Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA “Asuhan

Keperawatan Keluarga”

Disusun oleh kelompok 12:

1. Faiq Faisal Majid (M18010002)


2. Oky Jumadil Tsaniyah (M18010004)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI


YOGYAKARTA

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala atas hidayah dan taufik-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, para sahabat, dan
keluarga beliau.
Makalah ini merupakan hasil diskusi mengenai “Proses asuhan keperawatn keluarga”
pada mata kuliah ‘Keperawatan Keluarga’. Kami menggunakan bahasa yang sederhana yang
memudahkan kita untuk memahaminya. Makalah ini juga berguna untuk menambah dan
memperluas wawasan, serta menunjang pemahaman dan melatih keterampilan mahasiswa.
Terima kasih kami tuturkan pada semua pihak yang telah memberikan konstribusi dalam
penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan. Karena itu, penyusun memohon kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah selalu melimpahkan petunjuk dan bimbingan-Nya
kepada kita semua.

Yogyakarta, 21 maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I 1PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
A. Pengkajian.......................................................................................................................3
B. Analisa Data...................................................................................................................13
C. Diagnosis Keluarga.......................................................................................................14
D. Skoring Keluarga..........................................................................................................18
BAB III PEMBAHASAN KASUS..............................................................................................20
A. Pengkajian Keperawatan Keluarga............................................................................20
B. Analisa Data...................................................................................................................26
C. Diagnosis Keluarga.......................................................................................................27
D. Skoring Keluarga..........................................................................................................27
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................30
A. Kesimpulan....................................................................................................................30
B. Saran..............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini keluarga sudah menjadi hal yang fenomenal dalam kehidupan seseorang.

Menurut Mubarak (2011), suatu kumpulan beberapa individu baik dua atau lebih yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidup

dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain serta masing-masing berperan

dalam menciptakan dan mempertahankan suatu kehidupan disebut keluarga.

Selain itu, keluarga juga sebagai unit pelayanan perawatan, sebab keluarga

sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan

bermasyarakat [ CITATION Mub11 \l 1033 ]. Keluarga bisa sebagai kelompok yang dapat

menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan

dalam kelompoknya sendiri. Oleh sebab itu, ketika keluarga menghadapi masalah

tersebut adalah indivdu yang berperan penting dalam keluarga disamping dengan bantuan

dari individu lain yang memiliki profesi dalam berperan mengatasi masalah contohnya

keperawatan dalam keluarga.

Dengan demikian peran perawat keluarga juga memiliki peran yang lebih luas

dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga

memandang klien secara komprehensif. Perawat keluarga juga memiliki peran untuk

memandirikan keluarga dan merawat anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu

menjalakan fungsi dan tugas kesehatan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengkajian keluarga secara umum!

2. Jelaskan analisa data keluarga berdasarkan skenario!

3. Jelaskan diagnosis keluarga yang ditemukan pada skenario!

4. Jelaskan bagaimana penilaian scoring keluarga berdasarkan pengkajian dan analisa

data keluarga!

C. Tujuan

1. Mengetahui pengkajian keluarga secara umum.

2. Menjelaskan analisa data keluarga berdasarkan skenario.

3. Menjelaskan diagnosis keluarga yang ditemukan pada skenario.

4. Menjelaskan penilaian scoring keluarga berdasarkan pengkajian dan analisa data

keluarga.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi secara


terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar
yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah.

1. Struktur dan karakteristik keluarga;


2. Sosial, ekonomi dan budaya ;
3. Faktor lingkungan;
4. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga;
5. Psikososial keluarga.

Hal-hal perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut.

1. Data umum
a) Nama kepala keluarga, umur, alamat dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga,
status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga dan genogram (genogram
keluarga dalam tiga generasi).
b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
c) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku bangsa
keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan
kesehatan.
1) Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga.
2) Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah lingkungan
yang secara etnik bersifat homogen).
3) Kegiatan-kegiatan social bidaya, rekreasi dan pendidikan. Apakah kegiatan-
kegiatan ini ada dalam kelompok kultur atau budaya keluarga.

