Anda di halaman 1dari 16

KEGAGALAN KONSTRUKSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Aspek Hukum Dalam Pembangunan

Oleh:
Lucky Andiza Harris
177011033
(A)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan
penyusunan makalah yang berjudul “KEGAGALAN KONSTRUKSI” tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak di bantu oleh berbagai
pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen pengampu serta teman-teman sekalian yang telah
membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
laporan ini.

Bekasi, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Pengertian Kegagalan Konstruksi....................................................3
2.2 Penyebab Kegagalan Konstruksi......................................................4
2.3 Unsur-Unsur Kegagalan Konstruksi................................................4
2.4 Kasus Kegagalan Konstruksi...........................................................5
BAB III PENUTUP ........................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................12
3.2 Saran.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak hal yang bisa dipelajari dari kegagalan, termasukkegagalan
struktur bangunan. Dengan mengetahui penyebab-penyebabnya, bisa
diharapkan akan tahu bagaimana menghindarinya. Dalam halkonstruksi
bangunan memang unik, karena ia merupakan produk dariserangkaian
kegiatan-kegiatan dari berbagai disiplin keahlian, mungkindari berbagai
perusahaan, yang secara kontraktual terpisah. Tanggung jawabnya juga tidak
terpusat pada satu pihak. Ini yang mungkin membuatrumit dalam menentukan
siapa yang sebenarnya bertanggung jawab, jikaterjadi kegagalan struktur atau
konstruksi bangunan. Tapi jika terjadikegagalan, korban pertama adalah
pemilik proyek.Konstruksi bangunan gedung yang baik harus memenuhi 3
kriteriayaitu kuat, kaku, dan stabil. Oleh karenanya, suatu bangunan
gedungdikatakan cacat atau mengalami kegagalan konstruksi, bila unsur-
unsurstruktur tidak memenuhi salah satu atau keseluruhan kriteria di atas.
Kegagalan bangunan merupakan kejadian yang memiliki
spectrumyang sangat luas. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengawasanmaupun penggunaan dan pemanfaatan. Lebih detail seperti
kesalahandesain, pelaksanaan yang tidak sesuai bestek, metode pelaksanaan
yangtidak baik, dan kesalahan penggunaan pembebanan berlebih serta
perawatan yang kurang serta hingga penggunaan yang melampaui batasumur
bangunan semua itu berpotensi untuk menimbulkan
kegagalankonstruksi.Kegagalan bangunan karena strukturnya gagal berfungsi
dapatmenimbulkan kerugian harta benda, bahkan korban jiwa. Oleh karena itu
perlu diantisipasi secara cermat. Bangunan yang didesain terhadap beban-
beban rencana dari code-code yang ada, belum dapat menjaminsepenuhnya
bebas dari segala risiko kegagalan bangunan, karena penyebabnya kompleks.
Salah satu strategi mengantisipasi risiko dapatdimulai dari tahap perencanaan.
Langkah pertama yang penting adalah memperkirakan penyebab kegagalan

1
sehingga dapat dibuat simulasikejadiannya. Selain simulasi fisik (eksperimen)
maka simulasi numerik berbasis komputer menjadi alternatif lain yang
canggih dan relatif murah.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, timbul rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kegagalan konstruksi bangunan?
2. Apa saja yang dapat menjadi penyebab dan unsur kegagalan
suatukonstruksi bangunan?
3. Kasus apa saja yang menjadi contoh kegagalan konstruksi bangunan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:a.
1. Mengetahui yang dimaksud dengan kegagalan konstruksi bangunan. b.
2. Menjelaskan penyebab dan unsur-unsur yang dapat
mengakibatkankegagalan pada konstruksi bangunan.
3. Menjelaskan beberapa contoh kegagalan konstruksi yang pernah terjadi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kegagalan Konstruksi


