Anda di halaman 1dari 6

Tugas Mandiri

“KAWASAN KONSERVASI”

Dosen Pengampuh “Dr. Hj. Vauzia, M.Si”

Disusun Oleh:

Anisa Septiani

20032188

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2021
1. Perbedaan antara cagar alam dan suaka marga satawa
Jawaban:
a. Cagar Alam

Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya


Alam Hayati dan Ekosistemnya, dituliskan bahwa Cagar Alam merupakan kawasan
suaka (perlindungan) alam karena keadaan alamnya yang memiliki keunikkan dan
kekhasan tumbuhan, satwa beserta ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu
dilindungi dan perkembangannya dilakukan secara alami apa adanya. Pengisi
kawasan Cagar Alam biasanya merupakan flora dan fauna asli dari daerah tersebut,
tidak didatangkan dari luar dan perkembangan flora dan fauna tersebut dibiarkan
secara alami serta dipastikan tidak mendapat gangguan dari aktivitas manusia yang
dapat menyebabkan kerusakan.

Cagar Alam merupakan kawasan konservasi yang dikelola oleh pemerintah


pusat. Oleh sebab menjadi wilayah konservasi yang perkembangannya dibiarkan
secara alami, maka kawasan Cagar Alam bukan menjadi kawasan yang dapat
dijadikan sebagai objek wisata dan kegiatan komersil lainnya. Meskipun begitu,
kegiatan yang berguna bagi kelangsungan Cagar Alam dan pengembangan ilmu
pengetahuan seperti penelitian masih dapat dilakukan dengan mendapat ijin dari
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat. Ijin tersebut berupa
SIMAKSI atau Surat Ijin Masuk Konservasi yang ditunjukkan ketika hendak
memasuki kawasan Cagar Alam. Beberapa Cagar Alam yang ada di Indonesia
adalah Cagar Alam Pananjung Pangandaran di Jawa Barat, Cagar Alam
Nusakambangan Barat dan Timur di Jawa Tengah.

b. Suaka Margasatwa

Pada undang-undang yang sama yakni Undang-Undang No. 5 Tahun 1990,


terdapat juga pengertian mengenai Suaka Margasatwa yakni kawasan suaka dalam
hal ini berupa hutan yang memiliki ciri khas atau keunikkan berupa
keanekaragaman jenis satwa yang kelangsungan hidup dan perkembangannya
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Jadi, jika di Cagar Alam
perkembangannya dibiarkan secara alami dan apa adanya, maka di Suaka
Margasatwa perkembangannya dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Suaka
Margasatwa ditujukan untuk perlindungan pada satwa-satwa yang memiliki nilai
khas dan karena sebab tertentu keberadaannya memerlukan perlindungan untuk
menjamin kelangsungan hidupnya. Meskipun ditujukan pada satwa, namun
ekosistem dari kawasan tersebut juga menjadi poin yang perlu dilindungi. Suaka
Margasatwa selain digunakan sebagai kawasan perlindungan satwa-satwa, juga
dapat menjadi tempat wisata, kegiatan penelitian dan pendidikan. Namun, wisata di
kawasan Suaka Margasatwa dilakukan secara terbatas dan di bawah pengawasan
petugas.

Penetapan suatu wilayah menjadi kawasan Suaka Margasatwa perlu untuk


memenuhi beberapa kriteria, karena fokus adanya Suaka Margasatwa adalah
pelestarian pada jenis satwa dan habitatnya. Kriteria-kriteria tersebut yakni :

 Hutan atau wilayah tersebut merupakan tempat berkembang biaknya satwa


tertentu yang memiliki kekhasan yang memerlukan upaya perlindungan guna
melangsungkan hidup dan kehidupannya.
 Adanya satwa yang dikhawatirkan akan punah jika tidak dilakukan
perlindungan pada kawasan tersebut.
 Hutan atau wilayah tersebut mempunyai keanekaragaman jenis satwa yang
tinggi.
 Hutan atau wilayah tersebut menjadi tempat migrasi atau perpindahan jenis
satwa tertentu.
 Luas wilayah tersebut harus cukup sebagai habitat jenis satwa yang
memerlukan perlindungan.

Beberapa Suaka Margsatwa yang ada di Indonesia antara lain Rawa Singkil
Nangroe Aceh Darussalam, Karang Gaiding Langkat dan Siranggas di Sumatra
Utara.

