Anda di halaman 1dari 137

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Pasal 1 pengertian

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Tidak ada 1 Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
2 Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan 2 Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,
yang menurut ketentuan peraturan perundang- meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
undangan perpajakan ditentukan untuk pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. peraturan perundang-undangan perpajakan.
3 Badan adalah sekumpulan orang dan atau 3 Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal
modal yang merupakan kesatuan baik yang yang merupakan kesatuan baik yang melakukan
melakukan usaha maupun yang tidak usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
melakukan usaha yang meliputi perseroan meliputi perseroan terbatas, perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik
lainnya, badan usaha milik Negara atau Daerah negara atau badan usaha milik daerah dengan
dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik, atau organisasi yang organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk
bentuk badan lainnya. kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
4 Pengusaha adalah orang pribadi atau badan 4 Pengusaha adalah orang pribadi atau badan
dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya menghasilkan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,
barang, mengimpor barang, mengekspor mengimpor barang, mengekspor barang,
barang, melakukan usaha perdagangan, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan
memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar barang tidak berwujud dari luar daerah pabean,
Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa
memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. dari luar daerah pabean.
5 Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha 5 Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang
sebagaimana dimaksud pada angka 3 yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang
atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak
dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya
Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya, tidak termasuk Pengusaha
Kecil yang batasannya ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan, kecuali
Pengusaha Kecil yang memilih untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena
Pajak.
6 Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang 6 Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang
diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya. dan kewajiban perpajakannya.
7 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 7 Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi
sama dengan 1 (satu) bulan takwim atau dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung,
jangka waktu lain yang ditetapkan dengan menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang
Keputusan Menteri Keuangan paling lama 3 dalam suatu jangka waktu tertentu sebagaimana
(tiga) bulan takwim. ditentukan dalam Undang-Undang ini.
8 Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) 8 Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun
tahun takwim kecuali bila Wajib Pajak kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan
menggunakan tahun buku yang tidak sama tahun buku yang tidak sama dengan tahun
dengan tahun takwim. kalender
9 Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka 9 Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka
waktu 1 (satu) Tahun Pajak. waktu 1 (satu) Tahun Pajak
1 Pajak yang terutang adalah pajak yang harus 10 Pajak yang terutang adalah pajak yang harus
0 dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak,
dalam Tahun Pajak atau dalam Bagian Tahun dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun
Pajak menurut ketentuan peraturan Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. perundang-undangan perpajakan.
1 Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh 11 Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh
1 Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan atau pembayaran pajak, penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek
objek pajak dan atau bukan objek pajak dan pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau
atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. peraturan perundang-undangan perpajakan.   
1 Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat 12 Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat
2 Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak. Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.
1 Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat 13 Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat
3 Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak. Bagian Tahun Pajak
1 Surat Setoran Pajak adalah surat yang oleh 14 Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran
4 Wajib Pajak digunakan untuk melakukan atau penyetoran pajak yang telah dilakukan
pembayaran atau penyetoran pajak yang dengan menggunakan formulir atau telah
terutang ke kas negara melalui Kantor Pos dan dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui
atau bank badan usaha milik Negara atau bank tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri
badan usaha milik Daerah atau tempat Keuangan
pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan.
1 Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan 15 Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan
5 yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Bayar Tambahan atau Surat Ketetapan Pajak Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau
Lebih Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Nihil. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
1 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah 16 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat
6 surat ketetapan pajak yang menentukan ketetapan pajak yang menentukan besarnya
besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya
pajak, besarnya sanksi administrasi, dan sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih
jumlah yang masih harus dibayar. harus dibayar.
1 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan 17 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
7 adalah surat ketetapan pajak yang adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang tambahan atas jumlah pajak yang telah
telah ditetapkan. ditetapkan.
1 Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat 18 Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat
8 ketetapan pajak yang menentukan jumlah ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok
pokok pajak sama besarnya dengan jumlah pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak
kredit pajak atau pajak tidak terutang dan atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit
tidak ada kredit pajak. pajak.
1 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah 19 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat
9 surat ketetapan pajak yang menentukan ketetapan pajak yang menentukan jumlah
jumlah kelebihan pembayaran pajak karena kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit
jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak pajak lebih besar daripada pajak yang terutang
yang terutang atau tidak seharusnya terutang. atau seharusnya tidak terutang.
2 Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk 20 Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk
0 melakukan tagihan pajak dan atau sanksi melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan atau denda. administrasi berupa bunga dan/atau denda.
2 Surat Paksa adalah surat perintah membayar 21 Surat Paksa adalah surat perintah membayar
1 utang pajak dan biaya penagihan pajak. utang pajak dan biaya penagihan pajak.
2 Kredit pajak untuk Pajak Penghasilan adalah 22 Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan adalah
2 pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
ditambah dengan pokok pajak yang terutang ditambah dengan pokok pajak yang terutang
dalam Surat Tagihan Pajak karena Pajak dalam Surat Tagihan Pajak karena Pajak
Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau
kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang
dipotong atau dipungut, ditambah dengan dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak
pajak atas penghasilan yang dibayar atau atas penghasilan yang dibayar atau terutang di
terutang di luar negeri, dikurangi dengan luar negeri, dikurangi dengan pengembalian
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, pendahuluan kelebihan pajak, yang dikurangkan
yang dikurangkan dari pajak yang terutang. dari pajak yang terutang.
2 Kredit pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai 23 Kredit Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai
3 adalah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
setelah dikurangi dengan pengembalian setelah dikurangi dengan pengembalian
pendahuluan kelebihan pajak atau setelah pendahuluan kelebihan pajak atau setelah
dikurangi dengan pajak yang telah dikurangi dengan pajak yang telah
dikompensasikan, yang dikurangkan dari pajak dikompensasikan, yang dikurangkan dari pajak
yang terutang. yang terutang.
2 Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang 24 Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan
4 dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian
keahlian khusus sebagai usaha untuk khusus sebagai usaha untuk memperoleh
memperoleh penghasilan yang tidak terikat penghasilan yang tidak terikat oleh suatu
oleh suatu hubungan kerja. hubungan kerja.
2 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan 25 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan
5 untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan atau keterangan lainnya untuk menguji dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan profesional berdasarkan suatu standar
dan untuk tujuan lain dalam rangka pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
melaksanakan ketentuan peraturan perundang- pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
undangan perpajakan. tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
2 Tidak ada 26 Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan,
6 dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan, atau
benda yang dapat memberikan petunjuk adanya
dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi
suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang
dilakukan oleh siapa saja yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
2 Tidak ada 27 Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan
7 yang dilakukan untuk mendapatkan bukti
permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi
tindak pidana di bidang perpajakan.
2 Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau 28 Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau
8 badan yang bertanggung jawab atas badan yang bertanggung jawab atas pembayaran
pembayaran pajak, termasuk wakil yang pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan
Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan ketentuan peraturan perundang-undangan
perundang-undangan perpajakan. (UU No 9 perpajakan.
Tahun 1994)
2 Pembukuan adalah suatu proses pencatatan 29 Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang
9 yang dilakukan secara teratur untuk dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan
mengumpulkan data dan informasi keuangan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
yang meliputi harta, kewajiban, modal, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga jumlah harga perolehan dan penyerahan barang
perolehan dan penyerahan barang atau jasa, atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.
pada setiap Tahun Pajak berakhir.
3 Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang 30 Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang
0 dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian
Surat Pemberitahuan dan lampiran- Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya
lampirannya termasuk penilaian tentang termasuk penilaian tentang kebenaran penulisan
kebenaran penulisan dan penghitungannya. dan penghitungannya.
(UU No 9 Tahun 1994)
3 Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan 31 Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
1 adalah serangkaian tindakan yang dilakukan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
oleh Penyidik untuk mencari serta penyidik untuk mencari serta mengumpulkan
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu bukti yang dengan bukti itu membuat terang
membuat terang tindak pidana di bidang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi
perpajakan yang terjadi serta menemukan serta menemukan tersangkanya.
tersangkanya. (UU No 9 Tahun 1994)
3 Tidak ada 32 Penyidik adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil
2 tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik
untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3 Surat Keputusan Pembetulan adalah surat 33 Surat Keputusan Pembetulan adalah surat
3 keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, keputusan yang membetulkan kesalahan tulis,
kesalahan hitung, dan atau kekeliruan kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan
penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-
perundang-undangan perpajakan yang undangan perpajakan yang terdapat dalam surat
terdapat dalam surat ketetapan pajak, Surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat
Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Surat Keputusan Pengurangan atau Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi
Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan
Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan
Ketetapan Pajak yang tidak benar, atau Surat Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan
Kelebihan Pajak. Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau
Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga.
3 Surat Keputusan Keberatan adalah surat 34 Surat Keputusan Keberatan adalah surat
4 keputusan atas keberatan terhadap surat keputusan atas keberatan terhadap surat
ketetapan pajak atau terhadap pemotongan ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau
atau pemungutan oleh pihak ketiga yang pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh
diajukan oleh Wajib Pajak. (UU No 9 Tahun Wajib Pajak.
1994)
3 Putusan Banding adalah putusan badan 35 Putusan Banding adalah putusan badan peradilan
5 peradilan pajak atas banding terhadap Surat pajak atas banding terhadap Surat Keputusan
Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
Pajak. (UU No 9 Tahun 1994)
3 Tidak ada 36 Putusan Gugatan adalah putusan badan peradilan
6 pajak atas gugatan terhadap hal-hal yang
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan dapat diajukan gugatan.
3 Tidak ada 37 Putusan Peninjauan Kembali adalah putusan
7 Mahkamah Agung atas permohonan peninjauan
kembali yang diajukan oleh Wajib Pajak atau oleh
Direktur Jenderal Pajak terhadap Putusan Banding
atau Putusan Gugatan dari badan peradilan pajak.
3 Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan 38 Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan
8 Kelebihan Pajak adalah surat keputusan yang Kelebihan Pajak adalah surat keputusan yang
menentukan jumlah pengembalian menentukan jumlah pengembalian pendahuluan
pendahuluan kelebihan pajak untuk Wajib kelebihan pajak untuk Wajib Pajak tertentu.
Pajak tertentu.
3 Tidak ada 39 Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga
9 adalah surat keputusan yang menentukan jumlah
imbalan bunga yang diberikan kepada Wajib
Pajak.
4 Tidak ada 40 Tanggal dikirim adalah tanggal stempel pos
0 pengiriman, tanggal faksimili, atau dalam hal
disampaikan secara langsung adalah tanggal pada
saat surat, keputusan, atau putusan disampaikan
secara langsung.
4 Tidak ada 41 Tanggal diterima adalah tanggal stempel pos
1 pengiriman, tanggal faksimili, atau dalam hal
diterima secara langsung adalah tanggal pada
saat surat, keputusan, atau putusan diterima
secara langsung.
  Penjelasan   Penjelasan

Cukup Jelas Cukup Jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Pasal 2 PENDAFTARAN DAN PENGUKUHAN

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada 1 Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat ketentuan peraturan perundang-undangan
kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Penjelasan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor
Pokok Wajib Pajak.
Semua Wajib Pajak berdasarkan sistem "self
assessment" wajib mendaftarkan diri pada Penjelasan
kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk dicatat
sebagai Wajib Pajak dan sekaligus untuk
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.   Semua Wajib Pajak yang telah memenuhi
Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
pula terhadap wanita kawin yang dikenakan ketentuan peraturan perundang-undangan
pajak secara terpisah karena hidup terpisah perpajakan berdasarkan sistem self assessment,
berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat
secara tertulis berdasarkan perjanjian Jenderal Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak
pemisahan penghasilan dan harta. Nomor Pokok dan sekaligus untuk mendapatkan Nomor Pokok
Wajib Pajak tersebut adalah suatu sarana dalam Wajib Pajak.
administrasi perpajakan yang dipergunakan Persyaratan subjektif adalah persyaratan yang
sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak
Pajak, oleh karena itu kepada setiap Wajib dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984
Pajak hanya diberikan satu Nomor Pokok Wajib dan perubahannya.
Pajak. Selain daripada itu, Nomor Pokok Wajib Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi
Pajak juga dipergunakan untuk menjaga subjek pajak yang menerima atau memperoleh
ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan
pengawasan administrasi perpajakan. Dalam hal pemotongan/pemungutan sesuai dengan
berhubungan dengan dokumen perpajakan, ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan
Wajib Pajak diwajibkan mencantumkan Nomor 1984 dan perubahannya.
Pokok Wajib Pajak yang dimilikinya. Terhadap Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku
Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk pula terhadap wanita kawin yang dikenai pajak
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak secara terpisah karena hidup terpisah
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang- berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki
undangan perpajakan. secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan
penghasilan dan harta.
Wanita kawin selain tersebut di atas dapat
mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak atas namanya sendiri agar
wanita kawin tersebut dapat melaksanakan hak
dan memenuhi kewajiban perpajakannya
terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan
suaminya.
Nomor Pokok Wajib Pajak tersebut merupakan
suatu sarana dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak. Oleh karena itu,
kepada setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu
Nomor Pokok Wajib Pajak. Selain itu, Nomor
Pokok Wajib Pajak juga dipergunakan untuk
menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak
dan dalam pengawasan administrasi perpajakan.
Dalam hal berhubungan dengan dokumen
perpajakan, Wajib Pajak diwajibkan
mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak yang
dimilikinya. Terhadap Wajib Pajak yang tidak
mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor
Pokok Wajib Pajak dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
2 Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang 2 Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang
dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya, wajib melaporkan usahanya perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan
kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi
menjadi Pengusaha Kena Pajak. Pengusaha Kena Pajak.

Penjelasan Penjelasan

Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan dikenai Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan
Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984
dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya dan perubahannya wajib melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak.   Pajak.

Pengusaha orang pribadi berkewajiban Pengusaha orang pribadi berkewajiban


melaporkan usahanya pada kantor Direktorat melaporkan usahanya pada kantor Direktorat
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal Pengusaha dan tempat kegiatan tempat tinggal Pengusaha dan tempat kegiatan
usaha dilakukan. Sedangkan bagi Pengusaha usaha dilakukan, sedangkan bagi Pengusaha
badan, kewajiban melaporkan usahanya badan berkewajiban melaporkan usahanya
tersebut adalah pada kantor Direktorat Jenderal tersebut pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat yang wilayah kerjanya meliputi tempat
kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan
usaha dilakukan.   usaha dilakukan.

Dengan demikian Pengusaha orang pribadi atau Dengan demikian, Pengusaha orang pribadi atau
badan yang mempunyai  tempat  kegiatan badan yang mempunyai tempat kegiatan usaha
usaha di wilayah beberapa kantor Direktorat di wilayah beberapa kantor Direktorat Jenderal
Jenderal Pajak wajib melaporkan usahanya Pajak wajib melaporkan usahanya untuk
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak baik
Pajak baik di kantor Direktorat Jenderal Pajak di kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
atau tempat kedudukan Pengusaha maupun di kedudukan Pengusaha maupun di kantor
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.
dilakukan.  
Fungsi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain
Fungsi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dipergunakan untuk mengetahui identitas
selain dipergunakan untuk mengetahui identitas Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya juga
Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya, juga berguna untuk melaksanakan hak dan kewajiban
berguna untuk melaksanakan hak dan di bidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
kewajiban di bidang Pajak Pertambahan Nilai Penjualan Atas Barang Mewah serta untuk
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah serta pengawasan administrasi perpajakan.
untuk pengawasan administrasi perpajakan.
Terhadap Pengusaha yang telah memenuhi
Terhadap Pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi
syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dikenai sanksi
sebagai Pengusaha Kena Pajak dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
sesuai peraturan perundang-undangan undangan perpajakan.
perpajakan.
3 Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan : 3 Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan:

a. tempat pendaftaran dan atau tempat a. tempat pendaftaran dan/atau tempat


pelaporan usaha selain yang pelaporan usaha selain yang ditetapkan
ditetapkan dalam ayat (1) dan ayat (2); pada ayat (1) dan ayat (2); dan/atau
b. tempat pendaftaran pada kantor b. tempat pendaftaran pada kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang Direktorat Jenderal Pajak yang
wilayah kerjanya meliputi tempat wilayah kerjanya meliputi tempat
kegiatan usaha dilakukan, di samping tinggal dan kantor Direktorat Jenderal
tempat mendaftarkan diri sebagaimana Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
dimaksud dalam ayat (1), bagi Wajib tempat kegiatan usaha dilakukan, bagi
Pajak orang pribadi pengusaha tertentu. Wajib Pajak orang pribadi pengusaha
tertentu.
Penjelasan
Penjelasan
Terhadap Wajib Pajak maupun Pengusaha Kena
Pajak tertentu, Direktur Jenderal Pajak dapat Terhadap Wajib Pajak maupun Pengusaha Kena
menentukan kantor Direktorat Jenderal Pajak Pajak tertentu, Direktur Jenderal Pajak dapat
selain yang ditentukan dalam ayat (1) dan ayat menentukan kantor Direktorat Jenderal Pajak
(2), sebagai tempat pendaftaran untuk selain yang ditentukan pada ayat (1) dan ayat
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau (2), sebagai tempat pendaftaran untuk
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.    memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Selain itu bagi Wajib Pajak orang pribadi
pengusaha tertentu yaitu Wajib Pajak orang Selain itu, bagi Wajib Pajak orang pribadi
pribadi yang mempunyai tempat usaha tersebar pengusaha tertentu, yaitu Wajib Pajak orang
di beberapa  tempat, misalnya pedagang pribadi yang mempunyai tempat usaha tersebar
elektronik yang mempunyai toko di beberapa di beberapa tempat, misalnya pedagang
pusat perbelanjaan, di samping wajib elektronik yang mempunyai toko di beberapa
mendaftarkan diri pada kantor Direktorat pusat perbelanjaan, di samping wajib
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi mendaftarkan diri pada kantor Direktorat
tempat tinggal Wajib Pajak, juga diwajibkan Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
mendaftarkan diri pada kantor Direktorat tempat tinggal Wajib Pajak, juga diwajibkan
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi mendaftarkan diri pada kantor Direktorat
tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dilakukan.   Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dilakukan.
4 Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor 4 Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor
Pokok Wajib Pajak dan atau mengukuhkan Pokok Wajib Pajak dan/atau mengukuhkan
Pengusaha Kena Pajak secara jabatan, apabila Pengusaha Kena Pajak secara jabatan apabila
Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak tidak Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak tidak
melaksanakan kewajibannya sebagaimana melaksanakan kewajibannya sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan atau ayat (2). dimaksud pada ayat (1) dan/atau ayat (2).