Berdasarkan UU-RI No.18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi,Bab 1,
Pasal 1 ayat 6 menyatakan Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserah terimakan oleh penyedia jasa kepada penguasa jasa,
menjadi tidak berfungsi baik secara keseluruhan maupunsebagian dan/atau
tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalamkontrak kerja konstruksi
atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagaiakibat kesalahan penyedia
jasa dan/atau pengguna jasa.Sedangkan menurut Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang JasaKonstruksi, Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 2000
tentangPenyelenggaraan Jasa Konstruksi, Bab V Pasal 34 menyatakan
Kegagalan bangunan merupakan keadaan bangunan yang tidak berfungsi,
baik secarakeseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat,
keselamatan dankesehatan kerja, dan atau keselamatan umum sebagai akibat
kesalahanPenyedia jasa dan atau Pengguna jasa setelah penyerahan akhir
pekerjaankonstruksi.Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) pada
tahun 2001mencoba mengkaitkan dengan UU-RI No.18 Tahun 1999 Tentang
JasaKonstruksi, dan memberikan usulan definisi sebagai berikut:
a. Definisi UmumSuatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan
dinyatakanmengalami kegagalan bila tidak mencapai atau melampaui
nilai-nilaikinerja tertentu (persyaratan minimum, maksimum dan
toleransi)yang ditentukan oleh Peraturan, Standar dan Spesifikasi yang
berlaku saat itu sehingga bangunan tidak berfungsi dengan baik.
b. Definisi Kegagalan Bangunan akibat Struktur.Suatu bangunan baik
sebagian maupun keseluruhan dinyatakanmengalami kegagalan struktur
bila tidak mencapai atau melampaui nilai-nilai kinerja tertentu
(persyaratan minimum, maksimum dantoleransi) yang ditentukan oleh
Peraturan, Standar dan Spesifikasiyang berlaku saat itu sehingga
mengakibatkan struktur bangunantidak memenuhi unsur-unsur kekuatan

3
(strength), stabilitas (stability), dan kenyamanan layak pakai
(serviceability) yang disyaratkan.

2.2 Penyebab Kegagalan Konstruksi


Penyebab kegagalan konstruksi dapat dibagi dalam dua klasifikasi, yaitu:
a. Dapat diprediksi, yang artinya dapat dikendalikan atau dikarenakanoleh
manusia, diantaranya mencakup:
1. Desain, harus diperhatikan bahwa resiko tidak dapat dihilangkansama
sekali, tetapi hanya dapat diminimalisir hingga batas yangdapat
diterima.
2. Perencanaan dan pendetailan.
3. Material, kegagalan material biasanya terjadi dikarenakan
akibatkesalahan dalam pemilihan material (mutu yang tidak
sesuai)atau dikarenakan kegagalan dalam proses pembuatan
materialtersebut.
4. Pekerja atau tenaga ahli
5. Pengawasan
b. Tidak dapat diprediksi, biasanya hal-hal yang berkaitan dengan alam,
seperti gempa bumi, angin yang terlalu kencang melebihi batas maksimum
peraturan yang ada, kebakaran, dan bencana alam lainnya.

2.3 Unsur-Unsur Kegagalan Konstruksi


Kegagalan dalam konstruksi dapat diakibatnya oleh beberapa
unsur,diantaranya sebagai berikut :
a. Keruntuhan, ketika semua resistensi gaya dalam struktur tidak lagiada,
maka akan mengakibatkan keruntuhan total.
b. Keruntuhan progresif biasanya terjadi sangat parah karena
ketikaterjadi suatu kesalahan pada satu bagian saja, akan berefek
kepada bagian lain dalam struktur dan ini dapat berlangsung cepat
sejakkegagalan awal dimulai, dinamakan kegagalan "efek domino"

4
c. Kinerja yang tidak bagus.

Semua proyek konstruksi berjalan secara bertahap sesuai dengan


daurhidupnya (life cycle), yang umumnya terdiri dari 4 tahapan. Tahapan
yang dimaksud adalah:
a. Konsep dan kelayakannya.
b. Desain, detail, dan spesifikasi dokumen kontrak.
c. Kinerja pekerjaan, konstruksi aktual, kontrol, bimbingan,
daninspeksi pengawasan.
d. Pemilik dan penggunaan fasilitas umum setelah bangunan selesai.