2. Kriteria penetapan kawasan suaka alam


Jawaban:
Kriteria penetapan fungsi Kawasan Suaka Alam (KSA) dimuat oleh PP nomor 28
tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelstarian
Alam (KPA). Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di
daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai
wilayah sistem penyangga kehidupan. Kawasan Suaka Alam terbagi menjadi 2, yaitu
kawasan Cagar Alam (CA) dan kawasan Suaka Margasatwa (SM). Kedua kategori
kawasan tersebut dilindungi secara ketat, sehingga tidak boleh ada sedikitpun campur
tangan manusia dalam proses-proses alami yang terjadi di dalam kawasan tersebut.
Kawasan ini hanya diperuntukkan bagi keperluan ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Kriteria, fungsi dan pemanfaatan
3. Perbedaan antara taman nasional dengan taman hutan raya
Jawaban:
a. Taman Nasional
Menurut Direktorat Jendral Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam (Ditjen
PHKA) Departemen Kehutanan Republik Indonesia (2007), taman nasional
merupakan suatu kawasan konservasi terbaik sebagai arena tempat menyaksikan dan
menikmati sekaligus meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan keanekaragaman, kekhasan, serta keindahan flora fauna, termasuk keindahan
dan keajaiban fenomena alam berikut jasa lingkungan yang terkandung di dalamnya,
disamping berbagai aspek sosial budaya dan kehidupan masyarakat di sekitarnya.
b. Taman Huran Raya
Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan
dan atau satwa yang alami atau bukan alami jenis asli atau bukan asli sedangkan
taman nasional adalah. Definisi atau pengertian taman nasional. Zona rimba adalh
zona taman nasional yang dibentuk dengan tujuan pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan alam untuk kepentingan penelitian pendidikan konservasi wisata
terbatas dan habitat satwa migran.
Taman hutan raya ini diadakan sebagai upaya untuk melestarikan keanekaragaman
hayati termasuk satwa dan juga ekosistemnya. Pengertian konservasicagar alamtaman
nasional suaka marga satwataman wisata alamtaman hutan raya dan taman berburu.
Baca jugawah ratusan jaring laba laba di cagar alam ini sangat memukau.
Taman hutan raya grand forest park merupakan salah satu kawasan pelestarian alam
selain taman nasional dan taman wisata alam. Taman hutan raya tahura tersebut
tersebar di berbagai wilayah di indonesia. Astalogcom artikel kali ini akan membahas
mengenai cagar alam taman nasional dan suka margasatwa.
4. Kriteria penetapan kawan pelestarian alam
Jawaban:

PENETAPAN KSA DAN KPA


Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4

1. KSA terdiri atas:


a. cagar alam; dan
b. suaka margasatwa.
2. KPA terdiri atas:
a. taman nasional;
b. taman hutan raya; dan
c. taman wisata alam.

Pasal 5

1. KSA dan KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan oleh Menteri.
2. Suatu wilayah ditetapkan sebagai KSA dan KPA sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) apabila memenuhi kriteria.

Bagian Kedua
Kriteria

Pasal 6

Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan cagar alam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a meliputi:

a. memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan/atau satwa liar yang tergabung dalam
suatu tipe ekosistem;
b. mempunyai kondisi alam, baik tumbuhan dan/atau satwa liar yang secara fisik masih
asli dan belum terganggu;
c. terdapat komunitas tumbuhan dan/atau satwa beserta ekosistemnya yang langka
dan/atau keberadaaannya terancam punah;
d. memiliki formasi biota tertentu dan/atau unit-unit penyusunnya;
e. mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu yang dapat menunjang pengelolaan
secara efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami; dan/atau
f. mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang
keberadaannya memerlukan upaya konservasi.

Pasal 7

Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan suaka margasatwa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b meliputi:

a. merupakan tempat hidup dan berkembang biak satu atau beberapa jenis satwa langka
dan/atau hampir punah;
b. memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi;
c. merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migrasi tertentu; dan/atau
d. mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa.

Pasal 8
Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a meliputi:

a. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih
utuh dan alami serta gejala alam yang unik;
b. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;
c. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara
alami; dan
d. merupakan wilayah yang dapat dibagi ke dalam zona inti, zona pemanfaatan, zona
rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan.

Pasal 9

Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman hutan raya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b meliputi:

a. memiliki keindahan alam dan/atau gejala alam;


b. mempunyai luas wilayah yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi
tumbuhan dan/atau satwa; dan
c. merupakan wilayah dengan ciri khas baik asli maupun buatan, pada wilayah yang
ekosistemnya masih utuh ataupun wilayah yang ekosistemnya sudah berubah.

Pasal 10

Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c meliputi:

a. mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau bentang alam, gejala alam
serta formasi geologi yang unik;
b. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik alam
untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam; dan
c. kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam.

Pasal 11

Penunjukan dan penetapan suatu wilayah yang memenuhi kriteria sebagai KSA dan KPA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 10 dilakukan oleh Menteri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai