Anda di halaman 1dari 61

Pelatihan Ekonomi dan Kebijakan

Perikanan dan Kelautan WPP 716 & 717

Aspek Makroekonomi Pengelolaan


Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan

Rimawan Pradiptyo
Kepala Laboratorium Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika
dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada
Prinsip
Satu Indonesia
Ekonomi

Dampak Mengukur
Korupsi dan Kinerja
IUUF Ekonomi

Pertumbuhan
Endogen dan
Aspek
Kelembagaan
Dilemma/ Trade Off
• Bagaimana memenuhi
kebutuhan yang tidak ada Keinginan
batasnya, sementara sumber (wants)
daya tebatas keberadaannya?
• Optimalisasi perlu dilakukan
untuk menjawab Sumber
dilemma/trade off ini. Daya
• Ilmu Ekonomi berusaha (resources)
menjawab permasalahan ini.
Prinsip Ekonomi Pengambilan Keputusan

Individu selalu Kelangkaan


Tidak ada makan
menghadapi trade
siang gratis
off
Sense of
Crisis
Individu yang
Perilaku Individu
rasional berfikir
sensitif terhadap Berfikir
pada tataran Strategis
insentif
margin (beda)
Aktivitas Perekonomian Secara Makro
• Secara sederhana kegiatan
perekonomian dapat
digambarkan ke dalam diagram
berikut.
• Multiplier ekonomi terjadi
sebagai hasil dari aktivitas
ekonomi
• Asumsi:
• Tidak ada kebocoran akibat
korupsi dari sistem ini
• Tidak ada sektor informal,
sehingga semua hasil
produksi tercatat Sumber: Mankiw, 2017
5 of 24
Ekonomika Makro dan Mikro
Ekonomika Ekonomika
Makro Mikro Pendekatan mikro terhadap ekonomika makro
Produksi Perilaku
nasional Konsumen

Pengangguran
Perilaku
Produsen
Mikro
Mikro
Inflasi Pasar

Mikro

• Ekonomika Mikro mempelajari bagaimana


rumah tangga dan perusahaan mengambil
keputusan di level individu.
• Ekonomika Makro mempelajari bagaimana Model Ekonomika Makro
perekonomian secara keseluruhan bekerja.
Perekonomian di Dalam Circular Flow
• Perusahaan:
• Produksi/jual: barang dan jasa Revenue
MARKETS
FOR Spending

• Menggunakan faktor produksi Goods


GOODS AND SERVICES
•Firms sell
•Households buy
Goods and

(SDM, capital)
and services services
sold bought

• Rumah tangga:
• Beli dan konsumsi: barang dan jasa FIRMS
•Produce and sell
HOUSEHOLDS
•Buy and consume
goods and services
goods and services
• Miliki dan jual faktor produksi •Hire and use factors
of production
•Own and sell factors
of production

• Pasar barang dan jasa:


• Perusahaan menjual Factors of MARKETS Labor, land,

• Rumah tangga membeli production FOR and capital


FACTORS OF PRODUCTION
Wages, rent, •Households sell Income
• Pasar input produksi: and profit •Firms buy
= Flow of inputs
and outputs
• Rumah tangga: menjual = Flow of dollars

• Perusahaan: membeli
• Faktor produksi: Untuk perekonomian secara menyeluruh,
• Tanah, pekerja, modal maka pendapatan selalu sama dengan
pengeluaran
Copyright © 2004 South-Western
Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi
• Setiap sektor dalam perekonomian
pasti terkait dengan sektor lain
Keterkaitan • Setiap sektor memiliki keterkaitan ke
Ke Depan
depan (forward linkage) dan
keterkaitan ke belakang (backward
Sektor X linkage)
• Setiap kegiatan ekonomi
menciptakan multiplier ekonomi:
Keterkaitan
Ke Belakang – Multiplier output
– Multiplier pendapatan
– Multiplier tenaga kerja
Prinsip
Satu Indonesia
Ekonomi

