Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ETIKA PROFESI AKUNTANSI MENGENAI

“PELANGGARAN KASUS BANK CENTURY”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Etika Bisnis &
Profesi
Jurusan Akuntansi
Tahun Akademik 2018

DISUSUN OLEH :
Adriana Florenciana Amnain 434334032018020
Ayu Tita Prawati 434334032018125
Amalia Erfiana Tiara Putri 434334032018174
Vinca Alvionicasari Kinanti 434334032018203
Emanuel Paschual Rika Taek 434334032018239

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PASUNDAN (STIEPAS)


2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena oleh kasih dan karunia-Nyalah penulis dapat merampungkan makalah ini
hingga selesai. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui penyebab
kasus korupsi yang terjadi pada Bank Century yang berkaitan dengan etika profesi
akuntansi. Makalah ini sajikan berdasarkan pengamatan serta pengetahuan dari
berbagai sumber. Makalah ini juga penulis susun dengan tujuan memenuhi tugas
mata kuliah Etika Bisnis & Profesi Akuntansi.
Penulis menyusun makalah ini dengan penuh berbagai rintangan, oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang pertama kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas pertolongan-Nya kepada penulis selama merampungkan makalah ini. Penulis
juga berterima kasih kepada dosen mata kuliah Etika Profesi yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Tentunya makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk itu penulis
memohon saran dan kritik. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih
.

Bandung,

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1 


1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah ...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1 Kerangka Teori .................................................................................................... 3
2.1.1 Etika Profesi Akuntansi ..................................................................................... 3
2.2 Kasus Bank Century ............................................................................................ 7
2.3 Peran Pemerintah ..............................................................................................16 
BAB III PENUTUP ....................................................................................................14
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................17
3.2.Saran ..................................................................................................................18
3.3 Solusi ..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................21
LAMPIRAN ...............................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus korupsi masih banyak terjadi di Indonesia, tidak hanya terjadi


di kalangan politik atau pemerintahan, melainkan terjadi pula di bagian
perbankan. Seperti kasus Bank Century. Kasus korupsi Bank Century
ternyata membawa dampak terhadap berbagai sektor, khususnya stabilitas
politik dan perekonomian di Indonesia, terlebih setelah hasil audit BPK
menyatakan bahwa telah terjadi penyalahgunaan wewenang dan
pelanggaran pidana dalam kasus ini, diantaranya unsur kerugian Negara,
pelanggaran undang-undang, dan ditemukannya bukti kuat rekayasa
kebijakan yang sengaja dirancang untuk penyelamatan Bank Century.
Kasus ini membuat masyarakat menjadi bingung mengenai kebenaran dari
kasus tersebut. Disini penulis membahas tentang pelanggaran kasus bank
century yang berkaitan dengan etika profesi akuntansi.

B. Rumusan Masalah

1 Apa yang dimaksud dengan etika profesi akuntansi ?


2 Bagaimana terjadinya kasus korupsi bank century ?
3 Bagaimana peran pemerintah dalam menanggapi permasalahan ini ?

C. Tujuan Masalah 

Tujuan dari makalah ini adalah agar kita semua selalu melihat aturan
– aturan atau undang – undang dalam memecahkan sebuah masalah.
Setiap apa yang kita putuskan seharusnya, dimusyawarahkan dan juga
dikoordinasikan dengan pihak – pihak terkait lainya, agar nantinya tidak ada
yang dirugikan, apalagi apabila keputusan kita menyangkut kepentingan
orang banyak, setiap apa yang kita lakukan harus ada transparansi
sehingga kedepannya tidak menimbulkan konflik.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Kerangka Teori
1 Etika Profesi Akuntansi
Etika berasal dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti
adat istiadat Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik
pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan
dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan
segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang
yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
Di dalam akuntansi juga memiliki etika yang harus di patuhi oleh
setiap anggotanya. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan
sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik
sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi
pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung-jawab profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya
dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja
tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai
tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
 Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan
sistem informasi.
 Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat
diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di
bidang akuntansi.
 Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang
diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
 Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin
bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi
pemberian jasa oleh akuntan
Sedangkan Prinsip Etika Profesi Akuntan :
1) Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional
setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral
dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2) Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan
publik dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3) Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.
4) Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa
klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional
yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan
teknik yang paling mutakhir.
6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh
memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau
hukum untuk mengungkapkannya.
7) Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
8) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai
dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai
dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas.

1. Basis Teori Etika


a. Etika Teleologi
a. Teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu telos yang memiliki arti
tujuan. Dalam hal mengukur baik buruknya suatu tindakan yaitu
berdasarkan tujuan yang akan dicapai atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkan dari tindakan yang telah dilakukan.
b. Deontologi
i. Deontologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu deon yang memiliki arti kewajiban.
Jika terdapat pertanyaan “Mengapa
perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus
ditolak karena buruk?”. Maka Deontologi
akan menjawab “karena perbuatan pertama
menjadi kewajiban kita dank arena
perbuatan kedua dilarang”. Pendekatan
deontologi sudah diterima oleh agama dan
merupakan salah satu teori etika yang
penting.

b. Teori Hak
i. Dalam pemikiran moral saat ini, teori hak
merupakan pendekatan yang paling banyak
dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya
suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak ini
merupaka suatu aspek dari teori deontologi
karena berkaitan dengan kewajiban. Hak
didasarkan atas martabat manusia dan
martabat semua manusia adalah sama.
Oleh karena itu, hak sangat cocok dengan
suasana pemikiran demokratis.

c. Teori Keutamaan ( Virtue )


i. Dalam teori keutamaan memandang sikap
atau akhlak seseorang. Keutamaan bisa
didefinisikan sebagai disposisi watak yang
telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan seseorang untuk bertingkah
laku baik secara moral. Contoh sifat yang
dilandaskan oleh teori keutamaan yaitu
kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja
keras dan hidup yang baik.

2.2 Kasus Bank Century


A. Historis

Awal terjadinya kasus Bank Century adalah mengalami kalah kliring


pada tanggal 18 November 2008.Kalah kliring adalah suatu triminologi
yang dipahami oleh semua masyarakat yang menggambarkan adanya
deficit suatu bank. Sementara kliring itu sendiri adalah pertukaran data
keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta atau
klien yang mereka peroleh pada waktu tertentu. 
Melakukan masalah internal yang terjadi di Bank Century penipuan
oleh manajemen bank, sehubungan dengan klien mereka. Krisis yang
dialami Bank Century bukan disebabkan karena adanya krisis global,
tetapi karena disebabkan permasalahan internal bank tersebut.
Adanya penipuan yang dilakukan oleh pihak manajemen bank
terhadap nasabah menyangkut:

a. Penyelewengan dana nasabah hingga Rp 2,8 Trilliun (nasabah Bank


Century sebesar Rp 1,4 Triliun dan nasabah Antaboga Deltas
Sekuritas Indonesia sebesar Rp 1,4 Triliiun)

b. Penjualan reksa dana fiktif produk Antaboga Deltas Sekuritas


Indonesia. Dimana produk tersebut tidak memiliki izin BI dan
Bappepam LK.
Kedua permasalahan tersebut menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi nasabah Bank Century. Dimana mereka tidak dapat
melakukan transaksi perbankan dan uang mereka pun untuk
sementara tidak dapat dicairkan.
Kasus Bank Century sangat merugikan nasabahnya. Dimana setelah
Bank Century melakukan kalah kliring, nasabah Bank Century tidak
dapat melakukan transaksi perbankan baik transaksi tunai maupun
transaksi non tunai. Setelah kalah kliring, pada hari yang sama,
nasabah Bank Century tidak dapat menarik uang kas dari ATM Bank
Century maupun dari ATM bersama. Kemudian para nasabah
mendatangi kantor Bank Century untuk meminta klarifikasi kepada
petugas Bank. Namun, petugas bank tidak dapat memberikan jaminan
bahwa besok uang dapat ditarik melalui ATM atau tidak. Sehingga
penarikan dana hanya bisa dilakukan melalui teller dengan jumlah
dibatasi hingga Rp 1 juta. Hal ini menimbulkan kekhawatiran nasabah
terhadap nasib dananya di Bank Century.
Tanggal 13 November 2008, nasabah Bank Century mengakui transksi
dalam bentuk valas tidak dapat diambil, kliring pun tidak bisa, bahkan
transfer pun juga tidak bisa. Pihak bank hanya mengijinkan
pemindahan dana deposito ke tabungan dolar. Sehingga uang tidak
dapat keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua nasabah Bank
Century. Nasabah bank merasa tertipu dan dirugikan dikarenakan
banyak uang nasabah yang tersimpan di bank namun sekarang tidak
dapat dicairkan. Para nasabah menganggap bahwa Bank Century
telah memperjualbelikan produk investasi ilegal. Pasalnya, produk
investasi Antaboga yang dipasarkan Bank Century tidak terdaftar di
Bapepam-LK. Dan sudah sepatutnya pihak manajemen Bank Century
mengetahui bahwa produk tersebut adalah illegal.
Hal ini menimbulkan banyak aksi protes yang dilakukan oleh nasabah.
Para nasabah melakukan aksi protes dengan melakukan unjuk rasa
hingga menduduki kantor cabang Bank Century. Bahkan para nasabah
pun melaporkan aksi penipuan tersebut ke Mabes Polri hingga DPR
untuk segera menyelesaikan kasus tersebut, dan meminta uang
deposito mereka dikembalikan. Selain itu, para nasabah pun mengusut
kinerja Bapepam-LK dan BI yang dinilai tidak bekerja dengan baik. 
Dikarenakan BI dan Bapepam tidak tegas dan menutup mata dalam
mengusut investasi fiktif Bank Century yang telah dilakukan sejak
tahun 2000 silam. Kasus tersebut pun dapat berimbas kepada bank-
bank lain, dimana masyarakat tidak akan percaya lagi terhadap sistem
perbankan nasional. Sehingga kasus Bank Century ini dapat
merugikan dunia perbankan Indonesia.

