Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENELITIAN

Kefektifan Sedasi antara Campuran Ketamin Propofol (Ketofol),


dan Propofol Fentanil pada Prosedur Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP)
Adhrie Sugiarto, Aries Perdana,Norman Rabker Jefrey Tuhulele
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia

Abstrak
Sedasi adekuat diperlukan untuk menjaga kedalaman sedasi dan analgesia serta mengendalikan pergerakan
pasien selama prosedur ERCP. Propofol merupakan sedasi yang tanpa efek analgesia namun memiliki efek
depresi kardiovaskular dan respirasi yang tergantung dosis. Penambahan ketamin dosis kecil diharapkan
menurunkan kebutuhan dosis propofol dalam mempertahankan kedalaman sedasi, analgesia, kestabilan
hemodinamik dan respirasi. Penelitian ini membandingkan keefektifan sedasi antara campuran ketamin-propofol
(ketofol) dan propofol-fentanil pada prosedur ERCP. Penelitian ini adalah uji klinis acak tersamar ganda, 36
pasien dewasa yang menjalani prosedur ERCP, dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok KF (n=18) yang
mendapatkan ketofol 1:4 dalam semprit 50 mL, serta kelompok PF (n=18) yang mendapatkan fentanil 1
mcg/kgBB dan propofol dalam semprit 50 mL. Kedalaman sedasi diukur dengan Ramsay Sedation Scale. Hasil
penelitian didapatkan rerata konsumsi propofol permenit, kelompok ketofol lebih rendah bermakna dibanding
dengan kelompok propofol fentanil (p<0.05). Jumlah kebutuhan fentanil pada kelompok ketofol lebih rendah
dibanding dengan kelompok propofol-fentanil (p<0.05). Mula kerja dan waktu pulih pada kelompok propofol-
fentanil lebih cepat dibanding dengan kelompok ketofol (p<0.05). Kejadian hipotensi pada kedua kelompok
tidak berbeda bermakna (p>0.05). Tidak didapatkan kejadian desaturasi dan mual/muntah pada kedua kelompok.
Simpulan adalah ketofol lebih efektif daripada propofol-fentanil untuk kedalaman sedasi dan analgesia serta
memiliki efek samping yang minimal.

Kata kunci: ERCP, Propofol, ketamin, fentanil, sedasi, analgesia

The effectiveness of sedation between ketamine propofol mixtures


(ketofol), and propofol fentanyl for Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP)
Abstract
The effectiveness of sedation is the ability of the drugs to maintain sedation depth and analgesia, and to control
patients movements during ERCP procedure. Propofol is a sedative agent that has no analgesia effect and has
a dose-dependent cardiovascular and respiratory depressant effects. The addition of small dose of ketamin is
expected to reduce the required dose to maintain hemodinamic and respiratory stability. This study compared
the effectiveness of sedation between 1:4 ketamin propofol mixtures (ketofol) and propofol-fentanyl in ERCP
procedure. This research a double blind randomised clinical trial was done in 36 adult patients who underwent
ERCP procedure, which were divided into two groups: KF group (n = 18), which were treated with ketofol 1:4
in a 50 mL syringe, and PF group (n = 18) which were treated with fentanil 1 mcg/kgBW and propofol in a 50
mL syringe. The depth of sedation was measured by Ramsay Sedation Scale (RSS). The average consumption of
propofol per minute of ketofol group was significantly lower than fentanyl propofol group (p<0.05). The median
fentanyl consumption of ketofol group was significantly lower than fentanyl propofol group (p<0.05). The onset
and the recovery time in fentanyl propofol group were faster than ketofol group (p<0.05). There was no
significant different in the incidence of hypotension in both groups (p>0.05). There were no desaturation events
or nausea/ vomiting in both groups. Conclution ketofol was more effective than fentanyl-propofol mixture in
maintaining the depth of sedation and analgesia and has minimal side effects.

Key words: Analgesia,ERCP, fentanyl, ketamine, propofol, sedation


Korespondensi: Andhrie Sugiarto, dr., SpAn, Departemen Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit
Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jl. Poncol Indah No. 80 Cireundeu Ciputat, Mobile 081510368016, Email
adhrie@gmail.com

33
34

Adhrie Sugiarto, Aries Perdana,Norman Rabker Jefrey


Tuhulele
Pendahuluan sedasi antara campuran ketamin dan propofol
(ketofol) konsentrasi 1:4, dan kombinasi
Endoscopic Retrograde propofol
Cholangiopancreatography (ERCP) adalah - fentanil pada prosedur ERCP. Hipotesis dari
tindakan endoskopi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah campuran ketamin dan
melihat kelainan pada saluran empedu dan propofol (ketofol) lebih efektif dibanding
pankreas. ERCP merupakan, prosedur yang dengan kombinasi fentanil dan propofol sebagai
cukup kompleks dan menyebabkan kombinasi obat sedasi dan analgesia pada
ketidaknyamanan pada pasien. Keberhasilan prosedur ERCP.
prosedur ini bergantung pada sedasi yang
adekuat selama prosedur. Sedasi ideal adalah Subjek dan metode
sedasi yang dapat mengurangi nyeri dan
kecemasan pasien, menimbulkan amnesia, Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis
memiliki efek samping minimal, dapat acak tersamar ganda. Penelitian ini dikerjakan
mengontrol pergerakan pasien, serta memiliki di ruang pusat endoskopi saluran c erna (PESC)
mula kerja dan waktu pemulihan yang cepat, RSUPN Cipto Mangunkusumo, periode Mei–
aman untuk berbagai usia dan tidak mahal.1-3 Juli 2015, setelah mendapat persetujuan dari
Pada prosedur endoskopi saluran cerna, Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
kombinasi propofol dan fentanil sering Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr.
digunakan. Teknik tersebut dapat memberikan Cipto Mangunkusumo serta persetujuan tertulis
tingkat sedasi adekuat, dengan efek depresi dari pasien yang telah mendapat penjelasan
kardiovaskular dan depresi napas cukup tinggi. (informed consent) mengenai tindakan yang
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sumaratih akan dilakukan.
pada tahun 2013 didapatkan pada kombinasi Populasi penelitian ini adalah pria dan
propofol dengan fentanil, insiden hipotensi wanita dengan usia 18–60 tahun, yang akan
sebanyak 48% pada kelompok TCI dan 32% menjalani prosedur ERCP dengan sedasi, status
pada kelompok bolus, sedangkan insiden fisik American Sosciety of Anesthesiologist
desaturasi sebanyak 4% pada kelompok TCI dan (ASA) I-III, indeks Massa Tubuh 18–30 kg/m 2.
12% pada kelompok bolus.4 Propofol dan Kriteria penolakan adalah bila pasien memiliki
ketamin adalah dua macam obat yang sering riwayat alergi terhadap obat-obatan yang
digunakan pada prosedur sedasi. dipakai, pasien dengan penyakit kardiovaskular,
Ketamin diketahui lebih aman dibanding yaitu berupa gangguan katup, gangguan irama
dengan fentanil dan alfentanil ketika jantung, penyakit jantung koroner, penyakit
dikombinasikan dengan propofol. Penggunaan
5
jantung bawaan, pasien dengan hipertensi,
ketamin dapat menurunkan kebutuhan propofol pasien dengan gangguan fungsi pernapasan,
dalam menjaga kedalaman sedasi. 6 Fentanil juga pasien dengan kehamilan, pasien dengan
diketahui bisa menyebabkan spasme sfinkter hemodinamik yang tidak stabil, pasien yang
oddi sehingga dapat menyulitkan akses prosedur sedang dalam konsumsi obat-obatan psikiatri,
ERCP. Hal ini bisa menjadi pertimbangan pasien dengan kemungkinan sulit intubasi dan
pemilihan obat kombinasi sedasi oleh dokter ventilasi, pasien dengan gangguan ginjal.
anestesiologis. Campuran propofol dan ketamin Kriteria pengeluaran adalah apabila terjadi
secara farmakologi kompatibel, teknik ini telah reaksi alergi pada saat tindakan, terjadi
digunakan sejak awal tahun 1990-an. Campuran penurunan tekanan darah
ketamin dan propofol dalam satu semprit disebut >20% yang tidak teratasi dengan ephedrine,
dengan ketofol, merupakan kombinasi obat terjadi desaturasi dengan SpO2<92% yang
anestetik yang efektif digunakan untuk prosedur tidak teratasi dengan ventilasi tekanan positif,
sedasi. Kombinasi ini memberikan sedasi- terjadi komplikasi endoskopi yang menyebabkan
analgesia dengan hemodinamik yang stabil, penghentian tindakan, lama sedasi yang lebih
refleks jalan napas terjaga, sehingga sangat dari 120 menit.
populer digunakan untuk prosedur yang nyeri. 5,7 Besar sampel dihitung dengan rumus
Penelitian ini akan membandingkan keefektifan perhitungan sampel penelitian analitik numerik

