Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI OUTDOOR NATURAL SCIENCE EDUCATION DI SEKOLAH

TENTANG MATERI PEMISAHAN CAMPURAN “MEMBUAT KRISTALISASI GARAM”


PADA OBJEK WISATA GLAMPING DESA RINDU HATI KABUPATEN BENGKULU
TENGAH
1 2
Ria Kemala Dewi , Hery Suhartoyo
1
Program Studi Pasca Sarjana Pendidikan IPA
2
Program Studi Pasca Sarjana Pertanian
1,2
Universitas Bengkulu
1
Email : riakemalade97@gmail.com

ABSTRAK
Pelaksanaan metode outdoor atau belajar di luar ruangan merupakan salah satu alternatif yang perlu
dilakukan dan diterapkan bagi sekolah karena dapat membuat pikiran menjadi lebih jernih, pembelajaran
terasa lebih menyenangkan, variatif, rekreatif, lebih rill, dan kerja otak menjadi lebih rileks. Kimia
merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian peserta didik. Outdoor learning dalam
bentuk ekspedisi dengan kombinasi penilaian proyek sangat cocok untuk diimplementasikan di sekolah demi
meningkatkan minat, motivasi, aktivitas, serta hasil belajar peserta didik. Materi pemisahan campuran
merupakan salah satu topik pembelajaran penting dalam ilmu kimia. Materi ini dipelajari di
SMA/SMK/MA kelas X semester 1. Sehingga pada materi pembelajaran kimia “Membuat Kristalisasi
Garam” akan dilakukan pada pembelajaran outdoor dengan proyek agar pembelajaran lebih bermakna dan
menyenangkan bagi peserta didik. Pembelajaran outdoor ini berlokasi di Wisata Glamping Desa Rindu Hati
dengan memanfaatkan air sungai sebagai larutan campuran yang merupakan potensi lokal di Wisata
Glamping Desa Rindu Hati.

Kata kunci : Outdoor, Penilaian Proyek, Kristalisasi Garam, Pemisahan Campuran, Wisata Glamping Desa
Rindu Hati.

IMPLEMENTATION OF OUTDOOR NATURAL SCIENCE EDUCATION IN SCHOOL


ABOUT MIXED SEPARATION MATERIALS "MAKE A SALT CRYSTALIZATION"
ON GLAMPING TOURISM OBJECT OF RINDU HATI VILLAGE, CENTRAL BENGKULU
DISTRICT

ABSTRACK
The implementation of the outdoor method or learning outdoors is an alternative that needs to be done and
applied to schools because it can make the mind clearer, learning feels more fun, varied, recreational, more
real, and the work of the brain becomes more relaxed. Chemistry is a subject that is quite difficult for some
students. Outdoor learning in the form of an expedition with a combination of project assessment is very
suitable to be implemented in schools to increase interest, motivation, activities, and learning outcomes of
students. Mixed separation material is one of the important learning topics in chemistry. This material is
studied in SMA / SMK / MA class X semester 1. So that the chemistry learning material "Making Salt
Crystallization" will be carried out in outdoor learning with project so that learning is more meaningful and
enjoyable for students. This outdoor learning is located in Glamping Tourism, Rindu Hati Village by
utilizing river water as a mixed solution which is a local potential in Rindu Hati Village Glamping Tour.

Keywords: Outdoor, Project, Salt Crystallization, Mixed Separation, Rindu Hati Village Glamping Tour.

