Disusun Oleh :
Nama : Bela Anindya
NIM : 3180179
Dalam setiap perencanaan bisnis, analisis risiko senantiasa diperlukan. Tujuanya adalah untuk meminimalkan kerugian (loss) dan
memaksimalkan manfaat (benefit) jika kejadian (event) yang menimbulkan risiko itu terjadi.
Berdasarkan survey dan analisis, diidentifikasi faktor atau kejadian yang berisiko terhadap rencana
pembangunan dan pengembangan inndustri CR sebagai berikut:
Produksi:
1. Ketidakstabilan kerja sama kemitraan dengan industri baja, khususnya dengan PT Krakatau Steel
Seluruh kejadian yang mempunyai risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya, akan dievaluasi berdasarkan
besarnya dampak dan tingkat kemungkinan (probabilitas) terjadinya. Kejadian dengan dampak kecil
dan/atau tingkat probabilitas terjadinya kecil, akan diabaikan. Kejadian dengan dampak (negatif atau
posistif) besar (signifikan) dan berpeluang untuk terjadi (probabilitas tinggi) akan menjadi prioritas tinggi
dalam pengelolaannya.
Dampak dan Probabiltas terjadinya akan diskala dari 1 (kecil) sampai 5 (tinggi/besar).
46
Risiko A
5
Risiko C Risiko F
Tinggi
4
Risiko B
DAMPAK 3
Risiko E
Rendah 2
Risiko D
1 2 3 4 5
Rendah Tinggi
PROBABILITAS TERJADI
Sesuai tabel tersebut, maka urutan prioritas pengelolaan risiko adalah: A, F, C, B, E, D. Biasanya D dan E
akan diabaikan.
Dengan menggunakan metode penilaian risiko tersebut maka hasil identifikasi risiko pada sub bab diatas akan di
evaluasi untuk menentukan risiko mana yang akan di prioritaskan untuk di kelola.
Risiko Dampak Probabilitas Prioritas
Risk Response Strategy adalah Strategi untuk mengelola risiko, jika kejadian yng berrisiko terjadi. Terdapat
berbagai strategi pengelolaan atau penanganan risiko, yaitu:
b. Memindahkan Risiko, yaitu memindahkan dampak terjadinya kejadian berrisiko kepada pihak
ketiga, misalnya dengan cara Asuransi, Sub-kontrak/Outsourcing, dsb.
c. Mitigasi (Pengurangan) Risiko, yaitu cara mengurangi dampak atau mengurangi kemungkinan
(probabilitas) terjadinya risiko, mislnya dengan melakukan uji coba, simulasi, meminta
jaminan, dsb.
2. Strategi Menerima Risiko, karena tidak semua risiko bisa di hindari atau di kurangi. Pada kondisi
ini, jika kejadian berrisiko terjadi, maka organisasi mau tidak mau akan berhadapan langsung
dengan kejadian tersebut dan menerima dampaknya. Yang terbaik dapat dilakukan adalah dengan
menyiapkan Contigency Plan, yang akan di eksekusi pada saat terjadinya kejadian berrisiko tersebut.
Misalnya, risiko gangguan operasi peralatan komputer/elektronik pada saat Y2K, mau tak mau
harus harus dihadapi, tidak bisa dihindari, sehingga organisasi harus menyiapkan suatu
contigency plan.
Tabel berikut menjabarkan risk response strategy yang dapat diambil untuk setiap kejadian berrisiko yang
telah diurut berdasrkan prioritas, sebagi berikut:
Risiko Risk Response Strategy
7. Lamanya Jangka waktu piutang dan kesiapan modal Membangun hubungan yang baik
kerja dengan para pembeli dan
menyiapkan fasilitas kredit modal
kerja dengan perbankan