2.4 Kasus Kegagalan Konstruksi


Kegagalan konstruksi telah banyak terjadi diseluruh dunia sejakdikenalnya
sistem konstruksi modern. Berikut merupakan beberapa contoh kegagalan
konstruksi yang pernah terjadi, ialah sebagai berikut :
1. Harbour Cay Condominium (27 Maret 1981)
Harbour Cay Condominium adalah bangunan yang di bangun oleh Univel
Corporation of Cocoa Beach yang bangunannya sendiri merupakan
bangunan gedung dengan struktur beton bertulang bertingkat rendah (lima
lantai) yang runtuh akibat kesalahan design dan konstruksi. Bangunan ini
runtuh akibat kegagalan punch shear. Kegagalan plat pada suatu kolom
mengawali keruntuhan keseluruhan lantai lima. Lalu lantai lima yang
runtuh jatuh dan menjadi beban plat di bawahnya. Akibat kelebihan beban,
lantai empat menjadi runtuh dan begitu seterusnya hingga terjadi
keruntuhan total bangunan.
Hasil investigasi yang dilakukan menunjukkan bahwa terjadi kesalahan
design dimana:

1. Syarat ketebalan plat adalah 11 inch dimana pada gedung tersebut


didesain 8 inch.
2. Ditemui pula bahwa tulangan terlalu rapat

5
3. Tidak ada perhitungan mengenai kapasitas punching shear atau geser
balok
4. Tidak dilakukan pengecekan peraturan untuk spasi penulangan kolom
5. Perhitungan menggunakan mutu tulangan U40 namun di gambar
menggunakan U60.
6. Tidak dilakukan perhitungan actual ketebalan actual pelat berdasarkan
penulangan yang terjadi
7. Penulangan kolom yang terlalu padat sehingga menyulitkan beton
untuk mengisi keseluruhan elemen kolom sehingga mengurangi gaya
lekat tulangan dan beton

Gambar 1. Keruntuhan Gedung Harbour Cay

2. Jembatan Quebec (29 Agustus 1907)


Jembatan Quebec termasuk dalam proyek National Transcontinental
Railway, yang dilakukan oleh pemerintah federal. Pada 1904, struktur ini
terbentuk. Namun, perhitungan sementara yang dibuat dalam tahap awal
perencanaan tidak pernah benar-benar diperiksa ketika desain telah
diselesaikan, dan berat aktual jembatan itu jauh melebihi daya dukungnya.

6
Gambar 2. Runtuhnya Jembatan Quebec

Adapun menurut beberapa artikel kegagalan Jembatan Quebec di sebabkan


oleh perhitungan awal yang dibuat di awal tahap perencanaan tidak pernah
diperiksa dengan benar saat desain selesai, sehingga berat berat aktual
jembatan tersebut melebihi daya dukungnya yang menyebabkan runtuh
nya konstruksi jembatan tersebut
3. Hanggar Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (9 Maret 2015)
Proyek hanggar bandara Sultan Hasanuddin merupakan proyek milik Balai
Kalibrasi Kemenhub dan kewenangannya diserahkan ke Otoritas Bandara
V Makassar. Pengerjaannya dilakukan oleh kontraktor PT Lince Romauli
Raya dan PT Nurjaya Nusantara. Sementara konsultan perencana yaitu PT
Genta Prima Pertiwi dan pengawas yaitu PT Arista Cipta. Hanggar tersebut
dilengkapi dengan taksi way dan apron. Luas hanggar sendiri dalam
perencanaannya yaitu 90x60 meter dengan tinggi 15 meter. Sementara
taxiway memiliki panjang 83,45 meter dan lebar 41,10 meter. Sementara
apron 100x60 meter. Selain hanggar, taxiway dan apron, proyek itu juga
dilengkapi kantor dengan luas 60x8 meter.