B. Kasus Pelanggaran Etika ( Bank Century)


Membengkaknya suntikan modal dari Lembaga Penjamin Simpanan ke
Bank Century hingga Rp 6,7 triliun memaksa keingintahuan Dewan
Perwakilan Rakyat. Padahal awalnya pemerintah hanya meminta
persetujuan Rp 1,3 triliun untuk Bank Century. Menteri Keuangan Sri
Mulyani menegaskan kepada DPR bahwa jika Bank Century ditutup
akan berdampak sistemik pada perbankan Indonesia. Pada hari yang
sama pula, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bibit Samad
Riyanto menyatakan bahwa kasus Bank Century itu sudah ditingkatkan
statusnya menjadi penyelidikan.
Berbagai kejanggalan ditemukan dalam kasus tersebut. Bahkan KPK
berencana menyergap seorang petiggi kepolisian yang diduga
menerima suap dari kasus itu. Kejanggalan semakin menguat ketika
Badan Pemeriksa Keuangan laporan awal terhadap Bank Century
sebanyak delapan halaman beredar luas di masyarakat. Laporan
tersebut mengungkapkan banyak kelemahan dan kejanggalan serius di
balik penyelamatan Bank Century dan ada dugaan pelanggaran
kebijakan dalam memberikan bantuan ke Bank Century. 
Akibat kejanggalan temuan tersebut, Sekjen PDI Perjuangan Pramono
Anung membentuk tim kecil untuk menggulirkan hak angket guna
mengkaji kasus Bank Century. Lima hari kemudian, wacana
pembentukan Panitia Khusus Hak Angket DPR untuk mengusut kasus
Bank Century menjadi perdebatan di DPR. 

Kronologi kasus Bank Century:

• Tahun 1989 
Robert Tantular mendirikan Bank Century Intervest Corporation (Bank
CIC). Namun, sesaat setelah Bank CIC melakukan penawaran umum
terbatas alias rights issue pertama pada Maret 1999, Robert Tantular
dinyatakan tidak lolos uji kelayakan dan kepatutan oleh Bank
Indonesia.

• Tahun 2004 
Dari merger Bank Danpac, Bank Pikko, dan Bank CIC berdirilah Bank
Century. Mantan Deputi Senior Bank Indonesia Anwar Nasution
disebut-sebut ikut andil berdirinya bank tersebut. Tanggal 6 Desember
2004 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengesahkan Bank
Century.

• Tahun 2005 
Budi Sampoerna menjadi salah satu nasabah terbesar Bank Century
cabang Kertajaya, Surabaya.

• Tahun 2008
Beberapa nasabah besar Bank Century menarik dana yang disimpan
di bank besutan Robert Tantular itu, sehingga Bank Century
mengalami kesulitan likuiditas. Diantara nasabah besar itu adalah Budi
Sampoerna, PT Timah Tbk, dan PT Jamsostek.

• 1 Oktober 2008 
Budi Sampoerna tak dapat menarik uangnya yang mencapai Rp 2
triliun di Bank Century. Sepekan kemudian, bos Bank Century Robert
Tantular membujuk Budi dan anaknya yang bernama Sunaryo, agar
menjadi pemegang saham dengan alasan Bank Century mengalami
likuiditas.