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 34 No. 1, Februari 2016


35
Kefektifan Sedasi antara Campuran Ketamin Propofol (Ketofol), dan Propofol Fentanil pada Prosedur Endoscopic
Retrograde

tidak semprit 5 mL, Cholangiopancreatography (ERCP)


berpasangan, di sediaan II: kgBB secara bolus, jumlah dosis
mana didapat Propofol dalam kemudian dilanjutkan pemakaian propofol,
jumlah sampel semprit 50 mL). dosis pemeliharaan jumlah dosis
sebanyak 36 Concealment dengan sediaan II pemakaian fentanil,
pasien dengan 18 dilakukan dengan dasar waktu pemulihan
orang sampel dengan metode perhitungan dosis dari sedasi. Selama di
perkelompok. amplop tertutup propofol 50 ruang pulih juga
Sampel yang akan mcg/kgBB/menit. Bila dicatat kejadian
didapatkan secara dibuka oleh pasien mual/muntah yang
non probability residen anestesi bergerak/bangun maka terjadi bila ada. Pasien
sampling, dengan yang kecepatan infus dapat dipindahkan ke ruang
teknik menyiapkan dinaikan bertahap 5 perawatan setelah
consecutive obat pada saat mcg/kgBB/ menit aldrete skor 9–10.
sampling. pasien telah kemudian diobservasi Data yang telah
Randomisasi berada di ruang tiap 1 menit sampai didapat di masukkan
untuk alokasi tindakan. tercapai target sedasi. kedalam tabel induk,
sampel dilakukan Pencatatan data Bila terjadi hipotensi, setelah diolah
dengan cara dan pemantauan kecepatan infus dapat disajikan dalam
randomisasi intra tindakan diturunkan bertahap 5 bentuk tabular dan
sederhana dengan dilakukan oleh mcg/kgBB/menit grafik. Perhitungan
menggunakan residen yang kemudian diobservasi statistik dilakukan
tabel random, berbeda. tiap 1 menit. Bila dengan program
dilakukan oleh terdapat tanda-tanda komputer statistical
Setelah puasa
asisten peneliti nyeri (takikardi, product and service
cukup, pasien
tanpa hipertensi) dapat solutions (SPSS).
masuk ke ruang
sepengetahuan diberikan fentanil 25 Untuk melihat
tindakan dan
peneliti ataupun mcg/IV. perbandingan variable
dilakukan
yang melakukan Selama prosedur, numerik antara
pencatatan data-
pemantauan dan dicatat mula kerja kelompok perlakuan
data awal tanda
pencatatan. sedasi, tanda vital tiap menggunakan t-test
vital yang terdiri
Sampel dibagi 5 menit, kejadian untuk sampel tidak
dari tekanan
dalam dua hipotensi, kejadian berpasangan dan
darah, laju nadi,
kelompok yaitu Randomisasidesaturasi.
(n=36) Pada akhir Mann-Whitney-U test.
laju napas,
kelompok KF prosedur ERCP, Sedangkan untuk
saturasi oksigen.
(kelompok yang Sedasi dimulai Pasien yang memenuhi kriteria penolakan (n=0) data
pemberian infus membandingkan
akan mendapat kontinyu sediaan II kategorik
dengan
sediaan I: NaCl dihentikan. Dicatat menggunakan Chi-
pemberian 5mL
0,9% dalam square test.
sediaan I secara
semprit 5mL, dan bolus.
sediaan II: Dilanjutkan
Ketofol penyuntikan
perbandingan sediaan II
1:4 dalam dengan dosis
semprit 50mL) berdasarkan
serta kelompok perhitungan
Populasi yang
PF (kelompok dosis propofol 1 memenuhi sya
yang akan mg/
mendapat Kelompok ketamin propofol (ketofol) (n
sediaan I:
Fentanil 1
mcg/kgBB dalam Dianalisis Dianalisis
(n=18) (n=18)
dikeluarkan dari dikeluarkan dari
●Anesthesia & Critical Care● Vol. 34 No. 1, Februari 2016
analisis (n=0)
36

