Anda di halaman 1dari 281

Laporan Akhir

Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

BAB I
Pendahuluan





1.1 Latar Belakang
Sistem penyediaan air minum Kota Tasikmalaya sampai saat ini masih dilayani oleh PDAM
Tirta Sukapura milik Kabupaten Tasikmalaya, yang mempunyai kapasitas terpasang 438
liter/detik, dengan air baku bersumber dari Mata Air Cipondok, melayani 29.909
sambungan langsung (27.738 sambungan domestik/SR, dan 2.211 sambungan non-
domestik) dan 157 kran umum (Corporate Plan PDAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2003–
2007).

Berdasarkan data Corporate Plan yang disusun pada tahun 2005 tersebut, PDAM
Kabupaten Tasikmalaya ini mempunyai area pelayanan meliputi 23 kecamatan baik di
wilayah Kabupaten maupun Kota Tasikmalaya dengan cakupan pelayanan air bersih baru
mencapai 18% dari jumlah penduduk wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan 38% untuk
wilayah Kota Tasikmalaya.

Kondisi penyediaan air bersih oleh masyarakat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Tasikmalaya sangat terbatas untuk masyarakat di wilayah-wilayah yang memiliki sumber
setempat, baik mata air maupun air tanah (sumur gali dan sumur artesis). Sumber air yang
dimanfaatkan berkisar antara 0,5 sampai 2,0 liter/detik. Karena kondisi sumber air tersebut
terbatas, maka cakupan pelayanannya terbatas, yaitu hanya dapat mencapai 300 sampai
1000 jiwa. Dengan demikian, peningkatan pelayanan air bersih oleh Pemerintah Kota
Tasikmalaya sangat lambat dan tidak optimal.

Berkenaan dengan uraian di atas, maka pemerintah Kota Tasikmalaya akan melakukan
kegiatan Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya untuk menyesuaikan dengan
perubahan situasi dan kondisi yang ada dan mengantisipasi tantangan pelayanan air bersih
di masa depan. Diharapkan master plan ini dapat menjadi pedoman bagi Pemerintah Kota
dalam merencanakan pembangunan dalam rangka peningkatan pelayanan air bersih untuk
masyarakat.

Pendahuluan I_1
Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

1.1.1. Maksud Dan Tujuan


a. Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah merencanakan pengembangan SPAM Kota
Tasikmalaya, baik sistem dengan jaringan perpipaan maupun bukan jaringan
perpipaan serta menjadi pedoman bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam
mengembangkan SPAM di Kota Tasikmalaya. Dokumen ini, diharapkan menjadi
arahan bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan
air bersih bagi masyarakat di wilayah Kota Tasikmalaya, terutama di daerah yang
belum terjangkau pelayanan air bersih oleh PDAM Tirta Sukapura.

b. Tujuan
Tujuan penyusunan Review Master Plan Air Bersih ini adalah untuk memperoleh
gambaran terhadap kebutuhan air baku, kelembagaan, rencana pembiayaan,
rencana jaringan pipa utama, dan rencana perlindungan terhadap air baku untuk
jangka panjang. Selain itu adanya rencana induk pengembangan SPAM bertujuan
untuk mendapatkan izin prinsip hak guna air oleh Pemerintah.

1.1.2. Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pengumpulan Data Sekunder, meliputi:
• Fungsi strategis Kota/Kabupaten/Kawasan (Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW).
• Data dan peta gambaran umum hidrologi badan air penerima, topografi,
klimatografi, fisiografi dan geologi.
• Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan.
• Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur):

b. Perhitungan dan analisa
• Identifikasi permasalahan SPAM dan kebutuhan pembangunan SPAM
• Data konsumsi air bersih penduduk
• Perhitungan debit pelayanan air bersih
• Perhitungan dan analisa debit air baku
• Rencana pengolahan air berdasarkan kualitas air baku


Pendahuluan I_2
Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

c. Rencana Induk SPAM Kota Tasikmalaya


• Evaluasi jaringan SPAM yang telah ada
• Penyusunan konsep rencana SPAM dengan mengacu pada kontur
wilayah/topografi
• Penentuan rencana sistem intake, pengolahan, transmisi dan distribusi primer,
dan perkiraan investasi
• Rencana pembiayaan dan pola investasi,
• Rencana pengembangan kelembagaan.

1.1.3. Otorisasi
Nama Pekerjaan
Review Master Plan Air bersih Kota Tasikmalaya.

Pemberi Tugas
Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kota Tasikmalaya.

1.1.4. Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM


Dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Air Minum (RI SPAM) Kota
Tasikmalaya, produk pengaturan yang harus dijadikan acuan oleh konsultan antara lain :
v Undang - Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.
v Undang - Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
v Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
v Undang – Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
v Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
v Undang - Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
v Undang - Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
v Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum.
v Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
v Peraturan Menteri Dalam Negri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan
Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum.

Pendahuluan I_3
Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

v Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang


Persyaratan Kualitas Air Minum
v Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
v Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 7 Tahun 2007 tentang Pembuatan Rencana
Induk SPAM yang selambat-lambatnya dibuat awal Januari 2010.
v Komitmen Millenium Development Goals (MDGs) Tahun 2015.
v SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air;
v SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air;
v SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka;
v SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air;
v SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air;
v RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing.

1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
1.2.1. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah pada pekerjaan Penyusunan Review Master Plan Air Bersih Kota
Tasikmalaya adalah Kota Tasikmalaya.

1.2.2. Lingkup Kegiatan
a. Secara umum lingkup pekeriaan akan meliputi:
1. Kajian kepustakaan dan review Rencana Induk SPAM Kota Tasikmalaya 2005
2. Survei data primer dan sekunder, yang meliputu aspek teknis, geografi dan sosial-
ekonomi masyarakat
3. Pemantauan kuantitas dan kualitas potensi air baku
4. Diskusi dan pembahasan
5. Analisis dan penyusunan dokumen

b. Sedangkan detil dari kegiatan yang akan dilakukan meliputi :
1. Melakukan evaluasi kondisi kota, untuk mengetahui karakter, fungsi strategis dan
konteks regional nasional Kota Tasikmalaya.
2. Melakukan kerjasama dengan Bappeda Kota dalam menerjemahkan rencana tata
ruang wilayah kota meniadi rencana induk pengembangan SPAM.

Pendahuluan I_4
Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

3. Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan menginventarisasi peralatan


dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting,
4. Merencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi baik untuk SPAM jaringan
perpipaan maupun SPAM bukan jaringan perpipaan.
5. Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan
kebutuhanair dan identifkasi air baku.
6. Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan, yang
meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis
pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
7. Menyusun rencana kebutuhan air minum
8. Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air
baku (disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan menyusun rencana
alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.
9. Menyusun identifikasi poensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan
air baku, dan menentukan jenis proses pengelolaan sanitasi terutama air limbah
dan persampahan di sekitar sumber air baku potensial.
10. Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka pendek (2
tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-20 tahun) di wilayah
studi baik untuk kawasan perkotaan maupun perdesaan berupa rencana tahapan
pengembangan, rencana pengembangan kelembagaan dan SDM, rekayasa awal
sistem, rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air
baku, serta rencana tindak lanjut studi kelayakan.
11. Menyusun rencana pembiayaan dan pola investasi, yang berupa indikasi besar
biaya tingkat awal, sumber pembiayaan, dan pola pembiayaan bagi
pengembangan SPAM.
12. Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM
dan rencana berjalannya penyelenggaraan SPAM tersebut.
13. Melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholders terkait untuk mendukung
subtansi dokumen RI-SPAM yang sedang disusun




Pendahuluan I_5
Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

1.3 Sistematika Laporan


Sistematika pelaporan yang disajikan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan otorisasi,
keluaran pekerjaan, landasan hukum penyusunan dokumen RI-SPAM serta
ruang lingkup pekerjaan untuk mencapai output yang diharapkan dan
sistematika penyusunan pelaporan.

Bab II Kondisi Umum Daerah


Dalam bab ini berisi mengenai kondisi eksisting fisik daerah, kondisi sarana dan
prasarana, sosial ekonomi, dan budaya, sarana kesehatan lingkungan, ruang
dan lahan berdasarkan rencana RTRW Kota Tasikmalaya, kependudukan serta
keuangan daerah di wilayah pengembangan pelayanan SPAM.

Bab III Kondisi SPAM Eksisting


Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran SPAM eksisting serta aspek
teknis dan non teknis serta permasalahan yang terjadi mengenai sistem
penyediaan air minum di wilayah studi.

Bab IV Standar/Kriteria Perencanaan


Dalam bab ini akan diuraikan mengenai dasar kriteria dalam perencanaan RI-
SPAM, standar kebutuhan air domestik dan non domestik, periode perencanaan
serta kriteria daerah layanan di wilayah Kota Tasikmalaya.

Bab V Proyeksi Kebutuhan Air


Dalam bab ini menjelaskan mengenai arah pengembangan kota, rencana
daerah pelayanan, proyeksi jumlah penduduk serta proyeksi kebutuhan air
minum untuk wilayah Kota Tasikmalaya.

Bab VI Potensi Air Baku


Dalam bab ini menjelaskan mengenai potensi air permukaan dan air tanah di
Kota Tasikmalaya, neraca air, alternatif sumber air baku serta perizinan dalam
pemanfaatan air baku (SIPA).
Bab VII Rencana Pengembangan SPAM
Dalam bab ini menjelaskan mengenai:
Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah
Rencana Sistem Pelayanan yang akan di terapkan, Rencana Pengembangan
SPAM, Kapasitas Sistem dan Perkiraan Kebutuhan Biaya pengembangan SPAM

Pendahuluan I_6
Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Bab VIII Rencana Pendanaan Investasi


Dalam bab ini dijelaskan mengenai:
• Kebutuhan Investasi Sumber Dan Pola Pendanaan
• Dasar Penentuan Asumsi Keuangan
• Analisa Kelayakan Keuangan

Bab IX Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum
Dalam bab ini menjelaskan mengenai rencana Lembaga Penyelenggara
Pelayanan Air Minum, Struktur Organisasi pelayanan air minum, Kebutuhan
SDM serta Rencana Pengembangan SDM


Pendahuluan I_7
Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

BAB II
Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya





2.1 Kondisi Fisik Daerah
2.1.1. Geografi
Kota Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat, dengan luas wilayah
18.385,09 Ha (183,85 Km2). Kedudukan atau jarak dari Ibukota Propinsi Jawa Barat, yaitu
Bandung, ± 105 Km dan dari Ibu kota Negara, yaitu Jakarta, ± 255 Km. Secara geografis
Kota Tasikmalaya terletak antara 108o08’38” BT – 108°24’02” BT dan antara 7°10’ LS –
7°26’32” LS, dengan batasan administratif pemerintahan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Cisayong dan Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya,


Kecamatan Cihaurbeuti dan Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis
Sebelah Selatan : Kecamatan Jatiwaras dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya
Sebelah Barat : Kecamatan Sukaratu, Kecamatan Leuwisari, Kecamatan Singaparna,
Kecamatan Sukarame, dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya
Sebelah Timur : Kecamatan Manonjaya dan Kecamatan Gunung Tanjung Kabupaten
Tasikmalaya.
Kondisi administrasi Kota Tasikmalaya menurut UU No. 10 tahun 2002 memiliki luas wilayah
sebesar 17.156,20 Ha yang terbagi kedalam 8 (delapan) kecamatan yang terdiri dari 15
kelurahan dan 54 desa, tetapi dengan perkembangan Kota Tasikmalaya yang pesat dan
adanya tuntutan akan peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, Kota
Tasikmalaya sejak tahun 2008 terdiri atas 10 (sepuluh) kecamatan dan 69 kelurahan dengan
luas keseluruhan kurang lebih 18.385 Ha.

Untuk lebih jelasnya mengenai kecamatan yang ada di Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada
Tabel 2.1.

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_1


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Tasikmalaya Serta
Luasannya Per Kecamatan Tahun 2010

Luas Luas
No. Kecamatan Kecamatan Kelurahan No. Kecamatan Kecamatan Kelurahan
(Ha) (Ha)
1 Indihiang 1.104 Indihiang 6 Cipedes 896 Panglayungan
Sirnagalih Cipedes
Parakannyasag Nagarasari
Panyingkiran Sukamanah
Sukamaju Kaler 7 Tawang 707 Tawangsari

Sukamaju Kidul Empangsari

2 Bungursari 1.690 Bantarsari Lengkongsari

Cibunigeulis Cikalang

Sukarindik Kahuripan

Sukamulya 8 Kawalu 4.277 Kersamenak

Sukajaya Cilamajang

Bungursari Gunung Tandala

Sukalaksana Urug

3 Cibeureum 1.904 Kersanagara Tanjung

Kota Baru Cibeuti

Awipari Karang Anyar

Setianagara Talagasari

Ciherang Leuwiliang

Ciakar Gunung Gede

Margabakti 9 Tamansari 3.599 Tamansari
Setiajaya Mugarsari
Setiaratu Tamanjaya
4 Purbaratu 1.201 Purbaratu Sumelap
Sukanagara Setiawargi
Sukaasih Mulyasari
Sukajaya Sukahurip
Singkup Setiamulya
Sukamenak 10 Mangkubumi 2.4 Mangkubumi
5 Cihideung 549 Yudanagara Cigantang
Nagarawangi Karikil
Cilembang Linggajaya
Argasari Cipawitra
Tugujaya Sambongpari
Tuguraja Sambongjaya

Cipari
Sumber : Hasil pemetaan penetapan batas Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kemendagri 2010

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_2


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya















Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Tasikmalaya

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_3


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

2.1.2. Topografi dan Fisiografi


Kota Tasikmalaya berdasarkan bentang alamnya berada pada daerah dengan ketinggian
berkisar antara 201-503 m diatas permukaan laut (dpl) dan mempunyai dataran dengan
kemiringan relatif kecil. Daerah tertinggi berada di Kelurahan Bungursari Kecamatan
Bungursari (kaki G. Galunggung) yaitu 503 m dpl sedangkan yang terendah berada di
Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu yaitu sekitar 201 m dpl.

Ditinjau dari segi fisiografi wilayah, tempat tertinggi Kota Tasikmalaya terdapat di bagian
barat dan selatan, kemudian menurun ke tengah di sekitar pusat kota menuju utara serta
sebagian kecil dari timur ke tengah dan utara Kota Tasikmalaya. Pada bagian selatan
wilayah Kota Tasikmalaya, di sekitar Kecamatan Kawalu dan Cibeureum, kondisinya
cenderung berbukit-bukit dengan ciri hutan dan kebun campuran. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.

Dengan kondisi Rupa Bumi (geomorfologi) seperti ini, membagi dua wilayah Kota
Tasikmalaya dalam arah barat laut ke arah Selatan Kota Tasikmalaya. Kondisi fisik bentang
alam ini sangat terkait dengan kondisi hidrologinya, dimana Kota Tasikmalaya terbagi
kedalam dua daerah aliran sungai (DAS), di sebelah Utara hingga Timur Laut merupakan
DAS Citanduy dengan aliran air menuju kearah Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.
Sedangkan di sebelah Barat hingga Barat Daya merupakan DAS Ciwulan dimana aliran air
menuju kearah Kecamatan Sukaraja dan Tanjung Jaya di Kabupaten Tasikmalaya. Kondisi ini
membawa permasalahan dalam sistem drainase dan sistem perpipaan air Kota
Tasikmalaya, sehingga dibutuhkan perencanaan yang lebih matang terhadap kedua sistem
tersebut agar tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

Tabel 2.2. Kondisi Kemiringan Lahan Kota Tasikmalaya

Kelas Lereng Keterangan Luas (Hektar) % Luas


0 - 3 Datar 8.640,95 50,37
3 - 9 Landai 3.640,85 21,22
9 - 17 Sedang 3.012,54 17,56
17 - 45 Curam 1.861,86 10,85
Total 17.156,20 100,00
Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya, 2012.

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_4


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Gambar 2.2 Peta Tofografi Kota Tasikmalaya

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_5


Laporan Antara
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 2.3. Ketinggian Tempat Wilayah Kecamatan di Kota Tasikmalaya

No Kecamatan Tinggi dari muka laut(m dpl)


1 Kawalu 201 mdpl (Kelurahan Urug) - 445 mdpl (Kelurahan Gunung Tandala)
2 Tamansari 347 mdpl (Kelurahan Setiamulya) - 448 mdpl (Kelurahan Setiawargi)
3 Cibeureum 250 mdpl (Kelurahan Singkup) - 362 mdpl (Kelurahan Setiajaya)
4 Purbaratu 320 mdpl
5 Tawang 340 mdpl (Kelurahan Lengkongsari) - 359 mdpl (Kelurahan Kahuripan)
6 Cihideung 349 mdpl (Kelurahan Nagarawangi) - 365 mdpl (Kelurahan Cilembang)
7 Mangkubumi 343 mdpl (Kelurahan Sambongjaya) - 473 mdpl (Kelurahan Cipawitra)
8 Indihiang 410 mdpl (Kelurahan Sukajaya)
9 Bungursari 503 mdpl (Kelurahan Bungursari)
10 Cipedes 333 mdpl (Kelurahan Sukamanah) - 398 mdpl (Kelurahan Cipedes)
Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya 2012


2.1.3. Geologi
Struktur geologi Kota Tasikmalaya berdasarkan hasil kajian Peta Geologi lembar
Tasikmalaya (T. Budhitrisna, 1982), Kota Tasikmalaya terbentuk dari material dasar berupa
batuan induk vulkanik, yaitu susunan batuan yang terdiri dari breksi vulkanik termampat
lemah dengan bongkah lava andesit yang dihasilkan pada tingkat gunung api tua. Batuan ini
tersebar merata, menutupi hampir seluruh wilayah Kota Tasikmalaya. Pada tingkatan
gunung api muda, susunan batuan yang dihasilkan mulai dari breksi gunung api, lahar, tufa
berlapis, batuan andesit sampai basal yang tersebar secara terbatas di bagian tenggara.
Sedangkan pada bagian utara, tengah dan selatan terdapat sesar normal (normal fault),
sesar naik (thurus fault) serta lipatan berupa antiklin dan siklin.

Pola struktur sesar normal akan menimbulkan pemotongan pada bagian tubuh batuan dan
umumnya membentuk jurang, sedangkan sesar naik disamping dapat membentuk jurang
juga perlapisan batuan menjadi berlipat-lipat dan hancur, bidang pemotongan ini
merupakan bidang lemah yang biasanya membentuk jurang-jurang curam dan terjal
dimana proses gerakan tanah ini dapat berkembang, hal ini sering terlihat pada bantaran
sungai akibat pengikisan dan penyempitan.

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi Geologi Kota Tasikmalaya, maka dapat dilihat pada
Gambar 2.3.

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_6


Laporan Antara
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya




















Gambar 2.3 Kondisi Geologi Kota Tasikmalaya

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_7


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Litologi Kota Tasikmalaya terbentuk dari material dasar berupa batuan induk vulkanik, yaitu
susunan batuan yang terdiri dari breksi vulkanik termampat lemah dengan bongkah lava
andesit yang dihasilkan pada tingkatan gunung api tua. Batuan ini tersebar merata,
menutupi hampir seluruh wilayah Kota Tasikmalaya. Pada tingkatan gunung api muda,
susunan batuan yang dihasilkan mulai dari breksi gunung api, lahar, tufa berlapis, batuan
andesit sampai basal yang tersebar secara terbatas di bagian tenggara.

Jenis tanah yang mendominasi permukaan adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu,
regosol kelabu coklat, litosol, dan latosol kemerah-merahan. Jenis tanah yang memiliki
sebaran terluas adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu dan litosol yang tersebar di
bagian tengah, selatan, timur, dan barat. Di bagian utara, sebaran terdiri dari jenis tanah
latosol coklat kemerah-merahan. Sementara itu, kedalaman efektif tanah (solum) wilayah
bagian barat dan timur berada pada kisaran 30 –sedangkan di bagian utara, tengah, dan
selatan berada pada kisaran 60-90 cm.

2.1.4. Hidrologi dan Geohidrologi


Fungsi dari kajian terhadap aspek hirologi adalah untuk dapat menemukan potensi air
permukaan dan air tanah di Kota Tasikmalaya serta untuk mengetahui potensi dalam
pengembangan di Kota Tasikmalaya.

a. Air Permukaan :
Air permukaan dapat diartikan sebagai aliran air yang mengaliri permukaan Kota
Tasikmalaya maupun dalam bentuk genangan yang cukup luas. Bentuk air permukaan di
Kota Tasikmalaya meliputi sungai dan air dalam cekungan (danau/situ).
1. Air hujan
Jumlah air permukaan jenis air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk sumber daya
air setempat cukup besar. Di Kecamatan Tamansari potensi air tersebut mencapai 49
– 416 juta m3/hari, sementara di Kecamatan Mangkubumi mencapai 59 – 501 juta
m3/hari. (Identifikasi Potensi Sumber Daya Air Bawah Tanah Kota Tasikmalaya, 2004)

2. Air sungai dan air waduk :
Sungai-sungai yang mengaliri Kota Tasikmalaya di antaranya adalah Sungai Citanduy,
Sungai Ciloseh, Sungai Ciwulan, serta Sungai Cibanjaran. Sedangkan anak-anak
sungainya yaitu beberapa anak sungai dari Sungai Cibanjaran yang meliputi Sungai
Cihideung/Dalem Suba, Sungai Cipedes, Sungai Ciromban, Sungai Cidukuh, Sungai

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_8


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Cicacaban, Sungai Cibadodon, Sungai Cikalang, Sungai Tonggong Londok, Sungai


Cibeureum dan Sungai Cimulu. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dan
bermuara di Sungai Citanduy, kecuali Sungai Ciwulan. Dikaitkan dengan sistem
Wilayah Aliran Sungai (WAS), Kota Tasikmalaya termasuk ke dalam 2 (dua) Wilayah
Aliran Sungai (WAS) yaitu WAS Citanduy dan WAS Ciwulan. WAS Citanduy memiliki
limpasan air sungai rata-rata bulanan sebesar 17 m3/detik atau rata-rata harian
sekitar 5,5 m3/detik, sedangkan WAS Ciwulan memiliki limpasan air sungai rata-rata
harian sebesar 13,7 m3/detik. Jumlah kedua limpasan adalah 1.658.880 m3/hari.

Tabel 2.4. Daftar DAS/Sub DAS di Kota Tasikmalaya

No. Nama DAS Sub DAS Luas (km2)


1. Ciwulan Cikunir, Cilumajang 1.165 km2
2. Citanduy Cipedes, Ciloseh, Cikalang,
Cibadodon, Cimulu, Cikunten II,
Leuwimunding, Cihideung, Ciromban
Sumber : Buku putih sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2012

Tujuh buah waduk/situ di Kota Tasikmalaya mempunyai potensi menyediakan total


air sebesar 1.646.750 m3. Situ-situ tersebut adalah Situ Gede di Kecamatan
Mangkubumi (6.000 m3/detik), Situ Cicangri dan Rusdi di Kecamatan Tamansari
(6.000 m3/detik), Situ Cibeureum, Situ Cipajaran, Situ Malingping dan Situ Bojong di
Kecamatan Cibeureum (24.000 m3/detik).

Tabel 2.5. Danau, Rawa, Situ, Telaga, dan Waduk Kota Tasikmalaya

Lokasi
No. Nama Perairan Luas (Ha)
Kelurahan Kecamatan
1 Situ Gede 48 Mangkubumi Mangkubumi
2 Situ Cicangri 2,5 Tamanjaya Tamansari
3 Situ Rusdi 1,5 Tamanjaya Tamansari
4 Situ Cibeureum 7 Tamanjaya Tamansari
5 Situ Cipajaran 5 Tamanjaya Tamansari
6 Situ Malingping 2 Tamanjaya Tamansari
7 Situ Bojong 2 Tamanjaya Tamansari
Sumber : Buku putih sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2012


Ditinjau dari kondisi hidrogeologi, Kota Tasikmalaya dikategorikan sebagai daerah
akuifer, alirannya didasarkan melalui celahan dan ruang antara butir yang merupakan
ciri dari lereng gunung api strato. Sistem akuifer di Kota Tasikmalaya yang dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan air dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu; sistem

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_9


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

akuifer tunggal pada unit vulkanik, sistem akuifer pada celahan-celahan batuan
sedimen tersier serta sistem akuifer rekahan-rekahan yang dibentuk oleh batu
gamping.
Ø Sistem akuifer tunggal pada unit vulkanik terdiri dari endapan kipas alluvium yang
merupakan deposit dari lahar berkisar dan bolder lava, mempunyai luas
penyebaran sekitar 140 km2, berada pada ketinggian antara 300 sampai 500 m
dan mempunyai ketebalan kurang dari 40 m, kedalaman air muka tanah tersebut
berkisar kurang dari 5 m dari permukaan tanah setempat.
Ø Sistem akuifer pada celahan-celahan batuan sedimen tersier yang termasuk pada
formasi halang, formasi bentang dan formasi genteng tersebar di bagian selatan
dengan kedalaman akuifer berkisar antara 40 m sampai 150 m dengan muka air
tanah berkisar antara 5 – 12 m dari permukaan tanah setempat.
Ø Sistem akuifer rekahan-rekahan yang dibentuk oleh batu gamping tersebar di
bagian selatan sekitar wilayah Sukaraja ukurannya mempunyai kedalaman muka
air tanah lebih dari 10 m atau langka.

b. Air Tanah
Selain potensi air permukaan, Kota Tasikmalaya pun memiliki potensi kandungan air
tanah yang relatif dangkal. Dikatakan demikian karena air tanah dapat diperoleh dari
sumur dengan kedalaman antara < 3,00 – 10,00 meter. Kedalaman sumur gali untuk bisa
keluar air cukup dangkal, antara 1,50 – 7,00 meter.
Kedua potensi hidrologi di atas merupakan sumber air bagi pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Salah satu sumber air tanah dalam bentuk mata air yang terdapat di
Kecamatan Indihiang – mata air Cibunigeulis – memiliki kapasitas produksi / debit
sebesar 15,00 liter per detik sampai 60,00 liter per detik. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel berikut.

Tabel 2.6. Kawasan Sekitar Mata Air Di Kota Tasikmalaya

Nama Mata Debit (l/det) Lokasi


No. Keterangan
Air Maks Min Desa Kecamatan
1 Cibunigeulis 60 15 Cibunigeulis Indihiang Dimanfaatkan PDAM
2 Cibangbay 81 50 Setiawargi Tamansari Belum dimanfaatkan
3 Cianjur II 65 18 Linggajaya Mangkubumi Lahan milik perorangan
Sumber: Buku putih sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2012

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_10


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


















Gambar 2.4 Peta Hidrologi Kota Tasikmalaya

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_11


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

2.1.5. Klimatologi
A. Curah Hujan
Berdasarkan klasifikasi tipe curah hujan Schmidt dan Ferguson yang didasarkan pada
pertimbangan banyaknya bulan basah (>200 mm) dan bulan kering (<100 mm), tipe
curah hujan di wilayah Kota Tasikmalaya termasuk tipe curah hujan C yang memiliki 4
bulan kering dan 8 bulan basah. Sedangkan berdasarkan klasifikasi iklim Mohr, wilayah
Kota Tasikmalaya termasuk kedalam klasifikasi iklim II. Rata-rata curah hujan per bulan
278,55 mm, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sampai dengan
April dan curah hujan terendah antara bulan September sampai dengan Oktober.
Perbandingan bulan basah dan kering mencapai 98% bulan basah atau termasuk iklim
basah. Dengan iklim seperti ini, cadangan air tanah diharapkan mencukupi karena
proses infiltrasi air cukup tinggi. Suhu rata-rata 25,7° C, dengan kisaran antara 21,1° C
(terendah) dan 27,9° C (tertinggi).
Curah hujan di Kota Tasikmalaya untuk tahun 2009 dan 2010 rata-rata memiliki nilai 275
mm per bulan, ini menunjukan bahwa Kota Tasikmalaya merupakan daerah yang
memiliki curah hujan yang sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.7. Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kota Tasikmalaya (mm)

Tahun
NO. Bulan 2009 2010 2011
CH HH CH HH CH HH
1 Januari 633 25 573 20 171 11
2 Februari 571 18 568 17 280 12
3 Maret 525 16 538 17 411 20
4 April 368 12 228 15 652 25
5 Mei 258 17 197 11 692 23
6 Juni 215 9 232 15 63 4
7 Juli 54 3 196 13 379 5
8 Agustus 0 0 312 15 0 0
9 September 10 2 - 0 5 1
10 Oktober 378 18 - 0 365 11
11 November 358 13 - 0 1192 21
12 Desember 316 12 - 0 156 17
Jumlah 3686 145 2844 123 4366 150
Rata-rata 307.17 12.08 237.00 10.25 363.83 12.5
Sumber : Buku putih sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2012


Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_12


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

B. Suhu udara
Suhu udara di Kota Tasikmalaya selama tahun 2002-2006 memiliki nilai rata-rata antara
25° –26° C. hal ini menunjukan bahwa suhu di Kota Tasikmalaya termasuk dalam
katagori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.8. Suhu Maksimum, Rata-rata, dan Minimum Bulanan Rata-rata

Tahun
Rata-rata
2002 2003 2004 2006 2008
MAKS MIN MAKS MIN MAKS MIN MAKS MIN MAKS MIN
2 9,70 24,5 0 2 8,9 0 2 3,40 26,5 0 2 3,3 0 2 8,9 0 23,1 0 3 0,3 0 2 2,0 0 2 6,0 6
3 0,90 24,6 0 3 0,0 0 2 5,50 28,4 0 2 3,5 0 2 8,9 0 23,3 0 3 0,4 0 2 2,4 0 2 6,7 9
3 0,60 24,9 0 2 8,6 0 2 4,20 27,9 0 2 3,5 0 2 9,1 0 23,8 0 3 0,9 0 2 2,2 0 2 6,5 7
2 8,90 24,8 0 2 9,3 0 2 4,60 29,2 0 2 3,8 0 2 8,9 0 24,0 0 3 0,9 0 2 2,7 0 2 6,7 1
2 9,00 24,6 0 2 8,9 0 2 4,00 29,5 0 2 3,2 0 2 8,9 0 23,5 0 3 0,4 0 2 2,2 0 2 6,4 2
3 0,20 25,3 0 2 9,0 0 2 3,70 28,4 0 2 2,5 0 2 8,6 0 23,2 0 2 9,7 0 2 0,6 0 2 6,1 2
2 7,50 23,9 0 2 8,8 0 2 3,10 27,5 0 2 2,5 0 2 8,8 0 22,8 0 2 7,6 0 1 9,1 0 2 5,1 6
2 7,40 22,7 0 2 7,3 0 2 3,30 28,0 0 2 2,5 0 2 8,5 0 22,6 0 2 9,0 0 1 8,5 0 2 4,9 8
2 9,20 24,2 0 2 8,6 0 2 3,40 28,9 0 2 2,9 0 2 8,8 0 22,8 0 2 8,6 0 2 0,8 0 2 5,8 2
2 9,30 24,4 0 2 8,4 0 2 3,20 27,0 0 2 2,5 0 2 7,7 0 22,6 0 2 7,6 0 2 1,8 0 2 5,4 5
2 8,80 24,5 0 2 7,7 0 2 3,30 28,1 0 2 2,6 0 2 8,0 0 22,4 0 2 8,5 0 2 2,4 0 2 5,6 3
2 9,10 24,4 0 2 9,0 0 2 3,70 29,0 0 2 2,5 0 2 8,6 0 22,2 0 2 9,3 0 2 2,3 0 2 6,0 1
2 9,22 24,4 0 2 8,7 1 2 3,78 28,2 0 2 2,9 4 2 8,6 4 23,0 3 2 9,4 3 2 1,4 2 2 5,9 8
Sumber : Buku putih sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2012

2.2 Sarana Dan Prasarana


2.2.1. Air Limbah
Pengelolaan air limbah di Kota Tasikmalaya masih belum bersifat sistem jaringan. Hal ini
dapat dilihat dari pembuangan air limbah domestik saat ini berupa septic tank yang dimiliki
masyarakat sedangkan untuk penanganan air limbah industri dilakukan oleh industri secara
mandiri.

Mengingat kondisi perkembangan Kota Tasikmalaya yang sangat pesat, maka penanganan
air limbah perlu ditangani secara serius untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Prioritas penanganan air limbah ini dilakukan pada daerah-daerah permukiman dan daerah-
daerah industri.

Untuk limbah faeces, sistem pembuangannya dengan tangki septik, baik individual maupun
komunal. Untuk lingkungan yang relatif padat diarahkan pada penggunaan tangki septik
komunal. Untuk ini perlu dikembangkan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) dan
kendaraan penyedot lumpur tinja. Lokasi IPLT ini diarahkan di bagian hilir menurut sistem

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_13


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

sungai-sungai yang ada. Selain itu dikaji pula pengembangan IPLT dalam konteks Priangan
Timur, khususnya Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.

Untuk pembuangan air kotor (mandi dan cuci) direncanakan pemisahan dari saluran
drainase dan pembatasan pembuangan air kotor langsung ke drainase. Untuk itu pada
saluran air kotor ini selayaknya dilengkapi dengan peralatan perangkap lemak dan sabun,
sehingga air yang diteruskan ke saluran drainase atau badan air menjadi lebih baik
kualitasnya. Penerapan sistem ini diarahkan pada komplek-komplek perumahan yang baru
dikembangkan dan pada peremajaan atau pemugaran lingkungan perumahan.

Untuk pembuangan air limbah kegiatan industri, harus dikembangkan instalasi pengolahan
air limbah (IPAL), baik secara individu maupun secara terpadu antar sejumlah industri. Air
limbah yang diolah dalam IPAL ini harus memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan
sebelum kemudian dialirkan ke badan air (saluran/sungai).


2.2.2. Persampahan
Untuk persampahan, Kota Tasikmalaya sudah memiliki tempat pembuangan akhir sendiri,
yaitu Area TPA Ciangir dengan luas 8 Ha, terletak di Kecamatan Tamansari dengan sistem
Controlled Landfill. Untuk pelayanan dalam Kota Tasikmalaya direncanakan penambahan
lokasi TPS, baik yang permanen (bak tertutup atau terbuka, dan lokasi kontainer dengan
landasan) maupun temporer (lokasi peletakan sementara kontainer), sesuai dengan
perkembangan fisik terbangun yang akan dilayani. Pengangkutan dari TPS ke TPA ini
dilakukan dengan kontainer dan dilaksanakan oleh unit kerja Kantor Dinas Cipta Karya yang
bertugas untuk itu, sementara pengangkutan sampah dari perumahan atau fasilitas ke TPS
dilakukan dengan gerobak sampah dan ditangani oleh masyarakat sendiri, yang dikelola
pada umumnya oleh perangkat tingkat RT/RW.

Jumlah sampah yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas yang ada di Kota Tasikmalaya yaitu
sebanyak 1.306 m3/hari, berasal dari aktivitas pasar sebanyak 163,5 m3/hari, permukiman
870,46 m3/hari, 108,92 m3/hari, industri 108,66 m3/hari, jalan 54,46 m3/hari (Sumber:
Dinas CiptaKarya, 2006). Jenis sampah yang teridentifikasi yaitu sampah organik 54,89%,
Anorganik 39,90%, dan 5,21% sampah lain-lain, dengan nilai timbulan sampah 2,37
lt/org/hari atau nilai berat sampah 0,6 Kg/org/hari (Sumber: Kajian Timbulan Sampah Kota
Tasikmalaya, 2009)

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_14


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel di bawah ini menunjukkan tingkat pelayanan persampahan Kota Tasikmalaya yang
dilaksanakan oleh Bidang Kebersihan dan partisipasi masyarakat

Tabel 2.9. Tingkat Pelayanan Persampahan Bidang Kebersihan dan Partisipasi Masyarakat

Sampah
Kapasitas
No. Sarana Jumlah (Unit) Rit/hari Terangkut
(m3)
(m3/hari)
1. Dump Truck 19 8 2 304
2. Arm Roll/container 6 6 3 108
3. Engkel 1 4 2 8
4. Pick Up 2 3 2 12
5. Arm Roll (lembur 4 unit/minggu 6 0.14 48
rutin/pasar)
6. Jumsih (dump truck) 2 unit/minggu 8 0,29 64
7. Pembuangan Langsung 10/minggu 1,5 2,14 0,15
(Pesantren/kantor)dengan
pick up
8. Pengangkutan Sampah 2 4 1 0,4
(Untuk sampah/Engkel)
9. TPS liar 4/bulan 6 0,14 0,6
Jumlah 545,15
Sumber: Kajian Timbulan Sampah Kota Tasikmalaya, 2009

Sampah yang terangkut sebanyak 545,15 m3/hari atau ± 35% dari timbulan sampah yang
diperkirakan. Dibawah ini sarana dan prasarana pengelolaan sampah eksisting.

Tabel 2.10. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah

Jumlah Kapasitas Kondisi Umur


No. Jenis
(Unit) (M3) Baik Rusak Ekonomis
1. Tempat Pembuangan Akhir 1 16
2 Tempat Pembuangan Sementara 52 4 -
3. Tempat Pembuangan Sementara 37 0,6 -
Mini
4. Tong Sampah 100 5
5. Gerobak Sampah 168 0,5 221 4 5
6. Motor Sampah 2 0,5 2 5
7. Pick Up 2 3 2 5
8. Dump Truck 19 6 19 5
9. Arm Roll Truck 6 6 6
10. Beco Loader 1 1
11. Buldozer 1 1
12. Excavator 1 1 5
13. Container 32 6 23 11 5

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_15


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Jumlah Kapasitas Kondisi Umur


No. Jenis
(Unit) (M3) Baik Rusak Ekonomis
14. Transfer Depo 6 5 1 5
15. Bak Pasangan Terbuka 47
16. Bak Pasangan Tertutup 5
17. Incenerator 1
Sumber: Bidang Kebersiha, dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Permukima, 2010

2.2.3. Drainase
Saluran air kotor dan drainase di Kota Tasikmalaya pada umumnya melalui saluran-saluran
di lingkungan perumahan dan di tepi-tepi jalan yang kemudian dialirkan ke dalam sungai di
Kota Tasikmalaya. Beberapa sungai yang dijadikan tempat pembuangan akhir air kotor dan
air hujan adalah Sungai Ciloseh, Cihideung, Cimulu, Cibeureum dan sungai-sungai lainnya.

Jika melihat kondisi saluran air kotor dan air hujan yang ada di perkotaan, kondisi masih
belum memadai dalam menampung limpahan air yang berasal dari permukiman dan
kegiatan-kegiatan perkotaan, sehingga masih banyak limpahan air kotor yang mengenai
kawasan-kawasan tertentu di perkotaan. Selain itu juga masih banyak salurah air kotor
yang sudah tidak berfungsi lagi dikarenakan telah rusak ataupun tersumbat oleh lumpur
dan sampah hasil buangan penduduk.

Selain itu, rendahnya prasarana air kotor/drainase di Kota Tasikmalaya ditunjukkan oleh
angka rasio panjang saluran drainase terhadap panjang jalan. Rasio tersebut hanya
mencapai angka 36,22% saja, kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak jalan di Kota
Tasikmalaya yang belum memiliki saluran air kotor/drainase (terutama untuk jalan yang
terkategorikan kedalam jalan desa dan lingkungan). Hal ini menimbulkan potensi
kerusakan jalan yang semakin besar karena dengan kondisi iklim basah yang dimiliki
Kota Tasikmalaya, dimana bulan basahnya cukup panjang maka hempasan air hujan yang
turun akan menggenangi jalan sehingga berpotensi besar dalam memperbesar rasio
jumlah jalan yang rusak di Kota Tasikmalaya. Selain itu juga buruknya kondisi sistem
drainase akan menyebabkan terjadinya potensi bagi bencana banjir di kawasan yang tidak
memiliki sistem drainase yang baik.


2.2.4. Irigasi
Kota Tasikmalaya memiliki total 57 Daerah Irigasi (DI). Satu buah DI berada dalam
kewenangan Pemerintah Pusat (Cikunten II) dan empat buah DI Pemerintahan Provinsi
Jawa Barat (DI Cigede, Cibanjaran, Ciakalang, Cimulu). Jadi terdapat 52 DI yang menjadi

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_16


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

kewenangan Pemerintah Kota Tasikmalaya yang terdiri tingkat jaringan teknis, semi teknis,
dan pedesaan. Seluruh irigasi teknis mengairi area seluas 2.664 ha, irigasi semi teknis
mengairi area seluas 3.366 ha dan irigasi pedesaan mengairi area seluas 2.465 ha. Jadi total
area yang terairi adalah 8.495 ha atau hampir 50% dari luas wilayah Kota Tasikmalaya.

2.2.5. Sarana Perekonomian


Kota Tasikmalaya sesuai dengan visi nya bahwa Kota Tasikmalaya ingin menjadi pusat
perdagangan dan industri termaju di Jawa Barat, maka untuk dapat mencapai maksud
tersebut Kota Tasikmalaya harus mulai bisa mempersiapkan sarana dan prasarana
penunjang bagi tercapainya tujuan tersebut. Untuk sekarang ini aktivitas perdagangan Kota
Tasikmalaya ditunjang oleh keberadaan fasilitas perdagangan berupa pasar (baik pasar ikan
maupun hewan) juga pasar tradisional, toko, bank dan KUD, Kota Tasikmalaya juga memiliki
fasilitas perdagangan berupa pertokoan yakni ada di pusat kota dan pasar induk Jl.Ir.H.
Juanda, serta dua mall yaitu Mayasari Plaza dan Asia Plaza dengan skala pelayanan untuk
seluruh wilayah kota maupun sekitarnya. Sedangkan untuk sektor jasa, kota tasikmalaya
juga memiliki hotel bintang 3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11. Sarana dan Prasarana Perekonomian Daerah di Kota Tasikmalaya Tahun 2008

No Keterangan Jumlah (unit)


1 Fasilitas Perdagangan
- Mall 2
- Pasar Tradisional 6
- Pasar Modern 8
- Pasar Lainnya 2
2 Lembaga Keuangan
- Bank Devisa 26
- Bank Non Devisa 3
- KUD 9
- Koperasi Non KUD 339
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya, 2008


2.2.6. Sarana Sosial Dan Kesehatan
A. Fasilitas pendidikan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia Kota Tasikmalaya harus didukung oleh
berbagai fasilitas dan tenaga pengajar yang memadai serta kesadaran masyarakat
akan pentingnya masalah pendidikan. Untuk menunjang hal tersebut maka

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_17


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

diperlukan sarana yang mendukung dalam rangka menjadikan sumber daya manusia
Kota Tasikmalaya yang handal.

Sarana pendidikan yang ada di Kota Tasikmalaya pada tahun 2011 terdiri dari 5
sekolah luar biasa swasta, 1 taman kanak-kanak negeri, 65 Taman kanak-kanak
Swasta, 109 Sekolah RA swasta, 247 sekolah dasar negeri, 20 sekolah dasar swasta, 2
sekolah MI negeri, 47 sekolah MI swasta, 21 sekolah menengah pertama negeri, 23
sekolah menengah pertama swasta, 3 sekolah MTs negeri, 41 sekolah MTs Swasta, 10
Sekolah Menengah Atas Negeri, 16 Sekolah Menengah Atas Swasta, 3 Sekolah MA
negeri, 22 Sekolah MA swasta serta 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan 37
Sekolah Menengah Kejuruan Swasta. Untuk lebih jelasnya mengenai fasilitas
pendidikan maka dapat di lihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12. Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011

Jenis Sekolah Negeri Swasta Jumlah


SLB 0 5 5
TK 1 65 66
RA 0 109 109
SD 247 20 267
MI 2 47 49
SMP 21 23 44
MTs 3 41 44
SMA 10 16 26
MA 3 22 23
SMK 3 37 30
Jumlah 290 394 684
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2011

Tabel 2.13. Jumlah Siswa Menurut Tingkat/Kelas, 2011

Kelas Kelas Kelas


Jenis Sekolah Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah
1/VII/X-A 2/VII/XI-B 3/IX/XII
SLB 150 123 273
TK 1.061 1.319 2.380
RA 2.253 2.332 4.585
SD 10.964 11.351 11.907 11.443 11.743 10.711 68.119
MI 1.709 2.057 1.637 1.586 1.561 1.422 9.972
SLTP 8.361 8.357 7.975 24.693
SLTP Terbuka 265 256 246 767
MTs 3.122 3.183 2.670 8.975
SMA 3.941 3.761 3.581 11.283

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_18


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Kelas Kelas Kelas


Jenis Sekolah Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah
1/VII/X-A 2/VII/XI-B 3/IX/XII
MA 2.963 1.100 1.059 5.122
SMK 5.948 5.486 4.842 16.276
2011 40.737 39.325 33.917 13.029 13.304 12.133 152.445
2010 39.903 38.235 32.926 12.655 11.702 11.831 147.252
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2011


B. Fasilitas Kesehatan
Dalam rangka memenuhi pelayanan kesehatan, baik lingkup pelayanan wilayah kota
maupun diluar wlayah kota seperti Singaparna, Ciawi, Ciamis, Tasikmalaya bagian
selatan maka diperlukan sarana kesehatan dan tenaga kerja kesehatan. Di Kota
Tasikmalaya sendiri pada tahun 2008 sudah tersedia rumah sakit umum pemerintah
sebanyak 1 unit, rumah sakit umum swasta 6 unit, rumah sakit bersalin 6 unit, rumah
bersalin 2 unit, puskesmas dengan tempat tidur 5 unit, puskesmas tanpa tempat
tidur 15 unit, puskesmas pembantu (Pustu) 19 unit dan 17 puskesmas keliling. Untuk
lebih jelasnya maka dapat dilihat pada dibawah ini.

Tabel 2.14. Jumlah Rumah Sakit, Rumah Bersalin dan Puskesmas Tahun 2011

Rumah Sakit Rumah Puskesmas


Rumah
Tahun Sakit Dengan Tanpa
Umum Swasta TNI Bersalin Pembantu Keliling
Bersalin Perawatan Perawatan
Kawalu - - - - 1 - 3 2 3
Tamansari - 1 - - - 1 - 3 1
Cibeureum - - - - - 1 - 3 1
Purbaratu - - - - - 1 - 2 1
Tawang 1 1 1 4 - 1 1 - 1
Cihideung - 2 2 1 - 2 - 3
Mangkubumi - - - - - - 2 5 2
Indihiang - 2 - - - - 2 1
Bungursari - - - - - 1 2 3 3
Cipedes - - - - - - 3 1 1
TOTAL 1 6 1 6 2 5 15 19 17
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2011

2.2.7. Sarana Peribadatan


Mayoritas penduduk di Kota Tasikmalaya adalah beragama Islam, ini terlihat dari
banyaknya jumlah pemeluk agama Islam di Kota Tasikmalaya yaitu sebanyak 559.325 orang
dan banyaknya sarana peribadatan di Kota Tasikmalaya adalah masjid yaitu sebanyak 885
unit, Langgar 1.461 unit dan Mushola 771 unit, sedangkan sarana peribadatan agama lain

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_19


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

seperti Gereja sebanyak 12 unit. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat pada Tabel 2.15
dibawah ini.

Tabel 2.15. Banyaknya Sarana Peribadatan Tahun 2011

Masjid Masjid
Kecamatan Mushola Langgar Gereja
Besar Jami’
Kawalu 127 126 111 169 0
Tamansari 99 98 112 233 0
Cibeureum*) 141 140 114 98 0
Purbaratu
Tawang 73 72 0 69 9
Cihideung 84 83 77 0 3
Mangkubumi 128 127 68 257 0
Indihiang**) 142 141 38 244 0
Bungursari
Cipedes 117 116 12 101 0
2011 911 903 532 1.171 12
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2011
*) : Termasuk Kec. Purbaratu
**) : Termasuk Kec. Bungursari

2.2.8. Sarana Transportasi


Kota Tasikmalaya saat ini memiliki terminal tipe A yaitu Terminal Indihiang yang berada di
Kecamatan Indihiang dengan luas 7,5 Ha, dan ada 4 terminal tipe C yaitu Terminal
Pancasila, Terminal Padayungan, Terminal Cikurubuk dan Terminal Awipari. Terminal
Awipari merupakan terminal tIpe C yang paling luas dengan luas 1,49 Ha, sedangkan
Terminal Pancasila merupakan terminal tIpe C yang paling kecil dengan luas 0,3 Ha. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.16.

Tabel 2.16. Jumlah Terminal di Kota Tasikmalaya, 2011

No. Nama Terminal Lokasi Tipe Luas (Ha)


1. Terminal Indihiang Kec. Indihiang A 7,5
2. Terminal Pancasila Kec. Tawang C 0,3
3. Terminal Padayungan Kec. Cihideung C 0,23
4. Terminal Cikurubuk Kec. Mangkubumi C 0,29
5. Terminal Awipari Kec. Cibeureum C 1,49
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2011

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_20


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Fasilitas lalu lintas di kota tasikmalaya saat ini terdapat 15 unit traffic light, 38 unit warning
light, 1.247 unit rambu lalu lintas, 90,1 km marka jalan, 3.108 PJU dan 20 shelter/halte.
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.17.

Tabel 2.17. Banyaknya Fasilitas Lalu Lintas Jalan Menurut Jenis Fasilitas di Kota Tasikmalaya,
2010–2011

No. Jenis Fasilitas 2010 (Unit) 2011 (Unit)

1. Traffic Light 15 15
2. Warning Light 26 38

3. Rambu Lalu Lintas 1.158 1.247

4. Marka Jalan (Km) 80,49 90,1


5. PJU 2.808 3.108
6. Shelter/Halte 30 20
7. Angkot 1.027 1.027
8. Taxi 23 27
9. AKAP dan AKDP 664 984
10. Delman 140 300
11. Becak 5.000 5.000
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2011


2.2.9. Sarana Listrik
Kota Tasikmalaya sebagian besar kebutuhan listrik dilayani oleh PT. Perusahaan Listrik
Negara (PLN). Pelayanan listrik baik untuk rumah tangga maupun bukan rumah tangga
telah memadai, dengan jaringan pelayanan kabel telah mencakup seluruh kawasan
terbangun yang ada. Untuk pengembangan pelayanan listrik di masa datang akan mengikuti
perkembangan pemanfaatan ruang. Dalam hal ini pelayanan listrik relatif hanya
memperluas jaringan distribusi yang ada dewasa ini, dengan mengikuti jaringan jalan yang
dikembangkan, dan penambahan gardu bila diperlukan. Mengingat wilayah Kota
Tasikmalaya yang relatif luas dan akan dominan terbangun, maka jaringan Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) harus dibatasi hanya pada jaringan yang ada dewasa ini saja.

Kebutuhan energi listrik pada tahun 2011 semakin meningkat, baik untuk konsumsi
rumahtangga maupun untuk dunia usaha yang mencapai 25.667 MWH tenaga listrik yang
terjual dengan jumlah pelanggan sebanyak 152.411 pelanggan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.18 dan Tabel 2.19 dibawah ini.

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_21


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Tabel 2.18. Jumlah Tenaga Listrik Yang Diterima dan Terjual Di Kota Tasikmalaya Tahun
2004–2008

Tenaga Listrik (Kwh)


Uraian
2004 2005 2006 2007 2008
Diterima 214.158.743 232.605.315 244.740.716 272.356.494 274.556.369
Terjual 177.291.145 197.801.340 210.608.885 216.225.203 233.235.463
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2009

Tabel 2.19. Jumlah Pelanggan Listrik, Daya Terpasang dan KWH Terjual Menurut Jenis Tarif
di Kota Tasikmalaya, 2011

Daya Listrik Terjual


Jumlah
Jenis Tarif Terpasang
Pelanggan MWH 000 Rp
(KVA)
Sosial 4.125 7.023 997 643.175
Rumahtangga 139.214 108.732 16.452 9.542.858
Bisnis 5.338 27.937 4.225 4.145.364
Industri 580 11.569 2.449 1.931.710
Gedung/Kantor 341 2.742 257 249.059
PJU 2.585 1.876 680 557.257
Multiguna 228 3.058 607 712.876
2011 152.411 162.937 25.667 17.782.299
2010 125.007 135.842 20.874 14.223.061
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2011


2.2.10. Sarana Telekomunikasi
Fasilitas telekomunikasi di Kota Tasikmalaya pada saat sekarang ini dilayani oleh PT.
TELKOM, Tbk. Cabang Tasikmalaya, dengan wilayah pelayanan meliputi Kecamatan
Cihideung, Cipedes dan Tawang. Jumlah pelanggan telekomunikasi di Kota Tasikmalaya
pada tahun 2008 adalah sebanyak 29.501 pelanggan.

Pada saat sekarang ini permintaan masyarakat begitu besar untuk pemasangan jaringan
telepon dan diharapkan pengembangan fasilitas ini dapat juga menjangkau wilayah yang
masih belum terlayani jaringan telepon. Wilayah yang paling utama untuk dilayani tersebut
adalah daerah permukiman dan pusat kegiatan kota yang membutuhkan pelayanan telepon
untuk mempermudah aktivitas yang akan dilakukan. Selain itu juga, TELKOM diharapkan
dapat menambah jumlah telepon umum, kios telepon dan wartel guna mempermudah dan
meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat di Kota Tasikmalaya. Tetapi saat ini
jaringan telekomunikasi tidak lagi menjadi suatu permasalahan, karena keterbatasan

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_22


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

jaringan telepon rumah tangga serta telepon umum tersebut banyak disiasati malalui
sambungan telepon seluler serta kehadiran wartel-wartel khususnya di kawasan pusat kota.

Namun demikian, dengan semakin berkembangnya Kawasan Perkotaan, diharapkan PT.


TELKOM dapat mengantisipasi kebutuhan akan sambungan baru, baik yang sifatnya
domestik/rumah tangga maupun untuk keperluan perkantoran/non rumah tangga.

Sebagai acuan, standar pengadaan sarana telepon adalah 4 unit untuk tiap 100 penduduk
atau 4 unit untuk 20 KK, sedangkan untuk telepon umum sebaiknya adalah satu sambungan
tiap unit lingkungan (1: 2.500 penduduk) atau di tempat-tempat umum yang banyak
dikunjungi masyarakat. Selain penyediaan sistem jaringan telepon yang disediakan oleh PT.
TELKOM, rencana sistem jaringan telepon juga disediakan oleh sistem jaringan telepon
seluler GSM dan CDMA. Berbagai operator sistem jaringan telepon seluler (ponsel) yang
ada akan memberi alternatif bagi penduduk untuk menggunakan operator ponsel yang ada
sesuai kebutuhan dan tingkat jangkauan pelayanan masing-masing operator. Untuk lebih
jelasnya mengenai jumlah pemakaian jasa telekomunikasi dapat dilihat pada Tabel 2.20 dan
Tabel 2.21 dibawah ini.

Tabel 2.20. Jumlah Pemakaian Jasa Telekomunikasi Menurut Jenis Sumber Tahun 2005–2008

Jenis Sumber Satuan 2005 2006 2007 2008


Langganan Sst 28.619 29.434 29.355 29.501
Lokal/SLJJ Sst 0 26.404 25.515 24.500
Internasional Sst 0 301 201 147
TUC Sst 256 260 264 200
TUK Sst 78 77 77 0
Wartel Sst 629 646 633 613
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2009

Tabel 2.21. Jumlah Pemakaian Jasa Telekomunikasi Di Wilayah Kerja PT. TELKOM Se-Kota
Tasikmalaya Tahun 2007–2008

Jumlah Pemakai Jasa


Uraian Satuan
2007 2008
1. Jumlah Pemakai Jasa
a. Bisnis Sst 3.789 3700
b. Residensial Sst 24.413 24.733
c. Sosial Sst 0 0
d. Wartelum Sst 633 613
2. Total Lokal SLJJ
a. Lokal Sst 25.515 24500

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_23


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Jumlah Pemakai Jasa


Uraian Satuan
2007 2008
b. SLJJ Sst 15.310 12766
3. TUC Sst 264 200
4. TUK Sst 77 0
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2009

2.2.11. Kawasan Strategis
Kawasan strategi Kota Tasikmalaya terdiri dari 14 kawasan, masing-masing kawasan
memiliki fungsi kawasan strategis.
1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, meliputi:
a. Kawasan pusat kota;
b. Kawasan peruntukan industri dan pergudangan di Jalan Gubernur Sewaka dan Jalan
Letjen Mashudi ;
c. Kawasan Minapolitan di Kecamatan Indihiang dan Kecamatan Bungursari;
d. Kawasan pendidikan terpadu di Kecamatan Tamansari;
e. Kawasan sentra bisnis baru di Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang; dan
f. Kawasan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Purbaratu dan Cibeureum.
2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan, meliputi:
a. Kawasan hutan produksi di Kecamatan Kawalu dan Kecamatan Tamansari;
b. Kawasan Situ Gede di Kecamatan Mangkubumi; dan
c. Kawasan wisata alam Urug di Kecamatan Kawalu.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan adalah kawasan
Pangkalan Udara Wiriadinata.

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_24


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


















Gambar 2.5 Peta kawasan strategis

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_25


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

2.3 Sosial Ekonomi Dan Budaya


2.3.1. PDRB
Kondisi perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari dominasi kegiatan ekonomi dan
hasil-hasilnya selama beberapa waktu kebelakang hingga sekarang ini. Kota Tasikmalaya,
struktur ekonominya dapat dilihat dari peran dan sumbangan masing-masing sektor
kegiatan ekonomi terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik dari
harga berlaku maupun harga konstan.

Dalam Penyajiannya, unit-unit produksi ini dikelompokan kedalam 9 sektor atau lapangan
usaha, yaitu: Pertanian; Pertambangan dan Pengalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan
Air Bersih; Bangunan; Perdagangan; Angkutan dan Komunikasi; Keuangan, Sewa dan Jasa
Perusahaan; Jasa-jasa.

Laju Pertumbuhan PDRB Kota Tasikmalaya pada tahun 2011 sebesar 5,81 persen,
sedangkan pada tahun 2010 sebesar 5,73 persen. Sementara untuk kontribusi sektor
ekonomi terhadap pembentukan PDRB Kota Tasikmalaya masih didominasi oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 32,64 persen pada tahun 2011.

Nilai tambah bruto (NTB) seluruh sektor usaha atau nilai PDRB atas dasar harga berlaku
Kota Tasikmalaya tahun 2011 sebesar Rp.9.274.754,67 juta dan tahun 2010 sebesar Rp.
8.469.035,94 juta. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2011 sebesar
Rp.4.104.241,73 juta dan tahun 2010 sebesar Rp. 3.878.723,40 juta.

Tabel 2.22. Produk Domestrik Regional Bruto Kota Tasikmalaya Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2010-2011 (Juta Rupiah)

Tahun
No Lapangan Usaha
2010 2011
1. Pertanian 300.380 304.248
2. Pertambangan 202 206
3. Industri Pengolahan 685.918 719.085
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 64.158 67.432
5. Bangunan Konstruksi 438.348,50 489.002,01
6. Perdagangan 1.215.773 1.309.905
7. Pengangkutan dan Komunikasi 321.258,72 331.219,27
8. Keuangan 406.033,52 426.744,31
9. Jasa-Jasa 446.649,18 456.396,38
TOTAL 3.878.723 4.104.241
Sumber : Kota Tasikmalaya dalam Angka 2011

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_26


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 2.23. Produk Domestrik Regional Bruto Menurut Subsektor Atas Dasar Harga Konstan
di Kota Tasikmalaya, Tahun 2010-2011

Tahun
Lapangan Usaha
2010 2011
1. PERTANIAN 300.380,14 304.248,96
a. Tanaman Bahan Makan 120.522,20 119.994,60
b. Tanaman Perkebunan 1.473,52 1.473,25
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 154.364,81 157.921,81
d. Kehutanan 454,36 453,56
e. Perikanan 23.565,26 24.405,74
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 202,35 206,79
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00
b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00
c. Penggalian 202,35 206,79
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 685.918,42 719.085,75
a. Industri Migas 0.00
b. Industri tanpa Migas 685.918,42
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 64.158,75 67.432,54
a. Listrik 49.751,59 52.638,59
b. Gas Kota 0,00 0,00
c. Air Bersih 14.407,16 14.793,95
5. BANGUNAN 438.348,50 489.002,01
6. PERDAGANGAN, HIOTEL DAN RESTORAN 1.215.773,81 1.309.905,71
a. Perdagangan Besar dan Eceran 915.956,34 995.494,33
b. H o t e l 10.701,74 11.289,54
c. Restoran 289.115,73 303.121,85
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 321.258,72 331.219,27
a. Pengangkutan 257.576,52 262.982,96
1). Angkutan Rel 15.630,86 15.771,03
2). Angkuitan Jalan Raya 215.239,90 219.496,86
3). Angkutan Laut 0,00 0,00
4). Angkutan Sungai dan Penyeberangan 0,00 0,00
5). Angkutan Udara 0,00 0,00
6). Jasa Penunjang Angkutan 26.705,76 27.715,06
b. Komunikasi 63.682,20 68.236,31
1). Pos dan Telekomunikasi 63.682,20 68.236,31
2). Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 406.033,52 426.744,31
a. B a n k 239.635,54 257.252,74
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 18.711,14 19.658,55
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00
d. Sewa Bangunan 96.393,79 97.435,80
e. Jasa Perusahaan 51.293,05 52.397,22
9. JASA-JASA 446.649,18 456.396,38
a. Pemerintahan Umum 239.171,59 245.331,12
1). Administrasi Pemerintahan dan Pert. 148.286,39 152.105,30

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_27


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tahun
Lapangan Usaha
2010 2011
2). Jasa Pemerintahan lainnya 90.885,20 93.225,83
b. Swasta 207.477,59 211.065,26
1). Sosial Kemasyarakatan 39.351,21 40.073,34
2). Hiburan dan Rekreasi 4.756,74 4.896,74
3). Perorangan dan Rumah Tangga 163.369,64 166.095,18
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3.878.723,40 4.104.241,73
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka Tahun, 2011

2.3.2. Mata Pencaharian Penduduk


Pada tahun 2011 jumlah penduduk bekerja berdasarkan lapangan usaha sebanyak 253.713
orang. Dari jumlah tersebut, sebesar 22.262 orang atau sekitar 8,77% bekerja pada
lapangan usaha Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan. Pada
lapangan usaha Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan kontribusi dalam
penyerapan tenaga kerja sebesar 61.551 orang atau sekitar 24,26%. Sedangkan pada
lapangan usaha industri menyerap tenaga kerja sebesar 93.385 orang atau sekitar 36,81%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.24. Indikator Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya, 2011

Laki-laki +
Laki-laki Perempuan
Indikator Perempuan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 167.802 90,13 85.911 92,31 253.713 90,86
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 18.368 9,87 7.157 7,69 25.525 9,14
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 186.170 80,92 93.068 41,08 279.238 61,15

Penduduk Usia 10 Tahun keatas yang bekerja Menurut Lapangan Usaha:
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, 15.465 9,22 6.797 7,91 22.262 8,77
Kehutanan dan Perikanan
2. Industri Pengolahan 58.236 34,71 35.149 40,91 93.385 36,81
3. Perdagangan, Hotel dan Restoran 31.875 19,00 29.676 34,54 61.551 24,26
4. Jasa Kemasyarakatan 26.398 15,73 12.553 14,61 38.951 15,35
5. Lainnya 35.828 21,35 1.736 2,02 37.564 14,81
(Pertambangan & Penggalian ;
Listrik, Gas&Air ; Bangunan;
Angkutan;Pergudangan&Komunikasi;
Keuangan,Asuransi,Usha Persewaan
Bangunan, Tanah &Jasa Perusahaan)
Jumlah 167.802 100,00 85.911 100,00 253.713 100,00
Sumber : Kota Tasikmalaya dalam angka 2011
TKK : Jumlah penduduk yang bekerja dibagi dengan jumlah penduduk angkatan kerja
TPT : Jumlah penduduk yang mencari kerja dibagi dengan jumlah penduduk angkatan kerja
TPAK : Jumlah penduduk yang bekerja ditambah yang mencari kerja dibagi dengan jumlah penduduk usia 10
tahun keatas.

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_28


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

2.3.3. Adat Istiadat, Tradisi Dan Budaya


Kota Tasikmalaya, kota yang yang berpredikat kota dagang ini terkenal dengan industri
kerajinan rakyat berupa bordir, tikar, anyaman, payung dan kelom geulis. Sektor pariwisata
saat ini belum menjadi unggulan, namun perkembangannya terus berjalan seiring dengan
industri kerajinan yang telah maju. Objek dan daya tarik wisata unggulan kota Tasikmalaya
antara lain sentra industri bordir dan factory outlet, wisata agro di Kawasan Urug, wisata
alam di Situ Gede dan Situ Lingga Yoni.

Budaya/Seni Kota Tasikmalaya memiliki berbagai jenis kesenian yang cukup terkenal. Misal
kesenian Karawitan, kesenian wayang golek, lagu pop Sunda, dangdut maupun tradisional.
Seni budaya merupakan wujud kearifan lokal yang keberadaannya harus dipertahankan
masyarakat dan pemerintah daerah. Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk Kota
Tasikmalaya, dari tahun 2007 sampai 2011, sekitar 2 grup. Sedangkan gedung kesenian per
10.000 sangat kecil yakni 0,02; secara riil hanya terdapat 1 gedung kesenian. Berikut
ditampilkan jumlah sanggar seni/lingkung seni yang berada di Kota Tasikmalaya.

Tabel 2.25. Jumlah Sanggar Seni/Lingkung Seni di Kota Tasikmalaya, 2011

No. Kecamatan Jumlah


1. Qasidah 43
2. Calung 31
3. Aneka Seni Sunda 24
4. Wayang Golek 11
5. Teater 17
6. Reog 11
7. Tembang Sunda 7
8. Degung 7
9. Seni Bela Diri 13
10. Tari 7
11. Seni Rupa 8
12. Nasyid 2
2011 181
Sumber : Kota Tasikmalaya dalam angka 2011


2.4 Sarana Kesehatan Lingkungan
Pola pembangunan berwawasan kesehatan telah dicanangkan pada 1 Maret 1999 yang
dikenal dengan paradigma sehat 2010. Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan perilaku
sehat mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan rata serta memiliki

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_29


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perilaku sehat dalam pembangunan kesehatan


2010 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat (Syahartini. T, 2000).

Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat
bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja, maka seperti yang diuraikan dalam
Undang-Undang No. 23 tentang Kesehatan, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat yaitu peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif) penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Paradigma baru dan
reformasi di bidang kesehatan yang telah dikembangkan saat ini lebih diutamakan pada
upaya promotif dan preventif, salah satu upaya preventif adalah meningkatkan kesehatan
lingkungan. (Profil Kesehatan Indonesia, 2003).

Upaya penyehatan lingkungan dan perbaikan perumahan merupakan suatu pencegahan


terhadap berbagai kondisi yang mungkin dapat menimbulkan penyakit.


2.4.1. Jumlah dan Kondisi Jamban
ketersediaan fasilitas tempat buang air besar di miliki sendiri oleh sebagian besar jumlah
KK, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.26 dibawah ini.

Tabel 2.26. Jumlah Jamban dan Kondisi Jamban

DATA JAMBAN
LEHER ANGSA
PLENGSENG JUMLAH TOTAL
JML SELOKAN/ CEMPLUNG M C K
NO PUSKESMAS SEPTIC TANK CUBLUK AN
PDDK RIOOL
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
%
Sar Pemk Sar Pemk Sar Pemk Sar Pemk Sar Pemk Sar Pemk Sar Pemk
1 Cibeureum 56.918 3.772 18.860 2.259 11.295 1.325 4.637 150 1.050 0 0 12 955 7.518 36.797 64,7
2 Purbaratu 36.428 1.335 9.345 40 121 1.325 9.275 107 749 0 0 15 875 2.822 20.365 55,9
3 Tamansari 59.145 4.071 28.497 2.088 5.310 356 2.136 157 1.099 0 0 31 1.760 6.703 38.802 65,6
4 Kawalu 77.376 3.810 26.766 930 6.510 1.358 9.506 340 2.380 0 0 25 1.050 6.463 46.212 59,7
5 Mangkubumi 34.183 3.844 11.532 524 1.048 978 6.846 107 749 0 0 7 359 5.460 20.534 60,1
6 Indihiang 27.625 3.985 7.970 680 3.440 525 3.150 157 1.099 0 0 2 112 5.349 15.771 57,1
7 Bungursari 10.896 49 1.096 620 3.315 289 2.023 150 350 0 0 7 260 1.115 7.044 64,6
8 Cipedes 14.452 749 3.227 1.019 4.192 375 750 75 300 0 0 11 625 2.229 9.094 62,9
9 Panglayungan 12.008 901 3.910 450 1.800 1.245 3.735 59 297 0 0 11 550 2.666 10.292 85,7
10 Cigeureung 37.645 981 4.905 1.391 9.737 756 5.292 65 317 0 0 16 981 3.209 21.232 56,4
11 Cihideung 33.994 409 1.636 651 1.953 2.782 13.910 45 105 0 0 14 322 3.901 17.926 52,7
12 Cilembang 27.766 538 2.690 1.960 9.800 1.590 7.950 57 1.314 0 0 23 1.090 4.168 22.844 82,3
13 Tawang 30.807 476 9.913 362 1.810 1.986 11.916 40 125 0 0 4 153 2.868 23.917 77,6
14 Kahuripan 24.965 478 3.346 1.146 8.022 1.285 8.995 25 79 0 0 3 201 2.937 20.643 82,7
15 Sambongpari 10.834 268 536 2.680 5.360 107 214 0 0 0 0 16 800 3.071 6.910 63,8

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_30


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

DATA JAMBAN
LEHER ANGSA
PLENGSENG JUMLAH TOTAL
JML SELOKAN/ CEMPLUNG M C K
NO PUSKESMAS SEPTIC TANK CUBLUK AN
PDDK RIOOL
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
%
Sar Pemk Sar Pemk Sar Pemk Sar Pemk Sar Pemk Sar Pemk Sar Pemk
16 Bantar 20.614 3.350 13.400 0 0 300 1.200 0 0 0 0 8 400 3.658 15.000 72,8
17 Karanganyar 18.452 541 4.328 1.315 7.423 388 2.328 0 0 0 0 19 192 2.263 14.271 77,3
18 Sukalaksana 13.907 962 5.477 420 344 1.463 1.026 611 408 0 0 0 0 3.456 7.255 52,2
19 Pakanyasag 10.078 1.170 5.850 202 1.152 229 341 0 0 0 0 9 431 1.610 7.774 77,1
20 Leuwiliang 11.025 425 2.975 273 1.911 5 35 187 1.309 0 0 2 100 892 6.330 57,4
JUMLAH 569.120 25.398 133.693 14.120 68.353 16.175 90.122 1.534 10.013 0 0 181 9.293 69.856 311.473 54,73
Sumber : DinasKesehatan Kota Tasikmalaya, Tahun 2010
Keterangan : 4 dan 5 aman terhadap lingkungan
6 kurang aman
7-10 tidak aman terhadap lingkungan
Aman dikaitkan dengan pencemaran lingkungan


2.4.2. Kondisi Pencemaran
Jenis parameter pencemar udara dalam buku pedoman ini didasarkan pada baku mutu
udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, yang meliputi : Sulfur
dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Oksidan (O3), Hidro
karbon (HC), PM 10 , PM 2,5, TSP (debu), Pb (Timah Hitam), Dustfall (debu jatuh). Empat
parameter yang lain (Total Fluorides (F), Fluor Indeks, Khlorine & Khlorine dioksida, Sulphat
indeks) akan dibahas kemudian karena merupakan parameter pencemaran udara yang
diberlakukan untuk daerah/kawasan industri kimia dasar.

Tabel 2.27. Kondisi Pencemaran Udara di Kota Tasikmalaya Tahun 2010

Hasil Pengujian
No. Parameter Satuan Baku Mutu *) Metode/Standar
1 2 3 4 5 6
1 Sulfur dioksida µg/Nm3 4 13 9 6 7 5 365 µg/Nm3 (24 SNI 19-7119.7-
(SO2) jam) 2005
2 Karbon µg/Nm3 - - - - - - 10.000 µg/Nm3 -
monoksida (CO) (24 jam)
3 Nitrogen 3 µg/Nm 2 7 13 21 8 26 3150 µg/Nm SNI 19-7119.2-
dioksida (NO2) (24 jam) 2005
4 Oksidan (O3) 3 µg/Nm 0 -4 -1 0 -1 -2 3235 µg/Nm (1 SNI 19-7119.8-
jam) 2005
5 Hidrokarbon µg/Nm3 - - - - - - 160 µg/Nm3 (3 -
(HC) jam)
6 Partikel < 10 µg/Nm3 - - - - - - 150 µg/Nm3 (24 -
µm (PM10) jam)
7 Partikel < 2,5 µg/Nm3 - - - - - - 65 µg/Nm3 (24 -
µm (PM2,5) jam)
8 Debu (TSP) µg/Nm3 - 52 359 126 28 610 230 µg/Nm3 (24 SNI 19-7119.6-
jam) 2005

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_31


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Hasil Pengujian
No. Parameter Satuan Baku Mutu *) Metode/Standar
1 2 3 4 5 6
9 Timah Hitam µg/Nm3 - - - - - - 2 µg/Nm3 (24 -
(Pb) jam)
10 Debu jatuh ton/km2 - - - - - - 374 µg/Nm3 (30 -
(Dustfall) /bulan hari)
11 Tingkat kebisingan Lampiran SK
- Rata-rata dBA 77.2 58.3 77.68 83.32 56.51 84.08 70 dBA **) .Men LH
- Minimum dBA 68.8 54.3 74.8 80.1 54.4 80.4 70 dBA **) No. 48 th 1995
- Maksimum dBA 82.9 68.4 84.9 86.4 59.4 89.3 70 dBA **)
Sumber : KPLH Kota Tasikmalaya
Hasil Uji Laboratorium BPLH Kab Bandung, 2010


2.4.3. Akses Pada Sumber Air Tanah
Jumlah rumah tangga yang mengakses air bersih di Kota Tasikmalaya berjumlah 173.313
rumah tangga, terdapat 23.888 rumah yang mengakses air PDAM, 9.273 rumah tangga yang
menggunakan mata air dan 79.471 rumah tangga yang menggunakan sumur sebagai
sumber air bersih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.28. Akses Masyarakat pada Sumber Air

Jumlah Air perpipaan Non Perpipaan


Kecamatan Rumah Non Mata
PDAM Pompa Sungai Sumur Lain- lain
Tangga PDAM Air
Kawalu 23.574 1.435 163 6.921 15.028 1.297
Tamansari 16.643 1.400 346 809 11.109 2.533
Cibeureum 16.367 2.263 1.331 121 7.964 1.530
Purbaratu 10.806 1.970 5.538 0 3.377 765
Tawang 18.389 3.490 10.574 0 3.043 894
Cihideung 20.082 3.994 11.479 0 4.657 653
Mangkubumi 22.126 4.750 5.808 128 12.585 978
Indihiang 11.947 1.033 971 75 8.169 884
Bungursari 11.676 442 243 1.217 7.298 1.702
Cipedes 21.703 4.111 11.802 0 6.240 1.085
JUMLAH 173.313 23.888 - 48.254 9.273 - 79.471 12.321
Sumber : Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan, Tahun 2010.



2.4.4. Data Rumah Sehat dan Sekolah Sehat
Jumlah rumah yang di periksa dinas kesehatan di Kota Tasikmalaya 128.380 rumah, dari
jumlah tersebut terdapat 3.389 rumah sehat dan 1.199 rumah tidak sehat, sedangkan ada
614 sekolah sehat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_32


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 2.29. Jumlah Rumah dan Sekolah Sehat

Jumlah Jumlah Rumah sehat Jumlah Sekolah Sehat


Kecamatan
Rumah Sehat Tidak sehat TK SD/MI SLTP/MTs SLTA/MA
1 Cibeureum 17.462 31 69 19 32 9 7
2 Purbaratu 12.328 527 171 12 20 5 2
3 Tamansari 12.124 241 120 7 28 4 5
4 Kawalu 8.004 387 53 10 42 9 5
5 Mangkubum 13.621 276 205 15 39 6 4
6 i Indihiang 14.876 440 46 18 20 4 6
7 Bungursari 16.390 126 249 27 23 8 5
8 Cihideung 8.850 482 108 14 34 7 9
9 Cipedes 8.649 575 92 13 38 7 8
10 Tawang 16.076 304 86 18 51 12 12
JUMLAH 128.380 3.389 1.199 153 327 71 63
Sumber : Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, Tahun 2010

2.4.5. Data Tempat Umum Sehat


Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan terhadap tempat
umum sehat untuk hotel dan restoran di Kota Tasikmalaya sudah memenuhi syarat
kesehatan, sedangkan untuk pasar dan tempat umum pengelola makanan lainnya masih
banyak yang belum memenuhi syarat kesehatan. Dari sampel yang diperiksa 53%
memenuhi syarat kesehatan, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah ini.

Tabel 2.30. Jumlah Tempat Umum Sehat

Yang Diperiksa
Jumlah
Jenis Fasilitas Umum Memenuhi Tdk Memenuhi
(unit) Jumlah
syarat syarat
1 Hotel 34 10 8 2
2 Restoran 56 30 22 8
3 Pasar 11 3 - 3
4 Tempat Umum Pengelola 6.085 1.683 885 798
Makanan Lainnya
Jumlah 6.186 1.726 915 811
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Tahun 2010

2.5 Ruang Dan Lahan


2.5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
a. Kota Tasikmalaya Dalam RTRWN
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP. 26 Tahun 2008) ditetapkan
bahwa:

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_33


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

§ Pada skala Nasional, Kota Tasikmalaya merupakan PKW (Pusat Kegiatan


Wilayah);
§ Pada skala Regional, Kota Tasikmalaya termasuk ke dalam Kawasan Priangan
Timur-Pangandaran (Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran) yang
menjadi Kawasan Andalan Sektor Unggulan. Sektor unggulan yang dimaksud
adalah sektor pertanian, sektor industri, sektor perkebunan, sektor pariwisata,
dan sektor perikanan dengan focus pengembangan sebagai berikut:
o Pertanian : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertanian;
o Industri :Pengembangan Kawasan Andalan untuk Industri
Pengolahan;
o Perkebunan : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan
o Pariwisata : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pariwisata;
o Perikanan : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perikanan.
Dengan demikian perencanaan tata ruang di Kota Tasikmalaya harus
memperhatikan keberadaan 5 (lima) sektor tersebut serta pembangunan wilayah
juga harus mengarah kepada 5 (lima) sektor tersebut.

b. Kota Tasikmalaya Dalam RTRW Provinsi Jawa Barat (2009 – 2029)


Tujuan penataan ruang Jawa Barat 2029 adalah “Mewujudkan Tata Ruang Wilayah
Provinsi yang Efisien, Berkelanjutan, dan Berdayasaing Menuju Provinsi Jawa Barat
Termaju di Indonesia”. Pernyataan tersebut di atas memiliki makna:
1. Efisien, bahwa penataan ruang wilayah mampu dilaksanakan secara tepat,
cermat, berdaya guna, dan berhasil guna sesuai dengan arahan pemanfaatan
ruang yang telah ditetapkan.
2. Berkelanjutan, bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin
kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dengan memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang.
3. Berdaya saing, bahwa penataan ruang memberikan daya tarik investasi di dalam
pengembangan ekonomi wilayah.
Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang Provinsi Jawa Barat meliputi:
a. kebijakan dan strategi pengembangan wilayah;
b. kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang; dan
c. kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_34


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Pembagian Wilayah Pengembangan Kota Tasikmalaya dalam RTRW Provinsi Jawa


Barat tahun 2011-2021 dibagi atas 6 (enam) WP, yaitu sebagai WP Priangan Timur-
Pangandaran sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Priangan Timur-
Pangandaran dengan kesetaraan fungsi dan peran kawasan di KSN Pacangsanak
(Pangandaran-Kalipucang-Segara Anakan) yang antisipatif terhadap perkembangan
pembangunan wilayah perbatasan, meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar;

Untuk pengembangan struktur ruang di Provinsi Jawa Barat, terdiri atas kebijakan
dan strategi pengembangan struktur ruang. Adapun kebijakan dan strategi tersebut
meliputi:
1. pemantapan peran perkotaan di Daerah sesuai fungsi yang telah ditetapkan,
yaitu PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL;
2. pengembangan sistem kota-desa yang sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung serta fungsi kegiatan dominannya;
3. pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah utara serta wilayah
yang berada di antara wilayah utara dan selatan untuk menjaga lingkungan yang
berkelanjutan;
4. pengendalian perkembangan sistem kota di wilayah selatan dengan tidak
melebihi daya dukung dan daya tampungnya;
5. penataan dan pengembangan infrastruktur wilayah yang dapat menjadi
pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong pengembangan
wilayah untuk mewujudkan sistem kota di daerah;
6. mendorong terlaksananya peran WP serta KSP dalam mewujudkan pemerataan
pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk.
Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi pengembangan kawasan lindung dan
pengembangan kawasan budidaya. Pencapaian luas kawasan lindung dalam rangka
pengembangan kawasan lindung di Jawa Barat adalah sebesar 45%. Kebijakan
pengembangan kawasan budidaya meliputi mempertahankan lahan sawah
berkelanjutan serta meningkatkan produktivitas pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan perikanan guna menjaga ketahanan pangan daerah dan nasional;
mendorong pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau kecil dengan pendekatan
keterpaduan ekosistem, sumberdaya dan kegiatan pembangunan berkelanjutan;
mengoptimalkan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam guna mendorong

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_35


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

pertumbuhan sosial ekonomi di wilayah yang belum berkembang karena


keterbatasan daya dukung dan dayatampung lingkungan; mengutamakan
pembangunan hunian vertikal pada kawasan permukiman perkotaan guna
optimalisasi dan efisiensi ruang budidaya yang semakin terbatas, terutama pada
kawasan yang perlu dikendalikan; dan mengamankan kepentingan pertahanan dan
keamanan negara sesuai dengan rencana tata ruang pertahanan dan keamanan.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat, posisi Kota
Tasikmalaya dalam sistem perkotaan provinsi merupakan wilayah yang
direncanakan menjadi PKW atau Pusat Kegiatan wilayah yang mempunyai cakupan
wilayah pelayanan sampai dengan kabupaten/kota serta kecamatan – kecamatan
disekitarnya. Fungsi dari Kota Tasikmalaya ini adalah lebih untuk melayani kegiatan
skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Sedangkan beberapa kecamatan di
dalam Kota Tasikmalaya menjadi Pusat Kegiatan Lokal untuk kawasan perdesaan.

c. Kota Tasikmalaya Dalam RTRW Kota Tasikmalaya (2011-2031)


Dengan mengacu kepada UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal
3, maka tujuan penataan ruang adalah untuk mewujudkan ruang wilayah yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berdasarkan Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional. Tujuan perwujudan tersebut diterjemahkan lebih lanjut
dengan:
a. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
b. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber
daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;
c. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
d. Secara lebih operasional dalam PP No.26/2008 tentang RTRWN, khususnya Pasal
2 dikemukakan bahwa penataan ruang wilayah bertujuan untuk mewujudkan:
a. Ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
b. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
c. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota;
d. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia;

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_36


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

e. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah dalam rangka


perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang;
f. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat;
g. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah;
h. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor; dan
i. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.
Selanjutnya dengan merujuk kepada Pedoman Penyusunan RTRW Kota, maka
perumusan tujuan harus mempertimbangkan visi dan misi pembangunan kota
bersangkutan. Dengan memperhatikan visi pembangunan Kota Tasikmalaya adalah
“Dengan Iman dan Takwa Kota Tasikmalaya menjadi Pusat Perdagangan dan
Industri Termaju di Jawa Barat”, maka tujuan penataan ruang Kota Tasikmalaya
adalah sebagai berikut :
Mewujudkan ruang Kota Tasikmalaya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
Priangan Timur-Pangandaran, yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan guna mendukung terwujudnya Kota Tasikmalaya sebagai
pusat perdagangan, jasa, dan industri kreatif termaju di Jawa Barat.
Pusat industri dan perdagangan termaju disini adalah Industri Kreatif yang berbasis
kerajinan (Handycraft). Berdasarkan cetak biru “Pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia 2025” Departemen Perdagangan RI, ada 14 (Empat Belas) elemen yang
tergolong industri kreatif yaitu: periklanan, arsitektur pasar seni dan antik,
kerajinan, desain fesyen, film, video dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni
pertunjukan, penerbitan, jasa komputer dan piranti lunak televisi dan radio serta
riset dan pengembangan (R&D). Dari 14 (Empat Belas) jenis industri tersebut yang
telah dimiliki dan berkembang di Kota Tasikmalaya adalah Industri Kerajinan
(Handycraft). Jenis industri kreatif tersebut antara lain Batik, Bordir, berbagai rupa
anyaman Mendong dan Bambu, Kelom dan Alas Kaki.

2.5.2. Penggunaan Lahan dan Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan eksisting di kota Tasikmalaya pada tahun 2011 terdiri dari: Enclave,
Belukar, Danau, Fasilitas Sosial, Fasilitas Olahraga, Galian Pasir, Hutan, Kebun, Kolam,
Ladang, Lanud, Militer, Pabrik, Pasar, Pendidikan, Perkantoran, Permukiman, Pertamina,
Prasarana Umum, Pusat Pemerintahan, Rawa, Sawah, Stasiun, TPU/Makam,Tanah Kosong

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_37


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

dan Terminal. Penggunaan lahan terbesar di Kota Tasikmalaya didominasi oleh lahan sawah
dengan luas 6.136,74 Ha, sedangkan untuk penggunaan lahan paling sedikit merupakan
stasiun sebesar 0,14 Ha. Untuk lebih jelasnya distribusi penggunaan lahan eksisting dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.31. Distribusi Penggunaan Lahan Eksisting Kota Tasikmalaya


Tahun 2011

No. Penggunaan Luas (Ha) Persentase
1 Enclave 1.469,81 7,99
2 Belukar 84,80 0,46
3 Danau 65,04 0,35
4 Fasilitas Sosial 0,19 0,01
5 Fasilitas Olahraga 9,69 0,05
6 Galian Pasir 22,57 0,12
7 Hutan 390,42 2,12
8 Kebun 5.932,84 32,27
9 Kolam 168,16 0,91
10 Ladang 1.663,73 9,05
11 Lanud 0,27 0,01
12 Militer 72,99 0,4
13 Pabrik 20,61 0,11
14 Pasar 12,38 0,07
15 Pendidikan 8,82 0,05
16 Perkantoran 13,74 0,07
17 Permukiman 195,10 1,06
18 Pertamina 7,58 0,04
19 Prasarana Umum 2,52 0,01
20 Pusat Pemerintahan 1,04 0,01
21 Rawa 6,33 0,03
22 Sawah 6.136,74 33,38
23 Stasiun 0,14 0,01
24 TPU/Makam 27,81 0,15
25 Tanah Kosong 2.070,57 11,26
26 Terminal 1,20 0,01
Kota Tasikmalaya 18.385,09 100
Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya tahun 2011-2031

2.5.3. Rencana Pengembangan Tata Kota


Kebijakan pengembangan struktur dan pola ruang wilayah Kota Tasikmalaya meliputi:
1. Kebijakan pemantapan fungsi pusat pelayanan yang memperkuat kegiatan perdagangan
dan jasa dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut :
a. menetapkan hierarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang; dan

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_38


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

b. mengembangkan pusat perdagangan modern dan tradisional berskala regional.


2. Kebijakan peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan dilaksanakan
melalui strategi sebagai berikut:
a. meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar
pusat-pusat pelayanan;
b. mengembangkan jalan lingkar dalam (inner ring road) dan jalan lingkar luar (outer
ring road);
c. meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung tumbuh dan
berkembangnya pusat-pusat pelayanan;
d. mengembangkan sistem transportasi massal;
e. meningkatkan fungsi terminal angkutan umum; dan
f. meningkatkan integrasi sistem antar moda transportasi.
3. Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana, sarana, dan
utilitas umum dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat pelayanan sesuai fungsi kawasan
dan hierarki pelayanan;
b. mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi pada kawasan
pertumbuhan ekonomi;
c. mengembangkan prasarana sumber daya air;
d. meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik-teknik yang
berwawasan lingkungan;
e. meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah; dan
f. mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu.
4. Kebijakan peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung dilaksanakan
melalui strategi sebagai berikut:
a. menetapkan kawasan yang berfungsi lindung;
b. mengembalikan fungsi kawasan yang berfungsi lindung yang telah menurun; dan
c. meningkatkan konservasi kawasan yang berfungsi lindung.
5. Kebijakan pelestarian kawasan cagar dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. menetapkan kawasan yang memiliki nilai sejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi
sebagai kawasan cagar budaya; dan
b. memelihara kelestarian kawasan cagar budaya
6. Kebijakan penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Wilayah Kota
dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_39


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

a. mempertahankan fungsi dan menata RTH yang telah ada;


b. menetapkan persyaratan penyediaan RTH pada setiap fungsi kegiatan;
c. mengembalikan RTH yang telah beralih fungsi; dan
d. mengembangkan pola-pola kemitraan dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
masyarakat/swasta dalam penyediaan dan pengelolaan RTH.
7. Kebijakan pengaturan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. mengarahkan kawasan terbangun kepadatan rendah di kawasan pinggiran pusat
kota; dan
b. mengoptimalkan pengembangan kawasan pusat kota.
8. Kebijakan pengembangan ruang kota yang kompak dan efisien sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. mengembangkan kawasan budidaya terbangun secara vertikal di kawasan pusat
kota; dan
b. menerapkan insentif dan disinsentif.

2.5.4. Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas
Kebijakan pengembangan kawasan strategis Kota Tasikmalaya meliputi:
1. Kebijakan pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. menetapkan kawasan pusat kota sebagai kawasan bisnis dengan kegiatan utama
perdagangan jasa skala regional;
b. pengembangan kawasan industri dan pergudangan skala regional;
c. pengembangan sentra bisnis baru; dan
d. pengembangan dan penataan sentra-sentra produksi pertanian dan industri kecil dan
menegah.
2. Kebijakan pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup
dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. mengatur pemanfaatan kawasan konservasi dengan memadukan perlindungan
lingkungan hidup dan pengembangan kawasan; dan
b. mengintegrasikan fungsi pelestarian lingkungan hidup dengan fungsi-fungsi lainnya
tanpa mengganggu fungsi utama kawasan.
3. Kebijakan pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_40


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

a. menetapkan kawasan strategis pendidikan; dan


b. mengintegrasikan kegiatan sosial budaya dengan fungsi-fungsi penunjangnya
dan/atau fungsi-fungsi lain yang terkait.
4. Kebijakan pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. menata kawasan pertahanan dan keamanan negara; dan
b. mengoptimalkan fungsi kawasan dengan mengintegrasikan fungsi pertahanan dan
keamanan negara dengan fungsi komersial tanpa mengganggu fungsi utama sebagai
kawasan pertahanan dan keamanan negara.

2.5.5. Kawasan Lindung
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai
sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan
lindung kota adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang
terletak pada wilayah kota. Rencana pola ruang untuk kawasan lindung bertujuan
memberikan perlindungan terhadap kelestarian lingkungan dan mempertahankan
pengadaan sumber air baku (fungsi hidrologis), dan diharapkan dapat menjaga iklim mikro
serta mempertahankan keindahan Kota Tasikmalaya.

Kawasan untuk fungsi lindung mempunyai status yang amat penting dalam pembangunan
berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung adalah
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, nilai sejarah serta budaya.

Untuk kepentingan pembangunan berkelanjutan, penetapan kawasan lindung berpedoman


kepada Keppres No. 32/1990 yang pengidentifikasiannya dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor antara lain ketinggian, kemiringan/sudut lereng,
keadaan hidrologi serta kawasan-kawasan yang dinyatakan sebagai kawasan bahaya
alamiah maupun kawasan-kawasan berupa cagar alam dan taman nasional.

Merujuk kepada Keppres No. 32 /1990, kawasan lindung di Kota Tasikmalaya diuraikan
lebih rinci di bawah ini. Pada rincian berikut tidak terdapat kawasan yang memberikan
perlindungan pada kawasan bawahannya karena di wilayah Kota Tasikmalaya tidak
terdapat wilayah yang memiliki kriteria kawasan tersebut.

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_41


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Agar kawasan lindung di Kota Tasikmalaya dapat terjaga dan menjamin keseimbangan,
keserasian lingkungan hidup, serta kelestarian pemanfaatan berbagai potensi sumberdaya
alam yang ada sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan,
tindakan dalam pengelolaan kawasan lindung diantaranya :
1. Pemantapan status hukum dan penegasan batas kawasan-kawasan lindung di wilayah
darat dan wilayah laut melalui pengukuran dan pemetaan di lapangan
2. Menyelesaikan dengan segera permasalahan-permasalahan di kawasan lindung, baik
permasalahan yang menyangkut status hukum kawasan maupun pemantapan fungsi
kawasan
3. Kegiatan budidaya yang berada pada atau disekitar kawasan lindung sebaiknya
pengelolanya diwajibkan untuk membuat sistem pengolahan air limbah agar tidak
mencemari lingkungan dan ikut menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.
4. Kegiatan budidaya yang berada di kawasan lindung sebaiknya tidak diperluas atau
diperpanjang ijinnya apabila sudah habis masa berlakunya.
5. Kegiatan budidaya yang berada di kawasan lindung dan dianggap dapat mengancam
keberadaan kawasan lindung, maka sebaiknya kegiatan tersebut direlokasi ketempat
yang sesuai peruntukannya.
6. Kegiatan budidaya yang berada di kawasan lindung dan tidak berijin sebaiknya direlokasi
ke daerah yang lebih sesuai peruntukannya dan bekas kegiatan tersebut dikembalikan
fungsinya sebagai kawasan lindung.

2.5.6. Laju Perubahan Tata Guna dan Fungsi Lahan
Rencana pola ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan kebijakan dan strategi penataan
ruang wilayah kota, daya dukung dan daya tampung wilayah kota, kebutuhan ruang untuk
pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait.
Rencana pola ruang wilayah kota dirumuskan dengan kriteria:
1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya;
2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Barat beserta
rencana rincinya;
3. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
4. Memperhatikan mitigasi bencana pada wilayah kota;
5. Memperhatikan kepentingan pertahanan dan keamanan dalam wilayah kota;
6. Menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30 % dari luas wilayah kota;

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_42


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

7. Menyediakan ruang untuk kegiatan sektor informal;


8. Menyediakan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) untuk menampung kegiatan sosial,
budaya, dan ekonomi masyarakat kota;
9. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada
wilayah kota bersangkutan;
Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kota yang terdiri atas kawasan lindung dan
kawasan budi daya, sebagai berikut:

• Kawasan lindung yang meliputi :


1. Hutan Lindung;
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawsan bawahannya (hutan lindung,
kawasan berfungsi lindung di luar kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air);
3. Kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai, kawasan sekitar danau, kawasan
sekitar mata air);
4. Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota (Taman RT, taman RW, taman Kota dan pemakaman)
5. Suaka alam dan cagar budaya
6. Kawasan rawan bencana alam
7. Kawasan Lindung Lainnya (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Bandara)

• Kawasan budidaya yang meliputi :
1. Kawasan Perumahan (Perumahan dengan kepadatan tinggi, sedang dan rendah);
2. Kawasan Perdagangan dan jasa (Pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko
modern);
3. Kawasan Perkantoran (Perkantoran pemerintahan dan perkantoran swasta);
4. Kawasan Industri (Industri rumah tangga kecil dan industry ringan);
5. Kawasan Pariwisata (Pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan)
6. Kawasan Ruang terbuka non hijau (RTNH);
7. Kawasan Ruang evakuasi bencana (Ruang terbuka atau ruang-ruang lainnya yang dapat
berubah fungsi menjadi melting point ketika bencana terjadi);
8. Ruang peruntukan sektor informal
9. Pertanian : tanaman pangan berkelanjutan, pertanian Lainnya, hutan produksi
10. Pertambangan
11. Militer
12. Pelayanan Umum : pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta keamanan dan
keselamatan

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_43


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Rencana pola ruang di Kota Tasikmalaya serta luasan masing-masing kegiatan yang akan
dikembangkan hingga tahun 2031 dapat dilihat pada Tabel 2.32 Rencana Pola Ruang
Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2031 berikut.

Tabel 2.32. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2031

PERUNTUKAN DALAM POLA RUANG 2009 (Ha) 2013 (Ha)


Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya 35.87
Kawasan perlindungan setempat 248.62
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya 117.68
Kawasan lindung geologi
Kawasan rawan bencana alam 2,284.65
RTH Publik 18.71
KAWASAN BERFUNGSI LINDUNG 2,587.85
Kawasan peruntukan perumahan 3,521.90 9,149.80
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa 14.07 1,307.46
Kawasan peruntukan perkantoran 21.29 27.73
Kawasan peruntukan industry dan pergudangan 30.22 258.51
Kawasan peruntukan pariwisata 20.15
Kawasan peruntukan kegiatan sector informal
Kawasan peruntukan pertanian 13,925.23 2,746.31
Kawasan peruntukan perikanan 174.49 338.10
Kawasan peruntukan hutan produksi dan hutan rakyat 395.59 1,194.33
Kawasan peruntukan pertambangan 27.58 213.40
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan Negara 82.27 9.55
Kawasan peruntukan pelayanan umum 74.75 295.08
RTH privat dan evakuasi bencana 236.80
KAWASAN BUDIDAYA 18,267.39 15,797.22
Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya tahun 2011-2031

2.6 Kependudukan
2.6.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Kajian terhadap perkembangan penduduk Kota Tasikmalaya mulai sebagai kota
administratif sampai dengan pembentukan Kota Tasikmalaya menunjukkan perkembangan
jumlah penduduk yang fluktuatif. Perkembangan demikian terjadi pada periode tahun 1999
– 2000, sesuai dengan proses pemekaran dan/atau pembentukan beberapa wilayah
kecamatan seperti wilayah Kecamatan Tamansari dan Kecamatan Mangkubumi. Demikian
juga pada tahun 2008, pemekaran baru Kecamatan Bungursari dan Kecamatan Purbaratu
yang masing-masing menginduk ke Kecamatan Indihiang dan Kecamatan Cibeureum

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_44


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

menunjukan jumlah perkembangan penduduk yang fluktuatif . Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.33 dan Tabel 2.34.

Tabel 2.33. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Tasikmalaya,
2011

Luas Penduduk Kepadatan


No Kecamatan Penduduk
km² % Jumlah %
(Jiwa/km²)
1 Kawalu 42,77 23,26 86.581 13,4 2.024
2 Tarnansari 35,99 19,58 64.449 9,97 1.791
3 Cibeureum 19,04 10,36 62.041 9,6 3.258
4 Purbaratu 12,01 6,53 38.648 5,98 3.218
5 Tawang 7,07 3,85 63.885 9,89 9.036
6 Cihideung 5,49 2,99 72.644 11,24 13.232
7 Mangkubumi 24,53 13,34 86.713 13,42 3.535
8 Indihiang 11,09 6,03 48.468 7,5 4.370
9 Bungursarl 16,9 9,19 46.568 7,21 2.756
10 Cipedes 8,96 4,87 76.219 11,79 8.507
2011 183,85 100 646.216 100 3.515
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2011

Kota Tasikmalaya memiliki luas wilayah 183,85 Km² dengan jumlah penduduk sebanyak
646.216 jiwa sehingga setiap Km² nya rata-rata dihuni oleh 3.515 jiwa dengan sebaran yang
tidak merata pada setiap kecamatannya. Kepadatan penduduk terakumulisasi di daerah
perkotaan, khususnya di Kecamatan Cihideung, Tawang dan Cipedes dengan tingkat
kepadatan penduduk setiap Km2 nya masing-masing mencapai 13.232 jiwa, 9.036 jiwa dan
8.507 jiwa, sedangkan tingkat kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Tamansari yang
hanya didiami oleh 1.791 jiwa setiap Km².


2.6.2. Penyebaran Penduduk
Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya pada tahun 2011 sebanyak 646.216 jiwa, terdiri dari
326.965 jiwa penduduk laki-laki dan 319.251 jiwa penduduk perempuan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.



Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_45


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 2.34. Jumlah Penduduk dan laju pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan dan
Jenis Kelamin di Kota Tasikmalaya, 2011

Penduduk (Orang) Rasio jenis


No Kecamatan LPP
Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelamin

1
Kawalu 44,161 42,42 86,581 1,30 104,10
2 Tarnansari 32,718 31,731 64,449 1,45 103,11
3 Cibeureum 31,403 30,638 62,041 0,87 102,50
4 Purbaratu 19,656 18,992 38,648 0,91 103,50
5 Tawang 31,842 32,043 63,885 0,80 99,37
6 Cihideung 36,823 35,821 72,644 1,04 102,80
7 Mangkubumi 44,008 42,705 86,713 1,19 103,05
8 Indihiang 24,433 24,035 48,468 1,28 101,66
9 Bungursari 23,341 23,227 46,568 1,22 100,49
10 Cipedes 38,58 37,639 76,219 1,13 102,50
2011 326,965 319,251 646,216 1,13 102,42
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2011


2.7 Keuangan Daerah
Penerimaan Pemerintah Kota Tasikmalaya pada tahun anggaran 2011 sebesar 915.696,93
milyar rupiah. Pendapatan Pemerintah Kota Tasikmalaya tersebut berasal dari pendapatan
asli daerah (PAD) sebesar 110.369,86 milyar rupiah, dana perimbangan 574.424,54 milyar
rupiah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 230.902,52 milyar rupiah.

Tabel 2.35. Realisasi Anggaran Pendapatan Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun Anggaran
2011 (Ribu Rupiah)

Jenis Pendapatan Jumlah (000 Rp.)


PENDAPATAN DAERAH
1. Pendapatan Asli Daerah 110.369.865,91
1.1. Hasil Pajak Daerah 24.985.154,77
1.2. Hasil Retribusi Daerah 7.833.187,10
1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 3.580.405,36
1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 73.971.118,67
2. Dana Perimbangan 574.424.542,33
2.1. Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak 63.832.968,33
2.2. Dana Alokasi Umum (DAU) 476.087.274,00
2.3. Dana Alokasi Khusus (DAK) 34.504.300,00
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 230.902.528,54
3.1. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 40.420.221,37
3.2. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 133.585.128,32
3.3. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 56.897.178,85
Jumlah Pendapatan Daerah 915.696.936,77
Sumber : Tasikmalaya dalam angka tahun 2011

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_46


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Adapun belanja Pemerintah Kota Tasikmalaya pada tahun anggaran 2011 mencapai
917.531,04 milyar rupiah, yang terdiri dari belanja tidak langsung sebesar 582.930,73 milyar
rupiah dan belanja daerah langsung sebesar 334.680,30 milyar rupiah.
Tabel 2.36. Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun Anggaran 2011
(Ribu Rupiah)

Jenis Belanja Jumlah (000 Rp.)


BELANJA DAERAH
1. Belanja Tidak Langsung 582.930.734,67
1.1. Belanja Pegawai 516.889.025,98
1.2. Belanja Bunga 1.745,63
1.3. Belanja Subsidi -
1.4. Belanja Hibah 37.168.276,75
1.5. Belanja Bantuan Sosial 28.871.686,31
1.6. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
-
Pemerintah Desa
1.7. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
-
Pemerintah Desa
1.8. Belanja Tidak Terduga -
2. Belanja Langsung 334.600.309,28
2.1. Belanja Pegawai 56.578.143,77
2.2. Belanja Barang dan Jasa 73.571.574,37
2.3. Belanja Modal 04.450.591,14
Jumlah Belanja Daerah 17.531.043,95
Sumber : Tasikmalaya dalam angka tahun 2011

Laju inflasi Kota Tasikmalaya pada tahun 2011 sebesar 4,17 persen, hal ini cenderung
dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan makanan dan harga makanan jadi, minuman, rokok
dan tembakau.
Tabel 2.37. Laju Inflasi Per Bulan di Kota Tasikmalaya 2001-2011 (Persen) ( 2002 = 100 )

Bulan 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Januari -0,49 0,06 2,15 1,74 1,47 1,68 0,43 1.02 0.70
Pebruari 0,66 0,10 0,59 0,45 1,12 0,78 0,10 0.61 0.21
Maret -0,89 -0,06 2,86 -0,73 1,10 0,48 0,25 -0.30 -0.14
April -1,00 0,61 -0,33 0,25 -1,13 -0,05 0,97 0.02 -0.11
Mei 0,58 0,66 1,36 0,21 -0,32 1,23 0,03 0.06 -0.06
Juni 0,75 0,63 0,54 0,53 1,44 2,54 0,09 0.74 0.42
Juli -0,01 0,30 -0,33 1,21 0,92 1,67 0,12 0.88 1.03
Agustus 1,58 0,36 -0,03 1,00 0,54 0,70 0,33 0.64 0.16
September 0,37 0,04 2,33 0,01 0,18 1,23 0,64 0.27 0.42
Oktober 0,89 1,67 9,44 1,52 0,79 1,20 0,40 -0.02 0.31
Nopember 1,08 0,85 0,24 0,39 0,37 -0,31 0,50 0.73 0.64
Desember 0,34 0,56 0,63 1,58 1,03 0,34 0,24 0.77 0.51
Sumber : Tasikmalaya dalam angka tahun 2011

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_47


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 2.38. Laju Inflasi di Kota Tasikmalaya 2003-2011 Menurut Tahun Kalender (Persen)
(2002 = 100)

Tahun Kalender Laju Inflasi (%)


2003 3,88
2004 5,92
2005 20,83
2006 8,44
2007 7,72
2008 12,07
2009 4,17
2010 5.56
2011 4.17
Sumber : Tasikmalaya dalam angka tahun 2011

Tinjauan Umum Kota Tasikmalaya II_48


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

BAB III
Kondisi Sistem Penyediaan
Air minum Eksisting




3.1 Aspek Teknis
3.1.1. Sistem Jaringan Perpipaan Kota
Saat ini PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya mampu melayani 22 kecamatan dari
49 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Jumlah Kecamatan
yang terlayani sebanyak 10 Kecamatan dari total 10 Kecamatan di Kota Tasikmalaya,
dengan jumlah pelanggan 25.456 SL, atau 154.710 jiwa yang terlayani dari total 646.211
jiwa jumlah penduduk Kota Tasikmalaya. Jumlah total sambungan langganan yang terlayani
di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya sebanyak 36.590 sambungan langganan

Tabel 3.1 Jumlah SL PDAM Tirta Sukapura

Jumlah Jiwa Terlayani


No. Wilayah Jumlah SL
(Jiwa)
A kota tasikmalaya
1 tasikmalaya barat 8.834 54.320
2 tasikmalaya timur 8.592 51.928
3 cibereum 3.326 20.238
4 kawalu 3.196 19.176
5 indihiang 1.508 9.048
jumlah 25.456 154.710

B kabupaten tasikmalaya
1 singaparna 3.436 21.086
2 lewisari 849 5.940
3 manonjaya 1.117 7.078
4 mangunreja 358 2.148
5 ciawi 1.149 7.176
6 rajapolah 340 2.322
7 pagerageung 741 4.446
8 salawu 521 3.126
9 sukaraja 131 786
10 bantarkalong 675 4.144
11 karangnunggal
12 cisayong 363 2.930
jumlah 9.680 61.182

jumlah total 35.136 215.892
Sumber : PDAM Kab. Tasikmalaya, 2013

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_1


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Gambar 3.1 Pipa transmisi di daerah pelayanan Kec. Mangkubumi


Sementara perkembangan banyaknya jenis sambungan langganan PDAM Kab. Tasikmalaya
serta banyaknya produksi dan distribusi air di Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 3.2
dan Tabel 3.3.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_2


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 3.2 Banyaknya Jenis Sambungan Langganan


PDAM Kabupaten Tasikmalaya

JENIS PELANGGAN
NO CABANG/UNIT Sarana Sarana
KU R1 R2 R3 pmrt NK NB IK IB Hankam Jumlah
Umum Khusus
1 Cab.Tasikmalaya Barat 79 28 14 35 6608 492 49 745 806 28 8 7 8899
2 Cab.Tasikmalaya Timur 69 23 4 80 6030 836 152 872 459 16 5 109 8655
3 Cab.Singaparna 38 65 5 144 2183 399 52 311 235 29 6 3467
4 Cab.Cibereum 42 13 3 569 2301 193 66 125 12 1 2 2 3329
5 Unit Salawu 12 6 315 130 17 38 8 1 527
6 Cab.Indihiang 13 2 84 1214 70 12 97 29 1 1522
7 Unit Karangnunggal 0
8 Unit Manonjaya 18 7 3 590 392 4 11 89 8 2 1124
9 Unit Taraju 2 14 143 8 8 2 177
10 Unit Sukaraja 1 105 17 1 4 3 131
11 Unit Cigalontang 7 21 267 8 303
12 unit Cineam 13 4 549 3 27 2 2 600
13 Unit Bentarkalong 5 12 1 106 415 23 26 65 19 1 4 3 680
14 Unit Rajapolah 9 3 301 1 5 8 4 1 332
15 Cab.Kawalu 39 17 144 2543 132 28 215 51 23 12 3204
16 Unit Pagerageung 10 2 357 290 1 12 36 12 720
17 Unit Cibalong 8 9 338 6 11 2 374
18 Unit Leuwisari 17 2 9 628 144 5 17 24 3 2 851
19 Cab.CIAWI 29 4 3 294 583 22 25 125 55 2 2 1144
20 Unit.Cisayong 5 2 8 126 196 6 3 19 2 7 374
21 Mangunreja 11 1 247 86 8 10 2 2 1 368
Jumlah 417 194 101 5121 23433 2185 512 2828 1705 111 38 136 36781
Sumber : PDAM Kab. Tasikmalaya, 2013

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_3


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 3.3 Banyaknya Produksi dan Distribusi Air PDAM Tirta Sukapura di Kota Tasikmalaya
KAPASITAS AIR
KONSUMSI
No Cabang /Unit
SUMBER AIR PRODUKSI DISTRIBUSI TERJUAL NRW %
L/O/H
LOKASI L/DTK L/DTK L/DTK L/DTK
I KOTA TASIKMALAYA
CABANG TASIK BARAT MA Cipondok 280,00 218,00 75,00 52,93 29,42 83,59
CABANG TASIK TIMUR MA Cipondok 75,00 54,26 27,65 89,63

CABANG CIBEREUM MA Cipondok 30,00 18,55 38,16 79,13

CABANG KAWALU MA Cipondok 28,00 18,17 35,12 81,65

CABANG INDIHIANG MA Cibunigeulis 18,00 18,00 18,00 9,15 49,15 86,60

Kel . Bungursari Kec. Bungursari 2,00-3,00



Kel. Cibunigeulis Kec. Bungursari 2,00-3,00

Kel. Urug Kec. Kawalu 2,00-3,00

Kel. Mangkubumi Kec. Mangkabumi 2,00-3,00

Kel. Gunung Tandala Kec. Kawalu 2,00-3,00

Kel. Setianagara Kec. Cibereum 2,00-3,00

Kel. Sukamenak Kec. Purbaratu 2,00-3,00

Kel. Kersanagara Kec. Cibereum 2,00-3,00

Kel. Awipari Kec. Cibereum 2,00-3,00

Kel. Sumelap Kec. Tamansari 2,00-3,00

Kel. Setiamulya Kec. Tamansari 2,00-3,00

Kel. Setiawangi Kec. Tamansari 2,00-3,00

Kel. Tamanjaya Kec. Cibereum 2,00-3,00

Kel. Mugasari Kec. Tamansari 2,00-3,00

Kel. Sukajaya Kec. Purbaratu 2,00-3,00

Kel. Gununggede Kec. Kawalu 2,00-3,00

Kel. Lewiliang Kec. Kawalu 2,00-3,00

Kel. Setiajaya Kec. Cibereum 2,00-3,00

Kel. Cipari Kec. Mangkabumi 2,00-3,00

Kel. Singkup Kec. Purbaratu 2,00-3,00

Kel. Tamansari Kec. Tamansari 2,00-3,00

Sumber : PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya, 2013

a. Kondisi Pelayanan
Pelayanan air bersih yang dikelola oleh PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya meliputi Kota
dan Kabupaten Tasikmalaya dengan jenis pelayanan kepada pelanggan dilakukan
melalui sambungan rumah dan hidran umum.

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Yang Terlayani PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya
di Kota Tasikmalaya

Jml Pddk Jml Pddk Daerah Pendududk


Terjangkau
No Cabang /Unit Adm (Total) Jumlah Penduduk Jml. Pddk Yang
Jiwa (Desa-Desa)(Jiwa)
Total (Jiwa) Terlayani (Jiwa)
I Kota Tasikmalaya
Cabang Tasik Barat 152,195 152,195 54,71
Cabang Tasik Timur 203,636 198,425 52,306

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_4


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Jml Pddk Daerah Pendududk


Jml Pddk
Terjangkau
No Cabang /Unit Adm (Total) Jumlah Penduduk Jml. Pddk Yang
(Desa-Desa)(Jiwa)
Jiwa Total (Jiwa) Terlayani (Jiwa)
Cabang Cibereum 63,607 49,554 646,211 20,256
Cabang Kawalu 148,688 130,391 19,224
Cabang Indihiang 52,228 30,13 9,132
Jumlah 620,354 560,695
646,211 155,628

Sumber : PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya, 2013

Tabel 3.5 Sambungan Pelayanan PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya di Kota
Tasikmalaya

Jumlah Sambungan Cakupan Layanan


Daerah Daerah
No Cabang /Unit SL Non Terjangkau Pddk Adm
KU Terpasang Aktif
KU (Desa-Desa) (Total Kec)
(%) (%)
I KOTA TASIKMALAYA
Cabang Tasik Barat 8,885 14 8,899 8,881 35,95 35,95
Cabang Tasik Timur 8,651 4 8,655 8,619 26,36 25,69
Cabang Cibereum 3,326 3 3,325 3,325 40,88 31,85
Cabang Kawalu 3,204 3,204 3,200 14,74 12,93

Cabang Indihiang 1,522 1,522 1,498 30,31 17,48

JUMLAH I 25,588 21 25,605 25,523 27,76 25,09
Sumber : PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya, 2013


Gambar 3.2 Kondisi daerah pelayanan PDAM Tirta Sukapura di Kota Tasikmalaya
Pelayanan pelangganan merupakan tugas utama yang bertujuan untuk memberikan
kepuasaan pelanggan akan kebutuhan air bersih. Kondisi pelayanan sistem penyediaan
air bersih di Kota Tasikmalaya di tunjukkan pada Gambar 3.3.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_5


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya















Gambar 3.3 Peta jaringan air bersih kota tasikmalaya

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_6


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

1. Sistem Regional
Sistem pelayanan pada sistem regional terdiri dari 6 cabang dan unit IKK yaitu : cabang
Tasikmalaya, Cabang Cibeureum, Cabang Singaparna, Unit IKK Leuwisari, Unit IKK
Kawalu, dan unit IKK Manonjaya.

2. Sistem Unit IKK


Sistem pelayanan pada daerah studi untuk sistem unit IKK terdiri dari unit IKK Salawu,
Cabang Indihiang, Unit IKK Karangninggal, Unit IKK Bantarkalong, Unit IKK Cineam, Unit
IKK Rajapolah, Unit IKK Cibalong, Unit IKK Pagerageung, dan Unit IKK Ciawi. Jumlah
sambungan pelanggan saat ini sebesar 30.916 sambungan, dimana jumlah sambungan
rumah (SR) sebanyak 30.753 unit SR dan Hidran Umum (HU) sebanyak 163 unit HU.
Sambungan rumah aktif (SR aktif) saat ini sebanyak 39.206 unit SL. Jumlah penduduk
yang terlayani dengan sistem tersebut di atas ±230.381 jiwa dari jumlah penduduk
daerah pelayanan sebesar ± 524.738 jiwa. Sehingga cakupan pelayanan PDAM Tirta
Sukapura Tasikmalaya saat ini mencapai sebesar ± 44 % dimana cakupan pelayanan Kota
Tasik sebesar ±47.36 % dan Kabupaten Tasikmalaya sebesar ± 38 %. Jika dilihat dari
jumlah penduduk Kota dan Kabupaten secara keseluruhan sesuai dengan data BPS 2006,
maka cakupan pelayanan air bersih PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya baru mencapai ±
10 %. Selain dengan menggunakan SR dan HU PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya juga
menggunakan tanki air untuk melayani pelanggan sesuai dengan permintaan. Untuk
masyarakat daerah pelayanan yang belum tersentuh pelayanan air bersih PDAM,
umumnya menggunakan sumber air tanah berupa sumur dangkal. Berdasarkan kondisi
di lapangan umunya kualitas air sumur masyarakat tersebut secara visual cukup jernih
dan tidak berbau/berasa.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_7


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 3.6 Kondisi Pelayanan Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Kabupaten Tasikmalaya
Kualitas Kehilangan Konsumsi Air
No. Nama Cabang/Unit Daerah Pelayanan Cakupan Pelayanan Kualitas Pelayanan
Air Air (l/or/hari)
1 Cab. Tasikmalaya Mencakup seluruh wilayah Jumlah pelanggan berdasarkan Belum memadai Memenuhi 54% 102,6
Unit Regional administrasi sebanyak 180.897 jiwa cakupan pelayanan = 14.060 sesuai harapan (5% syarat l/orang/hari
Tasikmalaya tersebar di 15 (lima belas) unit, yang terdiri dari tidak menerima air
kelurahan. Sambungan Langsung = 14.029 selama 24 jam)
unit, Sambungan Kran Umum =
31 unit
Cakupan = 38%

2 Cabang Cibeureum Jumlah penduduk wilayah Jumlah pelanggan berdasarkan Belum memadai Memenuhi 29,77% 81,71
administrasi sebanyak 82.036 jiwa, cakupan pelayanan = 2.996 syarat l/orang/hari
tersebar di 15 desa dan baru 9 desa unit, yang terdiri dari
(48.406 jiwa = 59,0%) yang masuk Sambungan Langsung = 2.992
daerah pelayanan sistem air bersih. unit, Sambungan Kran Umum =
4 unit
Cakupan = 23,35%

3 Unit Kawalu Jumlah penduduk wilayah system Jumlah pelanggan berdasarkan Belum memadai Memenuhi 53,25% 91,95
atratif sebanyak 134.587 jiwa, cakupan pelayanan = 1.444 syarat l/orang/hari
terbesar di 18 desa dan baru 9 desa unit, yang terdiri dari
(56.010 jiwa = 41,6%) yang masuk Sambungan Langsung = 1.442
daerah pelayanan sistem air bersih unit, Sambungan Kran Umum =
2 unit
Cakupan = 18,38%

4 Unit Leuwisari Jumlah penduduk wilayah sistem Jumlah pelanggan berdasarkan Cukup memadai Memenuhi 46,63% 56,61
atratif
cakupan pelayanan = 736 unit, syarat l/orang/hari
sebanyak 63.561 jiwa, terbesar di 15 yang terdiri dari Sambungan
desa dan baru 4 desa (16.901 jiwa = Langsung = 719 unit,
26,6%) yang masuk daerah Sambungan Kran Umum = 17

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_8


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Kualitas Kehilangan Konsumsi Air


No. Nama Cabang/Unit Daerah Pelayanan Cakupan Pelayanan Kualitas Pelayanan
Air Air (l/or/hari)
pelayanan sistem air bersih unit
Cakupan = 39,84%

5 Unit Indihiang Jumlah penduduk wilayah sistem Jumlah pelanggan berdasarkan Kurang merata Memenuhi 67% 71,83
atratif
cakupan pelayanan = 773 unit, syarat l/orang/hari
sebanyak 64.215 jiwa, terbesar di 13 yang terdiri dari Sambungan
desa dan baru 5 desa (38.254 jiwa = Langsung = 773 unit,
59%) yang masuk daerah pelayanan Sambungan Kran Umum = 0
sistem air bersih unit
Cakupan = 14,14%
Sumber : Corporate Plan PDAM Kab. Tasikmalaya, 2003-2007.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_9


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Sistem penyediaan air bersih Kota Tasikmalaya terdiri atas sistem perpipaan dan sistem
non perpipaan. Sistem penyediaan air minum perpipaan Kota Tasikmalaya sampai saat
ini masih dilayani oleh PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya. Untuk menjamin
tingkat pelayanan air minum Kota Tasikmalaya di masa depan, Kota Tasikmalaya
selayaknya memiliki PDAM sendiri. Bentuk kerjasama dengan PDAM Tirta Sukapura
Kabupaten Tasikmalaya diputuskan sesuai dengan hasil studi kelayakan (master plan air
minum).

Cakupan pelayanan air bersih baru saat ini mencapai 28% dari seluruh penduduk Kota
Tasikmalaya. Cakupan pelayanan air bersih melalui perpipaan dan suplai tangki air di
Kota Tasikmalaya tahun 2030 diharapkan dapat mencapai 85%. Jaringan perpipaan air
bersih ini pengembangannya saling terintegrasi antara IPA (Instalasi Pengolahan Air)
yang satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk sistem jaringan tertutup (loop).
Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk Kota Tasikmalaya hingga tahun 2030
dapat dipenuhi dari sumber air dari waduk yang ada melalui sistem pemompaan yang
ditampung dalam reservoir sebelum didistribusikan ke masyarakat dengan kapasitas
yang bervariasi disesuaikan dengan kemampuan IPA yang tersedia.

Penduduk yang belum terlayani air bersih dengan sistem perpipaan dapat memenuhi
kebutuhan air bersihnya melalui penyediaan air minum nonpepipaan yang mencapai 15
%. Metode yang digunakan adalah pembuatan sumur-sumur, baik yang dikelola secara
individu maupun secara komunal.

b. Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA)


Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan
sistem penyediaan air bersih. Unit pengolahan air bersih yang diperlukan dalam sistem
penyediaan air bersih di Kota Tasikmalaya berupa Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA)
yang direkomendasikan untuk ditempatkan di masing-masing sumber air. Adanya
keterbatasan penyediaan air bersih di Kota Tasikmalaya menyebabkan perlunya
dilakukan upaya pengefisiensian air bersih yang dilakukan oleh pengelolala air bersih
Kota Tasikmalaya melalui langkah-langkah :
1. Pengendalian tingkat kebocoran air pada saat pendistribusian, yang dapat
dilaksanakan dengan memasang alat ukur tekanan pada tiap cabang saluran primer
dan sekunder serta melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap pipa air pada
daerah rawan

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_10


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

2. Pemberlakuan kebijaksanaan tarif, untuk menghindari pemborosan pemakaian air


bersih oleh para pelanggan
3. Penyediaan individual reservoir untuk masing-masing konsumen, agar pemakaian air
harian maksimum dapat dikendalikan
4. Pembuatan sumur-sumur penampung air hujan, sebagai alternatif sumber air bersih


Gambar 3.4 IPA Cipondok yang Melayani Kota Tasikmalaya

Adapun sistem pengolahan air bersih ini dilengkapi pula dengan reservoar dengan
kapasitas tampung bervariasi minimal 1.000 m3 disesuaikan dengan kebutuhan dan
ketersediaan airnya, sehingga mampu menampung kebutuhan air penduduk di wilayah
jangkauan pelayanannya. IPA yang direncanakan terdiri dari proses-proses berikut :
1. Proses Pra-sedimentasi. Proses ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
kasar yang dapat mengendap sendiri tanpa bantuan bahan kimia. Dengan demikian
kebutuhan pemakaian koagulan dapat dikurangi.
2. Proses Koagulasi dan Flokulasi. Kekeruhan air yang banyak dijumpai pada iar
permukaan seperti air sungai atau air saluran irigasi yang dapat dihilangkan dengan
cara pengendapan atau penyaringan secara langsung dan ada yang tidak dapat
dihilangkan dengan kedua cara tersebut. Kekeruhan yang tidak dapat dihilangkan
dengan kedua cara tersebut disebabkan oleh partikel-partikel koloid yang hanya
dapat dipisahkan / diendapkan dengan proses koagulasi - flokulasi kimia.
3. Proses Sedimentasi. Proses sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan flok-flok
yang terbentuk pada proses koagulasi - flokulasi.
4. Proses Filtrasi. Proses ini berfungsi untuk memisahkan sisa-sisa flok yang tidak dapat
terendapkan pada proses sedimentasi, terutama flok-flok dengan ukuran yang lebih
kecil.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_11


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

5. Proses Desinfeksi. Pembubuhan kaporit (desinfeksi) diperlukan untuk membunuh


bakteri patogen yang masih terdapat dalam air agar diperoleh air yang memenuhi
syarat bakteriologis.
Proses Pengolahan Air Bersih ini secara rinci dapat terlihat pada Gambar 3.6 Instalasi
Pengolahan Air Bersih.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_12


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tipikal Sistem Inta ke

Intake Flokulasi Sedimentasi Filtrasi Reservoir Rumah Pompa Distribusi

Ke Instalasi Pengolahan

Perm ukaan Air

200 mm
Beton Bertulang

Pipa
Sistem
Penahan Pipa Pipa Intake 400 m m Distribusi

Pumping Water Level


2 7
4 5
3 6

Air Dari
Intake

1
Keterangan :
1. Pra Sedimentasi (Jika Diperlukan)
2. Koagulasi
3. Flokulasi Air Dari
Sistem
4. Sedimentasi Distribusi
Intake
5. Filtrasi 7
7. Reservoir
8. Rumah Pompa 3
Sumber : PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya, 2013 4 5
1 2 6


Gambar 3.5 Instalasi Pengolahan Air Bersih

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_13


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

c. Sistem Distribusi
Sistem distribusi air bersih merupakan sistem yang diterapkan dalam upaya
pendistribusian air dari instalasi pengolahan air menuju daerah pelayanan. Sistem
jaringan distribusi air bersih yang akan dikembangkan di Kota Tasikmalaya merupakan
sistem jaringan yang terpisah dengan sistem distribusi untuk kebutuhan industri. Ini
dilakukan untuk menghindari pemakaian air untuk kegiatan industri yang berlebih
sementara ketersediaan air yang ada cukup terbatas, yang dapat menyebabkan
kebutuhan air penduduk tidak dapat terpenuhi.

Adapun metoda sistem distribusi air bersih di Kota Tasikmalaya ini dilakukan dengan
memadukan antara penggunaan sistem pemompaan dan sistem gravitasi disesuaikan
dengan kondisi topografi daerah pelayanannya. Penempatan pipa distribusi akan sangat
memperhatikan kondisi tempat perletakannya, penyebaran penduduk dan ketersediaan
energi pengalirannya. Sistem distribusi ini terbagi atas sistem perpipaan dan reservoir
distribusi yang berupa suatu tangki yang diperlukan untuk menanggulangi kebutuhan air
saat kegiatan memuncak dan menampung air pada saat pemakaian air minimum.

Secara keseluruhan, pipa-pipa yang digunakan dalam sistem distribusi ini adalah:
1. Pipa Transmisi, merupakan pipa transmisi yang digunakan untuk mengalirkan air dari
instalasi air bersih menuju reservoir distribusi. Pipa yang digunakan sebagai pipa
induk ini haruslah jenis pipa yang mempunyai ketahanan tinggi terhadap tekanan.
2. Reservoir Distribusi, merupakan reservoir yang digunakan untuk menampung air dari
pipa transmisi untuk didistribusikan ke daerah pelayanan. Reservoir distribusi ini
digunakan untuk mengatur distribusi air dari pipa transmisi ke daerah pelayanan
3. Pipa Induk, merupakan pipa utama dari reservoir distribusi yang menghubungkan
blok-blok pelayanan dalam kota guna mengalirkan air menuju pipa-pipa cabang. Pipa
ini tidak bisa dipakai untuk melayani penyadapan (tapping) ke rumah-rumah. Pipa
yang digunakan sebagai pipa induk ini haruslah jenis pipa yang mempunyai
ketahanan tinggi terhadap tekanan.
4. Pipa Cabang, dipakai untuk menyadap air langsung dari pipa induk untuk dialirkan ke
suatu blok pelayanan. Pipa ini berhubungan dengan pipa servis yang masuk
(berhubungan) dengan pipa cabang tersebut.
5. Pipa Servis, merupakan pipa pelayanan yang dihubungkan langsung dengan pipa
cabang, untuk melayani kebutuhan penduduk di lingkungan permukiman.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_14


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Adapun jenis pipa yang umum digunakan untuk pipa distribusi (pipa induk dan cabang)
ini adalah ACP (Asbestos Cement Pipe), DCIP ( Duct Cast Iron Pipe ), GIP (Galvanized Iron
Pipe) dan steel pipe. Jika memperhatikan jenis tanah di Kota Tasikmalaya yang relatif
dekat dengan laut dimana umumnya bersifat konsif, maka jenis pipa yang paling cocok
digunakan adalah DCIP dan ACP karena sifatnya yang tahan korosif.

Gambar 3.6 Pipa Distribusi IPA Cipondok yang Melayani Kota Tasikmalaya
Sistem distribusi air bersih Kota Tasikmalaya menggunakan reservoir dengan penentuan
kapasitas tampung reservoir sebesar 20 % dari debit maksimum harian atau minimal
1.000 m3 untuk masing-masing reservoir disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan air yang tersedia guna memenuhi kebutuhan air penduduk yang ada di
wilayah pelayanannya hingga tahun 2014.

Kegunaan dibangunnya reservoir ini antara lain adalah :


1. Mensuplai kebutuhan air pada keadaan normal
2. Mensuplai kebutuhan air pada saat terjadi pemakaian air minimum
3. Menampung kelebihan air pada saat terjadi pemakaian air minimum
4. Memberikan energi gravitasi untuk pengaliran distribusi air bersih.
5. Penempatan reservoir ini akan dilokasikan di setiap waduk berdekatan dengan lokasi
instalasi pengolahan air bersih (IPA). Pengaliran air dari reservoir ke daerah
pelayanan direncanakan akan menggunakan sistem pemompaan, dengan
pertimbangan kondisi topografi daerah pelayanan yang relatif datar, sehingga bila
menggunakan sistem gravitasi tidak akan efektif. Pompa yang digunakan berupa
pompa sentrifugal, yang pemilihannya berdasarkan besarnya debit dan head total
system.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_15


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

3.1.2. Sistem Bukan Jaringan Perpipaan Kota


Sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan (SPAM BJP) merupakan satu
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum baik
bersifat individual, komunal, maupun komunal khusu yang unit distribusinya dengan atau
tanpa perpipaan terbatas dan sederhana, dan tidak termasuk dalam SPAM.

SPAM BJP diantaranya: Perlindungan Mata Air, Destilator Surya Atap Kaca, Instalasi
Saringan Rumah Tangga (SARUT), Sumur Gali, Sumur Dalam, Hidran Umum, Mobil Tangki
Air, Sumur Pompa Tangan, Penampungan Air Hujan, Terminal Air, Reverse Osmosis, serta
Instalasi Pengolahan Air Minum Sederhana (IPAS).

Gambar 3.7 Perlindungan Mata Air di Kota Tasikmalaya



Berdasarkan data dari Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kota Tasikmalaya
Tahun 2010 pemanfaatan spam BJP (Bukan Jaringan Perpipaan) di Kota Tasikmalaya berupa
Sumur pompa, pemanfaatan mata air, pemanfaatan sumur dan lain-lain. 9.273 rumah
tangga yang menggunakan mata air dan 79.471 rumah tangga yang menggunakan sumur
sebagai sumber air bersih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Akses Masyarakat dalam pemanfaatan SPAM BJP

Jumlah Rumah Non Perpipaan


Kecamatan
Tangga Pompa Mata Air Sungai Sumur Lain- lain
Kawalu 23.574 163 6.921 15.028 1.297
Tamansari 16.643 346 809 11.109 2.533
Cibeureum 16.367 1.331 121 7.964 1.530
Purbaratu 10.806 5.538 0 3.377 765
Tawang 18.389 10.574 0 3.043 894
Cihideung 20.082 11.479 0 4.657 653
Mangkubumi 22.126 5.808 128 12.585 978
Indihiang 11.947 971 75 8.169 884
Bungursari 11.676 243 1.217 7.298 1.702
Cipedes 21.703 11.802 0 6.240 1.085
JUMLAH 173.313 48.254 9.273 - 7.9471 12.321
Sumber : Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan, Tahun 2010.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_16


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Gambar 3.8 Sarana MCK di Kota Tasikmalaya

Data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya menjelaskan bahwa akses air bersih
masyarakat Kota Tasikmalaya (fasilitas pribadi dan umum) pada tahun 2012 mencapai
80,7%. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_17


JUMLAH
PRIBADI
PENDUDUK
NO PUSKESMAS SGL SGL+ SPT PP/SR PMA
KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
Jiwa KK Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai P
TAHUN 2012
1
BANTAR
19.825
5.674
2.066
2.638
8.486
2.269
3.036
11.345
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4.335
2 BUNGURSARI 10.592 2.969 312 391 1.400 1.073 1.322 4.741 8 9 35 650 650 2.219 1 32 135 2.044
3 CIBEUREUM 59.100 17.008 7.944 7.813 20.817 5.398 5.329 17.694 151 146 453 3.026 3.046 9.513 - - - 16.519 1
4 CIGEUREUNG 31.718 9.537 1.433 1.146 5.732 1.627 1.627 6.568 1.278 1.278 5.104 3.428 3.225 16.136 - - - 7.766
5 CIHIDEUNG 38.064 10.079 2.588 2.588 6.470 2.590 2.590 6.475 320 320 800 2.394 2.394 5.985 - - - 7.892
6 CILEMBANG 33.165 8.566 1.674 1.674 6.830 3.475 3.475 15.029 413 413 2.093 1.502 1.502 3.490 - - - 7.064
7 CIPEDES 15.764 4.450 586 617 2.453 1.740 1.869 5.793 52 51 181 575 601 2.917 - - - 2.953
8 INDIHIANG 30.168 9.055 771 863 3.140 3.293 3.624 12.460 111 122 350 396 401 1.040 - - - 4.571
9 KAHURIPAN 28.749 8.771 1.405 1.950 5.397 2.340 2.458 8.892 3 8 42 2.120 2.432 8.186 - - - 5.868
10 KARANGANYAR 25.569 7.289 858 872 4.302 2.431 2.460 10.618 12 16 77 199 215 1.072 - - - 3.500
11 KAWALU 42.194 12.322 2.962 3.235 9.892 4.926 5.502 17.048 330 594 993 1.221 1.826 5.585 - - - 9.439 1
12 LEUWILIANG 13.579 3.984 112 153 623 962 991 3.964 1 3 15 321 362 1.449 4 86 354 1.400
13 MANGKUBUMI 43.310 12.529 2.072 2.444 8.433 6.269 7.397 25.625 255 92 1.038 1.110 1.310 4.158 - - - 9.706 1
14 PANGLAYUNGAN 17.828 5.393 562 636 2.316 1.152 1.239 4.514 107 123 446 1.172 1.262 4.595 - - - 2.993
15 PARAKANNYASAG 17.094 4.549 481 597 2.388 2.049 2.082 8.328 105 106 525 666 537 3.330 - - - 3.301
16 PURBARATU 37.522 11.208 2.206 2.206 10.170 5.055 5.055 24.672 173 173 746 670 670 2.780 - - - 8.104
17 SAMBONGPARI 35.721 9.851 2.420 2.327 9.386 3.119 3.001 12.072 361 343 1.393 969 971 3.889 - - - 6.869
18 SUKALAKSANA 14.369 3.909 768 768 1.920 1.455 1.455 3.638 106 106 265 246 246 615 - - - 2.575
19 TAMANSARI 65.480 18.921 5.343 5.343 16.029 8.773 8.773 26.319 - - - 182 182 546 - - - 14.298 1
20 TAWANG 24.981 7.334 776 790 2.350 3.023 3.080 10.092 304 309 915 2.236 2.236 7.390 - - - 6.339
JUMLAH 604.792 173.398 37.339 39.051 128.534 63.019 66.365 235.887 4.090 4.212 15.471 23.083 24.068 84.895 5 118 489 127.536 1

Keterangan :
SGL : Sumur Gali
SGL+ : Sumur Gali + Pompa
SPT : Sumur Pompa Tangan
PP/SR : Perpipaan/ Sambungan Rumah
PMA : Penampungan Mata Air
NO PUSKESMAS SGL SGL+ SPT PP/SR PMA
KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
Jiwa KK Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai Pemakai P
TAHUN 2012
1 BANTAR 19.825 5.674 - - - - - - - - - - - - - - - -
2 BUNGURSARI 10.592 2.969 - - - - - - - - - - - - - - - -
3 CIBEUREUM 59.100 17.008 270 270 1.350 - - - - - - - - - - - - 270
4 CIGEUREUNG 31.718 9.537 32 29 145 38 35 176 - - - - - - - - - 70
5 CIHIDEUNG 38.064 10.079 5 10 25 - - - 1 4 13 - - - - - - 6
6 CILEMBANG 33.165 8.566 -
7 CIPEDES 15.764 4.450 147 514 2.005 - - - 2 10 39 2 22 72 - - - 151
8 INDIHIANG 30.168 9.055 - - - - - - - - - - - - - - - -
9 KAHURIPAN 28.749 8.771 9 68 255 3 23 90 - - - - - - - - - 12
10 KARANGANYAR 25.569 7.289 49 82 1.270 54 298 1.556 - - - 7 24 122 - - - 110
11 KAWALU 42.194 12.322 190 575 2.300 90 285 1.140 15 65 345 36 160 772 - - - 331
12 LEUWILIANG 13.579 3.984 - - - 2 72 288 - - - - - - - - - 2
13 MANGKUBUMI 43.310 12.529 - - - - - - - - - - - - - - - -
14 PANGLAYUNGAN 17.828 5.393 59 239 863 7 29 107 - - - - - - - - - 66
15 PARAKANNYASAG 17.094 4.549 9 105 315 - - - - - - - - - - - - 9
16 PURBARATU 37.522 11.208 415 415 3.159 160 160 1.232 15 15 111 - - - - - - 590
17 SAMBONGPARI 35.721 9.851 5 76 313 1 19 76 - - - - - - - - - 6
18 SUKALAKSANA 14.369 3.909 7 14 35 - - - - - - - - - - - - 7
19 TAMANSARI 65.480 18.921 55 165 660 46 138 552 - - - - - - 18 2.040 4.080 119
20 TAWANG 24.981 7.334 38 48 181 8 11 50 5 8 25 12 10 180 - - - 63
JUMLAH 604.792 173.398 1.290 2.610 12.876 409 1.070 5.267 38 102 533 57 216 1.146 18 2.040 4.080 1.812

Keterangan :
SGL : Sumur Gali
SGL+ : Sumur Gali + Pompa
SPT : Sumur Pompa Tangan
PP/SR : Perpipaan/ Sambungan Rumah
PMA : Penampungan Mata Air
Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Lanjutan

S A R A N A A I R B E R S I H
JUMLAH % AKSES AIR
PENDUDUK GRAND TOTAL BESRIH
NO PUSKESMAS

KK Jiwa
Jiwa KK Jumlah % KK Jiwa
Pemakai Pemakai
TAHUN 2012
1 BANTAR 19.825 5.674 4.335 5.674 19.831 100% 100,0% 100,0%
2 BUNGURSARI 10.592 2.969 2.044 2.404 8.530 81% 81,0% 80,5%
3 CIBEUREUM 59.100 17.008 16.789 16.604 49.827 84% 97,6% 84,3%
4 CIGEUREUNG 31.718 9.537 7.836 7.340 33.861 107% 77,0% 106,8%
5 CIHIDEUNG 38.064 10.079 7.898 7.906 19.768 52% 78,4% 51,9%
6 CILEMBANG 33.165 8.566 7.064 7.064 27.442 83% 82,5% 82,7%
7 CIPEDES 15.764 4.450 3.104 3.684 13.460 85% 82,8% 85,4%
8 INDIHIANG 30.168 9.055 4.571 5.010 16.990 56% 55,3% 56,3%
9 KAHURIPAN 28.749 8.771 5.880 6.939 22.862 80% 79,1% 79,5%
10 KARANGANYAR 25.569 7.289 3.610 3.967 19.017 74% 54,4% 74,4%
11 KAWALU 42.194 12.322 9.770 12.242 38.075 90% 99,4% 90,2%
12 LEUWILIANG 13.579 3.984 1.402 1.667 6.693 49% 41,8% 49,3%
13 MANGKUBUMI 43.310 12.529 9.706 11.243 39.254 91% 89,7% 90,6%
14 PANGLAYUNGAN 17.828 5.393 3.059 3.528 12.841 72% 65,4% 72,0%
15 PARAKANNYASAG 17.094 4.549 3.310 3.427 14.886 87% 75,3% 87,1%
16 PURBARATU 37.522 11.208 8.694 8.694 42.870 114% 77,6% 114,3%
17 SAMBONGPARI 35.721 9.851 6.875 6.737 27.129 76% 68,4% 75,9%
18 SUKALAKSANA 14.369 3.909 2.582 2.589 6.473 45% 66,2% 45,0%
19 TAMANSARI 65.480 18.921 14.417 16.641 48.186 74% 87,9% 73,6%
20 TAWANG 24.981 7.334 6.402 6.492 21.183 85% 88,5% 84,8%
JUMLAH 604.792 173.398 129.348 139.852 489.178 80,9% 80,7% 80,9%
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Tahun 2013.


Pemerintah daerah telah melakukan pembangunan sarana dan prasarana air bersih untuk
meningkan pelayanan air minum, sampai dengan tahun 2010 pemerintah kota Tasikmalaya
telah membangun SPAM untuk peningkatan cakupan pelayanan air bersih. Berikut data
pembangunan sarana dan prasarana air bersih yang telah dilakukan Pemerintah Kota
Tasikmalaya


Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_20


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 3.9 Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Tasik
Tahun Kondisi saat
No Nama Kegiatan Kapasitas
Pelaksanaan ini/Sumber
Tidak
1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Tamanjaya 2003 -
berjalan/Artesis
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Abdi Negara 2005 1.5 liter/dtk Baik/bor
3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Muncang Asri 2007 0.5 liter/dtk Tidak dipakai/bar
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kel.
4. 2006 2 liter/dtk Baik/mata air
Cibeunigeulis
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kel.
5. 2006 2 liter/dtk Baik/mata air
Bungursari
6. Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kel. Cipawitra 2006 2 liter/dtk Baik/mata air
7. Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kel. Urug 2006 2 liter/dtk Baik/mata air
8. Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kp. Citerewes 2007 2 liter/dtk Baik/mata air
9. Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kp. Legok 2007 2 liter/dtk Baik/mata air
10. Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kp. Ubrug 2007 2 liter/dtk Baik/mata air
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kel. Gunung
11. 2007 2 liter/dtk Baik/mata air
Goong
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kel.
12. 2007 1 liter/dtk Baik/mata air
Sukamulya
13. Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kel. Setiawargi 2007 1 liter/dtk Baik/mata air
14. Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kel. Setiawargi 2008 2 liter/dtk Baik/mata air
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Cihejo Kel.
15. 2008 2 liter/dtk Baik/mata air
Cibunigeulis
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Leuwibudah
16. 2008 2 liter/dtk Baik/mata air
Kel. Cibunigeulis
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pasir Angin
17. 2008 2 liter/dtk Baik/mata air
Kel. Cibunigeulis
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Bantarsari Kel.
18. 2008 2 liter/dtk Baik/mata air
Bantarsari
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Rancagendeng
19. 2008 2 liter/dtk Baik/mata air
Kel. Sukajaya
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Gunung
20. 2008 2 liter/dtk Baik/mata air
Kokosan Kel. Cibunigeulis
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Bantarsari Kel.
21. 2009 2 liter/dtk Baik/mata air
Bantarsari
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Leuwibudah -
22. 2009 2 liter/dtk Baik/mata air
Leuwikidang I Kel. Cibunigeulis,Kec. Bungursari
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pasirangin -
23. 2009 2 liter/dtk Baik/mata air
Leuwikidang II Kel. Cibunigeulis,Kec. Bungursari
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Gunung
24. 2009 2 liter/dtk Baik/mata air
Kokosan Kel. Cibunigeulis
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Situ Beet Kel.
25. 2009 1 liter/dtk Baik/mata air
Mangkubumi Kec. mangkubumi
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Cipawitra Kel.
26. 2009 2 liter/dtk Baik/mata air
Cipawitra, Kec. Mangkubumi
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Lewinanjung
27. 2010 2 liter/dtk Baik/mata air
Kel. Urug Kec. Kawalu
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Babakan
28. 2010 1 liter/dtk Baik/mata air
Peundeuy Kel. Tanjung Kec. kawalu
Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Sindangkasih
29. 2010 2 liter/dtk Baik/mata air
Kel. Tamanjaya Kec. Tamansari
Sumber : Dinas Cipta Karya, Tata Ruang & Kebersihan Kota Tasikmalaya, Tahun 2013.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_21


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

3.2 Aspek Non Teknis


3.2.1 Kelembagaan
Pendirian perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Tasikmalaya didasarkan pada
perda no. 7 tahun 1975 yang disahkan oleh Gubernur -Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat-
dengan surat keputusan nomor 210.33/HK-011/SK/76 tanggal 14 Januari 1976.

Pada tanggal 15 Agustus 2003 berdasarkan SK Bupati No. 539/Kep.234-EK/PDAM/2002


PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya ditetapkan namanyasebagai “PDAM Tirta Sukapura
Tasikmalaya”

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Nomor 3 tahun 1977 Seri C. Saat ini kantor pusat
PDAM Kabupaten Tasikmalaya berlokasi di Jalan Raya Singaparna, dengan jumlah pegawai
270 orang dengan komposisi Pimpinan, Direktur Utama dibantu Direktur Umum dan
Direktur Teknik. Selain kantor pusat, PDAM Kabupaten Tasikmalaya dibantu oleh 3 (tiga)
cabang dan 17 unit IKK dengan 2 unit IKK sudah tidak aktif.

a. Visi dan Misi PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya
PDAM sebagai perusahaan milik pemerintah daerah memiliki tugas utama dalam
pengelolaan dan penyediaan air minum, berikut adalah fungsi dari PDAM :
• Perencanaan dan pengelolaan penyediaan air dengan kualitas air minum.
• Pengoperasian dan pemeliharaan sistem penyediaan air minum.
• Pengendalian terhadap pelaksanaan program pengembangan pelayanansistem
penyediaan air minum.

Berdasarkan tugas-tugas dan tanggung jawab PDAM tersebut di atas, maka secara garis
besar tujuan PDAM adalah : Membangun dan meningkatkan pelayanan penyediaan air
minum secaraseimbang dan merata, berlandaskan kegiatan yang sedang berlangsung
danmendukung perkembangan ekonomi daerah. Dalam mencapai tujuannya, PDAM
dapat melakukan kerjasama denganpihak-pihak lain, setelah memperoleh persetujuan.

Visi
PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya memiliki Visi, yaitu : Menjadikan PDAM Tasikmalaya
sebagai penyedia Air Bersih yang terbaikmelalui pengelolaan dan pelayanan yang
profesional.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_22


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Misi
1. Memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat
2. Meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih bagi masyarakat
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
4. Menyediakan salah satu sarana penunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

b. Struktur Organisasi PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya
Berdasarkan struktur organisasi dan tata kerja yang ditetapkan dengan surat keputusan
bupati nomor 5 tahun 1989 tanggal 21 desember. Perusahaan air minum Kabupaten
Tasikmalaya dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang bertanggung jawab langsung
kepada Bupati melalui Badan Pengawas.
Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Utama dibantu oleh:
a. Direktur Umum
b. Direktur Teknik
c. Satuan Pengawas Intern
d. Unit Pengolahan Data
e. Kepala Bagian
f. Kepala Cabang
g. Kepala Unit IKK

Berikut adalah struktur organisasi dan tata kerja yang berlaku berdasarkan peraturan
Direksi PDAM Tirta sukapura kabupaten Tasimalaya Nomor 064/54/XI/2011 tanggal 30
november 2011.

Tabel 3.10 Struktur Organisasi PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya
pegawai Tenaga Jumlah
No Bagian pensiun PP CPP/PTT
perusahaan Profesional Total
1 DIREKSI
a.Direktur Utama 1 1

b.Direktur Umum 1 1

c.Direktur Teknik 1 1

2 satuan pengawasan intern 8 8

3 Bagian Umum 27 27

4 Bagian Keuangan 9 9

5 Bagian Hubungan Masyarakat 11 11

6 Bagian Program & Prc. 7 7

7 Bagian Produksi dan distribusi 10 10

8 Bagian Pemeliuharaan 7 7



Jumlah I 79 1 2 82

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_23


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

pegawai Tenaga Jumlah


No Bagian pensiun PP CPP/PTT
perusahaan Profesional Total
10 Cabang-Cabang
a.Tasikmalaya Timur 27 27

b.Tasikmalaya Barat 25 25

c.Singaparna 20 20

d.Cibereum 20 20

e.indihiang 15 15

f.Kawalu 20 20

g.Ciawi 11 11



Jumlah II 138 138



11 Unit IKK
a.Manonjaya 6 1 7

b.Parereageung 5 5

c.Rajapolah 4 4

d.Leuwisari 6 6

e.Salawu 5 5

f.Karangnunggal
g.Taraju
h.Cineam 3 3

i.Bantarkalong 6 6

j.Sukaraja 2 2

k.Cigalontang
i.Cisayong 3 3

m.Mangunreja 3 3

n.Cikalong


Jumlah III 43 1 44



Total 260 1 2 1 264
Sumber : PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya, 2013

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_24


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Gambar 3.9 Struktur Organisasi PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya


BADAN PENGAWAS

DIREKTUR
UTAMA

DIREKTUR UMUM DIREKTUR TEKNIK

SATUAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


PENGAWAS UMUM KEUANGAN HUBUNGAN OPERASIONAL PEMELIHARAAN PERENCANAAN PENGOLAHAN
INTERN LANGGANAN DATA (UPD)

Pengawas Seksi Seksi Seksi Seksi Instalasi Seksi Seksi Pengolah


Perencanaan Pemasangan Seksi Sumber Transmisi dan Perencanan Data
Keuangan Kepegawaian
dan Evaluasi dan Pengaduan Distribusi Teknik Administrasi

Pengawas Seksi Seksi Seksi Evaluasi Seksi Seksi Seksi Seksi Pengolah
Operasional Administrasi Pembukuan dan Baca Meter Laboratorium Perlengkapan dan Pengendalian Data Teknik
Umum Air Perbengkelan Teknik

Seksi
Seksi Kas
Pengadaan

Seksi
Pergudangan

Cabang-cabang Unit-unit/IKK


Sumber : PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya, 2013

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_25


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

3.2.2 Pengaturan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sukapura Tasikmalaya didirikan pada tanggal
11 Juni 1975 dan ditetapkan berdasarkan Perda No. 7 Tahun 1975 yang disahkan oleh
Gubernur Jawa Barat dengan SK No.210.33/HK/-011/SK/76 tanggal 14 Januari 1976 dan
diundangkan dalam Lembaran Daerah No. 3 Tahun 1977 Seri C. Sesuai dengan bentuk
hukumnya, PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sudah merupakan suatu lembaga otonomi
dan merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dengan demikian seluruh pengelolaan
kegiatan perusahaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab perusahaan. Hubungan dengan
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sebagai pemilik perusahaan diformulasikan dalam
bentuk penetapan Pemkab sebagai Badan Pengawas.

3.2.3 Keuangan
Pembangunan infrastruktur terutama utilitas di Indonesia, telah menunjukkan
perkembangan yang luar biasa beberapa tahun belakangan ini dengan tumpuan pada (3)
tiga unsur penting yaitu pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas nasional dengan tujuan :

a. Menyediakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi, industri termasuk


mempertahankan stabilitas ekonomi makro, pelaksanaan reformasi perdagangan dan
meningkatkan kerangka institusi dan hukum yang menunjang perkembangan sektor
swasta.
b. Investasi di bidang infrastruktur terutama penyediaan air bersih dan pembangunan
sumber daya manusia, untuk meyakinkan bahwa perkembangan sektor air bersih, tidak
dihambat oleh kurangnya fasilitas komunikasi, transportasi, energi listrik dan
sebagainya. Di samping itu, sumber daya manusia ditingkatkan keahlian dan
kemampuannya untuk mendukung pengembangan teknologi tinggi dan menjadi tenaga
kerja yang meningkatkan proses nilai tambah.
c. Melakukan intervensi di bidang sumber air dan penyediaan air yang terarah bagi usaha
mengurangi kemiskinan dan melindungi lingkungan serta menciptakan dampak positif
pembangunan terhadap lingkungan.
Sumber-sumber pembiayaan infrastruktur air minum di Kota Tasikmalaya berasal dari APBD
Kota Tasikmalaya, APDB Provinsi, APBN, Bantuan Luar Negeri dan masyarakat. Sektor air
minum, limbah dan persampahan lebih dominan di biayai oleh APBD Kota Tasikmalaya,
sedangkan untuk sektor penanggulangan bencana, jalan negara, dan drainase makro
pemerintah pusat lebih dominan.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_26


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 3.11 Laba/Rugi PDAM Tirta Sukapura Yang Berakhir 30 Juni 2013

Juni 2013 s/d Juni 2013


PERKIRAAN
Realisasi Realisasi
PENDAPATAN USAHA
2.868.411.450 Penjualan Air 16.632.289.850
158.720.397 Pendapata non air 1.007.137.570
3.027.131.847 JUMLAH PENDAPATAN USAHA 17.639.427.420

BIAYA LANGSUNG USAHA
178.893.796 Biaya intalasi sumber 756.181.025
9.999.603 Biaya Intalasi Pengolahan 93.036.843
646.532.498 Biaya intalasi trans&Distribusi 3.081.294.067
835.425.897 JML BIAYA LANGSUNG USAHA 3.930.511.935


2.191.705.950 LABA/RUGI USAHA 13.708.915.485
BIAYA TIDAK LANGSUNG USAHA
2.458.330.140 jumlah Biaya Administrasi Umum 10.963.003.079

(266.624.190) LABA /(RUGI) USAHA 2.745.912.406

PEND. (BIAYA) LAIN-LAIN
2.984.246 Jumlah pndapatan 40.134.447
Jumlah Biaya lain-lain 4.021.149
2.984.246 JUMLAH PEND.BIAYA LAIN-LAIN 36.113.298

(263.639.944) Laba/Rugi Bersih sebelum PPh
2.782.025.704
Sumber : PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya, 2013

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_27


No jenis kegiatan Jumlah Jumlah Rp swakelola Kontrak dan lokasi dengan petu
satuan volume Keuangan fisik
Penerima DAK Pendampingan Total Biaya (Rp) (Rp) ya tidak ya tidak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Program pengembangan kinerja


pengelolaan Air Minum dan air
limbah
2 Peningkatan sarana dan prasarana 868.820.000 173.764.000 1.042.584.000 4.273.500 0,00
Air Bersih kota Tasikmalaya(DAK
dan pendamping)

Peningkatan sarana dan prasarana paket 1 170 300.909.091 30.090.909 331.000.000 - √ √


air bersih kelurahan sukajaya-
kecamatan purbaratu
Peningkatan sarana dan prasana air paket 1 200 267.001.818 26.700.182 293.702.000 - √ √
bersih kelurahan singkup kecamatan
cipedes
peningkatan sarana dan prasarana piket 1 160 30.090.909 30.090.909 331.000.000 - √ √
air kelurahan sukamanah kecamatan
cipedes
perencanaan 40.000.000 40.000.000
pengawasan 25.000.000 25.000.000
Biaya Umum 21.882.000 21.882.000 4.273.500
3 Pembangunan prasarana air limbah 1.063.670.000 159.551.000 1.223.221.000 716.000 0,00
percontohan skala
komunitas(SANIMAS)(DAK dan
pendampingan)
pembangunan MCK+IPAL unit 1 100 354.440.909 35.444.091 389.885.000 - √ √
Kec.Tawang
pembangunan MCK+ipal kec.cipedes unit 1 100 354.440.909 35.444.091 389.885.000 - √ √

pembangunan MCK+Ipal unit 1 100 354.788.182 35.478.818 390.267.000 - √ √


kec.cihideung
Biaya Umum 53.184.000 53.184.000 716.000

JUMLAH 1.932.490.000 333.315.000 2.265.805.000 4.989.500


Sumber : Dinas Cipta Karya ,Tata Kota Dan Kebersihan Kota Tasikmalaya, 2013
Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

3.3 Permasalahan SPAM


Beberapa permasalahan yang ada di PDAM Kota Tasikmalaya, berkaitan dengan distribusi
sistem penyediaan air bersih diantaranya adalah :
a. Jaringan pipa distribusi banyak yang over capacity sehingga mengakibatkan pelayanan
air bersih pada jam puncak kurang memuaskan
b. Desain Jaringan pipa distribusi direncanakan memakai alat ukur pembatas, akan tetapi
dilapangan, alat ukur disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian pelanggan,
mengakibatkan distribusi air tidak merata selama waktu pemakaian.
c. Alat ukur kurang berfungsi yang mengakibatkan pelayanan kurang merata, sehingga
tidak normal dalam operasinya. Hal ini mengakibatkan pengaliran tidak merata,
pendapatan menurun dan kehilangan air meningkat.
d. Pengolahan air yang over capacity mengakibatkan kualitas air kurang baik.
e. Kurang lengkapnya alat pengaman dalam pengoperasian aliran air, sehingga
mengakibatkan hambatan dalam sistem distribusi dan rawan terhadap kerusakan pipa
dan tingginya tekanan aliran dalam pipa yang menimbulkan resiko tinggi.
f. Pipa distribusi yang umumnya sudah kadaluarsa (tua) mengakibatkan tingkat kebocoran
air (fisik), serta potensi menurunnya kualitas air.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting III_29


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

BAB IV
Standar/Kriteria Perencanaan





4.1 Kriteria Perencanaan
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah akibat tumbuhnya kegiatan
ekonomi dan sosial penduduk di suatu daerah telah memberikan berbagai akibat pada
proses perubahan tata guna lahan yang sangat cepat secara intensif dan ektensif, baik di
pusat kota maupun perdesaan. Proses perubahan ini tidak dapat diimbangi oleh kesetaraan
penyediaan dan pelayanan prasarana lingkungan seperti pelayanan air minum, sistem
sanitasi, dan sistem penyediaan ruang hijau terbuka. Kecenderungan yang justru terjadi
adalah timbulnya penggalian sumber daya lingkungan yang berlebihan serta adanya proses
penurunan tingkat pelayanan prasarana lingkungan hidup.

Untuk mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi khususnya di perkotaan,


pemerintah telah mencanangkan program penyediaan prasarana lingkungan yang
dilakukan secara bertahap dari tahun ke tahun. Sehingga dari hasil tersebut terlihat bahwa
upaya pembangunan yang dilakukan (supply) tetap tidak cukup untuk mengejar demand
yang semakin besar. Sementara itu pada saat yang sama, terjadi in-efisiensi dalam
memanfaatkan kapasitas yang tersedia yang disebabkan oleh pengelolaan dan
penyelenggaraan pengoperasian dan pemeliharaan sarana dan prasarana air minum yang
tidak sesuai standar.

Akibat lanjutan dari keadaan di atas adalah terjadinya proses penurunan tingkat pelayanan
terutama pada konsentrasi pemukiman di kota-kota besar, terancamnya produktifitas air
minum karena semakin terbatasnya sumber daya serta meningkatnya pencemaran sumber
air. Dari segi ekonomi, penurunan tingkat pendapatan masyarakat serta meningkatnya
biaya pengoperasian akan menjadi kendala tambahan. Untuk pemulihan atau paling tidak
mengurangi backlog demand, diperlukan pemecahan berupa efisiensi pada aspek
penyediaan anggaran bagi pendanaan pembangunan perluasan fasilitas, pengoperasian dan
pemeliharaan. Jadi dapat dikatakan bahwa peningkatan pelayanan air minum dipengaruhi
oleh sistem penyediaan fasilitas air minum dan permintaan terhadap air minum.

Standar/Kriteria Perencanaan IV_1


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Untuk merencanakan sistem penyediaan air bersih suatu daerah yang memenuhi syarat
dari segi kuantitas, kualitas dan kontinuitas dibutuhkan suatu standar dan kriteria
perencanaan yang handal.

Penyusunan kriteria tersebut berpedoman pada kriteria perencanaan yang umum


digunakan dan Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air
Minum, Departemen Pekerjaan Umum dan disesuaikan dengan kondisi daerah
perencanaan.

Bagian yang menjadi dasar kriteria perencanaan sistem penyediaan air minum adalah
sebagai berikut:
v Unit Air Baku
v Unit Transmisi
v Unit Produksi
v Unit Distribusi
v Unit Pelayanan

4.1.1 Unit Air Baku
Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku disuatu wilayah bagi kebutuhan air bersih diperlukan
studi hidrologi dan studi hidrogeologi. Studi tersebut terutama dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai :

1. Jarak dan beda tinggi sumber-sumber air.


2. Debit optimum (safe yield) sumber.
3. Kualitas air dan pemakaian sumber saat ini (bila ada).

Pada umumya terdapat sejumlah alternatif sumber yang berbeda. Alternatif sumber terpilih harus
dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber. Tingkat kehandalan sumber
merupakan suatu faktor yang sulit dinilai secara mata uang dan penilaian bobotnya tergantung pada
besar kecilnya kota atau kawasan yang dilayani. Untuk kota-kota yang lebih kecil bobot penilaiannya
lebih besar dari kota besar. Analisis pemilihan alternatif sumber dilakukan terhadap sumber-sumber
yang telah diidentifikasi menurut jenis sumber air :

1. Mata Air.
2. Sungai, saluran.
3. Danau.
4. Air Tanah.
Dalam melakukan analisis pemilihan alternatif sumber sejumlah faktor dipertimbangkan seperti :

Standar/Kriteria Perencanaan IV_2


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

1. Air sungai pada umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air bersih, sehingga
sumber air sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya apabila lokasi
penyadapan (intake) terletak dekat dengan daerah pelayanan.
2. Danau atau rawa, pengisiannya (in-flow) umumnya berasal dari satu atau beberapa sungai.
Alternatif sumber danau dapat dioperbandingkan dengan air permukaan (sungai). Apabila
volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai-sungai yang bermuara kedalamnya, sehingga
waktu tempuh yang lama (long detention time) dari aliran sengai ke danau menghasilkan suatu
proses penjernihan alami atau self purification.
3. Dalam hal air permukaan (sungai) telah terkontaminasi berat, pemilihan alternatif sumber air
tanah dalam dapat diajukan, mengingat kualitas tanah secara bakteorologi lebih aman daripada
air permukaan.
4. Pertimbangan lain yang berkaitan dengan kebijaksanaan Pemerintah Daerah mengenai
peruntukan sumber.
Secara kualitas, sumber air baku untuk penyediaan air minum harus ditinjau berdasarkan standar air
baku yang berlaku yaitu berdasarkan Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas
air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Persyaratan Kualitas Air Minum

Kadar Maksimum
No. Jenis Parameter Satuan yang
diperbolehkan
1 Parameter yang berhubungan
langsung dengan Kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
1) E. Coli Jumlah per 100 ml sampel 0
2) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 ml sampel 0
b. Kimia an-organik
1) Arsen mg/l 0,01
2) Fluorida mg/l 1,5
3) Total Kromium mg/l 0,05
4) Kadmium mg/l 0,003
5) Nitrit, (sebagai NO2) mg/l 3
6) Nitrat, (sebagai NO3) mg/l 50
7) Sianida mg/l 0,07
8) Selenium mg/l 0,01

2 Parameter yang berhubungan
langsung dengan Kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
1) Bau Tidak berbau
2) Warna TCU 15
3) Total zat padat terlarut (TDS) mg/l 500
4) Kekeruhan NTU 5

Standar/Kriteria Perencanaan IV_3


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Kadar Maksimum
No. Jenis Parameter Satuan yang
diperbolehkan
5) Rasa Tidak berasa
o
6) Suhu C Suhu udara ±3
b. Parameter Kimiawi
1) Aluminium mg/l 0,2
2) Besi mg/l 0,2
3) Kesadahan mg/l 500
4) Khlorida mg/l 250
5) Mangan mg/l 0,4
6) pH mg/l 6,5-8,5
7) Seng mg/l 3
8) Sulfat mg/l 250
9) Tembaga mg/l 2
10) Amonia mg/l 1,5
Sumber : Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas air

Parameter Tambahan
Kadar Maksimum
No. Jenis Parameter Satuan
yang diperbolehkan
1 KIMIAWI
a. Bahan Anorganik
Air Raksa mg/l 0,001
Antimon mg/l 0,02
Barium mg/l 0,7
Boron mg/l 0,5
Molybdenum mg/l 0,07
Nikel mg/l 0,07
Sodium mg/l 200
Timbal mg/l 0,01
Uranium mg/l 0,015

b. Bahan Organik
Zat Organik (KmnO4) mg/l 10
Deterjen mg/l 0,05
Chlorinated alkanes
Carbon tetracchloride mg/l 0,004
Dichloromethane mg/l 0,02
1,2-Dichloroethane mg/l 0,05
Chlorinated ethenes
1,2-Dichloroethane mg/l 0,05
Trichloroethene mg/l 0,02
Tetrachloroethente mg/l 0,04
Aromatic Hydrocarbons
Benzene mg/l 0,01
Toluene mg/l 0,7
Xylenes mg/l 0,5
Ethylbenzene mg/l 0,3
Styrene mg/l 0,02

Standar/Kriteria Perencanaan IV_4


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Kadar Maksimum
No. Jenis Parameter Satuan
yang diperbolehkan
Chlorinated Benzenes
1,2-Dichlorobenzene (1,2-DCB) mg/l 1
1,4-Dichlorobenzene (1,4-DCB) mg/l 0,3
Lain-lain
Di(2-ethylhexyl)phthalate) mg/l 0,008
Acrylamide mg/l 0,0005
Epichlorohydrin mg/l 0,0004
Hexachlorobutadiene mg/l 0,0006
Ethylenediaminetetrascetic acid mg/l 0,6
(EDTA)
Nitrilotriacetic acid (NTA) mg/l 0,2

c. Pestisida
Alachor mg/l 0,02
Aldicarb mg/l 0,01
Aldrin dan dieldrin mg/l 0,00003
Altrazine mg/l 0,02
Carbofuran mg/l 0,007
Chlordane mg/l 0,0002
Chlorotoluron mg/l 0,03
DDT mg/l 0,001
1,2-Dibromo-3-chloropropane (DBCP) mg/l 0,001
2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) mg/l 0,03
1,2-Dichloropropane mg/l 0,04
Isoproturon mg/l 0,009
Lindane mg/l 0,002
MCPA mg/l 0,002
Methoxychlor mg/l 0,02
Metolachlor mg/l 0,01
Molinate mg/l 0,006
Pendimethalin mg/l 0,02
Pentachlorophenol (PCP) mg/l 0,009
Permethrin mg/l 0,3
Simazine mg/l 0,002
Trifluralin mg/l 0,2
Chlorophenoxy herbicedes selain 2,4-D

dan MCPA
2,4-DB mg/l 0,090
Dichlorprop mg/l 0,10
Fenoprop mg/l 0,009
Mecoprop mg/l 0,001
2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid mg/l 0,009

d. Desinfektan dan Hasil Sampingannya
Desinfektan
Chlorine mg/l 5
Hasil Sampingan
Bromate mg/l 0,01
Chlorate mg/l 0,7
Chlorite mg/l 0,7
Chlorophenols

Standar/Kriteria Perencanaan IV_5


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Kadar Maksimum
No. Jenis Parameter Satuan
yang diperbolehkan
2,4,6- Trichlorophenol (2,4,6-TCP) mg/l 0,2
Bromoform mg/l 0,1
Dibromochloromethane (DBCM) mg/l 0,1
Bromodichloromethane (BDCM) mg/l 0,06
Chloroform mg/l 0,3
Chlorinated acetic acids
Dichloroacetic acid mg/l 0,05
Trichloroacetic acid mg/l 0,02
Chloral Hydrate
Halogenated acetonitrilies
Dichloroacetonitrile mg/l 0,02
Dibromoacetonitrile mg/l 0,07
Cyanogen Chloride (sebagai CN) mg/l 0,07

2. RADIOAKTIFITAS
Gross alpha activity Bq/l 0,1
Gross beta activity Bq/l 1
Sumber : Permenkes No. 492Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas air

4.1.2 Unit Transmisi
Sistem transmisi merupakan salah satu bagian dari Unit Produksi air minum yang berguna untuk
menghantarkan air baku ke Instalasi Pengolahan Air. Dalam perencanaan sistem transmisi ini
digunakan satu jalur pipa. Kedalaman dari penempatan pipa transmisi adalah 0.8 m – 1.5 m dari
muka tanah, hal ini perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan sistem dari berbagai gangguan.
Kecepatan aliran air di dalam pipa adalah 0.6 m/detik – 3 m/detik. Untuk menentukan dari sistem
transmisi, maka perlu diperhatikan dengan baik jalur pipa transmisi air baku guna menciptakan
energi yang baik, ekonomis, mudah dirawat.

Pada kondisi kemiringan tanah cukup besar sehingga untuk dapat menghantarkan air dalam jumlah
yang cukup maka pipa transmisi dilengkapi dengan perlengkapan pembantu seperti valve, bak
pelepas tekan, blow off dan sebagainya.

Perletakan pipa transmisi sebaiknya ditempatkan pada daerah yang telah mempunyai jalur untuk
mempermudah pengangkutan, pemasangan, pemgawasan dan perawatan. Penentuan diameter
dilakukan dengan memperhitungkan jumlah air yang akan dialirkan, perbedaan tinggi yang tersedia,
kapasitas dari perlengkapan pipa maupun suku cadangnya dan kehilangan tekanan maksimum yang
mungkin terjadi.

Dalam pembuatan pipa transmisi ini ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah faktor-
faktor berikut ini :

v Dari segi tinjauan hidrolis


Cara pengaliran diusahakan secara gravitasi dengan menggunakan tekanan yang tersedia
semaksimal mungkin dan diakhir transmisi disarankan terdapat sisa tekan yang dapat

Standar/Kriteria Perencanaan IV_6


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

mengalirkan air ke Unit IPA atau ke reservoir distribusi sehingga proses dapat berjalan dengan
sistem gravitasi secara keseluruhan. Pada akhir transmisi diharapkan terdapat sisa tekan
minimal 5 mka.
v Dari segi ekonomis
Jalur transmisi diusahakan pendek dan penggunaan diameter yang paling sesuai serta
menghindari penggunaan perlengkapan yang terlalu banyak dan perlu memperhatikan pula
umur dari pipa agar dapat diperhitungkan berapa besar biaya yang diperlukan untuk
memelihara sistem dan adanya kemungkinan pengadaan jalur yang baru.
v Dari segi teknis dan operasional
Menghindari penggalian dan penimbunan tanah yang terlalu banyak.Penempatan pipa dipilih
daerah yang mudah pengerjaanya dan mudah untuk melakukan pengawasannya.

Perhitungan Pipa Transmisi

Dimensi pipa transmisi dapat ditentukan menggunakan rumus Hazen William sebagai
berikut :

1 / 2 , 63
⎡ Q ⎤
D = ⎢ 0 , 54 ⎥

⎣ 0.2785.C.S ⎦
Dimana :

D = Diameter pipa (m)


Q = Debit aliran (m3/det)
C = Koefisien kekerasan
S = Sloop (m/m)
Koefisien kekasaran pipa, bergantung pada jenis dan kondisinya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2
Nilai Koefisien Kekasaran Pipa Untuk Pipa Baru

No. Material Hazen Wiliams C


1 Cast Iron 130 – 140
2 Concrete or Concrete Line 140
3 Galvanized Iron 120
4 Plastic dan PVC 140 – 150
5 Steel dengan Cemen Lining 140 – 150
6 Vitrified Clay 110
Sumber : Teknik Sumber Daya Air, Jilid 1, Djoko Sasongko, 1985


4.1.3 Unit Produksi
Salah satu bagian dari Unit Produksi adalah Instalasi Pengolahan Air (IPA). Jenis IPA ada berbagai
macam, pemilihannya biasanya sesuai dengan kondisi kualitas air baku yang akan digunakan. Berikut

Standar/Kriteria Perencanaan IV_7


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

ini akan diuraikan jenis-jenis IPA yang umum digunakan di Indonesia, yaitu yang sesuai dengan
kebutuhan kondisi kualitas air yang umum dijumpai. Berikut beberapa metode untuk sistem
pengolahan/produksi sumber air baku :
a. Mata Air
Berdasarkan kualitas mata air secara umum, sistem pengolahan untuk sumber mata air cukup
dengan Chlorinasi saja.

b. Air Permukaan
Secara umum setelah dibandingkan dengan standar baku mutu air minum, secara fisik, kimia,
maupun bakteriologis tidak memenuhi standar baku mutu air minum. Maka, pengolahan yang
diperlukan adalah pengolahan lengkap (Complete Treatment).

c. Air Tanah
Air Tanah yang digunakan adalah Air Tanah Dangkal dan Air Tanah Dalam. Untuk air tanah
dangkal, secara fisik air tanah dangkal sudah memenuhi walaupun sebagian parameter ada
yang tidak memenuhi standar baku mutu seperti bau, kadar besi, secara bakteriologis untuk air
tanah dangkal tidak memenuhi standar baku mutu air minum. Untuk Air Tanah Dalam secara
fisik maupun kimiawi sudah memenuhi standar baku mutu air minum tetapi parameter
bakteriologis belum tentu dapat dipertahankan kualitasnya, karena air yang diambil tetap
kontak dengan udara.


4.1.4 Unit Distribusi
Unit distribusi perpipaan adalah suatu sarana untuk melayani atau menyampaikan air kepada
konsumen yang membutuhkannya dengan syarat memenuhi aspek kuantitas, kualitas dan
kontinuitas.Sistem ini adalah merupakan salah satu komponen dari sistem penyediaan air bersih.

Pengaliran Air bersih ke konsumen dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan


perpipaan.Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau dengan pompa.Untuk
memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi atau pompa perlu terlebih dahulu
diketahui perbedaan elevasi antara unit produksi dengan daerah pelayanan. Oleh karena itu
diperlukan pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi.

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air bersih dengan debit sesuai
kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak) dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10
mka.

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan dengan kondisi daerah pelayanan
dan kondisi sepanjang jalur pipa.

Jenis pipa yang dapat dipakai meliputi :


v Pipa Plastik (PVC)

Standar/Kriteria Perencanaan IV_8


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

v Pipa Besi (Pipa Galvanise, Pipa Steel dsb)
v Pipa HDPE
Sepanjang jalur pipa distribusi dimungkinkan diperlukan kelengkapan-kelengkapan seperti :
v Jembatan Pipa
v Siphon
v Crossing Jalan
v Wash Out
v Air Release Valve
Selain menggunakan sistem perpipaan, distribusi air minum dapat dilakukan dengan menggunakan
sistem non perpipaan seperti pelayanan dengan menggunakan sistem Mobile Service dengan
menggunakan Truk Air ataupun pelayanan setempat dengan menggunakan Kran Umum.

Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem distribusi yaitu:
v Kualitas air minum yang sampai kepada konsumen harus memenuhi syarat air minum.
v Menghindari terjadinya kebocoran sepanjang jaringan distribusi dengan menggunakan pipa
yang berkualitas baik yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapannya sehingga dapat
berfungsi seefisien dan seefektif mungkin.
v Kuantitas air yang disediakan mencukupi dalam arti dapat memenuhi kebutuhan konsumen
setiap saat.
v Seluruh daerah pelayanan harus tercukupi kebutuhannya dengan sistem distribusi yang
dirancang, dengan memperhatikan tekanan dalam pengaliran harus dapat menjangkau daerah
pelayanan yang paling kritis.
v Besar aliran dan tekanan yang memadai adalah hal yang perlu diperhatikan, agar air dapat
sampai ke konsumen dengan memuaskan.
Jaringan perpipaan digunakan untuk mengalirkan air minum ke semua blok-blok pelayanan suatu
daerah pelayanan atau merupakan sarana fisik yang bertujuan untuk mentransportasikan air minum
dari tempat penampungan (reservoar) menuju konsumen di daerah pelayanan. Selain itu sistem
distribusi harus pula dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan lain agar dapat berfungsi dengan
baik.

a. Sistem Jaringan Distribusi Perpipaan
Sistem jaringan distribusi perpipaan merupakan suatu sarana fisik yang bertujuan
membawa atau memindahkan air minum dari reservoir menuju konsumen di daerah
pelayanan. Selain itu sistem distribusi harus pula dilengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan lain agar dapat berfungsi dengan baik.
v Klasifikasi Sistem Perpipaan
Tujuan dari pengklasifikasian jaringan perpipaan ini adalah :

Standar/Kriteria Perencanaan IV_9


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

§ Memisahkan bagian jaringan menjadi suatu sistem hidrolis tersendiri sehingga
memberikan beberapa keuntungan seperti:
ð Kemudahan dalam pengoperasian, sesuai dengan debit yang mengalir.
ð Mempermudah perbaikan jika terjadi kerusakan.
ð Meratakan sisa tekan dalam jaringan perpipaan, sehingga setiap daerah
pelayanan mendapatkan sisa tekan relatif tidak jauh berbeda.
§ Mempermudah pengembangan jaringan perpipaan, sehingga jika dilakukan
perluasan tidak perlu mengganti jaringan yang sudah ada, dengan catatan masih
memenuhi syarat kriteria hidrolis.

b. Perencanaan Jalur Perpipaan
Penyampaian air secara baik dan optimum kepada konsumen perlu memperhatikan
perencanaan jalur perpipaan yang akurat, seperti :
v Pemakaian energi untuk operasi diusahakan seminimal mungkin.
v Jaringan sedapat mungkin mengikuti jalur yang ada, untuk memudahkan
pemasangan, pengoperasian, dan pemeliharaan.
v Jaringan memenuhi syarat-syarat teknis, yaitu air dapat sampai ke konsumen sesuai
dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan.
v Jaringan direncanakan dengan biaya yang paling ekonomis, yaitu mencari jalur yang
terpendek dan diameter kecil.
Sedangkan kriteria teknis yang perlu dipenuhi dalam perencanaan jalur pipa induk
adalah :
v Jalur pipa menghindari medan yang sulit.
v Jalur pipa sedapat mungkin dipilih di atas tanah milik pemerintah atau sepanjang
jalan umum
v Jalur pipa harus menghindari belokan tajam baik horizontal maupun vertikal dan
harus menghindari siphon yang aliran airnya di atas garis hidrolis.
v Jalur pipa sedikit mungkin melintasi jalan raya, sungai, jalan kereta api, jalan kurang
stabil, sebagai dasar pipa dan daerah yang dapat menjadi sumber kontaminan.

c. Pola Jaringan Perpipaan
Pola jaringan perpipaan sistem distribusi air bersih umumnya dapat diklasifikasikan
menjadi sistem jaringan melingkar (Loop System), sistem jaringan bercabang (Branch
System) dan sistem kombinasi dari keduanya. Bentuk sistem jaringan perpipaan

Standar/Kriteria Perencanaan IV_10


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

tersebut tergantung pada pola jalan, topografi, tingkat dan tipe perkembangan daerah
pelayanan serta lokasi instalasi pengolahan.

a. Cabang b. Kisi atau Loop c. Kombinasi

Gambar 4.1. Pola Jaringan Distribusi Air Bersih


Untuk lebih jelasnya berikut ini diterangkan mengenai ketiga sistem tersebut.
1. Sistem Jaringan Perpipaan Bercabang
Sistem jaringan bercabang terdiri dari pipa induk utama (main feeder)
disambungkan dengan pipa sekunder, lalu disambungkan lagi dengan pipa cabang
lainya sampai akhirnya pada pipa yang menuju konsumen.
Dari segi ekonomis sistem bercabang ini sangat menguntungkan, karena jalur pipa
lebih pendek dan diameter yang kecil, namun dari segi operasional mempunyai
keterbatasan diantaranya :
v Jika terjadi kerusakan, akan terdapat daerah pelayanan yang tidak akan
mendapatkan air karena tidak adanya sirkulasi air.
v Jika terjadi kebakaran, suplai air pada fire hidran lebih sedikit karena aliranya
satu arah.
Sistem jaringan perpipaan bercabang digunakan untuk daerah pelayanan dengan
karakteristik sebagai berikut :
v Bentuk dan arah perluasan memanjang dan terpisah.
v Jalur jalannya tidak berhubungan satu sama lainya.
v Elevasi permukaan tanahnya mempunyai perbedaan tinggi.
v Luas daerah pelayanan relative kecil.

2. Sistem Perpipaan Lingkaran
Sistem jaringan perpipaan melingkar terdiri dari pipa induk dan cabang yang saling
berhubungan satu sama lainnya dan membentuk suatu loop (jaringan yang
melingkar), sehingga terjadi sirkulasi air ke seluruh jaringan distribusi. Dari pipa

Standar/Kriteria Perencanaan IV_11


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

induk dilakukan penyadapan oleh pipa cabang dan selanjutnya dari pipa cabang
dilakukan pendistribusian untuk konsumen.
Dari segi ekonomis, sistem ini kurang menguntungkan karena diperlukan katup dan
diameter pipa yang bervariasi, sedangkan dari segi hidrolis (pengaliran), sistem ini
lebih baik karena jika terjadi kerusakan pada sebagian sistem, selama perbaikan
daerah layanan masih dapat disuplai melalui loop lainnya.
Sistem jaringan perpipaan melingkar digunakan untuk daerah pelayanan dengan
karakteristik sebagai berikut :
v Bentuk dan perluasannya menyebar ke seluruh arah.
v Jaringan jalannya berhubungan satu dengan yang lainya.
v Elevasi tanahnya relatif datar.
3. Sistem Jaringan Perpipaan Kombinasi
Sistem jaringan perpipaan kombinasi merupakan gabungan dari sistem jaringan
perpipaan bercabang dan jaringan perpipaan melingkar. Sistem ini diterapkan
untuk daerah pelayanan dengan karakteristik sebagai berikut :
v Kota yang sedang berkembang.
v Bentuk perluasan kota yang tidak diatur, demikian pula jaringan jalannya tidak
berhubungan satu sama lain pada bagian tertentu.
v Terdapat daerah pelayanan yang terpencil.
v Elevasi muka tanah yang bervariasi.

d. Hidrolika Jaringan Perpipaan
1. Sisa Tekan
Sisa tekan yang tersedia besarnya bervariasi menurut klasifikasi jaringan perpipaan
dan daerah pelayanan, serta jenis pipanya. Kriteria sisa tekan menurut Draft
Guidelines for Design and Construction of Publik Water Supply System in Indonesia,
1980 sisa tekan minimum yang harus disediakan adalah :
v Untuk pipa Distribusi Utama, sisa tekan minimum pada daerah kritis sekitar 15
meter kolom air.
v Untuk pipa pelayanan ditentukan menurut daerah layanannya terendah, yaitu
10 meter kolom air .
2. Kecepatan Aliran
Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa distribusi menurut Al-Layla dalam bukunya
Water Supply Engineering Design, 1980 adalah sampai 0,1 – 1,5 m/det.

Standar/Kriteria Perencanaan IV_12


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

e. Jenis Perlengkapan Pipa
v Jenis Pipa
Pemilihan jenis pipa dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu
ketentuan dan daya tahan terhadap tekanan yang terdiri dari :
§ Tekanan dari dalam yaitu tekanan statik dan water hammer.
§ Tekanan dari luar pipa yaitu tekanan tanah dan air tanah serta beban lalu lintas.
§ Diameter yang tersedia dipasaran.
§ Daya tahan terhadap korosi dari luar.
§ Kemudahan pengadaan, pengangkutan dan pemasangan di daerah yang
bersangkutan.
„ Pipa Distribusi Utama
Jenis pipa yang umum dipakai untuk pipa induk adalah ACP (Asbestos Cement
Pipe), DCIP (Ductile Cast Iron Pipe), GIP (Galvanized Iron Pipe), Steel Pipe dan
pipa HDPE.

Pipa CIP terbuat dari besi tuang. Pipa jenis ini sangat kuat, berat dan tahan lama
tetapi mudah terkena korosi terutama pada bagian permukaan dan
sambungannya, oleh karena itu ada jenis pipa CIP yang diberi lapisan anti korosi
yaitu DCIP.

Pipa GIP terbuat dari baja atau besi. Umumnya tidak tahan terhadap korosi,
tahan terhadap kesadahan tinggi, harganya mahal, pengangkutan dan
pemasangan mudah tetapi tidak tahan terhadap tekanan dari luar.

Steel Pipe merupakan pipa yang terbuat dari baja. Umumnya tahan terhadap
benturan ringan, pembuatanya mudah tetapi tidak tahan terhadap korosi dan
membutuhkan banyak waktu untuk penyambungan serta mahal harganya.

Pipa PVC (Poly Vinyl Chlorida) merupakan pipa yang terbuat dari palstik Poly
Vinyl Chlorida. Umumnya tahan terhadap korosi, ringan, pemasangan dan
pengangkutannya mudah.

Pipa HDPE adalah jenis pipa plastik yang sekarang direkomendasikan untuk
mendukung pada drinking water atau air siap minum

„ Pipa Pelayanan
Jenis pipa yang umum dipakai adalah GIP, Steel Pipe dan pipa PVC (Poly Vinyl
Chlorida). Dengan melihat jalur distribusi saat ini dan mudah ditemukan

Standar/Kriteria Perencanaan IV_13


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

dipasaran, maka untuk pipa pelayanan memakai pipa PVC. Dengan
berkembangnya teknologi dan bergesernya kearah pelayanan air minum maka
dari aspek standar kualitas yang mendukung adalah pipa PE.


f. Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran dalam sistem distribusi air bersih dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Sistem Gravitasi
Sistem pengaliran dengan gravitasi dilakukan dengan memanfaatkan beda tinggi
muka tanah, dalam hal ini jika daerah pelayanan terletak lebih rendah dari sumber
air (reservoir). Untuk daerah pelayanan yang mempunyai beda tinggi yang besar,
sistem gravitasi sangat baik digunakan, karena menghemat energi (pemompaan).
Bila digabungkan dengan pola jaringan bercabang akan membentuk sistem yang
optimal, baik dari segi ekonomis maupun dari segi teknis.

2. Sistem Pemompaan
Sistem pengaliran dengan pemompaan digunakan di daerah yang tidak mempunyai
beda tinggi yang besar dan relatif datar. Perlu diperhitungkan besarnya tekanan
pada sistem untuk mendapatkan sistem pemompaan yang optimal, sehingga tidak
terjadi kekurangan tekanan yang dapat mengganggu sistem pengaliran, atau
kelebihan tekanan yang dapat mengakibatkan pemborosan energi dan kerusakan
pipa. Sistem distribusi air minum di Perumahan Kota Wisata cocok menggunakan
sistem pengaliran dengan pemompaan.

3. Sistem Kombinasi
Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem gravitasi dan sistem
pemompaan. Pada sistem kombinasi ini, air yang didistribusikan dikumpulkan
terlebih dahulu dalam reservoir pada saat permintaan air minimum. Jika
permintaan air meningkat maka air akan dialirkan melalui sistem gravitasi maupun
sistem pemompaan.


g. Hidrolis Jaringan Perpipaan
v Sisa tekan yang tersedia besarnya bervariasi menurut klasifikasi jaringan perpipaan
dan daerah pelayanan, serta jenis pipanya. Kriteria sisa tekan minimum yang harus
disediakan adalah :

Standar/Kriteria Perencanaan IV_14


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

v Untuk pipa induk, sisa tekan minimum pada daerah krisis sekitar 15 meter kolom
air.
v Untuk pipa pelayanan ditentukan menurut daerah layanannya, yaitu 10 meter
kolom air jika daerah tersebut mayoritas bangunan tidak bertingkat, dan 12 meter
jika mayoritas bangunan di daerah tersebut bertingkat.
v Kecepatan Aliran
Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa distribusi menurut Al-Layla dalam bukunya
Water Supply Engineering Design, 1980 adalah sampai 0,6 – 3 m/det.


h. Struktur Khusus Jalur Pipa
v Perlintasan Sungai/ Badan Air
Ada 3 (tiga) metoda untuk perlintasan sungai dan atau badan air, yang dapat
digunakan yaitu:
§ Melalui badan sungai/ badan air
§ Melalui/ mengikuti jembatan yang ada
§ Membuat jembatan penyembrangan pipa
Pemilihan perlintasan ini dilakukan berdasarkan pedoman standar IKK atau BNA,
yaitu berdasarkan diameter pipa dan besarnya bentang. Pipa yang diletakkan pada
bawah badan air sebaiknya dibungkus dengan massa beton dengan tebal 10 mm.
penutup pipa dari dasar sungai sampai dengan bagian atas beton diusahakan 1
(satu) meter. Sedangkan untuk perlintasan yang tidak sesuai dengan standar, perlu
dibuat disain khusus yang sesuai dengan kondisi lapangan.
Pada setiap jembatan pipa minimum dipasang 1 (satu) buah air valve dan 2 (dua)
buah wash-out dan minimum 1 (satu) buah wash out dan 2 (dua) buah air valve
untuk pipa yang diletakkan melintas dibawah sungai/ badan air.

i. Perlintasan Kereta Api
Perlintasan pada jalur jalan/ rel kereta api dapat menggunakan atau melalui gorong-
gorong yang ada. Jika tidak ada gorong-gorong yang dekat dengan lokasi maka
diputuskan dengan melakukan pemboran pipa melalui dalam tanah (dengan
thrustbrote).

j. Thrust Blocks
Tekanan pada bagian dalam pipa akan dapat berkembang menjadi besar apabila
terjadi kesalahan penempatan lokasi jalur pipa (ketidak seimbangan gaya penahan).

Standar/Kriteria Perencanaan IV_15


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Blok penahan pipa ini dipasang pada :
v Akhir/ ujung setiap jalur pipa (cap ands)
v Setiap perubahan arah (bend) atau diameter (taper)
v Setiap cabang pipa
Terjadinya ketidak seimbangan gaya pada jalur penyambungan pipa tersebut dapat
dilawan dengan blok beton yang diserap oleh material pondasi. Dimensi dari blok
beton tersebut diperhitungkan berdasarkan prinsip mekanika tanah. Sebagai penahan
gaya geser pada dasar blok beton dilakukan oleh gaya literal pada gaya luar dari
permukaan pipa dan blok. Dalam disain ini dipergunakan juga standar disain sesuai
bentuk dari blok penahan tersebut.
Sebagaimana telah diuraikan dalam lingkup pekerjaan pada bab terdahulu, maka DED
yang di buat untuk menyusun pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan
kapasitas 50 l/det, telah disepakati bahwa unit pengolahan yang akan digunakan
(dibangun) terdiri dari unit pengolahan lengkap.
Dimana design konstruksi dan struktur bangunan IPA menggunakan metode dengan
penelitian kondisi site plan yang ada serta fasilitas yang telah tersedia dalam site plan
tersebut.

4.1.5 Unit Pelayanan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Secara individu
artinya setiap rumah mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah yang dilengkapi
dengan meter air. Jenis pelayanan seperti ini diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan
bangunan relatif tinggi, sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat kepadatan bangunan
relatif rendah dimana daerah kosong (Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU) atau Kran Umum (KU). Penempatan HU
atau KU didasarkan hasil survey lapangan dan survey sosek, sehingga penempatan HU/KU optimal
sesuai kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen.
Selain itu pelayanan air bersih kepada konsumen dapat didasarkan kepada hasil analisa sosial
ekonomi. Untuk masyarakat yang memiliki kemauan dan kemampuan membayar air PAM akan
dilayani dengan sambungan rumah (SR), sedang untuk masyarakat yang kemampuan membayarnya
rendah akan diberikan pelayanan sambungan dengan Hidran Umum atau pelayanan dengan mobil
tangki air.

Standar/Kriteria Perencanaan IV_16


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

4.2 Standar Kebutuhan Air
4.2.1 Kebutuhan Domestik
Kebutuhan air untuk domestik (rumah tangga) yaitu pemakaian air dilingkungan rumah tangga
dihitung berdasarkan :
v Jumlah penduduk
v Persentase jumlah penduduk yang akan dilayani
v Pelayanan air
v Konsumsi pemakaian air (liter/orang/hari)
Pola penggunaan air di Wilayah Studi akan menentukan berapa standar konsumsi air yang akan
menjadi dasar untuk menghitung perkiraan kebutuhan air sampai dengan akhir tahun perencanaan.
Standar kebutuhan air minum juga dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum yang akan
dijadikan acuan perhitungan.
Tabel 4.3
Pedoman Standar Konsumsi Air Minum Rumah Tangga

Standar konsumsi air berdasarkan skala kota


Dan jumlah penduduk (jiwa)
No Uraian > 1000000 500000 s/d 100000 s/d 20000 < 20000
Metro 1000000 500000 s/d 100000 Desa
Besar Sedang Kecil
Konsumsi unit Sambungan
1 190 170 150 130 30
Rumah (SR) L/o/h
Konsumsi unit Hidran
2 30 30 30 30 30
Umum (HU) L/o/h
Konsumsi unit
3 20- 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20-30
non domestik
4 Kehilangan air (%) 20- 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20
5 Faktor maksimum day 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
6 Faktor peak - hour 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
7 Jumlah jiwa per SR 5 5 6 6 10
8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100 - 200 200
Sisa tekan dijaringan
9 10 10 10 10 10
distribusi (mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24

Volume reservoir
11 20 20 20 20 20
(%) (maks day demand)

50 : 50 s/d 50 : 50 s/d
12 SR : HU 80:20:00 70:30:00 70:30:00
80:20:00 80 : 20
Sumber : Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum vol VI, 1998,
Dept. PU.
Keterangan :
- *) Tergantung survey sosial ekonomi
- **) 60 % perpipaan, 30 % non perpipaan
- ***) 25 % perpipaan, 45 % non perpipaan

Standar/Kriteria Perencanaan IV_17


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Disamping berdasarkan kepada pedoman standar konsumsi yang dikeluarkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum, tetapi juga harus mengacu kepada konsumsi nyata (Real Demand).Data yang
cukup akurat untuk mengetahui kebutuhan nyata adalah data yang dimiliki oleh PDAM. Kebutuhan
akan diambil berdasarkan rata-rata pemakaian konsumsi rumah tangga.

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum Permen PU N0 14 Tahun 2010 mengenai tersedianya


akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan terlindungi yaitu

1. Kriteria air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan dan bukan
perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari adalah
bahwa sebuah kabupaten/kota telah memiliki SPAM dengan jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan terlindungi (sesuai dengan standar teknis berlaku) dengan
penyelenggara baik BUMN, BUMD, Badan Usaha Swasta, Koperasi, maupun kelompok
masyarakat, dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari dan diharapkan
dapatmeningkatkan cakupan pelayanannya.

2. Kebutuhan pokok minimal merupakan kebutuhan untuk mendapatkan kehidupan yang


sehat, bersih, dan produktif, dengan penggunaan air hanya untuk minum – masak, cuci
pakaian, mandi (termasuk sanitasi), bersih rumah, dan ibadah.

2. Nilai SPM cakupan akses terhadap air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi adalah peningkatan jumlah unit
pelayanan baik melalui Sambungan Rumah, Hidran Umum, maupun Terminal Air yang
dinyatakan dalam persentase peningkatan jumlah masyarakat yang mendapatkan
pelayanan SPAMdengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi
padaakhir tahun pencapaian SPM terhadap jumlah total masyarakat di
seluruhkabupaten/kota.

kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari pada tahun 2014 dibagi berdasarkan cluster pelayanan
air minum saat ini (sumber data Susenas BPS 2009), sebagai berikut:

Standar/Kriteria Perencanaan IV_18


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 4.4 Target Pencapaian SPM Air Minum

Cluster Nilai Tahun


Indikator
Pelayanan SPM Pencapaian
Sangat Buruk Tersedianya akses air minum yang aman 40%
melalui Sistem Penyediaan Air Minum
Buruk 50%
dengan jaringan perpipaan dan bukan
Sedang jaringan perpipaan terlindungi dengan 70% 2004
Baik kebutuhan pokok minimal 60 80%
liter/orang/hari
Sangat Baik 100%
Sumber : Standar Pelayanan Minimum Permen PU N0 14 Tahun 2010

Cluster pelayanan air minum per kabupaten/kota sebagaimana tercantum dalamTabeldi atas
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.5 Cluster Pelayanan Air Minum Untuk Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten/Kota

Persentase Akses Aman Terhadap


No Cluster Pelayanan
Air Minum*
1 Sangat Buruk < 30%
2 Buruk 30% - < 40%
3 Sedang 40% - < 60%
4 Baik 60% - < 70%
5 Sangat Baik > 70%
Sumber : Standar Pelayanan Minimum Permen PU N0 14 Tahun 2010
* Akses aman terhadap air minum meliputi Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi

4.2.2 Kebutuhan Non Domestik
Total kebutuhan Non Domestik dihitung berdasarkan kebutuhan domestik yaitu (15% dari kebutuhan
domestik). Non domestik diantaranya komersial, perkotaan, fasilitas umum, industri, pelabuhan, dan
lain-lain Perhitungannya dihitung berdasarkan persentase kebutuhan Non Domestik terhadap
Domestik.
Tabel 4.6 Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga

No Kategori Kota Jumlah Penduduk


1 Sekolah 10 Liter/hari
2 Rumah Sakit 200 Liter/hari
3
3 Puskesmas (0,5 – 1) m /unit/hari
3
4 Peribadatan (0,5 – 2) m /unit/hari
3
5 Kantor (1 – 2) m /unit/hari
3
6 Toko (1 – 2) m /unit/hari
3
7 Rumah Makan 1 m /unit/hari
3
8 Hotel/Losmen (100 – 150) m /unit/hari
3
9 Pasar (6 – 12) m /unit/hari
3
10 Industri (0,5 – 2) m /unit/hari
3
11 Pelabuhan/Terminal (10 – 20) m /unit/hari
3
12 SPBU (5 – 20) m /unit/hari
3
13 Pertamanan 25 m /unit/hari
Sumber : SK-SNI Air Minum Tahun 1989

Standar/Kriteria Perencanaan IV_19


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

4.3 Analisa Proyeksi Penduduk
Permintaan terhadap air (demand) atas air memiliki kecenderungan meningkat seiring
dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan terus bertumbuhnya kegiatan
ekonomi hampir disemua sektor akibat pesatnya pembangunan. Semua hal di atas
menyebabkan penggunaan air semakin intensif dimana segenap sumber air, baik air
permukaan maupun air tanah dieksploitasi sebanyak dan sebisa mungkin dengan berbagai
cara.

Eksploitasi sumber air untuk memenuhi demand yang tidak disertai upaya pembaruan ini
pada akhirnya menciptakan keterbatasan supply (ketersediaan) akibat kuantitas ataupun
kualitas air yang menurun. Secara keseluruhan masalah air minum menjadi kompleks
karena di satu sisi demand akan terus meningkat sementara di sisi lain supply yang tetap
atau cenderung menurun akibat kualitas air yang menurun juga, serta ditambah lagi dengan
daya beli penduduk yang masih rendah menyebabkan diperkirakan Indonesia akan
menghadapi krisis air.

Penduduk merupakan faktor utama dalam perencanaan, karena suatu perencanaan yang
disusun untuk keperluan pada massa datang didasari oleh pengetahuan tentang masalah
yang sama pada masa sebelumnya. Perkembangan kehidupan dan semua aktivitas
merupakan hal yang penting dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Angka pertambahan
penduduk tidak lepas dari data–data penduduk sebelumnya. Banyak faktor yang
mempengaruhi angka pertambahan penduduk seperti masalah kesehatan, sosial, ekonomi,
politik dan lain–lain. Populasi berubah dengan angka–angka kematian, kelahiran dan
perpindahan penduduk. Jadi faktor–faktor seperti kelahiran, kematian dan migrasi. Proyeksi
penduduk berguna untuk memperkirakan kebutuhan air di masa akan datang dan perkiraan
timbulan air buangan akibat pemakain air tersebut, dengan demikian dapat memberikan
tahap perencanaan dan perkiraan pembiyaan pembangunan.

Adapun cara–cara yang diambil untuk menghitung proyeksi penduduk tergantung oleh
beberapa hal berikut, diantaranya:

o Keadaan dan jenis kota.


o Rencana pengembangan kota.
o Data kependudukan yang ada.
o Metode yang digunakan dalam proyeksi penduduk adalah Metode Aritmatika,
Geometrik, dan Metode Tren Exponensial .

Standar/Kriteria Perencanaan IV_20


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

a. Metode Aritmatika
Biasanya digunakan untuk :
• Untuk Kota-kota tua, tidak berkembang dan luas.
• Untuk Kota-kota yang memilik Industri.
Persamaan yang digunakan dalam metode ini adalah :
Pn = Po + Ka .x

Ka = (Pn – Po) / t

Dimana :

Pn = Jumlah Penduduk di tahun akhir data.


Po = Jumlah Penduduk di tahun awal data.
t = Interval waktu tahun data.
x = Jumlah Tahun Proyeksi.
Ka = Angka pertumbuhan penduduk.


b. Metode Geometrik
Biasanya digunakan untuk :
• Untuk Kota-kota muda yang cenderung ke industri yang sedang berkembang.
• Untuk Kota-kota tua yang sudah tidak berkembang dengan laju pertumbuhan
penduduk 20 – 30 % per- tahun.
Persamaan Yang digunakan dalam metode geometrik adalah :
Pn = Po ( 1 + r )n
Ka = (Pt / Po)1/t
Dimana :
Pn = Jumlah Populasi pada tahun yang diinginkan.
Po = Jumlah Populasi pada tahun awal data.
Pt = Jumlah Penduduk ada tahun akhir data.
t = Jumlah Data.
n = Interval atau selang waktu.
r = Rasio pertambahan penduduk.

c. Metode Tren Exponensial
Biasanya digunakan untuk :
• Untuk Kota-kota tua berukuran, luas.
• Pertumbuhan ekonomi.
• Sistem transportasi.
Persamaan yang digunakan dalam metode least square :

Standar/Kriteria Perencanaan IV_21


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Y = Log a + Log b.x
Dimana :
Y = Proyeksi Penduduk.
X = Variable Waktu.
a,b = Koefisien Regresi.
n = Jumlah Data.

a=
(∑ yi . ∑ xi )− (∑ xi . ∑ xi. yi )
2

((n . ∑ xi ) − (∑ xi ))
2 2

b=
(n . ∑ yi . ∑ xi. yi ) + (∑ xi . ∑ yi )
((n . ∑ xi ) − (∑ xi ))
2 2


4.4 Perioda Perencanaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Periode Perencanaan Rencana Induk
Pengembangan SPAM adalah antara 15-20 tahun. Kemudian Rencana induk Pengembangan
SPAM sebagaimana dimaksud harus dikaji ulang setiap 5 tahun atau dapat dirubah bila ada
hal-hal khusus denganmemperhatikan perkembangan penataan ruang wilayah nasional,
provinsi, dan/atau kabupaten atau kota.

4.5 Kriteria Daerah Layanan
Berdasarkan kriteria teknis Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada
daerah yang belum mendapat pelayanan air minum dan berkepadatan tinggi serta kawasan
strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai
dengan arahan dalam perencanaan induk kota.

Pada dasarnya sasaran wilayah pelayanan suatu daerah tergantung pada fungsi strategis
kota atau kawasan, tingkat kepadatan penduduk dan ketersediaan sumber air. Wilayah
pelayanan tidak terbatas pada wilayah administrasi yang bersangkutan sesuai hasil
kesepakatan dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka menunjang
pembangunan sistem penyediaan air minum.

Kondisi wilayah pelayanan yang menjadi sasaran pelayanan mengacu pada pertimbangan
teknis dalam standar spesifikasi teknis berikut.

Standar/Kriteria Perencanaan IV_22


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Pertimbangan teknis dalam menentukan wilayah pelayanan antara lain namun tidak
dibatasi oleh:
o kepadatan penduduk
o tingkat kesulitan dalam memperoleh air
o kualitas sumber air yang ada
o tata ruang kota
o tingkat perkembangan daerah
o dana investasi, dan
o kelayakan operasi
Komponen wilayah pelayanan adalah:
o Kawasan permukiman
o Kawasan perdagangan
o Kawasan pemerintahan dan pendidikan
o Kawasan industri
o Kawasan pariwisata
o Kawasan khusus: pelabuhan, rumah susun.

Standar/Kriteria Perencanaan IV_23


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

BAB V
Proyeksi Kebutuhan Air





5.1. Arah Perkembangan Kota (Peta RTRW)
5.1.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya

Rencana struktur ruang kota adalah kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota
yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah
kota. Rencana struktur ruang ini meliputi jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan
kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air.

Adapun pertimbangan-pertimbangan dalam penyusunan rencana struktur ruang Kota


Tasikmalaya yang hirarkhis dan seimbang, sesuai dengan tujuan penataan ruang Kota
Tasikmalaya antara lain adalah:
Melindungi lahan pertanian tanaman pangan yang berkelanjutan. Kota Tasikmalaya
memiliki daerah irigasi yang sangat luas dan menyebar ke seluruh kecamatan. Setiap
kecamatan memiliki potensi agribisnis yang unik. Berkaitan dengan tanaman pangan,
Kecamatan Mangkubumi memiliki keunggulan dalam produk tanaman pangan (padi,
jagung, dan palawija). Oleh karena itu, fokus pengembangan wilayah Kecamatan
Mangkubumi adalah untuk pertanian pangan. Untuk mellindungi lahan-lahan
pertaniannya, maka sawah beririgasi teknis tidak boleh dikonversi menjadi lahan
terbangun. Perluasan permukiman dapat dilakukan pada lahan kosong berupa kebun .
Rencana pusat-pusat pelayanan dikembangkan dari pusat pelayanan yang ada kecuali di
wilayah Kota Tasikmalaya bagian Selatan karena wilayah tersebut belum berkembang.
Pengembangan Kota Tasikmalaya tidak dilakukan pada kawasan rawan bencana. Kawasan
tersebut terdapat di wilayah Selatan Kota Tasikmalaya.
Pengembangan Kota Tasikmalaya juga tidak dilakukan pada kawasan-kawasan lindung
seperti kawasan lindung setempat.
Struktur ruang Kota Tasikmalaya harus mendukung fungsi Kota Tasikmalaya sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah untuk Priangan Timur – Pangandaran. Elemen-elemen yang

Proyeksi Kebutuhan Air V_1


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

mendukung fungsi tersebut antara lain adalah Pasar Induk Agribisnis, industri besar dan
pergudangan.

Rencana Pembagian Pusat Pelayanan Wilayah Kota


Rencana pusat pelayanan wilayah kota (sistem permukiman) adalah rencana susunan
pusat-pusat pelayanan kegiatan kota yang berhirarki sampai 20 tahun mendatang. Pusat
pelayanan merupakan pusat pelayanan sosial, ekonomi dan administrasi masyarakat yang
melayani wilayah kota dan/atau regional. Pusat-pusat tersebut satu sama lainnya
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana kota. Sistem pusat-pusat pelayanan terdiri dari
Pusat Pelayanan Kota (PPK) yang melayani seluruh wilayah kota dan regional, Subpusat
Pelayanan Kota (SPK) yang melayani Sub Wilayah Kota (SWK), dan Pusat Lingkungan (PL)
yang melayani lingkungan wilayah kota (Sub SWK). Dikaitkan dengan visi Kota Tasikmalaya
2025, maka PPK terdiri atas fungsi administrasi pemerintahan, perdagangan dan jasa, dan
industri. Fungsi-fungsi tersebut saat ini menyebar. Pusat pelayanan ekonomi tidak berada
dalam satu kawasan dengan pelayanan administrasi. Begitu juga dengan kawasan industri.
Polanya adalah multiple nuclei. Maka rencana struktur ruang Kota Tasikmalaya ke depan
menggunakan pola tersebut. Adapun hirarkhi pusat-pusat kegiatan pelayanan yang akan
dikembangkan di Kota Tasikmalaya disajikan pada peta rencana sistem pusat-pusat
pelayanan dan dijelaskan pada bagian berikut ini.

A. Pusat Pelayanan Kota


Pusat Pelayanan Kota merupakan pusat pelayanan utama dengan skala pelayanan seluruh
wilayah Kota Tasikmalaya dan wilayah Priangan Timur-Pangandaran (regional), yang
diarahkan di pusat-pusat kegiatan kota strategis sesuai fungsi-fungsi yang ditetapkan dan
mempunyai aksesibilitas yang baik, sehingga mudah dijangkau dari seluruh wilayah kota.

Pusat pelayanan pemerintahan Kota Tasikmalaya dengan skala pelayanan kota/regional.


Pusat kegiatan Pemerintahan dan perkantoran ini pengembangannya diintegrasikan
dengan kegiatan perkotaan lainnya yang dilengkapi dengan fasilitas public space, dan
dialokasikan di pusat kegiatan pemerintahan kota saat ini, yaitu di Bale Kota Tasikmalaya
(Jl Letnan Harun) dan didukung oleh pelayanan pemerintahan di lokasi lainnya di
luarnya.

Jenis fasilitas yang dikembangkan di pusat pelayanan utama pemerintahan ini


diantaranya berupa:

Proyeksi Kebutuhan Air V_2


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

v Fasilitas Fungsi Utama : Perkantoran diantara lain terdiri dari Balai Kota beserta
jajarannya, Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Instansi Pemerintah, baik Dinas-dinas
Otonom maupun Instansi Vertikal, Polres , BUMN.
v Fasilitas Fungsi Pendukung bila dipandang perlu bisa diadakan secara terbatas
seperti:
o Pendidikan : Fasilitas Pendidikan Tinggi
o Kesehatan : Puskesmas, pusat kesehatan lainnya, fasilitas olah raga dalam
ruangan.
o Peribadatan : Masjid dan tempat peribadatan lainnya
o Fasilitas Perdagangan dan Jasa : Pusat Kebudayaan Sunda, usaha perdagangan
eceran (toko, warung, pertokoan, penginapan, penyimpanan dan pergudangan,
tempat pertemuan (aula, tempat konferensi, pariwisata/rekreasi di ruang
tertutup (area bermain, olah raga), jasa (swasta, bank dan jasa keuangan
lainnya, show room automotive dan bengkel, healtcare/spa/salon kecantikan,
restoran/rumah makan/pujasera), ruang usaha sektor informal
o Ruang Terbuka Hijau : Taman Kota, jogging track dan bycicle track
o Ruang Terbuka Non Hijau : plaza, tempat parkir
o Fasilitas jalur pejalan kaki
o Fasilitas ruang evakuasi bencana
o Fasilitas pendukung lainnya

Pusat pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa, merupakan kegiatan perekonomian


penduduk Kota Tasikmalaya dan difungsikan sebagai pusat orientasi pelayanan kegiatan
perdagangan dan jasa guna melayani kebutuhan penduduk regional dan Kota
Tasikmalaya dan sekitarnya (metropolitan), yang dilengkapi oleh fasilitas penunjang.
Pusat pelayanan yang melayani penduduk metropolitan ini dikembangkan di kawasan
pusat kota. Sedangkan pusat pelayanan yang melayani penduduk regional (Priangan
Timur) dikembangkan di kawasan sekitar Terminal dan pada jalan lingkar dalam bagian
Timur.

Jenis fasilitas perdagangan dan jasa yang dikembangkan, diantaranya :


v Fasilitas Fungsi Utama :
o Usaha perdagangan (eceran dan grosir) di pusat kota: toko, warung, tempat
perkulakan, pertokoan, mall, factory outlet/show room barang produk industri
yang ada di Kota Tasikmalaya.

Proyeksi Kebutuhan Air V_3


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

o Usaha perdagangan grosir di kawasan perdagangan regional : Pasar Induk


Agribisnis, Pasar Induk barang-barang produk industri Tasikmalaya.
o Penginapan: hotel, guest house, motel, dan penginapan lainnya;
o Penyimpanan dan pergudangan: tempat parkir, gudang;
o Tempat pertemuan: aula, tempat konferensi;
o Pariwisata/rekreasi (di ruang tertutup): bioskop, area bermain, olah raga.
o Jasa : swasta, bank dan jasa keuangan lainnya, show room automotive dan
bengkel, healtcare/spa/salon kecantikan, restoran/rumah makan/pujasera
o Ruang usaha sektor informal

v Fasilitas Fungsi Pendukung bila dipandang perlu bisa diadakan secara terbatas
seperti:
o Kantor Polisi (Polsek)
o Peribadatan: Masjid Agung (Islamic Centre)/Tempat ibadah lainnya
o Pendidikan : Fasilitas Pendidikan Tinggi
o Kesehatan : Puskesmas, pusat kesehatan lainnya
o Ruang Terbuka Hijau : Taman Kota, jogging track dan bycicle track
o Ruang Terbuka Non Hijau : plasa, tempat parkir
o Fasilitas jalur pejalan kaki
o Fasilitas ruang evakuasi bencana
o Fasilitas pendukung lainnya

Pusat utama pelayanan kawasan industri, yang berfungsi sebagai pusat pengembangan
kegiatan industri dengan jenis komoditi yang berorientasi ekspor. Pusat pelayanan
kawasan industri ini merupakan pusat orientasi yang melayani kegiatan perdagangan
dan pengembangan produk-produk industri yang dihasilkan dengan dilengkapi
penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum guna melayani kebutuhan penduduk yang
berada di kawasan industri tersebut. Pusat pelayanan kawasan industri ini
pengembangannya dialokasikan tersebar di beberapa tempat diantaranya industri kecil
dan mikro di pusat-pusat sentra industri dan kawasan industri yang dikembangkan di
Kec. Bungursari, Kec. Kawalu dan Kec. Mangkubumi. Sedangkan industri besar
dikembangkan di jalan lingkar luar untuk industri nonpolutan dan di Tasikmalaya Selatan
untuk industri besar berorientasi bahan mentah.
Jenis fasilitas pelayanan yang dikembangkan diantaranya berupa :

Proyeksi Kebutuhan Air V_4


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

v Fasilitas Fungsi Utama :


o Bangunan industri
o Show room produk industri
o Balai pengembangan teknologi industri
o Balai Latihan Kerja
o Pergudangan
v Fasilitas Fungsi Pendukung bila dipandang perlu bisa diadakan secara terbatas
seperti:
o Pendidikan : Fasilitas Pendidikan Tinggi
o Kesehatan : Puskesmas, pusat kesehatan lainnya, fasilitas olah raga dalam
ruangan.
o Peribadatan : Masjid dan tempat peribadatan lainnya
o Fasilitas Perdagangan dan jasa : Pusat Kebudayaan Sunda, usaha perdagangan
eceran (toko, warung, pertokoan, penginapan, penyimpanan dan pergudangan,
tempat pertemuan (aula, tempat konferensi, pariwisata/rekreasi di ruang
tertutup (area bermain, olah raga), jasa (swasta, bank dan jasa keuangan
lainnya, show room automotive dan bengkel, healtcare/spa/salon kecantikan,
restoran/rumah makan/pujasera), ruang usaha sektor informal
o Ruang Terbuka Hijau : Taman Kota, jogging track dan bycicle track
o Ruang Terbuka Non Hijau : plaza, tempat parkir
o Fasilitas jalur pejalan kaki
o Fasilitas ruang evakuasi bencana
o Fasilitas pendukung lainnya : Kantor pos pembantu, Fasilitas Pemadam
Kebakaran dengan skala pelayanan lingkungan

B. Subpusat Pelayanan Kota,


Subpusat Pelayaan Kota merupakan pusat pelayanan sekunder dengan jangkauan
pelayanan bagian wilayah kota, yang dialokasikan tersebar merata ke setiap ibukota
kecamatan yang menjadi pusat Sub Wilayah Kota (SWK). Pusat pelayanan sekunder ini
pengembangannya disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan daya dukung lahan
terhadap kegiatan yang akan dikembangkan, meliputi

Subpusat pemerintahan, fasilitas pelayanan umum, perdagangan dan jasa, merupakan


pusat orientasi yang memberikan pelayanan bagi penduduk yang ada di kecamatan

Proyeksi Kebutuhan Air V_5


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

tersebut dan dialokasikan di ibukota kecamatan sebagai pengikat lingkungan dan fasilitas
bersosialisasi. Untuk merangsang pertumbuhan pusat pelayanan sekunder ini,

maka pengalokasiaannya diarahkan pada simpul-simpul jalan utama kawasan/kota yang


mempunyai aksessibilitas baik, sehingga mudah dijangkau dari seluruh bagian wilayah
kotanya. Jenis kelengkapan fasilitas pendukung yang dikembangkan di Subpusat
Pelayanan Kota ini berupa:

v Perkantoran pemerintah dan swasta: Kantor Kecamatan dan kantor swasta, Kantor
polsekta, Kantor pos pembantu
v Pendidikan tingkat pelayanan kecamatan
v Kesehatan tingkat pelayanan kecamatan
v Peribadatan tingkat pelayanan kecamatan
v Perdagangan dana jasa tingkat pelayanan kecamatan
v Fasilitas sektor informal
v Ruang terbuka hijau tingkat pelayanan kecamatan
v Ruang terbuka non hijau tingkat pelayanan kecamatan
v Fasilitas pejalan kaki
v Ruang evakuasi bencana
v Fasilitas pendukung lainnya

1) Pusat perdagangan dan jasa, serta fasilitas pelayanan umum di luar ibukota kecamatan
dan berfungsi sebagai pusat orientasi yang memberikan pelayanan bagi penduduk dan
sebagai pengikat lingkungan untuk berinteraksi dan bersosialisasi antar masyarakat.
Pusat sekunder ini dialokasikan di sejumlah lokasi konsentrasi kegiatan perdagangan dan
jasa serta fasilitas umum pada beberapa kecamatan.

Rencana Pembagian SWK dengan Sistem Pusat-Pusat Pelayanan Kota


Rencana pembagian wilayah kota ditetapkan berdasarkan konsep struktur ruang kota
dengan mempertimbangkan faktor-faktor pembatas fisik dan akses pelayanan (jalan
lingkar, jalan rel kereta api, dan sungai) serta keberadaan jalan arteri primer sebagai jalan
utama. Disamping itu dipertimbangkan pula pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK) RTRW
Kota Tasikmalaya 2004-2014 yang disusun atas rekomendasi dari Tim Teknis Penyusunan
RTRW Kota Tasikmalaya, “Jaring Asmara (penjaringan aspirasi masyarakat)” Kota
Tasikmalaya dan hasil dialog serta lokakarya maupun klarifikasi dan kesepakatan dengan
pemangku kepentingan. Tambahan dari itu, hasil evaluasi terhadap RTRW Kota Tasikmalaya

Proyeksi Kebutuhan Air V_6


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

tersebut juga dijadikan bahan pertimbangan dalam pembagian SWK. Rencana pembagian
wilayah Kota digambarkan pada peta rencana pembagian wilayah dan dijelaskan pada
Tabel 5.1.

Proyeksi Kebutuhan Air V_7


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 5.1 Rencana Bagian Wilayah Kota (SWK) dan Sub-(SWK)

Kawasan Fungsional Terkait


No SWK Cakupan Wilayah Arahan Pusat SWK/Sub SWK
Fungsi Utama Fungsi Penunjang
1. PUSAT KOTA atau SWK I Kelurahan Sukamanah, pusat pemerintahan Perumahan, Perkantoran, Secara khusus tidak ada arahan
Kelurahan Lengkongsari, kota, pusat pendidikan Pariwisata, RTNH, Ruang pusat SWK, tetapi ada arahan
Kelurahan Cikalang, Kelurahan skala kota, pusat Evakuasi Bencana, Sektor CBD yaitu kawasan yang dibatasi
Tamansari, Kelurahan Sambong, kesehatan skala kota, Informal, Pelayanan : Utara oleh sungai dan rel KA
Kelurahan Nagarasari, Kelurahan pusat perdagangan dan Umum mulai dari sekitar pekuburan
Panglayungan jasa. umum hingga ke Timur daerah
pancalila. Selatan oleh Jl. Mayor
SL Tobing (-7° 20' 50.93", +108°
12' 35.61") dan Jl. Siliwangi.
Timur : Jl. BKR -Jl. Cikalang
Tengah-Saluran Irigasi Cimulu-Jl.
Rumah Sakit 1-Jl. Tanuwijaya-Jl.
A. Yani. Barat : Jl. Gn Tugu-Jl.
Situ Cijagra-Jl. Paseh-Jl. Jiwa
Besar-Jl. Bebedilan-Jl. Sukalaya
Barat-Jl. Bojong tritura-Jl. Bojong
Kaum - Jl. Bojong ke Utara hingga
sungai dekat pekuburan Cinehel.

Perlindungan Setempat, Arahan Pusat Sub SWK I :


RTH Parakanyasag, Sukamanah,
Lengkongsari, Cikalang,
Sumenep, Sambong, Tuguraja,
Nagarasari (lihat Peta
Pembagian Sub SWK)

Proyeksi Kebutuhan Air V_8


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Kawasan Fungsional Terkait


No SWK Cakupan Wilayah Arahan Pusat SWK/Sub SWK
Fungsi Utama Fungsi Penunjang
2. SWK – II di Ciherang sebagian Kecamatan Purbaratu, pusat perdagangan Perdagangan dan Jasa, Arahan Pusat SWK II :
sebagian Kecamatan Cibeureum, agribisnis skala kota dan Perkantoran, Pariwisata, Cibeureum. Pusat Sub-SWK di
dan sebagian Kecamatan pusat pelayanan RTNH, Ruang Evakuasi SWK II : Purbaratu, Awipari,
Tamansari kesehatan skala Bencana, Sektor Informal, Ciakar, Kersanegara. (lihat Peta
kecamatan Pertanian Agribisnis, Pembagian Sub SWK)
Pertambangan, Pelayanan
Umum
Perlindungan Setempat,
RTH

3. SWK – III Kec. Tamansari yaitu Kel Taman pusat pendidikan, Perdagangan dan Jasa, Arahan Pusat SWK III : Mugarsari.
di Mugarsari sari, Kel. Mugarsari dan sebagian perkantoran dan jasa Perkantoran, RTNH, Ruang Pusat Sub SWK di SWK III :
wilayah Kel. Tamanjaya, skala kecamatan dan Evakuasi Bencana, Sektor Tamanjaya, Mugrasari,
Sumelap, Setiawargi, Mulyasari, pusat pelayanan Informal, Pertanian Tamansari, Setiawangi. (lihat
Sukahurip, dan Setiamulya. kesehatan skala Agribisnis, Pertambangan, Peta Pembagian Sub SWK)
kecamatan Pelayanan Umum
Perlindungan Setempat,
RTH

4. SWK - IV, di Kersamenak Kec. Tamansari yaitu sebagian pusat perdagangan hasil Perdagangan dan Jasa, Arahan Pusat SWK IV :
wilayah Kel. Setiawargi dan industri kecil dan mikro, Perkantoran, Industri, Kersamenak. Pusat Sub SWK di
Setiamulya. Kec. Kawalu kecuali pusat pelayanan RTNH, Ruang Evakuasi SWK IV : Setiamulya,
sebagian Kel Cibeut, Cilamajang, kesehatan skala Bencana, Sektor Informal, Gunungtandala, Urug, Tanjung.
dan Kersamenak. kecamatan, Pertanian Agribisnis, (lihat Peta Pembagian Sub SWK)
Pertambangan, Pelayanan
Umum
Perlindungan Setempat,
RTH, Cagar Alam/Budaya,
Hutan Produksi.

Proyeksi Kebutuhan Air V_9


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Kawasan Fungsional Terkait


No SWK Cakupan Wilayah Arahan Pusat SWK/Sub SWK
Fungsi Utama Fungsi Penunjang
5. SWK - V, di Mangkubumi Kec. Mangkubumi kecuali pusat pendidikan skala Perdagangan dan Jasa, Arahan Pusat SWK V :
sebagian Kel Sambongjaya, kecamatan, pusat Perkantoran, Pariwisata, Mangkubumi. Pusat Sub SWK di
Sambongpari dan Linggajaya. Kec perdagangan agribisnis RTNH, Ruang Evakuasi SWK V : Cipari Utara (baru),
Bungursari yaitu sebagian Kel. skala kota, dan pusat Bencana, Sektor Informal, Cigantung, Karanganyar,
Cibunigeulis dan Bungursari. Kec. pelayanan kesehatan Pelayanan Umum Cipawitra Utara (baru). (lihat
Kawalu yaitu Kel. Karanganyar skala kecamatan Peta Pembagian Sub SWK)
dan sebagian Kel Cibeut, Perlindungan Setempat,
Cilamajang, dan Kersamenak. RTH,

6 SWK VI, di Sukamaju Kidul Kec Bungursari yaitu sebagian pusat perdagangan Perumahan, RTNH, Ruang Arahan Pusat SWK VI : Indihiang.
Kel. Cibunigeulis, Bungursari dan agribisnis skala regional Evakuasi Bencana, Sektor Pusat Sub SWK di SWK VI :
Kel Sukamulya. Kec. Cipedes dan pusat pelayanan Informal, Pertambangan, Indihiang, Sukarindik, Bungursari,
yaitu sebagian Kel. kesehatan Pertanian Agribisnis, Sukamaju Kaler. (lihat Peta
Panglayungan. Kec. Indihiang Pelayanan Umum Pembagian Sub SWK)
seluruhnya kecuali Kel. Perlindungan Setempat,
Panyingkiran, Parakannyasak, RTH
dan Sirnagalih.


Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Proyeksi Kebutuhan Air V_10


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

C. Pusat Lingkungan
Pusat Lingkungan (PL) atau Pusat Tersier yaitu pusat orientasi pelayanan kebutuhan
penduduk yang dialokasikan di pusat-pusat Sub-SWK, kelurahan, di setiap kelompok
lingkungan permukiman/perumahan, yang mencakup fasilitas perdagangan (pasar dan atau
pertokoan), yang dilengkapi dengan fasilitas sosial (fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan,
fasilitas peribadatan serta fasilitas ruang terbuka hijau) untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat, dengan jangkauan
pelayanan lokal. Pengalokasian pusat pelayanan lingkungan ini diarahkan pada simpul-
simpul jalan yang ada di pusat-pusat Sub-SWK yang mempunyai aksesibilitas baik, sehingga
mudah dijangkau oleh penduduk yang tinggal di lingkungan kelurahan-kelurahan, di
lingkungan permukiman. Pusat lingkungan permukiman (pusat tersier) ini berfungsi juga
sebagai pengikat lingkungan untuk berinteraksi dan bersosialisasi antar masyarakat yang
berada di lingkungan kelurahan dan di lingkungan permukiman tersebut serta untuk
melayani kebutuhan penduduk sehari-hari.
Jenis kelengkapan fasilitas pendukung yang dikembangkan di Pusat Lingkungan ini berupa :
§ Pendidikan tingkat pelayanan lingkungan seperti TK, SD dan SLTP
§ Kesehatan tingkat pelayanan lingkungan seperti Balai Pengobatan, Poliklinik ataupun
Tempat Praktek Dokter dan Apotik
§ Peribadatan tingkat pelayanan lingkungan
§ Perdagangan dan jasa tingkat pelayanan lingkungan
§ Fasilitas sektor informal
§ Ruang terbuka hijau tingkat pelayanan lingkungan
§ Ruang terbuka non hijau tingkat pelayanan lingkungan
§ Fasilitas pejalan kaki
§ Ruang evakuasi bencana
§ Fasilitas pendukung lainnya (Fasilitas Pemadam Kebakaran dengan skala pelayanan
lingkungan)

Proyeksi Kebutuhan Air V_11


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Gambar 5.1 Peta Rencana Struktur Ruang


Proyeksi Kebutuhan Air V_12


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

5.1.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya


A. Kawasan Lindung
1. Pengembangan Kawasan Perlindungan Setempat
a. Penetapan perlindungan kawasan sempadan sungai
§ Sungai bertanggul meliputi Sungai Citanduy, Sungai Ciloseh dan Sungai
Ciwulan;
§ Sungai Tidak bertanggul (Cihideung, Cipedes, Ciromban, Cidukuh, Cicacaban,
Cibadodon, Cikalang, Tonggong-londok, Cibeureum dan Cikalong)
b. Pengembangan Sempadan Danau
§ Situ Gede di Kecamatan Mangkubumi
§ Situ Cibeureum di Kecamatan Tamansari
§ Situ Cibanjaran di Kecamatan Tamansari.
§ Situ Malingping di Kecamatan Tamansari
§ Situ Rusdi di Kecamatan Tamansari
§ Situ Bojong di Kecamatan Tamansari
§ Situ Ciangir di KecamatanTamansari
c. Pengembangan Sempadan Mata Air
§ Mata air Cibunigeulis, Kel. Cibunigeulis Kecamatan Indihiang,
§ Mata air Cibangbay, Kel Setiawati, Kecamatan Tamansari,
§ Mata air Cianjur II, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi,
2. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau
§ Pengembangan RTH Pekarangan
§ Halaman kantor, mall, perumahan, pemukiman, sekolah dan sarana umum
lainnya di wilayah Kota Tasikmalaya
§ Penataan Alun-alun Kota Tasikmalaya Kec. Tawang
3. Pengembangan Kawasan Cagar Budaya
§ Penataan Kawsan Pendopo Alun-alun Kota Tasikmalaya Kec. Tawang
§ Penataan Makam bersejarah Syech Abdul Ghorib Kec. Kawalu
§ Penataan Makam bersejarah prabudilaya Situ Gede Kec. Mangkubumi
§ Penataan Makam bersejarah Syekh Tubagus Abdulah dan sekitarnya Kec.
Purbaratu
4. Pengembangan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
§ Lanud Wiriadinata Kota Tasikmalaya

Proyeksi Kebutuhan Air V_13


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

B. Kawasan Budi Daya


1. Pengembangan Hutan Produksi
§ Kecamatan Kawalu dan Kecamatan Tamansari
2. Pengembangan kawasan Permukiman
§ Pengembangan kawasan permukiman Kota Tasikmalaya Yang tebagi
menjadi perumahan kepadatan tinggi, kepadatan sedang dan kepadatan
rendah
3. Pengembangan Kawasan Perdagangan dan jasa
§ Pengembangan Kawasan Perdagangan Kawasan di Pusat Kota
§ Pengembangan Pasar Induk Agribisnis Kecamatan Indihiang
§ Pengembangan Kawasan Sentra Bisnis baru Kecamatan Tawang
4. Pengembangan Perkantoran
§ Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Perkantoran Bale Wiwitan
§ Pembangunan Aksebilitas Bangunan Gedung Pemerintah
5. Pengembangan Industri
§ Penataan kawasan peruntukan industri dan pergudangan Kecamatan Kawalu
6. Pengembangan Kawasan Pariwisata
§ Pengembangan wisata alam Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu
§ Pengembangan wisata budaya Kecamatan Kawalu, Kecamatan Bungursari,
Kecamatan Indihiang
§ Pengembangan wisata Taman Rekreasi Situ Gede, Situ Gede, Kecamatan
Mangkubumi
7. Pengembangan Kawasan Pertanian
§ Kecamatan Cibereum, Kecamatan purbaratu, Kecamatan mangkubumi,
Kecamatan kawalu, Kecamatan bungursari, Kecamatan tamansari, Kecamatan
indihiang
8. Pertambangan
§ Kecamatan Bungursari, Kecamatan mangkubumi
9. Militer
§ Kecamatan Tawang, Kecamatan indihiang, Kecamatan cibereum
10.Pelayanan umum
§ Kecamatan Tamansari
11.Infrastruktur
§ Kecamatan Tamansari, Kecamatan indihiang

Proyeksi Kebutuhan Air V_14


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

12.Kawasan strategis
§ Kecamatan Kawalu, Kecamatan purbaratu, Kecamatan tamansari, Kecamatan
cipedes, Kecamatan mangkubumi, Kecamatan cibereum, Kecamatan
bugursari, Kecamatan tawang

Rencana pola ruang di Kota Tasikmalaya serta luasan masing-masing kegiatan yang akan
dikembangkan hingga tahun 2031 dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan Gambar 5.2 Rencana
Pola Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2031 berikut.

Tabel 5.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2031
PERUNTUKAN DALAM POLA RUANG 2009 (Ha) 2013 (Ha)
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya 35.87
Kawasan perlindungan setempat 248.62
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya 117.68
Kawasan lindung geologi
Kawasan rawan bencana alam 2,284.65
RTH Publik 18.71
KAWASAN BERFUNGSI LINDUNG 2,587.85
Kawasan peruntukan perumahan 3,521.90 9,149.80
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa 14.07 1,307.46
Kawasan peruntukan perkantoran 21.29 27.73
Kawasan peruntukan industry dan pergudangan 30.22 258.51
Kawasan peruntukan pariwisata 20.15
Kawasan peruntukan kegiatan sector informal
Kawasan peruntukan pertanian 13,925.23 2,746.31
Kawasan peruntukan perikanan 174.49 338.10
Kawasan peruntukan hutan produksi dan hutan rakyat 395.59 1,194.33
Kawasan peruntukan pertambangan 27.58 213.40
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan Negara 82.27 9.55
Kawasan peruntukan pelayanan umum 74.75 295.08
RTH privat dan evakuasi bencana 236.80
KAWASAN BUDIDAYA 18,267.39 15,797.22
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Proyeksi Kebutuhan Air V_15


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Gambar 5.2 Peta Rencana Pola Ruang

Proyeksi Kebutuhan Air V_16


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

5.2. Rencana Daerah Pelayanan


Konsep pengembangan merupakan rumusan dari pengembangan suatu sistem sumber air
berdasarkan potensi yang ada, permasalahan pemenuhan kebutuhan air, daerah-daerah
kritis air dan kemungkinan pengembangan sistem.

Rencana daerah pelayan SPAM Kota Tasikmalaya disesuaikan dengan Rencana Kawasan
Strategis Kota Tasikmalaya dengan fungsi kawasan.

• Kawasan ekonomi, meliputi:


a. Kawasan pusat kota;
b. Kawasan peruntukan industri dan pergudangan di Jalan Gubernur Sewaka dan Jalan
Letjen Mashudi
c. Kawasan Minapolitan di Kecamatan Indihiang dan Kecamatan Bungursari;
d. Kawasan pendidikan terpadu di Kecamatan Tamansari;
e. Kawasan sentra bisnis baru di Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang; dan
f. Kawasan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Purbaratu dan Cibeureum.
• Kawasan dari sudut kepentingan lingkungan, meliputi:
a. Kawasan hutan produksi di Kecamatan Kawalu dan Kecamatan Tamansari;
b. Kawasan Situ Gede di Kecamatan Mangkubumi; dan
c. Kawasan wisata alam Urug di Kecamatan Kawalu.
Kawasan dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan adalah kawasan Pangkalan
Udara Wiriadinata.


Proyeksi Kebutuhan Air V_17


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya




















Gambar 5.3 Peta rencana pengembangan

Proyeksi Kebutuhan Air V_18


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

5.3. Poyeksi Jumlah Penduduk


Kebutuhan air berkaitan erat dengan jumlah penduduk dan aktivitas yang terjadi di daerah
tempat kajian.Hal ini menyebabkan perencanaan kebutuhan air harus dimulai
denganmengetahui kuantitas penyebaran penduduk dan mengidentifikasikan jenis-jenis
kegiatan yang biasa dilakukan di daerah kajian. Kebutuhan akan air pada prinsipnya
bergantung pada banyaknya penduduk dan tingkat kesejahteraan, yang akan menentukan
tingkat kebutuhan air perorang. Untuk perencanaan air baku diperlukan proyeksi jumlah
penduduk baik secara jumlah total maupun distribusinya menurut wilayah.

Proyeksi jumlah penduduk dapat dilakukan untuk jangka pendek (2-5 tahun) dan jangka
menengah (5-10 tahun). Untuk jangka panjang yaitu diatas 10 tahun pada umumnya hanya
dapat digunakan sebagai suatu perkiraan yang kasar.

Berdasarkan data jumlah penduduk tahun 2011, dengan laju pertumbuhan penduduk Kota
Tasikmalaya rata-rata sebesar 1,13% pertahun. penduduk berdasarkan metode geometri
sampai dengan tahun 2034, disajikan pada Tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.3 Proyeksi Penduduk Kota Tasikmalaya hingga Tahun 2031

Jumlah Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


Kecamatan Penduduk LPP 0 1 2 3 4 5
2011 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kawalu 86,581 1.30% 88,847 90,002 91,172 92,357 93,558 94,774
Tamansari 64,449 1.45% 66,332 67,293 68,269 69,259 70,263 71,282
Cibeureum 62,041 0.87% 63,125 63,674 64,228 64,787 65,351 65,919
Purbaratu 38,648 0.91% 39,355 39,713 40,074 40,439 40,807 41,178
Tawang 63,885 0.80% 64,911 65,431 65,954 66,482 67,013 67,550
Cihideung 72,644 1.04% 74,163 74,934 75,713 76,501 77,296 78,100
Mangkubumi 86,713 1.19% 88,789 89,846 90,915 91,997 93,091 94,199
Indihiang 48,468 1.28% 49,717 50,353 50,998 51,650 52,312 52,981
Bungursari 46,568 1.22% 47,711 48,293 48,882 49,479 50,082 50,693
Cipedes 76,219 1.13% 77,951 78,832 79,723 80,624 81,535 82,456
TOTAL
646,216 1.13% 660,903 668,371 675,924 683,562 691,286 699,098
PENDUDUK
Tabel berlanjut

Proyeksi Kebutuhan Air V_19


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Lanjutan Tabel 5.3


Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan 6 7 8 9 10 11 12 13
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Kawalu 96,006 97,254 98,518 99,799 101,096 102,411 103,742 105,091
Tamansari 72,316 73,364 74,428 75,507 76,602 77,713 78,840 79,983
Cibeureum 66,493 67,071 67,655 68,243 68,837 69,436 70,040 70,650
Purbaratu 41,553 41,931 42,313 42,698 43,086 43,478 43,874 44,273
Tawang 68,090 68,635 69,184 69,737 70,295 70,857 71,424 71,996
Cihideung 78,913 79,733 80,563 81,400 82,247 83,102 83,967 84,840
Mangkubumi 95,320 96,455 97,602 98,764 99,939 101,128 102,332 103,550
Indihiang 53,659 54,346 55,042 55,746 56,460 57,182 57,914 58,656
Bungursari 51,312 51,938 52,572 53,213 53,862 54,519 55,184 55,858
Cipedes 83,388 84,330 85,283 86,247 87,221 88,207 89,204 90,212
TOTAL
706,997 714,986 723,066 731,236 739,499 747,856 756,306 764,853
PENDUDUK
Tabel berlanjut

Lanjutan Tabel 5.3


Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan 14 15 16 17 18 19 20 21
2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034
Kawalu 106,457 107,841 109,243 110,663 112,102 113,559 115,035 116,531
Tamansari 81,143 82,319 83,513 84,724 85,952 87,199 88,463 89,746
Cibeureum 71,264 71,884 72,510 73,140 73,777 74,419 75,066 75,719
Purbaratu 44,676 45,083 45,493 45,907 46,325 46,746 47,171 47,601
Tawang 72,572 73,152 73,738 74,327 74,922 75,521 76,126 76,735
Cihideung 85,722 86,614 87,514 88,425 89,344 90,273 91,212 92,161
Mangkubumi 104,782 106,029 107,290 108,567 109,859 111,166 112,489 113,828
Indihiang 59,407 60,167 60,937 61,717 62,507 63,307 64,117 64,938
Bungursari 56,539 57,229 57,927 58,634 59,349 60,073 60,806 61,548
Cipedes 91,231 92,262 93,305 94,359 95,425 96,504 97,594 98,697
TOTAL
773,496 782,236 791,075 800,014 809,055 818,197 827,443 836,793
PENDUDUK

Apabila di buat dalam suatu grafik data proyeksi penduduk dapat dilihat pada gambar
berikut ini;

Proyeksi Kebutuhan Air V_20


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Gambar 5.4 Proyeksi Penduduk Kota Tasikmalaya 2013-2031


Gambar 5.5 Gambar Proyeksi Penduduk Per Kecamatan Kota Tasikmalaya 2013-2031

5.4. Proyeksi Kebutuhan Air Minum


Kebutuhan air adalah jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk keperluan pokok
manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air.Kebutuhan air
bersih pada umumnya banyak diperlukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, untuk itu dalam sebuah perencanaan dan perhitungan sistem jaringan distribusi
hendaknya dapat dilakukan perkiraan yang mendekati besarnya kebutuhan air sehari-hari,

Proyeksi Kebutuhan Air V_21


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

bila dalam penentuan besar kebutuhan air bersih kurang tepat maka satu kesalahan fatal
telah dilakukan.

Pemakaian air oleh masyarakat tidak terbatas untuk keperluan domestik saja namun juga
untuk keperluan industri dan keperluan perkotaan.Besarnya pemakaian atau kebutuhan air
bersih masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat hidup, pendidikan,
tingkat ekonomi, kondisi sosial. Besarnya kebutuhan air yang digunakan dalam
perencanaan diperkirakan berdasarkan standar yang ada dan dengan mempertimbangkan
kondisi yang melingkupinya, baik itu keadaan kota, penduduk dan perkembangannya.

kebutuhan air bersih untuk berbagai macam kebutuhan masyarakat sehari-hari pada
umumnya dapat dibagi atas dua kelompok yaitu:
1. Kebutuhan domestik
2. Kebutuhan non domestik
Kebutuhan air minum domestik merupakan kebutuhan air minum yang digunakan untuk
keperluan rumah tangga melalui sambungan kran ke rumah-rumah dan umum, yang jumlah
kebutuhannya dapat dilihat dari catatan (data) dari kota atau daerah bersangkutan
berdasarkan karakteristik dan perkembanga konsumen pemakai air minum daerah
tersebut.

Dalam penggunaannya air minum oleh konsumen rumah tangga tidak hanya terbatas untuk
memasak, minum, namun juga untuk hampir setiap aktivitas yang memerlukan air,
terutama hal ini terjadi pada masyarakat perkotaan. Tingkat kebutuhan air untuk keperluan
domestik antara satu kota dengan kota yang lain akan sangat berbeda, semakin besar suatu
kota maka tingkat kebutuhan air juga akan semakin besar, demikian pula semakin modern
suatu masyarakat maka akan konsumsi airnya juga akan semakin besar.

Disamping memenuhi kebutuhan air untuk rumah tangga perusahaan air minum biasanya
juga melayani kebutuhan untuk non rumah tangga. Kebutuhan non rumah tangga atau non
domestik adalah kebutuhan yang selain untuk keperluan rumah tangga dan sambungan

kran umum, seperti penyediaan air untuk sarana sosial, tempat ibadah, sekolah, rumah
sakit, asrama dan juga untuk keperluan komersial, seperti industri, hotel, perdagangan,
pelabuhan, serta untuk pelayanan jasa umum. Untuk kota kecil dan sedang konsumsi air
untuk keperluan non domestik tidak seberapa besar namun pada kota-kota besar
kebutuhan air untuk keperluan ini dapat mencapai 30 % dari kebutuhan domestik.

Proyeksi Kebutuhan Air V_22


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Seperti telah diuraikan di atas, untuk perhitungan-perhitungan selanjutnya digunakan


perhitungan geometri dengan asumsi akan terjadi akselerasi pertumbuhan jumlah
penduduk pada kawasan-kawasan yang menjadi prioritas pengembangan, antara lain :
kawasan wisata, industri kecil, budidaya dan pusat-pusat kegiatan lainnya. Untuk daerah-
daerah yang lokasinya relatif jauh dari pusat-pusat pengembanga tersebut laju
pertumbuhan penduduknya berjalan relatif normal. Konsep ini perlu dikedepankan karena
untuk mengembangka suatu kawasan memerlukan biaya yang mahal dan membutuhkan
waktu yang tidak pendek.Untuk lebih jelas mengenai proyeksi kebutuhan air minum per
SPAM dan per Kecamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Proyeksi Kebutuhan Air V_23


Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kota Tasikmalaya
No. Uraian Satuan
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031
1
Populasi

Jumlah Penduduk di Kota
Jiwa 668,371 675,924 683,562 691,286 699,098 706,997 714,986 723,066 731,236 739,499 747,856 756,306 764,853 773,496 782,236 791,075 800,014 809,055
Tasikmalaya
Peningkatan Jumlah Penduduk
% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13% 1.13%
Daerah Pelayanan
Cakupan Pelayanan PDAM % 21.91% 21.66% 50.00% 50.00% 50.00% 50.00% 50.00% 75.00% 75.00% 75.00% 75.00% 75.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%

Jumlah penduduk terlayani
Jiwa 146,433 146,433 341,781 345,643 349,549 353,499 357,493 542,299 548,427 554,625 560,892 567,230 611,882 618,796 625,789 632,860 640,012 647,244
perpipaan PDAM
Jumlah penduduk belum terlayani
Jiwa 521,939 529,491 341,781 345,643 349,549 353,499 357,493 180,766 182,809 184,875 186,964 189,077 152,971 154,699 156,447 158,215 160,003 161,811
perpipaan PDAM
2
Konsumsi air

Jml Jiwa per Rumah Tangga Jiwa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Rata2 Pemakaian /SL m3/bulan/SR 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 21.00 21.00 21.00 21.00 21.00 21.00 24.00 24.00 24.00 24.00 24.00 24.00

Rata2 Pemakaian air l/o/hari 150.00 150.00 150.00 150.00 150.00 150.00 175.00 175.00 175.00 175.00 175.00 175.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00

3
PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR

Kebutuhan Air Domestik (Rumah
Tangga)
Jumlah jiwa/sambungan rumah jiwa/SR 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Jumlah Sambungan Total unit 36,608 36,608 85,445 86,411 87,387 88,375 89,373 135,575 137,107 138,656 140,223 141,807 152,971 154,699 156,447 158,215 160,003 161,811

Konsumsi air l/o/hari 150.0 150.0 150.0 150.0 150.0 150.0 175.0 175.0 175.0 175.0 175.0 175.0 200.0 200.0 200.0 200.0 200.0 200.0

Jumlah Kebutuhan Air Dengan
l/det 254.22 254.22 593.37 600.07 606.86 613.71 724.09 1,098.41 1,110.82 1,123.37 1,136.07 1,148.90 1,416.39 1,432.40 1,448.59 1,464.95 1,481.51 1,498.25
sambungan PDAM

Kebutuhan Air Sambungan Non
Domestik
Konsumsi air (20% dari total
l/det 50.84 50.84 118.67 120.01 121.37 122.74 144.82 219.68 222.16 224.67 227.21 229.78 283.28 286.48 289.72 292.99 296.30 299.65
Kebutuhan Domestik)

Jumlah Kebutuhan Total
l/det 305.07 305.07 712.04 720.09 728.23 736.46 868.91 1,318.09 1,332.98 1,348.05 1,363.28 1,378.68 1,699.67 1,718.88 1,738.30 1,757.95 1,777.81 1,797.90

Tingkat Kehilangan Air (Distribusi-
% 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 25.00 26.00 27.00 28.00
Kran Pelanggan)
l/det 61.0 61.0 142.4 144.0 145.6 147.3 173.8 263.6 266.6 269.6 286.3 303.3 390.9 412.5 434.6 457.1 480.0 503.4

Kebutuhan Rata-rata l/det 366.1 366.1 854.5 864.1 873.9 883.7 1,042.7 1,581.7 1,599.6 1,617.7 1,649.6 1,682.0 2,090.6 2,131.4 2,172.9 2,215.0 2,257.8 2,301.3

Kebutuhan Maksimum, f = 1,15 l/det 421.0 421.0 982.6 993.7 1,005.0 1,016.3 1,199.1 1,819.0 1,839.5 1,860.3 1,897.0 1,934.3 2,404.2 2,451.1 2,498.8 2,547.3 2,596.5 2,646.5

Kebutuhan Puncak, f = 1,75 l/det 640.6 640.6 1,495.3 1,512.2 1,529.3 1,546.6 1,824.7 2,768.0 2,799.3 2,830.9 2,886.7 2,943.5 3,658.5 3,730.0 3,802.5 3,876.3 3,951.2 4,027.3

Kebutuhan Minimum, f = 0,4 l/det 146.4 146.4 341.8 345.6 349.5 353.5 417.1 632.7 639.8 647.1 659.8 672.8 836.2 852.6 869.2 886.0 903.1 920.5

4
Produksi

Kapasitas Terpasang m3/Thn 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728 9,397,728

Kapasitas Terpasang l/det 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0 298.0

Kapasitas Produksi operasi m3/Thn 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496 7,442,496

Kapasitas Produksi operasi l/det 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00 236.00

Penambahan Kapasitas l/det 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kapasitas Belum dimanfaatkan l/det 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62

Kehilangan Air Unit Produksi
% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0% 5.0%

Jumlah Distribusi
m3/Thn 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371 7,070,371

l/det 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224


Kelebihan/(Kekurangan) Produksi
l/det (142) (142) (630) (640) (650) (660) (818) (1,358) (1,375) (1,393) (1,425) (1,458) (1,866) (1,907) (1,949) (1,991) (2,034) (2,077)
air Total
Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya














2.212
L/dtk
















Gambar 5.6 Grafik Perbandingan antara Jumlah Penduduk Belum terlayani SPAM dengan Penduduk yang sudah terlayani Perpipaan SPAM PDAM

Proyeksi Kebutuhan Air V_25


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Dari Tabel di atas, fluktuasi kebutuhan air untuk Sistem Penyediaan Air Minum Kota
Tasikmalaya ditunjukkan pada Tabel 5.5

Tabel 5.5 Fluktuasi Kebutuhan Air Minum Kota Tasikmalaya


Tahun 2014 – 2034

Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
No. Tahun Rata-rata Maksimum Puncak Minimum
(l/det) (l/det) (l/det) (l/det)
1 2014 366.1 421.0 640.6 146.4
2 2015 366.1 421.0 640.6 146.4
3 2016 854.5 982.6 1,495.3 341.8
4 2017 864.1 993.7 1,512.2 345.6
5 2018 873.9 1,005.0 1,529.3 349.5
6 2019 883.7 1,016.3 1,546.6 353.5
7 2020 1,042.7 1,199.1 1,824.7 417.1
8 2021 1,581.7 1,819.0 2,768.0 632.7
9 2022 1,599.6 1,839.5 2,799.3 639.8
10 2023 1,617.7 1,860.3 2,830.9 647.1
11 2024 1,649.6 1,897.0 2,886.7 659.8
12 2025 1,682.0 1,934.3 2,943.5 672.8
13 2026 2,090.6 2,404.2 3,658.5 836.2
14 2027 2,131.4 2,451.1 3,730.0 852.6
15 2028 2,172.9 2,498.8 3,802.5 869.2
16 2029 2,215.0 2,547.3 3,876.3 886.0
17 2030 2,257.8 2,596.5 3,951.2 903.1
18 2031 2,301.3 2,646.5 4,027.3 920.5
19 2032 2,345.5 2,697.3 4,104.6 938.2
20 2033 2,390.4 2,748.9 4,183.2 956.2
Sumber : Hasil Perhitungan

Jika dari sumber air yang ada, kapasitas distribusi adalah 224.2 l/det (Eksisting Pelayanan
PDAM Kabupaten Tasikmalaya ke Kota Tasikmalaya), maka perhitungan kebutuhan dan
ketersediaan air minum yang dihitung dari Kebutuhan rata-rata, maksimum dan puncak
ditunjukkan pada Tabel 5.6, Tabel 5.7 dan Tabel 5.8.