• 13 November 2008 
Gubernur Bank Indonesia Boediono membenarkan Bank Century kalah
kliring atau tidak bisa membayar dana permintaan dari nasabah
sehingga terjadi rush. Kemudian, Bank Indonesia menggelar rapat
konsulitasi melalui telekonferensi dengan Menteri Keungan Sri
Mulyani, yang tengah mendampingi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam sidang G-20 di Washington, Amerika Serikat. 

• 14 November 2008 
Bank Century mengajukan permohonan fasilitas pendanaan darurat
dengan alasan sulit mendapat pendanaan. Budi Sampoerna setuju
memindahkan seluruh dana dari rekening di Bank Century cabang
Kertajaya, Surabaya ke Cabang Senayan, Jakarta.

• 20 November 2008
Bank Indonesia menyampaikan surat kepada Menkeu tentang
Penetapan Status Bank Gagal pada Bank Century dan menyatakan
perlunya penanganan lebih lanjut. Selaku Ketua Komite Stabilitas
Sektor Keuangan, Sri Mulyani langsung menggelar rapat untuk
membahas nasib Bank Century. Dalam rapat tersebut, Bank Indonesia
melalui data per 31 Oktober 2008 mengumumkan bahwa rasio
kecukupan modal atau CAR Bank Century minus hingga 3,52 persen.
Diputuskan, guna menambah kebutuhan modal untuk menaikkan CAR
menjadi 8 persen adalah sebesar Rp 632 miliar. Rapat tersebut juga
membahas apakah akan timbul dampak sistemik jika Bank Century
dilikuidasi. Dan menyerahkan Bank Century kepada lembaga
penjamin.

• 21 November 2008
Mantan Group Head Jakarta Network PT Bank Mandiri, Maryono
diangkat menjadi Direktur Utama Bank Century menggantikan
Hermanus Hasan Muslim. 

• 22 November 2008 
Delapan pejabat Bank Century dicekal. Mereka adalah Sualiaman AB
(Komisaris Utama), Poerwanto Kamajadi (Komisaris), Rusli Prakarta
(komisaris), Hermanus Hasan Muslim (Direktur Utama), Lila K
Gondokusumo (Direktur Pemasaran), Edward M Situmorang (Direktur
Kepatuhan) dan Robert Tantular (Pemegang Saham). 

• 23 November 2008
Lembaga penjamin langsung mengucurkan dana Rp 2,776 triliun
kepada Bank Century. Bank Indonesia menilai CAR sebesar 8 persen
dibutuhkan dana sebesar Rp 2,655 triliun. Dalam peraturan lembaga
penjamin, dikatakan bahwa lembaga dapat menambah modal
sehingga CAR bisa mencapai 10 persen, yaitu Rp 2,776 triliun. 

• 26 November 2008 
Robert Tantular ditangkap di kantornya di Gedung Sentral Senayan II
lantai 21 dan langsung ditahan di Rumah Tahanan Markas Besar Polri.
Robert diduga mempengaruhi kebijakan direksi sehingga
mengakibatkan Bank Century gagal kliring. Pada saat yang sama,
Maryono mengadakan pertemuan dengan ratusan nasabah Bank
Century untuk meyakinkan bahwa simpanan mereka masih aman. 

• Periode November hingga Desember 2008


Dana pihak ketiga yang ditarik nasabah dari Bank Century sebesar Rp
5,67 triliun.

• Desember 2008 
Lembaga penjamin mengucurkan untuk kedua kalinya sebesar Rp
2,201 triliun. Dana tersebut dikucurkan dengan alasan untuk
memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank. 

• 3 Februari 2009
Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 1,55 triliun untuk menutupi
kebutuhan CAR berdasarkan hasil assesment Bank Indonesia, atas
perhitungan direksi Bank Century. 

• 1 April 2009 
Penyidik KPK hendak menyergap seorang petinggi kepolisian yang
diduga menerima suap. Namun penyergarapan itu urung lantaran suap
batal dilakukan. Dikabarkan rencana penangkapan itu sudah sampai
ke telinga Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Sejak
itulah hubungan KPK-Polri kurang mesra. 

• Pertengahan April 2009


Kabareskrim Polri Komjen Susno Duadji mengeluarkan surat klarifikasi
kepada direksi Bank Century. Isi surat tersebut adalah menegaskan
uang US$ 18 juta milik Budi Sampoerna dari PT Lancar Sampoerna
Besatari tidak bermasalah. 

• 29 Mei 2009
Kabar Susno Duadji memasilitasi pertemuan antara pimpinan Bank
Century dan pihak Budi Sampoerna di kantornya. Dalam pertemuan itu
disepakati bahwa Bank Century akan mencairkan dana Budi
Sampoerna senilai US$ 58 juta -dari total Rp 2 triliun- dalam bentuk
rupiah. 

• Juni 2009 
Bank Century mengaku mulai mencairkan dana Budi Sampoerna yang
diselewengkan Robert Tantular sekitar US$ 18 juta, atau sepadan
dengan Rp 180 miliar. Namun, hal ini dibantah pengacara Budi
Sampoerna, Lucas, yang menyatakan bahwa Bank Century belum
membayar sepeserpun pada kliennya.

• Juli 2009 
KPK melayangkan surat permohonan kapada Badan Pemeriksa
Keuangan untuk melakukan audit terhadap Bank Century. 

• Akhir Juni 2009


Komisaris Jendral Susno Duadji mengatakan ada lembaga yang telah
sewenang-wenang menyadap telepon selulernya. 

• 2 Juli 2009
KPK menggelar koferensi pers. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan
amad Riyanto megatakan jika ada yang tidak jelas soal penyadapan,
diminta datang ke KPK. 

• 21 Juli 2009
Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 630 miliar untuk menutupi
kebutuhan CAR Bank Century. Keputusan tersebut juga berdasarkan
hasil assesment Bank Indonesia atas hasil auditro kantor akuntan
publik. Sehingga total dana yang dikucurkan mencapai Rp 6,762 triliun.

• 12 Agustus 2009 
Mantan Direktur Utama Bank Century Hermanus Hasan Muslim divonis
3 tahun penjara karena terbukti menggelapkan dana nasabah Rp 1,6
triliun. Dan tanggal 18 Agustus 2009, Komisaris Utama yang juga
pemegang saham Robert Tantular dituntut hukuman delapan tahun
penjara dengan denda Rp 50 miliar subsider lima tahun penjara. 
• 27 Agustus 2009 
Dewan Perwakilan Rakyat memanggil Menkeu Sri Mulyani, Bank
Indonesia dan lembaga penjamin untuk menjelaskan membengkaknya
suntikan modal hingga Rp 6,7 triliun. Padahal menurut DPR, awalnya
pemerintah hanya meminta persetujuan Rp 1,3 triliun untuk Bank
Century. Dalam rapat tersebut Sri Mulyani kembali menegaskan bahwa
jika Bank Century ditutup akan berdampak sistemik pada perbankan
Indonesia. Pada hari yang sama pula, Wakil Ketua KPK Bibit Samad
Riyanto menyatakan bhwa kasus Bank Century itu sudah ditingkatkan
statusnya menjadi penyelidikan.

• 28 Agustus 2009 
Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah pernyataan Sri Mulyani yang
menyatakan bahwa dirinya telah diberitahu tentang langkah
penyelamatan Bank Century pada tanggal 22 Agustus 2008 --sehari
setelah keputusan KKSK. Justru Kalla mengaku dirinya baru tahu
tentang itu pada tanggal 25 Agustus 2008.

• 10 September 2009 
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang dipimpin Sugeng
Riyono memutus Robert Tantular dengan vonis hukuman 4 tahun
dengan denda Rp 50 miliar karena dianggap telah memengaruhi
pejabat bank untuk tidak melakukan langkah-langkah yang diperlukan
sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

• 30 September 2009 
Laporan awal audit Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Bank
Century sebanyak 8 halaman beredar luas di masyarakat. laporan
tersebut mengungkapkan banyak kelemahan dan kejanggalan serius di
balik penyelamatan Bank Century dan ada dugaan pelanggaran
kebijakan dalam memberikan bantuan ke Bank Century.

• 2 Oktober 2009 
Nama Bank Century diganti menjadi Bank Mutiara.

• 21 Oktober 2009
Akibat kejanggalan temuan BPK tersebut, Sekjen PDI Perjuangan
Pramono Anung membentuk tim kecil untuk menggulirkan hak angket
guna mengkaji kasus Bank Century. Lima hari kemudian, wacana
pembentukan Panitia Khusus Hak Angket DPR untuk mengusut kasus
Bank Century menjadi perdebatan di DPR. 