Penjelasan Penjelasan

Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena
Pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk Pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk
mendaftarkan diri dan atau melaporkan mendaftarkan diri dan/atau melaporkan
usahanya dapat diterbitkan Nomor Pokok Wajib usahanya dapat diterbitkan Nomor Pokok Wajib
Pajak dan atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak secara jabatan. Hal ini dapat dilakukan Pajak secara jabatan. Hal ini dapat dilakukan
apabila berdasarkan data yang diperoleh atau apabila berdasarkan data yang diperoleh atau
dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak ternyata dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak ternyata
orang pribadi atau badan atau Pengusaha orang pribadi atau badan atau Pengusaha
tersebut telah  memenuhi syarat untuk tersebut telah memenuhi syarat untuk
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.      dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

4 Tidak ada 4a Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang


a diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
yang dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
secara jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dimulai sejak saat Wajib Pajak memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun sebelum
diterbitkannya Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/atau dikukuhkannya sebagai Pengusaha
Kena Pajak.

Penjelasan

Ayat ini mengatur bahwa dalam penerbitan


Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau pengukuhan
sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan
harus memperhatikan saat terpenuhinya
persyaratan subjektif dan objektif dari Wajib
Pajak yang bersangkutan. Selanjutnya terhadap
Wajib Pajak tersebut tidak dikecualikan dari
pemenuhan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan kepastian hukum kepada Wajib
Pajak maupun Pemerintah berkaitan dengan
kewajiban Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri
dan hak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak, misalnya terhadap Wajib Pajak
diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak secara
jabatan pada tahun 2008 dan ternyata Wajib
Pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan terhitung sejak
tahun 2005, kewajiban perpajakannya timbul
terhitung sejak tahun 2005.
5 Jangka waktu pendaftaran dan pelaporan serta 5 Jangka waktu pendaftaran dan pelaporan serta
tata cara pendaftaran dan pengukuhan tata cara pendaftaran dan pengukuhan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
(2), ayat (3), dan ayat (4) termasuk ayat (3), dan ayat (4) termasuk penghapusan
penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau pencabutan
atau pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak diatur
Pajak diatur dengan Keputusan Direktur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Jenderal Pajak. Keuangan.

Penjelasan Penjelasan

Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh
Pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk Nomor Pokok Wajib Pajak dan kewajiban
mendaftarkan diri dan atau melaporkan melaporkan usaha untuk memperoleh
usahanya dapat diterbitkan Nomor Pokok Wajib pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dibatasi
Pajak dan atau pengukuhan Pengusaha Kena jangka waktunya, karena hal ini berkaitan
Pajak secara jabatan. Hal ini dapat dilakukan dengan saat pajak terutang dan kewajiban
apabila berdasarkan data yang diperoleh atau mengenakan pajak terutang. Permohonan
dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak ternyata penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau
orang pribadi atau badan atau Pengusaha pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
tersebut telah  memenuhi syarat untuk harus diselesaikan dalam jangka waktu 12 (dua
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau belas) bulan sejak tanggal diterimanya
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.     permohonan secara lengkap.   

Pengaturan tentang jangka waktu pendaftaran


dan pelaporan tersebut, tata cara pemberian dan
pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak serta
pengukuhan dan pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
6 Tidak ada 6 Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak apabila:
 
a. diajukan permohonan penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak oleh Wajib
  Pajak dan/atau ahli warisnya apabila
Wajib Pajak sudah tidak memenuhi
persyaratan subjektif dan/atau objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan;
b. Wajib Pajak badan dilikuidasi karena
penghentian atau penggabungan usaha;

c. Wajib Pajak bentuk usaha tetap


menghentikan kegiatan usahanya di
Indonesia; atau

d. dianggap perlu oleh Direktur Jenderal


Pajak untuk menghapuskan Nomor
Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak
yang sudah tidak memenuhi
persyaratan subjektif dan / atau objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan perpajakan.

Penjelasan

Cukup jelas.
7 Tidak ada 7 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk
Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua belas)
bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal
permohonan diterima secara lengkap.

Penjelasan

Cukup jelas.
8 Tidak ada 8 Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas
permohonan Wajib Pajak dapat melakukan
pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Penjelasan

Cukup jelas.
9 Tidak ada 9 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan pencabutan pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima secara
lengkap.

Penjelasan

Cukup jelas.

 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Pasal 3 Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan


UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007
1 Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat 1 Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat
Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan
mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan
menyampaikannya ke kantor Direktorat mata uang Rupiah, dan menandatangani serta
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal
atau dikukuhkan. Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau
dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pajak.
Penjelasan

Penjelasan
Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
terutang dan untuk melaporkan tentang:   melaporkan dan mempertanggungjawabkan
- penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
 pembayaran atau pelunasan pajak yang telah terutang dan untuk melaporkan tentang:
dilaksanakan sendiri dan atau melalui a. pembayaran atau pelunasan pajak yang
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam telah dilaksanakan sendiri dan/atau
1 (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak; melalui pemotongan atau pemungutan
  pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak
- atau Bagian Tahun Pajak;
 penghasilan yang merupakan objek pajak dan b. penghasilan yang merupakan objek
atau bukan objek pajak; pajak dan/atau bukan objek pajak;
  c. harta dan kewajiban; dan/atau
- d. pembayaran dari pemotong atau
 harta dan kewajiban; pemungut tentang pemotongan atau
  pemungutan pajak orang pribadi atau
- badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak
 pembayaran dari pemotong atau pemungut sesuai dengan ketentuan peraturan
tentang pemotongan atau pemungutan pajak perundang-undangan perpajakan.
orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat
Masa Pajak, yang ditentukan peraturan Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk
perundang-undangan perpajakan yang berlaku. melaporkan dan mempertanggungjawabkan
  penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai
Bagi Pengusaha Kena Pajak fungsi Surat dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
melaporkan dan mempertanggungjawabkan tentang:
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai a. pengkreditan Pajak Masukan terhadap
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang Pajak Keluaran; dan
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan b. pembayaran atau pelunasan pajak yang
tentang: telah dilaksanakan sendiri oleh
- Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui
 pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak pihak lain dalam satu Masa Pajak,
Keluaran; sesuai dengan ketentuan peraturan
  perundang-undangan perpajakan.
- Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi
 pembayaran atau pelunasan pajak yang telah Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana
dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak untuk melaporkan dan
dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong
Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan atau dipungut dan disetorkannya.
peraturan perundang-undangan perpajakan Yang dimaksud dengan mengisi Surat
yang berlaku; Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat
  Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau
- dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap,
 bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang
Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana diberikan berdasarkan ketentuan peraturan
untuk melaporkan dan perundang-undangan perpajakan.
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong Sementara itu, yang dimaksud dengan benar,
atau dipungut dan disetorkannya. lengkap, dan jelas dalam mengisi Surat
  Pemberitahuan adalah:
Yang dimaksud dengan mengisi Surat a. benar adalah benar dalam perhitungan,
Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat termasuk benar dalam penerapan
Pemberitahuan dengan benar, jelas, dan ketentuan peraturan perundang-
lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan undangan perpajakan, dalam penulisan,
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- dan sesuai dengan keadaan yang
undangan perpajakan yang berlaku.   sebenarnya;
Pengisian Surat Pemberitahuan yang tidak b. lengkap adalah memuat semua unsur-
benar yang mengakibatkan pajak yang terutang unsur yang berkaitan dengan objek
kurang dibayar, akan dikenakan sanksi sesuai pajak dan unsur-unsur lain yang harus
peraturan perundang-undangan Perpajakan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan;
dan
c. jelas adalah melaporkan asal-usul atau
sumber dari objek pajak dan unsur-
unsur lain yang harus dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan.
Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan
benar, lengkap, dan jelas tersebut wajib
disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan
atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan
oleh pemotong atau pemungut pajak dilakukan
untuk setiap Masa Pajak.
1a Bagi Wajib Pajak yang telah mendapat izin 1a Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri
Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dengan menggunakan bahasa asing dan mata
dan mata uang selain Rupiah, wajib uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat
menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan
bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah menggunakan satuan mata uang selain Rupiah
yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur
dengan Keputusan Menteri Keuangan. dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas  
Cukup jelas.
  Tidak Ada 1b Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara biasa, dengan
  tanda tangan stempel, atau tanda tangan
elektronik atau digital, yang semuanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang
tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas.
2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (1a) harus mengambil sendiri (1) dan ayat (1a) mengambil sendiri Surat
Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh
oleh Direktur Jenderal Pajak. Direktur Jenderal Pajak atau mengambil
dengan cara lain yang tata cara
pelaksanaannya diatur dengan atau
Penjelasan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Dalam rangka pelayanan dan kemudahan bagi


Penjelasan
Wajib Pajak, formulir Surat Pemberitahuan
disediakan pada kantor-kantor di lingkungan
Direktorat  Jenderal Pajak dan tempat-tempat Dalam rangka memberikan pelayanan dan
lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal kemudahan kepada Wajib Pajak, formulir Surat
Pajak yang diperkirakan mudah terjangkau oleh Pemberitahuan disediakan pada kantor-kantor
Wajib Pajak. Direktorat Jenderal Pajak dan tempat-tempat
lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak
yang diperkirakan mudah terjangkau oleh Wajib
Pajak. Di samping itu, Wajib Pajak juga dapat
mengambil Surat Pemberitahuan dengan cara
lain, misalnya dengan mengakses situs
Direktorat Jenderal Pajak untuk memperoleh
formulir Surat Pemberitahuan tersebut.

Namun, untuk memberikan pelayanan yang lebih


baik, Direktur Jenderal Pajak dapat mengirimkan
Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak.
3 Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan 3 Batas  waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
adalah : adalah:

a. untuk Surat Pemberitahuan Masa, a. untuk Surat Pemberitahuan Masa,


paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah paling lama 20 (dua puluh) hari
akhir Masa Pajak; setelah akhir Masa Pajak;
b. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, b. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang
Tahun Pajak. pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan
setelah akhir Tahun Pajak; atau
Penjelasan
c. untuk Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan
Ayat ini mengatur tentang batas waktu Wajib Pajak badan, paling lama 4
penyampaian Surat Pemberitahuan yang (empat) bulan setelah akhir Tahun
dianggap cukup memadai bagi Wajib Pajak Pajak.
untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembayaran pajak
Penjelasan
maupun penyelesaian pembukuannya.

Ayat ini mengatur tentang batas waktu


Bagi Wajib Pajak tertentu yang ditetapkan
penyampaian Surat Pemberitahuan yang
dengan Keputusan Menteri Keuangan,
dianggap cukup memadai bagi Wajib Pajak untuk
diperkenankan untuk melaporkan beberapa
mempersiapkan segala sesuatu yang
Masa Pajak dalam satu Surat Pemberitahuan
berhubungan dengan pembayaran pajak dan
Masa.  
penyelesaian pembukuannya.
  Tidak Ada 3a Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dapat
melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 (satu)
Surat Pemberitahuan Masa.
 

Penjelasan

Wajib Pajak dengan kriteria tertentu, antara lain


Wajib Pajak usaha kecil, dapat:

a. menyampaikan Surat Pemberitahuan


Masa Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk
beberapa Masa Pajak sekaligus dengan
syarat pembayaran seluruh pajak yang
wajib dilunasi menurut Surat
Pemberitahuan Masa tersebut dilakukan
sekaligus paling lama dalam Masa Pajak
yang terakhir; dan/atau
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan
Masa selain yang disebut pada huruf a
untuk beberapa Masa Pajak sekaligus
dengan syarat pembayaran untuk
masing-masing Masa Pajak dilakukan
sesuai batas waktu untuk Masa Pajak
yang bersangkutan.
  Tidak Ada 3b Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dan tata
cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3a) diatur dengan atau berdasarkan
 
Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak Ada 3c Batas waktu dan tata cara pelaporan atas
pemotongan dan pemungutan pajak yang
  dilakukan oleh bendahara pemerintah dan badan
tertentu diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas
4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan 4 Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pada ayat (3) untuk paling lama 2 (dua)
huruf b untuk paling lama 6 (enam) bulan. bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan
cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak
Penjelasan
yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi atau
badan ternyata tidak dapat menyampaikan atau
Penjelasan
menyiapkan laporan keuangan tahunan atau
neraca perusahaan beserta laporan laba rugi
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi maupun
dalam ayat (3) huruf b karena luasnya kegiatan badan ternyata tidak dapat menyampaikan Surat
usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan Pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah
laporan keuangan, sulit untuk memenuhi batas ditetapkan pada ayat (3) huruf b, atau huruf c
waktu penyelesaian dan memerlukan karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-
kelonggaran dari batas waktu yang telah masalah teknis penyusunan laporan keuangan,
ditentukan, Wajib Pajak dapat mengajukan atau sebab lainnya sehingga sulit untuk
permohonan agar memperoleh perpanjangan memenuhi batas waktu penyelesaian dan
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan memerlukan kelonggaran dari batas waktu yang
Tahunan Pajak Penghasilan. Perpanjangan telah ditentukan, Wajib Pajak dapat
jangka waktu penyampaian Surat memperpanjang penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
hanya dapat diberikan paling lama 6 (enam) dengan cara menyampaikan pemberitahuan
bulan. secara tertulis atau dengan cara lain misalnya
dengan pemberitahuan secara elektronik kepada
Direktur Jenderal Pajak.
5 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam 5 Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) diajukan secara tertulis disertai Surat ayat (4) harus disertai dengan penghitungan
Pernyataan mengenai penghitungan sementara sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu)
pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai
bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak
yang terutang. (UU No 6 Tahun 1983) yang terutang, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Untuk mencegah usaha penghindaran diri dan Penjelasan
atau perpanjangan waktu pembayaran pajak
yang terutang dalam satu Tahun Pajak yang
Untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau
harus dibayar sebelum batas waktu pemasukan
perpanjangan waktu pembayaran pajak yang
Surat Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan
terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang harus
persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi
dibayar sebelum batas waktu penyampaian Surat
administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak
Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan
yang ingin memperpanjang waktu penyampaian
persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang
Penghasilan.
ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Persyaratan tersebut berupa keharusan
memberikan pernyataan tertulis tentang
Persyaratan tersebut berupa keharusan
besarnya pajak yang harus dibayar berdasarkan
menyampaikan pemberitahuan sementara
penghitungan sementara dalam satu Tahun
dengan menyebutkan besarnya pajak yang harus
Pajak, sebagai lampiran surat permohonan
dibayar berdasarkan penghitungan sementara
penundaan kewajiban penyampaian Surat
pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti
pelunasan, sebagai lampiran pemberitahuan
perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan 5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan
sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (3) atau batas waktu perpanjangan ayat (3) atau batas waktu perpanjangan
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat
diterbitkan Surat Teguran. diterbitkan Surat Teguran.

Penjelasan Penjelasan

Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak
yang sampai dengan batas waktu yang telah yang sampai dengan batas waktu yang telah
ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan, maka terhadap Wajib Pajak Pemberitahuan, terhadap Wajib Pajak yang
yang bersangkutan diberikan Surat Teguran. bersangkutan dapat diberikan Surat Teguran.
6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta 6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta
keterangan dan atau dokumen yang harus keterangan dan/atau dokumen yang harus
dilampirkan ditetapkan dengan Keputusan dilampirkan, dan cara yang digunakan untuk
Menteri Keuangan. menyampaikan Surat Pemberitahuan diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan

Penjelasan
Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan
merupakan sarana Wajib Pajak antara lain
untuk melaporkan dan Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan
mempertanggungjawabkan penghitungan merupakan sarana Wajib Pajak, antara lain
jumlah pajak dan pembayarannya, maka dalam untuk melaporkan dan
rangka keseragaman dan mempermudah mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah
pengisian serta pengadministrasiannya, bentuk pajak dan pembayarannya, dalam rangka
dan isi Surat Pemberitahuan ditetapkan dengan keseragaman dan mempermudah pengisian
Keputusan Menteri Keuangan. serta pengadministrasiannya, bentuk dan isi
Surat Pemberitahuan, keterangan, dokumen
yang harus dilampirkan dan cara yang digunakan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan
Penghasilan sekurang-kurangnya memuat
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
jumlah peredaran, jumlah penghasilan, jumlah
Menteri Keuangan.
Penghasilan Kena Pajak, jumlah pajak yang
terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan atau kelebihan pajak, serta harta Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
dan kewajiban di luar kegiatan usaha atau sekurang-kurangnya memuat jumlah peredaran,
pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang pribadi. jumlah penghasilan, jumlah Penghasilan Kena
Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit
Untuk Wajib Pajak yang wajib melakukan pajak, jumlah kekurangan atau kelebihan pajak,
pembukuan harus dilengkapi dengan laporan serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang
serta keterangan-keterangan lain yang pribadi.
diperlukan untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan
Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, serta keterangan lain yang diperlukan untuk
jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Surat Pemberitahuan harus dilampiri dengan Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar
keterangan dan dokumen yang dapat berupa Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah
antara lain surat kuasa, surat keterangan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan
tentang perkawinan dengan pisah harta dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
penghasilan, dokumen yang berkenaan dengan
impor atau ekspor dan Surat Setoran Pajak.
7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak 7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak
disampaikan apabila disampaikan apabila:

a. tidak ditandatangani sebagaimana a. Surat Pemberitahuan tidak


dimaksud dalam ayat (1) atau ditandatangani sebagaimana dimaksud
b. tidak sepenuhnya dilampiri keterangan pada ayat (1);
dan atau dokumen sebagaimana b. Surat Pemberitahuan tidak
dimaksud dalam ayat (6). sepenuhnya dilampiri keterangan
dan/atau dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (6);
Penjelasan
c. Surat Pemberitahuan yang
Surat Pemberitahuan yang ditandatangani menyatakan lebih bayar
beserta lampirannya adalah satu kesatuan yang disampaikan setelah 3 (tiga) tahun
merupakan unsur keabsahan Surat sesudah berakhirnya Masa Pajak,
Pemberitahuan. Dengan demikian apabila Surat bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak,
Pemberitahuan disampaikan tetapi tidak atau dan Wajib Pajak telah ditegur
tidak sepenuhnya memenuhi ketentuan yang secara tertulis; atau
diharuskan, maka Surat Pemberitahuan
tersebut dianggap tidak disampaikan. d. Surat Pemberitahuan disampaikan
setelah Direktur Jenderal Pajak
melakukan pemeriksaan atau
menerbitkan surat ketetapan
pajak.

Penjelasan

Surat Pemberitahuan yang ditandatangani


beserta lampirannya adalah satu kesatuan yang
merupakan unsur keabsahan Surat
Pemberitahuan. Oleh karena itu, Surat
Pemberitahuan dari Wajib Pajak yang
disampaikan, tetapi tidak dilengkapi dengan
lampiran yang dipersyaratkan, tidak dianggap
sebagai Surat Pemberitahuan dalam administrasi
Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal demikian,
Surat Pemberitahuan tersebut dianggap sebagai
data perpajakan.

Demikian juga apabila penyampaian Surat


Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar
telah melewati 3 (tiga) tahun sesudah
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak,
atau Tahun Pajak dan Wajib Pajak telah ditegur
secara tertulis, atau apabila Surat
Pemberitahuan disampaikan setelah Direktur
Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan atau
menerbitkan surat ketetapan pajak, Surat
Pemberitahuan tersebut dianggap sebagai data
perpajakan.
  Tidak Ada 7a Apabila Surat Pemberitahuan dianggap tidak
disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(7), Direktur Jenderal Pajak wajib
memberitahukan kepada Wajib Pajak.

Penjelasan

Cukup jelas.
8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana 8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah Wajib Pajak dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak
Pajak Penghasilan tertentu yang ditetapkan Pajak Penghasilan tertentu yang diatur dengan
dengan Keputusan Menteri Keuangan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak
Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak
Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat
atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi
dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan
Penghasilan yang dikecualikan dari kewajiban dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak
menyampaikan Surat Pemberitahuan, misalnya Penghasilan yang dikecualikan dari kewajiban
Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, misalnya
memperoleh penghasilan di bawah Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau
Tidak Kena Pajak namun karena kepentingan memperoleh penghasilan di bawah Penghasilan
tertentu diwajibkan memiliki Nomor Pokok Tidak Kena Pajak, tetapi karena kepentingan
Wajib Pajak. tertentu diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 2 a PENDAFTARAN DAN PENGUKUHAN

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Masa Pajak sama dengan 1 (satu) bulan kalender
atau jangka waktu lain yang diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga)
Tidak ada
bulan kalender.

Penjelasan

Cukup jelas.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 3 Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan
UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007
1 Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat 1 Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat
Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan
mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan
menyampaikannya ke kantor Direktorat mata uang Rupiah, dan menandatangani serta
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal
atau dikukuhkan. Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau
dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pajak.
Penjelasan

Penjelasan
Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
terutang dan untuk melaporkan tentang:   melaporkan dan mempertanggungjawabkan
- penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
 pembayaran atau pelunasan pajak yang telah terutang dan untuk melaporkan tentang:
dilaksanakan sendiri dan atau melalui e. pembayaran atau pelunasan pajak yang
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam telah dilaksanakan sendiri dan/atau
1 (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak; melalui pemotongan atau pemungutan
  pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak
- atau Bagian Tahun Pajak;
 penghasilan yang merupakan objek pajak dan f. penghasilan yang merupakan objek
atau bukan objek pajak; pajak dan/atau bukan objek pajak;
  g. harta dan kewajiban; dan/atau
- h. pembayaran dari pemotong atau
 harta dan kewajiban; pemungut tentang pemotongan atau
  pemungutan pajak orang pribadi atau
- badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak
 pembayaran dari pemotong atau pemungut sesuai dengan ketentuan peraturan
tentang pemotongan atau pemungutan pajak perundang-undangan perpajakan.
orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat
Masa Pajak, yang ditentukan peraturan Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk
perundang-undangan perpajakan yang berlaku. melaporkan dan mempertanggungjawabkan
  penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai
Bagi Pengusaha Kena Pajak fungsi Surat dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
melaporkan dan mempertanggungjawabkan tentang:
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai c. pengkreditan Pajak Masukan terhadap
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang Pajak Keluaran; dan
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan d. pembayaran atau pelunasan pajak yang
tentang: telah dilaksanakan sendiri oleh
- Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui
 pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak pihak lain dalam satu Masa Pajak,
Keluaran; sesuai dengan ketentuan peraturan
  perundang-undangan perpajakan.
- Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi
 pembayaran atau pelunasan pajak yang telah Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana
dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak untuk melaporkan dan
dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong
Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan atau dipungut dan disetorkannya.
peraturan perundang-undangan perpajakan Yang dimaksud dengan mengisi Surat
yang berlaku; Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat
  Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau
- dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap,
 bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang
Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana diberikan berdasarkan ketentuan peraturan
untuk melaporkan dan perundang-undangan perpajakan.
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong Sementara itu, yang dimaksud dengan benar,
atau dipungut dan disetorkannya. lengkap, dan jelas dalam mengisi Surat
  Pemberitahuan adalah:
Yang dimaksud dengan mengisi Surat d. benar adalah benar dalam perhitungan,
Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat termasuk benar dalam penerapan
Pemberitahuan dengan benar, jelas, dan ketentuan peraturan perundang-
lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan undangan perpajakan, dalam penulisan,
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- dan sesuai dengan keadaan yang
undangan perpajakan yang berlaku.   sebenarnya;
Pengisian Surat Pemberitahuan yang tidak e. lengkap adalah memuat semua unsur-
benar yang mengakibatkan pajak yang terutang unsur yang berkaitan dengan objek
kurang dibayar, akan dikenakan sanksi sesuai pajak dan unsur-unsur lain yang harus
peraturan perundang-undangan Perpajakan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan;
dan
f. jelas adalah melaporkan asal-usul atau
sumber dari objek pajak dan unsur-
unsur lain yang harus dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan.
Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan
benar, lengkap, dan jelas tersebut wajib
disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan
atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan
oleh pemotong atau pemungut pajak dilakukan
untuk setiap Masa Pajak.
1a Bagi Wajib Pajak yang telah mendapat izin 1a Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri
Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dengan menggunakan bahasa asing dan mata
dan mata uang selain Rupiah, wajib uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat
menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan
bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah menggunakan satuan mata uang selain Rupiah
yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur
dengan Keputusan Menteri Keuangan. dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas  
Cukup jelas.
  Tidak Ada 1b Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara biasa, dengan
  tanda tangan stempel, atau tanda tangan
elektronik atau digital, yang semuanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang
tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas.
2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (1a) harus mengambil sendiri (1) dan ayat (1a) mengambil sendiri Surat
Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh
oleh Direktur Jenderal Pajak. Direktur Jenderal Pajak atau mengambil
dengan cara lain yang tata cara
pelaksanaannya diatur dengan atau
Penjelasan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Dalam rangka pelayanan dan kemudahan bagi


Penjelasan
Wajib Pajak, formulir Surat Pemberitahuan
disediakan pada kantor-kantor di lingkungan
Direktorat  Jenderal Pajak dan tempat-tempat Dalam rangka memberikan pelayanan dan
lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal kemudahan kepada Wajib Pajak, formulir Surat
Pajak yang diperkirakan mudah terjangkau oleh Pemberitahuan disediakan pada kantor-kantor
Wajib Pajak. Direktorat Jenderal Pajak dan tempat-tempat
lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak
yang diperkirakan mudah terjangkau oleh Wajib
Pajak. Di samping itu, Wajib Pajak juga dapat
mengambil Surat Pemberitahuan dengan cara
lain, misalnya dengan mengakses situs
Direktorat Jenderal Pajak untuk memperoleh
formulir Surat Pemberitahuan tersebut.

Namun, untuk memberikan pelayanan yang lebih


baik, Direktur Jenderal Pajak dapat mengirimkan
Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak.
3 Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan 3 Batas  waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
adalah : adalah:

c. untuk Surat Pemberitahuan Masa, d. untuk Surat Pemberitahuan Masa,


paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah paling lama 20 (dua puluh) hari
akhir Masa Pajak; setelah akhir Masa Pajak;
d. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, e. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang
Tahun Pajak. pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan
setelah akhir Tahun Pajak; atau
Penjelasan
f. untuk Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan
Ayat ini mengatur tentang batas waktu Wajib Pajak badan, paling lama 4
penyampaian Surat Pemberitahuan yang (empat) bulan setelah akhir Tahun
dianggap cukup memadai bagi Wajib Pajak Pajak.
untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembayaran pajak
Penjelasan
maupun penyelesaian pembukuannya.

Ayat ini mengatur tentang batas waktu


Bagi Wajib Pajak tertentu yang ditetapkan
penyampaian Surat Pemberitahuan yang
dengan Keputusan Menteri Keuangan,
dianggap cukup memadai bagi Wajib Pajak untuk
diperkenankan untuk melaporkan beberapa
mempersiapkan segala sesuatu yang
Masa Pajak dalam satu Surat Pemberitahuan
berhubungan dengan pembayaran pajak dan
Masa.  
penyelesaian pembukuannya.
  Tidak Ada 3a Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dapat
melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 (satu)
Surat Pemberitahuan Masa.
 

Penjelasan

Wajib Pajak dengan kriteria tertentu, antara lain


Wajib Pajak usaha kecil, dapat:

c. menyampaikan Surat Pemberitahuan


Masa Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk
beberapa Masa Pajak sekaligus dengan
syarat pembayaran seluruh pajak yang
wajib dilunasi menurut Surat
Pemberitahuan Masa tersebut dilakukan
sekaligus paling lama dalam Masa Pajak
yang terakhir; dan/atau
d. menyampaikan Surat Pemberitahuan
Masa selain yang disebut pada huruf a
untuk beberapa Masa Pajak sekaligus
dengan syarat pembayaran untuk
masing-masing Masa Pajak dilakukan
sesuai batas waktu untuk Masa Pajak
yang bersangkutan.
  Tidak Ada 3b Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dan tata
cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3a) diatur dengan atau berdasarkan
 
Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak Ada 3c Batas waktu dan tata cara pelaporan atas
pemotongan dan pemungutan pajak yang
  dilakukan oleh bendahara pemerintah dan badan
tertentu diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas
4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan 4 Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pada ayat (3) untuk paling lama 2 (dua)
huruf b untuk paling lama 6 (enam) bulan. bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan
cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak
Penjelasan
yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi atau
badan ternyata tidak dapat menyampaikan atau
Penjelasan
menyiapkan laporan keuangan tahunan atau
neraca perusahaan beserta laporan laba rugi
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi maupun
dalam ayat (3) huruf b karena luasnya kegiatan badan ternyata tidak dapat menyampaikan Surat
usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan Pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah
laporan keuangan, sulit untuk memenuhi batas ditetapkan pada ayat (3) huruf b, atau huruf c
waktu penyelesaian dan memerlukan karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-
kelonggaran dari batas waktu yang telah masalah teknis penyusunan laporan keuangan,
ditentukan, Wajib Pajak dapat mengajukan atau sebab lainnya sehingga sulit untuk
permohonan agar memperoleh perpanjangan memenuhi batas waktu penyelesaian dan
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan memerlukan kelonggaran dari batas waktu yang
Tahunan Pajak Penghasilan. Perpanjangan telah ditentukan, Wajib Pajak dapat
jangka waktu penyampaian Surat memperpanjang penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
hanya dapat diberikan paling lama 6 (enam) dengan cara menyampaikan pemberitahuan
bulan. secara tertulis atau dengan cara lain misalnya
dengan pemberitahuan secara elektronik kepada
Direktur Jenderal Pajak.
5 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam 5 Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) diajukan secara tertulis disertai Surat ayat (4) harus disertai dengan penghitungan
Pernyataan mengenai penghitungan sementara sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu)
pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai
bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak
yang terutang. (UU No 6 Tahun 1983) yang terutang, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Untuk mencegah usaha penghindaran diri dan Penjelasan
atau perpanjangan waktu pembayaran pajak
yang terutang dalam satu Tahun Pajak yang
Untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau
harus dibayar sebelum batas waktu pemasukan
perpanjangan waktu pembayaran pajak yang
Surat Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan
terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang harus
persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi
dibayar sebelum batas waktu penyampaian Surat
administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak
Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan
yang ingin memperpanjang waktu penyampaian
persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang
Penghasilan.
ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Persyaratan tersebut berupa keharusan
memberikan pernyataan tertulis tentang
Persyaratan tersebut berupa keharusan
besarnya pajak yang harus dibayar berdasarkan
menyampaikan pemberitahuan sementara
penghitungan sementara dalam satu Tahun
dengan menyebutkan besarnya pajak yang harus
Pajak, sebagai lampiran surat permohonan
dibayar berdasarkan penghitungan sementara
penundaan kewajiban penyampaian Surat
pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti
pelunasan, sebagai lampiran pemberitahuan
perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan 5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan
sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (3) atau batas waktu perpanjangan ayat (3) atau batas waktu perpanjangan
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat
diterbitkan Surat Teguran. diterbitkan Surat Teguran.

Penjelasan Penjelasan

Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak
yang sampai dengan batas waktu yang telah yang sampai dengan batas waktu yang telah
ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan, maka terhadap Wajib Pajak Pemberitahuan, terhadap Wajib Pajak yang
yang bersangkutan diberikan Surat Teguran. bersangkutan dapat diberikan Surat Teguran.
6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta 6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta
keterangan dan atau dokumen yang harus keterangan dan/atau dokumen yang harus
dilampirkan ditetapkan dengan Keputusan dilampirkan, dan cara yang digunakan untuk
Menteri Keuangan. menyampaikan Surat Pemberitahuan diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan

Penjelasan
Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan
merupakan sarana Wajib Pajak antara lain
untuk melaporkan dan Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan
mempertanggungjawabkan penghitungan merupakan sarana Wajib Pajak, antara lain
jumlah pajak dan pembayarannya, maka dalam untuk melaporkan dan
rangka keseragaman dan mempermudah mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah
pengisian serta pengadministrasiannya, bentuk pajak dan pembayarannya, dalam rangka
dan isi Surat Pemberitahuan ditetapkan dengan keseragaman dan mempermudah pengisian
Keputusan Menteri Keuangan. serta pengadministrasiannya, bentuk dan isi
Surat Pemberitahuan, keterangan, dokumen
yang harus dilampirkan dan cara yang digunakan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan
Penghasilan sekurang-kurangnya memuat
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
jumlah peredaran, jumlah penghasilan, jumlah
Menteri Keuangan.
Penghasilan Kena Pajak, jumlah pajak yang
terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan atau kelebihan pajak, serta harta Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
dan kewajiban di luar kegiatan usaha atau sekurang-kurangnya memuat jumlah peredaran,
pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang pribadi. jumlah penghasilan, jumlah Penghasilan Kena
Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit
Untuk Wajib Pajak yang wajib melakukan pajak, jumlah kekurangan atau kelebihan pajak,
pembukuan harus dilengkapi dengan laporan serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang
serta keterangan-keterangan lain yang pribadi.
diperlukan untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan
Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, serta keterangan lain yang diperlukan untuk
jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Surat Pemberitahuan harus dilampiri dengan Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar
keterangan dan dokumen yang dapat berupa Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah
antara lain surat kuasa, surat keterangan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan
tentang perkawinan dengan pisah harta dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
penghasilan, dokumen yang berkenaan dengan
impor atau ekspor dan Surat Setoran Pajak.
7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak 7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak
disampaikan apabila disampaikan apabila:

c. tidak ditandatangani sebagaimana e. Surat Pemberitahuan tidak


dimaksud dalam ayat (1) atau ditandatangani sebagaimana dimaksud
d. tidak sepenuhnya dilampiri keterangan pada ayat (1);
dan atau dokumen sebagaimana f. Surat Pemberitahuan tidak
dimaksud dalam ayat (6). sepenuhnya dilampiri keterangan
dan/atau dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (6);
Penjelasan
g. Surat Pemberitahuan yang
Surat Pemberitahuan yang ditandatangani menyatakan lebih bayar
beserta lampirannya adalah satu kesatuan yang disampaikan setelah 3 (tiga) tahun
merupakan unsur keabsahan Surat sesudah berakhirnya Masa Pajak,
Pemberitahuan. Dengan demikian apabila Surat bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak,
Pemberitahuan disampaikan tetapi tidak atau dan Wajib Pajak telah ditegur
tidak sepenuhnya memenuhi ketentuan yang secara tertulis; atau
diharuskan, maka Surat Pemberitahuan
tersebut dianggap tidak disampaikan. h. Surat Pemberitahuan disampaikan
setelah Direktur Jenderal Pajak
melakukan pemeriksaan atau
menerbitkan surat ketetapan
pajak.

Penjelasan

Surat Pemberitahuan yang ditandatangani


beserta lampirannya adalah satu kesatuan yang
merupakan unsur keabsahan Surat
Pemberitahuan. Oleh karena itu, Surat
Pemberitahuan dari Wajib Pajak yang
disampaikan, tetapi tidak dilengkapi dengan
lampiran yang dipersyaratkan, tidak dianggap
sebagai Surat Pemberitahuan dalam administrasi
Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal demikian,
Surat Pemberitahuan tersebut dianggap sebagai
data perpajakan.

Demikian juga apabila penyampaian Surat


Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar
telah melewati 3 (tiga) tahun sesudah
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak,
atau Tahun Pajak dan Wajib Pajak telah ditegur
secara tertulis, atau apabila Surat
Pemberitahuan disampaikan setelah Direktur
Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan atau
menerbitkan surat ketetapan pajak, Surat
Pemberitahuan tersebut dianggap sebagai data
perpajakan.
  Tidak Ada 7a Apabila Surat Pemberitahuan dianggap tidak
disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(7), Direktur Jenderal Pajak wajib
memberitahukan kepada Wajib Pajak.

Penjelasan

Cukup jelas.
8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana 8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah Wajib Pajak dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak
Pajak Penghasilan tertentu yang ditetapkan Pajak Penghasilan tertentu yang diatur dengan
dengan Keputusan Menteri Keuangan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak
Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak
Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat
atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi
dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan
Penghasilan yang dikecualikan dari kewajiban dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak
menyampaikan Surat Pemberitahuan, misalnya Penghasilan yang dikecualikan dari kewajiban
Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, misalnya
memperoleh penghasilan di bawah Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau
Tidak Kena Pajak namun karena kepentingan memperoleh penghasilan di bawah Penghasilan
tertentu diwajibkan memiliki Nomor Pokok Tidak Kena Pajak, tetapi karena kepentingan
Wajib Pajak. tertentu diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 4 Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan 1 Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan
Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap,
jelas, dan menandatanganinya. jelas, dan menandatanganinya.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


2 Dalam hal Wajib Pajak adalah badan, Surat 2 Surat Pemberitahuan Wajib Pajak badan harus
Pemberitahuan harus ditandatangani oleh ditandatangani oleh pengurus atau direksi.
pengurus atau direksi.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan

Cukup jelas
3 Dalam hal Surat Pemberitahuan diisi dan 3 Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang
ditandatangani oleh orang lain bukan Wajib kuasa dengan surat kuasa khusus untuk
Pajak, harus dilampiri surat kuasa khusus. mengisi dan menandatangani Surat
Pemberitahuan, surat kuasa khusus tersebut
harus dilampirkan pada Surat Pemberitahuan.
 

Penjelasan
Penjelasan

Cukup jelas
Cukup jelas
4 Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak 4 Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Penghasilan oleh Wajib Pajak yang wajib Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan
melakukan pembukuan harus dilengkapi pembukuan harus dilampiri dengan laporan
dengan laporan keuangan berupa neraca dan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
laporan laba rugi serta keterangan- serta keterangan lain yang diperlukan untuk
keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
  Tidak ada 4a Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) adalah laporan keuangan dari masing-
masing Wajib Pajak.

Penjelasan

Yang dimaksud dengan Laporan Keuangan


masing-masing Wajib Pajak adalah laporan
keuangan hasil kegiatan usaha masing-masing
Wajib Pajak.

Contoh:

PT A memiliki saham pada PT B dan PT C. Dalam


contoh tersebut, PT A mempunyai kewajiban
melampirkan laporan keuangan konsolidasi PT A
dan anak perusahaan, juga melampirkan laporan
keuangan atas usaha PT A (sebelum
dikonsolidasi), sedangkan PT B dan PT C wajib
melampirkan laporan keuangan masing-masing,
bukan laporan keuangan konsolidasi.  
  Tidak ada 4b Dalam hal laporan keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4a) diaudit oleh Akuntan
Publik tetapi tidak dilampirkan pada Surat
Pemberitahuan, Surat Pemberitahuan dianggap
tidak lengkap dan tidak jelas, sehingga Surat
Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (7)
huruf b.

Penjelasan

Cukup jelas.
5 Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat 5 Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan diatur dengan Keputusan Pemberitahuan diatur dengan atau
Menteri Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan Penjelasan

Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan memuat hal-hal mengenai Pemberitahuan memuat hal-hal mengenai, antara
antara lain penelitian kelengkapan, pemberian lain, penelitian kelengkapan, pemberian tanda
tanda terima, pengelompokan Surat terima, pengelompokan Surat Pemberitahuan
Pemberitahuan Lebih Bayar, Kurang Bayar dan Lebih Bayar, Kurang Bayar, dan Nihil, prosedur
Nihil, prosedur perekaman dan tindak lanjut perekaman dan tindak lanjut pengelolaannya,
pengelolaannya, yang diatur dengan Keputusan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan. Menteri Keuangan.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 5 Tempat Lain Penyampaian Surat Pemberitahuan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan,
Direktur Jenderal Pajak dalam hal-hal tertentu
dapat menentukan tempat lain bukan tempat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1).
(UU No 6 Tahun 1983).

 Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 6 Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Surat Pemberitahuan yang disampaikan langsung 1 Surat Pemberitahuan yang disampaikan langsung
oleh Wajib Pajak ke kantor Direktorat Jenderal oleh Wajib Pajak ke kantor Direktorat Jenderal
Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh
pejabat yang ditunjuk untuk itu, sedangkan pejabat yang ditunjuk dan kepada Wajib Pajak
untuk Surat Pemberitahuan Tahunan harus diberikan bukti penerimaan.
diberikan juga bukti penerimaan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
2 Penyampaian Surat Pemberitahuan dapat 2 Penyampaian Surat Pemberitahuan dapat
dikirimkan melalui Kantor Pos secara tercatat dikirimkan melalui pos dengan tanda bukti
atau dengan cara lain yang diatur dengan pengiriman surat atau dengan cara lain yang
Keputusan Direktur Jenderal Pajak. diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
Wajib Pajak dan sejalan dengan perkembangan Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
teknologi informasi, maka perlu cara lain bagi Wajib Pajak dan sejalan dengan perkembangan
Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban teknologi informasi, perlu cara lain bagi Wajib
menyampaikan Surat Pemberitahuannya selain Pajak untuk memenuhi kewajiban menyampaikan
melalui Kantor Pos secara tercatat. Oleh karena Surat Pemberitahuannya, misalnya disampaikan
itu, cara lain perlu diatur dengan Keputusan secara elektronik.
Direktur Jenderal Pajak.
3 Tanda bukti dan tanggal pengiriman untuk 3 Tanda bukti dan tanggal pengiriman surat untuk
penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) sepanjang Surat dimaksud pada ayat (2) dianggap sebagai
Pemberitahuan tersebut telah lengkap tanda bukti dan tanggal penerimaan
dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal sepanjang Surat Pemberitahuan tersebut telah
penerimaan. lengkap.

Penjelasan Penjelasan

Tanda bukti dan tanggal pengiriman Tanda bukti dan tanggal pengiriman surat untuk
penyampaian Surat Pemberitahuan melalui penyampaian Surat Pemberitahuan melalui pos
Kantor Pos merupakan bukti penerimaan, atau dengan cara lain merupakan bukti
sepanjang Surat Pemberitahuan dimaksud telah penerimaan, apabila Surat Pemberitahuan
lengkap yaitu memenuhi persyaratan dimaksud telah lengkap, yaitu memenuhi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1a), dan ayat (6). ayat (1), ayat (1a), dan ayat (6).

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 7 Sanksi tidak menyampaikan surat pemberitahuan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan 1 Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan
dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) atau batas waktu dalam Pasal 3 ayat (3) atau batas waktu
perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4),
dikenakan sanksi administrasi berupa denda dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk
untuk Surat Pemberitahuan Masa dan sebesar Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pertambahan Nilai, Rp100.000,00 (seratus
Pemberitahuan Tahunan. ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan
Masa lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00
(satu juta rupiah) untuk Surat
Penjelasan
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak badan serta sebesar
Untuk kepentingan tertib administrasi perpajakan Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk
dan untuk menjaga disiplin Wajib Pajak, bagi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Wajib Pajak yang dalam batas waktu yang Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi.
ditentukan tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan, maka dikenakan sanksi
Penjelasan
administrasi berupa denda sebesar Rp50.000,00
(lima puluh ribu rupiah) untuk Surat
Pemberitahuan Masa dan sebesar Rp100.000,00 Maksud pengenaan sanksi administrasi berupa
(seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan denda sebagaimana diatur pada ayat ini adalah
Tahunan. untuk kepentingan tertib administrasi perpajakan
dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban menyampaikan Surat
Pemberitahuan.
2 Pengenaan sanksi administrasi berupa denda 2 Pengenaan sanksi administrasi berupa denda
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dilakukan terhadap Wajib Pajak tertentu yang dilakukan  terhadap:
ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan. a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah
meninggal dunia;  
b. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah
Penjelasan
tidak melakukan kegiatan usaha atau

Menteri Keuangan berwenang menetapkan Wajib


Pajak tertentu untuk tidak dikenakan sanksi pekerjaan bebas;
administrasi berupa denda sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), misalnya Wajib Pajak c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus
Non Efektif dan Wajib Pajak orang pribadi yang sebagai warga negara asing yang
penghasilan netonya di bawah jumlah tidak tinggal lagi di Indonesia;
Penghasilan Tidak Kena Pajak.
d. Bentuk Usaha Tetap yang tidak
melakukan kegiatan lagi di Indonesia;

e. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan


kegiatan usaha lagi tetapi belum
dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;

f. Bendahara yang tidak melakukan


pembayaran lagi;

g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang


ketentuannya diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan; atau

h. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau


berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

Penjelasan

Bencana adalah bencana nasional atau bencana


yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 8 pembetulan surat pemberitahuan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat 1 Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat
membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah
disampaikan dengan menyampaikan pernyataan disampaikan dengan menyampaikan pernyataan
tertulis dalam jangka waktu 2 (dua) tahun tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal
sesudah berakhirnya Masa Pajak, Bagian Pajak belum melakukan tindakan
Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dengan pemeriksaan.
syarat Direktur Jenderal Pajak belum
melakukan tindakan pemeriksaan.
Penjelasan

Penjelasan
Terhadap kekeliruan dalam pengisian Surat
Pemberitahuan yang dibuat oleh Wajib Pajak,
Terhadap kekeliruan dalam pengisian Surat Wajib Pajak masih berhak untuk melakukan
Pemberitahuan yang dibuat oleh Wajib Pajak, pembetulan atas kemauan sendiri, dengan syarat
masih terbuka baginya hak untuk melakukan Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan
pembetulan atas kemauan sendiri dalam jangka tindakan pemeriksaan. Yang dimaksud dengan
waktu 2 (dua) tahun sesudah berakhirnya Masa “mulai melakukan tindakan pemeriksaan” adalah
Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, pada saat Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum Pajak disampaikan kepada Wajib Pajak, wakil,
mulai melakukan tindakan pemeriksaan. Yang kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang
dimaksud dengan mulai melakukan tindakan telah dewasa dari Wajib Pajak.
pemeriksaan adalah pada saat Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan
kepada Wajib Pajak, atau wakil, atau kuasa,
atau pegawai, atau diterima oleh anggota
keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak.

Penetapan batas waktu pembetulan tersebut, di


satu pihak dipandang cukup waktu bagi Wajib
Pajak untuk meneliti dan membetulkan Surat
Pemberitahuannya apabila terdapat kesalahan,
di lain pihak masih tersedia cukup waktu bagi
Direktur Jenderal Pajak untuk memberikan
pelayanan dan melakukan pengawasan terhadap
pembetulan yang dilakukan Wajib Pajak sebelum
batas waktu daluwarsa terlampaui.
  Tidak Ada 1a Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan
Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling
lama 2 (dua) tahun sebelum daluwarsa
penetapan.

Penjelasan

Yang dimaksud dengan daluwarsa penetapan


adalah jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1).
2 Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri 2 Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat
Surat Pemberitahuan yang mengakibatkan utang Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan
pajak menjadi lebih besar, maka kepadanya utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga dikenai sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan atas jumlah sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah
pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat
penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir
sampai dengan tanggal pembayaran karena sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian
pembetulan Surat Pemberitahuan itu. dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

Penjelasan Penjelasan

Dengan adanya pembetulan Surat Dengan adanya pembetulan Surat Pemberitahuan


Pemberitahuan atas kemauan sendiri membawa Tahunan atas kemauan sendiri membawa akibat
akibat penghitungan jumlah pajak yang terutang penghitungan jumlah pajak yang terutang dan
dan jumlah penghitungan pembayaran pajak jumlah penghitungan pembayaran pajak menjadi
menjadi berubah dari jumlah semula. berubah dari jumlah semula.

Atas kekurangan pembayaran pajak sebagai Atas kekurangan pembayaran pajak sebagai
akibat pembetulan tersebut dikenakan sanksi akibat pembetulan tersebut dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan. persen) per bulan.

Bunga yang terutang atas kekurangan Bunga yang terutang atas kekurangan
pembayaran pajak tersebut, dihitung mulai dari pembayaran pajak tersebut, dihitung mulai dari
berakhirnya batas waktu penyampaian Surat berakhirnya batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan sampai dengan tanggal Pemberitahuan Tahunan sampai dengan tanggal
pembayaran karena adanya pembetulan Surat pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
Pemberitahuan tersebut. penuh 1 (satu) bulan. Yang dimaksud dengan “1
(satu) bulan” adalah jumlah hari dalam bulan
kalender yang bersangkutan, misalnya mulai dari
tanggal 22 Juni sampai dengan 21 Juli,
sedangkan yang dimaksud dengan “bagian dari
bulan” adalah jumlah hari yang tidak mencapai 1
(satu) bulan penuh, misalnya 22 Juni sampai
dengan 5 Juli.
  Tidak Ada 2a Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat
Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang
pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang
kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo
pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran,
dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.

Penjelasan

Cukup jelas.
3 Sekalipun telah dilakukan tindakan 3 Walaupun telah dilakukan tindakan
pemeriksaan, tetapi sepanjang belum dilakukan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan
tindakan penyidikan mengenai adanya penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran
ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, dimaksud dalam Pasal 38, terhadap
terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut
tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib
apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan
mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan
tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan disertai pelunasan kekurangan pembayaran
pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta
terutang beserta sanksi administrasi berupa sanksi administrasi berupa denda sebesar 150%
denda sebesar 2 (dua) kali jumlah pajak (seratus lima puluh persen) dari jumlah
yang kurang dibayar. pajak yang kurang dibayar.

Penjelasan Penjelasan

Wajib Pajak yang melanggar ketentuan Wajib Pajak yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 selama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 selama
belum dilakukan penyidikan, sekalipun telah belum dilakukan penyidikan, sekalipun telah
dilakukan pemeriksaan dan Wajib Pajak telah dilakukan pemeriksaan dan Wajib Pajak telah
mengungkapkan kesalahannya dan sekaligus mengungkapkan kesalahannya dan sekaligus
melunasi jumlah pajak yang sebenarnya melunasi jumlah pajak yang sebenarnya terutang
terutang beserta sanksi administrasi berupa beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar
denda sebesar 2 (dua) kali dari jumlah pajak 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah
yang kurang dibayar, maka terhadapnya tidak pajak yang kurang dibayar, terhadapnya tidak
akan dilakukan penyidikan. akan dilakukan penyidikan.

Namun bilamana telah dilakukan tindakan Namun, apabila telah dilakukan tindakan
penyidikan dan mulainya penyidikan tersebut penyidikan dan mulainya penyidikan tersebut
diberitahukan kepada Penuntut Umum, maka diberitahukan kepada Penuntut Umum,
kesempatan untuk membetulkan sendiri sudah kesempatan untuk membetulkan sendiri sudah
tertutup bagi Wajib Pajak yang bersangkutan. tertutup bagi Wajib Pajak yang bersangkutan.
4 Sekalipun jangka waktu pembetulan Surat 4 Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud melakukan pemeriksaan, dengan syarat
dalam ayat (1) telah berakhir, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat
Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran
ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan
sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat
tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai
Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan, keadaan yang sebenarnya, yang dapat
yang mengakibatkan : mengakibatkan:

a. pajak-pajak yang masih harus dibayar a. pajak-pajak yang masih harus dibayar
menjadi lebih besar; atau menjadi lebih besar atau lebih kecil;
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan
menjadi lebih kecil; atau menjadi lebih kecil atau lebih besar;
c. jumlah harta menjadi lebih besar; atau c. jumlah harta menjadi lebih besar atau
lebih kecil; atau
d. jumlah modal menjadi lebih besar.
d. jumlah modal menjadi lebih besar atau
lebih kecil
Penjelasan
dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan.
Walaupun jangka waktu dua tahun sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) telah berakhir dan Penjelasan
Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat
ketetapan pajak, kepada Wajib Pajak baik yang
Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah
telah maupun yang belum membetulkan Surat
melakukan pemeriksaan tetapi belum
Pemberitahuan masih diberikan kesempatan
menerbitkan surat ketetapan pajak, kepada Wajib
untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian
Pajak baik yang telah maupun yang belum
Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan,
membetulkan Surat Pemberitahuan masih
yang dapat berupa Surat Pemberitahuan
diberikan kesempatan untuk mengungkapkan
Tahunan atau Surat Pemberitahuan Masa untuk
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan
tahun-tahun atau masa-masa sebelumnya.
yang telah disampaikan, yang dapat berupa Surat
Pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat
Pemberitahuan Tahunan atau Surat
Pemberitahuan tersebut terbatas pada hal-hal
Pemberitahuan Masa untuk tahun atau masa yang
sebagai berikut:
diperiksa. Pengungkapan ketidakbenaran
pengisian Surat Pemberitahuan tersebut
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar dilakukan dalam laporan tersendiri dan harus
menjadi lebih besar; atau mencerminkan keadaan yang sebenarnya
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan sehingga dapat diketahui jumlah pajak yang
menjadi lebih kecil; atau sesungguhnya terutang. Namun, untuk
membuktikan kebenaran laporan Wajib Pajak
c. jumlah harta menjadi lebih besar; atau tersebut, proses pemeriksaan tetap dilanjutkan
sampai selesai.

d. jumlah modal menjadi lebih besar.


5 Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai 5 Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai
akibat dari pengungkapan ketidakbenaran akibat dari pengungkapan ketidakbenaran
pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4) beserta sanksi dimaksud pada ayat (4) beserta sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima
puluh persen) dari pajak yang kurang dibayar, puluh persen) dari pajak yang kurang dibayar,
harus dilunasi sendiri oleh Wajib Pajak harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan
sebelum laporan tersendiri dimaksud tersendiri dimaksud disampaikan.
disampaikan.
Penjelasan
Penjelasan
Atas kekurangan pajak sebagai akibat adanya
Cukup jelas pengungkapan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dikenai sanksi administrasi berupa kenaikan
sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak yang
kurang dibayar, dan harus dilunasi oleh Wajib
Pajak sebelum laporan pengungkapan tersendiri
disampaikan. Namun, pemeriksaan tetap
dilanjutkan. Apabila dari hasil pemeriksaan
terbukti bahwa laporan pengungkapan ternyata
tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
atas ketidakbenaran pengungkapan tersebut
dapat diterbitkan surat ketetapan pajak.
6 Sekalipun jangka waktu pembetulan Surat 6 Wajib Pajak dapat membetulkan Surat
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud Pemberitahuan Tahunan yang telah disampaikan,
dalam ayat (1) telah berakhir, dengan dalam hal Wajib Pajak menerima surat
syarat Direktur Jenderal Pajak belum ketetapan pajak, Surat Keputusan
melakukan tindakan pemeriksaan, Wajib Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan,
Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan
Tahunan Pajak Penghasilan yang telah Kembali Tahun Pajak sebelumnya atau
disampaikan, dalam hal Wajib Pajak menerima beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang
Keputusan Keberatan atau Putusan Banding menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan
mengenai surat ketetapan pajak tahun pajak rugi fiskal yang telah dikompensasikan
sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang dalam Surat Pemberitahuan Tahunan yang
berbeda dari ketetapan pajak yang diajukan akan dibetulkan tersebut, dalam jangka waktu
keberatan atau Keputusan Keberatan yang 3 (tiga) bulan setelah menerima surat
diajukan banding, dalam jangka waktu 3 (tiga) ketetapan pajak, Surat Keputusan
bulan setelah menerima Keputusan Keberatan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan,
atau Putusan Banding tersebut. Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan
Kembali, dengan syarat Direktur Jenderal
Pajak belum melakukan tindakan
Penjelasan
pemeriksaan.

Terhadap Keputusan Keberatan atau Putusan


Penjelasan
Banding yang mengakibatkan rugi fiskal berbeda
dengan ketetapan pajak yang diajukan
keberatan atau Keputusan Keberatan yang Sehubungan dengan diterbitkannya surat
diajukan banding, masih terbuka kesempatan ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan,
bagi Wajib Pajak untuk melakukan pembetulan Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding,
atas Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak atau Putusan Peninjauan Kembali atas suatu
Penghasilan tahun berikutnya walaupun telah Tahun Pajak yang mengakibatkan rugi fiskal yang
melewati jangka waktu 2 (dua) tahun  sesudah berbeda dengan rugi fiskal yang telah
berakhirnya  Tahun Pajak atau Bagian Tahun dikompensasikan dalam Surat Pemberitahuan
Pajak dengan syarat Direktur Jenderal Pajak Tahunan tahun berikutnya atau tahun-tahun
belum melakukan tindakan pemeriksaan berikutnya, akan dilakukan penyesuaian rugi
terhadap Wajib Pajak sehubungan dengan Surat fiskal sesuai dengan surat ketetapan pajak, Surat
Pemberitahuan tersebut. Keputusan Keberatan, Surat Keputusan
Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali dalam penghitungan Pajak
Untuk jelasnya diberikan contoh sebagai berikut:
Penghasilan tahun-tahun berikutnya, pembatasan
jangka waktu 3 (tiga) bulan tersebut
a. PT A menyampaikan Surat Pemberitahuan dimaksudkan untuk tertib administrasi tanpa
Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2002 pada menghilangkan hak Wajib Pajak atas kompensasi
tanggal 31 Maret 2003 yang menyatakan rugi kerugian.
fiskal, tetapi tidak lebih bayar, sebesar
Rp100.000.000,00. Terhadap Surat
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan Surat
Pemberitahuan tersebut dilakukan
Pemberitahuan lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan
pemeriksaan,dan pada tanggal 16 Januari 2006
atau Wajib Pajak tidak mengajukan pembetulan
diterbitkan surat ketetapan pajak yang
sebagai akibat adanya surat ketetapan pajak,
menyatakan rugi fiskal sebesar
Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan
Rp50.000.000,00. Atas surat ketetapan pajak
Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan
tersebut Wajib Pajak mengajukan keberatan
Peninjauan Kembali Tahun Pajak sebelumnya
pada tanggal 16 Maret 2006. Pada tanggal 10
atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang
November 2006 diterbitkan Keputusan
menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugi
Keberatan yang menetapkan rugi fiskal PT A
fiskal yang telah dikompensasikan dalam Surat
tahun 2002 menjadi Rp110.000.000,00. PT A
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan,
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan
Direktur Jenderal Pajak akan
Pajak Penghasilan tahun 2003 pada tanggal 26
memperhitungkannya dalam menetapkan
Maret 2004 yang menyatakan:
kewajiban perpajakan Wajib Pajak.  

Penghasilan Neto sebesar Rp 200.000.000,00


Untuk jelasnya diberikan contoh sebagai berikut:

Kompensasi kerugian berdasarkan Surat


Contoh 1:
PemberitahuanTahunan Pajak Penghasilan tahun
2002 Rp 100.000.000,00
PT A menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2008 yang
Penghasilan Kena Pajak
menyatakan:

 Rp 100.000.000,00
Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00

Tanggal 21 November 2006 Surat


Kompensasi kerugian berdasarkan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
tahun 2003 tersebut dilakukan pembetulan
menurut Pasal 8 ayat (6), sehingga menjadi: Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

Penghasilan Neto sebesar Rp 200.000.000,00 tahun 2007 sebesar Rp150.000.000,00 (-)

Rugi menurut Keputusan Keberatan Rp Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp


110.000.000,00 50.000.000,00
Penghasilan Kena Pajak  Rp   90.000.000,00 Terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan tahun 2007 dilakukan pemeriksaan,
dan pada tanggal 6 Januari 2010 diterbitkan surat
b.PT B menyampaikan Surat Pemberitahuan
ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal
Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2002 pada
sebesar Rp70.000.000,00.
tanggal 31 Maret 2003 yang menyatakan rugi
fiskal, tetapi tidak lebih bayar, sebesar
Rp150.000.000,00. Berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut
Direktur Jenderal Pajak akan mengubah
perhitungan Penghasilan Kena Pajak tahun 2008
Atas Surat Pemberitahuan tersebut dilakukan
menjadi sebagai berikut:
pemeriksaan, dan pada tanggal 16 Januari 2006
diterbitkan surat ketetapan pajak yang
menyatakan rugi fiskal sebesar Penghasilan Neto Rp200.000.000,00
Rp100.000.000,00.  Atas surat ketetapan pajak
tersebut Wajib Pajak mengajukan keberatan
Rugi menurut ketetapan pajak tahun 2007 Rp
pada tanggal 16 Maret 2006.   Pada tanggal 10
70.000.000,00 (-)
November 2006 diterbitkan Surat Keputusan
Keberatan yang menolak keberatan Wajib Pajak.
Terhadap Keputusan Keberatan tersebut Wajib Penghasilan Kena Pajak Rp130.000.000,00
Pajak mengajukan banding pada tanggal 22
Desember 2006. Pada tanggal 18 Mei 2007 Dengan demikian penghasilan kena pajak dari
diterbitkan Putusan Banding yang menambah Surat Pemberitahuan yang semula
rugi Wajib Pajak menjadi Rp160.000.000,00. Rp50.000.000,00 (Rp200.000.000,00 -
PT B menyampaikan Surat Pemberitahuan Rp150.000.000,00) setelah pembetulan menjadi
Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2003 pada Rp130.000.000,00 (Rp200.000.000,00 -
tanggal 26 Maret 2004 yang menyatakan: Rp70.000.000,00)
Penghasilan Neto sebesar  Rp 250.000.000,00

Contoh 2:
Kompensasi kerugian menurut Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
tahun 2002  Rp 150.000.000,00 PT B menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2008 yang
menyatakan:
Penghasilan Kena Pajak  Rp 100.000.000,00
Tanggal 21 Juli 2007 Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2003 tersebut Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00
dilakukan pembetulan menurut Pasal 8 ayat (6),
sehingga menjadi: Penghasilan Neto sebesar   Kompensasi kerugian berdasarkan Surat

 Rp 250.000.000,00 Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

Rugi menurut Putusan Banding Rp Tahun 2007 sebesar Rp200.000.000,00 (-)


160.000.000,00
Penghasilan Kena Pajak sebesar
Penghasilan Kena Pajak  Rp   90.000.000,00 Rp100.000.000,00

  Terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak


Penghasilan tahun 2007 dilakukan pemeriksaan
  dan pada tanggal 6 Januari 2010 diterbitkan surat
ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal
sebesar Rp250.000.000,00.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut


Direktur Jenderal Pajak akan mengubah
perhitungan Penghasilan Kena Pajak tahun 2008
menjadi sebagai berikut:

Penghasilan Neto Rp300.000.000,00

Rugi menurut ketetapan pajak tahun 2007


Rp250.000.000,00 (-)

Penghasilan Kena Pajak Rp  50.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari


Surat Pemberitahuan yang semula
Rp100.000.000,00 (Rp300.000.000,00 -
Rp200.000.000,00) setelah pembetulan menjadi
Rp50.000.000,00 (Rp300.000.000,00 -
Rp250.000.000,00).

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 9 Pembayaran dan penyetoran pajak

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh 1 Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh
tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang
terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi
masing-masing jenis pajak, paling lambat 15 masing-masing jenis pajak, paling lama 15 (lima
(lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau
atau Masa Pajak berakhir. berakhirnya Masa Pajak.

Penjelasan Penjelasan

Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak
yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan batas ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan batas
waktu tidak melewati 15 (lima belas) hari waktu tidak melampaui 15 (lima belas) hari
setelah saat terutangnya pajak atau Masa Pajak setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya
berakhir. Keterlambatan dalam pembayaran dan Masa Pajak. Keterlambatan dalam pembayaran
penyetoran tersebut berakibat dikenakannya dan penyetoran tersebut berakibat dikenai sanksi
sanksi administrasi sesuai ketentuan yang administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
berlaku perundang-undangan perpajakan.
2 Kekurangan pembayaran pajak yang terutang 2 Kekurangan pembayaran pajak yang terutang
berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan
harus dibayar lunas paling lambat tanggal Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum
dua puluh lima bulan ketiga setelah Tahun Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan
Pajak atau Bagian Tahun Pajak berakhir, disampaikan.
sebelum Surat Pemberitahuan itu
disampaikan.
Penjelasan

Penjelasan
Cukup jelas.

Apabila pada waktu pengisian Surat


Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
ternyata masih terdapat kekurangan
pembayaran pajak yang terutang, maka
kekurangan pembayaran pajak tersebut harus
dibayar lunas paling lambat tanggal dua puluh
lima bulan ketiga setelah Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak berakhir sebelum Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan itu
disampaikan.

Misalnya Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak


Penghasilan harus disampaikan pada tanggal 31
Maret, kekurangan pembayaran pajak yang
terutang atau setoran akhir harus sudah dilunasi
paling lambat tanggal 25 Maret, sebelum Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
disampaikan.
2 Apabila pembayaran atau penyetoran pajak 2a Pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana
a sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), atau dimaksud pada ayat (1), yang dilakukan setelah
ayat (2) dilakukan setelah tanggal jatuh tempo tanggal jatuh tempo pembayaran atau
pembayaran atau penyetoran pajak, dikenakan penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per
(dua persen) sebulan yang dihitung dari jatuh bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo
tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan. penuh 1 (satu) bulan.

Penjelasan Penjelasan

Ayat ini mengatur pengenaan bunga atas Ayat ini mengatur pengenaan bunga atas
keterlambatan pembayaran atau penyetoran keterlambatan pembayaran atau penyetoran
pajak. Untuk jelasnya cara penghitungan bunga pajak. Untuk jelasnya cara penghitungan bunga
tersebut diberikan contoh sebagai berikut: tersebut diberikan contoh sebagai berikut:

- Angsuran masa Pajak Penghasilan Angsuran masa Pajak Penghasilan Pasal 25 PT A


Pasal 25 Tahun 2002 sejumlah tahun 2008 sejumlah Rp10.000.000,00 per
Rp10.000.000,00 sebulan   bulan. Angsuran masa Mei tahun 2008 dibayar
tanggal 18 Juni 2008 dan dilaporkan tanggal 19
Juni 2008. Apabila pada tanggal 15 Juli 2008
- Angsuran Masa Pajak Mei Tahun 2002
diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi bunga
dibayar tanggal 18 Juni 2002 dan dilaporkan
dalam Surat Tagihan Pajak dihitung 1 (satu)
tanggal 19 Juni 2002  
bulan sebagai berikut:

- Tanggal 15 Juli 2002 diterbitkan Surat


1 x 2% x Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00.
Tagihan Pajak   

- Sanksi bunga dalam Surat Tagihan


Pajak dihitung 1 (satu) bulan =1 x 2% x
Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00
2 Tidak Ada 2b Atas pembayaran atau penyetoran pajak
b sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan,
dikenai sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) per bulan yang
dihitung mulai dari berakhirnya batas waktu
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

Penjelasan

Cukup jelas
3 Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak 3 Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak
Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan,
Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan
pajak yang harus dibayar bertambah, harus Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang
dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam
sejak tanggal diterbitkan. jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterbitkan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
3 Tidak Ada 3a Bagi Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di
a daerah tertentu, jangka waktu pelunasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diperpanjang paling lama menjadi 2 (dua) bulan
yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas
4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib 4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib
Pajak dapat memberikan persetujuan untuk Pajak dapat memberikan persetujuan untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak mengangsur atau menunda pembayaran pajak
termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) paling lama 12 (dua dimaksud pada ayat (2) paling lama 12 (dua
belas) bulan, yang pelaksanaannya ditetapkan belas) bulan, yang pelaksanaannya diatur
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Atas permohonan Wajib Pajak, Direktorat
Jenderal Pajak dapat memberikan persetujuan Atas permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal
untuk mengangsur atau menunda pembayaran Pajak dapat memberikan persetujuan untuk
pajak yang terutang termasuk kekurangan mengangsur atau menunda pembayaran pajak
pembayaran Pajak Penghasilan yang masih yang terutang termasuk kekurangan
harus dibayar dalam Surat Pemberitahuan pembayaran Pajak Penghasilan yang masih harus
Tahunan Pajak Penghasilan yang masih harus dibayar dalam Surat Pemberitahuan Tahunan
dibayar dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan meskipun tanggal jatuh tempo
Pajak Penghasilan, meskipun tanggal jatuh pembayaran telah ditentukan.
tempo pembayaran telah ditentukan.
Kelonggaran tersebut diberikan dengan hati-hati
Kelonggaran tersebut diberikan dengan hati-hati untuk paling lama 12 (dua belas) bulan dan
untuk paling lama 12 (dua belas) bulan dan terbatas kepada Wajib Pajak yang benar-benar
terbatas kepada Wajib Pajak yang benar-benar sedang mengalami kesulitan likuiditas.
sedang mengalami kesulitan likuiditas.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 10 tata cara Pembayaran dan penyetoran pajak

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Wajib Pajak wajib membayar atau menyetor 1 Wajib Pajak wajib membayar atau menyetor
pajak yang terutang di kas negara melalui pajak yang terutang dengan menggunakan
Kantor Pos dan atau bank badan usaha Surat Setoran Pajak ke kas negara melalui
milik Negara atau bank badan usaha milik tempat pembayaran yang diatur dengan atau
Daerah atau tempat pembayaran lain yang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
Direktorat Jenderal Pajak tidak diperbolehkan
menerima setoran pajak dari Wajib Pajak.
Semua penyetoran pajak-pajak negara, harus
disetorkan ke kas negara melalui tempat-tempat
pembayaran yang  ditetapkan  oleh  Menteri
Keuangan,  seperti Kantor Pos dan atau bank
badan usaha milik Negara atau bank badan
usaha milik Daerah atau tempat pembayaran
lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.  