3
4) Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana, baik tradisional ataupun modern.
5) Bahasa yang digunakan di dalam keluarga (rumah).
6) Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi. Apakah keluarga
mengunjungi praktik, terlibat dalam praktik-praktik pelayanan kesehatan
tradisional, atau mempunyai kepercayaan tradisional dalam bidang kesehatan.
d) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
memengaruhi kesehatan seperti:
1) Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan beragamanya;
2) Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau organisasi
keagamaan;
3) Agama yang dianut oleh keluarga;
4) Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesehatan.
e) Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan, baik dari kepala keluarga maupu anggota keluarga lainnya. Selain itu,
status ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga
seperti:
1) Jumlah pendapatan per bulan;
2) Sumber-sumber pendapatan per bulan;
3) Jumlah pengeluaran per bulan;
4) Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga;
5) Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya.
f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi, namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi,
selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau senggang keluarga.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan tahap
kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga ditentukan
dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga

4
melaksanakan tugas tahapan perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga
adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga.
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga
inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagimana
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota,
dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian dan
keluarga yang hilang.
d) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua (seperti apa
kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari
kedua orang tua.
3. Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
1) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, kontrak atau
lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah untuk
tempat tinggal.
2) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior. Interior
rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur);
penggunaan-penggunaan kamar tersebut; dan bagaimana kamar tersebut
diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot, penerangan, ventilasi,
lantai, tangga rumah, susunan, dan kondisi bangunan tempat tinggal.
Termasuk perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah tinggalnya.
Apakah keluarga menganggap rumahnya memadai bagi mereka.
3) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah ada fasilitas
pengaman bahaya kebakaran.
4) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk.
5) Kamar tidur, bagimana pengaturan kamar tidur. Apakah memadai bagi
anggota keluarga dengan pertimbangan usia mereka, hubungan dan
kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya.

5
6) Kebersihan dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-serangga kecil
(khususnya di dalam), dan masalah-masalah sanitasi yang disebabkan
binatang-binatang peliharaan lainnya seperti ayam, kambing, kerbau dan
hewan peliharaan lainnya.
7) Pengaturan privasi. Bagimana dengan perasaan keluarga terhadap pengaturan
privasi rumah mereka memadai atau tidak. Termasuk bahaya-bahaya
terhadap keamanan rumah atau lingkungan.
8) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah
mereka.
b) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
1) Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa.
2) Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan industri kecil,
agraris).
3) Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, dalam perbaikan
atau lainnya).
4) Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara penanganan
sampah dan lainnya.
5) Adakah jenis-jenis industry di lingkungan rumah (kebisingan, polusi air dan
udara).
6) Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut.
7) Kelas social dan karakteristik etnik penghuni.
8) Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam lingkungan
dan komunitas (klinik, rumah sakit, penanganan keadaan gawat darurat,
kesejahteraan, konseling, pekerjaan).
9) Kemudahan pendidikan di lingkungan dan komunitas, apakah mudah diakses
dan bagimana kondisinya.
10) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki di komunitas tersebut.
11) Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, pasar, wartel dan lainnya.
12) Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas tersebut dapat di
akses (jarak, kecocokan, jam pemberangkatan dan lainnya) untuk
keluarga/komunitas.

6
13) Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas, apakah ada
masalah n yang serius seperti tidak aman dan ancaman serius.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan, lama keluarga tinggal di daerah ini,
atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada.
e) Sistem pendukung keluarga meliputi:
1) Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis;
2) Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
masyarakat setempat, lembaga pemerintah, maupun swasta /LSM;
3) Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga.
4. Struktur Keluarga
a) Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga, termasuk pesan yang
disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi secara langsung atau tidak,
pesan emosional (positif atau negatif), frekuensi dan kualitas komunikasi yang
berlangsung. Adakah hal-hal yang tertutup dalam keluarga untuk didiskusikan.
b) Sturktur kekuatan keluarga
1) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang memutuskan dalam
penggunaan keuangan, pengambil keputusan dalam pekerjaan atau tempat
tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak-anak.
2) Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat
keputusan.
c) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga, baik
secara formal maupun informal.
1) Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota keluarga
(gambarkan bagaimana setiap keluarga melakukan peran masing-masing)
dan apakah ada konflik peran dalam keluarga.

7
2) Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga, siapa yang
memainkan peran tersebut, berapa kali dan bagaimana peran tersebut
dilaksanakan secara konsisten.
3) Analisis model peran, siapa yang menjadi model dalam menjalankan peran
di keluarga, apakah status social memengaruhi pembagian peran keluarga,
apakah budaya masyarakat, bagaimana agama memengaruhi pembagian
peran keluarga, apakah peran yang dijalankan sesuai tahap
perkembangannya, bagaimana masalah kesehatan memengaruhi peran
keluarga, adakah peran baru, bagaimana anggota keluarga menerima peran
baru, respons keluarga yang sakit terhadap perubahan peran atau hilangnya
peran, serta apakah ada konflik akibat peran.
d) Struktur nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau
komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang dianut, seberapa penting nilai
yang dianut, apakah nilai yang dianut secara sadar atau tidak, apakah konflik nilai
yang menonjol dalam keluarga, bagaimana kelas sosial keluarga, bagaimana latar
belakang budaya yang memengaruhi nilai-nilai keluarga, serta bagimana nilai-
nilai keluarga memengaruhi status kesehatan keluarga.
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
1) Pola kebutuhan keluarga. Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan
individu lain dalam keluarga, apakah orang tua mampu menggambarkan
kebutuhan mereka, bagimana psikologis keluarganya, apakah setiap anggota
keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga, apakah dalam
keluarga saling menghormati satu sama lainnya, dan apakah setiap anggota
keluarga sensitive terhadap persoalan individu.
2) Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan memiliki dan dimiliki
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan
pada keluarga, serta keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

8
3) Keterpisahan dan keterikatan. Bagaimana keluarga menghadapi keterpisahan
dengan anggota keluarga lain, apakah keluarga merasa adanya keterikatan
yang erat antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain.
b) Fungsi sosialisasi.
1) Tanyakan apakah ada otonomi setiap anggota dalam keluarga.
2) Apakah saling ketergantungan.
3) Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak atau fungsi
sosialisasi.
4) Adakah faktor social budaya yang memengaruhi pola-pola membesarkan
anak.
5) Apakah keluarga mempunyai masalah dalam mengasuh anak.
6) Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain
sesuai dengan tahap perkembangannya.
7) Apakah ada peralatan atau permainan yang cocok dengan usianya.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian dan perlindungan terhadap
anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat sakit.
Kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga,
diantaranya adalah sebagai berikut.
Mengenai masalah kesehatan. Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari
masalah kesehatan meliputi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta yang
memengaruhi persepsi keluarga terhadap masalah.
1) Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat atau sakit bagi anggota
Keyakinan, nilai dan perilaku keluarga
2) Nilai yang dianut terkait kesehatan
3) Apakah keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai tersebut
4) Bagaimana perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung peningkatan
kesehatan
5) Konsep dan pengetahuan keluarga tentang konsep sehat sakit keluarga.
 Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi tanda dan gejala pada
anggota keluarga yang sakit.

9
 Sumber-sumber informasi yang diperoleh keluarga dalam kesehatan.
 Masalah kesehatan yang dianggap serius dalam keluarga dan tindakan
apa yang diambil.
6) Praktik diet keluarga
 Pengetahuan keluarga tentang makanan yang bergizi.
 Riwayat pola makan keluarga.
 Bagaimana cara keluarga menyiapkan makanan. Keluarga menyiapkan
makanan dengan digoreng, direbus, dipanggang, dimasak, atau disajikan
mentah.
 Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari dan cara
menyimpannya.
 Bagaimana jadwal makan keluarga (utama dan selingan).
 Siapa anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap perencanaan,
belanja dan menyiapkan makanan.
 Kebiasaan tidur dan istirahat. Waktu tidur keluarga, kecukupan, adakah
kesulitan tidur dan di mana tempat keluarga tidur.
7) Latihan dan rekreasi
 Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif
sangat diperlukan bagi kesehatan.
 Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik anggota keluarga.
 Keikutsertaan anggota keluarga dalam aktivitas olahraga atau rekreasi.

Mengambil keputusan mengenai keputusan yang tepat. Sejauh mana


keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah
dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akibat dari
tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah
kesehatan, dapatkah menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang
percaya terhadap tenaga kesehatan, serta mendapat informasi yang salah
terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.

8) Kebiasaaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga

10
 Kebiasaan penggunaan alcohol, tembakau dan kopi.
 Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep atau
dengan resep.
 Kebiasaan keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka waktu
lama dan menggunakan kembali.
 Kebiasaan menyimpan obat dan memberi label.
9) Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
 Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status kesehatan.
 Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit atau penyakit.
 Siapa yang berperan mengambil keputusan dalam hal kesehatan
keluarga.
 Pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan pada anggota
keluarga yang sakit.
10) Cara-cara pencegahan penyakit
 Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit.
 Kebiasaan keluarga dalam pemeriksaan kesehatan.
 Status imunisai keluarga pada bayi, balita dan ibu hamil.
11) Perasaan dan persepsi keluarga tentang pelayanan kesehatan.
 Perasaan keluarga terhadap jenis-jenis perawatan kesehatan.
 Pengalaman masa lalu dengan pelayanan kesehatan.
 Kepuasan dan kepercayaan keluarga terhadap pelayan kesehatan.
 Harapan keluarga terhadap petugas pelayanan kesehatan.
Merawat anggota kelurga yang sakit. Sejauh mana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan; menegtahui sumber-sumber yang ada
dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan,
fasilitas fisik, psikososial); mengetahui keberadaan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
12) Riwayat kesehatan keluarga