• 12 November 2009 
139 anggota DPR dari 8 Fraksi mengusulkan hak angket atas
pengusutan kasus Bank Century.

Dari kronologis tersebut dapat dilihat bahwa kasus ini merupakan


pelanggaran atas penyalahgunaan aliran dana yang telah di berikan
LPS. Dimana, yang menjadi tersangka dalam kasus ini yaitu : ST,
Hermanus Hasan Muslim , Robert Tantular. RM Johanes Sarwono,
Stevanus Farok dan Umar Muchsin, Wakil Direktur Bank Century
Hamidy, Pjs Settlement Kredit dan Pelaporan Kredit (SKPK) Bank
Century Darso Wijaya, Kepala Bank Century Cabang Senayan Linda
Wangsadinata dan Divisi Legal Bank Century Arga Tirta Kencana.
Berdasarkan kasus diatas pasal-pasal yang dilanggar oleh para
terdakwa adalah sebagai berikut:

a. pasal 49 ayat 1 UU Perbankan dengan ancaman hukuman minimal


5 tahun dan maksimal 15 tahun penjara.
b. Pasal 49 ayat (2) asal 49 ayat 2 dengan hukuman minimal 3 tahun
penjara,pencucian uang Pasal 6 ayat (1) huruf a, b, dan c UU No.15
Tahun 2002 sebagaimana diubah UU No.25 Tahun 2003 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) jo Pasal 55 KUHP.
pasal 6 ayat (1) huruf a, b, dan c UU TPPU menyatakan, setiap orang
yang menerima atau menguasasi penempatan, pentransferan, atau
pembayaran harta kekayaan yang diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun, serta denda paling sedikit
Rp100 juta dan paling banyak Rp15 miliar.

2.3 Peran Pemerintah 


Melakukan penyelidikan mendalam terhadap kasus ini misalnya
dengan membentuk tim khusus untuk audit dan hak angket guna
mengkaji kasus tersebut dan juga menangkap para pelaku yang
terlibat bahkan sebagian dari mereka sudah diberi vonis. 
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kasus ini sampai sekarang masih penuh dengan misteri dan ketidakjelasan
karena diduga masih banyak orang lain yang ikut terlibat dalam kasus Bank Century
meskipun sebagian dari orang yang bertanggungjawab sudah diberi vonis dan
putusan hukuman. Hingga saat ini penanganan kasus skandal bailout Bank Century
belum juga tuntas. Institusi hukum belum juga mampu menemukan aktor intelektual
skandal yang merugikan keuangan negara sebesar Rp6,7 triliun.

Penyidikan kasus ini pun seperti jalan ditempat sejak DPR membentuk
Pansus pada tahun 2009 lalu. Namun, setelah nyaris tidak terdengar, beberapa
waktu terakhir ini kasus tersebut mulai ramai dibicarakan lagi, atau tepatnya setelah
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dan menahan mantan Deputi
Bank Indonesia Budi Mulya.

Bahkan KPK telah memeriksa Wapres Boediono terkait pemberian Fasilitas


Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) ke Bank Century. Publik pun kini kembali
menunggu apakah KPK dibawah pimpinan Abraham Samad Cs mampu menemukan
aktor intelektual skandal ini, atau kasus ini tetap tidak tuntas.
Pemerintah lebih tertarik terahadap selisih dana yang diperkirakan dengan dana
yang dikeluarkan. Apa lagi aliran dana itu masih misteri hingga sekarang. Dana
talangan yang awalnya diperkirakan hanya mencapai angka 600-an milyard
membengkak menjadi 6,7 triliun. Berkaitan dengan pembengkakan dana ini,
menurut penulis ada dua kemungkinan penyebabnya, yakni :

1. Kinerja aparatur Negara maupun aparatur swasta yang terkait pemberian dana
talangan ini memang sangat buruk dan lalai dalam menjalankan tugas sehingga
perkiraan yang awalnya bernilai milyaran rupiah membengkak menjadi triliunan
rupiah.
2. Pembengkakan dana talangan ini memang sengaja dibuat dan disembunyikan
untuk kepentingan politik pihak-pihak tertentu.

3.2 Saran

a. Dalam menghadapi kasus bank Century perlunnya kerjasama dengan baik antara
pemerrintah, DPR-RI dan Bank Indonesia.
b. Pemerintah harus bertanggung jawab kepadanasabah Bank Century agar bisa
uangnyya dicairkan.
c. Harusnnya ada trasparansi public dalam menyelesaikan kasus Bank century
sehingga tidak terjadi korupsi.
d. Audit infestasi BPK harus dilakukan dengan tuntas dan dibantu oleh Polri,
kejaksaan, Pemerintah Bank Indonesia.

3.3 Solusi
Dari sisi manager Bank Century menghadapi dilema dalam etika dan bisnis. Hal
tersebut dikarenakan manager memberikan keputusan pemegang saham Bank
Century kepada Robert Tantular, padahal keputusan tersebut merugikan nasabah
Bank Century. Tetapi disisi lain, manager memiliki dilema dimana pemegang saham
mengancam atau menekan karyawan dan manager untuk menjual reksadana fiktif
tersebut kepada nasabah. Manajer Bank Century harus memilih dua pilihan antara
mengikuti perintah pemegang saham atau tidak mengikuti perintah tersebut tetapi
dengan kemungkinan dia berserta karyawan yang lain terkena PHK. Dan pada
akhirnya manager tersebut memilih untuk mengikuti perintah pemegang saham
dikarenakan manager beranggapan dengan memilih option tersebut maka
perusahaan akan tetap sustain serta melindungi karyawan lain agar tidak terkena
PHK dan sanksi lainnya. Walaupun sebenarnya tindakan manager bertentangan
dengan hukum dan etika bisnis. Solusi dari masalah ini sebaiknya manager lebih
mengutamakan kepentingan konsumen yaitu nasabah Bank Century. Karena salah
satu kewajiban perusahaan adalah memberikan jaminan produk yang aman.
Dari sisi pemegang saham yaitu Robert Tantular, terdapat beberapa pelanggaran
etika bisnis, yaitu memaksa manajer dan karyawan Bank Century untuk menjual
produk reksadana dari Antaboga dengan cara mengancam akan mem-PHK atau
tidak memberi promosi dan kenaikan gaji kepada karyawan dan manajer yang tidak
mau menjual reksadana tersebut kepada nasabah. Pelanggaran yang terakhir
adalah, pemegang saham mengalihkan dana nasabah ke rekening pribadi.
Sehingga dapat dikatakan pemegang saham hanya mementingkan kepentingan
pribadi dibanding kepentingan perusahaan, karyawan, dan nasabahnya (konsumen).
Solusi untuk pemegang saham sebaiknya pemegang saham mendaftarkan terlebih
dahulu produk reksadana ke BAPPEPAM untuk mendapat izin penjualan reksadana
secara sah. Kemudian, seharusnya pemegang saham memberlakukan dana sabah
sesuai dengan fungsinya (reliability), yaitu tidak menyalah gunakan dana yang
sudah dipercayakan nasabah untuk kepentingan pribadi.
Dalam kasus Bank Century ini nasabah menjadi pihak yang sangat dirugikan.
Dimana Bank Century sudah merugikan para nasabahnya kurang lebih sebesar 2,3
trilyun. Hal ini menyebabkan Bank Century kehilangan kepercayaan dari nasabah.
Selain itu karena dana nasabah telah disalahgunakan maka menyebabkan nasabah
menjadi tidak sustain, dalam artian ada nasabah tidak dapat melanjutkan usahanya,
bahkan ada nasabah yang bunuh diri dikarenakan hal ini. Solusi untuk nasabah
sebaiknya dalam memilih investasi atau reksadana nasabah diharapkan untuk lebih
berhati-hati dan kritis terhadap produk yang akan dibelinya. Jika produk tersebut
adalah berupa investasi atau reksadana, nasabah dapat memeriksa kevalidan
produk tersebut dengan menghubungi pihak BAPPEPAM.
Dikarenakan kasus ini kinerja BI dan BAPPEPAM sebagai pengawas tertinggi dari
bank-bank nasional menjadi diragukan, karena BI dan BAPPEPAM tidak tegas dan
lalai dalam memproses kasus yang menimpa Bank Century. Dimana sebenarnya BI
dan BAPPEPAM telah mengetahui keberadaan reksadana fiktif ini sejak tahun
2005. 
Untuk Bank-bank nasional lainnya pengaruh kasus Bank Century mengakibatkan
hampir terjadinya efek domino dikarenakan masyarakat menjadi kurang percaya dan
takut bila bank-bank nasional lainnya memiliki “penyakit” yang sama dengan Bank
Century dikarenakan krisis global, dengan kata lain merusak nama baik bank secara
umum. Solusi untuk BI dan BAPPEPAM sebaiknya harus lebih tegas dalam
menangani dan mengawasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh bank-
bank yang diawasinya. 
Selain itu sebaiknya mereka lebih sigap dan tidak saling melempar tanggung jawab
satu sama lain. Dan saran untuk Bank Nasional lainnya, sebaiknya bank-bank
tersebut harus lebih memperhatikan kepentingan konsumen atau nasabah agar tidak
terjadi kasus yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