Adhrie Sugiarto, Aries Perdana,Norman Rabker Jefrey


Tuhulele
Gambar 1 Alur penelitian menurut dijumpai
algoritma CONSORT
Variabe K K adanya nyeri
Hasil l el el
o o selama prosedur
dosis propofol
m m berlangsung
Usia (tahun) adalah
47,44 ±8,98 median
48,00 ± 8,14
Sebanyak 36 pasien
Jenis kelamin
p p (sesuai protokol).
jumlah total o o
ikut
Laki-laki dalam 8 (44,44 %) 8 (44,44 %) Median kebutuhan
Perempuan konsumsi 10 (55,56%)
10 (55,56%) k k
penelitian ini, yang K P dosis rescue
IMT (kg/m 2
) 22,13propofol
±2,35 22,96 ±3,07
dibagi
ASA
dalam 2 0 1 (5,56%) P F fentanil pada
selama ( (n
kelompok
I yaitu 16 (88,89%) 17 (94,44 %) kelompok KP
prosedur n =
II
kelompok propofol 2 (11,11%) 0
= 16 signifikan lebih
III fentanil (PF) berlangsung.
54,83±19.04 51,94±24,04
dan 16 ) rendah dibanding
Terdapat Duras
dan Campuran ) dengan kelompok
perbedaan i
ketamin dan prose PF.
yang bermakna
propofol (KF), dur Mula kerja
pada rata- rata (meni
masing masing kedua kelompok
konsumsi t)
kelompok terdiri obat dihitung
propofol pada
atas 18 pasien mulai dari
kedua
(Gambar 1). Dalam propofol atau
kelompok
penelitian ini tidak ketofol pertama
(p<0,05), rata-
ada pasien yang kali diberikan
rata konsumsi
dikeluarkan. Tabel sampai ramsay
propofol
karakteristik pasien sedation scale
signifikan lebih
dapat dilihat ada (RSS) pasien
rendah pada
Tabel 1. mencapai nilai 5.
kelompok KP
Waktu pulih
dibanding
dihitung sejak
Tabel 1 dengan
infus kontinyu
Karakteris kelompok PF.
tik pasien sediaan II
Selain itu,
dan durasi dihentikan sampai
terdapat
prosedur RSS pasien
perbedaan
mencapai nilai 3
median total
Dari Tabel 4
dosis propofol
terlihat bahwa
yang signifikan
kelompok PF
antara kedua
memiliki mula
kelompok.
kerja dan
Median total
fentanil.
dosis propofol Keterangan: Data
signifikan lebih numerik
dengan
rendah pada
distribusi Rata-rata konsumsi
kelompok KP normal
dibanding ditampilkan
propofol yang dinyatakan
dengan dalam rata- dalam bentuk jumlah
kelompok PF rata ± SD, konsumsi propofol rata-
(p<0,05). data rata per kilogram berat
kategorik badan per menit selama
Dosis ditampilkan
rescue fentanil prosedur berlangsung,
dalam n (%),
(Tabel 3) KP: diukur dalam mcg/kgBB/
adalah dosis Campuran menit dapat dilihat pada
fentanil ketamin dan Tabel 2. Median total
propofol
tambahan yang (ketofol), PF:
diberikan bila Propofol dan
●Anesthesia & Critical Care● Vol. 34 No. 1, Februari 2016
37
Kefektifan Sedasi antara Campuran Ketamin Propofol (Ketofol), dan Propofol Fentanil pada Prosedur Endoscopic
Retrograde

waktu pulih (Tabel 5) 9 Cholangiopancreatography


% (ERCP)
5 )
yang lebih walaupun pada
cepat satu pasien Rata-rata
dibanding dapat kosumsi 93,71± 141,1 0 -
dengan mengalami propofol 11,72 8±19, , 47
(mcg/kg/m ,4
kelompok beberapa kali enit) 23 0
270,50 0 8
KF, dan kejadian Median
(-
total dosis (130– 365,0 1
setelah hipotensi. 430) 0 58
propofol
dilakukan Kejadian (mg) (160– ,2
* 7–
uji statistik desaturasi 850)
Mann- dihitung jika (-
0
36
Whitney-U terdapat SpO2 , ,6
terdapat <92% tanpa 0 8)
perbedaan pembatasan 3 )
yang lamanya 4
bermakna desaturasi,
#
antara sedangkan
kedua mual dan
kelompok muntah
(p<0,05). dihitung bila
Kejadian terdapat
hipotensi kejadian mual
dihitung atau muntah
berdasarkan pada saat
ada observasi di
tidaknya ruang
hipotensi pemulihan.
Tidak