11
Tanyakan riwayat penyakit genetic dan penyakit keluarga pada masa lalu
dan masa sekarang separti diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi,
kanker, stroke dan arthritis reumatis, penyakit gagal ginjal, tiroid, asma,
alergi, penyakit-penyakit darah, dan lain-lain.
13) Sumber keuangan
Tanyakan bagaimana pola keluarga dalam pembayaran biaya kesehatan
dan asuransi kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Memelihara
lingkungan rumah yang sehat, sejauh mana keluarga mengetahui sumber-
sumber yang dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan,
mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antaranggota
keluarga pada praktik lingkungan. Apakah saat ini keluarga terpapar oleh
polusi udara, air atau kebisingan dari lingkungan tempat tinggalnya, apa
yang dilakukan keluarga untuk mencegah penyakit, siapa orang yang
berperan membuat keputusan terkait masalah keluarga, serta bagaimana
pengetahuan keluarga cara perawatan anggota keluarga yang sakit.
Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat, apakah
keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami
keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan
keluarga terhadap petugas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau
oleh keluarga.
14) Pelayanan kesehatan darurat
 Pengetahuan keluarga terkait tempat pelayanan kesehatan darurat
terdekat.
 Pengetahuan keluarga cara memanggil ambulan atau pelayanan
kesehatan darurat.
 Pengetahuan keluarga mengenai cara penanganan keadaan darurat.
15) Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan.
 Bagaimana jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah.
 Jenis alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk mencapai
fasilitas pelayanan kesehatan.

12
 Masalah apa yang dihadapi keluarga dalam hubungannya antara
transportasi dengan tempat fasilitas pelayanan kesehatan.
d) Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, serta
metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan. Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat guna
meningkatkan status kesehatan keluarga.
6. Stress dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
b) Stressor jangka panjang, yaitu stressor yang saat ini dialami yang memerlukan
penyelesaian lebih dari 6 bulan.
c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor, mengkaji sejauh
mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
d) Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
e) Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan
pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian ini, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

D. Analisa Data

13
Setelah dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara dan pemeriksaan fisik,
kemudian dilakukan analisa data. Analisa data dilakukan dengan memilih data-data yang
ada, sehingga dapat dirumuskan menjadi suatu diagnosis keperawatan. adapun tiga norma
yang perlu diperhatikan oleh perawat.
1. Keadaan kesehatan yang normal dari tiap anggota keluarga.
2. Keadaan kesehatan dan sanitasi lingkungan
3. Karakteristik keluarga
Berdasarkan analisa data, dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat. Selanjutnya dengan masalah tersebut perawat dapat menyusun
rencana asuhan keperawatan yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Masalah-
masalah yang telah dirumuskan terkadang tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh
karena itu, diperlukan suatu prioritas masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penentuan prioritas masalah adalah sebagai berikut:
1. Penyelesaian masalah tidak dapat diatasi dalam keluarga.
2. Masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga.
3. Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga.
4. Keterlibatan keluarga dalam problem solving.
5. Sumber daya keluarga dalam penyelesaian masalah.
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

E. Diagnosis Keluarga

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau


masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data
secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis
dari hasil pengkajian terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan
keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat
actual, risiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga,
berdasarkan kemampuan, dan sumber daya keluarga.

14
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi problem atau masalah, etiologi
atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES.

1. Problem atau masalah (P)


2. Etiology atau penyebab (E)
3. Sign atau tanda (S)

Tipologi dari diagnosis keperawatan,

1. Diagnosis actual (terjadi defisist atau gangguan kesehatan)


Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga memerlukan
bantuan untuk segera ditangani dengan cepat. Pada diagnosis keperawatan actual,
factor yang berhubungan merupakan etiologi, atau factor penunjang lain yang telah
memengaruhi perubahan status kesehatan. Sedangkan factor tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu :
a) Patofisiologi (biologi atau psikologi)
b) Tindakan yang berhubungan
c) Situasional (lingkungan, personal)
d) Maturasional

Secara umum factor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis


keperawatan keluarga adalah adanya:

a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan persepsi)


b) Ketidakmauan (sikap dan motivasi)
c) Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau
tindakan, kurangnya sumber daya keluarga, baik financial, fasilitas, system
pendukung, lingkungan fisik, dan psikologis).
2. Diagnosis risiko tinggi (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut
dapat menjadi masalah actual apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan
dari tim kesehatan atau keperawatan. Factor-faktor risiko untuk diagnosis risiko dan

