Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “Pengukuran Tanda-tanda Vital” sebagai salah
satu tugas mata kuliah Keperawatan Dasar 2 pada semester III S1 Ilmu Keperawatan Stikes
Medistra Indonesia Bekasi.
Penyelesaian Makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
5. Rekan – rekan mahasiswa yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,sehingga saran pembaca sangat
kami harapkan untuk perbaikan penyusunan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua serta memberikan
manfaat dan berguna di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
Bab II Pembahasan 2
A. Tanda-tanda Vital 2
1. Tekanan Darah 2
2. Nadi 6
3. Pernafasan 8
4. Suhu 15
B. Pemeriksaan Fisik 21
1. Pengertian 21
2. Tujuan 21
3. Metode 21
4. Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan:24
5. Persiapan pemeriksaan fisik 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda-tanda vital sangat
dibutuhkan, karena dengan pemeriksaan tersebut kita dapat membuat beberapa diagnose tentang
apa yang dialami pasien/klien. Ada beberapa pemeriksaan fisik diantaranya adalah pemeriksaan
pernafasan, nadi, tekanan darah dan suhu.
Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam memantau
kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi yang
diberikan. Data ini juga memberikan sebagian keterangan pokok yang memungkinkan
diussunnya rencana keperawatan. Selanjutnya pengambilan tanda-tanda vital ini dilakukan
dengan jarak waktu pengambilan tergantung pada keadaan umum klien.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja prosedur pelaksanaan dan tanda-tanda vital
2. Apa saja masalah yang harus dikaji dan tanda-tanda vital
3. Berapakah batasan normal setiap tanda-tanda vital
C. TUJUAN
1. Untuk mengatahui prosedur pelaksanaan dari tanda-tanda vital
2. Untuk mengatahui masalah yang harus dikaji dan tanda-tanda vital
3. Untuk mengetahui batasan normal setiap tanda-tanda vital
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tanda-Tanda Vital
Tanda-tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam memantau kondisi klien
atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan.
Penggunaan tanda-tanda vital memberikan data dasar untuk mengetahui respons terhadap stress
fisiologi/psikologi, respons terapi medis dan keperawatan. Hal ini sangatlah penting sehingga
disebut tanda-tanda vital. Waktu untuk mengukur tanda-tanda vital:
1. TEKANAN DARAH
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Darah mengalir
karena adanya perubahan tekanan, dimana terjadi perpindahan dari area bertekanan tinggi ke
area bertekanan rendah. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkonstraksi dan disebut tekanan
sistolik. Tekanan darah sistemik atau arterial merupakan indicator yang paling baik untuk
kesehatan kardiovaskuler. Tekanan diastolic adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung
beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap
tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60-140/90. Rata-rata tekanan
darah normal biasanya 120/80. Menurut Hayens (2003) tekanan darah timbul ketika bersikulasi
di dalam pembuluh darah berperan penting dalam proses ini di mana jantung sebagai pompa
muscular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah dan pembuluh darah yang
memiliki dinding yang elastic dan kehanan yang kuat. Tekanan darah di ukur dalam satuan
millimeter air raksa (mmHg). Untuk mengukur tekanan darah maka perlu dilakukan pengukuran
darah secara rutin.
3) Integritas ego
a) Gejala : riwayat perubahan kepribadian ansietas, depresi, atau marah kronik.
b) Tanda : gelisah, penyempitan kontinu pertahanan, gerak tangan, sempit, peningkatan
pola bicara.
4) Eliminasi
a) Gejala : gangguan ginjal saat ini/yang lalu seperti infeksi atau riwayat penyakit masa
lalu
5) Makanan dan cairan
a) Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak,
kolesterol, keju, telur, gula merah.
b) Tanda : berat badan normal atau obeisitas, adanya edema, konghesti vena.
DVJ/Distensi Vena Jugularis
6) Nyeri
a) Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung (nyeri hilang timbul pada
tungkai).
7) Pernafasan
a) Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja takipnea, ortopnea, dispnea
nontural, potok sismol, batuk tanpa seputum, riwayat merokok.
b) Tanda : bunyi nafas tambahan, distress respiorasi atau penggunaan otot aksesoris
pernafasan sianosis.
8) Keamanan
a) Gejala: gangguan koordinasi atau cara berjalan, episode perestasia, unilateral, transen,
hipotensi postural.
9) Penyuluhan
a) Gejala: faktor-faktor resiko keluarga: hipertensi arteroskalerosis, penyakit jantung,
DM, penyakit cerebros vaskuler ginjal.
2. NADI
Nadi adalah gerakan atau aliran darah pada pembuluh darah arteri yang dihasilkan
oleh kontraksi dari ventrikel kiri jantung. Denyut nadi adalah rangsangan kontraksi
jantung yang dimulai dari NODES SINOURI atau NODUS SINOS ATRIAL yang
merupakan bagian atas serambi kanan jantung. Salah satu indikator kesehatan jantung
adalah terjadinya peningkatan denyut nadi pada saat beristirahat. Pemeriksaan nadi
sangat penting dilakukan agar petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan nadi dapat
mengetahui keadaan nadi (frekuensi irama dan kuat lemah nadi). Mengukur denyut nadi
yang terasa pada pembuluh darah arteri yang disebabkan oleh gelombang darah yang
mengalir di dalamnya sewaktu jantung memompa darah ke dalam aorta atau arteri.
Tujuan pemeriksaan nadi adalah :
Untuk mengetahui kerja jantung
Untuk menegetahui jumlah denyut jantung yang terasa pada pembuluh darah.
Untuk menentukan denyut nadi normal atau tidak.
Kecepatan denyut jantung bereaksi terdapat rangsangan yang ditimbulkan oleh
system saraf simpatis dan saraf parasimpatis, beberapa hal yang mempengaruhi jumlah
denyut: emosi, nyeri, aktivitas, dan obat-obatan. Kecepatan denyut nadi bertambah bila
tekanan darah turun karena jantung berusaha meningkatkan keluarnya darah.
a. Pemeriksaan nadi
1) Alat yang digunakan
a) Alat penghitung denyut nadi
b) Jam tangan / arloji
c) Buku catatan
2) Pelaksanaan
a) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b) Mempersiapkan alat yang dibutuhkan
c) Membawa alat kedekat pasien
d) Mengatur posisi pasien
e) Meraba / menghitung denyut nadi pada tempat-tempat denyut nadi( temporalis,
karotis, apikal, brakialis, radialis, femoralis, poplitea, tibialis posterior,
dorsalis pedis), sesuai keadaan umum pasien.
f) Menghitung dengan ujung jari kedua, ketiga, empat dan tekan dengan lembut
g) Mengetahui atau melaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menghitung denyut jantung
h) Jika denyut teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan 2.
Apabila denyut tidak teratur dan pada paien yang baru dilakukan pemeriksaan
hitung selama 1 menit penuh.
i) Mencuci tangan
j) Mencatat hasil.
b. Masalah Yang Harus Dikaji Pada Pemeriksaan Nadi
Kecepatan Nadi (Pulse Rate)
Pulse Rate (jumlah denyutan perifer yang dirasakan selama 1 menit) à dihitung
dengan menekan arteri perifer dengan menggunakan ujung jari.
1) Tachycardia: nadi >100 -150 x/mntà jantung overwork à oksigenasi sel tidak
adequat
2) Palpitasi: perasaan berdebar-debar, sering menyertai tachycardi
3) Bradycardia : denyut nadi < 60 x/mnt à kejadian lebih sedikit dibandingkan
tachycardia
3. PERNAFASAN
Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh, serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 (karbon dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini
disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Secara normal orang dewasa
bernafas kira-kira 16-20 x/menit, sementara bayi dan anak kecil lebih cepat daripada orang
dewasa. Naiknya kecepatan bernafas disebut polypnea. Jika suhu badan naik kecepatan
bernafas bertambah, karena tubuh berusaha melepaskan diri dari kelebihan panas.
Pemeriksaan pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernafasan.
a. Menghitung pernafasan
1) Alat yang digunakan
a) Jam tangan/arloji
b) Buku catatan
2) Pelaksanaan
a) menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b) membawa alat kesamping klien
c) mencuci tangan
d) hitunglah naik turunnya dada klien (pernafasan) sambil memegang arteri radialis dan
menekukkan ke dada klien seperti pura-pura menghitung denyut nadi
(mengupayakan agar pasien tidak merasa di observasi).
e) jika irama respirasi teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan dua.
Jika irama respirasi tidak teratur hitung selama 1 menit penuh
f) membereskan alat
g) mencuci tangan
h) mencatat hasil
a. Pemeriksaan suhu
Dimulut Atau Oral
1) Alat yang digunakan :
a) Thermometer oral
b) Botol berisi larutan sabun
c) Botol larutan desinfektan
d) Botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kain kasa
e) Potongan tertutup pada tempatnya
f) Bengkok
g) Alat tulis
h) Buku catatan
2) Pelaksaan :
a) Mencuci tangan
b) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
c) Mengatur posisi pasien (duduk/tidur)
d) Thermometer diperiksa apakah air raksa sudah turun jika belum ayun-ayun
dengan hati-hati sampai air raksa penuh pada titik angka terendah (dibawah 35˚c).
e) Anjurkan pasien untuk membuka mulut, letakkan reservoin thermometer dibawah
lidah kemudian anjurkan pasien untuk menutup mulut.
f) Tunggu 10 menit, keluarkan thermometer dan keringkan dengan silstep 1 kali
dengan tekanan yang mantab dari atas ke reservoin dengan putaran.
g) Baca hasilnya dengan meletakkan thermometer horizontal setinggi mata putar-
putar diantaranya jari sampai batas air raksa jelas.
h) Catat hasil di buku catatan
Diketiak/ aksila
1) Alat yang digunanakan :
a) Thermometer aksila
b) botol berisi larutan sabun \
c) botol berisi larutan desinfektan
d) botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kain kasa
e) potongan tertutup pada tempatnya
f) menempatkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan
lengan di bawah klien.
g) Biarkan thermometer di tempat tersebut
- Termomter air raksa 5-10 menit
- Thermometer digital sampai sinyal terdengar
h) Keluarkan thermometer dengan hati-hati
i) Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari arah atas ke
reservoir, buang tisu di bengkok.
j) Baca air raksa atau digitalnya
k) Membantu klien merapikan bajunya
l) Menurunkan tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala
awal
m)Mengembalikan thermometer pada tempatnya
n) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
o) Mencatat hasil
2) Hipertermia
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan
tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas. Setiap
penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat memengaruhi mekanisme pengeluaran
panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan dimana tidak dapat
mengontrol produksi panas yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-
obatan anastetik tertentu.
3) Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin memengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan mengakibatakan
hipotermia. Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti:
Ringan: 33°-36°.
Sedang: 30°-33°.
Berat: 27°-30°.
Sangat berat: <30°.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui
selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami
hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan
tidak mampu menilai.
Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan
tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan
berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pengertian:
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan
masalah kesehatan pasien. Ini merupakan tahap ke tiga dalam pengumpulan data.
Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari
riwayat pemeriksaan pasien.
2. Tujuan:
Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk menentukan status kesehatan pasien,
mengidentifikasi masalah pasiendan mengambil data dasar untuk menenrukan rencana
tindakan keperawatan.
3. Metode:
a. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat dan mengevaluasi
bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan atau penilaian. Hasilnya seperti :
Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dll. Secara
formal pemeriksa menggunakan indra penglihatan berkonsentrasi untuk melihat
pasien secara seksama, persisten, dan tanpa terburu-buru sejak pertama kali
bertemu.
b. Palpasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan oleh tangan dan jari-
jari terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Ini merupakan
langkah kedua yang dilakukan untuk melengkapi data dari inspeksi. Pads atau
ujung jari merupakan area yang paling baik yang digunakan untuk palpasi karena
ujung saraf spesifik untuk indra sentuh terkelompok saling berdekatan. Pengukuran
kasar suhu tubuh paling baik menggunakan punggung (dorsum) tangan.Misalnya
adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), dll. Ini adalah area tangan
yang digunakan untuk palpasi.
Ada beberapa tahap palpasi yaitu Palpasi ringan bersifat superficial, lembut dan
berguna untuk menilai lesi pada permukaan dalam otot. Juga dapat membuat pasien
rileks sebelum melakukan palpasi medium dan dalam. Untuk melakukan palpasi
ringan letakkan/tekan secara ringan ujung jari anda pada kulit pasien dan gerakkan
jari anda secara memutar.
Palpasi medium untuk menilai lesi medieval pada peritoneum dan untuk massa,
nyeri tekan, pulpasi (meraba denyut), dan nyeri pada kebanyakan struktur tubuh.
Dilakukan dengan menekan permukaan telapak jari 1-2 cmkedalam tubuh pasien
dengan gerakan memutar.
Palpasi dalam digunakan untuk menilai organ bagian dalam rongga tubuh dan
dapat dilakukan oleh satu atau dua tangan.
c. Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh
menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek
seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan
dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas hepar-
paru (mengetahui pengembangan paru), dll. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, dan konsistensi jaringan. Suara perkusi :
1) Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
2) Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru
pada pneumonia.
3) Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung,
perkusi daerah hepar.
4) Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong,
misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
d. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaranapi datasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah
: bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Alimul H. A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Yuni Kusmiati. 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya.
Bickley, Lynn S. 2008.Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates.Jakarta.
EGC
Dealey, Carol.2005. The Care Of Wound A Guides For Nurses. Navarra.Balckwell Publishing.
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Joyce, K & Everlyn, R.H. (1996). Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta :
EGC
Mubarak,Iqbal wahit,2008,Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi Dalam
Praktik,Jakarta : EGC
Suryadi hikmat,2012,Buku Saku Pemeriksaan Fisik Head to Toe.Sukabumi : LCN Press
Entrepreneur
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt
4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Respiratory_sounds&usg=ALkJrhjqrqMggfOLQAU
AzOIOnEpZkqTZAw