1
I. PENDAHULUAN didik karena semuanya harus terpola linear di dalam
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha kelas (Indoor Learning). Dengan demikian, perlu
sadar untuk menumbuh kembangkan potensi adanya pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan
sumber daya manusia peserta didik dengan cara pembelajaran dengan metode Outdoor Learning
mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar yang dilakukan di luar kelas.
mereka. Potensi diri peserta didik tersebut akan Pembelajaran dengan menggunakan metode
berkembang secara maksimal ketika peserta didik Outdoor Learning ini merupakan salah satu upaya
merasa nyaman dengan kegiatan belajar mengajar untuk mengajak peserta didik lebih dekat dengan
yang ada. Semua itu dapat ditempuh dengan adanya sumber belajar yang sesungguhnya, yaitu alam dan
interaksi antara peserta didik, pengajar dan masyarakat. Sehingga akan membawa mereka pada
lingkungan tempat belajar yang kondusif. perubahan perilaku terhadap lingkungan sekitar
Interaksi dalam pendidikan dapat berlangsung (Vera, 2012:17).
dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun lmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan
masyarakat. Pendidikan dalam lingkungan sekolah bagian dari ilmu pengetahuan atau sains. Pendidikan
lebih bersifat formal, pendidik sebagai salah satu IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
sumber belajar berkewajiban menyediakan didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
lingkungan belajar yang kreatif, nyaman dan sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
menyenangkan bagi kegiatan belajar peserta didik. dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode belajar hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
yang dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta pembelajaran langsung untuk mengembangkan
didik. Metode tersebut penting untuk diterapkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
oleh pendidik pada proses belajar-mengajar sekitar secara ilmiah.
(Sukmadinata, 2006:1). Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi
Dalam proses belajar-mengajar tersebut, tipe pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Metode
hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas
peserta didik dengan langkah pendidik dapat fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan
merancang atau mendesain pengajaran secara tepat baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
dan penuh arti (Sudjana, 2009:45). Asumsinya sebelumnya.
adalah metode belajar yang digunakan selama ini Outdoor learning sangat cocok digunakan
hanyalah semata-mata mengumpulkan atau sebagai metode pembelajaran pada mata pelajaran di
menghafalkan fakta-fakta tersaji dalam bentuk bidang IPA salah satunya kimia, dimana akan
informasi dari pembelajaran. Pola pikir tersebut memberikan dorongan perasaan kebebasan bagi
akhirnya melahirkan pola belajar dan pembelajaran peserta didik. Sebagai hasil dari tidak dibatasinya
yang monoton serta dominan di dalam ruangan ruang berpikir peserta didik oleh dinding-dinding
kelas. Proses belajar cenderung kaku dan baku, tidak kelas. Husamah (2013: 19) mengungkapkan bahwa
lagi mengutamakan ide kreativitas setiap peserta outdoor learning adalah metode pembelajaran sains
2
dengan melakukan petualangan di lingkungan pendidikan yang fokus pada lingkungan dengan
sekitar dengan disertai pengamatan secara teliti karakteristik berpusat pada tindakan dan proses
yang hasilnya dicatat ke dalam lembar kerja pembelajaran tematik (Gustafsson, et al., 2011: 3).
pengamatan. Hal tersebut mengakibatkan Pembelajaran outdoor merupakan
pembelajaran lebih bermakna dan juga implementasi dari pembelajaran berbasis
mengakibatkan peserta didik lebih termotivasi untuk kontekstual. Sumber bahan pelajaran sesuai dengan
mempelajari kimia. Program pembelajaran outdoor perkembangan masyarakat. Prosedur pembelajaran
memberikan kesempatan kepada peserta didik secara outdoor antara lain (1) menetapkan tujuan dan
aktif untuk terlibat dalam seluruh kegiatan yang kompetensi yang akan dicapai peserta didik, (2)
dilakukan. Dengan langsung terlibat pada aktivitas, mempelajari topik pembelajaran outdoor, (3)
peserta didik akan segera mendapat umpan balik merumuskan kegiatan yang akan ditempuh, (4)
tentang dampak dari kegiatan yang dilakukan. melaksanakan kegiatan, (5) menilai kegiatan, dan (6)
Suyadi (2009) dalam Husamah (2013:25) melaporkan hasil kegiatan (Anitah, et al., 2008:
mengungkapkan bahwa kelebihan dari metode 5.29).
outdoor learning dapat membuat pikiran menjadi Tujuan outdoor learning menurut Husamah
lebih jernih, pembelajaran terasa lebih (2013 :21) yaitu : 1) peserta didik dapat beradaptasi
menyenangkan, variatif, rekreatif, lebih rill, dan dengan lingkungan dan alam sekitar, 2) mengetahui
kerja otak menjadi lebih rileks. pentingnya keterampilan hidup di lingkungan dan
Adapun tujuan paper ini yaitu : 1) alam sekitar, dan 3) memiliki apresiasi terhadap
menganalisis berbagai metode pembalajaran lingungan dan alam sekitar.
outdoor, 2) menganalisis implementasi pelaksanaan
outdoor di sekolah, dan 3) merekomendasikan B. Bentuk-Bentuk Pembelajaran Outdoor
pembelajaran outdoor di sekolah. Menurut Erwin (2017) bentuk-bentuk
pembelajaran outdoor yaitu :
II. TINJAUAN PUSTAKA a. Supercamp
A. Pembelajaran Outdoor Supercamp adalah kegiatan berkemah yang
Outdoor learning diartikan sebagai diikuti oleh peserta didik dan pendidik.
pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran di luar b. Live In
kelas merupakan salah satu strategi pembelajaran. Live in adalah kegiatan tinggal dan hidup di
Dalam strategi pembelajaran di luar kelas di kenal suatu pedesaan bersama masyarakat untuk
pula metode karyawisata (fieldtrip) dan kerja mengikuti segala aktivitas penduduk desa.
lapangan (fieldwork) (Jeronen, et al., 2017: 5). c. Study Tour
Pembelajaran di luar kelas adalah pembelajaran Study tour atau karyawisata adalah proses
yang menitikberatkan aktivitas belajar peserta didik pembelajaran dengan membawa peserta didik ke
yang dilaksanakan di luar kelas (Anitah, et al., 2008: objek tertentu untuk mempelajari bahan atau sumber
542). Pembelajaran outdoor merupakan pendekatan belajar tertentu.
3
d. Field Work dilakukan pula pembelajaran outdoor melalui
Field Work adalah kerja lapangan atau praktik kegiatan outbound.
kerja lapangan. Metode ini mengenalkan peserta Saya sebagai peserta didik mampu berperan
didik pada dunia kerja tempat mereka dapat lebih antusias, artinya peserta didik mendalami
mengaplikasikan semua pengetahuan yang mereka dirinya dengan mengenal, mengamati, sehingga
peroleh ke dalam dunia kerja. berinteraksi, dan saling memberikan kepekaan atau
e. Ekspedisi simpati terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya.
Ekspedisi merupakan kegiatan perjalanan ke Hal ini membuat peserta didik mampu mendapatkan
suatu tempat untuk mencapai misi tertentu. Dalam pengalaman tersendiri yang harus diterapkan dalam
hal ini, peserta didik dan pendidik mengadakan kehidupan sehari-harinya. Dalam pelaksanaannya
perjalanan ke suatu tempat tertentu untuk meneliti, juga peserta didik dituntut mengalami proses yang
mengamati, dan menemukan fakta-fakta di memicu adrenalinya dan memiliki keterampilan
lapangan. mandiri. Seperti halnya menurut Husamah (2013)
f. Outbound manfaat pembelajaran outdoor yaitu membangun
Kegiatan outbound sering dikenal kegiatan yang makna (input), kemudian prosesnya melalui struktur
dilakukan di alam terbuka, berisi permainan, kognitif sehingga berkesan lama dalam ingatan atau
petualangan, dan sebagainya. memori (terjadi rekonstruksi).
g. JAS (Jelajah Alam Sekitar)
JAS merupakan pendekatan pembelajaran yang 2. Rekomendasi Pembelajaran Outdoor di
memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan Sekolah
peserta didik baik lingkungan fisik, social, teknologi Kimia merupakan salah satu mata pelajaran
maupun budaya sebagai objek belajar biologi yang yang cukup sulit bagi sebagian peserta didik.
fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah. Padahal kimia merupakan salah satu bidang Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat dekat dengan
C. Implementasi Pembelajaran Outdoor di kehidupan manusia karena mempelajari susunan,
Sekolah struktur, sifat-sifat dan perubahan materi serta energi
1. Pelaksanaan Outdoor di Sekolah
yang menyertainya.
Kegiatan pembelajaran outdoor ialah Potensi lokal adalah sumber daya yang ada
pembelajaran yang banyak memuat permainan dalam suatu wilayah tertentu. Potensi lokal
dengan berisi unsur petualangan yang memicu mempunyai makna sebagai sumber/kekuatan yang
adrenalin peserta didik saat pelaksanaannya. dimiliki oleh masing-masing daerah untuk dapat
Implementasi pembelajaran outdoor pernah saya dimanfaatkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu
lakukan ketika saya bersekolah di SDN 07 Padang (Hatimah, 2006: 41). Potensi lokal berkembang dari
Jaya. Saat itu saya mengikuti pembelajaran dalam tradisi kearifan yang dimiliki oleh suatu masyarakat
bentuk supercamp. Selain itu saat SMPN 1 Arga yang bersahaja sebagai bagian dari kebudayaannya.
Makmur dan juga SMAN 1 Arga Makmur, Juniati & Sari (2016: 548) menjelaskan bahwa
4
pembelajaran berbasis potensi lokal mampu menjadi korek api, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang
sarana pembelajaran yang kontekstual, digunakan yaitu air sungai dan kain kasa.
pendayagunaan dan pelestarian potensi lokal, serta Pelaksanaan kegiatan outdoor ini dapat
membentuk karakter peserta didik yang baik dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:
terutama terhadap lingkungan. Wisata Glamping a. Memahami konsep penerapan pemisahan
Desa Rindu hati memiliki potensi lokal yang baik campuran pada proses kristalisasi garam.
untuk menunjang pembelajaran pada salah satu b. Merancang desain alat dan prosedur kristalisasi
materi mata pelajaran kimia. garam.
Outdoor learning dalam bentuk ekspedisi c. Melakukan kristalisasi garam.
dengan kombinasi penilaian proyek sangat cocok d. Membuat laporan kegiatan pembelajaran
untuk diimplementasikan di sekolah untuk berbasis proyek kristalisasi garam.
meningkatkan minat, motivasi, aktivitas, serta hasil Adapun penilaian yang dilakukan kepada
belajar peserta didik. Sehingga pada materi peserta didik yaitu :
pembelajaran kimia “Membuat Kristalisasi Garam”  Penilaian Sikap :
akan dilakukan pembelajaran outdoor dengan Lembar penilaian sikap saat diskusi kelompok
proyek agar pembelajaran lebih bermakna dan  Penilaian Pengetahuan :
menyenangkan bagi peserta didik. Soal uraian
Membuat Kristalisasi Garam merupakan salah  Penilaian Keterampilan :
satu praktikum pada BAB Perubahan Materi dan Lembar pengamatan kegiatan praktik
Pemisahan Campuran di kelas X semester 1. Lembar penilaian presentasi
Praktikum pada pembelajaran ini biasanya dilakukan
Dampak positif dari implementasi
di laboratorium (indoor), namun pada kesempatan
pembelajaran outdoor yaitu :
ini akan dilakukan dengan metode outdoor.
a. Pembelajaran outdoor dapat mengurangi
Pembelajaran ini dapat dilakukan di Wisata
kejenuhan peserta didik yang belajar di dalam
Glamping Desa Rindu Hati, Kabupaten Bengkulu
ruangan.
Tengah, Provinsi Bengkulu dengan memanfaatkan
b. Pembelajaran outdoor dapat mengubah
air sungai sebagai larutan campuran yang
persepsi pembelajaran yang selalu monoton
merupakan potensi lokal di tempat tersebut.
dilakukan di dalam ruangan kelas.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta didik di SMA/MA
c. Pembelajaran outdoor dapat membuka
kelas X jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
wawasan peserta didik mengenai bagaimana
Alam (MIPA) yang berjumlah ±35 orang tiap kelas.
cara pandang ilmu pengetahuan yang nyata
Media yang akan digunakan pada
dan dapat mengaplikasikannya
pembelajaran ini yaitu sampel air sungai. Adapun
d. Pembelajaran outdoor mengajarkan rasa
alat yang dibutuhkan pada pembelajaran ini yaitu :
solidaritas yang tinggi antara teman dan saling
gelas ukur, gunting, ember, kaki tiga, kawat kasa,
menghargai satu sama lain.
pembakar spritus, cawan, batang pengaduk, corong,
5
e. Pembelajaran outdoor juga lebih membuka  Pendidik membuat jadwal paten, baik dari segi
pandangan para peserta didik sehingga tempat, waktu, dan pelaksanaan. Apabila ada
pengetahuan di luar kurikulum pun dapat peserta didik yang datang terlambat diberi
diterima lebih baik. hukuman yang mendidik dan menghibur.
Misalnya, bagi yang datang terlambat harus
Selain terdapat dampak positif juga terdapat
bernyanyi atau membaca puisi di depan peserta
dampak negatif dari implementasi pembelajaran
didik yang lain.
outdoor yaitu pembelajran outdoor yang dilakukan
 Pendidik harus bisa menentukan area yang
dengan tema berkunjung ke objek wisata
boleh dikunjungi oleh para peserta didik dan
memerlukan banyak biaya dan terkadang banyak
yang tidak boleh dikunjungi atau pendidik bisa
peserta didik yang sulit untuk ditangani jika sudah
mengajak pendidik pendamping sehingga
berada di laur ruangan.
belajar di luar kelas lebih efektif.
Cara mengatasi kekurangan tersebut adalah:
 Pendidik tidak melaksanakan kegiatan belajar
 Pendidik memberikan perhatian ekstra
mengajar secara terus menerus. Tetapi, sebuah
kepada peserta didik dan dibentuk belajar
pelajaran perlu diajarkan di dalam kelas.
kelompok, sehingga pengawasannya mudah,
Misalnya pelajaran IPA, dalam satu tahun
 Pendidik harus pandai memilih objek belajar
ajaran, pelajaran tersebut diajarkan di kelas, dan
yang benar – benar menyenangkan terhadap
dalam tahun yang sama juga di ajarkan di luar
peserta didik misalnya, ketika pendidik ingin
kelas. Caranya, satu minggu belajar di luar
mempelajari berbagai macam jenis binatang,
kelas, dan satu minggu belajar di dalam kelas
maka pendidik bisa saja mengajak para
untuk mempelajari teorinya. Dengan cara ini,
muridnya ke kebun binatang yang benar – benar
pengetahuan teori dan praktik bisa seimbang.
terdapat jenis – jenis binatang yang dapat
dipelajari. Di tempat tersebut, berilah mereka
III. PENUTUP
tugas, sehingga mereka disibukkan dengan
A. Simpulan
pelaksanaan tugas. Dan, jangan sampai para
Pelaksanaan metode outdoor learning atau
peserta didik diajak ke sebuah tempat yang
belajar di luar ruangan merupakan salah satu
sedikit binatangnya, karena mereka dapat sulit
alternatif yang perlu dilakukan dan diterapkan bagi
berkonsentrasi. Dengan cara itu, peserta
sekolah karena dapat membuat pikiran menjadi
didik bisa lebih terkonsentrasi.
lebih jernih, pembelajaran terasa lebih
menyenangkan, variatif, rekreatif, lebih rill, dan
kerja otak menjadi lebih rileks.

Keberhasilan dalam penerapan pendekatan


outdoor learning ini juga didukung oleh kreativitas
dan inovasi pendidik-pendidik dalam

6
mengembangkan variasi dari pendidikan di luar Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor
ruangan outdoor learning. Di samping itu dukungan Learning. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

sarana dan prasaran yang memadai untuk Jeronen, E., Palmberg, I., & Panula, E.Y. 2017.
menerapkan pendektan ini perlu di perbaiki agar Teaching Methods in Biology Education and
Sustainability Education Including Outdoor
nantinya tidak banyak kendala yang dihadapi dalam
Education for Promoting Sustainability- A
pelaksanaan pendektatan ini sehingga hanya harus Literature Review. Education Sciences, 1 (7):
terfokus pada penerapan pendekatan outdoor 1-19.
learning saja. Juniati, E., & Sari, W.P. 2016. Integrasi Potensi
Kita dapat menerapkan pembelajaran outdoor Lokal Pada Pembelajaran SL Terhadap
Pembentukan Learner Softskills untuk
dalam bentuk ekspedisi dikombinasikan dengan
Memecahkan Permasalahan Lingkungan.
penilaian proyek pada materi kimia “Kristalisasi Makalah disajikan pada Symposium on
Garam” dengan memanfaatkan air sungai sebagai Biology education, Prodi Pendidikan
Biologi, FKIP, UNiversitas Ahmad Dahlan,
larutan campuran yang merupakan potensi lokal di
27 Agustus.
Wisata Glamping Desa Rindu Hati.
Sudjana, N. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar
B. Saran Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Dalam pelaksanaannya sehendaknya Sukmadinata, N.S. 2006. Pengembangan Kurikulum
pendidik harus selalu mengawasi segala kegiatan Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
yang ada di lingkungan dan alam terbuka karena Rosda Karya.

jangkauan dari alam jauh lebih luas Vera, Adelia. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar
dibandingkan dengan ruangan kelas. Kelas (Out Door Study). Yogyakarta: Diva
Press.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S., Juleha, S., & Wardani, I.G.H.K. 2008.


Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Erwin. 2017. Strategi dan Metode Mengajar Anak


di Luar Kelas. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Gustafsson, P.E., Szczepanski, A., Nelson, N., &


Gustafsson, P.A. 2011. Effects of an
Outdoor Education Intervention on the
Mental Health of Schoolchildren. Journal of
Adventure Education & Outdoor Learning.
1-17.

Hatimah, I. 2006. Pengelolaan Pembelajaran


Berbasis Potensi Lokal di PKBM. Jurnal
Mimbar Pendidikan, 25 (1): 39-45.

7
8

Anda mungkin juga menyukai