15
risiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien
atau kelompok. Factor ini membedakan klien atau kelompok risiko tinggi dari yang
lainnya pada populasi yang sama yang mempunyai risiko.
3. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak mencakup factor-faktor yang
berhubungan. Perawat dapat memperkirakan kemampuan atau potensi keluarga dapat
ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Daftar diagnosis keperawatan keluarga
berdasarkan NANDA tahun 1995 adalah sebagai berikut.
a) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan.
1) Kerusakan penatalksanaan pemeliharaan rumah (hygiene lingkungan)
2) Risiko terhadap cedera
3) Risiko terjadi infeksi (penularan penyakit)
b) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah sruktur komunikasi. Komunikasi
keluarga disfungsional.
c) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran.
1) Berduka dan antisipasi
2) Berduka disfungsional
3) Isolasi social
4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit terhadap
keluarga)
5) Potensial peningkatan menjadi orang tua
6) Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)
7) Perubahan penampilan peran
8) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
9) Gangguan citra tubuh
d) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif.
1) Perubahan proses keluarga
2) Perubahan menjadi orang tua
3) Potensial peningkatan menjadi orang tua
4) Berduka yang diantisipasi

16
5) Koping keluarga tidak efektif, menurun
6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
7) Risiko terhadap tindakan kekerasan
e) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi social.
1) Perubahan proses keluarga
2) Perilaku mencari bantuan kesehatan
3) Konflik peran orang tua
4) Perubahan menjadi orang tua
5) Potensial peningkatan menjadi orang tua
6) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
7) Perubahan pemeliharaan kesehatan
8) Kurang pengetahuan
9) Isolasi social
10) Kerusakan interaksi social
11) Risiko terhadap tindakan kekerasan
12) Ketidakpatuhan
13) Gangguan identitas diri

f) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan


1) Perubahan pemeliharaan kesehatan
2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan
4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik atau pengobatan keluarga
5) Risiko terhadap penularan penyakit
g) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping
1) Potensial peningkatan koping keluarga
2) Koping keluarga tidak efektif, menurun
3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
4) Risiko terhadap tindakan kekerasan

17
F. Skoring Keluarga

Setelah data dianalalisis kemungkinan perawat menemukan lebih dari satu masalah.
Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang dimiliki oleh keluarga maupun
perawat, maka masalah-masalah tersebut tidak dapat ditangani sekaligus. Oleh karena itu,
perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga.
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), prioritas masalah kesehatan keluarga dengan
menggunakan proses scoring sebagai berikut.

No Kriteria Skor Bobot


.
1 Sifat Masalah 1
 Tidak/kurang sehat 3
 Ancaman kesehatan 2
 Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah 2
 Dengan mudah 2
 Hanya sebagian 1
 Tidak dapat 0
3 Potensial Masalah untuk dicegah 1
 Tinggi 3
 Cukup 2
 Rendah 1
4 Menonjolnya Masaah 1
 Masalah berat, harus segera 2
ditangani
 Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
segera ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara berikut ini

1. Tentukan skor untuk setiap criteria yang telah dibuat


2. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan bobot

Skor
x Bobot
Angka Tertinggi

3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan seluruh
bobot

18
Empat criteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah

1. Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau kurang sehat
diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan yang
segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga. Krisis atau
keadaan sejahtera diberikan bobot paling sedikit atau rendah karena factor
kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi keluarga untuk mengatasi
masalahnya dengan baik.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada
tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :
a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani
masalah
b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik, keuangan,
tenaga
c) Sumber-sumber dari keperawatan, misalnya dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, dan waktu
d) Sumber-sumberdari masyarakat, misalnya dalam bentuk fasilitas kesehatan,
organisasi masyarakat, dan dukungan social masyarakat
3. Potensi masyarakat bila dicegah
Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau
dicegah. Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor criteria
potensial masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut
a) Kepelikan dari masalah
Berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah, prognosis penyakit atau
kemungkinanmengubah masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut makin
sedikit kemungkinan mengubah atau mencegah sehingga makin kecil potensi
masalah yang akan timbul
b) Lamanya masalah
Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut. Biasanya
lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah bila
dicegah
c) Adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok yang peka atau rawan
Adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi masalah bila
dicegah.
4. Menonjolnya masalah
Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai beratnya masalah
serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam
memberikan skor pada criteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana

19
keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika keluarga menyadari masalah
dan merasa perlu untuk menangani segera, maka harus diberi skor yang tertinggi.

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan Keluarga

Fasilitas Yankes : Puskesmas Antara No.Register :


Nama Perawat : Munawwarah Syam Tanggal pengkajian : 21/04/2012

1. Data Keluarga
Nama KK : Tn A Bahasa sehari-hari : Indonesia
Alamat : Hartaco Permai Jarak Yankes terdekat : ± 1
km
Agama & Suku : Islam, Suku Makassar Alat Transportasi : motor
2. Data Anggota Keluarga

N Nama Hub Umu JK Suku Pend Pek Status TTV Status Alat
o dgn r terakhir saat ini Gizi (TB, (TD,S,N,P) Imunisasi bantu/
KK BB, BMI) Dasar Protesa
1 Tn A KK 52 L Maka SMA Karya TB :cm, 110/80mmh - -
thn ssar wan BB :kg g,36,70C,
64x/m,
20x/m
2 Ny M Istri 40 P Bugis SMA IRT TB : 110/80mmh - Kacama

20
thn BB : g,36,70C, ta
64x/m,
20x/m
3 MS anak 14 L Maka SMP pelajar TB : Lengkap kacamat
thn ssar BB : a
4 MM anak 12 L Maka SD pelajar TB : lengkap
thn ssar BB:
5 KH anak 2 thn L Maka Belum - TB: Lengkap
ssar sekolah BB:

Lanjutan

N Nama Penampilan umum Status kesehatan saat ini Riwayat penyakit /Alergi Analisis masalah
o kesehatan individu

1 Tn A Pendek gemuk Sehat - -


2 Ny M Pendek kurus Sehat maag -
3 MS Bersih Sehat Alergi udara dingin -
4 MM Bersih Sehat Alergi makanan (telur) -
5 KH Bersih Sehat - -

3. Data Pengkajian Individu Yang Sakit (terlampir)


4. Data Penunjang Keluarga
Rumah dan Sanitasi Lingkungan
 Kondisi Rumah : Rumah kurang bersih dan kurang rapi
 Ventilasi : Kurang
 Pencahayaan rumah: kurang, karena di dalam rumah masih memerlukan bantuan
pencahayan lampu pada siang hari
 Saluran buang air limbah: Cukup
 Sumber air bersih : Sehat ( PAM )
 Jamban memenuhi syarat: ya
 Tempat sampah : ada,
 Rasio bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga : Tidak

PHBS di Rumah Tangga


 Jika ada Bunifas, persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan :-
 Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : iya
 Jika ada balita, Menimbang balita tiap bulan : iya
 Menggunakan air bersih untuk makan & minum : Ya
 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun : Ya
 Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya : Sampah dikumpul di tempat
pembuangan lalu diangkut oleh
truk sampah
 Menjaga lingkungan rumah tampak bersih : Ya, tapi jarang dilakukan

21
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari : Ya (Nasi, Ikan, dan Sayur)
 Menggunakan jamban sehat : Ya
 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Jarang dilakukan
 Makan buah dan sayur setiap hari : Sering
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya
 Tidak merokok di dalam rumah : Tidak
5. Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Anggota Keluarga
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggota keluarganya yang menderita sakit : jika
ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas atau pustu terdekat
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya : Ya
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya : Ya
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :Ya
6) Pada siapa keluarga bisa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya : Tetangga dan Tenaga kesehatan
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya :
Perlu berobat ke pelayanana kesehatan
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota
keluarganya secara aktif : Tidak
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya : Ya
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya : Ya
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya : Ya
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : Ya
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya : Tidak

Kriteria Kemandirian Keluarga


1. Menerima petugas puskesmas
2. Menerima yankes sesuai rencana
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sedrehana sesuai anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif

22
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif

Kesimpulan
Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
Kemandirian II : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
Kemandirian III : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7

LAMPIRAN

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

Nama individu yang sakit :Ny.R Dg.B Diagnosa Medik :G3P2A0


Sumber dana kesehatan : Rujukan Dokter / Rumah Sakit : Puskesmas
Keadaan Umum Sirkulasi / Cairan Perkemihan Pernafasan

Kesadaran : c/m Edema Bunyi Pola BAK 5-8x/hr, Vol Sianosis

GCS :E4M5V6 Jantung…. 1500 ml/hr Sekret / Slym

TD:110/80mmhg Asites Akral dingin Hematuria Poliuria Irama Reguler

P : 28 x/menit Tanda Perdarahan: Oliguria Disuria Wheezing

S : 36,7oC Purpura/Hematoma/ Inkontinensia Retensi Ronchi.................

N : 88 x/menit Petekie/Melena Nyeri saat BAK Otot bantu

BB : 45kg Hematemesis/Epistaksis Kemampuan BAK: nafas……….

