Anda di halaman 1dari 31

Kasus :

Tn.R usia 28 tahun klien datang diantar keluarganya pada tanggal 17 Maret 2017 dengan
keluhan tidak mau bergaul dengan orang lain, tidak banyak bercakap, banyak melamun.
Mengurung diri dan sering menyendiri. Menurut keluarga, klien pernah mengalami gangguan
jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan di rawat di rsj.menur Surabaya yang pertama pada
tanggal 4 desember 2016 dikarenakan klien apatis, diam dikamar (mengurung diri), menolak
hubungan dengan orang lain.
PENGKAJIAN

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang Rawat : Tanggal dirawat/MRS : 17 Maret 2017

I. Identitas klien
Nama : Tn.R (L)
Umur : 28 Tahun
Nomer CM :-
II. Alasan Masuk
Keluarga mengatakan pasien tidak mau bergaul dengan orang lain sejak tanggal
10 Maret 2017, tidak banyak bercakap – cakap, banyak melamun, mengurung diri
dan sering menyendiri.
III. Faktor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu
2. Klien pernah diatur di RSJ X pada tanggal 12 juni 2016
3. Klien tidak pernah mengalami trauma
4. Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
5. Klien tidak pernah mengalami trauma fisik, seksual dan tindakan kriminal.
Dan klien tidak pernah melakukan penganiayaan
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu :37,4ºC
RR : 20 x/menit
2. Ukuran
Berat badan : 50 Kg
Tinggi Badan : 160 cm
3. Keluhan fisik :
Dari hasil pengkajian di dapatkan klien tidak mengeluh terhadap keadaan
fisiknya dan pada tubuh klien tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun
gangguan fisik lainnya
V. Psikososial
1. Genogram :
Klien belum menikah dan klien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua adiknya.
Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah yang dipimpin oleh
ayahnya. Pola asuh klien keras, penuh dengan kedisplinan, klien selalu
dipojokkan dan dituntun untuk segera mendapatkan pekerjaan, karena sampai
saat ini pasien belum dapat pekerjaan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Klien mengatakan mneyukai seluruh bagian tubuhnya tidak ada kecatatan
anggota tubuh dan dapat berfungsi sebagai mana mestinya dengan pernyataan
klien : “saya menyukai seluruh bagian tubuh saya”
b. Identitas diri :
Dirumah klien berperan sebagai seorang anak dan juga sebagai seorang kakak,
menuntut klien merasa puas sebagai laki – laki, karena di keluarga klien di
ajarkan untuk bertanggung jawab dan displin, serta diperlakukan sebagai
seorang anak laki – laki. Dengan pernyataan klien : “saya diperlakukan
sebagai seorang kakak laki – laki yang bertanggung jawab”
c. Peran :
Klien berperan sebagai anak dan kakak yang harus berbakti dan menuntut
adik – adik. klien belum mendapatkan pekerjaan dengan pernyataan klien :
“Di rumah saya dituntut untuk bisa menuntun adik – adik saya
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin segera bekerja untuk membantu kedua orang tuannya,
serta ingin cepat sembuh dari penyakitnya. Dengan pernyataan klien : “saya
ingin segera sembuh dan bisa mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu
kedua orang tua saya”
e. Harga diri :
Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang – orang
sekitar, karena belum bekerja dengan pernyataan klien : “saya malu bermain
teman – tema”

3. Hubungan Sosial

a.Orang yang berarti :


klien tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah
hanya memendam masalah sendiri. Dengan pernyataan klien : “kalau saya ada
masalah saya tidak punya tempat untuk bercerita, pendam sendiri”
b. Peran serta kegiatan kelompok / masyarakat :
klien mengatakan belum pernah mengikuti kegiatan apapun dimasyarakat,
selama diRSJ lebih banyak sendiri, tiduran, dan jarak mengikuti kegitan
kelompok
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
keluarga klien mengatakan di rumah klien termasuk orang yang pendiam,
malas bicara malas berbicara dengan orang lain, tidak ada teman dekat dengan
klien, dilingkungan banyak orang dan ramai.
4. Spiritual
a.Nilai dan keyakinan :
klien beragama islam dan yakin adanya Allah, klien pasrah dengan
keadaannya mungkin sudah di takdirkan oleh Allah
b. Kegiatan ibadah :
klien mengatakan selama berada di RSJ tidak pernah menjalankan ibadah
sholat lima waktu, klien hanya berdoa dan yakin akan sembuh
VI. Status Mental
1. Penampilan :
Klien tammas tidak rapi, baju tidak rapi, kuku klien tammas panjang, rambut
acak-acakan.
2. Pembicaraan :
Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tammas
tidak mampu memulai pembicaraan, cenderumg menolak untuk diajak
berkomunikasi.
3. Aktifitas Motorik :
Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri, dan tiduran dari pada
beraktifitas, klien mau beraktifitas apabila dimotivasi.
4. Afek dan emosi :
a. Afek :
Tidak ada perubahan roman muka, pada saat diceritakan cerita lucu yang
membuat tertawa, klien tammas biasa saja, hanya bereaksi bila ada
stimulus reaksi yang kuat (afek tumpul).
b. Alam perasaan ( emosi ) :
Klien tidak mudah emosi, dan bisa mengendalikan dirinya
5. Interaksi selama wawancara
Klien lebih banyak diam, kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih
sering menunduk, bahka sampai memutuskan pembicaraan atau pergi saat di ajak
bercakap-cakap.
6. Persepsi-Sensori
Klien mengalami gangguan dan klien mengatakan suka mendengar bisikan suka
menyuruh temannya pergi, biasanya bisikan itu datang pada saat klien melamun.
7. Proses Pikir
a. Proses pikir ( arus dan bentuk piker )
b. Pembicaraan klien secukupnya
c. Isi Pikir
d. Selama wawancara, klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang
asing terhadap diri sendiri, orang atau lingkungan), sehingga klien
menolak untuk berhubungan dengan orag lain dan tammas menyesuaikan
diri dari orang lain.
8. Tingkat kesadaran
Klien sadar sepenuhnya ditandai klien tidak tammas bingung, klien bisa
menyebutkan namanya dengan benar, juga bisa membedakan waktu pagi, siang
dan malam serta dapat menyebutkan tempat dimana klien berada.
9. Memori
Klien mampu mengingat dengan baik kejadian jangka panjang, dan jangka
pendek dan keadian saat ini.
- Jangka panjang
Klien mampu mengingat tanggal masuk ke RSJ X
- Jangka pendek
Klien mapu mengingat apa yang terjadi pada minggu ini
- Memori saat ini
Klien dapat mengingat apa yang dilakukan tadi sebelum melakukan
interaksi
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung sederhana, klien mampu menyebutkan angka, klien juga
mampu menjawab 3-1, klien menjawab 2
11. Kemampuan Penilaian
Klien mampu mengambil keputusan yang ringan misalnya klien memilih cuci
tangan dulu sebelum makan.
12. Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya berada di RSJ X dan menyadari dirinya sakit
VII. Kebutuhan Perkembangan Pulang
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
a. Makan :
klien makan 3x sehari, mampu menghabiskan makan dengan menu
seimbang yang sudah disiapkan dari instalasi gizi (Nasi, sayur,
buah-buahan, lauk). Setelah makan pasien merapikannya sendiri.
b. Perawatan kesehatan :
klien tidak mengetahui akan berobat kemana jika telah keluar dari
rumah sakit. Klien mengatakan tidak mengetahui obat apa yang
klien minum, dan tidak mengetahui efek samping dan manfaat dari
obat tersebut, minum obat 2x sehari dengan bantuan dari perawat,
setelah minum obat merasa ngantuk dan lemas.
c. Masaian :
klien mengganti masaian 1x sehari dilakukan sendiri walaupun
kurang rapi.
d. Lain – lain :
klien mengatakan jarang keluar rumah, tidak suka berbeanja atau
melakukan perjalanan dan klien mengatakan ketika dirumah klien
tidak pernah melakukan kegiatan apapun, seperti kegiatan rumah
tangga sehari-hari. Klien tidak ikut dalam mengatur keuangan
untuk kebutuhan sehari-hari.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
Bila klien ingin BAB / BAK pergi ke WC tanpa bantuan orang lain, BAK
± 3x sehari dan BAB ± 1x sehari. klien mandi dikamar mandi 2x sehari
tanpa bantuan orang lain, dan tidak lupa menggosok gigi, mencuci rambut
1 minggu sekali
b. Nutrisi
Klien merasa puas dengan makanan yang disediakan oleh petugas, klien
selalu memisahkan diri saat makan, frekuensi makan pasien tetap sama
seperti saat dirumah.
- BB saat ini 65 kg
- BB terendah 60 kg
- BB tertinggi 70 kg
b. Tidur :
Klien tidak mengalami masalah tidur.
c. Klien memiliki sistem pendukung :
klien tidak memiliki sistem pendukung
VIII. Mekanis Koping
Maladaptif : klien mengatakan jika ia mempunyai masalah klien senang
memendamnya dan tidak mau menceritakannya kepada orang lain.
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan
lingkungan
X. Pengetahuan Kurang Tentang
Keluarga klien mengerti bahwa klien mengalami gangguan jiwa, oleh sebab itu
keluarga membawanya ke RSJ
XI. Aspek Medis
Diagnosa medik :
Terapi medik : clarpramazine (cpz), Haloperidol (HPD), Trihexypenidil (THP)