7
Adapun menurut keterangan dan hasil investigasi yang telah dilakukan,
kejeadian tersebut disebabkan oleh kelalaian dalam pengerjaan proyek

Gambar 3. Keruntuhan Hanggar Bandara Hasanuddin Makassar

4. Jembatan Mandastana (Tanipah) (17 Agustus 2017)


Jembatan Mandastana adalah merupakan jenis jembatan beton bertulang
dengan panjang bentang ±100m yang di bangun dengan menggunakan dana
alokasi khusus APBN perubahan tahun 2015 sebesar Rp 17.484.198.000
dan dikerjakan oleh PT Citra Bakumpai Abadi, adapun konsultan pengawas
dari PPTK daerah setempat..
Adapun beberapa poin yang menjadi penyebab runtuhnya jembatan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Tim Ahli Penilai Kegagalan Bangunan Jembatan Tanipah berdasar
dokumen-dokumen yang diperiksa terdapat indikasi tidak terpenuhinya
kepatuhan terhadap standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan
keberlanjutan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi pada Jembatan
Tanipah.
2. dalam surat Menteri PUPR itu menyatakan penyebab utama amblasnya
Jembatan Tanipah adalah sepanjang tiang terpancang di pilar P3 lebih
pendek (kurang lebih 31 meter) dari desain (41.1 meter). Kondisi ini
menyebabkan terjadinya unstable equilibrium, di mana beban mati yang
bekerja pada P3 sangat mendekati kapasitas daya dukung vertikal grup
tiang pada pilar P3. Dengan demikian, gangguan kecil dapat

8
menyebabkan sudden collapse dan mengakibatkan amblasnya seluruh
pilar P3.
3. Menteri PUPR mengungkapkan berdasar laporan akhir tim ahli itu dari
hasil observasi, pelaksanaan bangunan bawah dan bangunan atas
jembatan tidak sepenuhnya mengikuti gambar kontrak yang diajukan
konsultan perencana. Jembatan tidak dapat difungsikan karena
amblasnya pilar P3 dan adanya indikasi kinerja yang kurang (under
performance) dari bangunan atas.
4. Menteri PUPR menjelaskan ruang lingkup pemeriksaan Tim Penilai
Ahli hanya meliputi hal teknis terkait dengan kegagalan jembatan, hal-
hal terkait dengan kegagalan jembatan, hal-hal terkait dengan proses
administrasi pelaksanaan dan pengawasan di luar lingkup kerja Tim
Penilai Ahli.
5. Menteri PUPR menerangkan secara konseptual bila seluruh proses
pelaksanaan proyek konstruksi dilakukan sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi,
khususnya terkait sertifikasi, proses pengadaan dan pembangunan,
maka kegagalan jembatan dapat dicegah.

Gambar 4. Jembatan Mandastana

9
5. Rukan Cendrawasih Kalimantan (3 Juni 2014)
Bangunan rumah kantor atau Rukan yang memiliki 3 lantai terletak di
kompleks Cendrawasih Permai, Jl. Ahmad Yani, Kecamatan Sungai Pinang
Kota Samarinda Kalimantan Timur runtuh pada 3 Juni 2014, bangunan
bernilai 15 milyar rupiah yang memiliki lebar 25 meter dan panjang 100
meter mengalami keruntuhan saat masih dalam proses pengerjaan sehingga
menyebabkan 12 pekerja meninggal dunia. Pembangunan rumah kantor
dengan perkiraan investasi Rp15 miliar diduga melanggar prinsip-prinsip
konstruksi. Struktur rumah kantor diduga runtuh karena dikerjakan bukan
oleh penyedia jasa konstruksi profesional. Dari dokumen izin mendirikan
bangunan (IMB) yang diterbitkan Pemkot Samarinda, Juliansyah Gojali dari
PT Firma Abadi sebagai pemohon izin. IMB terbit pada Desember 2013.
Diketahui awal pembangunan adalah rumah kantor. Setelah enam bulan, dua
bangunan kembar berdiri. Tiga lantai di sebelah timur telah berdiri. Namun,
ketika pengecoran lantai tiga, bangunan di sebelah barat runtuh. Informasi
yang didapat, kekuatan penopang yakni pilar (vertikal) dan balok
penumpang (horizontal) diduga tidak memenuhi standar. Pilar dan balok
penumpang diperkirakan terlampau ramping. Dari pengamatan foto-foto di
lokasi kejadian, balok penopang berukuran 23 cm x 23 cm.
Dari observasi yang telah dilakukan tim ahli dan pihak berwajib, penyebab
dari keruntuhan bangunan ini cukup kompleks ;
1. Kondisi tanah eksisting yang adalah rawa dan merupakan tanah lempung
memerlukan waktu lama jika tanpa penanganan khusus seperti vertical drain,
dan pengerjakan pengerukan lahan sampai lantai 1 hanya memerlukan waktu
enam bulan, sehingga terjadi kegagalan pondasi.
2. Terjadi keretakan kolom di lantai 2, kolom tidak boleh mengalami
kegagalan struktur terlebih dahulu daripada balok. Kegagalan kolom ini
sendiri diduga karena adanya deviasi antara perencanaan dan pelaksanaan
dimana kontraktor mengurangi dimensi kolom dan jumlah tulangan yang
dipakai. Sehingga bisa disebut terjadi kegagalan struktur utama

