Anda di halaman 1dari 8

“STUDI KELAYAKAN BISNIS”

BUSINESS CANDY DYAA HIJAB


Dibuat untuk memenuhi tugas online mata kuliah Studi Kelayakan
Bisnis Dosen Pembimbing : Medi Purnomo, Drs. S.E, M.M.

Disusun Oleh :
Nama : Bela Anindya
NIM : 3180179

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
INSTITUT BISNIS & MULTIMEDIA ASMI
BAB V
ANALISIS RISIKO

Dalam setiap perencanaan bisnis, analisis risiko senantiasa diperlukan. Tujuanya adalah untuk meminimalkan kerugian (loss) dan
memaksimalkan manfaat (benefit) jika kejadian (event) yang menimbulkan risiko itu terjadi.

Ada 3 tahap dalam proses analisis risiko ini, yaitu:

1. Identifikasi Risiko (Risk Identification)

2. Menilai Risiko (Risk Assessment)

3. Menyusun Risk Response Strategy

7.1 Identifikasi Risiko

Berdasarkan survey dan analisis, diidentifikasi faktor atau kejadian yang berisiko terhadap rencana
pembangunan dan pengembangan inndustri CR sebagai berikut:

Risiko Pasar & Persaingan:

1. Penurunan signifikan harga jual CR

2. Masuknya pemain (pabrik CR) baru

3. Persaingan (perang) harga CR

4. Adanya produk substitusi

CR Risiko Teknologi dan

Produksi:

1. Ketidakstabilan teknologi produksi CR

2. Ketidakstabilan pasokan bahan baku (green coke)


3. Ketidakstabilan dukungan pemeliharaan dan pengembangan mesin dan perlatan produksi

CR Risiko Organisasi dan Manajemen:

1. Kompetensi manajemen terkait industri CR

2. Kompetensi teknis SDM

Risiko Lingkungan Industri dan Sosial Kemasyarakatan:

1. Ketidakstabilan kerja sama kemitraan dengan industri baja, khususnya dengan PT Krakatau Steel

2. Dukungan sosial pemerintah daerah dan masyrakat

sekitar Risiko Keuangan:

1. Kesiapan dan kecukupan dana investasi

2. Jangka waktu piutang dan kesiapan modal kerja

7.2 Menilai Risiko

Seluruh kejadian yang mempunyai risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya, akan dievaluasi berdasarkan
besarnya dampak dan tingkat kemungkinan (probabilitas) terjadinya. Kejadian dengan dampak kecil
dan/atau tingkat probabilitas terjadinya kecil, akan diabaikan. Kejadian dengan dampak (negatif atau
posistif) besar (signifikan) dan berpeluang untuk terjadi (probabilitas tinggi) akan menjadi prioritas tinggi
dalam pengelolaannya.

Sebagai gambaran, perhatian tabel berikut:

Dampak dan Probabiltas terjadinya akan diskala dari 1 (kecil) sampai 5 (tinggi/besar).

46
Risiko A
5

Risiko C Risiko F
Tinggi
4

Risiko B
DAMPAK 3

Risiko E

Rendah 2

Risiko D
1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

PROBABILITAS TERJADI

Sesuai tabel tersebut, maka urutan prioritas pengelolaan risiko adalah: A, F, C, B, E, D. Biasanya D dan E
akan diabaikan.

Dengan menggunakan metode penilaian risiko tersebut maka hasil identifikasi risiko pada sub bab diatas akan di
evaluasi untuk menentukan risiko mana yang akan di prioritaskan untuk di kelola.
Risiko Dampak Probabilitas Prioritas

1. Penurunan signifikan harga jual CR 4/Tinggi 3/Menengah 5

2. Masuknya pemain (pabrik CR) baru 4/Tinggi 3/Menengah 8

3. Persaingan (perang) harga CR 3/Menengah 2/Rendah 10

4. Adanya produk substitusi CR 4/Tinggi 1/Rendah 11

5. Ketidakstabilan teknologi produksi CR 4/Tinggi 3/Menengah 3

6. Ketidakstabilan pasokan bahan baku (green coke) 5/Tinggi 4/Tinggi 1

7. Ketidakstabilan dukungan pemeliharaan dan 4/Tinggi 4/Tinggi 4


pengembangan mesin dan peralatan produksi CR

8. Kurangnya Kompetensi manajemen terkait industri 3/Menengah 3/Menengah 9


CR

9. Kurangnya Kompetensi teknis SDM 4/Tinggi 3/Menengah 6

10. Kestidakstabilan kerja sama kemitraan dengan 5/Tinggi 4/Tinggi 2


industri baja, khususnya dengan PT Krakatau Steel

11. Kurangnya dukungan sosial pemerintah daerah dan 2/Kurang 1/Kurang 12


masyrakat sekitar

12. Ketidaksiapan dan ketidakcukupan dana investasi 5/Tinggi 1/Kurang 13

13. Lamanya Jangka waktu piutang dan kesiapan 4/Tinggi 3/Menengah 7


modal kerja

Isi tabel tersebut, selanjutnya akan diurut berdasarkan urutan prioritas.


7.3 Menyusun Risk Response Strategy

Risk Response Strategy adalah Strategi untuk mengelola risiko, jika kejadian yng berrisiko terjadi. Terdapat
berbagai strategi pengelolaan atau penanganan risiko, yaitu:

1. Strategi Meminimalkan Risiko dengan cara:

a. Menghidari Risiko, dengan cara mengubah rencana

b. Memindahkan Risiko, yaitu memindahkan dampak terjadinya kejadian berrisiko kepada pihak
ketiga, misalnya dengan cara Asuransi, Sub-kontrak/Outsourcing, dsb.

c. Mitigasi (Pengurangan) Risiko, yaitu cara mengurangi dampak atau mengurangi kemungkinan
(probabilitas) terjadinya risiko, mislnya dengan melakukan uji coba, simulasi, meminta
jaminan, dsb.

2. Strategi Menerima Risiko, karena tidak semua risiko bisa di hindari atau di kurangi. Pada kondisi
ini, jika kejadian berrisiko terjadi, maka organisasi mau tidak mau akan berhadapan langsung
dengan kejadian tersebut dan menerima dampaknya. Yang terbaik dapat dilakukan adalah dengan
menyiapkan Contigency Plan, yang akan di eksekusi pada saat terjadinya kejadian berrisiko tersebut.
Misalnya, risiko gangguan operasi peralatan komputer/elektronik pada saat Y2K, mau tak mau
harus harus dihadapi, tidak bisa dihindari, sehingga organisasi harus menyiapkan suatu
contigency plan.

Tabel berikut menjabarkan risk response strategy yang dapat diambil untuk setiap kejadian berrisiko yang
telah diurut berdasrkan prioritas, sebagi berikut:
Risiko Risk Response Strategy

1. Ketidakstabilan pasokan bahan baku (green coke) MOU/Agreement dengan Pertamina

2. Ketidakstabilan kerja sama kemitraan dengan MOU/Agreement dengan PT


industri baja, khususnya dengan PT Krakatau Steel Krakatau Steel dan Produsen baja
lainnya

3. Ketidakstabilan teknologi produksi CR MOU/Agreement dengan Pabrikan


dan PT Krakatau Steel

4. Ketidakstabilan dukungan pemeliharaan dan MOU/Agreement dengan Pabrikan


pengembangan mesin dan peralatan produksi CR dan PT Krakatau Steel

5. Penurunan signifikan harga jual CR Kontrak Penjualan dengan PT


Krakatau Steel dan Produsen Baja
lainnya

6. Kurangnya Kompetensi teknis SDM Kontrak Kemitraan/Pelatihan dengan


Pabrikan dan/atau PT Krakatau Steel

7. Lamanya Jangka waktu piutang dan kesiapan modal Membangun hubungan yang baik
kerja dengan para pembeli dan
menyiapkan fasilitas kredit modal
kerja dengan perbankan

8. Masuknya pemain (pabrik CR) baru Meningkatkan kualitas produk dan


kualitas layanan, serta hubungan
yang baik dengan para customer

9. Kurangnya Kompetensi manajemen terkait industri Kontrak Kemitraan/Pelatihan dengan


CR Pabrikan dan/atau PT Krakatau Steel
10. Persaingan (perang) harga CR Meningkatkan kualitas produk dan
kualitas layanan, serta hubungan
yang baik dengan para customer

11. Adanya produk substitusi CR -

12. Kurangnya dukungan sosial pemerintah daerah dan -


masyrakat sekitar

13. Ketidaksiapan dan ketidakcukupan dana investasi -

Anda mungkin juga menyukai