XII. Analisa Data

No. Data Masalah


1. Subyektif : Isolasi sosial
keluarga klien mengatakan klien tidak mau
bergaul dengan orang lain
Obyektif :
klien mengurung diri, sering menyendiri,
apatis, mengurung diri dikamar, dan
menolak hubungn dengan orng lain

2. Subyektif : Harga diri rendah


Klien merasa tidak berharga dan merasa
tidak berguna
Obyektif :
Saat diajak berkomunikasi klien cenderung
menghindar dan bicara pelan dan lambat
atau menunduk

XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan

a. Isolasi sosial

b. Harga diri rendah

XIV. Pohon Masalah


Resiko halusinasi

Isolasi sosial

Harga diri rendah

XV. Rencana Keperawatan Klien dengan Isolasi Sosial

Perencanaan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
TUK 1: klien Kriteria evaluasi: klien dapat 1. Bina hubungan saling 1. hubungan saling
dapat membina mengungkapkan perasaan dan percayadengan percaya merumasan
hubungan saling keberadaannya secara verbal. menggunakan prinsip konsep langkah awal untuk
percaya. - Klien mau menjawab terapeutik. menetukan
salam. a) sapa klien dengan ramah, keberhasilan rencana
- Klien mau berjabat baik verbal maupun non selanjutnya
tangan. verbal.
- Klien mau menjawab b) perkenalkan diri dengan
pertanyaan. sopan
- Ada kontak mata. c) tanya nama lengkap klien
- Klien mau duduk dan nama panggilan yang
berdampingan dengan disuki oleh klien
perawat. d) jelaskan tujuan pertemuan
e) jujur dan menepati janji
f) tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
g) beri perhatian pada klien.
TUK 2 : Kriteria evaluasi : a. Kaji pengetahu klien Dengan mengetahui
Klien dapat Klien dapat meyebutkan tentang perilaku tanda dan gejala
menyebutkan penyebab menarik diri yang menarik diri dan menarik diri akan
penyebab berasal dari : tandanya menentukn langkah
menarik diri a. Diri sendiri b. Beri kesempatan intervensi selanjutnya.
b. Orang lain klien utnuk
c. Lingkungan mengungkapkan
perasaan penyebab
menarik diri.
c. Diskusikan bersama
klien tentang perilaku
menarik diri, tanda
dan gejala.
d. Beri reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian dengan
orang lain

TUK 3 : Kriteria evaluasi : a. Kaji pengetahuan Reinforcement dapat


Klien dapat - Klien dapat klien tentang meningkatkan harga
menyebutkan menyebutkan keuntungan dan diri
keuntungan keuntungan manfaat bergaul
berhubungan berhubungan orang dengan orang lain
orang lain dan lain b. Beri kesempatan
kerugian tidak - Klien dapat klien untuk
berhubungan menyebutkan kerugian mengungkapkan
dngan orang lain tidak berhubungan perasaannya tentang
dengan orang lain keuntung
berhubungan dengan
orang lain.
c. Diskusikan bersama
klien tentang manfaat
berhubungan dengan
orang lain
d. Diskusikan bersama
klien tentang
kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain
e. Beri reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian dengan
orang lain

TUK 4 : Kriterian evaluasi : a. Kaji kemampuan Mengetahui sejauh


Klien dapat Klien dapat klien membina mana pengetahuan
melaksanakan mendemonstrasikan hubungan hubungan dengan klien tentang
hubungan sosial sosial secara bertahap orang lain berhubungan dengan
secara bertahap b. Dorong dan bantu orang lain
klian untuk
berhubungan
dengan oran lain
melalui :
- Klien – perawat
- Klien – perawat –
perawat lain
- Kliean – perawat –
perawat lain- klien
lain
- Klien – kelompok
lain
c. Beri
reinforcement
terhadap
keberhasilan yang
telah dicapai
dirumah nanti
d. Bantu klien untuk
menevaluasi
manfaat
berhubungan
dengan orang lain
e. Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakuakan
bersama klien
dalam mengisi
waktu
f. Motivasi klien
untuk mengikuti
kegiatan terapi
aktivitas
kelompok
sosialisasi
g. Beri
reinforcement
atas kegiatan
klien dalam
kegiatan ruangan
TUK 5 : Kriteria evaluasi : a. Dorong klien untuk Agar klien lebih
Klien dapat Klien dapat mengungkapkan mengungkapkan percaya diri
mengungkapkan perasaan setelah berhubungan perasaanya bila berhubungan dengan
perasaanya dengan orang lain untuk : berhubungan dengan orang lain.
setelah 1. Diri sendiri orang lain Mengetahui sejauh
berhubungan 2. Orang lain b. Diskusikan dengan mana pengetahuan
dengan orang klien manfaat klien tentang kerugian
lain berhubungan dengan bila tidak
orang lain berhubungan dengan
c. Beri reinforcement orang lain
positif atas
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaan manfaat
berhubungan dengan
orang lain
TUK 6 : Kriteri hasil : 1. BHSP dengan - Agar klien
Klien dapat Keluaraga dapat : keluarga lebih percaya
memberdayakan a. Menjelaskan - Salam, perkenalan diri dan tahu
sistem perasaanya diri akibat tidak
pendukung atau b. Menjelasakan cara - Sampaikan tujuan berhubungan
keluarga atau merawat klien menarik - Membuat kontrak dengan orang
keluarga mampu diri - Explorasi perasaan lain
mengembangka c. Mendeminstrasikan keluarga - Mengetahui
n kemampuan cara perawatan klien 2. Diskusikan dengan sejauh mana
klien untuk menarik diri anggota keluarga pengetahuan
berhubungan d. Berpartisipasi dalam tentang : klien tentang
dengan orang perawatan klien - Perilaku menarik diri membina
lain menarik diri - Penyebab perilaku hubungan
menarik diri dengan orang
- Cara keluarga lain
menghadapi klien
yang sedang menarik
diri
3. Dorong anggota
keluarga untuk
memberikan
dukungan kepada
klien berkomunikasi
dengan orang lain
4. Anjurkan anggota
keluarga untuk secara
rutin dan bergantian
mengunjungi klien
minimal 1x seminggu
5. Beri reinforcement
atas hal-hal yang
telah dicapai oleh
keluarga

XVI. Strategi komunikasi (SP) Berdasarkan pertemuan


a. SP 1 pasien:
1. Identifikasi penyebab:
- Siapa yang satu rumah dengan pasien?
- Siapa yang dekat dengan pasien? Dan apa penyebabnya?
- Siapa yang tidak dekat dengan pasien? Apa penyebabnya?
2. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
3. Latihan berkenalan
4. Masukkan jadwal kegiatan pasien
b. SP 2 pasien:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien (SP 1).
2. Melatih berhubungan sosial secara bertahap (pasien dan keluarga).
3. Memasukka kedalam jadwal kegiatan harian.
c. SP 3 pasien
1. Mengevaluasi kegaiatan yang lalu (SP 1 dan 2).
2. Latih ADL (Kegiatan sehari – hari), cara biacara.
3. Masukan dalam kegiatan jadwal klien.
d. SP 1 keluarga
1. Mendikusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial serta proses
terjadinya.
3. Menjelaskan cara merawata klien dengan isolasi sosial.
4. Bermain peran dalam merawat pasien isolasi sosial (Simulasi).
5. Menyusun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat klien.

e. SP 2 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1).
2. Melatih keluarga merawat langung klien dengan isolasi sosial.
3. Menyusun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat klien.

f. SP 3 keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1,2).
2. Evaluasi kemampuan klien.
3. Rencana tindakan lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan.
XVII. Implementasi
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
1. Fase Prainteraksi
 Kondisi: Klien tampak menghindar dari orang lain, tidak mau
bicara, klien lebih sering menunduk, wajah tampak sedih sering
menyendiri dikamar dalam posisi meringkuk
 Diagnosa Kep: Isolasi Sosial
 Tujuan Khusus: TUK 1, 2, 3, dan 4
1. Dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan
dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara
bertahap
 Intervensi: SP 1 Pasien
1. Identifikasi penyebab:
a. Siapa yang satu rumah dengan pasien?
b. Siapa yang dekat dengan pasien? Dan apa
sebabnya?
c. Siapa yang tidak dekat dengan pasien? Apa
penyebabnya?
2. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
3. Latihan berkenalan
4. Masukkan jadwal kegiatan pasien
 Perawat siti 1: Sindita Dewi
2. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi mas. Saya sindita dewi, saya senang dipanggil sindita, saya yang
akan merawat mas. Nama mas siapa? Senang dipanggil siapa?
2) Evaluasi
Apa keluhan mas hari ini?
3) Kontrak
Baiklah mas, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-
teman mas? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Mau berapa lama mas? Bagaimana kalau 15 menit?
3. Fase Kerja
 Mas tinggal serumah dengan siapa saja? Paling dekat dengan siapa mas? Siapa
yang jarang bercakap-cakap dengan mas? Kenapa mas jarang bercakap-cakap
dengannya?
 Menurut mas apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah benar,
ada teman bercakap-cakap. Apa lagi mas? Nah kalau kerugiannya kita tidak
mempunyai teman apa saja ya mas? Ya, apa lagi mas? Jadi banyak juga ya mas
kerugiannya tidak punya teman. Kalau begitu inginkah mas belajar bergaul
dengan orang lain?
 Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?
Begini loh mas, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita
dan nama panggilan yang kita suka, asal kita dan hobi. “Contoh: Nama saya R,
senang dipanggil si. Asal saya dari mojokerto, hobi memancing”.
 Selanjutnya mas menyanyakan nama orang yang diajak berkenalan. “Contoh:
Nama mas siapa? Senang dipanggil siapa? Asalnya dari mana/Hobinya apa?
 Ayo dicoba mas! Misal saya belum kenal mas. Coba berkenalan dengan saya!. Ya
bagus sekali mas. Coba sekali lagi. Bagus sekali mas.
 Oh. Iya mas, bagaimana dengan cuaca pagi ini? Hobi mas apa? Biasanya
melakukan hobinya dengan siapa mas?
4. Fase Terminasi
I. Evaluasi
S: Bagaimana kondisi mas setelah kita latihan berkenalan? Mas tadi sudah
mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali.
O: Coba mas ingat-ingat lagi apa saja yang kita pelajari tadi, selama saya tidak
ada. Agar mas lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.
II. RTL
Baik mas sudah 15 menit kita bercakap-cakap. Apakah mas mau mempraktekkan
ke orang lain? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan harian mas.
III. Kontrak
Baiklah mas, besok pagi jam 10 saya akan datang lagi kesini untuk mengajak mas
berkenalan dengan teman saya, perawat dhina. Bagaimana, apa mas bersedia?
Baiklah mas, sampai jumpa. Selamat pagi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Prainteraksi
 Kondisi: Klien sudah mau menceritakan penyebab dia sering
menyendiri karena merasa tidak ada yang mau dekat dengan dia.
Klien sudah berlatih cara berkenalan dengan orang. Bicara suara
pelan, sering menunduk dan berjalan perlahan.
 Diagnosa kep: Isolasi Sosial
 Tujuan Khusus: TUK 4 dan 5
1. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara
bertahap
2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah
berhubungan dengan orang lain
 Intervensi: SP 2 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian (SP 1)
2. Melatih berhubungan sosial secara bertahap (pasien dan
keluarga atau orang lain)
3. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
 Perawat siti 2: Dia Ayu
2. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya mas? Iya mas
2) Evaluasi
Bagaimana kondisi mas hari ini? Sudah di ingat-ingat lagi pelajaran
kita tentang berkenalan. Coba sebutkan lagi mas? (sambil berjabat
tangan dengan perawat)
3) Kontrak
Bagus sekali mas, mas masih ingat. Nah seperti janji saya kemarin,
saya akan mengajak mas untuk mencoba berkenalan dengan teman
saya perawat dhina. Tidak lama mas, sekitar 10 menit. Ayo kita temui
perawat dhina disana.
3. Fase Kerja
(bersama-sama mas R mendekati perawat dhina)
- Selamat pagi perawat dhina, ini mas R ingin berkenalan dengan
perawat dhina.
- Baiklah mas, mas bisa berkenalan dengan perawat dhina seperti
yang kita praktekkan kemarin. (pasien mendemonstrasikan cara
berkenalan dengan perawat dhina: “memberi salam,
menyebutkan nama, menanykan nama perawat, dan
sebagainya”.)
- Apa ada lagi yang ingin mas tanyakan kepada perawat dhina.
Coba tanyakan tentang keluarga dhina.
- Kalau sudah tidak ada lagi yang ingin mas bicarakan, mas bisa
sudahi perkenalan ini. Lalu mas bisa buat janji bertemu lagi
dengan perawat dhina, semisal nanti siang jam 2 siang.
- Baiklah perawat dhina, karena mas R sudah selesai berkanalan,
saya dan mas R akan kembali keruangan mas, selamat pagi.
(bersama pasien saudara meninggalkan perawat dhina untuk
mealkukan terminasi dengan mas R di tempat lain)
4. Fase Terminasi
1) Evaluasi
S: Bagaimana kondisi mas setelah berkenalan dengan perawat dhina?
O: mas tadi sudah bagus sekali saat berkenalan.
2) RTL
Baik mas sudah 10 menit kita bercakap-cakap. Pertahankan terus yang
sudah mas lakukan tadi ya. Jangan lupa untuk menyakan topik lain
supaya perkenalan mas berjalan lancar. Misalnya menanyakan tentang
keluarga, hobi dan sebagainya. Bagaimana mas, mau coba dengan
perawat lain? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan harian mas.
Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali?
3) Kontrak
Baiklah mas, nanti mas coba lagi sendiri ya. Besok kita latihan lagi.
Besok pagi mau jam berapa mas? Bagaimana kalau jam 10?
Bagaimana, apa mas bersedia? Baiklah mas, sampai besok. Selamat
pagi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Prainteraksi
 Kondisi: Klien sudah berlatih berkenalan dan bercakap dengan perawat lain dan
menyatakan senang sudah punya teman baru. Berbicara pelan dan lirih tetapi
sudah tidak sering menunduk lagi.
 Diagnosa kep: Isolasi Sosial
 Tujuan Khusus: TUK 4 dan 5
1. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain
 Intervensi: SP 3 pasien
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)
2. Latih ADL (kegiatan sehari-hari), cara bicara
3. Masukkan dalam kegiatan jadwal klien
 Perawat siti 3: Dewi W.
2. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi mas. Bagaimana kondisi mas hari ini?
2) Evaluasi
Amasah mas kemarin bercakap-cakap dengan perawat dhina? Bagaimana kondisi
mas setelah bercakap-cakap dengan perawat dhina kemarin? Bagus sekali mas,
menjadi senang karena punya teman lagi. Kalau begitu mas ingin punya banyak
teman lagi?
3) Kontrak
Baiklah mas, bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain,
yaitu pasien A. Seperti biasa kira-kira waktunya 10 menit. Mari kita temui dia di
ruang makan.
3. Fase Kerja
(bersama-sama mas R saudara mendekati pasien A)
 Selamat pagi mas A, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.
 Baiklah mas R, mas bisa berkenalan dengannya seperti yang sudah mas lakukan
sebelumnya. (pasien R mendemonstrasikan cara berkenalan: memberi salam,
menyebutkan nama, nama panggilan, asal, hobi dan menanyakan hal yang sama).
 Apa masih ada yang mas tanyakan pada pasian A?
 Kalau sudah tidak ada lagi. Mas bisa menyudahi perkenalan ini. Lalu mas bisa
buat jani bertemu lagi, misalnya nanti sore sekitar jam 4 sore. (mas R membuat
janji untuk bertemu lagi dengan mas A)
 Baiklah mas A, karena mas R sudah berkenalan, saya dan mas R akan kembaki
keruangan mas R. Selamat pagi. (bersama pasien saudara meninggalkan perawat
dhina untuk mealkukan terminasi dengan mas R di tempat lain)
4. Fase Terminasi
1) Evaluasi
S: Bagaimana kondisi mas setelah berkenalan dengan pesien A?
O: mas tadi sudah bagus sekali saat berkenalan. Namun dibandingkan kemarin
pagi, mas tampak lebih baik saat berkenalan dengan pasien A. Pertahankan apa
