Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan menjabarkan tentang latar belakang dan tujuan
penulisan yang terdiri dari tujuan umum penulisan, tujuan khusus penulisan,
metode penulisan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan yang digunakan yang
menyusun karya tulis ilmiah.

I.1 Latar Belakang


AKI (Acute Kidney Injury) adalah episode gagal ginjal mendadak atau
kerukasan ginjal yang terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari, AKI
menyebabkan penumpukkan produk limbah dalam darah dan menyulitkan ginjal
untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. AKI juga dapat mempengaruhi
organ-organ lain seperti otak, jantung, dan paru-paru. (National Kidney
Foundation, 2018)
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang
progresif dimana ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit. CKD ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
yang irreversible pada suatu derajat atau tingkatan yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Smeltzer,
2010). Chronic Kidney Disease (CKD) dikaitkan dengan penurunan kualitas
hidup, peningkatan dan pengeluaran perawatan kesehatan dan kematian dini
(Neyhart, McCoy, Rodegast, dkk. 2010).Gagal ginjal kronik yang tidak diobati
dapat menyebabkan penyakit ginjal tahap akhir yang dikenal dengan ESKD (End-
stage kidney disease) yang merupakan tahap akhir dari gagal ginjal, ESKD
menghasilkan retensi produk limbah uremik.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan
jumlah penderita gagal ginjal akut sekitar lebih dari 356 kasus, pada tahun 2013,
sedangkan penderita gagal ginjal kronik pada tahun 2013 telah meningkat 50%
dari tahun sebelumnya. Prevalensi gagal ginjal kronik di Amerika Serikat menurut
data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun

1
2

2013 sebesar 14% dimana terjadi peningkatan pada tahun sebelumnya yaitu
sebesar 12,5%. Gagal ginjal kronik diperkirakan akan terus meningkat sebesar 20-
25% setiap tahunnya pada populasi di Amerika Serikat. Di tahun 2014, kejadian
dan prevalensi gagal ginjal meningkat sebanyak 50% . Data menunjukkan bahwa
setaip tahun 200.000 orang Amerika menjalani hemodialisis karena gangguan
ginjal kronik artinya 1.140 dalam satu juta orang Amerika adalah pasien dialisis.
Data tersebut menunjukkan kenaikan prevalensi penderita gagal ginjal kronik di
dunia khususnya di Amerika Serikat.
Global Burden of Disease (2010) menunjukkan, penyakit ginjal kronis
merupakan penyebab kematian ke-27 di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi
urutan ke-18 pada tahun 2010. Lebih dari dua juta penduduk di dunia
mendapatkan perawatan dengan dialisis atau transplantasi Ginjal dan hanya
sekitar 10% yang benar-benar mengalami perawatan tersebut. Dan pada tahun
2015 mengalami kenaikan, bahwa penyakit ginjal kronik merupakan penyebab
kematian ke-12 yang paling sering yaitu sebanyak 1,1 juta kematian di dunia. Dari
data diatas menunjukkan kenaikan tentang penyebab kematian yang di sebabkan
oleh penyakit ginjal kronik di dunia.
Untuk negara berkembang di Asia prevalensi gagal ginjal juga terus
mengalami peningkatan di Taiwan (2.990/1.000.000 penduduk), jepang
(2.590/1.000.000 penduduk) dan Malaysia memiliki prevalensi gagal ginjal kronik
terjadi pada 680 orang per satu juta. Penyakit yang tercatat sebagai penyebab
gagal ginjal adalah diabetes melitus (37,47%), hipertensi (25,1%) dan
glomerulonefritis (16,34%). (National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES) 2013).
RISKESDAS 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain
kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi
kanker naik dari 1,4% menjadi 1,8%, prevalensi stroke naik dari 7% menjadi
10,9%, dan penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%, diabetes melitus
naik dari 6,9% menjadi 8,5%, dan hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%.
Tingginya kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan
pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik,
3