Tabel 5.6 Perhitungan Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih


(dari Q. Rata-rata)
Kota Tasikmalaya Tahun 2014 – 2034

Kebutuhan Rata-rata Ketersediaan Kekurangan
No. Tahun
(l/det) (l/det) (l/det)
1 2014
366.1 224.2 (141.9)
2 2015
366.1 224.2 (141.9)
3 2016
854.5 224.2 (630.3)
4 2017
864.1 224.2 (639.9)

Proyeksi Kebutuhan Air V_26


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Kebutuhan Rata-rata Ketersediaan Kekurangan


No. Tahun
(l/det) (l/det) (l/det)
5 2018
873.9 224.2 (649.7)
6 2019
883.7 224.2 (659.5)
7 2020
1,042.7 224.2 (818.5)
8 2021
1,581.7 224.2 (1,357.5)
9 2022
1,599.6 224.2 (1,375.4)
10 2023
1,617.7 224.2 (1,393.5)
11 2024
1,649.6 224.2 (1,425.4)
12 2025
1,682.0 224.2 (1,457.8)
13 2026
2,090.6 224.2 (1,866.4)
14 2027
2,131.4 224.2 (1,907.2)
15 2028
2,172.9 224.2 (1,948.7)
16 2029
2,215.0 224.2 (1,990.8)
17 2030
2,257.8 224.2 (2,033.6)
18 2031
2,301.3 224.2 (2,077.1)
19 2032
2,345.5 224.2 (2,121.3)
20 2033
2,390.4 224.2 (2,166.2)
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 5.7 Perhitungan Kebutuhan Dan Ketersediaan


Air Minum (dari Q. max)
Kota Tasikmalaya Tahun 2014 – 2034

Kebutuhan Maksimum Ketersediaan Kekurangan
No. Tahun
(l/det) (l/det) (l/det)
1 2014 421.0 224.2 (196.8)
2 2015 421.0 224.2 (196.8)
3 2016 982.6 224.2 (758.4)
4 2017 993.7 224.2 (769.5)
5 2018 1,005.0 224.2 (780.8)
6 2019 1,016.3 224.2 (792.1)
7 2020 1,199.1 224.2 (974.9)
8 2021 1,819.0 224.2 (1,594.8)
9 2022 1,839.5 224.2 (1,615.3)
10 2023 1,860.3 224.2 (1,636.1)
11 2024 1,897.0 224.2 (1,672.8)
12 2025 1,934.3 224.2 (1,710.1)
13 2026 2,404.2 224.2 (2,180.0)
14 2027 2,451.1 224.2 (2,226.9)
15 2028 2,498.8 224.2 (2,274.6)
16 2029 2,547.3 224.2 (2,323.1)
17 2030 2,596.5 224.2 (2,372.3)
18 2031 2,646.5 224.2 (2,422.3)
19 2032 2,697.3 224.2 (2,473.1)
20 2033 2,748.9 224.2 (2,524.7)
Sumber : Hasil Perhitungan

Proyeksi Kebutuhan Air V_27


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 5.8 Perhitungan Kebutuhan Dan Ketersediaan


Air Minum (dari Q. peack)
Kota Tasikmalaya Tahun 2014 – 2034

Kebutuhan Ketersediaan Kekurangan
No. Tahun
Puncak (l/det) (l/det) (l/det)
1 2014 640.6 224.2 (416.4)
2 2015 640.6 224.2 (416.4)
3 2016
1,495.3 224.2 (1,271.1)
4 2017
1,512.2 224.2 (1,288.0)
5 2018
1,529.3 224.2 (1,305.1)
6 2019
1,546.6 224.2 (1,322.4)
7 2020
1,824.7 224.2 (1,600.5)
8 2021
2,768.0 224.2 (2,543.8)
9 2022
2,799.3 224.2 (2,575.1)
10 2023
2,830.9 224.2 (2,606.7)
11 2024
2,886.7 224.2 (2,662.5)
12 2025
2,943.5 224.2 (2,719.3)
13 2026
3,658.5 224.2 (3,434.3)
14 2027
3,730.0 224.2 (3,505.8)
15 2028
3,802.5 224.2 (3,578.3)
16 2029
3,876.3 224.2 (3,652.1)
17 2030
3,951.2 224.2 (3,727.0)
18 2031
4,027.3 224.2 (3,803.1)
19 2032
4,104.6 224.2 (3,880.4)
20 2033
4,183.2 224.2 (3,959.0)
Sumber : Hasil Perhitungan

Selain menggunakan perhitungan kebutuhan air secara umum, konsulkan melakukan


perhitungan berdasarkan ANALISA HILIR. Analisa hilir dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar potensi demand yang ada di wilayah studi.

Berikut hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air berdasarkan hasil analisa hilir

Proyeksi Kebutuhan Air V_28


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 5.9 Proyeksi Penyerapan SR Kota Tasikmalaya Hasil Analisa Hilir


Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kota Tasikmalaya


Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
SPAM KOTA TASIKMALAYA TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4
Penambahan Kapasitas Sistem Ciwulan l/det 0 0 0 0 0 200 0 0 0 100 0 0
Penambahan Kapasitas Sistem Citanduy l/det 0 0 0 0 0 0 0 150 0 0 0 100
Kapasitas terpasang Existing l/det 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224
Kebutuhan Air Minum l/det 305 305 305 305 712 720 728 736 869 1.318 1.333 1.348
Kelebihan/Kekurangan Air curah l/det 81 81 81 81 488 496 504 512 645 1.094 1.109 1.124
Setelah Penambahan Kapasitas l/det 224 224 224 224 224 424 424 424 424 424 424 424
Jumlah Sambungan Rumah Ciwulan Unit 94.658 95.760 96.876 98.006
99.149 100.306 101.476 102.661 103.860 105.074 106.302 107.545
Jumlah Sambungan Rumah Citanduy Unit 68.721 69.465 70.216 70.976
71.745 72.522 73.307 74.101 74.904 75.716 76.537 77.367
Optimalisasi Kapasitas Produksi 1.843
Sistem Ciwulan
Kebutuhan Sambungan Rumah 1.103 1.116 1.129
1.143 1.157 1.171 1.185 1.199 1.214 1.228 1.243

Rencana Penyerapan Sambungan Rumah 0 0 0 0 0 18.432 0 0 0 9.216 0 0
Penyerapan Sambungan Rumah Aktual 740 -376 -1.505
-2.648 14.627 13.457 12.272 11.073 19.075 17.847 16.604
Optimalisasi Kapasitas Produksi 1.843
Sistem Citanduy
Kebutuhan Sambungan Rumah 743 752 760 768 777 785 794 803 812 821 830

Rencana Penyerapan Sambungan Rumah 0 0 0 0 0 0 0 13.824 9.216
Penyerapan Sambungan Rumah Aktual 1.100 348 -412 663 -114 -899 12.131 11.328 10.516 9.695 18.081
Tabel Berlanjut

Proyeksi Kebutuhan Air V_29


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Lanjutan Tabel 5.9


Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kota Tasikmalaya
Uraian Satuan
2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034
SPAM KOTA TASIKMALAYA
Penambahan Kapasitas Sistem Ciwulan l/det 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penambahan Kapasitas Sistem Citanduy l/det 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kapasitas terpasang Existing l/det 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224 224
Kebutuhan Air Minum l/det 1.363 1.379 1.700 1.719 1.738 1.758 1.778 1.798 1.818 1.839 1.860
Kelebihan/Kekurangan Air curah l/det 1.139 1.154 1.475 1.495 1.514 1.534 1.554 1.574 1.594 1.615 1.635
Setelah Penambahan Kapasitas l/det 424 424 424 424 424 424 424 424 424 424 424
Jumlah Sambungan Rumah Ciwulan Unit 108.803 110.076 111.365 112.669 113.989 115.324 116.676 118.045 119.430 120.831 122.250
Jumlah Sambungan Rumah Citanduy Unit 78.206 79.054 79.912 80.779 81.656 82.543 83.439 84.346 85.262 86.189 87.126
Optimalisasi Kapasitas Produksi
Sistem Ciwulan
Kebutuhan Sambungan Rumah 1.258 1.273 1.289 1.304 1.320 1.336 1.352 1.368 1.385 1.402 1.419

Rencana Penyerapan Sambungan Rumah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penyerapan Sambungan Rumah Aktual 15.346 14.073 12.784 11.480 10.160 8.824 7.472 6.104 4.719 3.318 1.899
Optimalisasi Kapasitas Produksi
Sistem Citanduy
Kebutuhan Sambungan Rumah 839 848 858 867 877 887 896 906 916 927 937

Rencana Penyerapan Sambungan Rumah
Penyerapan Sambungan Rumah Aktual 17.242 16.394 15.536 14.668 13.792 12.905 12.008 11.102 10.186 9.259 8.322

Proyeksi Kebutuhan Air V_30


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 5.10 Proyeksi Kebutuhan Air Kota Tasikmalaya Hasil Analisa Hilir

Eksisting Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kota Tasikmalaya
No. Uraian Satuan
2011 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 Populasi

Jumlah Penduduk di Kota Tasikmalaya Jiwa 646.216 668.371 675.924 683.562 691.286 699.098 706.997 714.986 723.066 731.236 739.499

Peningkatan Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan % 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13%

Cakupan Pelayanan PDAM % 22,66% 21,91% 21,66% 22,01% 22,34% 23,23% 24,11% 24,96% 27,44% 29,87% 32,24%

Jumlah penduduk terlayani perpipaan PDAM Jiwa 146.433 146.433 146.433 150.433 154.433 162.433 170.433 178.433 198.433 218.433 238.433

Jumlah penduduk belum terlayani perpipaan PDAM Jiwa 499.783 521.939 529.491 533.129 536.853 536.665 536.565 536.554 524.633 512.804 501.067

2 Konsumsi air

Jml Jiwa per Rumah Tangga Jiwa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Rata2 Pemakaian /SL m3/bulan/SR 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 21,00 21,00 21,00 21,00

Rata2 Pemakaian air l/o/hari 150,00 150,00 150,00 150,00 150,00 150,00 150,00 175,00 175,00 175,00 175,00

3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR

Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga)

Jumlah jiwa/sambungan rumah jiwa/SR 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Jumlah Sambungan Total unit 36.608 36.608 36.608 37.608 38.608 40.608 42.608 44.608 49.608 54.608 59.608

Konsumsi air l/o/hari 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 175,0 175,0 175,0 175,0

Jumlah Kebutuhan Air Dengan sambungan PDAM l/det 254,22 254,22 254,22 261,17 268,11 282,00 295,89 361,41 401,92 442,43 482,94

Kebutuhan Air Sambungan Non Domestik

Konsumsi air (20% dari total Kebutuhan Domestik) l/det 50,84 50,84 50,84 52,23 53,62 56,40 59,18 72,28 80,38 88,49 96,59


Jumlah Kebutuhan Total
l/det 305,07 305,07 305,07 313,40 321,73 338,40 355,07 433,69 482,30 530,91 579,52

Tingkat Kehilangan Air (Distribusi-Kran Pelanggan) % 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00

l/det 61,0 61,0 61,0 62,7 64,3 67,7 71,0 86,7 96,5 106,2 115,9

Kebutuhan Rata-rata l/det 366,1 366,1 366,1 376,1 386,1 406,1 426,1 520,4 578,8 637,1 695,4

Kebutuhan Maksimum, f = 1,15 l/det 421,0 421,0 421,0 432,5 444,0 467,0 490,0 598,5 665,6 732,7 799,7

Kebutuhan Puncak, f = 1,75 l/det 640,6 640,6 640,6 658,1 675,6 710,6 745,6 910,7 1.012,8 1.114,9 1.217,0

Kebutuhan Minimum, f = 0,4 l/det 146,4 146,4 146,4 150,4 154,4 162,4 170,4 208,2 231,5 254,8 278,2

4 Produksi

Kapasitas Terpasang m3/Thn 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728

Kapasitas Terpasang l/det 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0

Kapasitas Produksi operasi m3/Thn 7.442.496 7.442.496 7.442.496 7.442.496 23.210.496 23.210.496 23.210.496 23.210.496 23.210.496 23.210.496 23.210.496

Kapasitas Produksi operasi l/det 236,00 236,00 236,00 236,00 736,00 736,00 736,00 736,00 736,00 736,00 736,00

Penambahan Kapasitas l/det 0 0 500 0 0 0 0 0 0

Kapasitas Belum dimanfaatkan l/det 62 62 62 62 -438 -438 -438 -438 -438 -438 -438

Kehilangan Air Unit Produksi % 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%

Jumlah Distribusi m3/Thn 7.070.371 7.070.371 7.070.371 7.070.371 22.049.971 22.049.971 22.049.971 22.049.971 22.049.971 22.049.971 22.049.971

l/det 224 224 224 224 699 699 699 699 699 699 699


Kelebihan/(Kekurangan) Produksi air Total
l/det (142) (142) (142) 348 313 293 273 179 120 62 4

Tabel Berlanjut

Proyeksi Kebutuhan Air V_31


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Lanjutan Tabel 5.10


Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kota Tasikmalaya
No. Uraian Satuan
2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034
1 Populasi

Jumlah Penduduk di Kota Tasikmalaya Jiwa 747.856 756.306 764.853 773.496 782.236 791.075 800.014 809.055 818.197 827.443 836.793

Peningkatan Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan % 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13% 1,13%

Cakupan Pelayanan PDAM % 34,56% 36,81% 39,02% 41,17% 43,26% 45,31% 47,30% 49,25% 51,14% 52,99% 54,78%

Jumlah penduduk terlayani perpipaan PDAM Jiwa 258.433 278.433 298.433 318.433 338.433 358.433 378.433 398.433 418.433 438.433 458.433

Jumlah penduduk belum terlayani perpipaan PDAM Jiwa 489.423 477.874 466.420 455.063 443.804 432.643 421.582 410.622 399.764 389.010 378.360

2 Konsumsi air

Jml Jiwa per Rumah Tangga Jiwa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Rata2 Pemakaian /SL m3/bulan/SR 21,00 21,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00

Rata2 Pemakaian air l/o/hari 175,00 175,00 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00

3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR

Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga)

Jumlah jiwa/sambungan rumah jiwa/SR 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Jumlah Sambungan Total unit 64.608 69.608 74.608 79.608 84.608 89.608 94.608 99.608 104.608 109.608 114.608

Konsumsi air l/o/hari 175,0 175,0 200,0 200,0 200,0 200,0 200,0 200,0 200,0 200,0 200,0

Jumlah Kebutuhan Air Dengan sambungan PDAM l/det 523,45 563,95 690,82 737,11 783,41 829,70 876,00 922,30 968,59 1.014,89 1.061,19

Kebutuhan Air Sambungan Non Domestik


Konsumsi air (20% dari total Kebutuhan Domestik) l/det 104,69 112,79 138,16 147,42 156,68 165,94 175,20 184,46 193,72 202,98 212,24

Jumlah Kebutuhan Total
l/det 628,13

676,75

828,98

884,53

940,09

995,65

1.051,20

1.106,76

1.162,31

1.217,87

1.273,42

Tingkat Kehilangan Air (Distribusi-Kran Pelanggan) % 21,00 22,00 23,00 24,00 25,00 26,00 27,00 28,00 29,00 30,00 31,00

l/det 131,9 148,9 190,7 212,3 235,0 258,9 283,8 309,9 337,1 365,4 394,8

Kebutuhan Rata-rata l/det 760,0 825,6 1.019,6 1.096,8 1.175,1 1.254,5 1.335,0 1.416,6 1.499,4 1.583,2 1.668,2

Kebutuhan Maksimum, f = 1,15 l/det 874,0 949,5 1.172,6 1.261,3 1.351,4 1.442,7 1.535,3 1.629,1 1.724,3 1.820,7 1.918,4

Kebutuhan Puncak, f = 1,75 l/det 1.330,1 1.444,9 1.784,4 1.919,4 2.056,4 2.195,4 2.336,3 2.479,1 2.623,9 2.770,7 2.919,3

Kebutuhan Minimum, f = 0,4 l/det 304,0 330,3 407,9 438,7 470,0 501,8 534,0 566,7 599,8 633,3 667,3

4 Produksi

Kapasitas Terpasang m3/Thn 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728 9.397.728

Kapasitas Terpasang l/det 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0 298,0

Kapasitas Produksi operasi m3/Thn 23.210.496 23.210.496 38.978.496 38.978.496 38.978.496 38.978.496 38.978.496 54.746.496 54.746.496 54.746.496 54.746.496

Kapasitas Produksi operasi l/det 736,00 736,00 1.236,00 1.236,00 1.236,00 1.236,00 1.236,00 1.736,00 1.736,00 1.736,00 1.736,00

Penambahan Kapasitas l/det 0 500 0 0 0 0 500 0 0 0 0

Kapasitas Belum dimanfaatkan l/det -438 -438 -938 -938 -938 -938 -938 -1.438 -1.438 -1.438 -1.438

Kehilangan Air Unit Produksi % 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%

Jumlah Distribusi m3/Thn 22.049.971 22.049.971 37.029.571 37.029.571 37.029.571 37.029.571 37.029.571 52.009.171 52.009.171 52.009.171 52.009.171

l/det 699 699 1.174 1.174 1.174 1.174 1.174 1.649 1.649 1.649 1.649

Kelebihan/(Kekurangan) Produksi air Total
l/det (61) 374

155

77

(1)

(80) 339

233

150

66

(19)

Proyeksi Kebutuhan Air V_32


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Berikut grafik kebutuhan air berdasarkan hasil analisa hiir

Gambar 5.6 Hubungan antara Kapasitas Produksi setelah pebangunan SPAM, Kebutuhan Rata
rata berdasarkan penyerapan dan kapasitas terpasang

Proyeksi Kebutuhan Air V_33


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Perhitungan selengkapnya proyeksi kebutuhan air berdasarkan wilayah pelayanan sumber air dapat
dilihat pada LAMPIRAN 1.

Sebagai langkah pemecahan dari permasalahan di atas, penambahan kuantitas air jelas merupakan
prioritas yang harus didahulukan. Sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk untuk penambahan
kuantitas dalam Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya akan dibahas dalam Bab berikutnya
(Bab 6).

Proyeksi Kebutuhan Air V_34


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

BAB VI
Potensi Air Baku





Dengan pertumbuhan jumlah penduduk Kota Tasikmalaya yang cukup pesat di masa
mendatang, sumber daya air telah menjadi salah satu kekayaan yang sangat penting. Air
merupakan hal pokok bagi konsumsi dan sanitasi masyarakat, untuk produksi berbagai
barang serta untuk produksi lainnya. Air merupakan sarana pengangkutan yang penting dan
menjadi faktor penting dalam sistem penyediaan air minum. Perencanaan yang didasarkan
keahlian serta pengelolaan yang seksama merupakan hal yang penting untuk mencapai
tingkat efisiensi pemanfaatan air yang akan dibutuhkan di masa mendatang. Walaupun
demikian, usaha-usaha ini haruslah mempunyai lingkup yang lebih luas daripada yang dapat
dikonsolidasikan oleh konsep teknik yang umum. Investasi dalam pengembangan sumber
daya air, dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi, sosial dan politis serta
kenyataan-kenyataan teknik dasar.

Air yang mengalir pada suatu sungai tidak selalu siap untuk digunakan oleh setiap orang
atau kelompok yang menginginkannya. Hak untuk memanfaatkan air mempunyai nilai yang
sangat besar, terutama di daerah-daerah dimana air merupakan barang yang langka. Untuk
meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat, dalam pekerjaan Review
Masterplan Air Besih Kota Tasikalaya untuk memenuhi kebutuhan itu, perlu dicari sumber
air baku yang mampu mencukupi kebutuhan tersebut. Ketersediaan sumber air suatu
daerah bergantung pada kondisi alamiah daerah tersebut, meliputi iklim, topografi,
morfologi dan geologi. Hasil identifikasi sumber air untuk pelayanan sistem penyediaan air
minum di Kota Tasikmalaya didasarkan pada hasil identifikasi, sesuai dengan uraian beikut
ini

6.1 Potensi Air Permukaan


Air permukaan dapat diartikan sebagai aliran air yang mengaliri permukaan Kota
Tasikmalaya maupun dalam bentuk genangan yang cukup luas. Bentuk air permukaan di
Kota Tasikmalaya meliputi sungai dan air dalam cekungan (danau/situ).

Potensi Air Baku VI_1


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

a. Air hujan
Jumlah air permukaan jenis air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk sumber daya air
setempat cukup besar. Di Kecamatan Tamansari potensi air tersebut mencapai 49–416
juta m3/hari, sementara di Kecamatan Mangkubumi mencapai 59–501 juta m3/hari.
(Identifikasi Potensi Sumber Daya Air Bawah Tanah Kota Tasikmalaya, 2004)

b. Air sungai dan air waduk :


Sungai-sungai yang mengaliri Kota Tasikmalaya di antaranya adalah Sungai Citanduy,
Sungai Ciloseh, Sungai Ciwulan, serta Sungai Cibanjaran. Sedangkan anak-anak
sungainya yaitu beberapa anak sungai dari Sungai Cibanjaran yang meliputi Sungai
Cihideung/Dalem Suba, Sungai Cipedes, Sungai Ciromban, Sungai Cidukuh, Cungai
Cicacaban, Sungai Cibadodon, Sungai Cikalang, Sungai Tonggong Londok, Sungai
Cibeureum dan Sungai Cimulu. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dan
bermuara di Sungai Citanduy, kecuali Sungai Ciwulan. Dikaitkan dengan sistem Wilayah
Aliran Sungai (WAS), Kota Tasikmalaya termasuk ke dalam 2 (dua) Wilayah Aliran Sungai
(WAS) yaitu WAS Citanduy dan WAS Ciwulan. WAS Citanduy memiliki limpasan air
sungai rata-rata bulanan sebesar 17 m3/detik atau rata-rata harian sekitar 5,5 m3/detik,
sedangkan WAS Ciwulan memiliki limpasan air sungai rata-rata harian sebesar 13,7
m3/detik. Jumlah kedua limpasan adalah 1.658.880 m3/hari.

Tabel 6.1. Daftar DAS/Sub DAS di Kota Tasikmalaya


No. Nama DAS Sub DAS Luas (km2)
1. Ciwulan Cikunir, Cilamajang 1.165 km2
2. Citanduy Cipedes, Ciloseh, Cikalang,
Cibadodon, Cimulu, Cikunten II,
Leuwimunding, Cihideung, Ciromban
Sumber : Buku putih sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2012

Tujuh buah waduk/situ di Kota Tasikmalaya mempunyai potensi menyediakan total air
sebesar 1.646.750 m3. Situ-situ tersebut adalah Situ Gede di Kecamatan Mangkubumi
(6.000 m3/detik), Situ Cicangri dan Rusdi di Kecamatan Tamansari (6.000 m3/detik), Situ
Cibeureum, Situ Cipajaran, Situ Malingping dan Situ Bojong di Kecamatan Cibeureum
(24.000 m3/detik).

Potensi Air Baku VI_2


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 6.2. Danau, Rawa, Situ, Telaga, dan Waduk Kota Tasikmalaya
Lokasi
No. Nama Perairan Luas (Ha)
Kelurahan Kecamatan
1 Situ Gede 48 Mangkubumi Mangkubumi
2 Situ Cicangri 2,5 Tamanjaya Tamansari
3 Situ Rusdi 1,5 Tamanjaya Tamansari
4 Situ Cibeureum 7 Tamanjaya Tamansari
5 Situ Cipajaran 5 Tamanjaya Tamansari
6 Situ Malingping 2 Tamanjaya Tamansari
7 Situ Bojong 2 Tamanjaya Tamansari
Sumber : Buku putih sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2012

Hasil studi mengenai sumber air, diuraikan dalam penyusunan Masterplan Air Bersih
Kota Tasikmalaya saat ini dengan tujuan untuk memperlihatkan kuantitas sumber air
dari tahun ke tahun, sehingga kita mempunyai range data debit yang dapat di
pertanggungjawabkan.

Untuk perhitungan kebutuhan air dan ketersediaan air, sumber-sumber air yang akan di
nilai untuk direkomendasikan adalah sumber-sumber air hasil survey konsultan terakhir
sebagai berikut :

1. Situ Gede

Situ Gede terletak di Desa Mangkubumi dan Lingga Jaya Kecamatan Mangkubumi,
yang merupakan kawasan wisata di kota Tasikmalaya. Secara topografi Situ Gede
merupakan cekungan alam dengan catcment area yang tidak terlalu besar ,
perbukitan disekelilingi situ cukup landai, hanya dibeberapa tempat yang
memperlihatkan berbukit dan sebagian merupaan permukiman

Rata-rata kedalaman situ adalah 6,0 meter dengan elevasi terdalam adalah 382 m.dpl
dan sisi situ berkisar antara 388 m.dpl pada bagian datar dan 389 m.dpl pada bagian
perbukitan. Sebagai inlet dari situ ini adalah sungai atau mata air selain suplesi dari
saluran sekunder Cibanjaran.

Potensi Air Baku VI_3


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Gambar 6.1 Situ Gede
Situ Gede merupakan danau alam yang mempunyai volume kurang lebih sebesar
1,50 juta m3 pada saat kondisi penuh1. Berdasarkan peta situasi Situ Gede, voleme
tampunagan air didalam Situ Gede dan luas genangan untuk setiap evelasi muka air
di tunjukan tabel 6.3.

Tabel 6.3. Voleme Tampunagan Air Di Situ Gede Dan Luas Genangan Untuk Setiap Evelasi
Muka Air
Volume
No Elevasi(m2) Luas (m2) Volume(m3)
komulatif (m3)
1 382 0 0 0
2 383 37949,84 18974,92 18974,92
3 384 227427,38 132688,61 151663,53
4 385 410761,59 319094,49 470758,02
5 386 444903,88 427832,74 898590,76
6 387 464657,96 454780,92 1353371,68
7 387 264657,96 92931,59 1446303,27
Sumber:Ranting PU. Pengairan Situ Gede, Tahun 2005

Muka air normal adalah pada elevasi +/- 387.00 dengan volume sebesar 1.353.381,68
m3. Saat ini volume tersebut hanya dimanfaatkan untuk irigsi dengan outlet di
beberapa tempat antara lain, BSG 1, BSG 1, BSG 1, BSG 1 DAN BSG 1, dengan total
luas areal situ 227 Ha. Debit air yang di gunakan saat ini untuk pengairan
diperkirakan sebesar 283,75 l/det daru 337,50 l/det debit Situ Gede.

Pemanfaatan air situ Gede sementara ini adalah irigasi (pertanian) dengan luas areal
dan panjang saluran di tunjukan pada Tabel 6.4.


Potensi Air Baku VI_4


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 6.4. Daftar Inventarisasi Bangunan Pada Outlet Situ Gede


Panjang Luas
Nama Outlet Bangunan Tipe bangunan Saluran Areal
Saluran
No Pembuangan
(m) (Ha)
1 BSG-1 Daerah irigasi Nagrok Pintu sorong dan pelimpah 2428 195 ke sungai cimuluh
2 BSG-1 Daerah irigasi Desa Pintu sorong 472,85 6 ke Areal BSG -1
3 BSG-3, IRIGASI Desa Pintu sorong dan pelimpah 302,97 10 ke sungai Cikalang
4 BSG-4,IRIGASI Desa Pintu sorong 277,65 4 Ke sungai cikalang
5 BSG-5,Irigasi Desa Pintu sorong 1,135 12 ke sungai cikurubuk
jumlah 227
Sumber:Ranting PU. Pengairan Situ Gede, Tahun 2005

Karena proritas peruntukan air Situ Gede terutama untuk kebutuhan


irigasi/pertanian, pengambilan untuk air baku sebesar +/- 250 l/det dari aliran Situ
Gede rata-rata atau setara dengan 74.07 % tentunya akan menganggu aliran untuk
kebutuhan pertanian.

2. Outlet Kawah Gunung Galunggung

Kawah Gunung Galunggung terletak di kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya


yang berjarak 17 km di sebelah Utara Kota Tasikmalaya. Ketersediaan air di Kawah
Gunung Galunggung2 mencapai 4.241.674 m3 pada elevasi inlet dasar + 1089,19
m.dpl dengan besarnya rembesan yang hilang dari kawah Gunung Galunggung rata-
rata 355.458 m3/bulan. Debit kawah Gunung Galunggung pada saat survey
dilaksanakan adalah 298.8 l/det. Air dari kawah ini belum di manfaatkan dan masih
terbuang ke sungai Cikunir. Elevasi Gunung Galunggung adalah 1.100 m.dpl dengan
jenis batuan erupsi gunung api.

Dari hasil pengukuran pada saat survey dilaksanakan debit minimum out let kawah
Gunung Galunggung adalah 119,8134 l/det. Dari hasil studi perencanaan detail
jaringan distribusi air baku kawah Gunung Galunggung, air dari kawah sekunder
Cikunten, saluran sekunder Cibanjaran menuju situ Gede. Untuk penambahan debit
system penyediaan air bersih Kota Tasikmalaya dari outlet Kawah Gunung
Galunggung sebesar 100 l/det, harus dilaksanakan koordinasi langsung dengan Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat, sehingga tidak terjadi redundancy
perencanaan.

Potensi Air Baku VI_5


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

3. Sungai Citanduy

Debit air Sungai Citanduy (pengukuran dilakukan dengan metode pelampung) di


kampung Pamokolan, Desa Pamokolan kecamatan Cihaurbeuti Kabapetan Ciamis
adalah 3.368,8 l/det. Lokasi pengamatan terletak 17,5 km di sebelah Barat
kecamatan Cikoneng dan 23,5 km dari kota Ciamis dengan elevasi 440 m.dpl. bila
pengambilan air baku darisungai Citanduy sebesar 500 l/det atau setara dengan
14.84 % dari aliran air sungai tidak akan menganggu aliran sungai secara keseluruhan.


Gambar 6.2 Sungai Citanduy
DAS Citanduy merupakan salah satu DAS penting di antara 40 DAS lain yang ada di
Jawa Barat, atau salah satu dari 18 DAS diantaranya yang mengalir ke selatan Jawa
Barat. DAS citanduy terdiri dari 6 (enam) sub-DAS yang luasnya mencapai 455.680
hektar. Sub-sub DAS tersebut adalah :
- Sub-DAS Citanduy Hulu 74.800 hektar
- Sub-DAS Cimuntur 60.500 hektar
- Sub-DAS Cijolang 48.030 hektar
- Sub-DAS Ciseel 96.500 hektar
- Sub-DAS Cikawung 72.250 hektar
- Sub-DAS Segaraanakan 103.600 hektar
Secara administratif DAS Citanduy meliputi daerah-daerah Kabupaten Ciamis (12
kecamatan), Tasikmalaya (14 kecamatan tersimpan Kota Tasikmalaya yang berada
pada sub-DAS Citaduy Hulu), Majalengka (1 kecamatan), Kuningan (4 kecamatan) dan
Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah.

Citanduy adalah sungai terbesar yang mengalir melalui Kota Tasikmalaya. Sungai-
sungai utama yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya yang mengalir (masuk) ke

Potensi Air Baku VI_6


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Citaduy adalah Ciloseh, Cimulu, Ciromban, Cipedes, Cihideung, Cilembang, Citapen,


Cibadodon dan Cikalang.

4. Sungai Ciwulan

Sebagian besar Sungai Ciwulan sebenarnya berada di wilayah Kab Tasikmalaya,


sungai Ciwulan sendiri menjadi batas wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya di sisi
tenggara wilayah Kota Tasikmalaya. Terdapat beberapa anak sungai Ciwulan yang
penting yang tangkapan hujannya di wilayah Kecamatan Kawalu dan Mangkubumi
dan sebagian kecil di Kecamatan Tamansari. Sungai utama yang masuk ke Ciwulan
misalnya Cikunir, Cipari, Cipawitra, Cilamajang dan Cibangbai.


Gambar 6.3 Sungai Ciwulan

Potensi Air Baku VI_7


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya















Gambar 6.4 Peta sumber air permukaan kota tasikmalaya

Potensi Air Baku VI_8


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

6.2 Potensi Air Tanah


Selain potensi air permukaan, Kota Tasikmalaya pun memiliki potensi kandungan air tanah
yang relatif dangkal. Dikatakan demikian karena air tanah dapat diperoleh dari sumur
dengan kedalaman antara < 3,00 – 10,00 meter. Kedalaman sumur gali untuk bisa keluar air
cukup dangkal, antara 1,50 – 7,00 meter.

Kedua potensi hidrologi di atas merupakan sumber air bagi pemenuhan kebutuhan sehari-
hari. Salah satu sumber air tanah dalam bentuk mata air yang terdapat di Kecamatan
Indihiang – mata air Cibunigeulis – memiliki kapasitas produksi / debit sebesar 15,00 liter
per detik sampai 60,00 liter per detik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 6.5. Kawasan Sekitar Mata Air Di Kota Tasikmalaya
Debit (l/det) Lokasi
No. Nama Mata Air Keterangan
Maks Min Desa Kecamatan
1 Cibunigeulis 60 15 Cibunigeulis Indihiang Dimanfaatkan PDAM
2 Cibangbay 81 50 Setiawargi Tamansari Belum dimanfaatkan
3 Cianjur II 65 18 Linggajaya Mangkubumi Lahan milik perorangan
Sumber: Buku putih sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2012


Gambar 6.5 Mata Air

Potensi Air Baku VI_9


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya
















Gambar 6.6 Peta Sumber Air tanah Kota Tasikmalaya

Potensi Air Baku VI_10


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

6.3 Neraca Air


Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat
pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan
(surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan
defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta dapat pula untuk
mendayagunakan air sebaik-baiknya. Berikut adalah neraca air permukaan (sungai) di jawa
barat.

Tabel 6.6. Neraca Air Jawa Barat Tahun 2012 (Milyar m³)

Potensi Pemanfaatan Air Irigasi


No Wilayah Sungai (Milyar Tadah
M3) Pusat Provinsi Kabupaten Irdes Jumlah
Hujan
1 Ciliwung - Cisadane 8,0 0,301 0,065 0,071 0,282 0,084 0,803
2 Citarum 7,6 1,836 0,395 0,436 1,725 0,514 4,908
3 Cimanuk - Cisanggarung 5,9 1,700 0,365 0,403 1,595 0,475 4,538
4 Citanduy 2,6 0,634 0,136 0,150 0,595 0,177 1,693
5 Ciwulan - Cilaki 5,2 0,071 0,015 0,017 0,066 0,020 0,189
6 Cisadea - Cibareno 5,8 0,520 0,112 0,123 0,488 0,145 1,388
Jumlah 35,1 Jumlah Pemanfaatan untuk Irigasi = 13,52
Tabel berlanjut

Tabel lanjutan

Potensi Pemanfaatan Non Irigasi


Total (Milyar
No Wilayah Sungai (Milyar Rumah Deposito
Industri Lain-Lain Jumlah M3)
M3) Tangga
1 Ciliwung - Cisadane 8,0 0,008 0,024 0,019 0,052 0,855 7,145
2 Citarum 7,6 0,050 0,149 0,117 0,317 5,225 2,375
3 Cimanuk - Cisanggarung 5,9 0,046 0,138 0,293 0,293 4,831 1,069
4 Citanduy 2,6 0,017 0,052 0,109 0,109 1,802 0,798
5 Ciwulan - Cilaki 5,2 0,002 0,006 0,012 0,102 0,201 4,999
6 Cisadea - Cibareno 5,8 0,014 0,042 0,090 0,090 1,478 4,322
Jumlah 35,1 Jumlah Pemanfaatan Non Irigasi = 0,872 14,392 20,708
Sumber : dinas sumber daya air provinsi jawa barat, 2013

6.4 Alternatif sumber air baku


Sumber air baku memegang peranan yang sangat penting dalam industri air minum. Air
baku atau raw water merupakan awal dari suatu proses dalam penyediaan dan pengolahan
air bersih. Sekarang apa yang disebut dengan air baku. Berdasar SNI 6773:2008 tentang
Spesifikasi unit paket Instalasi pengolahan air dan SNI 6774:2008 tentang Tata cara

Potensi Air Baku VI_11


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

perencanaan unit paket instalasi pengolahan air pada bagian Istilah dan Definisi yang
disebut dengan Air Baku adalah :
“Air yang berasal dari sumber air pemukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang
memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum”

Sumber air baku bisa berasal dari sungai, danau, sumur air dalam, mata air dan bisa juga
dibuat dengan cara membendung air buangan atau air laut. Evaluasi dan pemilihan sumber
air yang layak harus berdasar dari ketentuan berikut :

a. Jumlah air yang diperlukan


b. Kualitas air baku
c. Kondisi iklim
d. Tingkat kesulitan pada pembangunan intake
e. Tingkat keselamatan operator
f. Ketersediaan biaya minimum operasional dan pemeliharaan untuk IPA
g. Kemungkinan terkontaminasinya sumber air pada masa yang akan datang
h. Kemungkinan untuk memperbesar intake pada masa yang akan datang.

Kebutuhan air diprioritaskan untuk kebutuhan domestik. Kebutuhan domestik tersebut


mencakup kebutuhan rumah tangga dan air minum. ketersediaan air baku seiring
berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah penduduk semakin lama semakin berkurang.

Di kota tasikmalaya terdapat beberapa potensi yang dapat dipergunakan menjadi air baku,
berikut adalah alternatif sumber air yang bisa dipergunakan sebagai air baku:

Tabel 6.7. Alternatif Sumber Air Baku Di Kota Tasikmalaya Untuk Sistem Penyediaan Air
Minum

Posisi Sumber Air


Sumber Air Baku Kondisi Penggunaan Sumber
No. Kecamatan dari wilayah
Air Minum Sumber Air Air Eksisting
pelayanan
Wilayah Kota
1. Mangkubumi Situ gede Baik Irigasi pertanian
Tasikmalaya
Sariwangi (kab. 20 Km ke kota Dimanfaatkan PDAM
2. Mata air cipondok Baik
Tasikmalaya) Tasikmalaya Kab. Tasikmalaya

Cisayong (kab. Outlet kawah 17 Km ke kota
3. Baik Irigasi pertanian
Tasikmalaya) gunung galunggung Tasikmalaya
Kecamatan Wilayah Kota Irigasi pertanian
4. cipedes (Kota Sungai Citanduy Tasikmalaya Baik
Tasikmalaya)
Kecamatan Wilayah Kota Irigasi pertanian
5. kawalu (kota Sungai Ciwulan Tasikmalaya Baik
Tasikmalaya)

Potensi Air Baku VI_12


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Posisi Sumber Air


Sumber Air Baku Kondisi Penggunaan Sumber
No. Kecamatan dari wilayah
Air Minum Sumber Air Air Eksisting
pelayanan
Kecamatan Wilayah Kota
Mata air Dimanfaatkan PDAM
6. Bungursari (kota Tasikmalaya Baik
cibunigeulis Kab. Tasikmalaya
Tasikmalaya)
Kecamatan Wilayah Kota
7. Tamansari (kota Mata air cibangbay Tasikmalaya Kurang Baik Belum dimanfaatkan
Tasikmalaya)
Sumber : Hasil analisa


Pemilihan sumber air baku untuk pekerjaan Review Masterplan Air Minum di Kota
Tasikmalaya, akan menggunakan sistem nilai dan pembobotan dengan kriteria dan
indikator yang diuraikan dalam Tabel 6.8. dan untuk skema penenentuan air baku dapat
dilihat pada Gambar 6.7.

Analisis Aspek Fisik

Pemilihan
Inventarisasi
Analisis Aspek Legalitas Sumber Air
Sumber
Baku

Analisis Aspek Lingkungan



Gambar 6.7 Skema Pemilihan Sumber Air Baku

Sasaran dari prosedur pemilihan sumber dalam penyusunan Masterplan Air Minum adalah
memberikan identifikasi sumber-sumber yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai horizon waktu perencanaan dengan penekanan pada :

a. Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengambilan sumber, apabila terdapat pemakai


sumber lainnya yang terendah
b. Investasi untuk biaya eksploitasi serta biaya pengoperasian dan pemeliharaaan
dibuat yang terendah
c. Dampak lingkungan yang mungkin timbul diusahakan sekecil mungkin

Tabel 6.8. Prosedur dan Pembobotan Dalam Pemilihan Sumber Air Baku
No. Kriteria Indikator Nilai
o Milik pemerintah 10
1. Status Kepemilikan Sumber Air
o Sebagian besar milik masyarakat 5
Status Kepemilikan Lahan o Milik pemerintah 10
2.
sekitar Sumber Air o Sebagian besar milik masyarakat 5

Potensi Air Baku VI_13


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

No. Kriteria Indikator Nilai


o Memenuhi kriteria baku mutu tanpa pengolahan 10
o Sebagian memenuhi kriteria baku mutu sehingga
Kualitas dari air baku 6
3. diperlukan pengolahan terbatas

o Tidak memenuhi baku mutu, sehingga diperlukan
3
pengolahan lengkap
o Memenuhi pencapaian target sampai tahun 2031 10
o Memenuhi pencapaian target MDG’s tahun 2015 8
o Mencukupi target pencapaian Rencana program
6
Volume dari air yang tersedia jangka menengah (RPJM) tahun 2014
4. (kuantitas) o Mencukupi kebutuhan penduduk kecamatan 4
o Mencukupi kebutuhan penduduk desa untuk
3
kebutuhan air sehari-hari (MCK +)
o Mencukupi kebutuhan penduduk desa untuk MCK 2
o Tidak mencukupi target apapun 1
o Tidak pernah kering, tersedia sepanjang musim 10
5. Kontinuitas air baku
o Sumber kering selama musim kemarau 1
o Perizinan pemakaian sumber air mudah 10
6. Aspek perizinan o Agak Susah 6
o Susah 3
o Sumber air baku tidak dipakai oleh kegiatan di luar
Evaluasi sumber dengan tingkat
penyediaan air minum, diperuntukan untuk 10
tinjauan terhadap sektor-
kebutuhan air minum sesuai tata ruang
sektor lain yang
7. o Sumber air baku direncanakan dipergunakan
menggunakan/memakai
bersama-sama dengan pemakai lain dengan 6
sumber (tingkat persaingan
rekomendasi
pemakai)
o Sumber air baku dipergunakan oleh pemakai lain 3
o Membutuhkan biaya investasi kecil, kondisi
keuangan pemerintah daerah terbatas, pemerintah 10
daerah siap dengan dana cadangan
o Membutuhkan biaya investasi besar, kondisi
Evaluasi finansial
8. keuangan pemerintah daerah terbatas, pemerintah 6

daerah siap dengan dana cadangan
o Membutuhkan biaya investasi sangat besar,
kondisi keuangan pemerintah daerah terbatas, 3
pemerintah daerah siap dengan dana cadangan
o Konservasi terjaga, ada usaha untuk melindungi
10
lingkungan sekitar sumber air
o Konservasi terjaga, tidak terdapat usaha untuk
8
Evaluasi lingkungan melindungi lingkungan sekitar sumber air
9.
o Konservasi tidak terjaga , ada usaha untuk
4
melindungi lingkungan sumber air
o Konservasi tidak terjaga dan tidak ada usaha-usaha
1
untuk melindungi lingkungan sumber air
o Layak teknis, teknologi mudah dan memungkinkan 10
10. Evaluasi teknis o Layak teknis, teknologi mudah , tidak
6
memungkinkan

Potensi Air Baku VI_14


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

No. Kriteria Indikator Nilai


o Tidak layak teknis 3
o Lebih tinggi dari daerah pelayanan sehingga sistem
10
dapat diusulkan dengan gravitasi
o Sama dengan daerah pelayanan, sehingga untuk
Elevasi muka air terhadap
11. mencapai tekanan yang sesuai kriteria dibutuhkan 6
daerah pelayanan
proses pemompaan
o Lebih rendah dari daerah pelayanan sehingga
3
diperlukan pemompaan
o Kurang dari 10 km dari permukiman 10
o Antara 10 - 20 km dari permukiman 6
o Lebih dari 20 km dari permukiman tetapi masih
Jarak dari permukiman (daerah dapat melayani daerah layanan dengan biaya 4
12.
layanan) investasi sedang
o Lebih dari 20 km dari permukiman tetapi masih
dapat melayani daerah layanan dengan biaya 2
investasi tinggi
o Dana PDAM mencukupi untuk membiayai sistem 10
o Dana Pemerintah daerah mencukupi untuk
7
membiayai sistem
o Dana Pemerintah daerah dan PDAM mencukupi
13. Ketersediaan dana 4
untuk membiayai sistem
o Dana Pemerintah daerah dan PDAM tidak
mencukupi untuk membiayai sistem, sehingga 1
dibutuhkan bantuan pendanaan dari Pusat
o 1 jam perjalanan, kondisi jalan akses baik 10
o 1 jam perjalanan, kondisi jalan akses buruk 8
o > 1 jam perjalanan, kondisi jalan akses baik 6
14. Kemudahan pencapaian
o > 1 jam perjalanan, kondisi jalan akses buruk 4
o > 1 jam perjalanan, tidak ada jalan akses (jalan
2
setapak)
o Gravitasi memungkinkan 10
o Gravitasi sebagian memungkinkan, pompa
15. Sistem pengaliran 6
sebagian
o Gravitasi tidak memungkinkan 3
o Hanya biaya Operasional 10
16. Biaya Investasi
o Biaya operasional dan pembebasan tanah 5
o Dapat diandalkan, konservasi terjaga 10
Keandalan sumber air untuk o Dapat diandalkan, konservasi tidak terjaga 8
17.
masa yang akan datang o Tidak dapat diandalkan, konservasi terjaga 5
o Tidak dapat diandalkan, konservasi tidak terjaga 2
o Terdapat sumber yang memadai dekat kota dan
10
memungkinkan dengan sistem regional dekat kota
18. Keberadaan Sumber o Terdapat sumber yang memadai dekat kota, tetapi
tidak memungkinkan dengan sistem regional dekat 8
kota
o Tidak terdapat sumber yang memadai dekat kota 5

Potensi Air Baku VI_15


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

No. Kriteria Indikator Nilai


tetapi memungkinkan dengan sistem regional
dekat kota
o Tidak terdapat sumber yang memadai dekat kota
2
dan tidak terdapat kemungkinan sistem regional
o Mudah 10
o Cukup Sulit 8
17. Pelaksanaan Fisik
o Sulit 6
o Sangat Sulit 3
Sumber : Hasil Analisa Konsultan

Dengan memperhatikan sumber air pada Tabel di atas serta kriteria dan nilai yang ada pada
Tabel di atas, sumber air untuk pekerjaan ini akan dipilih, sehingga diperoleh sumber air
yang layak untuk digunakan dan dikembangkan. Sumber air tersebut, dijelaskan pada Tabel
berikut ini

Tabel 6.9. Hasil Perhitungan Dengan Pembobotan


Dalam Pemilihan Sumber Air Baku

Jumlah Urutan
No Nama Sumber Air
Nilai Rangking
1. Sungai Ciwulan 151 1
2. Sungai Citanduy 138 2
3. Mata Air Cibunigeulis 122 5
4. Outlet Gunung Galunggung 129 4
5. Mata Air Cipondok 133 3
6. Mata Air Cibangbay 90 6
Sumber : Hasil Analisa Konsultan


Hasil pembobotan pemilihan sumber air dapat disimpulkan bahwa sungai ciwulan
mempunyai nilai tertinggi untuk dijadikan sumber air baku dan kemudian yang dijadikan
sumber air baku kedua adalah sungai citanduy, sehingga sungai ciwulan dan citanduy
menjadi alternatif utama untuk dijadikan sumber air baku. Untuk pemanfaatan air
permukaan di sungai tersebut diperlukan debit air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
air yang akan dimanfaatkan, untuk melihat debit air rata-rata disungai ciwulan dan citanduy
dapat dilihat pada Tabel 6.10 dan Tabel 6.11.



Potensi Air Baku VI_16


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 6.10. Debit Air Bulanan Sungai Ciwulan

BULAN
TAHUN
JAN. PEB. MAR. APR. MEI. JUN. JUL. AGU. SEP. OKT. NOP. DES.
2007 36,87 70,31 57,72 109,84 71,21 58,22 24,90 10,78 5,02 28,60 114,93 55,20
2008 26,99 29,45 73,27 117,71 36,52 9,49 3,36 4,23 7,29 90,51 149,68 90,05
2009 64,66 35,71 63,04 50,35 39,15 51,88 38,6 5,66 5,50 40,41 91,82 57,59
2010 75,46 142,16 92,35 78,14 99,38 66,95 96,8 168,19 154,17 109,52 84,46 146,04
2011 38,43 35,21 53,06 59,96 89,58 24,73 31,8 7,02 4,54 16,76 86,22 40,15
2012 48,02 71,43 34,18 101,15 29,96 25,7 6,05 3,70 11,61 12,69 39,98 53,2
Sumber : Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, 2013


Gambar 6.8 Grafik Debit Air Rata-Rata Bulanan Sungai Ciwulan

Data uraian debit air sungai secara menyeluruh (Harian, rata-rata bulanan dan tahunan)
Sungai Ciwulan dapat di lihat pada lampiran 2A.

Tabel 6.11. Debit Air Bulanan Sungai Citanduy

BULAN
TAHUN
JAN. PEB. MAR. APR. MEI. JUN. JUL. AGU. SEP. OKT. NOP. DES.
2007 7,99 21,66 40,72 32,01 11,45 14,71 5,21 3,17 1,82 4,45 16,09 27,49
2008 17,81 22,59 22,6 17,66 8,38 5,18 2,71 2,14 1,85 4,81 18,3 22,36
2009 16,71 22,21 19,68 17.00 13,74 14,48 8,09 3,62 2,24 4,17 9,57 10,69
2010 21,9 33,48 28,32 25,72 28,22 23,58 13,14 22,06 24,44 19,55 19,1 27,25
2011 10,83 12,04 15,99 18,27 13,58 6,55 4,34 32,26 0,99 3.00 11,91 11,57
2012 16,39 15,69 14,93 8,95 10,71 5,27 15,86 11,3 5,44 4,1 10,47 12,49
Sumber : Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, 2013

Potensi Air Baku VI_17


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Gambar 6.9 Grafik Debit Air Tahunan Sungai Citanduy



Data uraian debit air sungai secara menyeluruh (Harian, rata-rata bulanan dan tahunan)
Sungai Citanduy dapat di lihat pada lampiran 2B.

Dari segi kualitas air, sungai Ciwulan dan Sungai Citanduy masih memenuhi standar kualitas
air. Data selengkapnya mengenai kualitas air Sungai Ciwulan dan Sungai Citanduy dapat
dilihat pada gambar-gambar berikut ini:

Potensi Air Baku VI_18


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Gambar 6.10 Hasil Pengujian Laboratorium Sungai Ciwulan Hulu

Potensi Air Baku VI_19


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Gambar 6.11 Hasil Pengujian Laboratorium Sungai Ciwulan Hilir

Potensi Air Baku VI_20


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Gambar 6.12 Hasil Pengujian Laboratorium Sungai Citanduy Hulu

Potensi Air Baku VI_21


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Gambar 6.13 Hasil Pengujian Laboratorium Sungai Citanduy Hilir

Potensi Air Baku VI_22


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya












Gambar 6.14 Peta alternatif air baku

Potensi Air Baku VI_23


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

6.5 Usulan Perizinan Pengambilan Air Baku


Semenjak berlakunya Otonomi Daerah, maka seharusnya pengaturan mengenai air sungai
khususnya harus dituangkan dalam Peraturan Daerah. Bila mengacu pada peraturan, maka
yang memiliki otoritas atas pengunaan atau peruntukan air sungai khususnya adalah Dinas
Sumber Daya Air Propinsi (atas nama Gubernur), sehingga setiap pemakaian air sungai
harus mendapat izin intansi tersebut. Dalam ijin yang dikeluarkan disebutkan jumlah air
baku yang boleh diambil dengan mempertimbangkan peruntukan sektor lainya.

Sebagai instansi yang memiliki tugas untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air
salah satu fungsi pengelola sumber daya air provinsi adalah menyiapkan rekomendasi
teknis terkait pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan
sumber daya air di wilayah masing-masing. Rekomendasi tersebut diperlukan sebagai
bahan pertimbangan untuk mengeluarkan ijin yang diajukan oleh pihak pemohon baik yang
diajukan kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Mekanisme permohonan ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan


sumber daya air baik yang berupa pemanfaatan tanah, pengambilan air permukaan
maupun yang berkaitan dengan sumber daya air menjadi kewenangan pemerintah pusat
untuk permohonan ijin atas pemanfaatan tanah, pengambilan air permukaan maupun yang
berkaitan dengan sumber daya air.

Potensi Air Baku VI_24


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Gambar 6.15 Mekanisme Perizinan pemanfaatan air permukaan

Potensi Air Baku VI_25


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 6.12. Izin Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Permukaan Di Wilayah Sungai Ciwulan-
Cilaki Sampai Dengan Akhir Bulan Maret 2013 Di Kota Tasikmalaya

Debit Izin M3/Bulan)


Kelompok Berlaku Sertifikat Izin
Sumber Air Lokasi Jenis Usaha s/d Dikeluarkan
Non. Tanggal Oleh
PDAM Industri Pertanian Niaga
PDAM
Kota Tasikmalaya
MA. Ds. Kolam 29 Jan
3.888,00 BPPT Prov.
Mangkubumi Mangkubumi Renang 2013
Sal. Cikunten Ds. Cuci
226,80 23 Jul 2011 BPPT Prov.
II Mangkubumi Kendaraan
Total 4.114,80
Sumber : Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, 2013


Tabel 6.13. Izin Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Permukaan Di Wilayah Sungai Citanduy
Sampai Dengan Akhir Bulan Maret 2013 Di Kota Tasikmalaya

Debit Izin M3/Bulan)


Kelompok Sertifikat Izin
Sumber Berlaku s/d
Lokasi Jenis Usaha Dikeluarkan
Air Non. Tanggal
PDAM Industri Pertanian Niaga Oleh
PDAM
Kota Tasikmalaya
Sal. Ds.
Cuci Mobil 181 23 Jul 2010 BPPT Prov.
Cidongkol Cilingu
Total
Sumber : Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, 2013

Potensi Air Baku VI_26


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

BAB VII
Rencana Pengembangan SPAM





7.1 Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah
7.1.1 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
Berdasarkan pada perumusan tujuan penataan ruang Kota Tasikmalaya serta merujuk
kepada RTRW Kota Tasikmalaya, maka rumusan kebijakan penataan ruang bagi Kota
Tasikmalaya sebagai berikut.

a. Kebijakan Penataan Ruang Kota Tasikmalaya


Kebijakan penataan ruang Kota Tasikmalaya meliputi:
1. pemantapan fungsi pusat pelayanan yang memperkuat kegiatan perdagangan dan
jasa;
2. peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan;
3. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana, sarana, dan
utilitas umum;
4. peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung;
5. pelestarian kawasan cagar budaya;
6. penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Wilayah Kota;
7. pengaturan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup
8. pengembangan ruang kota yang kompak dan efisien
9. pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
10.pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup
11.pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya; dan
12.pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan
keamanan negara
b. Strategi Penataan Ruang Kota Tasikmalaya
Kebijakan pengembangan struktur dan pola ruang wilayah Kota Tasikmalaya meliputi:

Rencana Pengembangan SPAM VII_1


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

1. Kebijakan pemantapan fungsi pusat pelayanan yang memperkuat kegiatan


perdagangan dan jasa dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut :
a) menetapkan hierarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang; dan
b) mengembangkan pusat perdagangan modern dan tradisional berskala regional.

2. Kebijakan peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan


dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a) meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar
pusat-pusat pelayanan;
b) mengembangkan jalan lingkar dalam (inner ring road) dan jalan lingkar luar
(outer ring road);
c) meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung tumbuh dan
berkembangnya pusat-pusat pelayanan;
d) mengembangkan sistem transportasi massal;
e) meningkatkan fungsi terminal angkutan umum; dan
f) meningkatkan integrasi sistem antar moda transportasi.

3. Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana, sarana,


dan utilitas umum dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a) mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat pelayanan sesuai fungsi
kawasan dan hierarki pelayanan;
b) mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi pada kawasan
pertumbuhan ekonomi;
c) mengembangkan prasarana sumber daya air;
d) meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik-teknik yang
berwawasan lingkungan;
e) meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah; dan
f) mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu.

4. Kebijakan peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung dilaksanakan


melalui strategi sebagai berikut:
a) menetapkan kawasan yang berfungsi lindung;
b) mengembalikan fungsi kawasan yang berfungsi lindung yang telah menurun; dan
c) meningkatkan konservasi kawasan yang berfungsi lindung.

5. Kebijakan pelestarian kawasan cagar dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:

Rencana Pengembangan SPAM VII_2


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

a) menetapkan kawasan yang memiliki nilai sejarah dan/atau bernilai arsitektur


tinggi sebagai kawasan cagar budaya; dan
b) memelihara kelestarian kawasan cagar budaya

6. Kebijakan penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Wilayah
Kota dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a) mempertahankan fungsi dan menata RTH yang telah ada;
b) menetapkan persyaratan penyediaan RTH pada setiap fungsi kegiatan;
c) mengembalikan RTH yang telah beralih fungsi; dan
d) mengembangkan pola-pola kemitraan dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
dan masyarakat/swasta dalam penyediaan dan pengelolaan RTH.

7. Kebijakan pengaturan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya


dukung dan daya tampung lingkungan hidup dilaksanakan melalui strategi sebagai
berikut:
a) mengarahkan kawasan terbangun kepadatan rendah di kawasan pinggiran
pusat kota; dan
b) mengoptimalkan pengembangan kawasan pusat kota.

8. Kebijakan pengembangan ruang kota yang kompak dan efisien sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a) mengembangkan kawasan budidaya terbangun secara vertikal di kawasan pusat
kota; dan
b) menerapkan insentif dan disinsentif.

c. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis
Kebijakan pengembangan kawasan strategis Kota Tasikmalaya meliputi:
1. Kebijakan pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a) menetapkan kawasan pusat kota sebagai kawasan bisnis dengan kegiatan utama
perdagangan jasa skala regional;
b) pengembangan kawasan industri dan pergudangan skala regional;
c) pengembangan sentra bisnis baru; dan
d) pengembangan dan penataan sentra-sentra produksi pertanian dan industri
kecil dan menegah.

Rencana Pengembangan SPAM VII_3


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

2. Kebijakan pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan


hidup dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a) mengatur pemanfaatan kawasan konservasi dengan memadukan perlindungan
lingkungan hidup dan pengembangan kawasan; dan
b) mengintegrasikan fungsi pelestarian lingkungan hidup dengan fungsi-fungsi
lainnya tanpa mengganggu fungsi utama kawasan.

3. Kebijakan pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya


dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a) menetapkan kawasan strategis pendidikan; dan
b) mengintegrasikan kegiatan sosial budaya dengan fungsi-fungsi penunjangnya
dan/atau fungsi-fungsi lain yang terkait.

4. Kebijakan pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan


dan keamanan negara dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a) menata kawasan pertahanan dan keamanan negara; dan
mengoptimalkan fungsi kawasan dengan mengintegrasikan fungsi pertahanan dan
keamanan negara dengan fungsi komersial tanpa mengganggu fungsi utama sebagai
kawasan pertahanan dan keamanan negara.

7.1.2 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya
Rencana struktur ruang kota adalah kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota
yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah
kota. Rencana struktur ruang ini meliputi jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan
kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air.
Adapun pertimbangan-pertimbangan dalam penyusunan rencana struktur ruang Kota
Tasikmalaya yang hirarkhis dan seimbang, sesuai dengan tujuan penataan ruang Kota
Tasikmalaya antara lain adalah:
a. Melindungi lahan pertanian tanaman pangan yang berkelanjutan. Kota Tasikmalaya
memiliki daerah irigasi yang sangat luas dan menyebar ke seluruh kecamatan. Setiap
kecamatan memiliki potensi agribisnis yang unik. Berkaitan dengan tanaman pangan,
Kecamatan Mangkubumi memiliki keunggulan dalam produk tanaman pangan (padi,
jagung, dan palawija). Oleh karena itu, fokus pengembangan wilayah Kecamatan
Mangkubumi adalah untuk pertanian pangan. Untuk mellindungi lahan-lahan

Rencana Pengembangan SPAM VII_4


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

pertaniannya, maka sawah beririgasi teknis tidak boleh dikonversi menjadi lahan
terbangun. Perluasan permukiman dapat dilakukan pada lahan kosong berupa kebun .
b. Rencana pusat-pusat pelayanan dikembangkan dari pusat pelayanan yang ada kecuali di
wilayah Kota Tasikmalaya bagian Selatan karena wilayah tersebut belum berkembang.
c. Pengembangan Kota Tasikmalaya tidak dilakukan pada kawasan rawan bencana.
Kawasan tersebut terdapat di wilayah Selatan Kota Tasikmalaya.
d. Pengembangan Kota Tasikmalaya juga tidak dilakukan pada kawasan-kawasan lindung
seperti kawasan lindung setempat.
e. Struktur ruang Kota Tasikmalaya harus mendukung fungsi Kota Tasikmalaya sebagai
Pusat Kegiatan Wilayah untuk Priangan Timur – Pangandaran. Elemen-elemen yang
mendukung fungsi tersebut antara lain adalah Pasar Induk Agribisnis, industri besar dan
pergudangan.

Rencana Pembagian Pusat Pelayanan Wilayah Kota


Rencana pusat pelayanan wilayah kota (sistem permukiman) adalah rencana susunan
pusat-pusat pelayanan kegiatan kota yang berhirarki sampai 20 tahun mendatang. Pusat
pelayanan merupakan pusat pelayanan sosial, ekonomi dan administrasi masyarakat yang
melayani wilayah kota dan/atau regional. Pusat-pusat tersebut satu sama lainnya
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana kota. Sistem pusat-pusat pelayanan terdiri dari
Pusat Pelayanan Kota (PPK) yang melayani seluruh wilayah kota dan regional, Subpusat
Pelayanan Kota (SPK) yang melayani Sub Wilayah Kota (SWK), dan Pusat Lingkungan (PL)
yang melayani lingkungan wilayah kota (Sub SWK). Dikaitkan dengan visi Kota Tasikmalaya
2025, maka PPK terdiri atas fungsi administrasi pemerintahan, perdagangan dan jasa, dan
industri. Fungsi-fungsi tersebut saat ini menyebar. Pusat pelayanan ekonomi tidak berada
dalam satu kawasan dengan pelayanan administrasi. Begitu juga dengan kawasan industri.
Polanya adalah multiple nuclei. Maka rencana struktur ruang Kota Tasikmalaya ke depan
menggunakan pola tersebut. Adapun hirarkhi pusat-pusat kegiatan pelayanan yang akan
dikembangkan di Kota Tasikmalaya disajikan pada peta rencana sistem pusat-pusat
pelayanan dan dijelaskan pada bagian berikut ini.

A. Pusat Pelayanan Kota


Pusat Pelayanan Kota merupakan pusat pelayanan utama dengan skala pelayanan seluruh
wilayah Kota Tasikmalaya dan wilayah Priangan Timur-Pangandaran (regional), yang
diarahkan di pusat-pusat kegiatan kota strategis sesuai fungsi-fungsi yang ditetapkan dan
mempunyai aksesibilitas yang baik, sehingga mudah dijangkau dari seluruh wilayah kota.