yang sudah mas lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu lagi dengan pasien A.
2) RTL
Baik mas sudah 10 menit kegiatan kita hari ini. Pertahankan terus yang sudah mas
lakukan tadi ya. Nah bagaiman kalo kegiatan perkenalannya dan bercakap-
cakapnya dengan orang lain kita tambah jadwal hariannya. Jadi satu hari mas
dapat berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam
2 siang, dan 8 malam. Mas bisa bertemu perawat dhina dan tambah dengan pasien
yang baru kenal. Selanjutnya mas bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara
bertahap. Bagaimana mas, setuju tidak?
3) Kontrak
Baiklah mas, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman mas. Pada
jam yang sama, dan tempat yang sama ya. sampai besok. Selamat pagi.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Prainteraksi
 Kondisi: Klien sudah belajar berkenalan dengan pasien lain dan mau
terlibt dalam kegiatan bersama dengan aktif. Keluarga mengunjungi klien,
menanyakan keadaan klien dengan raut wajah sedih.
 Diagnosa kep: Isolasi Sosial
 Tujuan Khusus: TUK 6
1. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan
dengan orang lain
 Intervensi: SP 1 keluarga
1. Mendikusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien.
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial serta proses
terjadinya.
3. Menjelaskan cara merawata klien dengan isolasi sosial.
4. Bermain peran dalam merawat pasien isolasi sosial (Simulasi).
5. Menyusun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat klien.
 Perawat siti 5: Yulia S.
2. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
Selamat pagi pak/bu. Saya perawat Yulia, saya yang merawat mas R, di ruang
ini. Nama pak/bu siapa? Senang di panggil apa?
2. Evaluasi
Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Bagaimana dengan keadaan mas R
sekarang?
3. Kontrak
Baiklah pak/bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
masalah mas R dan cara perawatannya. Kita diskusi di sini saja ya? Bapak
punya waktu berapa lama ya? Bagaimana kalau setengah jam?
3. Fase Kerja
 Apa masalah yang pak/ibu hadapi dalam merawat mas R? Apa yang sudah
anda lakukan?
 Masalah yang dialami oleh mas R di sebut isolasi sosial. Ini adalah salah
satu gejala penyakit yang juga di alami oleh pasien-pasien gangguan jiwa
yang lain.
 Tanda-tandanya antara lain, tidak mau bergaul dengan orang lain,
mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah
menunduk.
 Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang
mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak,
tidak dihargai atau berpisah dengan orang-orang terdekat.
 Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa
mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang
sebetulnya tidak ada.
 Untuk menghadapi keadaan yang demikian bapak dan anggota kelurga
lainnya harus sabar menghadapi mas R. Dan untuk merawat mas R,
keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina
hubungan saling percaya dengan mas R, yang caranya adalah bersikap
peduli dengan mas R, dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu
memberikan semangat dan dorongann kepada mas R untuk bisa
melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang
wajar dan jangan mencela kondisi pasien.
 Selanjutnya jangan biarkan mas R sendirian. Buat rencana atau jadwal
bercakap-cakap dengan mas R. Misalnya sholat bersama, makan bersama,
rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah tangga bersama.
 Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara
itu?
 Contoh: Mas R, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap
dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang
sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu berbincang-bincang
dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu
sholat berjama’ah. Kalau dirumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau
nanti di rumah, kamu sholat bersama-sama keluarga atau di mushola
kampung. Bagaimana R, kamu mau mencoba kan, Nak?
 Nah sekarang bapak coba peragakan cara komunikasi seperti yang saya
contohkan!
 Bagus, pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali.
 Sampai sini ada yang di tanyakan pak.

4. Fase Terminasi
1. Evaluasi
S: Baiklah pak. Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi?
O: Bapak tadi sudah bagus sekali saat latihan. Nah coba bapak ulangi lagi
apa yang di maksud dengan Isolasi Sosial dan bagaimana tanda-tandanya
orag yang mengalami Isolasi Sosial. Selanjutnya bisa bapak sebutkan
kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalai Isolasi Sosial.
2. RTL
Baik pak, sudah setengah jam kita berbincang-bincang. Nanti kalau
bertemu R coba bapak/ibu lakukan yang telah bapak lakukan tadi. Dan
tolong ceritakan kepada semua anggota keluarga agar mereka juga
melakukan hal yang sama.
3. Kontrak
Baiklah pak, bagaimana kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan
langsung dengan R. Kita bertemu di sini saja ya pak, pada jam yang sama.
Selamat pagi.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Prainteraksi
 Kondisi: Keluarga sudah mendapatkan penjelasan tentang kondisi klien
dan cara merawatnya di rumah.
 Diagnosa kep: Isolasi Sosial
 Tujuan Khusus: TUK 6
1. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan
dengan orang lain
 Intervensi: SP 2 keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1).
2. Melatih keluarga merawat langung klien dengan isolasi sosial.
3. Menyusun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat klien.
 Perawat siti 6: Erica
2. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi pak/bu. Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?
2) Evaluasi
Bapak masih ingat latihan merawat anak bapak seperti yang kita pelajari
beberapa hari yang lalu.
3) Kontrak
Mari praktekkan langsung ke R! Berapa lama waktu bapak/ibu untuk
mempraktekkan, baik kita coba 30 menit. Sekarang mari kita temui R.
3. Fase Kerja
 Selamat pagi mas R. Bagaimana perasaannya hari ini?
 Bapak/ibu datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong mas R tunjukkan jadwal
kegiatannya! (kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai
berikutnya).
 Nah pak, sekarang bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihan
beberapa hari lalu. (saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien seperti dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
 Bagaimana perasaan R setelah berbincang-bincang dengan orang tua R?
 Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu.
4. Fase Terminasi
1) Evaluasi
S: Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi?
O: Bapak tadi sudah bagus sekali. Mulai sekarang bapak sudah bisa
melakukan cara merawat tadi kepada R.
2) RTL
Baik pak, tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan
pengalaman bapak melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari.
3) Kontrak
Baiklah pak, tiga hari lagi kita bertemu. Untuk waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang. Selamat pagi.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Prainteraksi
 Kondisi: Keluarga sudah mengerti cara merawat klien di rumah dan sudah di latih
langsung ke klien. Kondisi klien sudah mampu memulai berinteraksi aktif dengan
orang lain, dan sudah mampu mengikuti kegiatan harian di ruangan
 Diagnosa kep: Isolasi Sosial
 Tujuan Khusus: TUK 6
1. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu
mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain
 Intervensi: SP 3 keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1,2).
2. Evaluasi kemampuan klien.
3. Rencana tindakan lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan.
 Perawat siti 6: Dhina
2. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi pak/bu.
2) Evaluasi
Karena besok R sudah boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan di rumah.
3) Kontrak
Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal R tersebut di sini saja. Berapa lama kita
bisa bicara pak? Bagaimana kalau sekitar 30 menit?
3. Fase Kerja
 Pak/bu, ini jadwal R selama di rumah sakit. coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan di
rumah? Di rumah bapak/ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di
rumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak Bapak selam di rumah. Misalnya, kalau R terus menerus tidak mau bergaul
dengan orang lain. Menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahaykan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di
puskesmas. Puskesmas terdekat dari rumah bapak, ini nomor telpon puskesmasnya:
(0321)555xxx
 Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan R selama di
rumah.
4. Fase Terminasi
1) Evaluasi
S: Bagaimana bak/buk? Apa ada yang belum jelas?
O: Baiklah bapak kalau semuanya sudah jelas.
2) RTL
Baik pak, sudah setengah jam lebih kita berbincang-bincang. Dan ini jadwal kegiatan
harian R untuk dibawa pulang.
3) Kontrak
Baiklah pak, ini surat rujukan untuk perawat K di PKM. Jangan lupa kontrol ke PKM
sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silahkan selesikan administrasinya.
Selamat pagi.

Anda mungkin juga menyukai