Tabel 2 Rata-rata konsumsi propofol per


menit dan total dosis propofol

Variabel Kelo P
m e Nilai P
(n=18)
Kelompo p r
k KP o b
k e
P d
F a
( a
n n
=
1 r
8 a
) t
a
-

r
a
t
a

(
I
K

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 34 No. 1, Februari 2016


38

Adhrie Sugiarto, Aries Perdana,Norman Rabker Jefrey


Tuhulele
Keterangan: Data numerik distribusi normal 00 0 0 0
ditampilkan dalam rata-rata ± SD, (2– , # 1
data numerik distribusi tidak 15) 0 0,
normal # ditampilkan dalam 1 0 #
median (minimum-maksimum), *
menggunakan uji t tidak Keterangan : Data numerik distribusi tidak
berpasangan, menggunakan uji normal dalam median ( minimum-
Mann-Whitney-U. maksimum) # menggunakan uji
Mann-Whitney.
Tabel 3 Median
Kebutuhan Dosis
Rescue Fentanil K
N terdapat perbedaan fentanil. Median
e
l il kejadian hipotensi jumlah total
Variab
o ai(n=18) bermakna antara kebutuhan propofol
el m p kedua kelompok pada kelompok
p (p>0,05). Kejadian ketofol juga
Kelom o
k
desaturasi dan signifikan lebih
pok KP
mual/muntah tidak rendah
P terjadi pada kedua dibandingkan
F kelompok (Tabel 5). kelompok propofol
(n=1 fentanil, dengan
8)
Pembahasan perbedaan median
Median dosis fentanil (mcg)
kedua kelompok
0,00 (0–25) Prosedur sedasi adalah 94,5 mg. Hal
dikatakan efektif bila ini menunjukkan
25,00 (0–50) mampu menjaga bahwa penambahan
kedalaman sedasi ketamin pada
0,001 # propofol dengan
dan analgesia serta
Keterangan : # menggunakan uji Mann-Whitney-U.
mengendalikan
pergerakan pasien
selama prosedur
Tabel 4 Mula ERCP. Dalam
Kerja dan penelitian ini,
Kelo
Waktu Paruh m N semakin kecil
p il kebutuhan propofol
Variab o (n=18)a dan fentanil
el k i
P tambahan selama
p
F prosedur maka
Kelom ( semakin efektif obat
pok n anestesi dalam
KF =
1 mempertahankan
8 sedasi.
) Hasil penelitian
M pu 4,50 3 pada tabel 2
ul lih
a (m ( 2– , memperlihatkan
ke en 5) 0 bahwa rata-rata
rj it) 15, 0 konsumsi propofol
a 00
( (5– ( pada kelompok
m 20) 2 campuran ketamin
en – propofol (ketofol)
it) 4 signifikan lebih kecil
W )
ak dibanding dengan
5
tu , kelompok propofol
●Anesthesia & Critical Care● Vol. 34 No. 1, Februari 2016
39
Kefektifan Sedasi antara Campuran Ketamin Propofol (Ketofol), dan Propofol Fentanil pada Prosedur Endoscopic
Retrograde

perbandingan 1:4 sejalan dengan ,00) Cholangiopancreatography


00 (ERCP)
3 0
0 (0,00) )
efektif memberikan peningkatan (1
0 ,
sedasi selama penambahan 6, 6
67 (0,
prosedur ERCP kebutuhan 00 0
%) 3
sehingga tidak propofol pada 0 )
*
dibutuhkan kelompok PF juga (0, -