TB : 143cm Tanda Anemia: Pucat/ Mandiri/Bantu Alat bantu

Lila: 24cm Kongjungtiva Pucat/Lidah sebagian/Tergantung nafas……….

Takikardia Pucat/Akral Pucat Alat Bantu: Tidak/Ya Dispnea

Bradikardia Tanda Dehidrasi: Mata Gunakan Obat: Tidak/Ya Sesak

Tubuh teraba Cekung/Turgor kulit Kemampuan BAB: Stridor

hangat Berkurang/Bibir Kering Mandiri/Bantu/sebagian/ Krepirasi

Menggigil Pusing Kesemutan Tergantung

Berkeringat Rasa Alat Bantu: Tidak/Ya

Haus

Pengisian Kapiler < 3

detik
Pencernaan Muskuloskletal Neurosensori Kulit

Mual Muntah Tonus otot Fungsi Penglihatan: Jaringan parut

23
Kembung Kontraktur Buram Memar

Nafsu makan: Fraktur Tak bias melihat Laserasi

Berkurang/Tidak Nyeri otot/tulang Alat bantu…………….. Ulserasi

Sulit menelan Dropfoot, Visus………………….. Pus…………….

Disphagia lokasi………… Bulae/lepuh

Bau nafas Tremor, jenis………… Fungsi Pendengaran Perdarahan bawa

Kerusakan Malaise/fatique Kurang jelas Krustae

gigi/gusi/lidah/ Atropi Tuli Luka bakar kulit……

Geraham/rahang/ Kekuatan Alat bantu Derajat……………..

palatum otot…………… Tinnitus Perubahan warna….

Distensi Postur tidak Decubitus:Grade……

abdomen normal……… Fungsi Perasa Lokasi………………

Bising usus…… RPS Atas: Mampu

Konstipasi bebas/terbatas/ Terganggu Tidur dan Istirahat

Diare……x/hr Kelemahan/kelumpuhan Susah tidur

Hemoroid, (Ka/Ki) Fungsi Perabaan Waktu tidur (malam

grade…… RPS Bawah: Kesemutan jam 21.00 – 01.00)

Teraba masa bebas/terbatas/ pada………… Bantuan obat

abdomen Kelemahan/kelumpuhan Kebas

Stomatitis (Ka/Ki) pada………………..

Warna Berdiri: Mandiri/Bantu Disorientasi Parese

Riwayat obat Sebagian/Tergantung Halusinasi Disartria

pencahar Berjalan: Amnesia Paralisis

Maag Mandiri/Bantu Reflex patologis

Konsistensi…… Sebagian/Tergantung Kejang: sifat………

Diet khusus : Alat bantu: Tidak/Ya lama……..

Ya/Tidak Nyeri: Tidak/Ya Frekwensi……………

Kebiasaan ………..

24
makan-minum:

Mandiri/Bantu Fungsi Penciuman

sebagian/ Mampu

Tergantung terganggu

Alergi

makanan/minum

an:

Tidak/Ya

Alat bantu:

Ya/Tidak
Mental Komunikasi dan budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri

Cemas Interaksi dengan Gigi-mulut Bersih Sehari-hari

Denial Marah keluarga: Mata Bersih Kulit Mandi:

Takut Putus Baik/terhambat Bersih Mandiri/Bantu

Asa Berkomunikasi: Perineal/genital Bersih Sebagian/Tergantung

Depresi Lancar/Terhambat Hidung Bersih Kuku Berpakaian: Mandiri /

Rendah diri Kegiatan sosial sehari- Bersih Bantu/Sebagian/Terga

Menarik diri hari: Telinga Bersih ntung

Agresif Baik Rambut kepala Bersih Menyisir rambut:

Perilaku Mandiri

kekerasan /Bantu/Sebagian/Terga

Respon pasca ntung

trauma………

Tidak mau

melihat bagian

tubuh yang

rusak
Keterangan Tambahan Terkait Individu

25
DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT

G. Analisa Data

No. Data Subjektif Data Objektif Masalah Kesehatan


1. Keadaan kesehatan  Dapat dilihat pada Status Gizi -
yang normal dari tiap (TB, BB, BMI), TTV
anggota keluarga. (TD,S,N,P), Status Imunisasi
Dasar, Status kesehatan saat
ini, Riwayat penyakit /Alergi
pada tabel pengkajian data
anggota keluarga

2. Keadaan kesehatan dan  Kondisi Rumah : kondisi  Ketidakmampuan


sanitasi lingkungan halaman rumah kurang bersih dalam
 Memberantas jentik di rumah penatalaksanaan
sekali seminggu jarang pemeliharaan
dilakukan. rumah

 Keluarga memiliki jamban di  Risiko terjadi


rumahnya infeksi (penularan
penyakit)

3. Ada kemampuan  Potensial


 keluarga tidak melakukan
keluarga dalam peningkatan
upaya peningkatan kesehatan
melakukan tugas pemeliharaan
yang dialami anggota
pemeliharaan anggota kesehatan
keluarganya secara aktif.
keluarga walaupun
sedikit berperan
 keluarga tidak mampu

26
menggali dan memanfaatkan
sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya

H. Diagnosis Keluarga

1. Ketidakmampuan dalam penatalaksanaan pemeliharaan lingkungan (hygiene

lingkungan) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perilaku hidup

bersih.

2. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai

penularan penyakit.

3. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

I. Skoring Keluarga

1. Ketidakmampuan dalam penatalaksanaan pemeliharaan lingkungan (hygiene

lingkungan) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perilaku hidup

bersih.

No. Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran


1 Sifat Masalah Kondisi halaman
 Tidak/kurang sehat 3 1 3/3 x 1=1 kurang bersih
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah
 Dengan mudah 2 2 2/2 x 2= 2 Dengan memiliki 2
orang cucu yang bias
membantu
membersihkan
rumah.
3 Potensial Masalah untuk dicegah

27
 Cukup 2 1 2/3 x 1= 2/3 Memenuhi criteria
kemandirian dua
4 Menonjolnya Masaah 1
1 1 ½x1=½ Membersihkan
 Ada masalah, tetapi tidak jentik nyamun
perlu segera ditangani jarang dilakukan
Total 3 7/6

2. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai

penularan penyakit.

No. Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran


1 Sifat Masalah Kurangnya
 Ancaman Kesehatan 2 1 2/3 x 1= 2/3 pengetahuan
kelaurga mengenai
penularan penyakit
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah
 Hanya sebagian 1 2 1/2 x 2= 1 Dibantu dalam
pembuatan jamban.
3 Potensial Masalah untuk dicegah
 Rendah 1 1 1/3 x 1= 1/3 Klien tidak memiliki
jamban sendiri
4 Menonjolnya Masaah 1
2 1 2/2 x 1 = 1 Bila tidak segera
 Masalah berat harus segera ditangani
ditangani memungkinkan
terjadi penularan
pada anggota
keluarga.
Total 3
3. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

No. Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran


1 Sifat Masalah Klien membawa
 Krisis atau keadaan sejahtera 1 1 1/3 x 1= 1/3 anggota keluarga
yang sakit ke tenaga
kesehatan
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah
 Dengan Mudah 2 2 2/2 x 2= 2 Klien membawa
anggota keluarga
yang sakit ke tenaga
kesehatan
3 Potensial Masalah untuk dicegah

28
 Tinggi 3 1 3/3 x 1= 1 Klien membawa
anggota keluarga
yang sakit ke tenaga
kesehatan
4 Menonjolnya Masalah 1
0 1 0/2 x 1 = 0 Klien perhatian
 Tidak dirasakan kepada anggota
keluarganya yang
menderita sakit
Total 3 1/3

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas permasalahn pada
keluarga nyonya M.Dg.R adalah sebagai berikut.
1. Ketidakmampuan dalam penatalaksanaan pemeliharaan lingkungan (hygiene

lingkungan) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perilaku hidup

bersih.

2. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai

penularan penyakit.

3. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

29
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehidupan keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter tiap

individu yang didalamnya. Oleh sebab itu, keluarga mempunyai tugas dan fungsinya

sendiri, dimana keluarga bukan hanya berfungsi sebagai membentuk suatu keturunan

akan tetapi keluarga mempunyai fungsi ekonomi, psikologi, dan pendidikan. Masalah-

masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan sehingga apabila salah satu anggota

keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga

lainnya, serta keluarga tetap dan selalu berperan sebagai pengambil keputusan dalam

memelihara kesehatan para anggotanya. Jadi, yang dibutuhkan dalam menangani masalah

ini selain peran dari keluarga diperlukan juga profesi yang bekerja dalam kesehatan

keluarga, contohnya saja teori dalam keperawatan keluarga. Peningkatan status kesehatan

keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan

kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan

kemandirian keluarga, sehingga apabila produktifitas dan kemandirian keluarga

meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula

J. Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar

dapat mengetahui dan memahami proses asuhan keperawatan keluarga.

30
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.

Jakarta: Salemba Medika.

Sudiharto.(2007).AsuhanKeperawatanKeluargadenganPendekatanKeperawatanTranskultural.

Jakarta : EGC

31

Anda mungkin juga menyukai