Dampak Mengukur
Korupsi dan Kinerja
IUUF Ekonomi

Pertumbuhan
Endogen dan
Aspek
Kelembagaan
• Salah satu indikator untuk mengukur
suatu perekonomian adalah produk
Bagaimana domestik bruto (PDB)
• PDB mengukur nilai pasar dari
Mengukur seluruh barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara dalam
Perekonomian? suatu periode tertentu.
– Bagaimana dengan barang dan
jasa yang tidak memiliki nilai
pasar?
– Bagaimana dengan aktivitas di
pasar gelap? Atau barang illegal?
Produk Domestik Bruto (1)
• Konsep Penting Perhitungan GDP: • Nominal GDP: nilai GDP berdasarkan harga
• Harga Pasar yang berlaku
• Barang dan Jasa Final • Ada unsur inflasi dalam perhitungan ini
• Barang antara: kartu ucapan selamat • Tidak bisa digunakan untuk
vs kertas menghitung pertumbuhan ekonomi
• Perkecualian: barang antara seperti • Real GDP: nilai GDP berdasarkan harga riil
kertas diproduksi dan disimpan atau harga pada tahun tertentu sebagai
sebagai inventory (selama periode ini harga dasar (base price).
dianggap sebagai ‘barang final’) • Pertanyaan: berapa nilai barang dan
• Diproduksi di suatu negara jasa yang diproduksi tahun ini jika nilai
• Tidak mempertimbangkan siapa yang dari barang dan jasa tersebut
memproduksi tapi lokasi produksi mengikuti harga pada tahun dasar
(base year)?
• Dalam waktu tertentu
• Bisa digunakan untuk menghitung
pertumbuhan ekonomi
Produk Domestik Bruto (2)
• PDB menghitung dua hal sekaligus: • Konsekuensi dari circular flow:
• Total pendapatan semua orang dalam Dalam suatu perekonomian
suatu perekonomian Pengeluaran = pendapatan
• Total pengeluaran terhadap barang • Pengeluaran bagi suatu pihak
dan jasa dalam suatu perekonomian merupakan pendapatan bagi
• GDP vs GNP pihak lain, demikian pula
• GDP: produksi di wilayah suatu sebaliknya.
negara (kontribusi para TKI di luar
• Implikasi: PDB bisa dihitung
negeri tidak diperhitungkan)
berdasarkan metoda pengeluaran
• GNP: produksi oleh warga negara
dan pendapatan, selain tentunya
suatu negara (kontribusi para TKI
diperhitungkan) dengan metoda nilai tambah.
Metoda Penghitungan PDB
• Metoda Pendapatan: • Metoda Pengeluaran
• Tambahkan semua elemen • Y = C + I + G + NX
pendapatan: • Y = PDB
• Laba (pemilik perusahaan) • C = konsumsi: dilakukan oleh rumah
• Upah (pekerja) tangga
• Sewa (pemilik modal) • I = Investasi: perusahaan
• Metoda Nilai Tambah (Value • G = pengeluaran pemerintah:
Added): pemerintah
• Dilakukan dengan • NX = net export atau export (X) –
menjumlahkan setiap import (M)
tambahan nilai dari setiap
jenjang produksi
GDP dan Kesejahteraan
• GDP tidak bisa menghitung kesejahteraan suatu
masyarakat secara langsung
• GDP tidak bisa menghitung:
• Kualitas pendidikan
• Keindahan lagu dan puisi
• Kecanggihan debat public
• Kualitas udara segar di suatu negara
• Mankiw (2014): meski GDP tidak secara
langsung mengukur hal-hal di atas, tapi ada
kecenderungan bahwa negara dengan GDP
tinggi memiliki kemungkinan yang besar untuk
memenuhi semua kebutuhan di atas.
GDP dan Kesejahteraan
Dalam konteks Indonesia:
• GDP tidak menghitung:
– Transaksi non pasar: gotong
royong, membantu keluarga
running business, produksi di
sektor informal.
– Padahal sebagian besar sektor di
Indonesia adalah sektor informal
Secara umum GDP tidak menghitung:
– Faktor lingkungan hidup
– Leisure, literacy rate, life expectancy
– GDP tidak memperhitungkan distribusi
pendapatan.
• Adakah alternatif indikator
kesejahteraan lain?
Kinerja Sektor Sumber Daya Alam
• Perekonomian Indonesia masih berkarakteristik Output
sebagai resource-based economy, yaitu
ketergantungan perekonomian ke produksi
1480; 11%
bahan mentah sumber daya alam masih tinggi
▪ Total PDB 2017 adalah Rp13.589 Triliun.
Kontribusi sektor sumber daya alam adalah
Rp1480 Triliun (10,89%)
▪ Sektor sumber daya alam mampu menyerap 12109; 89%

tenaga kerja sebanyak 37,31 juta orang, namun


kontribusi penerimaan negara hanya Rp99,91 T
atau 3,87% dari total penerimaan negara
Sumber Daya Alam Sektor Lain
Kinerja di Perikanan Tangkap
Sektor Sumber Daya Alam 2017 (Rp Triliun)
1600
Penerimaan Negara Sektor Perikanan Tangkap
1480,15 (Rp Triliun)
1400 1,4 1,33

