
4. Fase Terminasi
1. Evaluasi
S: Baiklah pak. Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi?
O: Bapak tadi sudah bagus sekali saat latihan. Nah coba bapak ulangi lagi
apa yang di maksud dengan Isolasi Sosial dan bagaimana tanda-tandanya
orag yang mengalami Isolasi Sosial. Selanjutnya bisa bapak sebutkan
kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalai Isolasi Sosial.
2. RTL
Baik pak, sudah setengah jam kita berbincang-bincang. Nanti kalau
bertemu R coba bapak/ibu lakukan yang telah bapak lakukan tadi. Dan
tolong ceritakan kepada semua anggota keluarga agar mereka juga
melakukan hal yang sama.
3. Kontrak
Baiklah pak, bagaimana kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan
langsung dengan R. Kita bertemu di sini saja ya pak, pada jam yang sama.
Selamat pagi.