Oleh
Inka Mawardi Putri
NIM 192311101109
1. Pengertian
3. Etiologi
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus
ini utamanya meginfeksi hewan termasuk kelelawar dan unta. Ada 6 jenis
coronavirus yang dapat mengineksi manusia, yaitu coronavirus 229E,
alphacoronavirus NL63, betacoronavirus 0C43, betacoronavirus HKU1,
Severe Acute Respiratory Illnes Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East
Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) (Susilo, 2020).
Coronavirus yang menjadi etiologi Covid 19 termasuk dalam genus
betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini
masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan
wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004 silam yaitu
Sarbecovirus. Maka dari itu, International Committee in Taxonomy of Viruses
mengajukan nama SARS-CoV-2 (Susilo, 2020).
4. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinis
Infeksi Covid 19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, dan
berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu dengan (suhu>38°C), batuk
dan kesulitan bernafas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,
fatigue, myalgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran
nafas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada
kasus berat akan memburuk secara cepat dan progesif, seperti ARDS, syok
septik, asidosismetabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau
disfungsi system koagulasi dalam beberapa hari. Sedangkan pada pasien
dengan gejala yang ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
Kebanyakan memiliki prognosis baik dengan sebagian kecil dalam kondisi
kritis (Yuliana, 2020).
Gejala yang diakibatkan infeksi covid dapat menucul setelah masa
inkubasi sekitar 14 hari. Gejala yang ditimbulkan tergantung usia pasien
yang terinfeksi dan system kekebalan tubuh yang dimiliki . Pasien dengan
usia >70 tahun memiliki kemungkinan sembuh yang minimal dibandingan
dengan pasien >70 th. Gejala umum yang sering muncul seperti demam,
batuk, dan kelelahan, disertai gejala lain yang mengikuti seperti produksi
dahak berlebih, sakit kepala, hemoptysis, diare, dypsnoe dan limfopenia.
Sedangkan gambaran klinis yang dapat ditunjukkan dari hasil foto scan
berupa pneumonia (Rothan, 2020).
Berikut merupkan manifestasi klinis yang dapat mencul ketika terinfeksi
covid 19 (PDP1,2020):
a. Tidak berkomplikasi
Pada kondisi ini merupakan kondisi ringan, gejala yang akan muncul
tidak spesifik, hanya kana muncul gejala ringan seperti demam, batuk,
dapat disertai dengan nyeri tenggorokan kongesti hidung, malaise,
sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien
dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala
menjadi tidak khas atau atipikal.
b. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun
tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia
berat ditandai dengan batuk atau susah bernafas
c. Pneumonia berat, pada pasien dewas a
Gejala yang muncul diantaranya demam atau infeksi saluran nafas,
selain itu akan muncul tanda takipnea (frekuensi nafas > 30x/menit),
distress pernafasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksaan pertama kali yang akan dilakukan bagi Pasien Dalam
Pengawasan (PDP), Orang Dengan Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa
Gejala (OTG) dengan melakukan kegiatan Surveilans dan Karantina
kemudian akan dilakukan pengambilan specimen pada hari 1 dan ke 2
untuk dilakukan pemeriksaan RT PCR, namun jika tidak tersedia fasilitas
pemeriksaan RT PCR, dilakukan pemeriksaan Rapid Test. Apabila hasil
negative makan akan dilakukan penanganan sesua kondisi: ringan (isolasi
mandiri) sedang (rujuk ke RS Darurat), berat (rujuk ke RS Rujukan)
pemeriksaan ulang pada 10 hari berikutnya. Jika hasil pemeriksaan ulang
positif, maka akan dilakukan pemeriksaan ulang RT PCR. Apabila hasil
positif tatalaksana selanjutnya adalah sesuai dengan kondisi ringan (isolasi
diri di rumah), sedang (rujuk ke RS darurat), berat (rujuk ke RS Rujukan)
pada pasien tersebut akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR
sebanyak 2x selama 2 hari berturut-turut, di laboratorium pemeriksaan
yang melakukan pemeriksaan RT PCR (Kemenkes RI, 2020):
Pelaksanaan umum pada pasien terkonfirmasi covid 19 berdasarkn
tinjauan literatu (Yuliana, 2020):
1. Melakukan isolasi pada semua kasus, sesuai dengan gejala klinis yang
muncul, baik ringan maupun sedang
2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
3. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit
4. Suplementasi oksigen, pemberian terapi oksigen segera kepada pasien
dengan, distress napas, hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama
sekitar 5L/menit dengan target SpO2 >90% pada pasien tidak hamil
dan > 92-95% pada pasien hamil
5. Kenali kegagalan nafas hipoksia berat
6. Terapi cairan, konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok Pasien
dengan SARI harus diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika
pemberian vairan terlalu berlebih dapat memperberat kondsi distress
napas atau oksigenasi. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Pemberian antibiotic empiris
8. Terapi Simptomatik, diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan
lainnya jika memang diperlukan
9. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak tidak rutin diberikan pada
tatalaksana pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain
10. Observasi ketat
11. Pahami komorbid pasien