10
3. Penyebab ketiga adalah organisasi proyek yang tidak benar. Diketahui
bahwa proyek ini tidak memilki konsultan perencana, dan desain bangunan
yang digunakan tidak diketahui darimana dibuatnya. Pengawasan pun hanya
dilakukan oleh mandor dari pemborong
4. Terjadi pengalihan pekerjaan secara serampangan. Seperti kontraktor
semula yatu PT. Firma Abadi menyerahkan pekerjaan sepenuhnya kepada
individu yang merupakan seorang pemborong, kemudian menyerahkan lagi
kepada mandor. Ditambah lagi pengalihan pekerjaan ini tidak disertai
pengawasan dari kontraktor utama.
5. Kesalahan sistem perancah pengecoran lantai. Penyebab awal keruntuhan
adalah lantai 3 yang sedang dikerjakan secara tiba- tiba runtuh. Selain
karena kolom yang mengalami kegagalan, maka sistem perancah yang
dipakai juga patut dicurigai tidak dirancang dengan benar.

Gambar 5. Rukan Cendrawasih

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab II, maka dapat
diperolehkesimpulan sebagai berikut :
1. Suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan
dinyatakanmengalami kegagalan bila tidak mencapai atau melampaui nilai-
nilaikinerja tertentu (persyaratan minimum, maksimum dan toleransi)yang
ditentukan oleh Peraturan, Standar dan Spesifikasi yang berlaku saat itu
sehingga bangunan tidak berfungsi dengan baik.
2. Kegagalan Konstruksi dapat diakibatkan oleh 2 hal, yaitu akibatkesalahan
manusia dan akibat kejadian alam yang tidak dapatdiprediksi. Sedangkan
unsur utama keruntuhan dapat diakibatkanoleh keruntuhan bangunan itu
sendiri karena kesalahan pada desainsehingga bangunan tidak mampu
menopang beban yang bekerja dandiakibatkan oleh kinerja pelaksanaan
konstruksi yang tidak bagus.
3.2 Saran
Diharapkan pada semua pihak terkait dalam bidang konstruksi,khususnya
kalangan kontraktor dan jasa konstruksi agar selalumeningkatkan mutu dan
kualitas saat pengerjaan proyek. Maupun dari sisidesainer, arsitek dan
perancang agar selalu melakukan konsolidasi dan pengawasan secara
berkala terhadap pihak-pihak terkait dilapangan, agarkegagalan konstruksi
yang dapat menimbulkan banyak korban dapat diminimalisir.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://manajemenproyekindonesia.com/?p=1303
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Quebec_Bridge
https://journal.untar.ac.id/index.php/jmts/article/view/2255
https://www.pamungkas.id/2015/06/runtuhnya-hanggar-bandara-
makassar.html
https://regional.kompas.com/read/2017/08/18/16591701/dibangun-tahun-
2015-jembatan-rp-17-miliar-di-kalimantan-selatan-ambruk

13

Anda mungkin juga menyukai