• http://atikaa08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/permasalahan-bank-century-dan-
solusinya/
• http://www.merdeka.com/tag/k/kasus-century/
• http://news.metrotvnews.com/read/2014/05/01/237211/peran-sri-mulyani-dalam-
kasus-bank-century (11-10-14)
• http://www.waspada.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=308084:kisah-awal-kasus-bank-
century&catid=59:kriminal-a-hukum&Itemid=91
LAMPIRAN

Pertanyaan yang diajukan:

1. Irene Aulia Hermanto (23211676) : Apa yang dimaksud dengan Dana PMS dan
memacetkan surat berharga?

Jawaban dari Zsahra Meizhella 


PMS merupakan singkatan dari Penyertaan Modal Sementara yang merupakan
penyertaan modal oleh Bank pada perusahaan peminjam untuk mengatasi
kegagalan kredit (debt to equity swap), termasuk penanaman dalam bentuk surat
utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis
transaksi tertentu yang berakibat Bank memiliki atau akan memiliki saham pada
perusahaan peminjam. 
Yang kita harus ketahui terlebih dahulu adalah pengertian surat berharga.Surat
Berharga menurut Dunil Z:2004 adalah surat pengakuan utang, wesel, saham,
obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu
kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar
modal dan pasar uang .
Sedangkan memacetkan surta berharga itu sendiri dalam kasus ini di nilai
berdasarkan perilaku pemegang saham, surat berharga tersebut memiliki risiko
gagal bayar sehingga diputuskan seluruh surat berharga yang dijamin skema AMA
dikategorikan macet

2. Marlia Dewi (24211313) : Dana tersebut berasal darimana? Dan kenapa bisa
ketauan kalau Bank Century itu korupsi?

Jawaban dari Putri Oktaviani


Dana tersebut di berikan oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).Kenapa bisa
ketahuan, yaitu awalnya karena Bank Century mengalami kalah kliring. Dimana
mereka tidak dapat melakukan transaksi baik transaksi tunai maupun transaksi non
tunai. Nasabah Bank Century juga tidak dapat menarik uang kas dari ATM Bank
Century maupun dari ATM bersama. Dari situlah nasabah Bank Century merasa
tertipu dan dirugikan dikarenakan banyak uang yang tersimpan di bank namun
sekarang tidak dapat dicairkan. Hal ini menimbulkan banyak aksi protes yang
dilakukan oleh nasabah. Para nasabah melakukan aksi protes dengan melakukan
unjuk rasa hingga menduduki kantor cabang Bank Century. Bahkan para nasabah
pun melaporkan aksi penipuan tersebut ke Mabes Polri hingga DPR Selain itu, para
nasabah pun mengusut kinerja Bapepam-LK dan BI yang dinilai tidak bekerja
dengan baik.

3. Syifa Farhana Fajrin (29211999] : Jika Sri Mulyani keluar dari Century, maka
Indonesia akan merugi, maksud meruginya itu bagaimana?
Jawaban dari zacky hazzazi
Merugi karena biaya untuk menyusut masalah ini pun memakan biaya besar bahkan
dari tahun 2008 sampai tahun ini , masalah bank century pun belum kunjung kelar.

4. Ibu Erna Kusttarini


Pertanyaan : Apa itu Kliring ? Dan apa yang dimaksud dengan kalah kliring? 
Kliring adalah sarana perhitungan warkat antar bank yang dilaksanakan oleh bank
penyelenggara kliring guna memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran
giral.
Kalah Kliring adalah jika transfer masuk dan tagihan cek / bunga bank lain atau nota
debet keluar lebih kecil dari transfer keluar dan tagihan cek atau bunga bank sendiri 
Menang Kliring adalah Jika transfer masuk dan tagihan cek/ bungan bank atau nota
debet keluar lebih besar dari transfer keluar dan tagihan cek/bunga bank sendiri.

Anda mungkin juga menyukai