1200 1,2 1,14


1,08

1000 1
0,85
0,8
800
638,32
0,6
600 0,49

0,4 0,36
400,64
400 349,58
0,21
0,2
200 0,07
91,61
0
0 2014 2015 2016 2017
Pertambangan Perikanan Perkebunan Kehutanan Total SDA
Pajak PNBP
Tangkap
Total GDP 2017
(RpMilliar) Proporsi
Kontribusi Sektor Pertanian-
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.785.881 13,14%
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 1.028.772 7,57%
Industri Pengolahan 2.739.415 20,16%
Pengadaan Listrik dan Gas 162.340 1,19%
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur 20%
Ulang 9.720 0,07%
Konstruksi 1.409.834 10,37%
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor 1.767.718 13,01% 5%
Transportasi dan Pergudangan 735.230 5,41%
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 387.467 2,85%
Informasi dan Komunikasi 515.889 3,80%
Jasa Keuangan dan Asuransi 571.129 4,20%
: Real Estat 379.783 2,79% 75%
Jasa Perusahaan 238.217 1,75%
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 502.239 3,70%
Jasa Pendidikan 446.785 3,29%
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 144.967 1,07%
Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian
Jasa lainnya 239.122 1,76%
Kehutanan dan Penebangan Kayu
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 524.291 3,86%
Perikanan
Total PDB 13.588.797
Prinsip
Satu Indonesia
Ekonomi

Dampak Mengukur
Korupsi dan Kinerja
IUUF Ekonomi

Pertumbuhan
Endogen &
Aspek
Kelembagaan
Masalah Pembangunan di Indonesia
Sun Tzu in Wee (2003):
• If you know your enemies and know yourself, Negara Maju Indonesia
you will not be imperiled in a hundred battles;
• if you do not know your enemies but do know Sektor
yourself, you will win one and lose one;
Sektor Formal
• if you do not know your enemies nor Formal
yourself, you will be imperiled in every
single battle. Sektor
Informal
Masalah pembangunan kita:
1. Kita tidak cukup mengetahui
siapa “diri” dan “lawan kita”;
2. Transformasi sektor informal ke
formal; Aspek
3. Aspek kelembagaan yang
Aspek Kelembagaan
lemah, sehingga korupsi dan Kelembagaan
ekonomi biaya tinggi marak
Kendala: Dualisme Sistem Kelembagaan
Perkembangan Teknologi • Sistem birokrasi dan administrasi Sistem Birokrasi
tidak mampu mengimbangi
perkembangan teknologi, ekonomi
dan demokrasi.
• Aspek keberlanjutan pembangunan
VS dipertanyakan.
VS
Sistem Administrasi Demokrasi &
Perekonomian Modern

21
KPK, BI, OJK dan BRR Kemenkeu dan K/L K/L non Reformasi
Heterogenitas Reformasi Birokrasi Birokrasi

Sistem Insentif Single salary system


dengan nilai gaji yang
Non single salary system
namun elemen gaji tidak
Non single salary system,
elemen gaji banyak dan
Sektor Publik manusiawi
(gaji = pendapatan)
banyak dan total salary
lebih manusiawi
nilai gaji tidak manusiasi

• Koordinasi antar K/L sulit Pendapatan tidak terkait Campuran (mixed) Pendapatan meningkat
dilakukan karena koordinasi dan dengan jumlah kegiatan sejalan dengan aktivitas
sinergi bertentangan dengan KPI (penyerapan)
K/L
Job description ada dan Job description sudah ada Job description tidak ada
• Koordinasi menjadi beban bagi berorientasi ke outcome meski belum tentu
K/L yang digaji dengan cara
rasional dan manusiawi. berorientasi ke outcome
• Selama system insentif tidak Non-Pecatable (Kecuali Non-Pecatable Non-Pecatable
rasional dan tidak manusiawi, KPK)
pencapaian outcome sulit
Dampak: orientasi kerja Dampak: campuran Dampak: orientasi kerja
dilakukan.
fokus ke outcome (kinerja) (mixed) fokus ke output atau
upaya menciptakan
kegiatan

22
Status Quo Bias Strategi Pembangunan
Modal
Modal,
Human
SDA Human Capital,
Modal
Capital Kelembagaan,
Tenaga Modal Sosial
Kerja

Endogenous Growth
Teori Klasik 1950-an Overlapping Generation
2000-an
Indonesia Negara Maju
Kesenjangan
Meskipun teori ekonomi telah mengakui peran human capital dan aspek
kelembagaan sebagai faktor penentu pertumbuhan ekonomi, kebijakan
ekonomi di Indonesia belum memprioritaskan kedua aspek tersebut.
Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
Sekilas Endogenous Growth Model
• Tiap perusahaan memerlukan investasi, terutama di
human capital dan R and D (teknologi baru/ inovasi),
Investasi sehingga peningkatan teknologi adalah faktor endogen.
• Diperlukan insentif pasar untuk melakukan R and D dan
mengembangkan human capital.
Kebutuhan
Human Capital & • Meski tidak spesifik disebutkan, aspek kelembagaan
Inovasi
diperlukan untuk menciptakan insentif pasar
(property right, korupsi di perizinan rendah,
Spillover Effect
extortion rendah, rent seeking behavior rendah, dll)
• Teknologi baru diasumsikan partially excludable (akibat
paten) yang hanya menghasilkan quasi-rent.
Pertumbuhan
Ekonomi • Teknologi adalah non-rival input
Meningkat
• Terjadi eksternalitas positif dari penemuan teknologi
baru.
Evolusi Pembangunan
Negara Maju • Evolusi pembangunan di negara maju: Indonesia
semula natural resources-based economy,
beralih ke manufaktur, lalu berkembang
Natural Resurces
menjadi manufaktur dan jasa.
Natural
Economy • Kegagalan industrialisasi di Indonesia Resources based
membuat perekonomian Indonesia economy
bergantung pada natural resources-based
economy
Manufaktur • Natural resources-based economy cenderung Kegagaglan
sensitive dipengaruhi volatilitas harga di Industrialisasi
luar negeri.
• Nilai tambah natural resource-based economy
Manufaktur dan cenderung rendah dibandingkan
Jasa Natural
perekonomian berbasis manufaktur dan Resources based
jasa. economy

Sumber: Pradiptyo, dkk, 2018


Kaya SDA Namun Miskin Kinerja
• Negara yang kaya SDA memiliki
pertumbuhan lebih rendah daripada
Kaya negara yang kekurangan SDA
SDA (Venables, 2016)
• Negara yang kaya SDA cenderung
lemah infrastruktur sosialnya (Hall &
Jones, 1999)
Kurang • Hambatan pembangunan di Indonesia
adalah kualitas SDM yang rendah
Sejahtera (Affandi & Anugrah, 2017)
• Investasi pengembangan SDM tidak
menghasilkan pengembalian optimal
Sumber: Pradiptyo, dkk, 2018
(Dufflo, 2002)
Natural Resource-Curse Hypothesis (RCH-1)

Kelembagaan
• Fokus ke sektor ekstraktif Lemah • Defisit neraca pembayaran
• Ekspor raw material • Inovasi lemah
• Impor barang modal dan • Korupsi marak • Terputus dari global value
konsumtif • Manufaktur lemah chain
(industrialisasi gagal) • Kerusakan lingkungan
• Tergantung sektor
ekstraktif