penambahan diikuti dengan -

propofol dalam peningkatan dapat mempertahankan mungkin karena perbedaan


jumlah banyak kebutuhan kestabilan analgesia, metode pemberian propofol
selama prosedur, fentanil. Median sehingga mengurangi dan ketofol serta jenis
berbeda dengan dosis rescue pemberian dosis rescue prosedur yang dijalani
kelompok propofol fentanil yang fentanil pada kelompok pasien. Penelitian dari
fentanil di mana dibutuhkan ini. Hasil yang sama Aydogan et al
masih dibutuhkan selama prosedur didapatkan dari menggunakan metode
penambahan berlangsung pada penelitian oleh bolus berkala pada
propofol dalam kelompok ketofol Hasanein dan El Sayd prosedur endoskopi
jumlah yang lsignifikan lebih yang menggunakan gastrointestinal yang
signifikan lebih kecil dibanding Ketofol dengan memiliki prosedur dengan
banyak untuk dengan kelompok perbandingan tingkat nyeri lebih rendah
mempertahankan propofol fentanil. campuran 1:4 pada dan relatif singkat
kedalaman sedasi. Ketamin pasien obesitas yang dibanding dengan prosedur
Prosedur ERCP merupakan menjalani prosedur ERCP. Akibatnya
merupakan antagonis reseptor ERCP.8 kebutuhan propofol sebagai
prosedur endoskopi NMDA atau Kelompok propofol agen sedatif dan kebutuhan
invasif yang disebut juga agen fentanil memiliki mula ketamin sebagai analgesia
menimbulkan anestesi disosiatif, kerja dan waktu pulih lebih sedikit untuk
nyeri, sehingga memiliki efek lebih cepat dibanding mempertahankan
kebutuhan dosis analgesia akibat dengan kelompok kedalaman sedasi dan
propofol akan ikatannya pada campuran ketamin dan analgesia dan waktu pulih
meningkat untuk reseptor opioid. propofol. Hasil yang akan menjadi lebih cepat.
mempertahankan Penambahan sama juga didapatkan Penelitian ini menggunakan
kedalaman sedasi. ketamin pada pada penelitian metode infus kontinyu
Di sisi lain, kelompok ketofol sebelumnya pada sampai akhir prosedur dan
propofol tidak yang diberikan pasien obesitas oleh ERCP merupakan prosedur
memiliki efek secara kontinyu Hasanein dan El Sayd. yang lebih invasif, lama
analgetik, sehingga Hal ini mungkin dan nyeri, sehingga
disebabkan karena kebutuhan ketamin juga
fentanil memiliki mula lebih besar, sehingga
Tabel 5 Angka Kejadian Hipotensi,
Desaturasi, dan Mual/Muntah kerja dan bersihan yang menyebabkan dijumpainya
Variabel Kelompok KF lebih cepat dibanding waktu pulih yang lebih
(n=18) Kelompok PF dengan ketamin. Hasil lama pada penelitian ini.
(n=18) Nilai p ini berbeda dengan Pada penelitian ini
H satur - penelitian sebelumnya hipotensi masih dijumpai
1
i asi kuad dari Aydogan et al pada kedua kelompok,
p Mual (
o /mun rat 5 terhadap 100 pasien kelompok propofol fentanil
t tah , yang menjalani sebanyak 3 pasien
e 5 prosedur endoskopi (16,67%) dan kelompok
n *me 6
ngg %
gastrointestinal di mana campuran ketamin propofol
s
i una ) didapatkan hasil bahwa (ketofol) pada 1 pasien
kan 0 Ketofol memiliki waktu (5,56%). Secara proporsi
D uji ( pemulihan yang lebih tingkat kejadian hipotensi
e 0
Chi cepat.3 Perbedaan ini
●Anesthesia & Critical Care● Vol. 34 No. 1, Februari 2016
40