Rencana Pengembangan SPAM VII_5


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

1) Pusat pelayanan pemerintahan Kota Tasikmalaya dengan skala pelayanan


kota/regional. Pusat kegiatan Pemerintahan dan perkantoran ini pengembangannya
diintegrasikan dengan kegiatan perkotaan lainnya yang dilengkapi dengan fasilitas public
space, dan dialokasikan di pusat kegiatan pemerintahan kota saat ini, yaitu di Bale Kota
Tasikmalaya (Jl Letnan Harun) dan didukung oleh pelayanan pemerintahan di lokasi
lainnya di luarnya.

Jenis fasilitas yang dikembangkan di pusat pelayanan utama pemerintahan ini


diantaranya berupa:
v Fasilitas Fungsi Utama : Perkantoran diantara lain terdiri dari Balai Kota beserta
jajarannya, Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Instansi Pemerintah, baik Dinas-dinas
Otonom maupun Instansi Vertikal, Polres , BUMN.
v Fasilitas Fungsi Pendukung bila dipandang perlu bisa diadakan secara terbatas
seperti:
o Pendidikan : Fasilitas Pendidikan Tinggi
o Kesehatan : Puskesmas, pusat kesehatan lainnya, fasilitas olah raga dalam
ruangan.
o Peribadatan : Masjid dan tempat peribadatan lainnya
o Fasilitas Perdagangan dan Jasa : Pusat Kebudayaan Sunda, usaha perdagangan
eceran (toko, warung, pertokoan, penginapan, penyimpanan dan pergudangan,
tempat pertemuan (aula, tempat konferensi, pariwisata/rekreasi di ruang
tertutup (area bermain, olah raga), jasa (swasta, bank dan jasa keuangan
lainnya, show room automotive dan bengkel, healtcare/spa/salon kecantikan,
restoran/rumah makan/pujasera), ruang usaha sektor informal
o Ruang Terbuka Hijau : Taman Kota, jogging track dan bycicle track
o Ruang Terbuka Non Hijau : plaza, tempat parkir
o Fasilitas jalur pejalan kaki
o Fasilitas ruang evakuasi bencana
o Fasilitas pendukung lainnya
2) Pusat pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa, merupakan kegiatan perekonomian
penduduk Kota Tasikmalaya dan difungsikan sebagai pusat orientasi pelayanan kegiatan
perdagangan dan jasa guna melayani kebutuhan penduduk regional dan Kota
Tasikmalaya dan sekitarnya (metropolitan), yang dilengkapi oleh fasilitas penunjang.
Pusat pelayanan yang melayani penduduk metropolitan ini dikembangkan di kawasan

Rencana Pengembangan SPAM VII_6


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

pusat kota. Sedangkan pusat pelayanan yang melayani penduduk regional (Priangan
Timur) dikembangkan di kawasan sekitar Terminal dan pada jalan lingkar dalam bagian
Timur.

Jenis fasilitas perdagangan dan jasa yang dikembangkan, diantaranya :


v Fasilitas Fungsi Utama :
o Usaha perdagangan (eceran dan grosir) di pusat kota: toko, warung, tempat
perkulakan, pertokoan, mall, factory outlet/show room barang produk industri
yang ada di Kota Tasikmalaya.
o Usaha perdagangan grosir di kawasan perdagangan regional : Pasar Induk
Agribisnis, Pasar Induk barang-barang produk industri Tasikmalaya.
o Penginapan: hotel, guest house, motel, dan penginapan lainnya;
o Penyimpanan dan pergudangan: tempat parkir, gudang;
o Tempat pertemuan: aula, tempat konferensi;
o Pariwisata/rekreasi (di ruang tertutup): bioskop, area bermain, olah raga.
o Jasa : swasta, bank dan jasa keuangan lainnya, show room automotive dan
bengkel, healtcare/spa/salon kecantikan, restoran/rumah makan/pujasera
o Ruang usaha sektor informal
v Fasilitas Fungsi Pendukung bila dipandang perlu bisa diadakan secara terbatas
seperti:
o Kantor Polisi (Polsek)
o Peribadatan: Masjid Agung (Islamic Centre)/Tempat ibadah lainnya
o Pendidikan : Fasilitas Pendidikan Tinggi
o Kesehatan : Puskesmas, pusat kesehatan lainnya
o Ruang Terbuka Hijau : Taman Kota, jogging track dan bycicle track
o Ruang Terbuka Non Hijau : plasa, tempat parkir
o Fasilitas jalur pejalan kaki
o Fasilitas ruang evakuasi bencana
o Fasilitas pendukung lainnya
3) Pusat utama pelayanan kawasan industri, yang berfungsi sebagai pusat pengembangan
kegiatan industri dengan jenis komoditi yang berorientasi ekspor. Pusat pelayanan
kawasan industri ini merupakan pusat orientasi yang melayani kegiatan perdagangan
dan pengembangan produk-produk industri yang dihasilkan dengan dilengkapi
penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum guna melayani kebutuhan penduduk yang

Rencana Pengembangan SPAM VII_7


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

berada di kawasan industri tersebut. Pusat pelayanan kawasan industri ini


pengembangannya dialokasikan tersebar di beberapa tempat diantaranya industri kecil
dan mikro di pusat-pusat sentra industri dan kawasan industri yang dikembangkan di
Kec. Bungursari, Kec. Kawalu dan Kec. Mangkubumi. Sedangkan industri besar
dikembangkan di jalan lingkar luar untuk industri nonpolutan dan di Tasikmalaya Selatan
untuk industri besar berorientasi bahan mentah.

Jenis fasilitas pelayanan yang dikembangkan diantaranya berupa :


v Fasilitas Fungsi Utama :
o Bangunan industri
o Show room produk industri
o Balai pengembangan teknologi industri
o Balai Latihan Kerja
o Pergudangan
v Fasilitas Fungsi Pendukung bila dipandang perlu bisa diadakan secara terbatas
seperti:
o Pendidikan : Fasilitas Pendidikan Tinggi
o Kesehatan : Puskesmas, pusat kesehatan lainnya, fasilitas olah raga dalam
ruangan.
o Peribadatan : Masjid dan tempat peribadatan lainnya
o Fasilitas Perdagangan dan jasa : Pusat Kebudayaan Sunda, usaha perdagangan
eceran (toko, warung, pertokoan, penginapan, penyimpanan dan pergudangan,
tempat pertemuan (aula, tempat konferensi, pariwisata/rekreasi di ruang
tertutup (area bermain, olah raga), jasa (swasta, bank dan jasa keuangan
lainnya, show room automotive dan bengkel, healtcare/spa/salon kecantikan,
restoran/rumah makan/pujasera), ruang usaha sektor informal
o Ruang Terbuka Hijau : Taman Kota, jogging track dan bycicle track
o Ruang Terbuka Non Hijau : plaza, tempat parkir
o Fasilitas jalur pejalan kaki
o Fasilitas ruang evakuasi bencana
o Fasilitas pendukung lainnya : Kantor pos pembantu, Fasilitas Pemadam
Kebakaran dengan skala pelayanan lingkungan

Rencana Pengembangan SPAM VII_8


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

B. Subpusat Pelayanan Kota,


Subpusat Pelayaan Kota merupakan pusat pelayanan sekunder dengan jangkauan
pelayanan bagian wilayah kota, yang dialokasikan tersebar merata ke setiap ibukota
kecamatan yang menjadi pusat Sub Wilayah Kota (SWK). Pusat pelayanan sekunder ini
pengembangannya disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan daya dukung lahan
terhadap kegiatan yang akan dikembangkan, meliputi

Subpusat pemerintahan, fasilitas pelayanan umum, perdagangan dan jasa, merupakan


pusat orientasi yang memberikan pelayanan bagi penduduk yang ada di kecamatan
tersebut dan dialokasikan di ibukota kecamatan sebagai pengikat lingkungan dan fasilitas
bersosialisasi. Untuk merangsang pertumbuhan pusat pelayanan sekunder ini,

1) maka pengalokasiaannya diarahkan pada simpul-simpul jalan utama kawasan/kota yang


mempunyai aksessibilitas baik, sehingga mudah dijangkau dari seluruh bagian wilayah
kotanya.
Jenis kelengkapan fasilitas pendukung yang dikembangkan di Subpusat Pelayanan Kota
ini berupa:
v Perkantoran pemerintah dan swasta: Kantor Kecamatan dan kantor swasta, Kantor
polsekta, Kantor pos pembantu
v Pendidikan tingkat pelayanan kecamatan
v Kesehatan tingkat pelayanan kecamatan
v Peribadatan tingkat pelayanan kecamatan
v Perdagangan dana jasa tingkat pelayanan kecamatan
v Fasilitas sektor informal
v Ruang terbuka hijau tingkat pelayanan kecamatan
v Ruang terbuka non hijau tingkat pelayanan kecamatan
v Fasilitas pejalan kaki
v Ruang evakuasi bencana
v Fasilitas pendukung lainnya
2) Pusat perdagangan dan jasa, serta fasilitas pelayanan umum di luar ibukota kecamatan
dan berfungsi sebagai pusat orientasi yang memberikan pelayanan bagi penduduk dan
sebagai pengikat lingkungan untuk berinteraksi dan bersosialisasi antar masyarakat.
Pusat sekunder ini dialokasikan di sejumlah lokasi konsentrasi kegiatan perdagangan dan
jasa serta fasilitas umum pada beberapa kecamatan.

Rencana Pengembangan SPAM VII_9


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Rencana Pembagian SWK dengan Sistem Pusat-Pusat Pelayanan Kota


Rencana pembagian wilayah kota ditetapkan berdasarkan konsep struktur ruang kota
dengan mempertimbangkan faktor-faktor pembatas fisik dan akses pelayanan (jalan
lingkar, jalan rel kereta api, dan sungai) serta keberadaan jalan arteri primer sebagai jalan
utama. Disamping itu dipertimbangkan pula pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK) RTRW
Kota Tasikmalaya 2004-2014 yang disusun atas rekomendasi dari Tim Teknis Penyusunan
RTRW Kota Tasikmalaya, “Jaring Asmara (penjaringan aspirasi masyarakat)” Kota
Tasikmalaya dan hasil dialog serta lokakarya maupun klarifikasi dan kesepakatan dengan
pemangku kepentingan. Tambahan dari itu, hasil evaluasi terhadap RTRW Kota Tasikmalaya
tersebut juga dijadikan bahan pertimbangan dalam pembagian SWK. Rencana pembagian
wilayah Kota digambarkan pada peta rencana pembagian wilayah dan dijelaskan pada
Tabel 7.1.

Rencana Pengembangan SPAM VII_10


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Tabel 7.1 Rencana Bagian Wilayah Kota (SWK) dan Sub-(SWK)


Kawasan Fungsional Terkait
No SWK Cakupan Wilayah Arahan Pusat SWK/Sub SWK
Fungsi Utama Fungsi Penunjang
1. PUSAT KOTA atau SWK I Kelurahan Sukamanah, pusat pemerintahan Perumahan, Perkantoran, Secara khusus tidak ada arahan
Kelurahan Lengkongsari, kota, pusat pendidikan Pariwisata, RTNH, Ruang pusat SWK, tetapi ada arahan
Kelurahan Cikalang, Kelurahan skala kota, pusat Evakuasi Bencana, Sektor CBD yaitu kawasan yang dibatasi
Tamansari, Kelurahan Sambong, kesehatan skala kota, Informal, Pelayanan : Utara oleh sungai dan rel KA
Kelurahan Nagarasari, Kelurahan pusat perdagangan dan Umum mulai dari sekitar pekuburan
Panglayungan jasa. umum hingga ke Timur daerah
pancalila. Selatan oleh Jl. Mayor
SL Tobing (-7° 20' 50.93", +108°
12' 35.61") dan Jl. Siliwangi.
Timur : Jl. BKR -Jl. Cikalang
Tengah-Saluran Irigasi Cimulu-Jl.
Rumah Sakit 1-Jl. Tanuwijaya-Jl.
A. Yani. Barat : Jl. Gn Tugu-Jl.
Situ Cijagra-Jl. Paseh-Jl. Jiwa
Besar-Jl. Bebedilan-Jl. Sukalaya
Barat-Jl. Bojong tritura-Jl. Bojong
Kaum - Jl. Bojong ke Utara hingga
sungai dekat pekuburan Cinehel.
Perlindungan Setempat, Arahan Pusat Sub SWK I :
RTH Parakanyasag, Sukamanah,
Lengkongsari, Cikalang,
Sumenep, Sambong, Tuguraja,
Nagarasari (lihat Peta
Pembagian Sub SWK)
2. SWK – II di Ciherang sebagian Kecamatan Purbaratu, pusat perdagangan Perdagangan dan Jasa, Arahan Pusat SWK II :
sebagian Kecamatan Cibeureum, agribisnis skala kota dan Perkantoran, Pariwisata, Cibeureum. Pusat Sub-SWK di
dan sebagian Kecamatan pusat pelayanan RTNH, Ruang Evakuasi SWK II : Purbaratu, Awipari,
Tamansari kesehatan skala Bencana, Sektor Informal, Ciakar, Kersanegara. (lihat Peta
kecamatan Pertanian Agribisnis, Pembagian Sub SWK)
Pertambangan, Pelayanan
Umum
Perlindungan Setempat,

Rencana Pengembangan SPAM VII_11


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Kawasan Fungsional Terkait


No SWK Cakupan Wilayah Arahan Pusat SWK/Sub SWK
Fungsi Utama Fungsi Penunjang
RTH
3. SWK – III Kec. Tamansari yaitu Kel Taman pusat pendidikan, Perdagangan dan Jasa, Arahan Pusat SWK III : Mugarsari.
di Mugarsari sari, Kel. Mugarsari dan sebagian perkantoran dan jasa Perkantoran, RTNH, Ruang Pusat Sub SWK di SWK III :
wilayah Kel. Tamanjaya, skala kecamatan dan Evakuasi Bencana, Sektor Tamanjaya, Mugrasari,
Sumelap, Setiawargi, Mulyasari, pusat pelayanan Informal, Pertanian Tamansari, Setiawangi. (lihat
Sukahurip, dan Setiamulya. kesehatan skala Agribisnis, Pertambangan, Peta Pembagian Sub SWK)
kecamatan Pelayanan Umum
Perlindungan Setempat,
RTH
4. SWK - IV, di Kersamenak Kec. Tamansari yaitu sebagian pusat perdagangan hasil Perdagangan dan Jasa, Arahan Pusat SWK IV :
wilayah Kel. Setiawargi dan industri kecil dan mikro, Perkantoran, Industri, Kersamenak. Pusat Sub SWK di
Setiamulya. Kec. Kawalu kecuali pusat pelayanan RTNH, Ruang Evakuasi SWK IV : Setiamulya,
sebagian Kel Cibeut, Cilamajang, kesehatan skala Bencana, Sektor Informal, Gunungtandala, Urug, Tanjung.
dan Kersamenak. kecamatan, Pertanian Agribisnis, (lihat Peta Pembagian Sub SWK)
Pertambangan, Pelayanan
Umum
Perlindungan Setempat,
RTH, Cagar Alam/Budaya,
Hutan Produksi.
5. SWK - V, di Mangkubumi Kec. Mangkubumi kecuali pusat pendidikan skala Perdagangan dan Jasa, Arahan Pusat SWK V :
sebagian Kel Sambongjaya, kecamatan, pusat Perkantoran, Pariwisata, Mangkubumi. Pusat Sub SWK di
Sambongpari dan Linggajaya. Kec perdagangan agribisnis RTNH, Ruang Evakuasi SWK V : Cipari Utara (baru),
Bungursari yaitu sebagian Kel. skala kota, dan pusat Bencana, Sektor Informal, Cigantung, Karanganyar,
Cibunigeulis dan Bungursari. Kec. pelayanan kesehatan Pelayanan Umum Cipawitra Utara (baru). (lihat
Kawalu yaitu Kel. Karanganyar skala kecamatan Peta Pembagian Sub SWK)
dan sebagian Kel Cibeut,
Cilamajang, dan Kersamenak.
Perlindungan Setempat,
RTH,

Rencana Pengembangan SPAM VII_12


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Kawasan Fungsional Terkait


No SWK Cakupan Wilayah Arahan Pusat SWK/Sub SWK
Fungsi Utama Fungsi Penunjang
6 SWK VI, di Sukamaju Kidul Kec Bungursari yaitu sebagian pusat perdagangan Perumahan, RTNH, Ruang Arahan Pusat SWK VI : Indihiang.
Kel. Cibunigeulis, Bungursari dan agribisnis skala regional Evakuasi Bencana, Sektor Pusat Sub SWK di SWK VI :
Kel Sukamulya. Kec. Cipedes dan pusat pelayanan Informal, Pertambangan, Indihiang, Sukarindik, Bungursari,
yaitu sebagian Kel. kesehatan Pertanian Agribisnis, Sukamaju Kaler. (lihat Peta
Panglayungan. Kec. Indihiang Pelayanan Umum Pembagian Sub SWK)
seluruhnya kecuali Kel.
Panyingkiran, Parakannyasak,
dan Sirnagalih.
Perlindungan Setempat,
RTH
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Rencana Pengembangan SPAM VII_13


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

C. Pusat Lingkungan
Pusat Lingkungan (PL) atau Pusat Tersier yaitu pusat orientasi pelayanan kebutuhan
penduduk yang dialokasikan di pusat-pusat Sub-SWK, kelurahan, di setiap kelompok
lingkungan permukiman/perumahan, yang mencakup fasilitas perdagangan (pasar dan atau
pertokoan), yang dilengkapi dengan fasilitas sosial (fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan,
fasilitas peribadatan serta fasilitas ruang terbuka hijau) untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat, dengan jangkauan
pelayanan lokal. Pengalokasian pusat pelayanan lingkungan ini diarahkan pada simpul-
simpul jalan yang ada di pusat-pusat Sub-SWK yang mempunyai aksesibilitas baik, sehingga
mudah dijangkau oleh penduduk yang tinggal di lingkungan kelurahan-kelurahan, di
lingkungan permukiman. Pusat lingkungan permukiman (pusat tersier) ini berfungsi juga
sebagai pengikat lingkungan untuk berinteraksi dan bersosialisasi antar masyarakat yang
berada di lingkungan kelurahan dan di lingkungan permukiman tersebut serta untuk
melayani kebutuhan penduduk sehari-hari.

Jenis kelengkapan fasilitas pendukung yang dikembangkan di Pusat Lingkungan ini berupa :
§ Pendidikan tingkat pelayanan lingkungan seperti TK, SD dan SLTP
§ Kesehatan tingkat pelayanan lingkungan seperti Balai Pengobatan, Poliklinik ataupun
Tempat Praktek Dokter dan Apotik
§ Peribadatan tingkat pelayanan lingkungan
§ Perdagangan dan jasa tingkat pelayanan lingkungan
§ Fasilitas sektor informal
§ Ruang terbuka hijau tingkat pelayanan lingkungan
§ Ruang terbuka non hijau tingkat pelayanan lingkungan
§ Fasilitas pejalan kaki
§ Ruang evakuasi bencana
§ Fasilitas pendukung lainnya (Fasilitas Pemadam Kebakaran dengan skala pelayanan
lingkungan)

Rencana Pengembangan SPAM VII_14


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya















Gambar 7.1 Peta Rencana Struktur Ruang















Rencana Pengembangan SPAM VII_15


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

7.1.3 Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya


A. Kawasan Lindung
1. Pengembangan Kawasan Perlindungan Setempat
a. Penetapan perlindungan kawasan sempadan sungai
§ Sungai bertanggul meliputi Sungai Citanduy, Sungai Ciloseh dan Sungai
Ciwulan;
§ Sungai Tidak bertanggul (Cihideung, Cipedes, Ciromban, Cidukuh, Cicacaban,
Cibadodon, Cikalang, Tonggong-londok, Cibeureum dan Cikalong)
b. Pengembangan Sempadan Danau
§ Situ Gede di Kecamatan Mangkubumi
§ Situ Cibeureum di Kecamatan Tamansari
§ Situ Cibanjaran di Kecamatan Tamansari.
§ Situ Malingping di Kecamatan Tamansari
§ Situ Rusdi di Kecamatan Tamansari
§ Situ Bojong di Kecamatan Tamansari
§ Situ Ciangir di KecamatanTamansari
c. Pengembangan Sempadan Mata Air
§ Mata air Cibunigeulis, Kel. Cibunigeulis Kecamatan Indihiang,
§ Mata air Cibangbay, Kel Setiawati, Kecamatan Tamansari,
§ Mata air Cianjur II, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi,
2. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau
§ Pengembangan RTH Pekarangan
§ Halaman kantor, mall, perumahan, pemukiman, sekolah dan sarana umum
lainnya di wilayah Kota Tasikmalaya
§ Penataan Alun-alun Kota Tasikmalaya Kec. Tawang
3. Pengembangan Kawasan Cagar Budaya
§ Penataan Kawsan Pendopo Alun-alun Kota Tasikmalaya Kec. Tawang
§ Penataan Makam bersejarah Syech Abdul Ghorib Kec. Kawalu
§ Penataan Makam bersejarah prabudilaya Situ Gede Kec. Mangkubumi
§ Penataan Makam bersejarah Syekh Tubagus Abdulah dan sekitarnya Kec.
Purbaratu
4. Pengembangan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
§ Lanud Wiriadinata Kota Tasikmalaya

Rencana Pengembangan SPAM VII_16


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

B. Kawasan Budi Daya


1. Pengembangan Hutan Produksi
§ Kecamatan Kawalu dan Kecamatan Tamansari
2. Pengembangan kawasan Permukiman
§ Pengembangan kawasan permukiman Kota Tasikmalaya Yang tebagi menjadi
perumahan kepadatan tinggi, kepadatan sedang dan kepadatan rendah
3. Pengembangan Kawasan Perdagangan dan jasa
§ Pengembangan Kawasan Perdagangan Kawasan di Pusat Kota
§ Pengembangan Pasar Induk Agribisnis Kecamatan Indihiang
§ Pengembangan Kawasan Sentra Bisnis baru Kecamatan Tawang
4. Pengembangan Perkantoran
§ Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Perkantoran Bale Wiwitan
§ Pembangunan Aksebilitas Bangunan Gedung Pemerintah
5. Pengembangan Industri
§ Penataan kawasan peruntukan industri dan pergudangan Kecamatan Kawalu
6. Pengembangan Kawasan Pariwisata
§ Pengembangan wisata alam Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu
§ Pengembangan wisata budaya Kecamatan Kawalu, Kecamatan Bungursari,
Kecamatan Indihiang
§ Pengembangan wisata Taman Rekreasi Situ Gede, Situ Gede, Kecamatan
Mangkubumi
7. Pengembangan Kawasan Pertanian
§ Kecamatan Cibereum, Kecamatan purbaratu, Kecamatan mangkubumi,
Kecamatan kawalu, Kecamatan bungursari, Kecamatan tamansari, Kecamatan
indihiang
8. Pertambangan
§ Kecamatan Bungursari, Kecamatan mangkubumi
9. Militer
§ Kecamatan Tawang, Kecamatan indihiang, Kecamatan cibereum
10.Pelayanan umum
§ Kecamatan Tamansari
11.Infrastruktur
§ Kecamatan Tamansari, Kecamatan indihiang

Rencana Pengembangan SPAM VII_17


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

12.Kawasan strategis
§ Kecamatan Kawalu, Kecamatan purbaratu, Kecamatan tamansari, Kecamatan
cipedes, Kecamatan mangkubumi, Kecamatan cibereum, Kecamatan
bugursari, Kecamatan tawang
Rencana pola ruang di Kota Tasikmalaya serta luasan masing-masing kegiatan yang akan
dikembangkan hingga tahun 2031 dapat dilihat pada Tabel 7.2 dan Gambar 7.2 Rencana
Pola Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2031 berikut.

Tabel 7.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2031
PERUNTUKAN DALAM POLA RUANG 2009 (Ha) 2013 (Ha)
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya 35.87
Kawasan perlindungan setempat 248.62
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya 117.68
Kawasan lindung geologi
Kawasan rawan bencana alam 2,284.65
RTH Publik 18.71
KAWASAN BERFUNGSI LINDUNG 2,587.85
Kawasan peruntukan perumahan 3,521.90 9,149.80
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa 14.07 1,307.46
Kawasan peruntukan perkantoran 21.29 27.73
Kawasan peruntukan industry dan pergudangan 30.22 258.51
Kawasan peruntukan pariwisata 20.15
Kawasan peruntukan kegiatan sector informal
Kawasan peruntukan pertanian 13,925.23 2,746.31
Kawasan peruntukan perikanan 174.49 338.10
Kawasan peruntukan hutan produksi dan hutan rakyat 395.59 1,194.33
Kawasan peruntukan pertambangan 27.58 213.40
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan Negara 82.27 9.55
Kawasan peruntukan pelayanan umum 74.75 295.08
RTH privat dan evakuasi bencana 236.80
KAWASAN BUDIDAYA 18,267.39 15,797.22
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Rencana Pengembangan SPAM VII_18


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya


















Gambar 7.2 Peta Rencana Pola Ruang

Rencana Pengembangan SPAM VII_19


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

7.2 Rencana Sistem Pelayanan


Sistem penyediaan air minum Kota Tasikmalaya terdiri atas sistem perpipaan dan sistem
nonperpipaan. Sistem penyediaan air minum perpipaan Kota Tasikmalaya sampai saat ini
masih dilayani oleh PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya. Untuk menjamin tingkat
pelayanan air minum Kota Tasikmalaya di masa depan, Kota Tasikmalaya selayaknya
memiliki PDAM sendiri. Bentuk kerjasama dengan PDAM Tirta Sukapura Kabupaten
Tasikmalaya diputuskan sesuai dengan hasil studi kelayakan (master plan air minum).

Cakupan pelayanan air minum baru saat ini mencapai 24.74% dari seluruh penduduk Kota
Tasikmalaya. Cakupan pelayanan air minum melalui perpipaan dan suplai tangki air di Kota
Tasikmalaya tahun 2034 diharapkan dapat mencapai 68.94%. Jaringan perpipaan air minum
ini pengembangannya saling terintegrasi antara IPA (Instalasi Pengolahan Air) yang satu
dengan yang lainnya, sehingga membentuk sistem jaringan tertutup (loop). Upaya
pemenuhan kebutuhan air minum penduduk Kota Tasikmalaya hingga tahun 2034 dapat
dipenuhi dari sumber air dari sungai yang ada melalui sistem pemompaan yang ditampung
dalam reservoir sebelum didistribusikan ke masyarakat dengan kapasitas yang bervariasi
disesuaikan dengan kemampuan IPA yang tersedia.

Penduduk yang belum terlayani air minum dengan sistem perpipaan dapat memenuhi
kebutuhan air minumnya melalui penyediaan air minum nonperpipaan yang mencapai 15
%. Metode yang digunakan adalah pembuatan sumur-sumur, baik yang dikelola secara
individu maupun secara komunal.

Perkiraan total kebutuhan air minum untuk penduduk Kota Tasikmalaya hingga tahun 2034
seperti pada tabel 5.4 (BAB V Proyeksi Kebutuhan Air), yaitu sebesar 2,436.0 lt/detik.

Berdasarkan Masterplan Air bersih Kota Tasikmalaya 2005 Untuk memenuhi kebutuhan ini
sumber air PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya merencanakan pengembangan
pelayanan baru dari reservoar yang ada (kapasitas 2.200 m3) ke reservoar baru (kapasitas
300 m3) di Cabang Kawalu untuk melayani Kecamatan Tamansari dan menambah
sambungan baru di Kecamatan Kawalu. Tingkat pelayanan air minum di Kecamatan
Cibeureum juga akan ditingkatkan dengan sumber dari reservoar yang ada terebut. Begitu
juga pelayanan air minum di Kecamatan Indihiang akan ditingkatkan dengan sumber dari
mata air Cibunigeulis. Semua wilayah pelayanan tersebut direncanakan akan ditambah
pasokan airnya dari IPA Cikunten yang akan dibangun dengan kapasitas 300-500 lt/detik.

Rencana Pengembangan SPAM VII_20


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Kendati demikian, kebutuhan air minum Kota Tasikmalaya Tahun 2034 belum dapat
terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sumber air yang dapat diambil antara lain
dari air permukaan Sungai Citanduy (5.500 lt/detik, sumber dari Identifikasi Potensi Sumber
Daya Air Bawah Tanah Kota Tasikmalaya, 2004) dan mata air Cibangbay (81 lt/detik) serta
pengembangan situ-situ sebagai sumber air baku.

Sedangkan langkah-langkah yang diperlukan dalam pengelolaan sistem jaringan air minum
hingga tahun 2031 mencakup :
a. Peningkatan kapasitas IPA (Instalasi Pengolahan Air minum) yang ada saat ini hingga
mencapai kapasitas maksimumnya
b. Pembuatan waduk/catchment area pada DAS sungai atau estuari sebagai penampung
air hujan skala besar yang potensial untuk dapat dijadikan sebagai sumber air baku
c. Pembangunan IPA untuk melayani wilayah pengembangan baru pelayanan air minum.
d. Pembangunan jaringan distribusi baru yang diprioritaskan pada Wilayah akan
dikembangkan sistem IPA, terutama pada daerah yang belum terlayani air minum sistem
perpipaan
e. Diupayakan tingkat kebocoran maksimal jaringan distribusi air minum masih berada
pada batas toleransi, yaitu mencapai 20 %
f. Memanfaatkan air tanah dengan pembuatan Sumur Penampungan Air Hujan untuk
dimanfaatkan sebagai sumber air minum bagi penduduk Kota Tasikmalaya terutama
pada daerah yang belum terlayani air minum sistem perpipaan, baik yang dilakukan
secara individu maupun secara komunal.
g. Rencana pengembangan sistem jaringan air minum PDAM di Kota Tasikmalaya hingga
tahun 2030 dapat dilihat pada gambar.
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pengembangan sistem air minum di Kota
Tasikmalaya maka dapat di lihat pada Gambar 7.3

Rencana Pengembangan SPAM VII_21


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Gambar 7.3
Gambar Rencana Jaringan PDAM (Masterplan Air Bersih Kota Tasikmalaya 2005)
















Rencana Pengembangan SPAM VII_22


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Selain itu Kota Tasikmalaya memiliki potensi air tanah sedang-tinggi, dengan litogi terdiri
dari lempung/tufa, pasir/kerikil dan breksi volkanik, masing-masing memiliki nilai tahanan
jenis 0 – 10, 0 – 100 dan > 100 ohm. Berdasarkan geometrik akifer hasil pengukuran
geolistrik, secara umum dapat dipisahkan antara akifer bebas dengan kedalaman 0 – 40 m
dan akifer semi tertekan dengan kedalaman antara 40 -120 m.

Cadangan Air Tanah (CAT) Tasikmalaya memiliki luas 1.219 km2, diketahui bahwa jumlah
aliran air tanah bebas dengan kedalaman o – 40 m memiliki debit sebesar 978.000.000
m3/tahun bebas dengan kedalaman antara 40 -120 m memiliki debit sebesar 69.000.000
m3/tahun (Direktorat Tata Lingkungaan Geologi dan Kawasan Pertambangan, 2003 dalam
penyusunan rencana induk terpadu pengelolaan aier tanah Kota Tasikmalaya, 2009).

Berdasarkan tinjauan konsultan mata air Cibunigeulis sudah tidak memungkinkan debitnya
dimanfaatkan untuk pengembangan SPAM di Kota Tasikmalaya, hasil perhitungan
konsultan alternative sumber air baku yang mencukupi sampai tahun 2034 adalah dari
Sungai Citanduy dan Sungai Ciwulan

Maka rencana sistem pelayanan yang akan direncanakan terbagi kedalam 2 (dua) sistem
yaitu:

1. Sistem Ciwulan
2. Sistem Citanduy
Berikut skema rencana pengembangan SPAM dari Sistem Ciwulan (sumber air permukaan
sungai Ciwulan) dan Sistem Cianduy (sumber air permukaan Sungai Citanduy)

Rencana Pengembangan SPAM VII_23


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

TAMANSARI
SISTEM CIWULAN H = 371 m.dpl
Q= 170 Lpd
(KAWALU, TAMANSARI, MANGKUBUMI, CIHIDEUNG, TAWANG) 4.000 m³
Ø 400 mm
7.500 m
R. Kawalu
Kecamatan Kawalu KAWALU
H = 494 m.dpl H = 375 m.dpl
Q= 220 Lpd

Ø 300 mm
SIMPANG 5.000 m
CICARING TAWANG
6.000 m³ H = 378 m.dpl
Q= 165 Lpd
2.000 m³
Sungai Ciwulan
Ø 200 mm
Desa Leuwi Liang
7.500 m
Kecamatan Kawalu
H = 225 m.dpl CIHIDEUNG
Ø 300 mm
H = 375 m.dpl
4.860 m
Q= 200 Lpd
2.000 m³
Ø 200 mm
8.000 m
MANGKUBUMI
H = 375 m.dpl
Q= 245 Lpd
500 m³ 2.000 m³
Ø 500 mm
Ø 200 mm
9.900 m
300 m 6 Pompa
INTAKE IPA 200 l/dtk
1.100 LPD 1.000 LPD H= 300 m

Gambar 7.4 Skema Pengembangan SPAM Sistem Ciwulan

Rencana Pengembangan SPAM VII_24


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Gambar 7.5 Peta Rencana Pengembangan SPAM Sistem Ciwulan

Rencana Pengembangan SPAM VII_25


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

SISTEM CITANDUY CIBEUREUM


(CIBEUREUM, PURBARATU, INDIHIANG, BUNGURSARI, CIPEDES) Q= 110 Lpd
3.000 m³

10.000 m

PURBARATU
Q= 60 Lpd
3.000 m³

Sungai Citanduy 10.000 m


Kelurahan Sukamaju Kaler INDIHIANG
Kecamatan Indihiang 3.000 m³ Q= 95 Lpd
H = 412 m.dpl
1.000 m
1.000 m
R. Utama
BUNGURSARI
Kecamatan Indihiang
2.000 m³ Q= 90 Lpd
H = 305 m.dpl

5.000 m
300 m³
Ø 300 mm,
CIPEDES
Ø 300 mm,
2.000 m³ Q= 145 Lpd
2 x Ø 300 mm
INTAKE 200 m 500 LPD
550 LPD 6.000 m


Gambar 7.6 Skema Pengembangan SPAM Sistem Citanduy

Rencana Pengembangan SPAM VII_26


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Gambar 7.7 Peta Rencana Pengembangan SPAM Sistem Citanduy


Rencana Pengembangan SPAM VII_27


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya


























Gambar 7.8 Peta Rencana Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya

Rencana Pengembangan SPAM VII_28


Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

1. Sistem Ciwulan
Sistem Ciwulan ini adalah sistem penyediaan air minum baru dengan sumber air baku
Sungai Ciwulan yang berlokasi di Desa Leuwiliang Kec. Kawalu. Sistem ini direncanakan
untuk tambahan sistem eksisting Cabang Kawalu (Kec. Kawalu dan Kec. Tamansari) dan
Cabang Tasik Barat (Kec. Mangkubumi, Kec. Cihideung, dan Kec. Tawang), sehingga
diharapkan dapat melayani hampir 80 % wilayah di atas (Kec. Kawalu, Kec. Taman sari, Kec.
Mangkubumi, Kec. Cihideung, dan Kec. Tawang), dengan rencana kelengkapan sistem,
diuraikan sebagai berikut :

1. Bangunan Pengambilan Air Baku Sungai Ciwulan (intake)


2. Pompa Penyalur Air Baku
3. Pipa Transmisi
4. IPA
5. Reservoir Produksi
6. Pompa Distribusi
7. Pipa Distribusi Utama
8. Reservoar Utama
9. Pipa distribusi
10. Reservoar Penyalur (Offtaker)

2. Sistem Citanduy
Sama halnya dengan Sistem Ciwulan, Sistem Citanduy adalah sistem penyediaan air minum
baru dengan sumber air baku Sungai Citanduy yang berlokasi di Kelurahan Sukamaju Kaler
Kec. Indihiang. Sistem ini direncanakan untuk tambahan sistem eksisting Cabang Tasik
Timur (Kec. Cipedes dan Kec. Purbaratu), Cabang Indihiang (Kec. Indihiang dan kec.
Bungursari) dan Cabang Cibeureum (Kec. Cibeureum), sehingga diharapkan dapat melayani
hampir 80 % wilayah di atas (Kec. Cipedes, Kec. Purbaratu Kec. Indihiang, kec. Bungursari
dan Kec. Cibeureum), dengan rencana kelengkapan sistem, diuraikan sebagai berikut :

1. Bangunan Pengambilan Air Baku Sungai Citanduy (intake)


2. Pompa Penyalur Air Baku
3. Pipa Transmisi
4. IPA
5. Reservoir Produksi
6. Pompa Distribusi

Rencana Pengembangan SPAM VII_29



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

7. Pipa Distribusi Utama
8. Reservoar Utama
9. Pipa distribusi
10. Reservoar Penyalur (Offtaker)

7.3 Rencana Pengembangan SPAM
a. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum Jangka Panjang (2014 – 2034)
Program jangka panjang merupakan penyelesaian program 20 tahun rencana
pengembangan sistem penyediaan air minum Kota Tasikmalaya sampai Tahun 2034.
Sasaran dari tahapan ini adalah pemenuhan cakupan pelayanan sebesar 68.94 % dari
penduduk wilayah administratif Kota Tasikmalaya.

Kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan lanjutan dari program-program


sebelumnya, dimana kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah pemasangan
Pembangunan Intake, IPA, Pemasangan Pipa Transmisi dan Distribusi serta pemasangan
sambungan langsung pada areal pelayanan serta pengembangan sistem berupa studi
penanggulangan kebocoran dan evaluasi sistem (kelembagaan). Program-program
pembangunan Penyediaan Air Minum/Air minum di Kota Tasikmalaya antara lain :

Tabel 7.3 Program Pembangunan Penyediaan Air Minum


Di Kota Tasikmalaya ( 3-5 tahun terakhir)

Pelaksanaan
No Program Penyediaan Air Minum Sudah Sedang Akan
dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
1 Pembuatan perlindungan mata air dan
pemanfaatan mata air untuk pelayanan √
air minum sampai ke HU
2 Pengembangan jaringan distribusi PDAM √

Tirta Sukapura
3 Penambahan debit suplai PDAM Tirta √

Sukapura
Sumber : Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan dan PDAM Tirta Sukapura, 2011
*) mencakup program pemerintah daerah/pusat atau program non pemerintah

Dalam rangka memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Kota Tasikmalaya sekaligus
mengantisipasi pertumbuhan penduduk dan wilayah perkotaan di Kota Tasikmalaya
maka rencana pengembangan sistem penyediaan air minum hingga tahun 2033 yaitu
program pengembangan sistem yang telah ada dan sistem baru dengan sasaran
program tersebut memenuhi pelayanan air minum seluruh kecamatan yang

Rencana Pengembangan SPAM VII_30



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

direncanakan sedangkan untuk desa dengan kategori perdesaan dilayani dengan
pengembangan SPAM perdesaan yaitu Bukan Jaringan Perpipaan.

intake : 1.650
IPA : 1.500
reservoir : 29.800
Pipa transmisi : 500
Pipa distribusi : 106.190
Jumlah Pelanggan : 138.240

A. Rencana Jaringan Perpipaan (JP)


Lingkup kegiatan dalam program pengembangan jaringan perpipaan ini terdiri dari
:
1. Pembangunan Intake lengkap sebesar 1.650 lt/det
2. Pembangunan IPA sebesar 1.500 lt/det
3. Penambahan volume reservoir sekitar 29.800 m3
4. Penambahan jumlah sambungan baru 138.240 unit
5. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi HDPE 2 x Ø 500 mm sepanjang
300m
6. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi HDPE 2 x Ø 300 mm sepanjang
200m
7. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jaringan Distribusi Utama HDPE Ø 400 mm
sepanjang 11.230 m
8. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jaringan Distribusi Utama HDPE Ø 300 mm
sepanjang 19.290 m
9. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jaringan Distribusi Utama HDPE Ø 250 mm
sepanjang 6.420 m
10. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jaringan Distribusi Utama HDPE Ø 200 mm
sepanjang 12.610 m
11. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jaringan Distribusi Primer HDPE Ø 150 mm
sepanjang 12.550 m
12. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jaringan Distribusi Primer HDPE Ø 100 mm
sepanjang 12.830 m
13. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jaringan Distribusi Primer HDPE Ø 75 mm
sepanjang 10.800 m

Rencana Pengembangan SPAM VII_31



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

14. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jaringan Distribusi Primer HDPE Ø 50 mm
sepanjang 20.310 m
15. Pengadaan dan Pemasangan PLN & Genset sebanyak 2 Unit
Total kebutuhan dana untuk program pengembangan jaringan perpipaan ini
berkisar Rp. 427.699.100.000 (Rincian perkiraan dan sumber dana program
pengembangan 2014 – 2034 lihat tabel LAMPIRAN)

B. Rencana Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)
Untuk wilayah perdesaan yang ada di Kota Tasikmalaya di luar kecamatan yang
menjadi rencana sistem pelayanan jaringan perpipaan direncanakan dengan
pengembangan jaringan perdesaan atau jaringan bukan perpipaan (BJP) seperti
hidran umum. Pembangunan SPAM BJP akan di prioritaskan di daerah-daerah yang
merupakan daerah rawan air dan rawan sanitasi serta daerah sekitar sumber air
baku SPAM Perpipaan yang tidak terlayani SPAM Perpipaan.
Berdasarkan hasil pemetaan kondisi sanitasi dan pembangunan SPAM yang telah
dilakukan Pemerintah Kota Tasikmalaya, dimana Jumlah Kelurahan yang termasuk
prioritas berjumlah 7 unit Kelurahan pada 2 Kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 7.4
Area Beresiko Sanitasi Kota Tasikmalaya
No Kecamatan/Kelurahan Kondisi Daerah
1 SETIAMULYA Risiko Tinggi
SETIAWARGI Risiko Tinggi
URUG Risiko Tinggi
TAMANSARI


Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Tasikmalaya, 2012


7.4 Kapasitas Sistem
7.4.1. Sistem Penyediaan Air minum dengan Sumber Air Baku Sungai Ciwulan
Sungai Ciwulan digunakan sebagai sumber air baku untuk daerah pelayanan Kecamatan
Mangkubumi, Kecamatan Cihideung, Kecamatan Tamansari, Kecamatan Tawang dan
Kecamatan Kawalu.

Rencana Pengembangan SPAM VII_32



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Uraian system Ciwulan adalah sebagai berikut :
a. Kapasitas Produksi Rencana
Rencana kebutuhan air minum rata-rata untuk sistem Ciwulan yaitu 1.000 l/detik.
Saat ini untuk Kota Tasikmalaya belum dibangun sistem penyediaan air minum dari
Sungai Ciwulan, sehingga diperlukan kapasitas produksi sebesar 1.000 lt/det.
b. Bangunan Pengambilan Air Baku (intake)
Bangunan Intake diperlukan untuk dapat menyadap air baku dengan debit sesuai
dengan kebutuhan harian maksimum + 8 %. Direncanakan untuk Sistem Penyediaan Air
minum sistem Ciwulan adalah membangun bangunan intake baru yang lokasinya
ditentukan disekitar Desa Leuwi Liang, Kecamatan Kawalu (Sungai Ciwulan) pada
ketinggian H= 225 m.dpl. Kapasitas bangunan pengambilan ini sebesar 1.100 l/det.
Bangunan pengambilan direncanakan menggunakan intake dengan bendung.
Intake dengan bendung, direncanakan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya :
• Fluktuasi air cukup besar
• Ketebalan air pada debit minimum tidak cukup untuk dapat masuk ke inlet
• Sungai tidak dimanfaatkan untuk transportasi
• Lembah sungai tidak terlalu dalam
• Kestabilan lereng cukup mantap
• Alur sungai tidak berubah-ubah
Kelengkapan bangunan pada intake dengan bendung, adalah :
• Saringan sampah
• Inlet
• Bangunan pengendap
• Bangunan sumur (pemompaan)
• Pintu sorong
Hal-hal lain yang menjadi persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan
pengambilan yang harus diperhatikan adalah :
• Penempatan bangunan pengambilan (intake) harus aman terhadap polusi yang
disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia atau makhluk hidup lain)
• Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam
pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam
• Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai, terhadap
gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up lift).

Rencana Pengembangan SPAM VII_33



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

• Dimensi bangunan pengambilan harus mempertimbangkan kebutuhan maksimum
harian.
• Dimensi inlet dan out let letaknya harus memperhatikan fluktuasi ketinggian muka
air
• Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik sungai
dan diusahakan pada ketinggian yang memungkinkan pengaliran dengan sistem
gravitasi.
• Kontruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur efektif (life time)
minimal 25 tahun
• Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan material lokal
atau disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan.
c. Pipa Transmisi
Sistem pengaliran dari sumber air baku ke bangunan pengolahan, direncanakan dengan
pemompaan, karena topografi sumber air lebih rendah dibandingkan letak bangunan
pengolahan. Pipa transmisi air baku, direncanakan menggunakan pipa jenis HDPE Ø 300
mm dengan panjang 300 m.

d. Bangunan Pengolahan Air (IPA)


Bangunan pengolahan air minum dari Sungai Ciwulan disesuaikan dengan kualitas air
baku, dimana pengolahan yang direncanakan berupa pengolahan lengkap dengan sistem
paket. Instalasi Pengolahan Air dibangun dengan kapasitas pengolahan yang dibutuhkan
1.000 l/det. (kapasitas ini telah di tambah 10 % untuk kebutuhan air operasional di
bangunan pengolahan).
Unit bangunan pada Instalasi Air minum yang direncanakan, adalah :
• Bak Prasedimentasi
• Bak Koagulator dan mixer
• Mixer Statis
• Bak Flockulator
• Bak Sedimentasi
• Bak Filtrasi
e. Reservoir Distribusi Induk
Untuk sistem penyediaan air minum Sistem Ciwulan Kota Tasikmalaya, sampai akhir
tahun perencanaan, direncanakan 1 (satu) buah reservoir induk dengan kapasitas 6.000

Rencana Pengembangan SPAM VII_34



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

m3 dan 5 (lima) reservoir distribusi masing-masing mempunyai kapasitas 4.000 m3 satu
unit dan 2.000 m3 empat unit.

f. Pipa Distribusi
Pipa distribusi untuk mengalirkan air dari reservoir induk ke reservoir distribusi
direncanakan menggunakan pipa HDPE dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 7.5 Dimensi Pipa Distribusi sistem Ciwulan



No Jenis dan Diameter Pipa Panjang
1 Pipa Distribusi Utama HDPE 3 x Ø 300 mm 4.860 M
(IPA Ciwulan - Reservoar Utama)

2 Jaringan Pipa Distribusi Utama

a. Reservoar Utama ke Kec. Kawalu Pipa HDPE Ø 400 mm 4.930 M

b. Simpang Cicariang ke Kec. Tamansari Pipa HDPE Ø 300 mm 7.620 M

c. Simpang Padayungan ke Kec. Tawang Pipa HDPE Ø 200 mm 1.110 M

d. Simpang Cicariang ke Kec. Mangkubumi Pipa HDPE Ø 200 mm 9.900 M

e. Simpang Padayungan ke Kec. Cihideung Pipa HDPE Ø 200 mm 1.600 M

3 Jaringan Pipa Distribusi Primer

a. Pipa HDPE Ø 150 mm 5.960 M

b. Pipa HDPE Ø 100 mm 9.750 M

c. Pipa HDPE Ø 75 mm 7.100 M

d. Pipa HDPE Ø 50 mm 7.670 M

g. Sistem Pendistribusian
Air minum yang sudah diolah ditampung di reservoir induk, selanjutnya dialirkan melalui
reservoir distribusi ke daerah pelayanan, dimana pengaliran air dilakukan secara
Gravitasi untuk seluruh wilayah pelayanan.

h. Perhitungan Pompa Air Baku


Pompa air baku (raw water pump) diperlukan untuk membawa air baku dari intake ke
bangunan IPA Paket. Pompa air baku yang dipilih dari jenis centrifugal dengan
spesifikasi:
• Debit Pompa, Q = 200 liter/detik
• Head Pompa, H = min 20 mka
• Jenis Pompa = Centrifugal End Suction
• Putaran, rpm = 1.450 – 3.00 rpm
• Daya = 220/380 V 3 Phase 50 Hz
• Jumlah Pompa = 6 unit

i. Pompa Produksi di Kecamatan Kawalu

Rencana Pengembangan SPAM VII_35



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Pada reservoir ini dilengkapi dengan water level control (WLC) untuk on/off pompa
distribusi. Air minum yang dikumpulkan di reservoir (yang berfungsi juga sebagai Booster
Pump Station (BPS). Pompa & Booster dipasang dengan head minimum 50 mka.
Spesifikasi pompa distribusi di Reservoir distribusi untuk supply ke wilayah pelayanan,
adalah :
• Debit Pompa, Q = 200 liter/detik
• Head Pompa, H = min 150 mka
• Jenis Pompa = Centrifugal End Suction
• Putaran, rpm = 1.450 – 3.00 rpm
• Daya = 220/380 V 3 Phase 50 Hz
• Jumlah Pompa = 6 unit

Unit Sistem Ciwulan ditunjukkan pada Tabel 7.5.

Tabel 7.6 Unit Sistem Ciwulan Untuk Wilayah Pelayanan Kecamatan
Mangkubumi, Kecamatan Cihideung, Kecamatan Tamansari, Kecamatan
Tawang dan Kecamatan Kawalu

No. Unit Sistem Dimensi Volume Satuan
1. Unit Produksi
Struktur bangunan beton bertulang K – 225, berbentuk
Intake
intake dengan bendung dengan kapasitas 1.100 l/det
Pompa air baku 200 l/det 6 unit
Transmisi air baku HDPE 500 mm 2 x @300 meter
Pengolahan Air IPA lengkap Tahap 1.000 l/det
3
Reservoir induk 6.000 m 1 unit
2. Unit Distribusi
Pipa Distribusi Utama (IPA Ciwulan -
HDPE 3 x Ø 300 mm 4,860 m
Reservoar Utama)
jaringan Distribusi Utama
a. Reservoar Utama ke Kec. Kawalu HDPE Ø 400 mm 4,930 m
b. Simpang Cicariang ke Kec. Tamansari HDPE Ø 300 mm 7,620 m
c. Simpang Padayungan ke Kec. Tawang HDPE Ø 200 mm 1,110 m
d. Simpang Cicariang ke Kec. Mangkubumi HDPE Ø 200 mm 9,900 m
e. Simpang Padayungan ke Kec. Cihideung HDPE Ø 200 mm 1,600 m
Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Primer
a. Pengadaan dan Pemasangan HDPE Ø 150 mm 5,960 m
b. Pengadaan dan Pemasangan HDPE Ø 100 mm 9,750 m
c. Pengadaan dan Pemasangan HDPE Ø 70 mm 7,100 m
d. Pengadaan dan Pemasangan HDPE Ø 50 mm 7,670 m
Reservoar Distribusi (Off Take)
3
a. Reservoar Kec. Kawalu 6,000 m
3
b. Reservoar Kec. Tamansari 4,000 m
3
c. Reservoar Kec. Mangkubumi 2,000 m
3
d. Reservoar Kec. Cihideung 2,000 m
3
c. Reservoar Kec. Tawang 2,000 m

Rencana Pengembangan SPAM VII_36



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya


7.4.2. Sistem Penyediaan Air Minum dengan Sumber Air Baku Sungai Citanduy
Sungai Citanduy digunakan sebagai sumber air, dengan daerah pelayanan utama yang
meliputi Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Purbaratu, kecamatan bungursari, Kecamatan
Indihiang dan Kecamatan Cipedes.

Rencana kelengkapan sistem, diuraikan sebagai berikut :


a. Kapasitas Produksi Rencana
Rencana kebutuhan air minum rata-rata untuk sistem Citanduy, yaitu sebesar 50
liter/detik
Sampai saat ini belum dibangun sistem penyediaan air minum untuk suplai Kota
Tasikmalaya dari Sungai Citanduy, sehingga dengan kebutuhan air minum untuk sistem
Citanduy diperlukan kapasitas produksi rata-rata sebesar 500 l/det.

b. Bangunan Pengambilan Air Baku (Intake)


Bangunan Intake diperlukan untuk dapat menyadap air baku dengan debit sesuai
dengan kebutuhan harian maksimum + 8 %. Direncanakan untuk Sistem Penyediaan Air
sistem Citanduy adalah membangun bangunan intake baru yang lokasinya di kelurahan
sukamaju kaler kecamatan indihiang pada ketinggian H = 412 m.dpl. Kapasitas
bangunan pengambilan ini sebesar 550 l/det. Bangunan pengambilan direncanakan
menggunakan intake dengan bendung.

Intake dengan bendung, direncanakan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya :


• Fluktuasi air cukup besar
• Ketebalan air pada debit minimum tidak cukup untuk dapat masuk ke inlet
• Sungai tidak dimanfaatkan untuk transportasi
• Lembah sungai tidak terlalu dalam
• Kestabilan lereng cukup mantap
• Alur sungai tidak berubah-ubah

Kelengkapan bangunan pada intake dengan bendung, adalah :


• Saringan sampah
• Inlet
• Bangunan pengendap
• Bangunan sumur (pemompaan)
• Pintu sorong

Rencana Pengembangan SPAM VII_37



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Hal-hal lain yang menjadi persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan
pengambilan yang harus diperhatikan adalah :
• Penempatan bangunan pengambilan (intake) harus aman terhadap polusi yang
disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia atau makhluk hidup lain)
• Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam
pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam
• Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai, terhadap
gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up lift).
• Dimensi bangunan pengambilan harus mempertimbangkan kebutuhan maksimum
harian.
• Dimensi inlet dan out let letaknya harus memperhatikan fluktuasi ketinggian muka
air
• Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik sungai
dan diusahakan pada ketinggian yang memungkinkan pengaliran dengan sistem
gravitasi.
• Kontruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur efektif (life time)
minimal 25 tahun
• Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan material lokal
atau disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan.

c. Pipa Transmisi
Sistem pengaliran dari sumber air baku ke bangunan pengolahan, direncanakan dengan
pemompaan, karena topografi sumber air lebih rendah (± 412 m.dpl) dibandingkan letak
bangunan pengolahan (± 412.5 m.dpl). Pipa transmisi air baku, direncanakan
menggunakan pipa jenis HDPE Ø 300 mm dengan panjang 200 m.

d. Bangunan Pengolahan Air (IPA)


Bangunan pengolahan air minum dari Sungai Citanduy disesuaikan dengan kualitas air
baku, dimana pengolahan yang direncanakan berupa pengolahan lengkap dengan sistem
paket. Instalasi Pengolahan Air dibangun dengan kapasitas pengolahan yang dibutuhkan
500 l/det. (kapasitas ini telah di tambah 10 % untuk kebutuhan air operasional di
bangunan pengolahan).
Unit bangunan pada Instalasi Air minum yang direncanakan, adalah :
• Bak Prasedimentasi
• Bak Koagulator dan mixer

Rencana Pengembangan SPAM VII_38



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

• Mixer Statis
• Bak Flockulator
• Bak Sedimentasi
• Bak Filtrasi


e. Reservoir Distribusi Induk
Untuk sistem penyediaan air minum Sistem Citanduy Kota Tasikmalaya, sampai akhir
tahun perencanaan, direncanakan 1 (satu) buah reservoir induk dengan kapasitas
masing-masing reservoar 3.000 m3 dan 4 (empat) reservoir distribusi dengan kapasitas
3.000 m3 dua unit, dan 2.000 m3 dua unit

f. Pipa Distribusi
Pipa distribusi untuk mengalirkan air dari reservoir induk ke reservoir distribusi
direncanakan menggunakan pipa HDPE dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 7.7 Dimensi Pipa Distribusi sistem Citanduy

No Jenis dan Diameter Pipa Panjang
1 jaringan Distribusi Utama 1

Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi Utama HDPE Ø 300 mm 150 M

(IPA Citanduy - Reservoar Utama)


2 jaringan Distribusi Utama 2

a. Reservoar Utama ke Kec.Bugursari Pipa HDPE Ø 400 mm 6,300 M

b. Simpang Indihiang ke Kec. Cipedes Pipa HDPE Ø 300 mm 7,300 M

c. Simpang Lima ke Kec. Purbaratu Pipa HDPE Ø 250 mm 6,420 M

d. Purbartu ke Kec. Cibeureum Pipa HDPE Ø 300 mm 4,370 M

2

jaringan Distribusi Primer



a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 150 mm 6,590 M

b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 100 mm 3,080 M

c. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 75 mm 3,700 M

d. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 50 mm 12,640 M

g. Sistem Pendistribusian
Air minum yang sudah diolah ditampung di reservoir induk dan selanjutnya dialirkan
melalui pipa dan reservoir distribusi ke daerah pelayanan, dimana pengaliran air
dilakukan dengan sistem pemompaan. Untuk antisipasi daerah pelayanan tertinggi di
wilayah pelayanan, pada reservoir distribusi direncanakan dipasang pompa booster
untuk buck up tekanan sistem.

Rencana Pengembangan SPAM VII_39



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

h. Perhitungan Pompa Air Baku
Pompa air baku (raw water pump) diperlukan untuk membawa air baku dari intake ke
bangunan IPA Paket. Pompa air baku yang dipilih dari jenis centrifugal dengan
spesifikasi:
Debit Pompa, Q
• = 200 liter/detik
Head Pompa, H
• = min 20 mka
Jenis Pompa
• = Centrifugal End Suction
Putaran, rpm
• = 1.450 – 3.00 rpm
Daya
• = 220/380 V 3 Phase 50 Hz
Jumlah Pompa
• = 6 unit

i. Pompa Produksi
Pada reservoir ini dilengkapi dengan water level control (WLC) untuk on/off pompa
distribusi. Air minum yang dikumpulkan di reservoir (yang berfungsi juga sebagai
Booster Pump Station (BPS). Pompa produksi dipasang dengan head minimum 50 mka.
Spesifikasi pompa produksi di Reservoir produksi untuk penyaluran air ke reservoar
utama adalah sebagai berikut :
• Debit Pompa, Q = 200 liter/detik
• Head Pompa, H = min 80 mka
• Jenis Pompa = Centrifugal End Suction
• Putaran, rpm = 1.450 – 3.00 rpm
• Daya = 220/380 V 3 Phase 50 Hz
• Jumlah Pompa = 3 unit
Unit Sistem untuk rencana pelayanan sistem Citanduy, ditunjukkan pada Tabel 7.5.
Tabel 7.8 Unit Sistem Citanduy Untuk Wilayah Pelayanan Kecamatan Cibeureum,
Kecamatan Purbaratu, kecamatan bungursari, Kecamatan Indihiang dan
Kecamatan Cipedes

No. Unit Sistem Dimensi Volume Satuan
1. Unit Produksi
Struktur bangunan beton bertulang K – 225, berbentuk
Intake
intake dengan bendung dengan kapasitas 500 l/det
Pompa air baku 200 l/det 3 unit
Transmisi air baku 300 mm (HDPE ) 200 meter
Pengolahan Air IPA lengkap 1 unit
3
Reservoir induk 3.000 m 1 unit
2. Unit Distribusi
jaringan Distribusi Utama 1
Pipa Distribusi Utama (IPA Citanduy -
HDPE Ø 300 mm 150 m
Reservoar Utama)
jaringan Distribusi Utama 2
a. Reservoar Utama ke Kec.Bugursari HDPE Ø 400 mm 6,300 m

Rencana Pengembangan SPAM VII_40



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

No. Unit Sistem Dimensi Volume Satuan


b. Simpang Indihiang ke Kec. Cipedes HDPE Ø 300 mm 7,300 m
c. Simpang Lima ke Kec. Purbaratu HDPE Ø 250 mm 6,420 m
d. Purbartu ke Kec. Cibeureum HDPE Ø 300 mm 4,370 m

jaringan Distribusi Primer
a. Pengadaan dan Pemasangan HDPE Ø 150 mm 6,590 m
b. Pengadaan dan Pemasangan HDPE Ø 100 mm 3,080 m
c. Pengadaan dan Pemasangan HDPE Ø 75 mm 3,700 m
d. Pengadaan dan Pemasangan HDPE Ø 50 mm 12,640 m

Rencana Pengembangan SPAM VII_41



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya


















Gambar 7.9 Peta Rencana Sistem Penyediaan Air Minum Kota Tasikmalaya













Rencana Pengembangan SPAM VII_42



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

7.5 Keterpaduan Pengembangan SPAM Dengan Sanitasi
7.5.1 Umum
Pembangunan air minum dan sanitasi merupakan salah satu agenda nasional yang terkait
juga dengan agenda global sebagaimana dicanangkan melalui Deklarasi Millenium
Development Goals (MDGs). Saat ini pencapaian sasaran MDGs tersebut masih belum
sesuai dengan yang ditargetkan. Status tahun 2010 (Berdasarkan data dari BPS yang
dihasilkan dari survey sosial ekonomi nasional (SUSENAS)) menunjukkan pencapaian
cakupan pelayanan baru 55.54% dengan proporsi 72,78 persen di perkotaan dan 38,50
persen di perdesaan. Dalam rangka pemenuhan target MDG 2015, menjadi prioritas
tersedianya akses sumber air bersih yang menjangkau 67% penduduk dan akses terhadap
sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum 20146. Melihat uraian
diatas menunjukkan kondisi yang belum menggembirakan, karena ketersediaan pelayanan
sanitasi yang aman merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi dan
terkait erat dengan aspek-aspek lain seperti kesehatan dan kemiskinan. Selain itu sanitasi
belum merupakan prioritas bagi banyak pemerintah daerah dalam penyediaan
pelayanannya. Tantangan berat untuk mencapai target MDGs, khususnya untuk sektor air
minum adalah aspek teknis (kuantitas, kualitas, kontinuitas air baku hingga air minum);
aspek pendanaan (sumber dana, struktur tarif, keterjangkauan), pelayanan kaum miskin,
manajemen, dan pengaturan serta kelembagaan seperti peran serta swasta, regulator,
pengelola air minum skala kecil, dsb). Oleh karena itu diperlukan pendekatan holistik yang
memahami/memperhitungkan semua aspek dan dimensi serta keterkaitannya, dan
memfokuskan pada implementasi aspek/ dimensi tertentu dengan membangun sinergi.

Dalam RPJMN 2010-2014 pengembangan infrastruktur yang terkait dengan infrastruktur


sumber daya air, air minum dan sanitasi digambarkan memiliki permasalahan dengan
kondisi sebagai berikut, masih rendahnya akses terhadap penyediaan air minum yang
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain dibidang air minum belum lengkap dan
terbaharukan perangkat peraturan yang mendukung penyediaan air minum, menurunnya
kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air baku air minum, masih terbatas penyedia air minum
baik oleh perusahaan daerah air minum (PDAM) dan non-PDAM yang sehat (kredibel dan
profesional), belum optimal sistem perencanaan penyediaan air minum dan terbatas
pendanaan untuk mendukung keseluruhan aspek penyediaan air minum.

Bidang sanitasi yang terdiri dari air limbah, sampah dan drainase antara lain memiliki
permasalahan, masih rendahnya akses penduduk terhadap pelayanan air limbah.

Rencana Pengembangan SPAM VII_43



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Permasalahan utama yang dihadapi dalam pembangunan persampahan adalah rendahnya
akses terhadap layanan pengelolaan sampah. Sedangkan untuk drainase ialah ketersediaan
kapasitas sistem drainase sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini.

7.5.2 Tinjauan Sanitasi Kota Tasikmalaya


Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis
dari penyakit terkait.

Sanitasi juga merupakan usaha untuk memastikan pembuangan kotoran manusia, cairan
limbah dan sampah secara higienis. Hal ini akan berkontribusi pada kebersihan dan
lingkungan hidup yang sehat, baik di rumah maupun lingkungan sekitarnya.

Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut :


1. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga
(domestic) dengan sistem :
a. Pengelolaan On Site adalah penanganan air limbah rumah tangga
menggunakan sistem septic-tank dengan cara pembuangan konvensional
yaitu limbah air rumah tangga diangkut dengan menggunakan kendaraan
tangki khusus yang kemudian dibuang ke IPAL. Untuk sementara limbah air
ini dibuang ke IPAL karena Kota Tasikmalaya belum mempunyai IPLT.






Gambar 7.10 Pengelolaan On Site Secara Konvensional

b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan air limbah rumah tangga yang
disalurkan melalui saluran tersier, sekunder atau induk (primer), kemudian
dibuang ke IPAL.

Rencana Pengembangan SPAM VII_44



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya











Gambar 7.11 Pengelolaan Off Site

2. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran
dan lainnya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) yang bertempat di Ciangir Kecamatan Tamansari.
3. Penanganan drainase kota adalah dengan memfungsikan saluran drainase sebagai
pengalir air kota dan disalurkan ke badan penerima utama.
4. Penyediaan air minum adalah upaya pemerintah Kota Tasikmalaya untuk
menyediakan air minum bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non
PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur.

7.5.3 Penentuan Area Beresiko Tinggi


Area beresiko ditentukan dengan kriteria gabungan sebagai berikut :
- Berdasarkan data sekunder
- Berdasarkan persepsi OPD
- Berdasarkan hasil studi EHRA

Penentuan Skoring resiko ditetapkan dalam 4 skala, yaitu :
1 = resiko sangat rendah
2 = resiko rendah
3 = resiko tinggi
4 = resiko sangat tinggi

Rencana Pengembangan SPAM VII_45



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

a) Area Beresiko Menurut Data Sekunder
Parameter untuk menentukan area beresiko berdasarkan data sekunder adalah :
- Kepadatan penduduk = jumlah penduduk (orang) / luas area (km2)
- Persentase KK miskin = (jumlah kk miskin / jumlah total kk) * 100%
- Persentase layanan air minum = {(jumlah SR * jumlah orang/kk)+(jumlah HU*jumlah
orang/kk)} / jumlah total orang dlm area tsb *100%
- Persentase layanan jamban = (jumlah jamban / jumlah rumah) * 100%
- Persentase luas terbangun = (L.terbangun/L.wilayah)* 100 %
- Persentase sampah terangkut = (jumlah sampah terangkut/jumlah timbulan sampah )
*100 %

Tabel 7.9
Penentuan Area Beresiko menurut data Sekunder
Indikator Resiko (skor) Rata-rata
No Kecamatan
1 2 3 4 5 6 tertimbang
Bobot 16,67% 16,67% 16,67% 16,67% 16,67% 16,67% 100 %
1 Kawalu 3,71 14,42 5,20 8,03 3,66 9,16 7,36
2 Tamansari 3,97 13,14 8,09 9,59 4,07 4,58 7,24
3 Cibeureum 6,27 9,12 8,09 11,34 7,09 9,16 8,51
4 Purbaratu 5,77 8,41 5,20 6,64 5,87 5,49 6,23
5 Tawang 21,27 5,66 19,65 11,89 24,81 14,65 16,32
6 Cihideung 24,24 14,69 19,65 10,40 22,95 16,48 18,07
7 Mangkubumi 6,46 8,62 8,09 9,24 6,07 6,59 7,51
8 Indihiang 7,19 9,57 3,47 13,53 6,91* 10,99 8,61
9 Bungursari 4,51 7,66 2,89 9,19 0,00* 6,41 5,11
10 Cipedes 16,62 8,70 19,65 10,14 18,56 16,48 15,03
Jumlah 100,00 100,00 100 100,00 100,00 100,00 100
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Tasikmalaya, 2012
Keterangan :
*) Luas wilayah terbangun kecamatan Indihiang dan Bungursari masih bersatu.
1= Kepadatan Penduduk
2 = Jumlah KK Miskin
3 = layanan air minum
4 = layanan jamban
5 = Luas wilayah terbangun
6 = Sampah Terangkut
BD = Belum ada data



Rencana Pengembangan SPAM VII_46



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Tabel 7.10
Skoring Penentuan Area Beresiko menurut data Sekunder
Skoring
No Kecamatan
1 2 3 4
1 Kawalu √
2 Tamansari √
3 Cibeureum √
4 Purbaratu √
5 Tawang √
6 Cihideung √
7 Mangkubumi √
8 Indihiang √
9 Bungursari √
10 Cipedes √
Jumlah
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Tasikmalaya, 2012
Keterangan :
1 = 5,11-8,35 % (resiko sangat rendah)
2 = 8,36-11,59 % (resiko rendah)
3 = 11,60-14,83 % (resiko tinggi)
4 = 14,84-18,07 % (resiko sangat tinggi)

b) Area Beresiko Menurut Persepsi organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Parameter untuk menentukan area beresiko berdasarkan persepsi OPD adalah :
§ Persepsi OPD termasuk didalamnya mempertimbangkan fungsi tata ruang (urban
function) dimasa mendatang
§ OPD yang terlibat dalam memberikan skor harus disepakati bersama
Tabel 7.11
Penentuan Area Beresiko menurut Persepsi OPD
SKPD (skor)
No Desa/Kelurahan Rata-rata
1 2 3 4 5
1 Kawalu 1 3 * * 2 2
2 Tamansari 1 3 * * 4 3
3 Cibeureum 2 4 * * 3 3
4 Purbaratu 1 3 * * 3 2
5 Tawang 4 4 * * 4 4
6 Cihideung 4 4 * * 4 4
7 Mangkubumi 1 3 * * 2 2
8 Indihiang 2 3 * * 2 2
9 Bungursari 1 2 * * 2 2
10 Cipedes 4 4 * * 4 4
Jumlah 21 33 * * 30 3
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Tasikmalaya, 2012

Rencana Pengembangan SPAM VII_47



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Keterangan :
1= Bappeda
2 = Dinas Cipta Karya Tata Ruang & Kebersihan
3 = Dinas Kesehatan
4 = KPLH
5 = Dinas Bina Marga Pengairan
Pertambangan & Energi
*) belum ada data

c) Area Beresiko Menurut Hasil Studi EHRA
Parameter untuk menentukan area beresiko berdasarkan Hasil Studi EHRA adalah :
- Sumber Air
- Air Limbah Domestik
- Persampahan
- Drainase
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Tabel 7.12
Penentuan Area Beresiko menurut Studi EHRA
Indikator Resiko dari EHRA (skor)
No Kluster Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
1 Kluster 0 36 39 38 8 49 176 34
2 Kluster 1 38 48 85 29 57 256 51
3 Kluster 2 42 41 42 41 42 216 43
4 Kluster 3 60 55 60 55 60 216 43
Jumlah 157 202 217 49 233 43
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Tasikmalaya, 2012
Keterangan :
1= Sumber air
2 = Air limbah Domestik
3 = persampahan
4 =drainase
5 = PHBS

Rencana Pengembangan SPAM VII_48



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kota


Tasikmalaya 2012
300 5. PERILAKU HIDUP BERSIH
250 SEHAT.
57 4. GENANGAN AIR.
200
29 61 66
150 49 7 5 3. PERSAMPAHAN.
8 85 45 49
100 38
48 60 55 2. AIR LIMBAH DOMESTIK.
50 39
36 38 42 41
0
1. SUMBER AIR
CLUSTER 0 CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3

Gambar 7.12 Indeks Risiko Sanitasi Kota Tasikmalaya

Tabel 7.13
Kategori Daerah Beresiko Sanitasi Kota Tasikmalaya

Batas Nilai Risiko Keterangan


Total Indeks Risiko Max 256
Total Indeks Risiko Min 170
Interval 22
Katagori Area Berisiko Batas Bawah Batas Atas
Kurang Berisiko 170 192
Berisiko Sedang 193 214
Risiko Tinggi 215 237
Risiko Sangat Tinggi 238 259
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Tasikmalaya, 2012

Tabel 7.14
Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko Kota Tasikmalaya

CLUSTER NILAI IRS SKOR EHRA


CLUSTER 1 256 4
CLUSTER 2 216 3
CLUSTER 3 216 2
CLUSTER 0 170 1
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Tasikmalaya, 2012


Rencana Pengembangan SPAM VII_49



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

d) Hasil Akhir Penentuan Area Beresiko
Tabel 7.15
Penentuan Area Beresiko Sanitasi Kota Tasikmalaya
Skor Akhir Hasil yang Disepakati
Kecamatan/Kelurahan
Data Sekunder Persepsi SKPD Studi EHRA Skor
No Rata- Rata
Skor Area
Bobot Skor 25% Skor 25% 50% Tertimbang
Cluster Beresiko
1 GUNUNG TANDALA 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
2 TANJUNG 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
3 KERSAMENAK 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
4 TALAGASARI 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
5 GUNUNG GEDE 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
KAWALU
6 CILAMAJANG 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
7 CIBEUTI 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
8 KARANGANYAR 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
9 LEUWILIANG 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
10 URUG 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
11 CIHERANG 2 0,5 3 0,75 3 1,5 3 3
12 AWIPARI 2 0,5 3 0,75 3 1,5 3 3
13 SETIARATU 2 0,5 3 0,75 3 1,5 3 3
14 CIAKAR 2 0,5 3 0,75 3 1,5 3 3
15 CIBEUREUM KERSANAGARA 2 0,5 3 0,75 4 2 3 3
16 SETIANAGARA 2 0,5 3 0,75 3 1,5 3 3
17 KOTABARU 2 0,5 3 0,75 3 1,5 3 3
18 MARGABAKTI 2 0,5 3 0,75 3 1,5 3 3
19 SETIAJAYA 2 0,5 3 0,75 2 1 2 2
20 PURBARATU 1 0,25 2 0,5 1 0,5 1 1
21 SUKAMENAK 1 0,25 2 0,5 1 0,5 1 1
22 SINGKUP 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
PURBARATU
23 SUKANAGARA 1 0,25 2 0,5 2 1 2 2
24 SUKAASIH 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
25 SUKAJAYA 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
26 SETIAMULYA 1 0,25 3 0,75 4 2 3 3
27 SETIAWARGI 1 0,25 3 0,75 3 1,5 3 3
28 SUMELAP 1 0,25 3 0,75 4 2 3 3
29 SUKAHURIP 1 0,25 3 0,75 4 2 3 3
TAMANSARI
30 TAMANSARI 1 0,25 3 0,75 3 1,5 3 3
31 TAMANJAYA 1 0,25 3 0,75 4 2 3 3
32 MULYASARI 1 0,25 3 0,75 1 0,5 2 2
33 MUGARSARI 1 0,25 3 0,75 4 2 3 3
34 KARIKIL 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
35 CIGANTANG 1 0,25 2 0,5 2 1 2 2
36 MANGKUBUMI 1 0,25 2 0,5 2 1 2 2
MANGKUBUMI
37 CIPARI 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
38 CIPAWITRA 1 0,25 2 0,5 2 1 2 2
39 SAMBONGPARI 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2

Rencana Pengembangan SPAM VII_50



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Skor Akhir Hasil yang Disepakati
Kecamatan/Kelurahan
Data Sekunder Persepsi SKPD Studi EHRA Skor
No Rata- Rata
Skor Area
Bobot Skor 25% Skor 25% 50% Tertimbang
Cluster Beresiko
40 SAMBONGJAYA 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
41 LINGGAJAYA 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
42 INDIHIANG 2 0,5 2 0,5 3 1,5 3 3
43 SIRNAGALIH 2 0,5 2 0,5 3 1,5 3 3
44 SUKAMAJU KALER 2 0,5 2 0,5 3 1,5 3 3
INDIHIANG
45 SUKAMAJU KIDUL 2 0,5 2 0,5 3 1,5 3 3
46 PARAKANYASAG 2 0,5 2 0,5 1 0,5 2 2
47 PANYINGKIRAN 2 0,5 2 0,5 2 1 2 2
48 BUNGURSARI 1 0,25 2 0,5 1 0,5 1 1
49 CIBUNIGEULIS 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
50 BANTARSARI 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
51 BUNGURSARI SUKAJAYA 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
52 SUKAMULYA 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
53 SUKALAKSANA 1 0,25 2 0,5 3 1,5 2 2
54 SUKARINDIK 1 0,25 2 0,5 4 2 3 3
55 NAGARAWANGI 4 1 4 1 2 1 3 3
56 TUGUJAYA 4 1 4 1 2 1 3 3
57 TUGURAJA 4 1 4 1 2 1 3 3
CIHIDEUNG
58 CILEMBANG 4 1 4 1 2 1 3 3
59 ARGASARI 4 1 4 1 2 1 3 3
60 YUDANAGARA 4 1 4 1 2 1 3 3
61 CIPEDES 4 1 4 1 3 1,5 4 4
62 PANGLAYUNGAN 4 1 4 1 3 1,5 4 4
CIPEDES
63 NAGASARI 4 1 4 1 4 2 4 4
64 SUKAMANAH 4 1 4 1 4 2 4 4
65 TAWANGSARI 4 1 4 1 2 1 3 3
66 LENGKONGSARI 4 1 4 1 3 1,5 4 4
67 TAWANG EMPANGSARI 4 1 4 1 3 1,5 4 4
68 CIKALANG 4 1 4 1 3 1,5 4 4
69 KAHURIPAN 4 1 4 1 2 1 3 3
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Tasikmalaya, 2012

Rencana Pengembangan SPAM VII_51



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya


Gambar 7.13 Persentase Aseal Beresiko SanitasiKota Tasikmalaya

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Kota Tasikmalaya sangat memerlukan
penanganan di sektor sanitasi. Dilihat dari besarnya perentase area beresiko
sanitasi yang sangat tinggi dan tinggi yaitu mencapai 85,90% (area resiko tinggi
55,07% dan resiko sangat tinggi 30,43%).

Rencana Pengembangan SPAM VII_52



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya



















Gambar 7.14 Peta Area Beresiko Sanitasi Kota Tasikmlaya

Rencana Pengembangan SPAM VII_53



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

7.5.4 Permasalahan Utama di Area beresiko
Permasalahan utama di sektor sanitasi Kota Tasikmalaya adalah persampahan,
perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan air limbah domestik. Yang menjadi
permasalahan dari segi persampahan adalah masih rendahnya cakupan layanan
sampah (kurangnya armada sampah sehingga rata-rata pengangkutan sampah tidak
dilakukan setiap hari dan masih ada daerah tidak terlayani), pesatnya
pembangunan permukiman menyebabkan semakin luasnya area pengangkutan,
masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri
(3R). Dari segi PHBS, perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan
dengan sabun pada 5 waktu kritis dan buang sampah sembarangan. Dari segi air
limbah masalah utamanya adalah masih rendahnya kepemilikan tangki septic,
kepemilikan jamban relatif banyak akan tetapi pembuangannya langsung k saluran
drainase atau badan air, dan yang paling utama adalah belum adanya sistem
pengelolaan air limbah domestik di Kota Tasikmalaya karena IPLT Singkup tidak
berfungsi (rusak).
Sistem penyediaan air minum Kota Tasikmalaya yang direncanakan memiliki dua
sistem yaitu sistem Ciwulan yang berada di Kelurahan Lewiliang Kecamatan Kawalu
dan sistem Citanduy yang berada di Kelurahan Sukamaju Kaler Kecamatan
Indihiang. Jika di integrasikan dengan hasil analisa, sistem ciwulan berada pada area
resiko sanitasi sedang dan berada pada cluster 3, sedangkan sistem citanduy
berada pada area area resiko tinggi dan berada pada cluster 2. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 7.16
Permasalahan Utama di Area Beresiko
Kategori Resiko Potensi Dampak
No Sistem Lokasi Clustering Permasalahan
Sanitasi Yang Ditimbulkan
1 Ciwulan Kel. Lewiliang, Resiko sedang Cluster 3 PHBS, Air limbah Derajat kesehatan
Kec. Kawalu domestik menurun,
pencemaran
lingkungan
2 Citanduy Kel. Sukamaju Resiko tinggi Cluster 2 PHBS, Air limbah Derajat kesehatan
Kaler, Kec. domestik menurun,
indihiang pencemaran
lingkungan
Sumber : hasil Analisis, 2013


Rencana Pengembangan SPAM VII_54



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

7.6 Perkiraan Kebutuhan Biaya
Total kebutuhan dana untuk program pengembangan ini berkisar Rp. 427.699.100.000.-.
Sementara bila dirinci berdasarkan tahap perencanaan untuk total Kebutuhan investasi
pada tahap mendesak 1-2 tahun sebesar Rp. 128.041.476.040.-. Sedangkan total
kebutuhan investasi sampai dengan jangka menengah 5 tahun sebesar Rp.
160.736.716.040.- (Rincian perkiraan dan sumber dana program pengembangan 2014 –
2034 lihat tabel dibawah ini).

























Rencana Pengembangan SPAM VII_55



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Tabel 7.17
Perkiraan Biaya Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya

Rencana Pengembangan SPAM VII_56



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

1. Kebutuhan Investasi Sistem Ciwulan
Kebutuhan investasi Sistem Ciwulan diperkirakan sebesar Rp. 272.545.570.000.
Sistem ini adalah system baru dengan kapasitas sebesar 1.000 L/dt yang intakenya
direncanakan mulai dibangun pada tahun 2014. Hingga pemasangan sambungan
rumah tahap akhir yang direncanakan pada 2024. Perkiraan secara rinci mengenai
kebutuhan investasi pengembangan SPAM pada sistem Ciwulan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:

Tabel 7.18
Perkiraan Kebutuhan Investasi pada Sistem Ciwulan
Tahap Prakontruksi dan Kontruksi

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)

A PRA KONTRUKSI

I PEKERJAAN PERENCANAAN DAN PERSIAPAN

1 Studi AMDAL Paket 1 500.000.000 500.000.000

2 Perencanaan Kelembagaan dan Sosialisasi Paket 1 300.000.000 300.000.000

3 Perencanaan Teknis Rinci (DED) Paket 1 600.000.000 600.000.000

4 Pengawasan dan Perijinan Paket 1 1.000.000.000 1.000.000.000

5 Manajemen Proyek Paket 1 200.000.000 200.000.000

6 Pembebasan Lahan Intake dan IPA M2 5.000 250.000 1.250.000.000

7 Pembebasan Lahan Reservoar M2 32.000 300.000 9.600.000.000

JUMLAH BIAYA PRA KONTRUKSI 13.450.000.000

Harga Satuan
No Uraian Kegiatan Satuan Volume Total Biaya (Rp)
(Rp)

B KONTRUKSI

I SISTEM CIWULAN 1.000 L/dt

KAWALU, TAMANSARI, MANGKUBUMI,
CIHIDEUNG, TAWANG
i PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM

1 Mobilisasi/ Demobilisasi Ls 1 50.000.000 50.000.000

2 Papan Nama Proyek bh 1 500.000 500.000

3 Direksi Keet M2 45 750.000 33.750.000

4 Gudang Lapangan Unit 1 25.000.000 25.000.000

5 Pelaporan, Dokumentasi, dan Penggambaran Paket 1 30.000.000 30.000.000

Rencana Pengembangan SPAM VII_57



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Harga Satuan
No Uraian Kegiatan Satuan Volume Total Biaya (Rp)
(Rp)

ii PEKERJAAN UNIT AIR BAKU



Pembangunan Intake Kapasitas 1,100 L/dt L/dt 1.100 8.700.000 9.570.000.000
1
(Bendung Saluran Pembawa dan Sump Well)

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Intake 6 x
L/dt 1.200 4.952.000 5.942.400.000
200 L/dt H=20 m
2
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset &
panel. Dan Bangunan Penunjang)
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi
3 M 300 2.586.000 1.551.600.000
HDPE 2 x Ø 500 mm


iii PEKERJAAN UNIT PRODUKSI

Pembangunan IPA 1,000 L/dt L/dt 1.000 80.294.000 80.294.000.000

1 (Instalasi Pengolahan Lengkap. Bangunan
Penunjang dan Prasarana Pelengkap)
2 Pembangunan Reservoar Produksi M3 500 2.142.000 1.071.000.000

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Distribusi
L/dt 1.200 14.780.000 17.736.000.000
Utama, 6 x 200 L/dt H=150 m
3
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset &
panel. Dan Bangunan Penunjang)
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi
4 M 4.860 1.136.000 16.562.880.000
Utama HDPE 3 x Ø 300 mm
(IPA Ciwulan - Reservoar Utama)


iv PEKERJAAN UNIT JARINGAN DISTRIBUSI

1 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Utama

a. Pembangunan Reservoar Utama Kec. Kawalu M3 6.000 1.340.000 8.040.000.000

b. Reservoar Utama ke Kec. Kawalu Pipa HDPE Ø
M 4.930 1.764.000 8.696.520.000
400 mm
c. Simpang Cicariang ke Kec. Tamansari Pipa
M 7.620 1.136.000 8.656.320.000
HDPE Ø 300 mm
d. Simpang Padayungan ke Kec. Tawang Pipa
M 1.110 608.000 674.880.000
HDPE Ø 200 mm
e. Simpang Cicariang ke Kec. Mangkubumi Pipa
M 9.900 608.000 6.019.200.000
HDPE Ø 200 mm
f. Simpang Padayungan ke Kec. Cihideung Pipa
M 1.600 608.000 972.800.000
HDPE Ø 200 mm
2 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Primer

a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 150
M 5.960 364.000 2.169.440.000
mm
b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø
M 9.750 236.000 2.301.000.000
100 mm
c. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 75
M 7.100 140.000 994.000.000
mm
d. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 50
M 7.670 84.000 644.280.000
mm
Pembangunan Unit Reservoar Distribusi (Off
3
Take)

Rencana Pengembangan SPAM VII_58



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Harga Satuan
No Uraian Kegiatan Satuan Volume Total Biaya (Rp)
(Rp)

a. Reservoar Kec. Tamansari M3 4.000 1.674.000 6.696.000.000



b. Reservoar Kec. Mangkubumi M3 2.000 1.874.000 3.748.000.000

c. Reservoar Kec. Cihideung M3 2.000 1.874.000 3.748.000.000

d. Reservoar Kec. Tawang M3 2.000 1.874.000 3.748.000.000

Pengadaan dan Pemasangan Sambungan
4 UNIT 92.160 750.000 69.120.000.000
Rumah


TOTAL BIAYA 259.095.570.000

Sumber : Hasil Rencana

2. Kebutuhan Investasi Sistem Citanduy


Kebutuhan investasi Sistem Citanduy diperkirakan sebesar Rp. 168.603.530.000.
Sistem ini adalah system baru dengan kapasitas sebesar 500 L/dt yang intakenya
direncanakan mulai dibangun pada tahun 2023 (bertahan). Hingga pemasangan
sambungan rumah tahap akhir yang direncanakan pada 2031. Perkiraan secara rinci
mengenai kebutuhan investasi pengembangan SPAM pada sistem Citanduy dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 7.19
Perkiraan Kebutuhan Investasi pada Sistem Citanduy
Tahap Prakontruksi dan Kontruksi

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)

A PRA KONTRUKSI

I PEKERJAAN PERENCANAAN DAN PERSIAPAN

1 Studi AMDAL Paket 1 500.000.000 500.000.000

2 Perencanaan Kelembagaan dan Sosialisasi Paket 1 300.000.000 300.000.000

3 Perencanaan Teknis Rinci (DED) Paket 1 600.000.000 600.000.000

4 Pengawasan dan Perijinan Paket 1 1.000.000.000 1.000.000.000

5 Manajemen Proyek Paket 1 200.000.000 200.000.000

6 Pembebasan Lahan Intake dan IPA M2 5.000 250.000 1.250.000.000

7 Pembebasan Lahan Reservoar M2 32.000 300.000 9.600.000.000

JUMLAH BIAYA PRA KONTRUKSI 13.450.000.000

Tabel berlanjut

Rencana Pengembangan SPAM VII_59



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Lanjutan Tabel 7.16

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)

B KONTRUKSI

II SISTEM CITANDUY 500 L/dt

CIBEUREUM, PURBARATU, INDIHIANG,
BUNGURSARI, CIPEDES
i PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM

1 Mobilisasi/ Demobilisasi Ls 1 50.000.000 50.000.000

2 Papan Nama Proyek bh 1 500.000 500.000

3 Direksi Keet M2 45 750.000 33.750.000

4 Gudang Lapangan Unit 1 25.000.000 25.000.000

5 Pelaporan, Dokumentasi, dan Penggambaran Paket 1 30.000.000 30.000.000


ii PEKERJAAN UNIT AIR BAKU

Pembangunan Intake Kapasitas 550 L/dt L/dt 550 9.636.000 5.299.800.000
1
(Bendung Saluran Pembawa dan Sump Well)

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Intake 3
L/dt 600 4.952.000 2.971.200.000
x 200 L/dt H=20 m
2
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset &
panel. Dan Bangunan Penunjang)
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi
3 M 200 1.136.000 454.400.000
HDPE 2 x Ø 300 mm

iii PEKERJAAN UNIT PRODUKSI

Pembangunan IPA 500 L/dt L/dt 500 93.676.000 46.838.000.000

1 (Instalasi Pengolahan Lengkap. Bangunan
Penunjang dan Prasarana Pelengkap)
2 Pembangunan Reservoar Produksi M3 300 2.410.000 723.000.000

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Distribusi
L/dt 600 10.172.000 6.103.200.000
Utama, 3 x 200 L/dt H=40 m
3
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset &
panel. Dan Bangunan Penunjang)
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi
4 M 150 1.136.000 340.800.000
Utama HDPE 2 x Ø 300 mm
(IPA Citanduy - Reservoar Utama)


iv PEKERJAAN UNIT JARINGAN DISTRIBUSI

1 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Utama

a. Reservoar Produksi ke Kec.Bugursari Pipa
M 6.300 1.764.000 11.113.200.000
HDPE Ø 400 mm
b. Simpang Indihiang ke Kec. Cipedes Pipa
M 7.300 1.136.000 8.292.800.000
HDPE Ø 300 mm
c. Simpang Lima ke Kec. Purbaratu Pipa HDPE
M 6.420 948.000 6.086.160.000
Ø 250 mm
d. Purbartu ke Kec. Cibeureum Pipa HDPE Ø
M 4.370 1.136.000 4.964.320.000
300 mm

Rencana Pengembangan SPAM VII_60



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)

2 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Primer



a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø
M 6.590 364.000 2.398.760.000
150 mm
b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø
M 3.080 236.000 726.880.000
100 mm
c. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø
M 3.700 140.000 518.000.000
75 mm
d. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø
M 12.640 84.000 1.061.760.000
50 mm
Pembangunan Unit Reservoar Distribusi (Off
3
Take)
a. Reservoar Kec. Indihiang M3 3.000 1.674.000 5.022.000.000

b. Reservoar Kec. Cibeureum M3 3.000 1.674.000 5.022.000.000

c. Reservoar Kec. Purbaratu M3 3.000 1.674.000 5.022.000.000

d. Reservoar Kec. Cipedes M3 2.000 1.874.000 3.748.000.000

e. Reservoar Kec. Bungursari M3 2.000 1.874.000 3.748.000.000

Pengadaan dan Pemasangan Sambungan
4 UNIT 46.080 750.000 34.560.000.000
Rumah


TOTAL BIAYA 155.153.530.000

Sumber : Hasil Rencana

3. Kebutuhan Investasi SPAM Bukan Jaringan Perpipaan


Kebutuhan investasi SPAM Bukan Jaringan Perpipaan diperkirakan sebesar Rp.
11.250.000.000,- dimana SPAM bukan Jaringan perpipaan (BJP) ini berupa
pembangunan/peningkatan sarana dan prsarana SPAM perdesaan dan optimalisasi
PAM Pembangunan sarana dan prasarana air bersih yang telah di bangun seperti
hidran umum (HU). BJP direncanakan mulai dibangun pada tahun 2015. Rencana
pengembangan SPAM perdesaan ini disesuaikan dengan skala kebutuhan yang paling
mendesak seperti di beberapa kecamatan di Kota Tasikmalaya yang rawan akan air
minum. Diharapkan pada tahun 2027 pengembangan SPAM bukan Jaringan perpipaan
(BJP) akan selesai dan dapat melayani kawasan perdesaan yang ada di Kota
Tasikmalaya. Perkiraan secara rinci kebutuhan investasi pengembangan SPAM BJP
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:



Rencana Pengembangan SPAM VII_61



Laporan Akhir
Review Master Plan Air minum Kota Tasikmalaya

Tabel 7.20
Perkiraan Kebutuhan Investasi pada SPAM Bukan Jaringan Perpipaan


Tahap
Harga Satuan Total Biaya
No Uraian Kegiatan Unit Satuan Sumber Dana Volume Volume Mendesak/ Volume Jangka Panjang Keterangan
(Rp) (Rp)
Jangka Pendek
SPAM BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

1 KECAMATAN TAMANSARI

Pembangunan SPAM Tahun 2014-
PERDESAAN ABPN/APBD/HIBAH 1 250.000.000 1 250.000.000 250.000.000
Perdesaan Urug 2017
Pembangunan SPAM Tahun 2014-
PERDESAAN ABPN/APBD/HIBAH 1 250.000.000 1 250.000.000 250.000.000
Perdesaan Setiawangi 2017
Pembangunan SPAM Tahun 2017-
PERDESAAN ABPN/APBD/HIBAH 1 250.000.000 1 250.000.000 250.000.000
Perdesaan Setiamulya 2027
TOTAL 51 750.000.000

Sumber : Hasil Rencana

Rencana Pengembangan SPAM VII_62



Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

BAB VIII
RENCANA PENDANAAN/ INVESTASI





8.1 Kebutuhan Investasi Sumber Dan Pola Pendanaan
8.1.1 Kebutuhan Investasi

Berdasarkan rencana pengembangan pada Bab sebelumnya kemudian diuraikan besaran


biaya/ investasi yang dibutuhkan dan dituangkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB)
pengembangan SPAM. Biaya Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya mencapai Rp.
427.699.100.000,- yang terdiri atas:

Tabel 8.1 Rekapitulasi Biaya Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya

Total Biaya
No Uraian Kegiatan
(Rp)

I PRA KONTRUKSI

JUMLAH BIAYA PRA KONTRUKSI 13,450,000,000

II KONTRUKSI
II.1 JUMLAH BIAYA SISTEM CIWULAN 1.000 L/dt 259,095,570,000
(KAWALU, TAMANSARI, MANGKUBUMI, CIHIDEUNG,
TAWANG)

II.2 JUMLAH BIAYA SISTEM CITANDUY 500 L/dt 155,153,530,000
(CIBEUREUM, PURBARATU, INDIHIANG, BUNGURSARI,
CIPEDES)
TOTAL BIAYA 427,699,100,000
Sumber : Hasil Rencana

Untuk Lebih Jelasnya mengenai RAB pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini:


Rencana Pendanaan Investasi VIII_1


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 8.2 Rincian Biaya Pra Kontruksi Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)

A PRA KONTRUKSI

I PEKERJAAN PERENCANAAN DAN PERSIAPAN

1 Studi AMDAL Paket 1 500.000.000 500.000.000

2 Perencanaan Kelembagaan dan Sosialisasi Paket 1 300.000.000 300.000.000

3 Perencanaan Teknis Rinci (DED) Paket 1 600.000.000 600.000.000

4 Pengawasan dan Perijinan Paket 1 1.000.000.000 1.000.000.000

5 Manajemen Proyek Paket 1 200.000.000 200.000.000

6 Pembebasan Lahan Intake dan IPA M2 5.000 250.000 1.250.000.000

7 Pembebasan Lahan Reservoar M2 32.000 300.000 9.600.000.000

JUMLAH BIAYA PRA KONTRUKSI 13.450.000.000

Tabel 8.3 Rincian Biaya Kontruksi Sistem Ciwulan Pengembangan SPAM Kota
Tasikmalaya

Harga Satuan
No Uraian Kegiatan Satuan Volume Total Biaya (Rp)
(Rp)

B KONTRUKSI

I SISTEM CIWULAN 1.000 L/dt

KAWALU, TAMANSARI, MANGKUBUMI,
CIHIDEUNG, TAWANG
i PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM

1 Mobilisasi/ Demobilisasi Ls 1 50.000.000 50.000.000

2 Papan Nama Proyek bh 1 500.000 500.000

3 Direksi Keet M2 45 750.000 33.750.000

4 Gudang Lapangan Unit 1 25.000.000 25.000.000

5 Pelaporan, Dokumentasi, dan Penggambaran Paket 1 30.000.000 30.000.000


ii PEKERJAAN UNIT AIR BAKU

Pembangunan Intake Kapasitas 1,100 L/dt L/dt 1.100 8.700.000 9.570.000.000
1
(Bendung Saluran Pembawa dan Sump Well)

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Intake 6 x 200
L/dt 1.200 4.952.000 5.942.400.000
L/dt H=20 m
2
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset & panel.
Dan Bangunan Penunjang)
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi HDPE
3 M 300 2.586.000 1.551.600.000
2 x Ø 500 mm

Rencana Pendanaan Investasi VIII_2


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Harga Satuan
No Uraian Kegiatan Satuan Volume Total Biaya (Rp)
(Rp)

iii PEKERJAAN UNIT PRODUKSI



Pembangunan IPA 1,000 L/dt L/dt 1.000 80.294.000 80.294.000.000

1 (Instalasi Pengolahan Lengkap. Bangunan
Penunjang dan Prasarana Pelengkap)
2 Pembangunan Reservoar Produksi M3 500 2.142.000 1.071.000.000

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Distribusi
L/dt 1.200 14.780.000 17.736.000.000
Utama, 6 x 200 L/dt H=150 m
3
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset & panel.
Dan Bangunan Penunjang)
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi Utama
4 M 4.860 1.136.000 16.562.880.000
HDPE 3 x Ø 300 mm
(IPA Ciwulan - Reservoar Utama)


iv PEKERJAAN UNIT JARINGAN DISTRIBUSI

1 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Utama

a. Pembangunan Reservoar Utama Kec. Kawalu M3 6.000 1.340.000 8.040.000.000

b. Reservoar Utama ke Kec. Kawalu Pipa HDPE Ø
M 4.930 1.764.000 8.696.520.000
400 mm
c. Simpang Cicariang ke Kec. Tamansari Pipa HDPE
M 7.620 1.136.000 8.656.320.000
Ø 300 mm
d. Simpang Padayungan ke Kec. Tawang Pipa HDPE
M 1.110 608.000 674.880.000
Ø 200 mm
e. Simpang Cicariang ke Kec. Mangkubumi Pipa
M 9.900 608.000 6.019.200.000
HDPE Ø 200 mm
f. Simpang Padayungan ke Kec. Cihideung Pipa
M 1.600 608.000 972.800.000
HDPE Ø 200 mm
2 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Primer

a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 150
M 5.960 364.000 2.169.440.000
mm
b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 100
M 9.750 236.000 2.301.000.000
mm
c. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 75
M 7.100 140.000 994.000.000
mm
d. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 50
M 7.670 84.000 644.280.000
mm
3 Pembangunan Unit Reservoar Distribusi (Off Take)

a. Reservoar Kec. Tamansari M3 4.000 1.674.000 6.696.000.000

b. Reservoar Kec. Mangkubumi M3 2.000 1.874.000 3.748.000.000

c. Reservoar Kec. Cihideung M3 2.000 1.874.000 3.748.000.000

d. Reservoar Kec. Tawang M3 2.000 1.874.000 3.748.000.000

4 Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah UNIT 92.160 750.000 69.120.000.000


TOTAL BIAYA 259.095.570.000

Sumber : Hasil Rencana

Rencana Pendanaan Investasi VIII_3


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 8.4 Rincian Biaya Kontruksi Sistem Citanduy Pengembangan SPAM Kota
Tasikmalaya

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)

B KONTRUKSI

II SISTEM CITANDUY 500 L/dt

CIBEUREUM, PURBARATU, INDIHIANG,
BUNGURSARI, CIPEDES
i PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM

1 Mobilisasi/ Demobilisasi Ls 1 50.000.000 50.000.000

2 Papan Nama Proyek bh 1 500.000 500.000

3 Direksi Keet M2 45 750.000 33.750.000

4 Gudang Lapangan Unit 1 25.000.000 25.000.000

5 Pelaporan, Dokumentasi, dan Penggambaran Paket 1 30.000.000 30.000.000


ii PEKERJAAN UNIT AIR BAKU

Pembangunan Intake Kapasitas 550 L/dt L/dt 550 9.636.000 5.299.800.000
1
(Bendung Saluran Pembawa dan Sump Well)

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Intake 3 x
L/dt 600 4.952.000 2.971.200.000
200 L/dt H=20 m
2
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset &
panel. Dan Bangunan Penunjang)
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi
3 M 200 1.136.000 454.400.000
HDPE 2 x Ø 300 mm

iii PEKERJAAN UNIT PRODUKSI

Pembangunan IPA 500 L/dt L/dt 500 93.676.000 46.838.000.000

1 (Instalasi Pengolahan Lengkap. Bangunan
Penunjang dan Prasarana Pelengkap)
2 Pembangunan Reservoar Produksi M3 300 2.410.000 723.000.000

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Distribusi
L/dt 600 10.172.000 6.103.200.000
Utama, 3 x 200 L/dt H=40 m
3
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset &
panel. Dan Bangunan Penunjang)
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi
4 M 150 1.136.000 340.800.000
Utama HDPE 2 x Ø 300 mm
(IPA Citanduy - Reservoar Utama)


iv PEKERJAAN UNIT JARINGAN DISTRIBUSI

1 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Utama

a. Reservoar Produksi ke Kec.Bugursari Pipa
M 6.300 1.764.000 11.113.200.000
HDPE Ø 400 mm
b. Simpang Indihiang ke Kec. Cipedes Pipa HDPE
M 7.300 1.136.000 8.292.800.000
Ø 300 mm
c. Simpang Lima ke Kec. Purbaratu Pipa HDPE Ø
M 6.420 948.000 6.086.160.000
250 mm

Rencana Pendanaan Investasi VIII_4


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)

d. Purbartu ke Kec. Cibeureum Pipa HDPE Ø 300


M 4.370 1.136.000 4.964.320.000
mm
2 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Primer

a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 150
M 6.590 364.000 2.398.760.000
mm
b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 100
M 3.080 236.000 726.880.000
mm
c. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 75
M 3.700 140.000 518.000.000
mm
d. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 50
M 12.640 84.000 1.061.760.000
mm
Pembangunan Unit Reservoar Distribusi (Off
3
Take)
a. Reservoar Kec. Indihiang M3 3.000 1.674.000 5.022.000.000

b. Reservoar Kec. Cibeureum M3 3.000 1.674.000 5.022.000.000

c. Reservoar Kec. Purbaratu M3 3.000 1.674.000 5.022.000.000

d. Reservoar Kec. Cipedes M3 2.000 1.874.000 3.748.000.000

e. Reservoar Kec. Bungursari M3 2.000 1.874.000 3.748.000.000

4 Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah UNIT 46.080 750.000 34.560.000.000


TOTAL BIAYA 155.153.530.000

Sumber : Hasil Rencana


8.1.2 Sumber dan Pola Pendanaan

Pola Investasi disesuaikan dan dilakukan dengan rencana pentahapannya termasuk sumber
pendanaan dapat bersumber dari dana APBD Kabupaten, PDAM, Swasta, Perbankan, APBD
Provinsi, dan APBN.
Pola investasi dapat dibagi ke dalam pola investasi:
- jangka pendek/mendesak (1-2 tahun awal perencanaan),
- jangka menengah s/d 5 tahun perencanaan) dan
- jangka panjang (s/d 15 atau 20 tahun perencanaan).
Bila pola investasi dibagi berdasarkan pentahapannya maka dapat dilihat bahwa Jumlah
Investasi untuk semua sistem pada jangka pendek atau mendesak adalah sebesar Rp.
166.616.407.634.- Kemudian untuk jangka menengah sebesar Rp. 579.142.634.690.- dan
jangka panjang sebesar 64.649.000.000,-. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada rincian tabel
di bawah ini:
Secara umum, sumber pendanaan pengembangan SPAM dapat dikelompokkan ke dalam:

Rencana Pendanaan Investasi VIII_5


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

- Pengembangan SPAM di unit air baku sumber pendanaannya dari APBN


- Pengembangan SPAM di unit Distribusi sumber pendanaannya dari APBD I, APBD II dan
atau Swadaya
- Pengembangan infrastruktur SPAM dapat bersumber dari swasta dengan pola kerjasama
pemerintah swasta (KPS) sesuai ketentuan dalam Perpres 67/2005
Skema umum pola pembiayaan dapat dilihat pada gambar 8.1.


Gambar 8.1 Skema Porsi Pembiayaan SPAM

Berdasarkan uraian di atas skema sumber pendanaan SPAM Kota Taikmalaya dapat dilihat
sebagai berikut:


Gambar 8.2 Skema Porsi Pembiayaan SPAM Kota Tasikmalaya

Rencana Pendanaan Investasi VIII_6


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 8.5 Alokasi Pendanaan SPAM Kota Tasikmalaya

Rencana Pendanaan Investasi VIII_7


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 8.6 Sumber Pendanaan Tahap Pra Kontruksi



No Uraian Kegiatan Sumber Dana
A PRA KONTRUKSI
I PEKERJAAN PERENCANAAN DAN PERSIAPAN
1 Studi AMDAL APBD
2 Perencanaan Kelembagaan dan Sosialisasi APBD
3 Perencanaan Teknis Rinci (DED) APBD
4 Pengawasan dan Perijinan APBD
5 Manajemen Proyek APBD
6 Pembebasan Lahan Intake dan IPA APBD
7 Pembebasan Lahan Reservoar APBD

Berdasarkan uraian di atas skema sumber pendanaan masing-masing sistem SPAM Kota
Taikmalaya dapat dilihat sebagai berikut:

Rencana Pendanaan Investasi VIII_8


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

TAMANSARI
SISTEM CIWULAN H = 371 m.dpl
Q= 170 Lpd
(KAWALU, TAMANSARI, MANGKUBUMI, CIHIDEUNG, TAWANG) 4.000 m³
Ø 400 mm
7.500 m
R. Kawalu
Kecamatan Kawalu KAWALU
H = 494 m.dpl H = 375 m.dpl
Q= 220 Lpd

Ø 300 mm
SIMPANG 5.000 m
CICARING TAWANG
6.000 m³ H = 378 m.dpl
Q= 165 Lpd
2.000 m³
Sungai Ciwulan
Ø 200 mm
Desa Leuwi Liang
7.500 m
Kecamatan Kawalu
H = 225 m.dpl CIHIDEUNG
Ø 300 mm
H = 375 m.dpl
4.860 m
Q= 200 Lpd
2.000 m³
Ø 200 mm
8.000 m
MANGKUBUMI
H = 375 m.dpl
Q= 245 Lpd
500 m³ 2.000 m³
Ø 500 mm
Ø 200 mm
9.900 m
300 m 6 Pompa
INTAKE IPA 200 l/dtk
1.100 LPD 1.000 LPD H= 300 m

APBN SDA APBN CK APBD I APBD I APBD II


SWASTA PDAM

Gambar 8.1 Skema SPAM Kota Tasikmalaya dan Sumber Pendanaan Pengembangan SPAM Sistem Ciwulan

Rencana Pendanaan Investasi VIII_9


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 8.7 Sumber Pendanaan Tahap Kontruksi Sistem Ciwulan


No Uraian Kegiatan Sumber Dana

B KONTRUKSI

I SISTEM CIWULAN 1.000 L/dt

KAWALU, TAMANSARI, MANGKUBUMI, CIHIDEUNG, TAWANG

i PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM

1 Mobilisasi/ Demobilisasi APBN - SDA

2 Papan Nama Proyek APBN - SDA

3 Direksi Keet APBN - SDA

4 Gudang Lapangan APBN - SDA

5 Pelaporan, Dokumentasi, dan Penggambaran APBN - SDA

ii
PEKERJAAN UNIT AIR BAKU

Pembangunan Intake Kapasitas 1,100 L/dt APBN - SDA
1
(Bendung Saluran Pembawa dan Sump Well)

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Intake 6 x 200 L/dt H=20 m APBN - SDA

2 (Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset & panel. Dan Bangunan
Penunjang)
3 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi HDPE 2 x Ø 500 mm APBN - SDA


iii
PEKERJAAN UNIT PRODUKSI

Pembangunan IPA 1,000 L/dt APBN - CK/ SWASTA

1 (Instalasi Pengolahan Lengkap. Bangunan Penunjang dan Prasarana
Pelengkap)
2 Pembangunan Reservoar Produksi APBN - CK/ SWASTA

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Distribusi Utama, 6 x 200 L/dt
APBN - CK/ SWASTA
H=150 m
3
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset & panel. Dan Bangunan
Penunjang)
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi Utama HDPE 3 x Ø 300
4 APBN - CK/ SWASTA
mm
(IPA Ciwulan - Reservoar Utama)


iv
PEKERJAAN UNIT JARINGAN DISTRIBUSI

1 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Utama

a. Pembangunan Reservoar Utama Kec. Kawalu APBD I

b. Reservoar Utama ke Kec. Kawalu Pipa HDPE Ø 400 mm APBD I

c. Simpang Cicariang ke Kec. Tamansari Pipa HDPE Ø 300 mm APBD I

d. Simpang Padayungan ke Kec. Tawang Pipa HDPE Ø 200 mm APBD I

e. Simpang Cicariang ke Kec. Mangkubumi Pipa HDPE Ø 200 mm APBD I

f. Simpang Padayungan ke Kec. Cihideung Pipa HDPE Ø 200 mm APBD I

2 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Primer

a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 150 mm APBD

b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 100 mm APBD

c. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 75 mm APBD

d. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 50 mm APBD

3 Pembangunan Unit Reservoar Distribusi (Off Take)

a. Reservoar Kec. Tamansari APBD I

b. Reservoar Kec. Mangkubumi APBD I

c. Reservoar Kec. Cihideung APBD I

d. Reservoar Kec. Tawang APBD I

4 Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah APBD

Rencana Pendanaan Investasi VIII_10


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

SISTEM CITANDUY CIBEUREUM


(CIBEUREUM, PURBARATU, INDIHIANG, BUNGURSARI, CIPEDES) Q= 110 Lpd
3.000 m³

10.000 m

PURBARATU
Q= 60 Lpd
3.000 m³

Sungai Citanduy 10.000 m


Kelurahan Sukamaju Kaler INDIHIANG
Kecamatan Indihiang 3.000 m³ Q= 95 Lpd
H = 412 m.dpl
1.000 m
1.000 m
R. Utama
BUNGURSARI
Kecamatan Indihiang
2.000 m³ Q= 90 Lpd
H = 305 m.dpl

5.000 m
300 m³
Ø 300 mm,
CIPEDES
Ø 300 mm,
2.000 m³ Q= 145 Lpd
2 x Ø 300 mm
INTAKE 200 m 500 LPD
550 LPD 6.000 m

APBN SDA APBN CK APBD I APBD I APBD II


KPS PDAM

Gambar 8.2 Skema SPAM Kota Tasikmalaya dan Sumber Pendanaan Pengembangan SPAM Sistem Citanduy

Rencana Pendanaan Investasi VIII_11


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 8.8 Sumber Pendanaan Tahap Kontruksi Sistem Citanduy


No Uraian Kegiatan Sumber Dana

B KONTRUKSI

II SISTEM CITANDUY 500 L/dt

CIBEUREUM, PURBARATU, INDIHIANG, BUNGURSARI, CIPEDES

i PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM

1 Mobilisasi/ Demobilisasi APBN - SDA

2 Papan Nama Proyek APBN - SDA

3 Direksi Keet APBN - SDA

4 Gudang Lapangan APBN - SDA

5 Pelaporan, Dokumentasi, dan Penggambaran APBN - SDA

ii
PEKERJAAN UNIT AIR BAKU

Pembangunan Intake Kapasitas 550 L/dt APBN - SDA
1
(Bendung Saluran Pembawa dan Sump Well)

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Intake 3 x 200 L/dt H=20 m APBN - SDA

2 (Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset & panel. Dan Bangunan
Penunjang)
3 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi HDPE 2 x Ø 300 mm APBN - SDA


iii
PEKERJAAN UNIT PRODUKSI

Pembangunan IPA 500 L/dt APBN - CK/ SWASTA

1 (Instalasi Pengolahan Lengkap. Bangunan Penunjang dan Prasarana
Pelengkap)
2 Pembangunan Reservoar Produksi APBN - CK/ SWASTA

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Distribusi Utama, 3 x 200 L/dt
APBN - CK/ SWASTA
H=40 m
3
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset & panel. Dan Bangunan
Penunjang)
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi Utama HDPE 2 x Ø 300
4 APBN - CK/ SWASTA
mm
(IPA Citanduy - Reservoar Utama)


iv
PEKERJAAN UNIT JARINGAN DISTRIBUSI

1 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Utama

a. Reservoar Produksi ke Kec.Bugursari Pipa HDPE Ø 400 mm APBD I

b. Simpang Indihiang ke Kec. Cipedes Pipa HDPE Ø 300 mm APBD I

c. Simpang Lima ke Kec. Purbaratu Pipa HDPE Ø 250 mm APBD I

d. Purbartu ke Kec. Cibeureum Pipa HDPE Ø 300 mm APBD I

2 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Primer

a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 150 mm APBD

b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 100 mm APBD

c. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 75 mm APBD

d. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 50 mm APBD

3 Pembangunan Unit Reservoar Distribusi (Off Take)

a. Reservoar Kec. Indihiang APBD I

b. Reservoar Kec. Cibeureum APBD I

c. Reservoar Kec. Purbaratu APBD I

d. Reservoar Kec. Cipedes APBD I

e. Reservoar Kec. Bungursari APBD I

4 Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah APBD


Rencana Pendanaan Investasi VIII_12


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

8.2 Dasar Penentuan Asumsi Keuangan

Dalam melakukan perhitungan proyeksi analisis kelayakan investasi akan digunakan


berbagai asumsi yang didapat dari data historis perusahaan. Asumsi-asumsi keuangan ini
yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan perhitungan proyeksi keuangan
seperti: tingkat inflasi, jangka waktu proyeksi, tingkat suku bunga deposito, kebijakan
kenaikan tarif (yang diharapkan), dan kebijakan lainnya.Proyeksi Keuangan Rencana Jangka
Panjang dibangun atas dasar asumsi-asumsi kondisi ekonomi makro serta perpektif
pengelolaan air minum kedepan hingga tahun 2031.
1. Asumsi Makro (Tingkat Inflasi)
Tingkat inflasi merupakan salah satu faktor indikator ekonomi yang dapat
mempengaruhi kondisi keuangan proyek. Dalam arti bahwa tingkat inflasi yang
terkendali dapat memberikan peluang perbaikan kondisi keuangan dari waktu ke waktu.
Dengan keyakinan bahwa pemerintah dapat mengendalikan/menjaga inflasi, maka
asumsi inflasi diproyeksikan rata-rata sebesar 5% per tahun berdasarkan standar BI.
2. Asumsi Kenaikan Tarif
Untuk memenuhi kelayakan suatu rencana keuangan proyek dilakukan asumsi dengan
memperhitungkan proyeksi volume penjualan air maka diperlukan kenaikan tarif
sebesar 20% per 2 tahun. Proyeksi perhitungan kenaikan tarif tersebut telah
memperhitungkan komponen besar yang mempengaruhi penetapan besaran tarif agar
proyek tidak terjadi defisit (full cost recovery), diantaranya komponen kebutuhan
perusahaandan other monies/cadangan.
Secara Singkat Dasar penentuan asumsi keuangan dan kriteria kelayakan keuangan
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 8.9
Asumsi Keuangan Pedanaan/Investasi Pengembangan SPAM

No. Asumsi Keterangan
1 Tingkat Inflasi 5 %
2 Jangka waktu proyeksi 20 Tahun
3 Kenaikan Tarif 20 % per 2 Tahun
4 Tingkat bunga deposito 8 %
5 Penyusutan Nilai Aset 7 %

Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai-nilai tersebut merupakan hasil asumsi
perhitungan keuangan yang mana perlu dilakukan asumsi agar rencana investasi

Rencana Pendanaan Investasi VIII_13


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

berjalan dengan baik dan mendapatkan kelayakan dalam menjalankan proyek SPAM
tersebut.

8.3 Analisa Kelayakan Keuangan

Metode Analisa ekonomi yang umum digunakan sesuai dengan arahan Petunjuk Teknis
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Air Minum Perkotaan (AB-K/RE-SK/TC/011 adalah
Metode discounting technique atau present value.

Tujuan utama analisis ekonomi adalah untuk memilih suatu skenario dari berbagai
alternatif pengembangan sistem penyediaan air minum yang dianggap layak secara
teknis dan lingkungan. Kriteria untuk merangking berbagai alternatif adalah Economic
Internal Rate Of Return (EIRR) yang ditentukan untuk setiap alternatif sistem.

Sebelum alternatif terbaik dipilih berdasarkan analisis ekonomi, beberapa tahapan


pekerjaan harus dilalui terlebih dahulu, yaitu :
a) Perhitungan biaya proyek dari setiap alternatif sistem
b) Pentahapan pendanaan dari setiap alternatif sistem
c) Perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan tahunan setiap alternatif sistem
d) Perhitungan Present Value untuk berbagai discount rates (9 %, 12 %, 15 % dan 20
%)
e) Perhitungan Present Value terhadap total biaya, investasi dan operasi pemeliharaan
f) Berdasarkan penambahan proyeksi kebutuhan air (incremental), dilaksanakan
perhitungan pendapatan tahunan dengan menggunakan harga air saat ini.
g) Laksanakan Perhitungan Present Value terhadap pendapatan tahunan tersebut
untuk berbagai discount rates (9 %, 12 %, 15 % dan 20 %)
h) Internal Rate Of Return (IRR) ditetapkan berdasarkan discount rates total biaya
ekual Present Value total pendapatan

Dari perhitungan keuangan yang tertuang didalam Finansial Proyeksi yang terdiri atas
proyeksi Neraca, Rugi-Laba dan Cash Flow beserta data-data teknisnya maka dapat dihitung
analisis perhitungan keuangan investasi Rencana Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya.
Perhitungan dilakukan berdasarkan pola pembiayaan yang akan di gunakan dalam
pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya Dimana diperoleh hasil analisa keuangan sebagai
berikut:

Rencana Pendanaan Investasi VIII_14


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

A. Pola Pembiayaan dengan Bantuan Pemerintah (Full Pemerintah)


Perhitungan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Benefit – Cost Ratio (B/C Ratio)
Untuk mengkaji kelayakan proyek sering digunakan pula evaluasi yang disebut benefit
cost ratio. Penggunaannya amat dikenal dalam mengevaluasi proyek-proyek untuk
kepentingan umum atau sektor publik. Dalam hal ini penekanannya ditujukan kepada
manfaat (benefit) bagi kepentingan umum dan bukan keuntungan finansial unit
pengelola pelabuhan. Meskipun demikian bukan berarti unit pengelola terminal
mengabaikan evaluasi ini.

Perbandingan rata-rata biaya dengan keuntungan menggambarkan nilai positif. Hasil


perhitungan diketahui bahwa rata-rata keuntungan sebesar 20% pertahun. Dengan
asumsi penyusutan nilai aset sebesar 5% per tahun.

Adapun kriteria B/C Ratio akan memberikan petunjuk sebagai berikut:


BCR > 1, usulan proyek diterima.
BCR < 1, usulan proyek ditolak.
BCR = 1, netral
Maka berdasarkan kriteria tersebut BCR = 3.5 atau BCR >1 dengan keterangan usulan
proyek diterima. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel LAMPIRAN.


2. Payback Period
Payback Period adalah periode waktu yang dibutuhkan agar cash flow yang dihasilkan
sama besar dengan investasi yang dikeluarkan. Terkait dengan hal ini, semakin singkat
payback period suatu investasi menunjukkan investasi tersebut lebih disukai oleh
investor.

Dari hasil perhitungan bahwa pengembalian tingkat modal investasi adalah 11 tahun
yaitu dari 2016 – 2029. Dengan catatan asumsi kenaikan tarif per 2 thn sekali sebesar
20%

Saldo kas akhir tahun ke 10 = Rp. 343.754.539.126,-

Total investasi = Rp. 324.019.100.000,-

Berdasarkan perhitungan maka modal investasi yang di investasikan untuk


pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya akan kembali modal pada tahun 2029.

Rencana Pendanaan Investasi VIII_15


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

3. Break Even Poin (BEP)


Break event point (titik impas) adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi
perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/impas (penghasilan = total biaya).
Dalam analisa keuangan di sini ada tiga analisa BEP yang dilakukan, yaitu:

1. BEP Volume
2. BEP Penjualan
3. BEP Hilir (Serapan/SR).
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa nilai BEP di atas adalah sebagai berikut:
a. BEP Volume
Analisa BEP Volume dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak volume air yang
dapat di produksi untuk menghasilkan titik impas nya
Hasil perhitungan BEP velume sebesar 4.396.344 m3, dengan pemakaian air sebesar
20 m3/bulan

b. BEP Penjualan
Analisa BEP Volume dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak pendapatan yang
masuk untuk menghasilkan titik impas nya
Hasil perhitungan BEP penjualan Rp. 20.608.171.455.-, dengan tariff penjualan Rp.
2.427.-/m3

c. BEP Hilir (Serapan/SR)
Analisa BEP hilir dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak sambungan rumah
yang harus di optimalkan untuk menghasilkan titik impas nya
Hasil perhitungan BEP hilir jumlah SR yang harus di capai sebanyak 18.318 SR.

Dari hasil perhitungan di atas dapat di rangkum untuk beberapa analisis keuangan
sebagai berikut:

Rencana Pendanaan Investasi VIII_16


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 8.10
Analisis Keuangan Proyek dengan Bantuan Pemerintah

NILAI
NO NILAI KETERANGAN
KELAYAKAN
1 BC RATIO 3.5 Perbandingan rata-rata biaya dengan keuntangan
menggambarkan nilai positip rata-rata keuntungan
1.9% pertahun
Dengan asumsi penyusutan per tahun 7%

2 Payback Period 11 Tahun Pengembalian tingkat modal investasi adalah 11


tahun yaitu dari 2016 – 2029. Dengan catatan
kenaikan tarif per 2 thn sekali sebesar 20%

3 Break Even Point Break event point (titik impas) adalah suatu
(BEP) keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan
1. BEP Volume 4.396.344 m3 tidak mendapat untung maupun rugi/impas
2. BEP Penjualan Rp. 20.608.171.455.-
(penghasilan = total biaya).
3. BEP Hilir 18.318 SR
(Serapan/SR).

Sumber : Hasil Analisis Keuangan

Untuk Mengetahui hasil analisis keuangan secara keseluruhan dapat dilihat pada
lampiran hasil analisis keuangan Pelaporan.


B. Pola Pembiayaan dengan Bantuan Pemerintah + SWASTA
Perhitungan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau nilai sekarang bersih adalah analisa keuangan yang digunakan
untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang dari
arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah
investasi yang dikeluarkan.Dengan kata lain, NPV dihitung dari aliran kas bersih
dikurangi dengan biaya investasi.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat Net Present Value sebesar 20%, hal ini
menggambarkan usaha tersebut dianggap layak apabila tingkat NPV diatas tingkat
standar bunga bank yaitu 13.5% per tahun.

- Apabila NPV > 0, dengan tingkat discount factor di atas 13.5%, maka usaha tersebut
layak dilaksanakan.

Rencana Pendanaan Investasi VIII_17


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

- NPV = Positif,usulan proyek dapat diterima, makin tinggi angka NPV makin baik.
- NPV = Negatif, usulan proyek ditolak.
- NPV = 0, netral

Hasil perhitungan di peroleh data bahwa NPV investasi SPAM Kota Tasikmalaya sebesar
Rp. 5,250,708,872, dengan discount factor mencapai 21% di atas rata-rata bunga bank.
(20% > 13.5%). Perhitungan lengkap dapat di lihat pada LAMPIRAN


2. Benefit – Cost Ratio (B/C Ratio)
Untuk mengkaji kelayakan proyek sering digunakan pula evaluasi yang disebut benefit
cost ratio. Penggunaannya amat dikenal dalam mengevaluasi proyek-proyek untuk
kepentingan umum atau sektor publik. Dalam hal ini penekanannya ditujukan kepada
manfaat (benefit) bagi kepentingan umum dan bukan keuntungan finansial unit
pengelola pelabuhan. Meskipun demikian bukan berarti unit pengelola terminal
mengabaikan evaluasi ini.

Perbandingan rata-rata biaya dengan keuntungan menggambarkan nilai positif. Hasil


perhitungan diketahui bahwa rata-rata keuntungan sebesar 20% pertahun. Dengan
asumsi penyusutan nilai aset sebesar 5% per tahun.

Adapun kriteria B/C Ratio akan memberikan petunjuk sebagai berikut:


BCR > 1, usulan proyek diterima.
BCR < 1, usulan proyek ditolak.
BCR = 1, netral
Maka berdasarkan kriteria tersebut BCR = 1.03 % atau BCR >1 dengan keterangan usulan
proyek diterima. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel LAMPIRAN.


3. Payback Period
Payback Period adalah periode waktu yang dibutuhkan agar cash flow yang dihasilkan
sama besar dengan investasi yang dikeluarkan. Terkait dengan hal ini, semakin singkat
payback period suatu investasi menunjukkan investasi tersebut lebih disukai oleh
investor.

Dari hasil perhitungan bahwa pengembalian tingkat modal investasi adalah 7 tahun
atau yaitu dari 2016 – 2023. Dengan catatan asumsi kenaikan tarif per 2 thn sekali
sebesar 20%

Rencana Pendanaan Investasi VIII_18


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Saldo kas akhir tahun ke 9 = Rp. 123.338.868.723,-

Total investasi = Rp. (118.768.216.00) 70% Pinjaman Investasi unit


pengolahan

Berdasarkan perhitungan maka modal investasi yang di investasikan untuk


pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya akan kembali modal pada tahun 2024.


4. Break Even Poin (BEP)
Break event point (titik impas) adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi
perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/impas (penghasilan = total biaya).
Dalam analisa keuangan di sini ada tiga analisa BEP yang dilakukan, yaitu:

1. BEP Volume
2. BEP Penjualan
3. BEP Hilir (Serapan/SR).
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa nilai BEP di atas adalah sebagai berikut:
a. BEP Volume
Analisa BEP Volume dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak volume air yang
dapat di produksi untuk menghasilkan titik impas nya
Hasil perhitungan BEP velume sebesar 3.361.366 m3, dengan pemakaian air sebesar
20 m3/bulan
b. BEP Penjualan
Analisa BEP Volume dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak pendapatan yang
masuk untuk menghasilkan titik impas nya
Hasil perhitungan BEP penjualan Rp. 8.519.361.901.-, dengan tariff penjualan Rp.
3.981.-/m3

c. BEP Hilir (Serapan/SR)
Analisa BEP hilir dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak sambungan rumah
yang harus di optimalkan untuk menghasilkan titik impas nya
Hasil perhitungan BEP hilir jumlah SR yang harus di capai sebanyak 14.006 SR.




Rencana Pendanaan Investasi VIII_19


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

5. Internal Rate of Return (IRR)


Internal rate of return(IRR) adalah besarnya tingkat pengembalian modal sendiri yang
digunakan untuk menjalankan usaha. IRR ini dapat mengukur kemanfaatan pinjaman
sendiri untuk menghasilkan laba.

Jika besar IRR > bunga bank maka dikatakan usaha tersebut layak untuk diberi kredit
bank. Akan tetapi jika IRR < bunga bank, berarti usahanya tidak layak untuk
mendapatkan kredit bank. Atau

- IRR > arus pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return / RRR), proyek
diterima.
- IRR < arus pengembalian (i) yang diinginkan ( required rate of return / RRR), proyek
ditolak.

§ PERHITUNGAN IRR
- Diketahui suku bunga awal p1 = 20%
- Diketahui suku bunga awal p2 = 21%
- C1 =NPV1 Rp (4.965.771.544)
- C2 =NPV2 Rp 3.919.010.334
- IRR = P1-C1 X (P2-P1)/(C2-C1)
- IRR = 21. 61%

Hasil perhitungan didapat Nilai per hitungan IRR sebesar 21.61% menggambarkan nilai
yang positif untuk dilanjutkan dengan catatan standar bunga bank maximal 13.5%.

Dari perhitungan keuangan di peroleh bahwa IRR lebih besar dari bunga bank, sehingga
investasi pengembangan SPAM Kabupaten Tasikmalaya layak secara keuangan.

Dari hasil perhitungan di atas dapat di rangkum untuk beberapa analisis keuangan
sebagai berikut:

Rencana Pendanaan Investasi VIII_20


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 8.11
Analisis Keuangan Proyek Opsi 2 Pemerintah + SWASTA

NILAI
NO NILAI KETERANGAN
KELAYAKAN
1 NPV Rp. 5,250,708,872 Net Present Value sebesar 21%, menggambarkan
Discount Faktor usaha tersebut dianggap layak apabila tingkat NPV
21% diatas tingkat standar bunga bank yaitu 13.5% per
tahun

2 BC RATIO 1.03% Perbandingan rata-rata biaya dengan keuntangan


menggambarkan nilai positip rata-rata keuntungan
1.03% pertahun
Dengan asumsi penyusutan per tahun 7%

3 Payback Period 7 Tahun Pengembalian tingkat modal investasi adalah 7


tahun yaitu dari 2016 – 2023. Dengan catatan
kenaikan tarif per 2 thn sekali sebesar 20%

4 Break Even Point Break event point (titik impas) adalah suatu
(BEP) keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan
1. BEP Volume 3.361.366 m3 tidak mendapat untung maupun rugi/impas
2. BEP Penjualan Rp. 8.519.361.901.-,
(penghasilan = total biaya).
3. BEP Hilir 14.006 SR
(Serapan/SR).

5 IRR 21.61% Nilai per hitungan IRR sebesar 21.61%
menggambarkan nilai yang positif untuk
dilanjutkan dengan catatan standar bunga bank
maximal 13.5 %.

Sumber : Hasil Analisis Keuangan



Untuk Mengetahui hasil analisis keuangan secara keseluruhan dapat dilihat pada
lampiran hasil analisis keuangan Pelaporan.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan perbedaan ke dua opsi tersebut sebagai
berikut:

Rencana Pendanaan Investasi VIII_21


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 8.12
Analisis Keuangan Proyek
NILAI NILAI
NO NILAI KELAYAKAN OPSI 1 Full OPSI 2 Pinjaman
Pemerintah (Pemerintah +Swasta)
1 NPV - Rp. 5.250.708.872
Discount Faktor
21%
2 BC RATIO 3.5 1.03
3 Payback Period 11 Tahun 7 Tahun
4 Break Even Point (BEP)
1. BEP Volume 4.396.344 m3 3.361.366 m3
2. BEP Penjualan Rp. 20.608.171.455.- Rp. 8.519.361.901.-,
3. BEP Hilir 18.318 SR 14.006 SR
(Serapan/SR).
5 IRR - 21.61%
Sumber : Rekap data keuangan

Rencana Pendanaan Investasi VIII_22


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

BAB IX
Pengembangan Kelembagaan
Pelayanan Air Minum



Permasalahan yang muncul di Kota Tasikmalaya, terjadi karena keterbatasan sumber daya
air, sumber daya manusia, sumber daya keuangan maupun manajemen pemerintahan.
Implikasi dari keterbatasan ini mengakibatkan tidak seimbang ketersediaan sarana
prasarana kota dengan kebutuhan masyarakat sehingga salah satu kebutuhan dasar
masyarakat berupa ketersediaan air minum menjadi tidak memadai karena sangat
tergantung kepada pihak lain.

Kondisi ini apabila tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan menjadi pemicu munculnya
berbagai permasalahan tentang SPAM, seperti berkembangnya ketergantungan SPAM
terhadap daerah lain, yang pada akihirnya akan menghambat pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat dan bisa berdampak pada penurunan kualitas kesehatan dan terganggunya
aktivitas ekonomi kemasyarakatan. Berkenaan dengan kondisi tersebut. Pemerintah Kota
Tasikmalaya harus berupaya mencari solusi untuk kontinuitas, kuantitas dan kualitas SPAM
kepada masyarakatnya melalui pengelolaan SPAM sendiri.

Bertolak dari permasalahan tersebut di atas, maka sudah sewajarnya apabila Pemerintah
Kota Tasikmalaya mulai mengembangkan SPAM melalui pembentukan kelembagaan
penyelenggara pengembangan SPAM, untuk memenuhi ketersediaan SPAM dalam rangka
meningkatkan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat. Pendekatan ini diharapkan menjadi
solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan SPAM di Kota Tasikmalaya, sehingga akses
dan ketersediaan air minum untuk masyarakat terjamin. Merealisasikan hal tersebut
diperlukan peran aktif Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk memfasilitasi terwujudnya
penyelenggaraan pengembangan SPAM yang akan mengelola SPAM di Kota Tasikmalaya.
Diharapkan, melalui terbentuknya penyelenggaraan pengembangan SPAM tersebut, dapat
menciptakan pembangunan masyarakat kota yang berkelanjutan.

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_1


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya


Gambar 9.1 Skema Kerangka berfikir

9.1. Lembaga Penyelenggara
PP 16/2005, menyebutkan Pengelolaan SPAM dilaksanakan oleh penyelenggaran berupa
BUMN, BUMD, koperasi, Badan Usaha Swasta dan masyarakat yang khusus bergerak di
bidang air minum.

Pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM Kota Tasikmalaya yang baru diarahkan


untuk:
1. Terpenuhinya kebutuhan air minum bagi masyarakat sesuai prinsip kuantitas, kualitas,
kontinuitas, kecepatan, dan keramahan (K5).

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_2


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

2. Memaksimalkan pelayanan bagi masyarakat.


3. Meminimalkan biaya operasi dan pemeliharaan SPAM.
4. Memajukan kesejahteraan masyarakat.
5. Ikut membangun tatanan perekonomian diwilayahnya dalam mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, dan makmur.

9.1.1. Bentuk Kelembagaan Penyelenggara SPAM


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyekenggaraan
Pengembangan SPAM, menyebutkan selain penyelenggara sebagaimana dimaksud di atas.
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat membentuk Badan Layanan Umum (BLU) –
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan kelembagaan penyekenggaraan air minum
tersebut dapat berdiri sendiri atau kerjasama Antara lembaga-lembaga terkait. Surat
Edaran Dirjen Cipta Karya No. 01/SE/DJCK/2008, bagi SPAM IKK yang dibangun di
Kabupaten/Kota yang mempunyai PDAM sehat, maka pengelolaannya diarahkan ke PDAM.
Namun bagi SPAM IKK yang dibangun di kabupaten/kota dengan PDAM kurang sehat/sakit
dan daerah kabupaten/kota pemekaran yang belum terbentuk PDAM maka diperlukan
alternatif lembaga penyelenggara.

Alternatif pemilihan lembaga penyelenggaraan SPAM, mengacu pada jenis barang layanan,
dan kondisi sebagai berikut :

Tabel 9.1 Lembaga penyelenggaraan SPAM
Jenis Barang Layanan Kondisi Penyelenggara
Public goods Apabila pengelolaan SPAM IKK belum optimal dan Unit Pelaksana
atau kondisi sosial ekonomi masyarakat tidak Teknis Dinas (UPTD)
mampu membiayai operasional sistem .
Quasi Public Goods Apabila sistem sudah dimanfaatkan namun Badan Layanan
sebagian biaya operasional masih harus ditunjang Umum Daerah
pemerintah dan sudah memenuhi persyaratan (BLUD)
Teknis, Substantif dan Administratif
Private Goods, Apabila sistem sudah/akan dimanfaatkan dan PDAM
kondisi sosial masyarakat secara rata-rata mampu
untuk membiayai operasional
Sumber: Buletin Cipta Karya-04/Tahun VII/2010

Memperhatikan uraian di atas, kondisi Kota Tasikmalaya itu tidak memiliki sistem
penyediaan air minum dan selama ini penyediaan air minum di Kota Tasikmalaya dilayani
oleh PDAM Kabupaten Tasikmalaya, maka memungkinkan dibentuk lembaga pengelolanya

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_3


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

berbentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), atau Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) SPAM, bahkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

9.1.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya


RPJMD Kota Tasikmalaya 2013 – 2017 yang merupakan penjabaran dari RPJPD 2005 – 2025
mencantumkan kebijakan tentang sektor air bersih sbb.: Meningkatnya cakupan layanan air
bersih dengan menyediakan air bersih bagi seluruh warga melalui arah kebijakan
meningkatkan cakupan layanan melalui PDAM dan penyediaan sumur air permukaan.

Kota Tasikmalaya terus meningkatkan dana pembangunan sektor air bersih melalui
berbagai alternative sumber dan pola pembiayaan serta memperkuat fungsi regulator juga
membangun fungsi operator dalam penyelenggaraan pengelola SPAM. Yang ditunjang
peranserta masyarakat dan swasta dalam Penyelenggaraan SPAM.

Dari kebijakan strategi di atas, jelas bahwa Kota Tasikmalaya memiliki peluang untuk
melakukan kerjasama dengan swasta dalam pengembangan SPAM, ini pun dipayungi oleh
Undang-Undang 7/2004 tentang Sumber Daya Air dan PP 16/2005, menyebutkan bentuk
alternatif kelembagaan pengelolaan SPAM: BUMD (Badan Usaha Milik Daerah /PDAM),
BUMN (Badan Usaha Milik Negara), BUS (Badan Usaha Milik Swasta), Koperasi, BLU (Badan
Layanan Umum), KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat).

9.1.3. Dukungan Pemerintah


Peran serta pemerintah dan pemerintah daerah dengan memberikan dukungan kepada
penyediaan dan penyelenggaraan fasilitas SPAM adalah dengan mengalokasikan sejumlah
anggarannya. Penggunaan anggaran ini harus mengedepankan prinsip efisiensi dan
efektifitas mengingat keterbatasan sumber anggaran pemerintah sedangkan alokasi atau
peruntukannya yang hampir tak terbatas. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal
23 dinyatakan bahwa:

APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan
undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab sebesar-besar
kemakmuran rakyat (ayat 3).

Mengacu kepada UUD’45 pasal 23 maka pemerintah telah menetapkan Undang-Undang


No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 tentang Penjelasan Atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, terdapat asas-asas umum

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_4


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

pengelolaan keuangan negara yang berisi: Dalam rangka mendukung terwujudnya good
governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu
diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan
aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar. Sesuai dengan amanat
Pasal 23C Undang-Undang Dasar 1945, Undang-undang tentang Keuangan Negara perlu
menjabarkan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar tersebut ke
dalam asas-asas umum yang meliputi baik asas-asas yang telah lama dikenal dalam
pengelolaan keuangan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan,
dan asas spesialitas maupun asas-asas baru sebagai pencerminan best practices
(penerapan kaidah-kaidah yang baik) dalam pengelolaan keuangan negara, antara lain :

a. Akuntabilitas berorientasi pada hasil;


b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara;
e. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.
Pengelolaan dan pertanggungjawaban anggaran pemerintah atau anggaran negara
diletakkan dalam suatu sarana yang disebut sebagai Perbendaharaan Negara. Dalam
Undang-undang nomor 1 Tahun 2004, dijelaskan bahwa ruang lingkup dari Perbendaharaan
Negara, meliputi:
a. Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara;
b. Pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah;
c. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara;
d. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah
e. Pengelolaan kas;
f. Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah;
g. Pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah;
h. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan negara/daerah;
i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD;
j. Penyelesaian kerugian negara/daerah;
k. Pengelolaan Badan Layanan Umum;
Berkaitan dengan pelayanan air bersih Kota Tasikmalaya, ada dua hal substansial yang
harus segera ditangani oleh Pemerintah Kota, yaitu: (1) sumber air baku yang terbatas di

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_5


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

wilayah Kota Tasikmalaya; dan (2) tingkat pelayanan air bersih baru mencapai 22%
penduduk kota.

Jumlah penduduk yang terlayani ini memanfaatkan suplai air bersih dari PDAM Tirta
Sukapura yang notabene adalah milik Kabupaten Tasikmalaya. Sumber mata air di wilayah
Kota Tasikmalaya terbatas, sedangkan kualitas dan kuantitas air tanah tidak memadai untuk
dijadikan sumber air bersih. Sebagian penduduk kota memanfaatkan sumber-sumber air
lain yang disalurkan melalui Hidran Umum ataupun ke MCK terdekat.

Di wilayah Kota Tasikmalaya melintas dua sungai besar, yaitu Sungai Ciwulan dan Sungai
Citanduy, yang sampai saat ini belum dimanfaatkan sebagai air baku. Sampai tahap ini,
pemerintah kota masih mengkaji kelayakan pemanfaatan sungai tersebut sebagai air baku,
baik secara teknis maupun ekonomis.

Salah satu usulan masyarakat akan pelayanan air bersih yang mendesak adalah di lokasi
Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari. Lokasi tersebut termasuk daerah rawan air,
akan tetapi merupakan daerah permukiman yang cukup padat. Kondisi geografis
Kecamatan ini menyebabkan pelayanan air bersih secara teknis dan ekonomis sulit
mencapai lokasi tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, perlu dirintis kerjasama
dengan pihak swasta. Dalam hal ini diharapkan suplai air dari pipa induk dapat disediakan
oleh penyelenggara pengelola SPAM, untuk mengembangkan sistem distribusi pelayanan
kepada masyarakat. Dalam pemenuhan pengembangan SPAM dari segi pengelolaan
maupun pembiayaan pemerintah mempunyai beberapa Acuan Kerangka Hukum (Legal
Frame Work) diantaranya :

1) Undang – undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air


2) Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infarstruktur
3) Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum.
4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 tahun 2006 tentang PedomanTeknis dan
Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada PDAM.
5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2006 tentang Pedoman Kerja Sama
Pemerintah dengan Pihak Ketiga.
Peraturan perundang–undangan tersebut menjadi Legal Frame Work dan penyediaan
SPAM. Berdasarkan Legal Frame Work maka penyediaan SPAM sudah berkembang lebih

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_6


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

jauh dan tidak hanya dimiliki dan dioperasikan oleh Badan Usaha Milih Daerah, tetapi juga
membuka kepada pihak swasta untuk berinvestasi di pengembangan SPAM dengan batas–
batas aturan perihal pembiayaan, operasional maupun penentuan tarif.

Pemberian dukungan Pemerintah dari sisi finansial/fiskal ditujukan untuk mengangkat


kelayakan finansial pengembangan SPAM sehingga mempercepat penyediaan SPAM
tersebut.

9.1.4. Besaran Investasi


Telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa investasi pengembangan SPAM di Kota
Tasikmalaya memerlukan biaya yang cukup besar yaitu Rp. 427.699.100.000.- , berikut
rincian biaya tersebut.

Tabel 9.2 Rekapitulasi Biaya Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya
Total Biaya
No Uraian Kegiatan
(Rp)

I PRA KONTRUKSI

JUMLAH BIAYA PRA KONTRUKSI 13,450,000,000

II KONTRUKSI
II.1 JUMLAH BIAYA SISTEM CIWULAN 1.000 L/dt 259,095,570,000
(KAWALU, TAMANSARI, MANGKUBUMI, CIHIDEUNG, TAWANG)

II.2 JUMLAH BIAYA SISTEM CITANDUY 500 L/dt 155,153,530,000
(CIBEUREUM, PURBARATU, INDIHIANG, BUNGURSARI, CIPEDES)
TOTAL BIAYA 427,699,100,000
Sumber : Hasil Analisis

Tabel 9.3 Rincian Biaya Investasi Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya


Harga Satuan Total Biaya
No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)
A PRA KONTRUKSI

I PEKERJAAN PERENCANAAN DAN PERSIAPAN

1 Studi AMDAL Paket 1 500.000.000 500.000.000
2 Perencanaan Kelembagaan dan Sosialisasi Paket 1 300.000.000 300.000.000
3 Perencanaan Teknis Rinci (DED) Paket 1 600.000.000 600.000.000

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_7


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)
4 Pengawasan dan Perijinan Paket 1 1.000.000.000 1.000.000.000
5 Manajemen Proyek Paket 1 200.000.000 200.000.000
6 Pembebasan Lahan Intake dan IPA M2 5.000 250.000 1.250.000.000
7 Pembebasan Lahan Reservoar M2 32.000 300.000 9.600.000.000
JUMLAH BIAYA PRA KONTRUKSI 13.450.000.000

B KONTRUKSI

I SISTEM CIWULAN 1.000 L/dt

KAWALU, TAMANSARI, MANGKUBUMI, CIHIDEUNG,
TAWANG
i PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM

1 Mobilisasi/ Demobilisasi Ls 1 50.000.000 50.000.000
2 Papan Nama Proyek bh 1 500.000 500.000
3 Direksi Keet M2 45 750.000 33.750.000
4 Gudang Lapangan Unit 1 25.000.000 25.000.000
5 Pelaporan, Dokumentasi, dan Penggambaran Paket 1 30.000.000 30.000.000

ii PEKERJAAN UNIT AIR BAKU



1 Pembangunan Intake Kapasitas 1,100 L/dt L/dt 1.100 8.700.000 9.570.000.000
(Bendung Saluran Pembawa dan Sump Well)

2 Pengadaan dan Pemasangan Pompa Intake 6 x 200 L/dt L/dt
1.200 4.952.000 5.942.400.000
H=20 m
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset & panel. Dan
Bangunan Penunjang)
3 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi HDPE 2 x Ø M
300 2.586.000 1.551.600.000
500 mm

iii
PEKERJAAN UNIT PRODUKSI

1 Pembangunan IPA 1,000 L/dt L/dt 1.000 80.294.000 80.294.000.000
(Instalasi Pengolahan Lengkap. Bangunan Penunjang dan
Prasarana Pelengkap)
2 Pembangunan Reservoar Produksi M3 500 2.142.000 1.071.000.000
3 Pengadaan dan Pemasangan Pompa Distribusi Utama, 6 x L/dt
1.200 14.780.000 17.736.000.000
200 L/dt H=150 m
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset & panel. Dan
Bangunan Penunjang)
4 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi Utama HDPE 3 M 4.860 1.136.000 16.562.880.000

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_8


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)
x Ø 300 mm
(IPA Ciwulan - Reservoar Utama)


iv
PEKERJAAN UNIT JARINGAN DISTRIBUSI

1 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Utama

a. Pembangunan Reservoar Utama Kec. Kawalu M3 6.000 1.340.000 8.040.000.000
b. Reservoar Utama ke Kec. Kawalu Pipa HDPE Ø 400 mm M 4.930 1.764.000 8.696.520.000
c. Simpang Cicariang ke Kec. Tamansari Pipa HDPE Ø 300 M
7.620 1.136.000 8.656.320.000
mm
d. Simpang Padayungan ke Kec. Tawang Pipa HDPE Ø 200 M
1.110 608.000 674.880.000
mm
e. Simpang Cicariang ke Kec. Mangkubumi Pipa HDPE Ø M
9.900 608.000 6.019.200.000
200 mm
f. Simpang Padayungan ke Kec. Cihideung Pipa HDPE Ø M
1.600 608.000 972.800.000
200 mm
2 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Primer

a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 150 mm M 5.960 364.000 2.169.440.000
b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 100 mm M 9.750 236.000 2.301.000.000
c. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 75 mm M 7.100 140.000 994.000.000
d. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 50 mm M 7.670 84.000 644.280.000
3 Pembangunan Unit Reservoar Distribusi (Off Take)
3

a. Reservoar Kec. Tamansari M 4.000 1.674.000 6.696.000.000
3
b. Reservoar Kec. Mangkubumi M 2.000 1.874.000 3.748.000.000
3
c. Reservoar Kec. Cihideung M 2.000 1.874.000 3.748.000.000
3
d. Reservoar Kec. Tawang M 2.000 1.874.000 3.748.000.000
4 Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah UNIT 92.160 750.000 69.120.000.000
TOTAL BIAYA 259.095.570.000

B KONTRUKSI

II SISTEM CITANDUY 500 L/dt

CIBEUREUM, PURBARATU, INDIHIANG, BUNGURSARI,
CIPEDES
i PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM

1 Mobilisasi/ Demobilisasi Ls 1 50.000.000 50.000.000
2 Papan Nama Proyek bh 1 500.000 500.000
3 Direksi Keet M2 45 750.000 33.750.000

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_9


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)
4 Gudang Lapangan Unit 1 25.000.000 25.000.000
5 Pelaporan, Dokumentasi, dan Penggambaran Paket 1 30.000.000 30.000.000
ii PEKERJAAN UNIT AIR BAKU

1 Pembangunan Intake Kapasitas 550 L/dt L/dt 550 9.636.000 5.299.800.000
(Bendung Saluran Pembawa dan Sump Well)

2 Pengadaan dan Pemasangan Pompa Intake 3 x 200 L/dt L/dt
600 4.952.000 2.971.200.000
H=20 m
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset & panel. Dan
Bangunan Penunjang)
3 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi HDPE 2 x Ø M
200 1.136.000 454.400.000
300 mm

iii
PEKERJAAN UNIT PRODUKSI

1 Pembangunan IPA 500 L/dt L/dt 500 93.676.000 46.838.000.000
(Instalasi Pengolahan Lengkap. Bangunan Penunjang dan
Prasarana Pelengkap)
3
2 Pembangunan Reservoar Produksi M 300 2.410.000 723.000.000
3 Pengadaan dan Pemasangan Pompa Distribusi Utama, 3 x L/dt
600 10.172.000 6.103.200.000
200 L/dt H=40 m
(Pompa + stand by. Instalasi PLN. Genset & panel. Dan
Bangunan Penunjang)
4 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi Utama HDPE 2 M
150 1.136.000 340.800.000
x Ø 300 mm
(IPA Citanduy - Reservoar Utama)


iv
PEKERJAAN UNIT JARINGAN DISTRIBUSI

1 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Utama

a. Reservoar Produksi ke Kec.Bugursari Pipa HDPE Ø 400 M
6.300 1.764.000 11.113.200.000
mm
b. Simpang Indihiang ke Kec. Cipedes Pipa HDPE Ø 300 M
7.300 1.136.000 8.292.800.000
mm
c. Simpang Lima ke Kec. Purbaratu Pipa HDPE Ø 250 mm M 6.420 948.000 6.086.160.000
d. Purbartu ke Kec. Cibeureum Pipa HDPE Ø 300 mm M 4.370 1.136.000 4.964.320.000
2 Pekerjaan Unit jaringan Distribusi Primer

a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 150 mm M 6.590 364.000 2.398.760.000
b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 100 mm M 3.080 236.000 726.880.000

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_10


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Harga Satuan Total Biaya


No Uraian Kegiatan Satuan Volume
(Rp) (Rp)
c. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 75 mm M 3.700 140.000 518.000.000
d. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 50 mm M 12.640 84.000 1.061.760.000
3 Pembangunan Unit Reservoar Distribusi (Off Take)
3

a. Reservoar Kec. Indihiang M 3.000 1.674.000 5.022.000.000
3
b. Reservoar Kec. Cibeureum M 3.000 1.674.000 5.022.000.000
3
c. Reservoar Kec. Purbaratu M 3.000 1.674.000 5.022.000.000
3
d. Reservoar Kec. Cipedes M 2.000 1.874.000 3.748.000.000
3
e. Reservoar Kec. Bungursari M 2.000 1.874.000 3.748.000.000
4 Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah UNIT 46.080 750.000 34.560.000.000
TOTAL BIAYA 155.153.530.000

TOTAL BIAYA INESTASI TOTAL 427,699,100,000

Sumber : Hasil Analisis


Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa rencana tindak lanjut, antara lain:
1. Pemerintah pusat harus terlibat dalam membantu penyusunan pra-FS dan
fasilitasi proses transaksi apabila ada kesepakatan para pihak:
a. Konsep SPAM Kota Tasikmalaya
b. Besaran offtake
2. Upaya pengusahaan Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk mengelola SPAM sendiri
3. Normalisasi saluran Sungai Ciwulan dan Sungai Citanduy
4. Pembentukan tim teknis SPAM Pemerintah Kota Tasikmalaya

9.2. Kelembagaan Pengelola SPAM dan Struktur Organisasi
9.2.1. UPTD
Sebagai referensi bentuk struktur organisasi penyelenggara SPAM yang diselenggarakan
oleh UPTD adalah:

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_11


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Gambar 9.2 Struktur organisasi UPTD SPAM



9.2.2. BLUD-SPAM
1. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
2. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum.
3. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum Pada PDAM.
5. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun
1984 tentang Pedoman-pedoman Struktur Organisasi dan Tata Kerja PDAM dan BPAM.
Pengelola BLU-SPAM, terdiri dari :
• Kepala
• Bagian Keuangan
• Bagian Operasional
• Bagian Pemeriksa Intern
• Pengawas BLU-SPAM, adalah Dewan Pengawas (dalam pelaksanaan pembinaan teknis
dan keuangan dapat dibentuk dewan pengawas dengan keputusan Bupati atas usulan
kepala Dinas Ke-PU-an)
• Pembina Teknis BLU-SPAM, adalah Kepala Dinas PU atau Kimpraswil Provinsi/Kab/Kota
• Pembina Keuangan BLU-SPAM, adalah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_12


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Sebagai referensi bentuk struktur organisasi penyelenggara SPAM yang


diselenggarakan oleh BLUD adalah:

Gambar 9.3 Struktur Organisasi BLUD SPAM



9.2.3. BUMD/PDAM
Pembentukan PDAM di Indonesia pada umumnya berlandaskan peraturan perundangan.
1. Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
2. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999.
3. Keputusan Menteri Otonomi Daerah No.8 Tahun 2000 tentang Pedoman Sistem
Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum.
4. Peraturan daerah serta Keputusan Kepala Daerah tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Perusahaan daerah Air Minum
Sampai saat ini struktur organisasi PDAM di seluruh Indonesia ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri, Oleh sebab itu, bentuk struktur organisasi PDAM sangat tergantung dari
kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa. Sampai saat ini struktur organisasi PDAM
kurang lebih seperti diagram dibawah ini.

Pengelola SPAM dengan bentuk penyelenggara BUMD/PDAM , terdiri dari :

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_13


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

1. Jika pelanggan kurang dari 30.000, Direksi berjumlah 1 orang dan pengawas maksimal 3
orang.
2. Jika pelanggan diantara 30.000 sampai dengan 100.000, direksi maksimal 3 orang dan
pengawas maksimal 5 orang
3. Jika pelanggan lebih dari 100.000 ribu direksi maksimal 4 orang dan pengawas
maksimal 5 orang.
Sebagai referensi bentuk struktur organisasi penyelenggara SPAM yang diselenggarakan
oleh PDAM dengan pelanggan diantara 30.000 sampai dengan 100.000 adalah:


BUPATI

DEWAN
PENGAWAS

DIREKTUR
UTAMA



STAF AHLI DIR.ADM DAN KEU. DIR.TEKNIK STAF
BIDANG AHLI
ADM. & BIDANG
KEU TEKNIK
LITBANG BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN SPI
KEUANGA HUB.LANGG UMUM PRODUKSI TRANS. & PERENC.
N DIST TEKNIK

SUB BAGIAN SUB BAGIAN BIDANG
BIDANG SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB PENGEMBA PERENCAN ADM &
ADM &
KEUANG
PERENCANA
AN
PEMBACA
METER
ADMINISTRASI
DAN
BAGIAN
PERW
NGAN
JAR.PIPA
AAN TEKNIK KEUANG
AN
AN KEUANGAN PERUNDANG MESIN & Trans & Distr
UNDANGAN SUB BAGIAN BIDANG
BIDANG
TEKNIK
SUB BAGIAN
AKUNTANSI
SUB BAGIAN
PELAYANAN SUB BAGIAN
INSTALASI
SUB
BAGIAN
DISTIBUSI
SUB BAGIAN
DISTRIBUSI
EVALUASI
DAN
TEKNIK

LANGGANA GUDANG UNIT & PENGAWAS


N IPA PERAWATA AN TEKNIK
BIDANG SUB BAGIAN
SUB BAGIAN BELUSUNG N
PDE KAS DAN SUB BAGIAN SUB
KEPEGAWAIA PERPIPAAN
PENAGIHAN HUBUNGAN BAGIAN SUB BAGIAN

MASYARAK N UNIT METER DAN


AT IPA PEMUTUSA
SUB BAGIAN N
WARIBANG
RUMAH SUB

TANGGA DAN
PERBEKALAN
BAGIAN
PENGELOLA
AN SUMUR
PROD
SUB
BAGIAN
LABORATOR
IUM

Gambar 9.4 Struktur organisasi PDAM

Pembentukan pengelola SPAM dalam bentuk Perusahaan Daerah (PD) dimungkinkan atas
dasar Undang-undang No.5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud Perusahaan Daerah adalah semua perusahaan
yang didirikan berdasarkan undang-undang ini, yang modalnya untuk seluruhnya atau
sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ditentukan lain dengan dan
atau berdasarkan undang-undang.

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_14


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Perusahaan Daerah didirikan dengan Peraturan Daerah atas kuasa undang-undang ini.
Perusahan Daerah adalah Badan Hukum yang kedudukannya sebagai Badan Hukum
diperoleh dengan berlakunya Peraturan Daerah tersebut. Atau kerjasama antar daerah
dalam membentuk Perusahaan Daerah juga dapat dilakukan berdasarkan Undang-undang
No. 22 tahun 1999 pasal 87, yang menyatakan beberapa daerah dapat mengadakan
kerjasama antar daerah yang diatur dengan keputusan bersama. Bila sudah terbentuknya
Perusahaan Daerah maka selanjutnya terikat dengan ketentuan-ketentuan tentang
Perseroan Terbatas yakni Undang-undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

Mengingat saham-saham tersebut tersebut merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan,


maka masing-masing daerah harus mendapat persetujuan dar DPRD-nya.

Perusahaan Daerah didirikan dengan Peraturan Daerah atas kuasa undang-undang ini.
Perusahaan Daerah adalah Badan Hukum yang kedudukannya sebagai Badan Hukum
diperoleh dengan berlakunya Peraturan Daerah tersebut.

Peruahaan Daerah adalah kesatuan produksi yang bersifat :


1. Memberi jasa;
2. Menyelenggarakan kemanfaatan umum;
3. Memupuk pendapatan.
Dalam upaya mencapai tujuannya, Perusahaan Daerah dapat bekerjasama dengan swasta,
koperasi dan Perusahaan Negara.

Ketiga lembaga penyelenggara UPTD, BLUD-SPAM dan PDAM memiliki kekurangan dan
kelebihan, baik dari aspek proses pembentukan dan besaran investasi, resiko dan
operasional. Secara singkat dapat kami sajikan perbandingannya dalam matrik sbb. :

Tabel 9.4 . Perbandingan PDAM, UPTD dan BLUD-SPAM
No. PDAM UPTD BLUD
1 Aset dipisahkan Aset Tidak Dipisahkan Aset Tidak Dipisahkan
2 Orientasi keuntungan Tanpa mengutamakan mencari Tanpa mengutamakan mencari
keuntungan (pendapatan = keuntungan (pendapatan =
belanja) belanja)
3 Tidak dapat melakukan diversifikasi Tidak dapat melakukan Dapat melakukan diversifikasi
diversifikasi
4 Dikelola oleh perusahaan daerah Dikelola unit kerja instansi Dikelola unit kerja instansi

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_15


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

pemerintah pemerintah
5 Pendapatan disetor ke rekening kas Pendapatan disetor ke kas Pendapatan disetor ke
PDAM umum daerah rekening kas BLUD
6 Penerimaan dapat digunakan Penerimaan tidak dapat Penerimaan dapat digunakan
langsung digunakan langsung langsung
7 APBN/APBD bukan merupakan APBN/APBD bukan merupakan APBN/APBD merupakan
pendapatan pendapatan pendapatan
8 Belanja sesuai dengan anggaran Belanja tidak boleh melampaui Flexibitas budget (ambang
anggaran batas ditetapkan dalam RBA)
9 Boleh melakukan utang/ piutang Tdk boleh melakukan utang/ Boleh melakukan utang/
piutang piutang
10 Pinjaman JP dgn persetujuan KDH Tidak boleh melakukan Pinjaman JP dgn persetujuan
pinjaman jangka panjang KDH
11 Investasi JP dgn persetujuan KDH Tidak boleh melakukan Investasi JP dgn persetujuan
investasi KDH
12 Boleh melakukan kerjasama Tidak boleh melakukan Boleh melakukan kerjasama
kerjasama
13 Pengadaan barang sesuai aturan Pengadaan barang sesuai Utk pendapatan Non
perusahaan dengan Kepres 54/2010 APBD/APBN dpt tdk dgn Kepres
54/2010
14 Pegawai perusahaan Pegawai PNS Pegawai boleh PNS dan Non
PNS
15 Ada Dewan Pengawas Tidak ada dewan pengawas Dimungkinkan ada dewan
pengawas
16 Aturan penggajian sesuai dgn Aturan penggajian PNS Remunerasi disesuaikan dgn
peraturan di perusahaan tanggung jawab dan
profesionalisme
17 Lap. Keuangan.: Standar Akuntansi Laporan keuangan Standar SAP ((Neraca, LRA dan CALK)
Keuangan/SAK (lap. operasional, Akuntansi Pemerintah/SAP SAK (laporan operasional,
neraca, Cash flow, Catatan Atas (Neraca, Laporan Realisasi neraca, laporan arus kas, CALK
Laporan Keuangan/ CALK & Anggaran/LRA & CALK) dan lampiran kinerja)
lampiran kinerja)
18 Otonom, pengelolaan keuangan Pengelolaan keuangan Semi otonom dalam
dilakuka oleh perusahaan dilakukan oleh Pemda pengelolaan keuangan (Pemda
mengontrol output BLUD)
19 Boleh melakukan kerjasama Tidak boleh melakukan Boleh melakukan kerjasama

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_16


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

kerjasama
20 Perusahaan bertanggungjawab KDH bertanggungjawab KDH bertanggungjawab
terhadap pelayanan yang diberikan terhadap pelayanan yang terhadap pelayanan yang
diberikan diberikan
Sumber : Hasil Analisis


9.2.4. Badan Usaha Milik Swasta (BUS) SPAM
Bahkan pengelola SPAM di Kota Tasikmalaya dapat pula berbentuk Perseroan Terbatas
Pengelola SPAM/Badan Usaha Milik Swasta (BUS) SPAM. Perseroan Terbatas ini
sepenuhnya swasta, Pemerintah Kota Tasikmalaya dapat memiliki sebagian kecil saham.
Swastanisasi pengelolaan SPAM ini ditentukan luas wilayah cakupan pelayanannya, sebab
itu Daerah yang bersangkutan dapat membentuk unit pengelola diluar wilayah pelayanan
Perseroan Terbatas untuk melayani sebagian wilayah yang dikelola oleh unit kerja tersebut.

Dasar hukum yang melandasi pembentukan kelembagaan SPAM berbentuk Perseroan


Terbatas Pengelola SPAM/Badan Usaha Milik Swasta (BUS) SPAM adalah sebagaimana
tertuang dalam UU No.7 tentang Sumber Daya Air sektor air minum dan dipertegas pada
pasal 64 ayat (1) PP No. 16 Tahun 2005 dimana dinyatakan bahwa badan usaha swasta dan
koperasi dapat berperan serta dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM pada daerah,
wilayah atau kawasan yang belum terjangkau pelayanan BUMD/BUMN

Uraian di atas telah memberikan alternatif kelembagaan pengelola SPAM. Namun secara
alternatif pilihan berdasarkan pertimbangan dan pengkajian studi kepustakaan maupun
pengamatan di lapangan, maka dapat dibedakan kelemahan dan kelebihan antar
Perusahaan Daerah dengan Perseroan Terbatas.

Tabel 9.5 Kelemahan dan Kelebihan antar Perusahaan Daerah dengan


Perseroan Terbatas

No. Uraian PD PT Keterangan
1 Ketertarikan bagi ++ Swasta lebih berminat untuk bekerjasama
Swasta untuk investasi Dengan PT karena kejelasan tanggung jawab
2 Fleksibelitas ++ Equity PT selalu dibagi dalam bentuk saham,
sementara Equity PD hanya dalam kerjasama
dengan Pemerintah Daerah
3 Transparasi ++ PT punya RUPS.Para pemegang saham dapat
meminta pertanggungjawaban, dan memiliki
rekening komersial yang dapat diumumkan
secara transparan.
4 Akuntabilitas --- --- Keduanya bertanggung jawab kepada
Pemerintah Daerah, Provinsi maupun

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_17


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Kab/Kota
5 Pengambilan keputusan --- + Pada PD sangat dipengaruhi oleh Pemerintah
Daerah, demikian pula pd PT, tetapi sedikit
lebih bebas
6 Jasa Pelayanan ++ PD lebih besar tanggung jawabnya untuk
melayani masyarakat, sedangkan PT sangat
dipengaruhi oleh kepentingan mencari laba
7 Keamanan lapangan kerja ++ PD lebih menjamin karyawannya untuk tetap
bagi karyawannya bekerja, sementara PT tidak
Sumber : Hasil Analisis


Berdasarkn uraian di atas dapat di simpulkan dengan singkat bahwa alternatif bentuk
Kelembagaan Pengelola SPAM di Kota Tasikmalaya dapat berupa:
1. Swasta,
2. BUMD,
3. BLU.
Beriku matriks perbedaan ke tiga bentuk kelembagaan tersebut:
Tabel 9.6 Matrik Kelembagaan SPAM

Kriteria Badan Usaha BUMD BLUD


Swasta (BUS)
Orientasi Profit Semi Profit Non-Profit
Aset ? Dipisahkan Tidak Dipisahkan
Fleksibilitas Tanggung Tidak Fleksibel Kurang Fleksibel Fleksibel
Jawab
Pengembangan
Sumber : Hasil Analisis


9.3. Rancangan Kelembagaan Pengelola SPAM Kota Tasikmalaya melalui KPS
Berkembangnya daerah pemukiman telah mengurangi area resapan air dan mengancam
daya dukung lingkungan dalam menyediakan air. Pada sisi lain, kapasitas infrastruktur
penampung air seperti waduk dan bendungan semakin menurun akibat meningkatnya
sedimentasi, sehingga menurunkan keandalan penyediaan air baku untuk air minum.

Tantangan berat bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya adalah bagaimana menyediakan SPAM
untuk masyarakatnya yang terus berkembang tanpa tergantung kepada Kabupaten
Tasikmalaya/PDAM Tirta Sukapura yang selama ini terjadi atau tetap melakukan kerjasama
dengan Kabupaten Tasikmalaya/PDAM Tirta Sukapura, bahwa PDAM Tirta Sukapura
menjamin kontinuitas, kwantitas dan kualitas SPAM untuk masyarakat Kota Tasikmalaya.

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_18


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya aktifitas masyarakat,


semakin tinggi pula kebutuhan akan air minum. yang tentunya dapat dipilih altelnatif
dengan program kerja sama pemerintah dan swasta dalam melayani SPAM, yang
merupakan sebuah upaya umum untuk memberlakukan mekanisme disinsentif untuk
mencapai efisiensi dari institusi publik dengan mengaplikasikan mekanismenya insentif dari
pasar sektor swasta.

9.3.1. Pelayanan Air Minum di Kota Tasikmalaya dengan PPP
Sebagaimana kita ketahui bahwa jenis dan bentuk kelembagaan sangat dipengaruhi oleh
kondisi kabupaten/kota dan potensi daerah dimana SPAM akan dibentuk. Kondisi lokal
tersebut dapat dilihat dari 2 (dua) sisi yaitu disatu sisi kondisi Pemerintah Kota dan disisi
lain kondisi daerah dimana pelayanan SPAM akan dibangun. Kondisi Pemerintah Kota
Tasikmalaya sebagai regulator yang belum berpengalaman dalam mengelola keseluruhan
sistem pelayanan air minum akan menuntut kerja keras dalam proses kerjasama tersebut.

Pendekatan kemitraan publik – swasta atau publik private parthnerships (PPP) ataupun KPS
(Kerjasama Pemerintah Swasta) Sebuah upaya umum untuk memberlakukan mekanisme
disinsentif untuk mencapai efisiensi dari institusi publik dengan mengaplikasikan
mekanismenya insentif dari pasar sektor swasta. Yang dimaksud adalah satu persetujuan
atau kontrak, antara Pemerintah ataupun BUMN dengan suatu pihak swasta, seperti yang
di bawah ini :

a) Pihak swasta yang melakukan fungsi pemerintah untuk periode dari waktu tertentu;
b) Pihak swasta yang menerima ganti-rugi untuk melaksanakan fungsi, s ecara langsung
atau secara tidak langsung;
c) Pihak swasta yang dapat dikenakan karena resiko-resiko timbul akibat dari
melaksanakan fungsi;
d) Fasilitas umum, lahan atau sumber daya lain bisa ditransfer atau yang disediakan
kepada Pihak swasta.

Bentuk PPP atau KPS secara garis besar dapat berupa:
1. Pemberian konsesi secara terbatas baik waktu dan atau lingkup kerja. disini pihak
swasta hanya mengoperasikan Infrastruktur yang dimiliki oleh BUMN/BUMD, atau
pemerintahan untuk lingkup tertentu dan waktu tertentu.

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_19


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

2. KSO Atau Kerja Sama Operasi, dimana Pihak BUMN atau BUMD
3. Melakukan kerjasama manajemen untuk mengelola unit bisnis tertentu yang
dikelolanya. BOT atau Built Operate and Tranfer, dimana pihak swasta membangun
sebuah infrastruktur dari awal untuk kemudian dikelola, dan pada kurun waktu
tertentu diserahkan kepada pemerintah atau BUMN/BUMD.
4. ODT atau Operate Developed and Transfer. Disini BUMN atau BUMD memberikan
konsesi kepada swasta untuk mengelola bisnisnya (atau sebagian Bisnisnya)
mengembangkannya dan pada kurun waktu yang disepakati mengembalikan kepada
BUMN atau BUMD.
Dalam Perpres No 67 tahun 2005 tersebut dinyatakan bahwa pelaksanaan PPP dilakukan
diantaranya berdasarkan prinsip : adil, terbuka, transparan, dan bersaing (competition).
Dengan adanya pengadaan yang mengedepankan transparency and competition, manfaat
yang dapat diraih adalah :
1. Terjaminnya mendapatkan harga pasar yang terendah (lowest market prices);
2. Meningkatkan perekonomian publik terhadap proyek PPP;
3. Mendorong kesanggupan lembaga keuangan untuk menyediakan pembiayaan
tanpa sovereign guarantees;
4. Dapat membantu tertariknya bidders yang sangat berpengalaman dan berkualitas
tinggi;
5. Mencegah aparat pemerintah dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
Dalam Perpres yang sama juga dijelaskan bahwa tujuan pelaksanaan PPP adalah untuk :
1. Mencukupi kebutuhan pendanaaan secara berkelanjutan melalui pengerahan dana
swasta;
2. Meningkatkan kuantitas, kualitas dan efisiensi pelayanan melalui persaingan sehat;
3. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan dalam penyediaan
infrastruktur serta
4. Mendorong dipakainya prinsip pengguna membayar pelayanan yang diterima,
atau dalam hal tertentu mempertimbangkan daya beli pengguna.

9.3.2. Faktor Pembiayaan
Sektor peraturan PPP di sektor air diatur oleh Undang-Undang 7/2004 tentang Sumber
Daya Air, yang berfungsi sebagai payung untuk pengelolaan dan pengembangan sumber
daya air, termasuk air. Pada Maret 2005, pemerintah mengeluarkan PP 16/2005 tentang

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_20


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

"Pengembangan Sistem Air", sebagai peraturan untuk pelaksanaan UU 7/ 2004.



Sumber: Fiona J.C. Chandler dan Suyanto, World Agroforestry Centre (ICRAF Southeast Asia), 2003.

Gambar 9.5 Usulan Skema Pembiayaan Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya - PPP

Tahapan Proyek dengan Menggunakan Pola BOT Toll Road yang dirilis oleh KKPPI, BOT atau
Build-Operate-Transfer adalah salah satu bentuk dari PPP sehingga bisa dikatakan bahwa
BOT juga merupakan pola kerjasama PPP.

Gambar 9.6 Struktur Pembiayaan Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya – PPP



9.3.3. Faktor Risiko
Meskipun dengan pola kerjasama PPP sumber dana investasi swasta sudah dapat digalang
untuk membantu penyediaan prasarana infrastruktur namun pemerintah juga tidak tinggal

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_21


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

diam. Pemerintah masih ikut berperan dalam proses tersebut dengan memberikan
dukungan. Salah satu parameter atau faktor yang menentukan bentuk dan besarnya
dukungan pemerintah kepada penyediaan infrastruktur adalah risiko. Penegasan hal
tersebut dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2005 tentang Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur yang menyatakan bahwa
Dukungan Pemerintah kepada Badan Usaha dilakukan dengan memperhatikan prinsip
pengelolaan dan pengendalian risiko keuangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sebagai tindak lanjut dari peraturan tersebut maka Menteri Keuangan sebagai pengelola
keuangan negara, mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.OI/2006
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Risiko Atas Penyediaan
Infrastruktur yang menyatakan bahwa Jenis- jenis risiko yang perlu diatur alokasinya
antara pemerintah dan badan usaha adalah risiko politik, risiko kinerja proyek, dan risiko
permintaan.

Menurut Darrin Grimsey dan Mervyn K. Lewis dalam Evaluating The Risks of Public Private
Partnerships For Infrastructure Projects: Banyaknya risiko yang terjadi dalam pola
kerjasama ini ditimbulkan oleh banyaknya pihak yang terlibat. Setidaknya terdapat 9
(Sembilan) risiko di dalam PPP bidang infrastruktur dengan pola kerjasama ini, yaitu:

§ Risiko teknis
§ Risiko konstruksi
§ Risiko operasional
§ Risiko revenue
§ Risiko finansial
§ Force Majeure
§ Risiko politik
§ Risiko lingkungan
§ Project default.

Risiko finansial (keuangan) adalah segala macam risiko yang berkaitan dengan keuangan,
biasanya diperbandingkan dengan risiko non keuangan, seperti risiko operasional. Jenis
risiko finansial (keuangan) misalnya adalah risiko nilai tukar, risiko suku bunga dan risiko
llikuiditas.

Identifikasi risiko berdasarkan tahapan pelaksanaan dapat digambarkan sbb. :

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_22


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 9.7 Identifikasi Risiko di Proyek BOT



Tahapan Proyek Risiko

Development Teknologi
Kredit
Tender (Bid Risk)
Konstruksi Completion Delays
Cost Overruns

Force Majeure
Politik
Operation
Market
Suplai Bahan Mentah
Performance

Operation/Maintanance
Liability
Eguity Resale
Foreign Exchange
Sumber : Hasil Analisis


9.3.4. Pengertian dan Perbedaan Type Kontrak
Berdasarkan Bentuk Imbalan
1. Kontrak Lumpsum. Adalah kontrak pengadaan barang/jasa untuk penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga kontrak yang pasti dan
tetap, serta semua risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan
sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa atau kontraktor pelaksana.
2. Kontrak Unit Price/Harga Satuan. Adalah kontrak pengadaan barang / jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan
yg pasti & tetap untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang
volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara. Pembayaran kepada
penyedia jasa/kontraktor pelaksanaan berdasarkan hasil pengukuran bersama terhadap
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan.
3. Kontrak Gabungan/Lumpsum dan Unit Price. Adalah kontrak yang merupakan
gabungan lumpsum & harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan
4. Kontrak Terima Jadi/Turn Key. Adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemborongan
atas EPC (Engineering Proquirement & Consctruction) penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti & tetap sampai seluruh
bangunan/konstruksi, peralatan & jaringan utama maupun penunjangnya dapat
berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yg telah ditetapkan.
5. Kontrak Persentase. Adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi dibidang konstruksi

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_23


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima


imbalan jasa berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan
tersebut.
6. Kontrak Cost & Fee. Adalah kontrak pelaksanaan pengadaan barang / jasa pemborongan
dimana kontraktor yang bersangkutan menerima imbalan jasa yg nilainya tetap
disepakati oleh kedua belah pihak.
7. Kontrak Design & Built. Adalah kontrak pelaksanaan jasa pemborongan mulai dari
proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan konstruksi fisik yang dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa satu kontrak yang sama.

Berdasarkan Jangka Waktu Pelaksanaan


1. Kontrak Tahun Tunggal. Adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana
anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran
2. Kontrak Tahun Jamak. Adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana
anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan atas
persetujuan oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur
untuk pengadaan yg dibiayai APBD Propinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan yang
dibiayai APBD Kabupaten/Kota.

Berdasarkan Jumlah Pengguna Barang atau Jasa


1. Kontrak Pengadaan Tunggal. Adalah kontrak antara satu unit kerja atau satu proyek
dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam
waktu tertentu.
2. Kontrak Pengadaan Bersama. Adalah kontrak antara beberapa unit kerja atau
beberapa proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan kegiatan bersama yg jelas dari masing-
masing unit kerja dan pendanaan bersama yang dituangkan dalam kesepakatan
bersama.

9.4. Sistem Pendukung


Sistem pendukung merupakan unsur penting bagi berlangsungnya SPAM Kota
Tasikmalaya. Selain itu, sistem pendukung juga sangat menentukan kinerja dari
penyerelenggaraan pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya dalam mengimplementasikan
program-programnya. Sistem pendukung yang dimaksud adalah berupa kesatuan sistemik
yang terbangun dan dapat berasal dari lembaga lain yang bukan dari intern Pemkot

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_24


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tasikmalaya, namun mereka dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja
pengelolaan SPAM Kota Tasikmalaya. Seperti USAID yang memiliki program USAID
Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (SUAID IUWASH). Proyek ini berupaya
mencapai peningkatan pelayanan air bersih dan sanitasi perkotaan.

Masih terkait dengan sistem pendukung adalah dukungan dari lembaga internasional
yang memainkan peranan penting dalam pengembangan SPAM didaerah dengan
dukungan dana maupun teknis. Dukungan dana dapat berupa dukungan bagi organisasi
mapun proyek. Demikian pula dengan dukungan lain yang terlihat sangat baik untuk
keberlangsungan kinerja seperti dukungan staf dan dukungan teknologi informasi dan
komunikasi. Bisa dikatakan bahwa secara umum, penyelenggara pengembangan SPAM
Kota Tasikmalaya harus memiliki system informasi yang kuat dan akurat. Adanya situs
resmi yang selalu di updated juga memiliki indikasi betapa prasarana dan sarana yang
dimiliki Pengelola SPAM sangat memadai dan mendukung bagi pelaksanaan tugas dan
fungsi Pengelola SPAM Kota Tasikmalaya.

Rekruitment karyawan senantiasa menjadi kunci dari keberhasilan SDM dalam mendorong
penyelenggaraan perusahaan menjadi baik. Dimulai dengan disusun terlebih dahulu
spesifikasi teknis/kompetensi yang diperlukan dan jumlah personel yang dibutuhkan.

Fakta dan proyeksi kualitas SDM Pengelola SPAM Kota Tasikmalaya merupakan tantangan
terbesar yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manajemen. Oleh karena itu perusahaan
dituntut untuk mempunyai program pengembangan SDM agar meningkatkan kualitas dan
kompetensi SDM sehingga perusahaan dapat merealisasi visi dan mencapai tujuan-tujuan
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Sebaliknya bagi karyawan berarti
“suatu proses belajar dan berlatih secara sistematis untuk meningkatkan kompetensi dan
kinerja mereka dalam pekerjaannya sekarang dan menyiapkan diri untuk peran dan
tanggungjawab yang akan datang”.

Karena tantangan di masa yang akan datang dan untuk menjadikan visi jadi realita serta
mencapai tujuan kelembagaan pengelola SPAM di Kota Tasikmalaya dituntut untuk
memiliki Sumberdaya Manusia yang memiliki : Knowledge (pengetahuan), Skill (Keahlian)
dan Attitude (Sikap) yang berkualitas. Sehingga akan tumbuh inovasi dan kreativitas.

Sehingga setelah rekruitment dilaksanakan dilanjutkan dengan kegiatan pendidikan dan


latihan sebagai upaya untuk standarisasi kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Pengelola SPAM di Kota Tasikmalaya harus memiliki agenda tetap tentang diklat, kadang

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_25


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

ada lembaga donor seperti USAID, AUSIAD, ADB juga memiliki agenda diklat. Yang tidak
kalah penting dalam merekrut karyawan selain kompetensi adalah motivasi/komitmenya
tinggi dalam memajukan perusahaan.

Satu hal yang harus diingat bahwa experience tidak selalu bergerak sama dengan
peningkatan kompetensi, sehingga banyak ditemukan adanya karyawan yang memiliki usia
kerja yang lama tetapi tidak memiliki kompetensi untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Oleh karenanya peningkatan kompetensi melalui kegiatan pendidikan dan latihan menjadi
lebih penting dibandingkan usaha meningkatkan grade pendidikan formal.

Pendidikan dan latihan bagi penyelenggara pengelolaan SPAM Kota Tasikmalaya


merupakan hal yang sangat penting untuk menyiapkan pegawai dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya. Diklat untuk pegawai adalah salah satu tugas pokok perusahaan agar
pegawai dapat memiliki kompetensi. Untuk dapat mengetahui dilklat apa yang cocok bagi
setiap pegawainya perlu dilakukan analisis kebutuhan (training need analysis).Bila tidak
dilakukan training need analysis, banyak karyawan sudah pernah mengikuti diklat namun
tidak memiliki hasil yang signifikan bagi kemajuan penyelenggara SPAM Kota Tasikmalaya
karena apa yang didapat di diklat tidak seusai dengan yang dibutuhkan, dan kondisi ini
paling berpengaruh bagi persepsi pimpinan untuk meniadakan program diklat karena
dianggap sebagai pemborosan belaka.

Setelah melihat uraian setiap bab, maka dapat disimpulkan beberapa kelebihan dan
kekurangan dari berbagai alternatif kelembagaan SPAM Kota Tasikmalaya yang bisa dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 9.8 Kelebihan dan Kekurangan Alternatif Kelembagaan SPAM Kota Tasikmalaya

Alternatif Kelebihan Kekurangan Tindak lanjut

1. Pengelolaan Meminimalkan Potensi Pemerintah Kota Tasik • Mempersiapkan tim


oleh PDAM Konflik harus berbagi peran perhitungan asset
Tirta Sukapura dengan Kabupaten Tasik SPAM di Kota dan
Kabupaten dalam penyediaan air Kabupaten
Tasikmalaya minum untuk • Mempersiapkan
masyarakatnya sendiri PERDA bersama
Kota dan Kabupaten
Tasik

2. Pembentukan • Pemkot Tasik • Tanggung jawab • Membentuk panitia


BLUD SPAM mempunyai lembaga pelayanan ada pada adhoc pembentukan
Kota yang dapat mengelola Walikota. BLUD SPAM
Tasikmalaya SPAM mulai dari • Dalam bekerjasama

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_26


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Alternatif Kelebihan Kekurangan Tindak lanjut

tahapan perencanaan dengan BUS harus


hingga operasional . melalui mekanisme
• Merupakan embrio KPS antara BUS dengan
pembentukan PDAM PEMDA
• Tidak profit oriented
• Memerlukan modal
awal besar untuk
pengembangan SPAM,
khususnya di bagian
hilir.

3. Pembentukan • Pemkot Tasik • Memerlukan waktu • Penyusunan Studi


PDAM Kota mempunyai lembaga lama untuk persiapan, Pembentukan PDAM
Tasikmalaya yang dapat mengelola khususnya untuk
SPAM mulai dari reqruitment SDM .
tahapan perencanaan • Memerlukan PERDA
hingga operasional pembentukan PDAM
secara lebih mandiri. • Memerlukan modal
• Bertanggung Jawab awal besar untuk
pada pengelolaan pengembangan SPAM,
SPAM dari HULU ke khususnya di bagian
HILIR. hilir.
• Tanggung Jawab
pelayanan ada pada
PDAM.
• Dalam bekerjasama
dengan BUS dapat
melalui mekanisme B
to B (Permen PU No 12
tahun 2010)
Sumber : Hasil analisa Konsultan

Pengambangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum IX_27


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

BAB X
Rencana Tindak Lanjut



10.1 Rencana Tindak
Rencana tindak lanjut dari hasil penyusunan Review Master Plan Air Minum Kota
Tasikmalaya adalah sebagai berikut :
1) Melakukan Nota Kesepahaman (MOU) antara pihak Pemerintah Kota
Tasikmalaya dengan pihak Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mengenai
rencana pengembangan SPAM di Kota Tasikmalaya.
2) Melakukan Studi Kelayakan Investasi dan Kelembagaan Pengembangan SPAM
Kota Tasikmalaya.
3) Pembentukan kelembagaan pengelola SPAM Kota Tasikmalaya.
4) Penyusunan studi lingkungan (AMDAL/UKL-UPL) Pembangunan SPAM Kota
Tasikmalaya.
5) Penyusunan Detail engineering Design (DED) SPAM Kota Tasikmalaya.
6) Pembangunan SPAM Kota Tasikmalaya secara bertahap.
7) Operasional dan pemeliharaan

Untuk lebih jelas dalam rencana tindak pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya,
maka perlu di susun rencana tindak pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya secara
terencana yang terdiri dari program mendesak (jangka Pendek), program jangka
menengah 5 tahun dan program Jangka Panjang sampai akhit tahun perencanaan
(2034). Berikut muatan rencana pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya:






Rencana Tindak X_1


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

Tabel 10.1 Rencana Tindak Pengembangan SPAM Kota Tasikmalaya

SUMBER
NO URAIAN KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
DANA

I TAHAP PRA KONTRUKSI

1 Rapat Koordinasi Pengembangan SPAM


Kota Tasikmalaya
Pemda Kota Tasikmalaya-Pemda Kab.
Tasikmalaya/ Prov. Jawa Barat APBD

2 MOU Pengembangan SPAM Kota Pemda Kota Tasikmalaya-Pemda Kab. APBD


Tasikmalaya Tasikmalaya/ Prov. Jawa Barat

a. Penyusunan Perencanaan MOU


b. Penyusunan MOU
c. Penandatanganan MOU
d. Realisasi MOU

e. Evaluasi MOU

3 Penyusunan Studi Kelayakan Investasi dan Dinas Tata Ruang dan Permukiman APBD
Kelembagaan Pengembangan SPAM Kota Kota Tasikmalaya
Tasikmalaya

4 Dinas Tata Ruang dan Permukiman APBD


Penyusunan studi lingkungan Kota Tasikmalaya
(AMDAL/UKL-UPL) Pembangunan SPAM
Kota Tasikmalaya.

5 Penyusunan Detail engineering Design (DED) Dinas Tata Ruang dan Permukiman
SPAM Kota Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya

APBD

II TAHAP KONTRUKSI

1 Pembebasan Tanah Dinas Tata Ruang dan Permukiman


Kota Tasikmalaya

APBD

2 Pembangunan Unit air baku (Intake, pipa Ditjen SDA


air baku, ME) APBN
Ditjen SDA

Rencana Tindak X_2


Laporan Akhir
Review Master Plan Air Bersih Kota Tasikmalaya

SUMBER
NO URAIAN KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
DANA
3 APBN
Pembangunan Unit Produksi Tahap 1 (IPA Ditjen Cipta
500 L/dt) Sistem Ciwulan Pemprov Jabar, Ditjen Cipta Karya Karya/
APBD Prov.
Pembangunan Unit Produksi Tahap 2 (IPA
Jabar/ KPS.
250 L/dt) Sistem Ciwulan Pemprov Jabar, Ditjen Cipta Karya

Pembangunan Unit Produksi Tahap 2 (IPA


250 L/dt) Sistem Citanduy Pemprov Jabar, Ditjen Cipta Karya

Pembangunan Unit Produksi Tahap 3 (IPA


250 L/dt) Sistem Ciwulan Pemprov Jabar, Ditjen Cipta Karya

Pembangunan Unit Produksi Tahap 3 (IPA


250 L/dt) Sistem Citanduy Pemprov Jabar, Ditjen Cipta Karya

4 Pembangunan Jaringan Distribusi Utama Pemprov Jabar


APBD Prov
Jabar

5 Pembangunan Jaringan Distribusi Pembagi Pemkot Tasikmalaya APBD


dan Jaringan Distribusi Pelayanan

6 Pembangunan Unit Pelayanan (SR) Pemkot Tasikmalaya APBD

III OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN

1 APBD/
Unit Air Baku BLUD SPAM Kota Tasikmalaya BLUD
2 APBD/
Unit Produksi BLUD SPAM Kota Tasikmalaya BLUD
3 APBD/
Jaringan Distribusi Utama BLUD SPAM Kota Tasikmalaya BLUD
4 APBD/
Unit Jaringan Distribusi dan Unit Pelayanan BLUD SPAM Kota Tasikmalaya BLUD

Uraian jelas mengenai program peningkatan SPAM kota Tasikmalaya dapat dilihat pada
lampiran 4
10.2 Rencana Investasi Jangka Menengah
Rencana investasi jangka menengah kota tasikmalaya dapat dilihat pada Lampiran 5

Rencana Tindak X_3

Anda mungkin juga menyukai