SDA kaya Ketertinggalan

• Australia, Malaysia dan Chile adalah negara kaya SDA namun terhindar dari RCH karena
mereka memprioritaskan perbaikan aspek kelembagaan dan pembangunan human capital.
• OL Cipta Kerja hanya melanggenggkan Natural Resource Curse Hypothesis di Indonesia!!
NRCH-2
• Fakta menunjukkan negara dengan sumber
daya melimpah rata-rata memiliki kinerja
pembangunan ekonomi yang rendah
dibanding negara-negara dengan sumber
daya alam terbatas (Sachs and Warner,
1995, 1997, Venables, 2016).
• Mayoritas negara dengan kekayaan sumber
daya alam melimpah memiliki kualitas
kelembagaan yang lemah (Adams, et al.,
2019, Amiri, et al., 2019, dan Dwumfour
dan Ntow-Gwamfi, 2018).
NRHC-3
• Hasil studi empiris menunjukkan bahwa hipotesis
natural resource-curse, hanya terbukti terjadi di negara
yang kaya dengan sumber daya alam dengan kualitas
kelembagaan yang lemah Amiri, et al., (2019). Di
negara dengan tingkat kelembagaan yang rendah,
peningkatan penerimaan dari sumber daya alam justru
menekan pertumbuhan sektor manufaktur dan pada
akhirnya menekan pertumbuhan ekonomi Amiri, et al.,
(2019).
• Dalam jangka panjang, sejalan dengan
perkembangan ekonomi, kebutuhan konsumsi
terhadap barang impor meningkat sementara term
of trade produk ekspor cenderung mengalami
penurunan, sehingga tekanan neraca pembayaran
akan cenderung meningkat
Ekonomika Kelembagaan
• Aspek kelembagaan, baik formal maupun informal,
berdampak terhadap kinerja pembangunan suatu
negara.
– Tidak ada negara maju dengan tingkat korupsi
tinggi, korupsi di BUMN dan BUMS diatur
setara
– Tidak ada negara maju yang tidak mengatur
semua aspek kehidupan (sistem antrian, cara
merokok, buang sampah, hingga menentukan
warna cat rumah dll)
– Hak kepemilikan jelas, sistem insentif yang
rasional dan manusiawi, negara menguasai
data penduduk dan sumber daya alam.
• Bagaimana menciptakan incentive compatibility
agar semua tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945
alinea 4) tercapai?
Prinsip
Satu Indonesia
Ekonomi

Dampak Mengukur
Korupsi dan Kinerja
IUUF Ekonomi

Pertumbuhan
Endogen &
Aspek
Kelembagaan
Korupsi Struktural di Indonesia
Kondisi Korupsi Saat Ini Hal yang Belum Diatur
Korupsi telah didesain dari sejak
perencanaan dan penyusunan peraturan
Korupsi Swasta
Aturan yang ada justru mendorong
orang melakukan korupsi
Korupsi staff asing
Aturan tanpa teori dan peraturan yang
tidak dapat ditegakkan
Illicit Enrichment
State-capture corruption

Trading of Influence
UU Tipikor ketinggalan jaman
32
Dampak Korupsi
Terhadap Pembangunan

Inefisiensi

Perpecahan/ Adverse
Konflik Selection

Korupsi
Daya Saing
Pengangguran
Turun

Ketimpangan Ketimpangan
Regional Pendapatan
Masalah Tata Kelola SDA
• Sumber masalah dari tata kelola SDA
bermuara pada korupsi
• Salah satu penyebab korupsi adalah system Perijinan

insentif yang tidak rasional dan tidak Corporate


criminal
Peta tidak
tunggal
manusiawi liability

• Penyerapan anggaran sebagai KPI


• Take home pay ASN meningkat sejalan Beneficiary
Tumpang
Korupsi Tindih
dengan penyerapan anggaran Ownership
Lahan

• Sulitnya koordinasi karena heterogenitas


system insentif di sektor public.
Masalah
• Status quo bias terhadap upaya Kemitraan
IUUF

perbaikan Konflik
lahan
• Kecenderungan penerapan kebijakan anti
sains (menafikkan evidence-based policy)
Kerusakan Lingkungan dan
Konflik Lahan
• Kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh:
– Perubahan iklim (faktor eksogen)
– Masalah perijinan di sektor ekstraktif
(faktor endogen)
• Penambangan liar, pembalakan liar,
kebakaran hutan dan lahan
• Korupsi di bidang perijinan
• Konflik lahan marak di Indonesia dan faktor
utama penyebab konflik lahan adalah:
– Praktik korupsi perijinan di daerah-
daerah terkait konsesi perijinan
pertambangan dan perkebunan.
Korupsi dan Konflik Agraria
Peta Mental Korban Konflik Lahan
2016: 450 konflik agraria, 1.265.027 ha,
86.745 KK (Komnas HAM & KPA, 2017)

2000-2014: 1.391 konflik agraria,


5.711.396 Ha, 926.700 KK (Komnas
HAM, KPA & Walhi, 2014)

BPN: Dampak konflik 607.886 Ha


lahan menjadi tidak produktif,
kerugian negara Rp 146 Triliun

Pola serupa juga terjadi di lima negara


lain di Asia (Yasmi, dkk, 2012)

36
Masalah Kemitraan
• Hubungan kemitraan cenderung asymmetric
• Korporasi yang sangat canggih dan Koperasi Korporasi
memiliki akses ke kekuasaan berhadapan
dengan koperasi yang memiliki
kemampuan terbatas
• Draft perjanjian diajukan oleh pihak
korporasi, sementara kemampuan kognitif
masyarakat terbatas
• Didasarkan pada UU UMKM pengawasan
terhadap kemitraan dilakukan oleh KPPU
• Kantor cabang KPPU terbatas
• Kewenangan KPPU untuk menegakkan
peraturan juga terbatas.
BO dan Corporate Criminal
Liabilities
• Menarik untuk dijajagi antara
pendaftaran BO dengan PerMA 13/2016
ttg corporate criminal liabilities
• Bagaimana mengaitkan antara keduanya,
jika misalnya ada perusahaan SDA yang
melakukan pelanggaran kriminal berat?
• Perlu dicatat Indonesia sedang dalam
upaya untuk kembali menjadi anggota
FATF dan terdapat proses assessment
FATF terhadap Indonesia. Ini adalah
momentum yang tepat untuk
perubahan.
Korupsi Struktural
Kondisi Korupsi Saat Ini Hal yang Belum Diatur
Korupsi telah didesain dari sejak
perencanaan dan penyusunan peraturan
Korupsi Swasta
Aturan yang ada justru mendorong
orang melakukan korupsi
Korupsi staff asing
Aturan tanpa teori dan peraturan yang
tidak dapat ditegakkan Illicit enrichment

State-captured corruption Trading of Influence

UU Anti Suap 11/1980


UU Tipikor ketinggalan jaman
39
Contoh: Dampak Korupsi
•Multiplier ekonomi tinggi
• Cenderung terjadi di dalam
Tanpa Korupsi negeri
•Menurunkan kesenjangan
pendapatan

Masyarakat
Public Money

• Multiplier ekonomi relatif kecil


• Meningkatkan kesenjangan
pendapatan
• Misallocation of resources
Korupsi
Individual
Contoh: Dampak Korupsi + Pencucian Uang
No Money
Laundering
• Tidak menekan nilai Rupiah
• Multiplier ekonomi lebih banyak
terjadi di dalam negeri

Domestic market/bankyak
Uang Kejahatan

• Memberikan tekanan terhadap nilai


Rupiah
• Meningkatkan loanable fund di LN
• Multiplier ekonomi lebih dinikmati
pihak asing
Money Laundering Demand for Foreign Cash •Dana sulit kembali ke dalam negeri
Currency Increase Outflow

41
Perspektif Ekonomika Terhadap Kejahatan
• Dampak kejahatan
• menguntungkan pelaku,
• merugikan korban, Korban

• membenani keuangan Penegak Hukum


pemerintah,
• dampak negative terhadap
bisnis,
Rumah Sakit
• fear of crime bagi masyarakat.
• Tindak kejahatan berdampak
negatif terhadap masyarakan dan
perekonomian. Bisnis Masyarakat
Grand Corruption
Pengaruh Politik
• Definisi Transparency International:
• Grand corruption is the abuse of high-level

Skala Korupsi
Besar Kecil
power that benefits the few at the expense of
the many, and causes serious and widespread
harm to individuals and society. It often goes Besar A B
unpunished.

• Dimungkinkan melihat dari dua pendekatan Kecil C D


terkait Grand Corruption:
• Intensitas korupsi
• Pengaruh politik pelaku korupsi
• Didasarkan pada definisi di atas, maka Grand
Corruption adalah daerah A
Grand Corruption vs IUUF: Tindak Pidana di Bidang Perikanan Tindak Pidana Lain

Pola Serupa? 1. Pemalsuan


dokumen kapal
8. Pemalsuan laporan 1. Transaksi illegal
penangkapan ikan BBM di tengah laut

• IUUF termasuk kejahatan serius, 2. Registrasi dan 9. Ekspor tanpa 2. Pelanggaran


bendera ganda dokumen yang keimigrasian
mengingat IUUF umumnya tidak berdiri diperlukan
sendiri, namun terkait dengan 3. Penangkapan 10. Menangkap di luar 3. Tindak pidana
kejahatan berat lainnya (UNCLOS, ikan tanpa
dokumen sah
WPP yang diizinkan kepabeanan

2000). 4. Marked down 11. Menggunakan alat 4. Pencucian uang


• Setiap upaya menanggulangi dan ukuran kapal tangkap yang dilarang

mencegah IUUF pada dasarnya juga 5. Mempekerjakan 12. Tidak memiliki/ 5. Penghindaran
nahkoda/ABK asing bermitra dengan UPI perpajakan
mencegah dan menanggulangi
kejahatan serius lainnya. 6. Tidak aktifkan 13. Tidak mendaratkan 6. Penyelundupan
transmitter kapal tangkapan di dan perdagangan
• Pola serupa terjadi pada Grand pelabuhan narkoba
Corruption yang umumnya tidak berdiri 7. Alih muatan 7. Perdagangan orang
illegal di tengah (perbudakan)
sendiri, minimum terkait dengan TPPU laut
(pencucian uang) 8. Tindak pidana
korupsi
KAPAL ASING IUUF YANG DITANGKAP DI INDONESIA

• IUUF adalah trans national


organized crime.
• Banyak kapal-kapal asing
dengan tonase besar,
melakukan pencurian lintas
negara MV SILVER SEA 2 FV VIKING HUA LI 8

• Tercatat 7 kapal yang


menjadi buron Interpol,
berhasil di tangkap oleh
Satgas 115.
• IUUF adalah tanggung jawab
semua negara untuk FV STS 50 FV FU YUAN YU 831 HAI FA

menanggulanginya. Sumber: KKP, 2019


45
Prinsip
Satu Indonesia
Ekonomi

Dampak Mengukur
Korupsi dan Kinerja
IUUF Ekonomi

Pertumbuhan
Endogen &
Aspek
Kelembagaan
Adakah Insentif Mewujudkan
Indonesia 3015?
• Banyak negara terpecah-belah
• Eritrea (1993)
• Slovenia (1990)
• Uni Soviet (1989)
• Yugoslavia
• Hanya beberapa negara tetap bertahap pasca
referendum:
• UK
• Irlandia Utara (1973)
• Scotlandia (2014)
• Kanada
• Quebec (1980, 1995)
• Bagaimana membuat Indonesia tetap bersatu
hingga tahun 3015??
Belajar dari Negara Maju
Reformasi Tak ada negara maju dengan korupsi
panjang di Inggris tinggi

1832 The
Great Tiap negara maju mengalami
Perlu Reform reformasi
waktu 52 Bill
tahun
1780 Pasca Reformasi membutuhkan
kemerdeka
waktu untuk berproses
an USA Reformasi Serupa Terjadi
di Hongkong, Korea
Perubahan paradigma menuju
Selatan dan Singapura, dll. ‘Sumber Daya itu Langka’ (rasional)
Kebutuhan: Pergeseran Paradigma
Kondisi Saat Ini Agenda Ke Depan
Meningkatkan
Kesejahteraan
Umum
Fokus mengejar Melindungi Meningkatkan
kesejahteraan, Segenap Bangsa Kesejahteraan
Mencerdaskan
namun Kehidupan Bangsa Indonesia Umum

Transformasi
melupakan
aspek lain!!
Peran Aktif Menjaga
Perdamaian Dunia
Peran Aktif
Mencerdaskan
Menjaga
Kehidupan Bangsa
Melindungi Segenap Bangsa Indonesia Perdamaian Dunia

Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
Satu Indonesia
• A mission
• Satu Indonesia adalah wawasan
Tujuan
Kemerdekaan
driven pembangunan yang melihat Indonesia
country
secara menyeluruh dan
mengedepankan aspek keberlanjutan,
keadilan dan kemandirian untuk
Satu • Perubahan
Indonesia paradigma seluruh masyarakat Indonesia.
(Pradiptyo, dkk, 2018)

Perubahan • Perubahan paradigma pembangunan


Strategi
akan mengubah strategi pembangunan.

Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
Tiga Pilar: Satu Indonesia
1. Keseimbangan aspek spasial dan
Melihat Indonesia intertemporal serta fokus pada
secara utuh fokus SDM pembangunan sumber daya manusia.
Manusia sebagai pelaku dan tujuan
Rasionalitas dalam pembangunan.
konteks Indonesia 2. Menyadari kelangkaan sumberdaya,
memiliki sense of crisis, sehingga
Incentive compatibility
mampu berfikir strategis, dalam
bagian dari Indonesia konteks ke-Indonesia-an.
3. Berupaya menciptakan incentive
compatibility untuk bersatu di bawah
Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, naungan Indonesia
Adil, dan dan Mandiri, Pradiptyo dkk, (2018)
Konteks ke-Indonesia-an
Mengelola negara kepulauan berbiaya tinggi

Pengelolaan pulau dan lautan sebagai satu kesatuan

Keragaman etnis dan budaya

Kekayaan flora, fauna dan plasma nutfah

Wilayah laut luas dan kaya biota laut

Sabuk api (ring of fire) wilayah rawan bencana alam

Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
Kelompok Strategi Satu Indonesia
2. Pengarusutamaan
1. Transparansi dan
Penanggulangan
Akuntabilitas
Korupsi

Kebijakan
Strategis
3. Mitigasi Risiko 4. Pembangunan (kelompok
Bencana dan Krisis Kualitas SDM
4,5,6)

Perbaikan
5. Penciptaan
6. Pemikiran Lateral
dan Mengakomodasi
Kelembagaan
Sumber Daya Umum
Keberagaman (kelompok 1,2,3)
Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
1. Transparansi dan Akuntabilitas
BPJS

BO Pendidikan

SIN/NIK
Bantuan
NIK/SIN: Perbaikan Data Kependudukan
Perencanaan
Sosial

Beneficiary Ownership

Kriminalitas
Pajak/
Subsidi/
Data dan Peta Tunggal
PNBP

Data Interfacing Antar K/L


Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
2. Pengarusutamaan Anti Korupsi
Revitalisasi UU 11/1980

Sistem
Implementasi UU 7/2006 penanggulangan ISO 37001
dan pencegahan
Spesialisasi Penanggulangan korupsi di semua
Korupsi
sektor, baik sektor SINTESIS (TII)
& PROFIT

Harmonisasi Sistem insentif Rasional publik maupun (KPK)

dan Manusiawi swasta


KPK Perwakilan
Implementasi ISO 37001 anti penyuapan

Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
3. Mitigasi Risiko Bencana dan Krisis
• Kebutuhan terhadap UU khusus
Aspek Kesehatan dan penanganan krisis
Keselamatan
• Minimalisasi kebijakan ekonomi
populis untuk meminimalisasi risiko
Mitigasi Risiko Bencana
krisis ekonomi
Alam
• Pembangunan infrastruktur harus
berorientasi adaptif untuk digunakan
Mitigasi Risiko Krisis
Ekonomi dalam kondisi bencana/darurat

Pembangunan Infrastruktur
Adaptif Bencana
Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan
Mandiri, Pradiptyo dkk, (2018)
4. Pembangunan Kualitas SDM
• Kesehatan dan pendidikan adalah dua
faktor pendukung mobilitas vertikal
Pendidikan
individu
• Perbaikan kualitas pendidikan di semua
lini
Kesehatan
• Penyediaan SDM dan fasilitas
pendidikan yang memadai
• Pengarusutamaan aspek pencegahan
penyakit dan hidup sehat
Kualitas SDM • SDM dan faskes primer kesehatan
• Peningkatan literasi kesehatan
Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
5. Penciptaan Sumber Daya Umum (common resources)
• Wakaf tanah untuk
menciptakan sumber daya
umum
• Taman laut dapat
ditentukan oleh pemerintah
untuk meningkatkan stok
Sumber ikan dan perlindungan biota
Tanah Privat
Daya Umum laut
• Pembangunan infrastruktur untuk kelancaran mobilitas barang, jasa
dan manusia
• Peningkatan akses finansial terutama kepada kelompok masyarakat
yang tidak bankable.
Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
6. Pemikiran Lateral dan Mengakomodasi Keberagaman

Hukum Adat
Pengelolaan Keseimbangan
holistik laut pembangunan
dan pulau secara spasial

Hukum
Konvensional

Pengakuan
Ekstensifikasi
masyarakat
aspek
dan hukum
intertemporal
adat

Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
Masyarakat Adat dan Modern Hukum Adat dan Konvensional

Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri,
Pradiptyo dkk, (2018)
Matur Sembah Nuwun

Anda mungkin juga menyukai