Adhrie Sugiarto, Aries Perdana,Norman Rabker Jefrey


Tuhulele
pada kelompok efek samping ketamin sensitif.
ketofol lebih rendah tidak ditemukan tersebut.9 Ketamin Dari penelitian
dibanding dengan pada penelitian juga diketahui ini dapat
kelompok propofol ini. Dibutuhkan lebih aman disimpulkan bahwa
fentanil. Efek penelitian lain dibanding campuran ketamin
samping kejadian dengan jumlah dengan fentanil dan propofol
desaturasi yaitu subjek yang dan alfentanil (ketofol) dengan
bila SpO2 <92% lebih besar bila perbandingan 1 : 4
tidak ditemukan untuk dikombinasikan lebih efektif
pada penelitian ini. mendapatkan dengan dibanding dengan
Angka kejadian perbedaan propofol.5 propofol fentanil
mual muntah insiden efek Penggunaan dalam
selama diobservasi samping ketamin dapat mempertahankan
di ruang pemulihan hipotensi, menurunkan kedalaman sedasi
juga desaturasi dan kebutuhan dan analgesia pada
mual muntah propofol dalam prosedur ERCP,
pascabedah menjaga meskipun memiliki
pada kedua kedalaman sedasi.6 mula kerja dan
kelompok. Dalam waktu pulih yang
Ketamin, pelaksanaan lebih lama
seperti penelitian ini dibanding dengan
yang telah propofol fentanil.
terdapat
disebutkan
beberapa
terdahulu,
keterbatasan Daftar Pustaka
sebagai agen
antara lain
sedasi
penilaian 1. Adler DG,
disosiatif, dapat
kedalaman Baron TH,
memberikan
sedasi pada Davila RE,
efek analgesia
penelitian ini Egan J, Hirota
lokal dan
hanya WK, Leighton
sistemik,
berdasarkan JA, et al. ASGE
menimbulkan
ramsay guideline: the
amnesia, dan
juga menjaga sedation scale role of ERCP in
dan melindungi (RSS) yang diseases of the
refleks jalan merupakan biliary tract and
napas dan napas penilaian the pancreas.
spontan. subjektif dari Gastrointest
Ketamin dapat pengamat, Endosc.
menimbulkan penilaian 2005;62(1):1–8.
efek samping depresi napas 2. Glomsaker TB.
seperti disforia, hanya Endoscopic
mual, muntah berdasarkan Retrograde
dan spasme terjadinya Cholangiopancr
laring. desaturasi, eatography
Propofol, di sisi karena tidak (ERCP) in
lain, memiliki adanya alat Norway,
sifat antiemetik pengukur end University of
dan ansiolitik, tidal CO2 yang Bergen, 2013.
sehingga dapat Available at
dapat mendeteksi http://www.ivs.
depresi napas no/downloads/
mengurangi yang lebih
●Anesthesia & Critical Care● Vol. 34 No. 1, Februari 2016
39
Kefektifan Sedasi antara Campuran Ketamin Propofol (Ketofol), dan Propofol Fentanil pada Prosedur Endoscopic
Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)

thesis_Glomsaker.pdf, accessed on October Ketofol dosing simulations for procedural


24, 2014 sedation, Pediatr Emerg Care, 2014;30(9):
3. Chainaki IG, Manolarki MM, Paspatis GA. 621–30.
Deep sedation in gastrointestinal endoscopy, 7. Andolfatto G, Willman E. A prospective
World J Gastroentero, 2011, 3 (2): 34–9. case series of pediatric procedural sedation
4. Sumaratih L. Perbandingan keluaran antara and analgesia in the emergency department
teknik pemberian propofol bolus berkala using single-syringe ketamin propofol
dengan Target Controlled Infusion pada (ketofol), Acad Emerg Med, 2010;17:194–
pasien endoskopi saluran cerna di RSUPN 201.
Cipto Mangunkusumo, Departemen 8. Hassenein R, El-Sayed W. Ketamin/propofol
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas versus fentanyl/propofol for sedating obese
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, patients undergoing Endoscopic Retrograde
2013. Cholangiopancreatography (ERCP), Egypt J
5. Wang Y, Jiang X, Pan L, Dong S, Feng Y, Anesth, 2013;29:207–11.
Prajapati SS, et al. Randomized double- 9. Thom G. The evolving role of ketofol
blind controlled study of the efficacy of and its use as sedation agent in PSA in
ketofol with propofolfentanyl and propofol children: systemic review, 2013. Available
alone in ttermination of pregnancy. Afr. at http://sedationspecialists.co.za/wpcontent/
J.Pharm. pharmacol.2012;6(34):2510–14. uploads/2013/07/Ketofol-in-sedation-
6. Coulter FLS, Hannam JA, Anderson BJ. new-developments_Dr-George-Thom.pdf,
accessed on October 11, 2014.

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 34 No. 1, Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai