Oleh:
Lucky Andiza Harris
177011033
(A)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan
penyusunan makalah yang berjudul “KEGAGALAN KONSTRUKSI” tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak di bantu oleh berbagai
pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen pengampu serta teman-teman sekalian yang telah
membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Pengertian Kegagalan Konstruksi....................................................3
2.2 Penyebab Kegagalan Konstruksi......................................................4
2.3 Unsur-Unsur Kegagalan Konstruksi................................................4
2.4 Kasus Kegagalan Konstruksi...........................................................5
BAB III PENUTUP ........................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................12
3.2 Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sehingga dapat dibuat simulasikejadiannya. Selain simulasi fisik (eksperimen)
maka simulasi numerik berbasis komputer menjadi alternatif lain yang
canggih dan relatif murah.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, timbul rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kegagalan konstruksi bangunan?
2. Apa saja yang dapat menjadi penyebab dan unsur kegagalan
suatukonstruksi bangunan?
3. Kasus apa saja yang menjadi contoh kegagalan konstruksi bangunan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(strength), stabilitas (stability), dan kenyamanan layak pakai
(serviceability) yang disyaratkan.
4
c. Kinerja yang tidak bagus.
5
3. Tidak ada perhitungan mengenai kapasitas punching shear atau geser
balok
4. Tidak dilakukan pengecekan peraturan untuk spasi penulangan kolom
5. Perhitungan menggunakan mutu tulangan U40 namun di gambar
menggunakan U60.
6. Tidak dilakukan perhitungan actual ketebalan actual pelat berdasarkan
penulangan yang terjadi
7. Penulangan kolom yang terlalu padat sehingga menyulitkan beton
untuk mengisi keseluruhan elemen kolom sehingga mengurangi gaya
lekat tulangan dan beton
6
Gambar 2. Runtuhnya Jembatan Quebec
7
Adapun menurut keterangan dan hasil investigasi yang telah dilakukan,
kejeadian tersebut disebabkan oleh kelalaian dalam pengerjaan proyek
8
menyebabkan sudden collapse dan mengakibatkan amblasnya seluruh
pilar P3.
3. Menteri PUPR mengungkapkan berdasar laporan akhir tim ahli itu dari
hasil observasi, pelaksanaan bangunan bawah dan bangunan atas
jembatan tidak sepenuhnya mengikuti gambar kontrak yang diajukan
konsultan perencana. Jembatan tidak dapat difungsikan karena
amblasnya pilar P3 dan adanya indikasi kinerja yang kurang (under
performance) dari bangunan atas.
4. Menteri PUPR menjelaskan ruang lingkup pemeriksaan Tim Penilai
Ahli hanya meliputi hal teknis terkait dengan kegagalan jembatan, hal-
hal terkait dengan kegagalan jembatan, hal-hal terkait dengan proses
administrasi pelaksanaan dan pengawasan di luar lingkup kerja Tim
Penilai Ahli.
5. Menteri PUPR menerangkan secara konseptual bila seluruh proses
pelaksanaan proyek konstruksi dilakukan sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi,
khususnya terkait sertifikasi, proses pengadaan dan pembangunan,
maka kegagalan jembatan dapat dicegah.
9
5. Rukan Cendrawasih Kalimantan (3 Juni 2014)
Bangunan rumah kantor atau Rukan yang memiliki 3 lantai terletak di
kompleks Cendrawasih Permai, Jl. Ahmad Yani, Kecamatan Sungai Pinang
Kota Samarinda Kalimantan Timur runtuh pada 3 Juni 2014, bangunan
bernilai 15 milyar rupiah yang memiliki lebar 25 meter dan panjang 100
meter mengalami keruntuhan saat masih dalam proses pengerjaan sehingga
menyebabkan 12 pekerja meninggal dunia. Pembangunan rumah kantor
dengan perkiraan investasi Rp15 miliar diduga melanggar prinsip-prinsip
konstruksi. Struktur rumah kantor diduga runtuh karena dikerjakan bukan
oleh penyedia jasa konstruksi profesional. Dari dokumen izin mendirikan
bangunan (IMB) yang diterbitkan Pemkot Samarinda, Juliansyah Gojali dari
PT Firma Abadi sebagai pemohon izin. IMB terbit pada Desember 2013.
Diketahui awal pembangunan adalah rumah kantor. Setelah enam bulan, dua
bangunan kembar berdiri. Tiga lantai di sebelah timur telah berdiri. Namun,
ketika pengecoran lantai tiga, bangunan di sebelah barat runtuh. Informasi
yang didapat, kekuatan penopang yakni pilar (vertikal) dan balok
penumpang (horizontal) diduga tidak memenuhi standar. Pilar dan balok
penumpang diperkirakan terlampau ramping. Dari pengamatan foto-foto di
lokasi kejadian, balok penopang berukuran 23 cm x 23 cm.
Dari observasi yang telah dilakukan tim ahli dan pihak berwajib, penyebab
dari keruntuhan bangunan ini cukup kompleks ;
1. Kondisi tanah eksisting yang adalah rawa dan merupakan tanah lempung
memerlukan waktu lama jika tanpa penanganan khusus seperti vertical drain,
dan pengerjakan pengerukan lahan sampai lantai 1 hanya memerlukan waktu
enam bulan, sehingga terjadi kegagalan pondasi.
2. Terjadi keretakan kolom di lantai 2, kolom tidak boleh mengalami
kegagalan struktur terlebih dahulu daripada balok. Kegagalan kolom ini
sendiri diduga karena adanya deviasi antara perencanaan dan pelaksanaan
dimana kontraktor mengurangi dimensi kolom dan jumlah tulangan yang
dipakai. Sehingga bisa disebut terjadi kegagalan struktur utama
10
3. Penyebab ketiga adalah organisasi proyek yang tidak benar. Diketahui
bahwa proyek ini tidak memilki konsultan perencana, dan desain bangunan
yang digunakan tidak diketahui darimana dibuatnya. Pengawasan pun hanya
dilakukan oleh mandor dari pemborong
4. Terjadi pengalihan pekerjaan secara serampangan. Seperti kontraktor
semula yatu PT. Firma Abadi menyerahkan pekerjaan sepenuhnya kepada
individu yang merupakan seorang pemborong, kemudian menyerahkan lagi
kepada mandor. Ditambah lagi pengalihan pekerjaan ini tidak disertai
pengawasan dari kontraktor utama.
5. Kesalahan sistem perancah pengecoran lantai. Penyebab awal keruntuhan
adalah lantai 3 yang sedang dikerjakan secara tiba- tiba runtuh. Selain
karena kolom yang mengalami kegagalan, maka sistem perancah yang
dipakai juga patut dicurigai tidak dirancang dengan benar.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab II, maka dapat
diperolehkesimpulan sebagai berikut :
1. Suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan
dinyatakanmengalami kegagalan bila tidak mencapai atau melampaui nilai-
nilaikinerja tertentu (persyaratan minimum, maksimum dan toleransi)yang
ditentukan oleh Peraturan, Standar dan Spesifikasi yang berlaku saat itu
sehingga bangunan tidak berfungsi dengan baik.
2. Kegagalan Konstruksi dapat diakibatkan oleh 2 hal, yaitu akibatkesalahan
manusia dan akibat kejadian alam yang tidak dapatdiprediksi. Sedangkan
unsur utama keruntuhan dapat diakibatkanoleh keruntuhan bangunan itu
sendiri karena kesalahan pada desainsehingga bangunan tidak mampu
menopang beban yang bekerja dandiakibatkan oleh kinerja pelaksanaan
konstruksi yang tidak bagus.
3.2 Saran
Diharapkan pada semua pihak terkait dalam bidang konstruksi,khususnya
kalangan kontraktor dan jasa konstruksi agar selalumeningkatkan mutu dan
kualitas saat pengerjaan proyek. Maupun dari sisidesainer, arsitek dan
perancang agar selalu melakukan konsolidasi dan pengawasan secara
berkala terhadap pihak-pihak terkait dilapangan, agarkegagalan konstruksi
yang dapat menimbulkan banyak korban dapat diminimalisir.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://manajemenproyekindonesia.com/?p=1303
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Quebec_Bridge
https://journal.untar.ac.id/index.php/jmts/article/view/2255
https://www.pamungkas.id/2015/06/runtuhnya-hanggar-bandara-
makassar.html
https://regional.kompas.com/read/2017/08/18/16591701/dibangun-tahun-
2015-jembatan-rp-17-miliar-di-kalimantan-selatan-ambruk
13