serta konsumsi buah dan sayur.Sejak tahun 2013 prevalensi merokok pada remaja
(10-18 tahun) terus meningkat, yaitu 7,2% (Riskesdas 2013), 8,8% (Sirkesnas
2016) dan 9,1% (Riskesdas 2018). Data proporsi konsumsi minuman beralkohol
pun meningkat dari 3% menjadi 3,3%, demikian juga proporsi aktivitas fisik
kurang juga naik dari 26,1% menjadi 33,5% dan 0,8%. Hal lainnya adalah
proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk lima tahun, masih
sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5%. Dapat disimpulkan dari data diatas
adanya kenaikan angka prevalensi dan penyebab dari penyakit tidak menular.
Hasil data dari IRR 2017, menunjukkan angka gangguan ginjal akut atau
AKI berdasarkan penyakit penyerta di Indonesia, yaitu penyakit kardiovaskuler
sebesar 15%, penyakit serebrovaskuler sebesar 4%, penyakit saluran pencernaan
sebesar 8%, penyakit saluran kencing lain sebesar 10%, tuberkulosis 3%, hepatitis
B/HbSAg+ sebesar 2%, hepatitis C/HCV+ sebesar 2%, keganasan sebesar 21%,
lain-lain 35%. Disimpulkan angka tersebut merupakan penyakit penyerta dan
penyakit kardiovaskuler, keganasan,dan penyakit penyerta lainnya menempati
tempat terbanyak,
Hasil survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia tahun
2013, menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan prevalensi
penyakit gagal ginjal kronik yang cukup tinggi terjadi. Provinsi dengan prevalensi
penyakit gagal ginjal kronik tertinggi adalah Sulawesi tengah sebesar 0,5 %, lalu
diikuti oleh Aceh, Sulawesi utara dan Goraontalo masing-masing sebesar 0,4%
dan Lampung 0,3 %, Jawa barat, Jawa tengah masing-masing 0,3 %. Sedangkan
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun yang sama,
mengelompokkan prevalensi terjadi gagal ginjal kronik berdasarkan umur. Umur
15-34 tahun sebesar 0.1% umur 35-44 tahun sebesar 0,3%, umur 45-54 tahun
sebesar 0,4%, umur 54-74 tahun sebesar 0.5% dan 75 tahun ke atas sebesar 0,6%.
Dan pada tahun 2018, umur 15-24 tahun sebesar 1,33‰, umur 25-34 tahun
sebesar 2.28‰, umur 35-44 tahun sebesar 3,31‰, umur 45-54 tahun sebesar
5,64‰, umur 55-64 tahun sebesar 7,21‰, umur 65-74 tahun sebesar 8,23‰ dan
75 tahun keatas sebesar 7,48‰ Berdasarkan data diatas menunjukkan
peningakatan angka penderita dari tahun 2013 sampai 2018 berdasarkan usia.
4

Riskesdas juga mengelompokkan berdasarkan jenis kelamin, strata


pendidikan, dan tempat tinggal. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi gagal
Ginjal pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (0,2%).
Berdasarkan strata pendidikan, prevalensi gagal Ginjal tertinggi pada masyarakat
yang tidak sekolah (0,4%). Sementara Berdasarkan masyarakat yang tinggal di
pedesaan (0,3%) lebih tinggi prevalensinya dibandingkan di perkotaan (0,2%).
Sedangkan pada tahun 2018 berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebesar 4,17‰
dan perempuan sebesar 3,52‰. Berdasarkan tempat tinggal di perkotaan sebesar
3,85‰ sedangkan di perdesaan sebesar 3,84‰. Berdasarkan strata pendidikan
tertinggi pada masyarakat yang tidak sekolah sebesar 5,73‰. Dari data diatas
menunjukkan kenaikan angka dari tahun 2013 sampai 2018
Berdasarkan hasil data dari Indonesia Renal Registry (2015) penyebab
gagal ginjal kronik terjadi pada penyakit ginjal hipertensi dengan 44 %,
nefromatik diabetik dengan 22%, dan glomerulopati primer dengan 8%.
Sedangakan pada tahun 2016 penyebab terjadi pada nefromatik diabetik dengan
52%, penyakit ginjal hipertensi dengan 24% dan glomerulopati primer dengan
6%. Berdasarkan data tersebut penyebab terbesar untuk gagal ginjal kronik adalah
hipertensi dan diabetes.
Akibat dari penyakit gagal ginjal menyebabkan beban negara, yang
dibuktikan dari data Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kemenkes 2016
menunjukkan adanya peningkatan beban biaya kesehatan untuk pelayanan
penyakit Katastropik. Pada tahun 2014 penyakit katastropik menghabiskan biaya
kesehatan sebesar 8,2 triliun, tahun 2015 meningkat menjadi 13,1 triliun
kemudian tahun 2016 sebanyak 13,3 triliun. Dibuktikan dari data Indonesian
Renal Registry, angka penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis
sebanyak 98% Hemodialisis dan 2% menjalani terapi Peritoneal Dialisis (PD)
(IRR,2016). Dengan tingginya angka pasien hemodialisis, mengakibatkan juga
angka kematian pasien hemodialisis. Kematian pada pasien yang menjalani
hemodialisis pada tahun 2016 di sebabkan oleh penyakit kardiovaskuler sebesar
41%, tidak diketahui 24% dan sepsis sebesar 12% (IRR,2016). Dapat disimpulkan
bahwa penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar pada
penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialysis di Indonesia.
5

Berdasarkan hasil wawancara pada petugas rekam medis di Rumah Sakit


Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu,yang dilaksanakan pada periode praktik
Keperawatan Medikal Bedah dari tanggal 13 Februari – 4 Maret 2019 mengenai
kejadian penyakit pada tahun 2018, menyatakan bahwa gagal ginjal kronik
menempati urutan kesepuluh dari sepuluh besar penyakit yang biasanya di
temukan di rawat inap dewasa RSUD Pasar Minggu. Data ini meliputi : Diare
dan gastroenteritis berjumlah 20,57% atau 1.440 pasien, dispepsia berjumlah
17,72% atau 1.240 pasien, pneumonia berjumlah 12% atau 840 pasien, demam
tipoid berjumlah 10,08% atau 706 pasien, gagal jantung kongestif berjumlah
9,61% atau 673 pasien, diabetes mellitus tipe 2 berjumlah 9,20% atau 644 pasien,
penyakit infark serebral berjumlah 7,48% atau 524 pasien, anemia berjumlah
6,07% atau 425 pasien, demam berdarah berjumlah 3,95% atau 277 pasien dan
gagal ginjal kronik berjumlah 3,27% atau 229 pasien. Dan dari prevalensi poli
klinik penyakit dalam, dalam setahun terdapat 436 kasus baru gagal ginjal kronik
dan 4.151 kunjungan. Dari prevalensi tersebut dapat kita pahami bahwa gagal
ginjal kronik bukan merupakan penyakit yang dapat kita abaikan.
Kementerian Kesehatan sesungguhnya telah memiliki upaya pencegahan
dan pengendalian Penyakit Ginjal Kronik dengan perilaku ''CERDIK''. Yaitu Cek
kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang,
Istirahat cukup dan Kelola stress. Dan dengan perilaku PATUH yaitu Periksa
kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan
yang tetap dan teratur, Tetap diet sehat dengan gizi seimbang, Upayakan
beraktivitas fisik dengan aman dan Hindari Rokok, alkohol dan zat karsinogenik
lainnya.
Selain itu pencegahan dan pengendalian penyakit Ginjal dilakukan dengan
meningkatkan pencegahan dan pengendalian Penyakit Ginjal Kronis berbasis
masyarakat dengan ''Self Awareness'' melalui pengukuran tekanan darah dan
pemeriksaan gula darah secara rutin atau minimal 1 kali dalam setahun di
Posbindu PTM, Puskesmas,atau ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP);
optimalisasi sistem rujukan; dan meningkatkan mutu pelayanan.
(KEMENKES,2018)
6

Peningkatan kualitas hidup penderita CKD sangat penting guna


meminimalkan komplikasi lebih lanjut. Peran perawat menjadi faktor yang sangat
penting dalam mengatasi masalah kesehatan pada pasien CKD. Peran tersebut
diantaranya perawat sebagai care provider yaitu memberikan pelayan asuhan
keperawatan secara komprehensif, perawat juga bisa berperan sebagai edukator
yaitu memberi penyuluhan kepda pasien penderita CKD dan keluarga pasien,
selain itu perawat juga bisa berperan sebagai konsultan, kolaborasi,advokat
(pembela) dan pendidik.
Ny. T adalah salah satu pasien di ruang rawat inap dewasa di ruang
alamanda I RSUD Pasar Minggu yang terdiagnosis menderita gagal ginjal kronik.
Ny. T berusia 61 tahun, baru mengetahui bahwa dirinya menderita gagal ginjal
kronik pada saat dirawat di RSUD pasar minggu. Karena kurangnya pengetahuan
dan kepatuhan dalam penangan gagal ginjal kronik, Ny. T dirawat di RS untuk
mendapatkan pengobatan.
Berdasarkan uraian diatas, dengan melihat tingginya prevalensi gagal ginjal
kronik dan pentingnya peran perawat dalam melakukan pencegahan. Penulis
tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai pemberian asuhan keperawatan
pada klien Ny. T dengan penyakit gagal ginjal di ruang alamanda RSUD Pasar
Minggu Jakarta Selatan. Dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
penulis menuangkan proses asuhan keperawatan pada pasien Ny. T dengan gagal
ginjal kronik dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

I.2 Tujuan Penulisan


I.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan pengalaman atau
gambaran nyata dalam pemberian Asuhan Keperawatan pada klien Ny. T dengan
Gagal Ginjal Kronik di Ruang alamanda I Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Minggu.
7

I.2.2 Tujuan Khusus


Penulisan ilimiah ini memiliki delapan tujuan khusus yang dijabarkan
sebagai berikut:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien Ny. T dengan Penyakit
Gagal Ginjal
b. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien Ny. T dengan Penyakit
Gagal Ginjal
c. Merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan Ny. T dengan
Penyakit Gagal Ginjal
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Ny. T dengan Penyakit
Gagal Ginjal
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien Ny. T dengan Penyakit
Gagal Ginjal
f. Mengidentifikasikan kesenjangan yang terdapat antara teori dengan
praktik
g. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta mencari
solusi/ alternative pemecahan masalah.
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien Ny. T dengan
Penyakit Gagal Ginjal

I.3 Metode Penulisan


Metode dalam penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif dan studi
kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang digunakan adalah studi
kasus dimana mahasiswa mengelola satu kasus menggunakan proses keperawatan.
Adapun teknik pengumpulan data dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Wawancara
Mengumpulkan data dengan cara tanya jawab dengan klien dan keluarga
serta perawat ruangan secara terarah dana sistematis.
b. Observasi
Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fisik kepada klien
secara Head to Toe dan melakukan asuhan keperawatan secara langsung
kepada klien.
8

c. Studi Dokumentasi
Membaca catatan baik perawat atau tim kesehatan lain, hasil
laboratorium dan pemeriksaan penunjang dari buku status klien.
d. Studi Kepustakaan
Dengan mempelajari buku dan jurnal sebagai referensi untuk dijadikan
sumber yang mencangkup masalah yang dialamai sehingga dapat
dibandingkan antara teori dan kasus.

I.4 Ruang Lingkup


Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengangkat judul “Asuhan
Keperawatan pada klien Ny. T dengan gagal ginjal kronik diruang Perawatan
Alamanda I Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu” yang dilaksanakan
selama empat hari dimulai dari tanggal 28 Februari 2019 sampai dengan 2 Maret
2019.

I.5 Sistematika Penulisan


Karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab
yaitu:
a. BAB I PENDAHULUAN.
Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang, tujuan (umum dan khusus),
metode penulisan. ruang lingkup dan sistematika penulisan.
b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan diuraikan pengertian, etiologi, patofisiologi (proses
perjalanan penyakit, manifestasi klinis, dam komplikasi), pelaksanaan
dan evaluasi keperawatan (sesuai dengan konsep)
c. BAB III TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini akan diuraikan pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.
9

d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini akan membandingkan dan menganalisa antara teori
dengan kasus termasuk faktor-faktor pendukung dan penghambat
alternatif pemecahan masalah.
e. BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran mengenai asuhan
keperawatan dengan gagal jantung kongestif yang bersifat operasional
(dapat diaplikasikan).

Anda mungkin juga menyukai