Anda di halaman 1dari 17

Lampiran I :

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Bapak/Ibu/Saudara (i)

di-Tempat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir di Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Mandala Waluya Kendari, maka saya :

Nama : Sukmawati

NIM : P.2019.02.027

Status : Mahasiswa Universitas Mandala Waluya Kendari

Akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan

Media Simulasi Tentang Stunting Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Di Wilayah

Kerja Puskesmas Tampo Kabupaten Muna”. Untuk kepentingan tersebut, saya

mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berkenan menjadi subyek penelitian (dijadikan

sampel). Identitas dan informasi yang berkaitan dengan Bapak/Ibu dirahasiakan oleh

peneliti.Atas partisipasi dan dukungannya, disampaikan terima kasih.

Kendari, Juli 2021

Hormat Saya

Sukmawati
Lampiran II :

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Media Simulasi Tentang Stunting Terhadap


Tingkat Pengetahuan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Tampo
Kabupaten Muna

OLEH : SUKMAWATI
NIM : P.2019.02.027

Saya adalah mahasiswa program studi S 1 Ilmu Keperawatan Universitas Mandala


Waluya Kendari. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan
dengan media simulasi tentang stunting terhadap tingkat pengetahuan ibu di wilayah
kerjaPuskesmas Tampo Kabupaten Muna.
Partisipasi ibu/bapak dalam penelitian ini sangat bermanfaat bagi upaya
peningkatan mutu pelayanan keperawatan di masa yang akan datang.
Saya mengharapkan jawaban yang bapak/ibu berikan sesuai dengan pendapat
bapak/ibu sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasiaan
pendapat dan identitas saudara. Informasi yang bapak/ibu berikan semata-mata hanya
untuk mengembangkan profesi keperawatan dan tidak digunakan untuk maksud-
maksud lain.
Jika saudara bersedia menjadi peserta, silahkan saudara menandatangani kolom
di bawah ini.

Tanda tangan : .............................

Tanggal : ...............................
LAMPIRAN III

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN DENGAN MEDIA SIMULASI


TENTANG STUNTING TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN
IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPO
KABUPATEN MUNA

A. Identitas Responden
1. Nomor Responden :
2. Inisial :
3. Jenis Kelamin :
4. Umur :
5. Pendidikan

B. Pengetahuan

N Pertanyaan B S
O
1 Status gizi yang baik pada balita adalah suatu keadaan
dimana nafsu makan balita kurang baik
2 Sebaiknya balita menimbang berat badan sekali dalam 2
bulan
3 Makanan sehat adalah makanan yang mengandung zat-zat
gizi
4 Menurut ibu balita yang mempunyai gizi yang baik
adalahBertambah usia, bertambah besar,pintar dan aktif
5 Tujuan pemenuhan zat gizi pada balita adalah membuat
anak balita pintar dan sehat
6 Pilhan menu makanan yang lebih bergizi untuk balita adalah
nasi putih ,jagung , tempe,gorengan
7 Tujuan tubuh balita memerlukan zat gizi adalah ntuk
melindungi tubuh agar tidak mudah sakit dan menggantikan
sel yang rusak
8 Penyakit kurang gizi pada balita sering terjadi Karena
makanan yang dikonsumsi gagal diserap oleh tubuh
9 Tujuan penimbangan berat badan secara teratur adalah
untuk sekedar mengetahui berat badan
10 Garam yang baik untuk dikonsumsi sehari-hari adalah
sebaiknya garam beryodium
11 Makanan yang mengandung komposisi gizi seimbang
adalah makanan pokok, sayur, susu, vitamin, minera
12 Tanda –tanda balita kurang gizi adalah rambut kusam
,tampak lemas, kurang aktif berat badan kurang
13 Pengolahan bahan makanan adalah dipotong-dikupas –
dicuci
14 Idealnya Ibu memberikan makanan pendamping ASI 2 kali
dalam sehari
15 MP-ASI sebaiknya diberikan kepada balita sejak bayi baru
lahir

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Stunting

Pokok bahasan : Stunting


Sub pokok bahasan : Stunting Pada Anak
Hari / tanggal : bulan Juli 2021
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Tampo
Pukul : 10.30 – selesai

a. Tujuan :
1. Tujuan umum : memberi pengetahuan tentang stunting pada anak dan cara
mencegahnya.
2. Tujuan khusus :
1) Menjelaskan tentang pengertian Stunting
2) Mengerti penyebab Stunting
3) Mengerti tentang ciri anak dengan Stunting
4) Mengerti pengaruh stunting pada anak
5) Mengerti pencegahan stunting pada anak
6) Mengerti penanggulangan stunting pada anak
3. Materi (terlampir)
4. Media leaflet
5. Metode
a) Simulasi
b) Tanya jawab
6. Kegiatan penyuluhan
No waktu Kegiatan penyuluhan Respon peserta
1 5menit 1.Pembukaan
08.00-08.05 - Salam Menjawab salam

- Perkenalan tim penyuluh Memperhatikan dengan


seksama
2 35 menit 2.Penyampaian materi oleh penyuluh
08.05-08.40 -metode ceramah -materi meliputi :
a. Menjelaskan tentang
pengertian Stunting
b. Mengerti penyebab Stunting
c. Mengerti tentang ciri anak
Audience mendengarkan
dengan Stunting
d. Mengerti pengaruh stunting
pada anak
e. Mengerti pencegahan stunting
pada anak
f. Mengerti penanggulangan
stunting pada anak
3 20 menit 3. Penutupan
08.40-09.00 - Sesi tanya jawab Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh penyiar

7. Evaluasi
a) Menjelaskan tentang pengertian Stunting
b) Mengerti penyebab Stunting
c) Mengerti tentang ciri anak dengan Stunting
d) Mengerti pengaruh stunting pada anak
e) Mengerti pencegahan stunting pada anak
f) Mengerti penanggulangan stunting pada anak
STUNTING

1. Pengertian Stunting

Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau

keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak–anak lain

seusianya (MCN, 2009). Stunted ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak

yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat

sesuai usia anak. Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan

pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi

kurang pada anak.

2. Penyebab Stunting Pada Anak

Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu

proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang

siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunting pada anak

dan peluang peningkatan stunting terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.

a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak

langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan

janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami

intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang

gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan

kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang,

dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan,


sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin

mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang

terjadinya stunted

c. banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh

masyarakat di lingkungannya. "Antara lain tak memberikan ASI eksklusif pada

bayinya.

d. Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah kemiskinan.

e. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan

gizi. Namun kedua faktor ini masih belum menjadi faktor penyebab utama

kemiskinan.

f. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan

salah satu biang kerok munculnya anak stunting. Karena pola makan sering kali

seiring dengan kondisi kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat masih

rendah, padahal protein dan omega yang dikandung sangat bermanfaat bagi

anak. Sangat ironis memang, karena Indonesia merupakan negara bahari.

3. Ciri-Ciri Stunting Pada Anak

a. Anak yang stunting, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih

pendiam, tidak banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak non-

stunting jika ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.

b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan

performa yang buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik

dalam koordinasi dan kecepatan gerak.


c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun

decimal

d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut

ketiak, panjangnya testis dan volume testis

e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya

f. Pertumbuhan gigi yang terlambat

4. Pemeriksaan Dan Diagnosis

Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan

masurasi dalam keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongential, KMK

(kecil masa kehamilan), penyakit kronis pada organ-organ (saluran cerna,

kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal)

5. Pengaruh Stunting Pada Anak

Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunting dan pengaruhnya

adalah sebagai berikut:

a. Anak-anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan,

akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunting yang

parah pada anak-anak akan terjadi deficit jangka panjang dalam perkembangan

fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di sekolah,

dibandingkan anak- anak dengan tinggi badan normal. Anak-anak dengan

stunting cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari

sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan
konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam kehidupannya dimasa yang akan

datang.

b. Stunting akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak.

Faktor dasar yang menyebabkan stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan intelektual. Penyebab dari stunting adalah bayi berat lahir rendah,

ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai, diare berulang,

dan infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak

dengan stunted mengkonsumsi makanan yang berada di bawah ketentuan

rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga

banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.

c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunting dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang. Anak stunting pada usia

lima tahun cenderung menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak

usia dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita

dewasa yang stunting dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan

produktivitas, sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak dengan BBLR.

Stunting terutama berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung

menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat

melahirkan.

6. Pencegahan

a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan

secara teratur dan terus menerus


b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI

sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah

empat bulan

c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya

mengikutsertakan para anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja

dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang terarah dan efisien. Cara lain

yang dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan

kewirausahaan

d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada

masyarakaat, terutama para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang

diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan dengan kegiatan

posyandu.

7. Penanggulangan

a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin

dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode

emas (seribu hari pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi

diprioritaskan pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari selama

kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya.

b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan

masalah kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan
dua hal yang saling mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak langsung adalah

ketersediaan makanan, pola asuh dan ketersediaan air minum (bersih), sanitasi

dan pelayanan kesehatan. Seluruh faktor penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa

akar masalah yaitu kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan ekonomi, dan

sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta kependudukan.

c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi

dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan

secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan

oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet tambah

darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian vitamin A pada ibu

nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan inisiasi menyusu dini (IMD),ASI

eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan, imunisasi dasar,

pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait

seperti penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan lapangan

kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar), dll

d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang

optimal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth Reference

Study (MGRS) Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar standar pertumbuhan

internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi,

riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan

optimal maka seorang anak perlu mendapat asupan gizi yang baik dan diikuti

oleh dukungan kesehatan lingkungan.


e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama

kehidupan, meliputi :

1) Pada ibu hamil

a) Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik

dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang

baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah

mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan

makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.

b) Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet

selama kehamilan.

c) Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit

2) Pada saat bayi lahir

a) Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir

melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

b) Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI

Eksklusif)

3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

a) Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun

atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia,

imunisasi dasar lengkap.


b) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap

rumah tangga.

Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang

berat badannya dan diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan

standar, dan hasilnya berada dibawah normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek

dibandingkan balita seumurnya.

Lampiran IV :

SIMULASI ULAR TANGGA


KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. Peneliti

uraikan penelitian terdahulu yang serupa tetapi memiliki perbedaan ang cukup jelas,
sebagai batasan agar tidak terjadi kesamaan dengan penelitian ini Perbedaan tersebut

untuk menjamin keaslian keaslian penelitian aitu sebagai berikut:

No Nama Judul Penelitian Desain Hasil


Penelitian
1 Setiawan, Faktor-Faktor yang cross- Hasil uji Chisquare menunjukkan terdapat hu
E (2018) Berhubungan sectional yang bermakna antara tingkat asupan energi,
dengan Kejadian durasi penyakit infeksi, berat badan lahir,
Stunting pada Anak pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga
Usia 24-59 Bulan di kejadian stunting. Tingkat pendidikan ibu m
Wilayah Kerja hubungan paling dominan dengan kejadian stunt
Puskesmas Andalas
Kecamatan Padang
Timur Kota Padang
Tahun 2018
2 Setiawan, Efektivitas Media quasi Penelitian ini menemukan bahwa pada ke
R (2020) Edukasi Audio- experimen intervensi rerata pengetahuan 6,09 poin lebih
visual dan Booklet t dengan rerata efikasi diri 3,05 poin lebih tinggi, dan rera
terhadap pre-post terjadi penurunan 1,23 poin dibandingkan
Pengetahuan test with kelompok kontrol. Penggunaan audio-visua
Premenopause, control booklet sebagai media edukasi berhubungan
Efikasi Diri dan group meningkatnya pengetahuan mengenai premen
Stres pada Wanita design dan efikasi diri, serta efektif menurunkan stres
Premenopause di premenopause di Kota Bandung (p<0,05).
Kota Bandung
3 Murtini Faktor-Faktor Yang analitik ada hubungan antara BBLR dengan kejadian s
(2018) Berhubungan dengan dengan nilai p = 0,008(pα=0,05), tidak ada hu
Dengan Kejadian pendekata antara pola asuh orangtua dengan kejadian s
Stunting Pada Anak n cross dengan nilai p = 0,593(p>α=0,05)
Usia 0 – 36 Bulan sectional
study
4 Astuti Pencegahan quasi Hasil menunjukkan bahwa setelah kegiatan dil
(2020) Stunting Melalui experimen tingkat pengetahuan ibu mengenai gizi dan penc
Kegiatan t dengan stunting meningkat.
Penyuluhan Gizi pre-post
Balita Dan test
Pemberian
Makanan
Tambahan Berbasis
Kearifan Lokal Di
Posyandu Desa
Madureso
5 Ade Pengaruh quasi Terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap per
(2020) Penyuluhan Gizi eksperime tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian M
Terhadap nt dengan Pendamping ASI anak 6 - 24 bulan dan t
Perubahan rancangan pengaruh penyuluhan gizi terhadap perubahan
Pengetahuan dan n one ibu dalam pemberian Makanan Pendamping AS
Perilaku Ibu Dalam group pre 6 - 24 bulan
Pemberian MP-ASI and post
test desain

Anda mungkin juga menyukai