Dengan usaha memperluas tempat pembayaran


pajak yang mudah dijangkau oleh Wajib Pajak,
dimaksudkan untuk mempermudah Wajib Pajak
dalam memenuhi kewajibannya sekaligus
menghindarkan adanya rasa keengganan dalam
melaksanakan pembayaran pajak.  
2 Tidak ada 1a Surat Setoran Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berfungsi sebagai bukti pembayaran
pajak apabila telah disahkan oleh Pejabat kantor
penerima pembayaran yang berwenang atau
apabila telah mendapatkan validasi, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas.
3 Tata cara pembayaran, penyetoran pajak, dan 2 Tata cara pembayaran, penyetoran pajak, dan
pelaporannya serta tata cara mengangsur dan pelaporannya serta tata cara mengangsur dan
menunda pembayaran pajak diatur dengan menunda pembayaran pajak diatur dengan
Keputusan Menteri Keuangan. atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Dengan adanya penentuan tata cara
pembayaran pajak, penyetoran pajak, dan Adanya tata cara pembayaran pajak, penyetoran
pelaporannya yang diatur dengan Keputusan pajak, dan pelaporannya, serta tata cara
Menteri Keuangan demikian juga mengenai tata mengangsur dan menunda pembayaran pajak
cara mengangsur dan menunda pembayaran yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
pajak, diharapkan akan dapat mempermudah Menteri Keuangan diharapkan dapat
pelaksanaan pembayaran pajak dan mempermudah pelaksanaan pembayaran pajak
administrasinya. dan administrasinya.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 11 pengembalian kelebihan pembayaran pajak

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28
TAHUN 2007
Atas permohonan Wajib Pajak, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana   Atas
dimaksud dalam Pasal 17, Pasal 17B, atau Pasal 17C dikembalikan, namun permohonan
apabila ternyata Wajib Pajak mempunyai utang pajak, langsung diperhitungkan Wajib Pajak,
untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut. kelebihan
pembayaran
pajak
Penjelasan
sebagaimana
dimaksud dalam
Jika setelah diadakan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang Pasal 17, Pasal
dengan jumlah kredit pajak menunjukkan jumlah selisih lebih (jumlah kredit 17B, Pasal 17C,
pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang) atau telah dilakukan atau Pasal 17D
pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang, Wajib Pajak berhak untuk dikembalikan,
meminta kembali kelebihan pembayaran pajak, dengan catatan Wajib Pajak dengan
tersebut tidak mempunyai utang pajak.   ketentuan
bahwa apabila
Dalam hal Wajib Pajak masih mempunyai utang pajak yang meliputi semua ternyata Wajib
jenis pajak baik di pusat maupun cabang-cabangnya, kelebihan pembayaran Pajak
tersebut harus diperhitungkan lebih dahulu dengan utang pajak tersebut dan mempunyai
bilamana masih terdapat sisa lebih, baru dapat dikembalikan kepada Wajib utang pajak,
Pajak.   langsung
diperhitungkan
untuk melunasi
terlebih dahulu
utang pajak
tersebut.

Penjelasan

Jika setelah
diadakan
penghitungan
jumlah pajak
yang sebenarnya
terutang dengan
jumlah kredit
pajak
menunjukkan
jumlah selisih
lebih (jumlah
kredit pajak lebih
besar daripada
jumlah pajak
yang terutang)
atau telah
dilakukan
pembayaran
pajak yang
seharusnya tidak
terutang, Wajib
Pajak berhak
untuk meminta
kembali
kelebihan
pembayaran
pajak, dengan
catatan Wajib
Pajak tersebut
tidak mempunyai
utang pajak.

Dalam hal Wajib


Pajak masih
mempunyai
utang pajak yang
meliputi semua
jenis pajak baik
di pusat maupun
cabang-
cabangnya,
kelebihan
pembayaran
tersebut harus
diperhitungkan
lebih dahulu
dengan utang
pajak tersebut
dan jika masih
terdapat sisa
lebih,
dikembalikan
kepada Wajib
Pajak.
1 Tidak Ada   Kelebihan
a pembayaran
pajak sebagai
akibat adanya
Surat Keputusan
Keberatan, Surat
Keputusan
Pembetulan,
Surat Keputusan
Pengurangan
Sanksi
Administrasi,
Surat Keputusan
Penghapusan
Sanksi
Administrasi,
Surat Keputusan
Pengurangan
Ketetapan Pajak,
Surat Keputusan
Pembatalan
Ketetapan Pajak,
dan Putusan
Banding atau
Putusan
Peninjauan
Kembali, serta
Surat Keputusan
Pemberian
Imbalan Bunga
dikembalikan
kepada Wajib
Pajak dengan
ketentuan jika
ternyata Wajib
Pajak
mempunyai
utang pajak,
langsung
diperhitungkan
untuk melunasi
terlebih dahulu
utang pajak
tersebut.

Penjelasan

Cukup jelas.
2 Pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat   Pengembalian
(1) dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak sehubungan diterbitkannya pembayaran
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, pajak
atau sejak diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17B, atau sejak diterbitkannya Surat Keputusan dimaksud pada
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
Pasal 17C. ayat (1a)
dilakukan paling
lama 1 (satu)
Penjelasan
bulan sejak
permohonan
Untuk menjamin adanya kepastian hukum bagi Wajib Pajak dan menjamin pengembalian
ketertiban administrasi, batas waktu pengembalian oleh Direktur Jenderal Pajak kelebihan
ditetapkan paling lama 1 (satu) bulan: pembayaran
pajak diterima
a.   untuk Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud sehubungan
dalam Pasal 17, dihitung sejak tanggal diterimanya permohonan tertulis dengan
tentang pengembalian kelebihan pembayaran pajak; diterbitkannya
Surat Ketetapan
Pajak Lebih
Bayar
sebagaimana
 
dimaksud dalam
Pasal 17 ayat
b.  untuk Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud (1), atau sejak
dalam Pasal 17B, dihitung sejak tanggal penerbitan; diterbitkannya
Surat Ketetapan
  Pajak Lebih
Bayar
sebagaimana
c.  untuk Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak   dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C, dihitung sejak tanggal Pasal 17 ayat
penerbitan; (2) dan Pasal
17B, atau sejak
  sampai dengan saat Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak diterbitkannya
diterbitkan.   Surat Keputusan
Pengembalian
Pendahuluan
Kelebihan Pajak
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 17C atau
Pasal 17D, atau
sejak
diterbitkannya
Surat
Keputusan
Keberatan,
Surat
Keputusan
Pembetulan,
Surat
Keputusan
Pengurangan
Sanksi
Administrasi,
Surat
Keputusan
Penghapusan
Sanksi
Administrasi,
Surat
Keputusan
Pengurangan
Ketetapan
Pajak, Surat
Keputusan
Pembatalan
Ketetapan
Pajak atau
Surat
Keputusan
Pemberian
Imbalan
Bunga, atau
sejak
diterimanya
Putusan
Banding atau
Putusan
Peninjauan
Kembali, yang
menyebabkan
kelebihan
pembayaran
pajak.

Penjelasan

Untuk menjamin
kepastian hukum
bagi Wajib Pajak
dan ketertiban
administrasi,
batas waktu
pengembalian
kelebihan
pembayaran
pajak ditetapkan
paling lama 1
(satu) bulan:

a. untuk
Surat
Ketetap
an Pajak
Lebih
Bayar
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal 17
ayat
(1),
dihitung
sejak
tanggal
diterima
nya
permoh
onan
tertulis
tentang
pengem
balian
kelebiha
n
pembay
aran
pajak;
b. untuk
Surat
Ketetap
an Pajak
Lebih
Bayar
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal 17
ayat (2)
dan
Pasal
17B,
dihitung
sejak
tanggal
penerbit
an;

c. untuk
Surat
Keputus
an
Pengem
balian
Pendahu
luan
Kelebiha
n Pajak
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal
17C dan
Pasal
17D,
dihitung
sejak
tanggal
penerbit
an;

d. untuk
Surat
Keputus
an
Keberat
an,
Surat
Keputus
an
Pembet
ulan,
Surat
Keputus
an
Pengura
ngan
Sanksi
Adminis
trasi,
Surat
Keputus
an
Penghap
usan
Sanksi
Adminis
trasi,
Surat
Keputus
an
Pengura
ngan
Ketetap
an
Pajak,
Surat
Keputus
an
Pembat
alan
Ketetap
an
Pajak,
atau
Surat
Keputus
an
Pemberi
an
Imbalan
Bunga,
dihitung
sejak
tanggal
penerbit
an;

e. untuk
Putusan
Banding
dihitung
sejak
diterima
nya
Putusan
Banding
oleh
Kantor
Direktor
at
Jenderal
Pajak
yang
berwena
ng
melaksa
nakan
putusan
pengadil
an; atau

f. untuk
Putusan
Peninjau
an
Kembali
dihitung
sejak
diterima
nya
Putusan
Peninjau
an
Kembali
oleh
Kantor
Direktor
at
Jenderal
Pajak
yang
berwena
ng
melaksa
nakan
putusan
pengadil
an

sampai dengan
saat diterbitkan
Surat Keputusan
Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran
Pajak.
3 Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah jangka   Apabila
waktu 1 (satu) bulan, Pemerintah memberikan bunga sebesar 2% (dua persen) pengembalian
sebulan atas kelambatan pembayaran kelebihan pembayaran pajak, dihitung kelebihan
dari saat berlakunya batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pembayaran
sampai dengan saat dilakukan pembayaran kelebihan. pajak dilakukan
setelah jangka
waktu 1 (satu)
Penjelasan
bulan,
Pemerintah
Untuk terciptanya keseimbangan hak dan kewajiban bagi Wajib Pajak dengan memberikan
kecepatan pelayanan oleh Direktorat Jenderal Pajak, ayat ini   menentukan imbalan bunga
bahwa atas setiap kelambatan dalam pengembalian kelebihan pembayaran sebesar 2% (dua
pajak dari jangka waktu seperti tersebut dalam ayat (2), kepada Wajib Pajak persen) per
yang bersangkutan diberikan imbalan oleh Pemerintah berupa bunga sebesar bulan atas
2% (dua persen) sebulan dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 1 (satu) keterlambatan
bulan sampai dengan saat dilakukan pembayaran, yaitu saat Surat Perintah pengembalian
Membayar Kelebihan Pajak diterbitkan.   kelebihan
pembayaran
pajak, dihitung
sejak batas
waktu
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2)
berakhir sampai
dengan saat
dilakukan
pengembalian
kelebihan.

Penjelasan

Untuk
menciptakan
keseimbangan
hak dan
kewajiban bagi
Wajib Pajak
melalui
pelayanan yang
lebih baik, diatur
bahwa setiap
keterlambatan
dalam
pengembalian
kelebihan
pembayaran
pajak dari jangka
waktu
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2), kepada
Wajib Pajak yang
bersangkutan
diberikan
imbalan bunga
sebesar 2% (dua
persen) per
bulan dihitung
sejak
berakhirnya
jangka waktu 1
(satu) bulan
sampai dengan
saat diterbitkan
Surat Keputusan
Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran
Pajak.
4 Tata cara penghitungan dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak diatur   Tata cara
dengan Keputusan Menteri Keuangan. penghitungan
dan
pengembalian
Penjelasan
kelebihan
pembayaran
Cukup jelas pajak diatur
dengan atau
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 12 penetapan pajak

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang  Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang
terutang berdasarkan ketentuan peraturan terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, dengan tidak perundang-undangan perpajakan, dengan tidak
menggantungkan pada adanya surat ketetapan menggantungkan pada adanya surat ketetapan
pajak pajak.

Penjelasan Penjelasan

Pada prinsipnya pajak terutang pada saat timbulnya Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya
objek pajak yang dapat dikenakan pajak, namun objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk
untuk kepentingan administrasi perpajakan saat kepentingan administrasi perpajakan saat
terutangnya pajak tersebut adalah:   terutangnya pajak tersebut adalah:

a. pada suatu saat, untuk Pajak Penghasilan a. pada suatu saat, untuk Pajak Penghasilan
yang dipotong oleh pihak ketiga;   yang dipotong oleh pihak ketiga;
b. pada akhir masa, untuk Pajak Penghasilan b. pada akhir masa, untuk Pajak Penghasilan
karyawan yang dipotong oleh pemberi yang dipotong oleh pemberi kerja, atau yang
kerja, atau yang dipungut oleh pihak lain dipungut oleh pihak lain atas kegiatan usaha,
atas kegiatan usaha, atau oleh Pengusaha atau oleh Pengusaha Kena Pajak atas
Kena Pajak atas pemungutan Pajak pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Barang
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang
Penjualan Atas Barang Mewah;   Mewah; atau
c. pada akhir Tahun Pajak, untuk Pajak c. pada akhir Tahun Pajak, untuk Pajak
Penghasilan.   Penghasilan.

Jumlah pajak terutang yang telah dipotong, Jumlah pajak yang terutang yang telah dipotong,
dipungut, ataupun yang  harus  dibayar  sendiri dipungut, atau pun yang harus dibayar oleh Wajib
oleh Wajib Pajak setelah tiba saat atau masa Pajak setelah tiba saat atau masa pelunasan
pelunasan pembayaran sebagaimana ditentukan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
dalam Pasal 9 dan Pasal 10 ayat (2), oleh Wajib dan Pasal 10 ayat (2), oleh Wajib Pajak harus
Pajak harus disetorkan ke kas negara melalui Kantor disetorkan ke kas negara melalui tempat
Pos dan atau bank badan usaha milik Negara atau pembayaran yang diatur dengan atau berdasarkan
bank badan usaha milik Daerah atau tempat Peraturan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud
pembayaran lain yang ditetapkan oleh Menteri dalam Pasal 10 ayat (1).
Keuangan.  
Berdasarkan Undang-Undang ini Direktorat Jenderal
Berdasarkan Undang-undang ini Direktorat Jenderal Pajak tidak berkewajiban untuk menerbitkan surat
Pajak tidak berkewajiban untuk menerbitkan surat ketetapan pajak atas semua Surat Pemberitahuan
ketetapan pajak atas semua Surat Pemberitahuan yang disampaikan Wajib Pajak. Penerbitan suatu
yang disampaikan Wajib Pajak. Penerbitan suatu surat ketetapan pajak hanya terbatas pada Wajib
surat ketetapan pajak hanya terbatas pada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran
Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian Surat Pemberitahuan atau karena
dalam pengisian Surat Pemberitahuan atau karena ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh
ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak.
Wajib Pajak.
2 Jumlah pajak yang terutang menurut Surat  Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak
adalah jumlah pajak yang terutang menurut adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. perpajakan.

Penjelasan Penjelasan

Dengan ketentuan ini dimaksudkan, bahwa Wajib Ketentuan ini mengatur bahwa kepada Wajib Pajak
Pajak yang telah menghitung dan membayar yang telah menghitung dan membayar besarnya
besarnya pajak yang terutang secara benar pajak yang terutang secara benar sesuai dengan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- ketentuan peraturan perundang-undangan
undangan perpajakan, serta melaporkan dalam perpajakan, serta melaporkan dalam Surat
Surat Pemberitahuan, kepadanya tidak perlu Pemberitahuan, tidak perlu diberikan surat ketetapan
diberikan surat ketetapan pajak ataupun surat pajak atau pun Surat Tagihan Pajak.
keputusan dari administrasi perpajakan.  
3 Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti   Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti
bahwa jumlah pajak yang terutang menurut Surat jumlah pajak yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak benar, maka Direktur Jenderal Pajak (2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan
menetapkan jumlah pajak terutang yang jumlah pajak yang terutang.
semestinya.
Penjelasan
Penjelasan
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau
Apabila diketahui kemudian, berdasarkan hasil keterangan lain, pajak yang dihitung dan dilaporkan
pemeriksaan atau berdasarkan keterangan lain, dalam Surat Pemberitahuan yang bersangkutan tidak
bahwa pajak yang dihitung dan dilaporkan dalam benar, misalnya pembebanan biaya ternyata
Surat Pemberitahuan yang bersangkutan tidak melebihi yang sebenarnya, Direktur Jenderal Pajak
benar, misalnya pembebanan biaya ternyata menetapkan besarnya pajak yang terutang
melebihi yang sebenarnya, maka Direktur Jenderal sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan
Pajak menetapkan besarnya pajak yang terutang peraturan perundang-undangan perpajakan.
sebagaimana mestinya menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 13 Surat ketetapan pajak kurang bayar

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Dalam jangka waktu sepuluh tahun sesudah saat1 Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat
terutangnya pajak, atau berakhirnya Masa Pajak, terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, Direktur bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur
Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak Kurang dalam hal-hal sebagai berikut : Pajak Kurang Bayar dalam hal-hal sebagai berikut:

a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau


atau keterangan lain pajak yang terutang tidak keterangan lain pajak yang terutang
atau kurang dibayar; tidak atau kurang dibayar;
b. apabila Surat Pemberitahuan tidak b. apabila Surat Pemberitahuan tidak
disampaikan dalam jangka waktu disampaikan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
dan setelah ditegur secara tertulis tidak dan setelah ditegur secara tertulis tidak
disampaikan pada waktunya sebagaimana disampaikan pada waktunya sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran; ditentukan dalam Surat Teguran;

c. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan c. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau


mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan keterangan lain mengenai Pajak
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
ternyata tidak seharusnya Barang Mewah ternyata tidak seharusnya
dikompensasikan selisih lebih pajak atau dikompensasikan selisih lebih pajak atau
tidak seharusnya dikenakan tarif 0 % (nol tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol
persen); persen);

d. apabila kewajiban sebagaimana dimaksud d. apabila kewajiban sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 28 dan Pasal 29 tidak dipenuhi, dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi
sehingga tidak dapat diketahui besarnya sehingga tidak dapat diketahui besarnya
pajak yang terutang. pajak yang terutang; atau

e. apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan


Penjelasan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Ketentuan ayat ini memberikan wewenang kepada Pajak secara jabatan sebagaimana
Direktur Jenderal Pajak untuk dapat menerbitkan dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a).
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, yang pada
hakekatnya hanya terhadap kasus-kasus tertentu
Penjelasan
seperti tersebut dalam ayat ini, dengan perkataan
lain hanya terhadap Wajib Pajak tertentu yang
nyata-nyata atau berdasarkan hasil pemeriksaan Ketentuan ayat ini memberi wewenang kepada
tidak memenuhi kewajiban formal dan/atau Direktur Jenderal Pajak untuk dapat menerbitkan
kewajiban materiil. Wewenang yang diberikan oleh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, yang pada
ketentuan peraturan perundang-undangan hakikatnya hanya terhadap kasus-kasus tertentu
perpajakan kepada Direktur Jenderal Pajak untuk sebagaimana dimaksud pada ayat ini. Dengan
melakukan koreksi fiskal tersebut dibatasi sampai demikian, hanya terhadap Wajib Pajak yang
dengan kurun waktu sepuluh tahun.   berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain
tidak memenuhi kewajiban formal dan/atau
kewajiban material. Keterangan lain tersebut adalah
Menurut ketentuan ayat (1) huruf a, Surat
data konkret yang diperoleh atau dimiliki oleh
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan
Direktur Jenderal Pajak, antara lain berupa hasil
baru diterbitkan bilamana Wajib Pajak tidak
konfirmasi faktur pajak dan bukti pemotongan Pajak
membayar pajak sebagaimana mestinya menurut
Penghasilan. Wewenang yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan perpajakan.  
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan kepada Direktur Jenderal Pajak untuk
Diketahuinya bahwa Wajib Pajak tidak atau kurang melakukan koreksi fiskal tersebut dibatasi sampai
membayar pajak, adalah karena dilakukan dengan kurun waktu 5 (lima) tahun.
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang
bersangkutan dan dari hasil pemeriksaan itu
Menurut ketentuan sebagaimana dimaksud pada
diketahui bahwa Wajib Pajak tidak atau kurang
ayat (1) huruf a, Surat Ketetapan Pajak Kurang
membayar dari jumlah pajak yang seharusnya
Bayar baru diterbitkan jika Wajib Pajak tidak
terutang.  
membayar pajak sebagaimana mestinya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pemeriksaan dapat dilakukan di tempat tinggal, perpajakan.
tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha
Wajib Pajak. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Diketahuinya Wajib Pajak tidak atau kurang
dapat juga diterbitkan dalam hal Direktur Jenderal
membayar pajak karena dilakukan pemeriksaan
Pajak memiliki data lain di luar data yang
terhadap Wajib Pajak yang bersangkutan dan dari
disampaikan oleh Wajib Pajak sendiri, dari data
hasil pemeriksaan itu diketahui bahwa Wajib Pajak
tersebut dapat dipastikan bahwa Wajib Pajak tidak
tidak atau kurang membayar dari jumlah pajak yang
memenuhi kewajiban pajak sebagaimana mestinya.
seharusnya terutang.
Untuk memastikan kebenaran data itu, terhadap
Wajib Pajak dapat dilakukan pemeriksaan.  
Pemeriksaan dapat dilakukan di tempat tinggal,
tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha
Surat Pemberitahuan yang tidak disampaikan pada
Wajib Pajak. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
waktunya, walaupun telah ditegur secara tertulis
dapat juga diterbitkan dalam hal Direktur Jenderal
dan tidak juga disampaikan dalam jangka waktu
Pajak memiliki data lain di luar data yang
yang ditentukan dalam Surat Teguran itu, menurut
disampaikan oleh Wajib Pajak sendiri, dari data
ketentuan ayat (1) huruf b membawa akibat, bahwa
tersebut dapat dipastikan bahwa Wajib Pajak tidak
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat
memenuhi kewajiban pajak sebagaimana mestinya.
Ketetapan Pajak Kurang Bayar secara jabatan.
Untuk memastikan kebenaran data itu, terhadap
Terhadap ketetapan seperti ini dikenakan sanksi
Wajib Pajak dapat dilakukan pemeriksaan.
administrasi berupa kenaikan sebagaimana diatur
pada ayat (3).  
Surat Pemberitahuan yang tidak disampaikan pada
waktunya walaupun telah ditegur secara tertulis dan
Teguran antara lain dimaksudkan pula untuk
tidak juga disampaikan dalam jangka waktu yang
memberi kesempatan kepada Wajib Pajak yang
ditentukan dalam Surat Teguran sebagaimana
beritikad baik untuk menyampaikan alasan atau
dimaksud pada ayat (1) huruf b membawa akibat
sebab-sebab tidak dapatnya Surat Pemberitahuan
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat
disampaikan karena sesuatu hal di luar
Ketetapan Pajak Kurang Bayar secara jabatan.
kemampuannya (force mayeur).  
Terhadap ketetapan seperti ini dikenai sanksi
administrasi berupa kenaikan sebagaimana
Bagi Wajib Pajak yang tidak melaksanakan dimaksud pada ayat (3).
kewajiban perpajakan di bidang Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, yang
Teguran, antara lain, dimaksudkan untuk memberi
mengakibatkan pajak terutang tidak atau kurang
kesempatan kepada Wajib Pajak yang beriktikad baik
dibayar sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf
untuk menyampaikan alasan atau sebab-sebab tidak
c, dikenakan sanksi administrasi dengan
dapat disampaikannya Surat Pemberitahuan karena
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
sesuatu hal di luar kemampuannya (force majeur).
ditambah dengan kenaikan sebesar 100% (seratus
persen).  
Bagi Wajib Pajak yang tidak melaksanakan
kewajiban perpajakan di bidang Pajak Pertambahan
Bagi Wajib Pajak yang tidak menyelenggarakan
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, yang
pembukuan menurut ketentuan Pasal 28 atau pada
mengakibatkan pajak yang terutang tidak atau
saat diperiksa tidak memenuhi permintaan menurut
kurang dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat
Pasal 29, sehingga Direktur Jenderal Pajak tidak
(1) huruf c, dikenai sanksi administrasi dengan
dapat menghitung jumlah pajak yang seharusnya
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
terutang sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf
ditambah dengan kenaikan sebesar 100% (seratus
d, maka Direktur Jenderal Pajak berwenang
persen).
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
dengan penghitungan secara jabatan yaitu
penghitungan pajak didasarkan pada data yang Bagi Wajib Pajak yang tidak menyelenggarakan
tidak hanya diperoleh dari Wajib Pajak saja.   pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
atau pada saat diperiksa tidak memenuhi permintaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 sehingga
Pembuktian atas uraian penghitungan yang
Direktur Jenderal Pajak tidak dapat menghitung
dijadikan dasar penghitungan secara jabatan oleh
jumlah pajak yang seharusnya terutang
Direktur Jenderal Pajak diletakkan pada Wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
Pajak.  Sebagai contoh diberikan antara lain:
Direktur Jenderal Pajak berwenang menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dengan
1. pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal penghitungan secara jabatan, yaitu penghitungan
28 tidak lengkap, sehingga penghitungan rugi laba pajak didasarkan pada data yang tidak hanya
atau peredaran tidak jelas; diperoleh dari Wajib Pajak saja.

 2. dokumen-dokumen pembukuan tidak lengkap Pembuktian atas uraian penghitungan yang dijadikan
sehingga angka-angka dalam pembukuan tidak dasar penghitungan secara jabatan oleh Direktur
dapat diuji; Jenderal Pajak dibebankan kepada Wajib Pajak.
Sebagai contoh:
 3. dari rangkaian pemeriksaan dan/atau fakta-fakta
yang diketahui besar dugaan disembunyikannya 1. pembukuan sebagaimana dimaksud dalam
dokumen atau data pendukung lain di suatu tempat Pasal 28 tidak lengkap sehingga
tertentu, sehingga dari sikap demikian jelas Wajib penghitungan laba rugi atau peredaran
Pajak telah tidak menunjukkan itikad baiknya untuk tidak jelas;
membantu kelancaran jalannya pemeriksaan. 2. dokumen-dokumen pembukuan tidak
lengkap sehingga angka-angka dalam
pembukuan tidak dapat diuji; atau
 Beban pembuktian tersebut berlaku juga bagi
ketetapan yang diterbitkan berdasarkan ketentuan
3. dari rangkaian pemeriksaan dan/atau fakta-
ayat (1) huruf b.  
fakta yang diketahui besar dugaan
disembunyikannya dokumen atau data
pendukung lain di suatu tempat tertentu
sehingga dari sikap demikian jelas Wajib
Pajak telah tidak menunjukkan iktikad
baiknya untuk membantu kelancaran
jalannya pemeriksaan.

Beban pembuktian tersebut berlaku juga bagi


ketetapan yang diterbitkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b.
2 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam 2 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a ditambah dengan dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga
persen) sebulan untuk selama-lamanya dua sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama
puluh empat bulan, dihitung sejak saat 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak sampai bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai
dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang
Kurang Bayar. Bayar.

Penjelasan Penjelasan

Ayat ini mengatur sanksi administrasi perpajakan Ayat ini mengatur sanksi administrasi perpajakan
yang dikenakan kepada Wajib Pajak karena yang dikenakan kepada Wajib Pajak karena
melanggar kewajiban perpajakan sebagaimana melanggar kewajiban perpajakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a.  Sanksi dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e. Sanksi
administrasi perpajakan tersebut berupa bunga administrasi perpajakan tersebut berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) dituangkan dalam Surat sebesar 2% (dua persen) per bulan yang
Ketetapan Pajak Kurang Bayar.   dicantumkan dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar.
Sanksi administrasi berupa bunga, dihitung dari
jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dan Sanksi administrasi berupa bunga, dihitung dari
bagian dari bulan dihitung satu bulan.   jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dan
bagian dari bulan dihitung 1 (satu) bulan.
Contoh: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Penghasilan.   Walaupun Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
tersebut diterbitkan lebih dari 2 (dua) tahun sejak
berakhirnya Tahun Pajak, bunga dikenakan atas
Seorang Wajib Pajak Pajak Penghasilan yang
kekurangan tersebut hanya untuk masa 2 (dua)
mempunyai tahun buku sama dengan tahun takwim
tahun.
memasukkan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk
tahun 1995 tepat pada waktunya yang disertai
setoran akhir.   Contoh: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Penghasilan.
Pada bulan April 1998 dikeluarkan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar menunjukkan kekurangan pajak Wajib Pajak PT A mempunyai penghasilan kena
terutang sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta pajak selama Tahun Pajak 2006 sebesar
rupiah). Berdasarkan ketentuan ayat ini maka atas Rp100.000.000,00 dan menyampaikan Surat
kekurangan tersebut ditambah sanksi administrasi Pemberitahuan tepat waktu.
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.
Pada bulan April 2009 berdasarkan hasil
Walaupun Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar pemeriksaan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
tersebut diterbitkan lebih dari dua tahun sejak Kurang Bayar maka sanksi bunga dihitung sebagai
berakhirnya Tahun Pajak, bunga dikenakan atas berikut:
kekurangan tersebut hanya untuk masa dua tahun 1. Penghasilan Kena Pajak Rp100.000.000,00
dengan penghitungan sebagai berikut : 2. Pajak yang terutang (30% x
Rp100.000.000,00) Rp  30.000.000,00
3. Kredit pajak Rp  10.000.000,00(-)
1.  Pajak yang terutang
4. Pajak yang kurang dibayar Rp
    Rp.1.725.000,00
20.000.000,00
2.  Kredit pajak:
5. Bunga 24 bulan (24 x 2% x
    a.  Pajak yang dipotong oleh pemberi
Rp20.000.000,00) Rp    9.600.000,00(+)
kerja Rp.150.000,00
6. Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp
   b.  Pajak yang dibayar sendiri(setoran
29.600.000,00
masa) Rp.400.000,00
Dalam hal pengusaha tidak melaporkan
   c.  Pajak yang ditagih dalam STP
kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
(tidak termasuk bunga dan denda)
Pengusaha Kena Pajak, selain harus menyetor
Rp.  75.000,00
pajak yang terutang, pengusaha tersebut
    d.   Pajak yang ditagih di luar negeri
juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga
Rp.100.000,00 (+)
sebesar 2% (dua persen) per bulan dari pajak
    Jumlah pajak yang dikreditkan Rp.
yang kurang dibayar yang dihitung sejak berakhirnya
725.000,00
Masa Pajak untuk paling lama 24 (dua puluh
 
empat) bulan.
3.  Pajak yang kurang dibayar
Rp.1.000.000,00
 
4.  Bunga 2 tahun = 2% x 2 x 12 x Rp.
1.000.000,00   = Rp.    480.000,00
 
5.  Pajak yang masih harus dibayar  Rp.
1.480.000,00
  Seandainya Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar tersebut diterbitkan bulan Mei 1997, maka
penghitungannya sebagai berikut:
1.  Pajak yang kurang dibayar
Rp.1.000.000,00
2.  Bunga 17 bulan = 2% x 17 x Rp.
1.000.000,00 =
Rp. 340.000,00
3.  Pajak yang masih harus dibayar
Rp.1.340.000,00
 
3 Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang 3 Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar : administrasi berupa kenaikan sebesar:

a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak a. 50% (lima puluh persen) dari Pajak
Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar
dalam satu Tahun Pajak; dalam satu Tahun Pajak;
b. 100 % (seratus persen) dari Pajak b. 100% (seratus persen) dari Pajak
Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong,
tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang
disetorkan, dan dipotong atau dipungut disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi
tetapi tidak atau kurang disetorkan; tidak atau kurang disetor; atau

c. 100 % (seratus persen) dari Pajak c. 100% (seratus persen) dari Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak
tidak atau kurang dibayar. atau kurang dibayar.
Penjelasan Penjelasan

Ayat ini mengatur sanksi administrasi dari suatu Ayat ini mengatur sanksi administrasi dari suatu
ketetapan pajak, karena melanggar kewajiban ketetapan pajak karena melanggar kewajiban
perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b,  huruf c, dan huruf d.  Sanksi administrasi huruf b, huruf c, dan huruf d. Sanksi administrasi
demikian berupa kenaikan, yaitu suatu jumlah berupa kenaikan merupakan suatu jumlah
proporsional yang harus ditambahkan pada jumlah proporsional yang harus ditambahkan pada pokok
pajak yang harus ditagih. pajak yang kurang dibayar.

Besarnya sanksi administrasi berupa kenaikan Besarnya sanksi administrasi berupa kenaikan
berbeda-beda menurut jenis pajaknya yaitu untuk berbeda-beda menurut jenis pajaknya, yaitu untuk
jenis Pajak Penghasilan yang dibayar oleh Wajib jenis Pajak Penghasilan yang dibayar oleh Wajib
Pajak sanksi kenaikan sebesar 50% (lima puluh Pajak sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
persen), untuk jenis Pajak Penghasilan yang 50% (lima puluh persen), untuk jenis Pajak
dipotong oleh orang atau badan lain sanksi kenaikan Penghasilan yang dipotong oleh orang atau badan
sebesar 100% (seratus persen), sedangkan untuk lain sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
jenis Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan 100% (seratus persen), sedangkan untuk jenis Pajak
Atas Barang Mewah sanksi kenaikan sebesar 100% Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang
(seratus persen). Mewah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
100% (seratus persen).
4 Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan 4 Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan
oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan
menjadi pasti menurut ketentuan peraturan menjadi pasti sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku, perundang-undangan perpajakan apabila dalam
apabila dalam jangka waktu sepuluh tahun jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana
sesudah saat terutangnya pajak atau berakhirnya dimaksud pada ayat (1), setelah saat
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
tidak diterbitkan surat ketetapan pajak. bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak tidak
diterbitkan surat ketetapan pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Untuk memberikan kepastian dan jaminan hukum
bagi para Wajib Pajak, berkenaan dengan Untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib
pelaksanaan pemungutan pajak dengan sistem ’’self Pajak berkenaan dengan pelaksanaan pemungutan
assessment’’, maka apabila dalam waktu sepuluh pajak dengan sistem self assessment, apabila dalam
tahun sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau berakhirnya pada ayat (1) sejak saat terutangnya pajak,
Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak tidak juga berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
menerbitkan ketetapan pajak, maka jumlah berakhirnya Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak
pembayaran pajak yang diberitahukan dalam Surat tidak menerbitkan surat ketetapan pajak, jumlah
Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan pembayaran pajak yang diberitahukan dalam Surat
Tahunan pada hakekatnya telah menjadi tetap Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan
dengan sendirinya atau telah menjadi pasti karena Tahunan pada hakikatnya telah menjadi tetap
hukum menurut ketentuan peraturan perundang- dengan sendirinya atau telah menjadi pasti karena
undangan perpajakan. hukum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Dengan demikian, Surat Pemberitahuan Wajib Pajak
yang bersangkutan telah merupakan ketetapan
yang tetap dan tidak akan diubah (rampung).
5 Apabila jangka waktu sepuluh tahun sebagaimana5 Walaupun jangka waktu 5 (lima) tahun
dimaksud pada ayat (1) telah lewat, Surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat,
Ketetapan Pajak Kurang Bayar tetap dapat Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tetap dapat
diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 48 % (empat puluh delapan persen) bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen)
dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar,
dalam hal Wajib Pajak setelah jangka waktu apabila Wajib Pajak setelah jangka waktu tersebut
sepuluh tahun tersebut dipidana, karena dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan perpajakan atau tindak pidana lainnya yang
berdasarkan putusan Pengadilan yang telah dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
memperoleh kekuatan hukum tetap. negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Penjelasan
Penjelasan
Dalam hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan Apabila terhadap Wajib Pajak dilakukan penyidikan
putusan Pengadilan yang telah memperoleh tindak pidana di bidang perpajakan, untuk
kekuatan hukum tetap, Surat Ketetapan Pajak menentukan kerugian pada pendapatan negara, atas
Kurang Bayar masih dibenarkan untuk diterbitkan, jumlah pajak yang terutang belum dikeluarkan surat
ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar ketetapan pajak.
48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah
pajak yang tidak atau kurang dibayar meskipun
Untuk mengetahui bahwa Wajib Pajak memang
jangka waktu sepuluh tahun sebagaimana
benar-benar melakukan tindak pidana di bidang
ditentukan pada ayat (1) dilampaui.
perpajakan, harus dibuktikan melalui proses
pengadilan yang dapat membutuhkan waktu lebih
Dengan adanya putusan Pengadilan yang telah dari 5 (lima) tahun. Kemungkinan dapat terjadi
memperoleh kekuatan hukum tetap tersebut, bahwa Wajib Pajak yang disidik oleh Penyidik
terungkap adanya data fiskal yang selama itu Pegawai Negeri Sipil, tetapi oleh penuntut umum
sengaja tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak. tidak dituntut berdasarkan sanksi pidana perpajakan,
misalnya Wajib Pajak yang dijatuhi pidana oleh
pengadilan karena melakukan penyelundupan yang
dalam putusan pengadilan tersebut menunjukkan
adanya suatu jumlah objek pajak yang belum
dikenai pajak.  

Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh kembali


pajak yang terutang tersebut, dalam hal Wajib Pajak
dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
berdasarkan putusan Pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar masih dibenarkan untuk
diterbitkan, ditambah sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen)
dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar
meskipun jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilampaui.
6 Tidak ada 6 Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 13 A PELANGGARAN KEALPAAN PENYAMPAIAN SPT PERTAMA KALI

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Tidak ada   Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak
menyampaikan Surat Pemberitahuan atau
menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya
tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan
keterangan yang isinya tidak benar sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila
kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh
Wajib Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib
melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak
yang terutang beserta sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari
jumlah pajak yang kurang dibayar yang
ditetapkan melalui penerbitan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar.

Penjelasan

Pengenaan sanksi pidana merupakan upaya


terakhir untuk meningkatkan kepatuhan Wajib
Pajak. Namun, bagi Wajib Pajak yang melanggar
pertama kali ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal ini tidak dikenai sanksi pidana, tetapi
dikenai sanksi administrasi.

Oleh karena itu, Wajib Pajak yang karena


kealpaannya tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan atau menyampaikan Surat
Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau
tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang
isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara tidak dikenai
sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama
kali dilakukan Wajib Pajak. Dalam hal ini, Wajib
Pajak tersebut wajib melunasi kekurangan
pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang
kurang dibayar.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 14 surat tagihan pajak

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat 1 Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat
Tagihan Pajak apabila : Tagihan Pajak apabila:

a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan
tidak atau kurang dibayar; tidak atau kurang dibayar;
b. Dari hasil penelitian Surat b. dari hasil penelitian terdapat
Pemberitahuan terdapat kekurangan kekurangan pembayaran pajak
pembayaran pajak sebagai akibat salah sebagai akibat salah tulis dan/atau
tulis dan atau salah hitung; salah hitung;

c. Wajib Pajak dikenakan sanksi c.  Wajib Pajak dikenai sanksi


administrasi berupa denda dan atau administrasi berupa denda dan/atau
bunga; bunga;

d. Pengusaha yang dikenakan pajak d. pengusaha yang telah dikukuhkan


berdasarkan Undang- undang sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi
Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan tidak membuat faktur pajak atau membuat
perubahannya tetapi tidak faktur pajak, tetapi tidak tepat
melaporkan kegiatan usahanya untuk waktu;
dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak; e. pengusaha yang telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak yang
e. Pengusaha yang tidak dikukuhkan tidak mengisi faktur pajak secara lengkap
sebagai Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
tetapi membuat Faktur Pajak; ayat (5) Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 dan
f. Pengusaha yang telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak perubahannya, selain:
membuat atau membuat Faktur Pajak tetapi
tidak tepat waktu atau tidak mengisi
selengkapnya Faktur Pajak.  dentitas pembeli sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)
huruf b Undang-Undang Pajak
Penjelasan Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya; atau
Cukup jelas
 identitas pembeli serta nama dan
tandatangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan
huruf g Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya, dalam hal penyerahan
dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak
pedagang eceran;

f. Pengusaha Kena Pajak melaporkan


faktur pajak tidak sesuai dengan
masa penerbitan faktur pajak; atau

g. Pengusaha Kena Pajak yang gagal


berproduksi dan telah diberikan
pengembalian Pajak Masukan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a)
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
1984 dan perubahannya.

Penjelasan

Cukup jelas.
2 Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud 2 Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) mempunyai kekuatan hukum pada ayat (1) mempunyai kekuatan hukum
yang sama dengan surat ketetapan pajak. yang sama dengan surat ketetapan pajak.

Penjelasan Penjelasan

Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini disamakan
dipersamakan kekuatan hukumnya dengan surat kekuatan hukumnya dengan surat ketetapan
ketetapan pajak, sehingga dalam hal pajak sehingga dalam hal penagihannya dapat
penagihannya dapat juga dilakukan dengan juga dilakukan dengan Surat Paksa.
Surat Paksa.
3 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam 3 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam
Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah
dengan sanksi administrasi berupa bunga dengan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung
saat terutangnya pajak atau Bagian Tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Pajak atau Tahun Pajak sampai dengan Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak. Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Tagihan Pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Ayat ini mengatur pengenaan sanksi administrasi
berupa bunga atas Surat Tagihan Pajak yang Ayat ini mengatur pengenaan sanksi
diterbitkan karena: administrasi berupa bunga atas Surat Tagihan
-  penelitian Surat Pemberitahuan yang Pajak yang diterbitkan karena:
menghasilkan pajak kurang dibayar
karena terdapat salah tulis dan atau salah
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak
hitung;
 
-  Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan
atau kurang dibayar; atau
tidak atau kurang dibayar.
 
Untuk jelasnya cara penghitungannya diberikan b. penelitian Surat Pemberitahuan yang
contoh sebagai berikut: menghasilkan pajak kurang dibayar karena
1.  Hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat salah tulis dan/atau salah hitung.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan tahun 2002 yang disampaikan pada Untuk jelasnya diberikan contoh cara
tanggal 31 Maret 2003 setelah penghitungan sebagai berikut:
dilakukan penelitian ternyata terdapat
salah hitung yang menyebabkan Pajak
Penghasilan kurang bayar sebesar 1. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak
Rp1.000.000,00. Atas kekurangan Pajak atau kurang dibayar.
Penghasilan tersebut diterbitkan Surat
Tagihan Pajak pada tanggal 13 Juni 2003 Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2008 setiap
dengan penghitungan sebagai berikut: bulan sebesar Rp100.000.000,00 jatuh tempo
- Kekurangan bayar Pajak Penghasilan   misalnya tiap tanggal 15. Pajak Penghasilan
= Rp 1.000.000,00 Pasal 25 bulan Juni 2008 dibayar tepat waktu
- Bunga = 3 x 2% x Rp1.000.000,00   sebesar Rp40.000.000,00.
= Rp  60.000,00 (+)
  - Jumlah yang harus dibayar 
= Rp 1.060.000,00 Atas kekurangan Pajak Penghasilan Pasal 25
  tersebut diterbitkan Surat Tagihan Pajak pada
2.  Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tanggal 18 September 2008 dengan
tidak atau kurang dibayar:   penghitungan sebagai berikut:
Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2002
setiap bulan sebesar Rp100.000.000,00 - Kekurangan bayar Pajak Penghasilan
jatuh tempo misalnya tiap tanggal 15. Bulan
Juni 2002, dibayar tepat waktu sebesar
Pasal 25 bulan Juni 2008
Rp40.000.000,00.  
Atas kekurangan Pajak Penghasilan
Pasal 25 tersebut diterbitkan Surat (Rp100.000.000,00 – Rp40.000.000,00) =
Tagihan Pajak pada tanggal 18 September 2002 Rp60.000.000,00
dengan penghitungan sebagai berikut:
- Bunga = 3 x 2% x Rp60.000.000,00 = Rp
- Kekurangan bayar Pajak Penghasilan 3.600.000,00 (+)
Pasal 25 bulan Juni 2002   =  Rp
60.000.000,00
  - Bunga = 3 x 2% x - Jumlah yang harus dibayar = Rp63.600.000,00
Rp60.000.000,00 = 
Rp   3.600.000,00 (+) 2. Hasil penelitian Surat Pemberitahuan
 
- Jumlah yang harus dibayar = Rp
63.600.000,00 Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
  Penghasilan tahun 2008 yang disampaikan pada
  tanggal 31 Maret 2009 setelah dilakukan
penelitian ternyata terdapat salah hitung yang
menyebabkan Pajak Penghasilan kurang bayar
sebesar Rp1.000.000,00. Atas kekurangan Pajak
Penghasilan tersebut diterbitkan Surat Tagihan
Pajak pada tanggal 12 Juni 2009 dengan
penghitungan sebagai berikut:

- Kekurangan bayar Pajak Penghasilan =


Rp1.000.000,00

- Bunga = 3 x 2% x Rp1.000.000,00 = Rp
60.000,00 (+)

- Jumlah yang harus dibayar = Rp1.060.000,00


4 Terhadap Pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak 4 Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d, Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e, dan huruf f, masing-masing dikenakan huruf d, huruf e, atau huruf f masing-masing,
sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% selain wajib menyetor pajak yang terutang,
(dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak. dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan
Pajak.
Penjelasan

Penjelasan
Apabila Pengusaha Kena Pajak tidak melaporkan
kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, maka ia telah melanggar Pengusaha Kena Pajak yang tidak membuat
kewajibannya dengan itikad tidak baik dan faktur pajak maupun Pengusaha Kena Pajak
melalaikan kepercayaan yang telah diberikan yang membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat
kepadanya. Oleh karena itu selain harus waktu atau tidak selengkapnya mengisi faktur
menyetor pajak terutang dengan tidak pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda
diperkenankan memperhitungkan Pajak sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan
Masukan, Pengusaha Kena Pajak juga dikenakan Pajak.
sanksi administrasi berupa denda sebesar 2%
(dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak yang
Demikian pula bagi Pengusaha Kena Pajak yang
timbul sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai
membuat faktur pajak, tetapi melaporkannya
Pengusaha Kena Pajak. Di samping itu
tidak tepat waktu, dikenai sanksi yang sama.
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan ditetapkan bahwa Faktur
Pajak hanya boleh dibuat oleh Pengusaha Kena Sanksi administrasi berupa denda sebesar 2%
Pajak. Larangan membuat Faktur Pajak oleh (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak
bukan Pengusaha Kena Pajak dimaksudkan ditagih dengan Surat Tagihan Pajak, sedangkan
untuk melindungi pembeli dari pemungutan pajak yang terutang ditagih dengan surat
pajak yang tidak semestinya, dan oleh karena itu ketetapan pajak sebagaimana dimaksud dalam
terhadapnya dikenakan sanksi berupa denda Pasal 13.
administrasi. Demikian pula terhadap Pengusaha
Kena Pajak yang wajib membuat Faktur Pajak
tetapi tidak melaksanakan, tidak selengkapnya
mengisi Faktur Pajak, atau membuat Faktur
Pajak tetapi tidak tepat waktu, dikenakan sanksi
yang sama.
    5 Terhadap Pengusaha Kena Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf g dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan dari jumlah pajak yang ditagih
kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat
Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak sampai dengan tanggal penerbitan Surat
Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.

Penjelasan

Cukup jelas.
    6 Tata cara penerbitan Surat Tagihan Pajak diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 15 surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat   Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sesudah saat jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat
pajak terutang, berakhirnya Masa Pajak, Bagian terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
Tahun Pajak atau Tahun Pajak, apabila ditemukan bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak apabila
data baru dan atau data yang semula belum ditemukan data baru yang mengakibatkan
terungkap yang mengakibatkan penambahan penambahan jumlah pajak yang terutang
jumlah pajak yang terutang. setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam
rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan.
Penjelasan

Penjelasan
Untuk menampung kemungkinan terjadinya suatu
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang ternyata
telah ditetapkan lebih rendah atau telah dilakukan Untuk menampung kemungkinan terjadinya suatu
pengembalian pajak yang tidak seharusnya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang ternyata
sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat telah ditetapkan lebih rendah atau pajak yang
Ketetapan Pajak Lebih Bayar, atau pajak yang terutang dalam suatu Surat Ketetapan Pajak Nihil
terutang dalam suatu Surat Ketetapan Pajak Nihil ditetapkan lebih rendah atau telah dilakukan
ditetapkan lebih rendah, Direktur Jenderal Pajak pengembalian pajak yang tidak seharusnya
berwenang untuk menerbitkan Surat Ketetapan sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat
Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu Ketetapan Pajak Lebih Bayar, Direktur Jenderal
10 (sepuluh) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Pajak berwenang untuk menerbitkan Surat
berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam
Tahun Pajak. jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
merupakan koreksi atas ketetapan pajak
sebelumnya. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
Tambahan baru diterbitkan apabila telah pernah merupakan koreksi atas surat ketetapan pajak
diterbitkan ketetapan pajak. Dengan perkataan lain sebelumnya. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Tambahan baru diterbitkan apabila sudah pernah
tidak akan mungkin diterbitkan sebelum didahului diterbitkan surat ketetapan pajak. Pada prinsipnya
dengan penerbitan ketetapan pajak. Penerbitan untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Bayar Tambahan perlu dilakukan pemeriksaan. Jika
dilakukan dengan syarat adanya data baru (novum) surat ketetapan pajak sebelumnya diterbitkan
dan atau data yang semula belum terungkap yang berdasarkan pemeriksaan, perlu dilakukan
menyebabkan penambahan pajak yang terutang pemeriksaan ulang sebelum menerbitkan Surat
dalam surat ketetapan pajak sebelumnya. Sejalan Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan. Dalam
dengan itu maka setelah Surat Ketetapan Pajak hal surat ketetapan pajak sebelumnya diterbitkan
Lebih Bayar diterbitkan sebagai akibat telah lewat berdasarkan keterangan lain sebagaimana
waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a, Surat
dalam Pasal 17B, Surat Ketetapan Pajak Kurang Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan juga
Bayar Tambahan  diterbitkan  hanya  dalam  hal harus diterbitkan berdasarkan pemeriksaan, tetapi
ditemukan  data baru dan atau data yang semula bukan pemeriksaan ulang.
belum terungkap. Dalam hal masih ditemukan lagi
data yang semula belum terungkap pada saat
Dengan demikian, Surat Ketetapan Pajak Kurang
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Bayar Tambahan tidak akan mungkin diterbitkan
Tambahan, dan atau data baru yang diketahui
sebelum didahului dengan penerbitan surat
kemudian oleh Direktur Jenderal Pajak, Surat
ketetapan pajak. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan masih
Kurang Bayar Tambahan dilakukan dengan syarat
dapat diterbitkan lagi.
adanya data baru termasuk data yang semula
belum terungkap yang menyebabkan penambahan
Yang dimaksud dengan data baru adalah data atau pajak yang terutang dalam surat ketetapan pajak
keterangan mengenai segala sesuatu yang sebelumnya. Sejalan dengan itu, setelah Surat
diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah Ketetapan Pajak Lebih Bayar diterbitkan sebagai
pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak belum akibat telah lewat waktu 12 (dua belas) bulan
diberitahukan pada waktu penetapan semula, baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B, Surat
dalam Surat Pemberitahuan dan lampiran- Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
lampirannya maupun dalam pembukuan diterbitkan hanya dalam hal ditemukan data baru
perusahaan  yang  diserahkan pada waktu termasuk data yang semula belum terungkap.
pemeriksaan. Dalam hal masih ditemukan lagi data baru termasuk
data yang semula belum terungkap pada saat
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Sedangkan yang dimaksud dengan data yang
Tambahan, dan/atau data baru termasuk data yang
semula belum terungkap adalah data atau
semula belum terungkap yang diketahui kemudian
keterangan lain mengenai segala sesuatu yang
oleh Direktur Jenderal Pajak, Surat Ketetapan Pajak
diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah
Kurang Bayar Tambahan masih dapat diterbitkan
pajak yang terutang, yang:   lagi.

a. tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Yang dimaksud dengan “data baru” adalah data
Surat Pemberitahuan beserta lampirannya atau keterangan mengenai segala sesuatu yang
(termasuk laporan keuangan); dan atau diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah
pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak belum
diberitahukan pada waktu penetapan semula, baik
b.  pada waktu pemeriksaan untuk penetapan
dalam Surat Pemberitahuan dan lampiran-
semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan
lampirannya maupun dalam pembukuan perusahaan
data dan atau memberikan keterangan lain secara
yang diserahkan pada waktu pemeriksaan.
benar, lengkap, dan terinci sehingga tidak
memungkinkan fiskus dapat menerapkan
ketentuan peraturan perundang- undangan Selain itu, yang termasuk dalam data baru adalah
perpajakan dengan benar dalam menghitung jumlah data yang semula belum terungkap, yaitu data
pajak yang terutang. yang:

  a. tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam


Surat Pemberitahuan beserta lampirannya
(termasuk laporan keuangan); dan/atau
Walaupun Wajib Pajak telah memberitahukan dalam
Surat Pemberitahuan atau mengungkapkan pada
waktu pemeriksaan, akan tetapi apabila b. pada waktu pemeriksaan untuk penetapan
memberitahukannya atau mengungkapkannya semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan
dengan cara sedemikian rupa sehingga membuat data dan/atau memberikan keterangan lain
fiskus tidak mungkin menghitung besarnya jumlah secara benar, lengkap, dan terinci sehingga tidak
pajak yang terutang secara benar sehingga jumlah memungkinkan fiskus dapat menerapkan
pajak yang terutang ditetapkan kurang dari yang ketentuan peraturan perundang-undangan
seharusnya, maka hal tersebut termasuk dalam perpajakan dengan benar dalam menghitung
pengertian data yang semula belum terungkap, jumlah pajak yang terutang.
misalnya:
Walaupun Wajib Pajak telah
1.  Dalam Surat Pemberitahuan dan atau memberitahukan data dalam Surat Pemberitahuan
laporan keuangan tertulis adanya biaya iklan atau mengungkapkannya pada waktu
Rp10.000.000,00 sedangkan sesungguhnya biaya pemeriksaan, tetapi apabila
tersebut terdiri dari Rp5.000.000,00 biaya iklan di memberitahukannya atau mengungkapkannya
media masa dan Rp5.000.000,00 sisanya adalah dengan cara sedemikian rupa sehingga
sumbangan atau hadiah. membuat fiskus tidak mungkin menghitung
besarnya jumlah pajak yang terutang secara benar
sehingga jumlah pajak yang terutang
Apabila pada saat penetapan semula Wajib
ditetapkan kurang dari yang seharusnya, hal
Pajak tidak mengungkapkan perincian
tersebut termasuk dalam pengertian data
tersebut sehingga fiskus tidak melakukan
yang semula belum terungkap.
koreksi atas pengeluaran berupa sumbangan atau
hadiah, sehingga pajak yang terutang tidak
dapat dihitung secara benar, maka data Contoh:
mengenai pengeluaran berupa sumbangan atau
hadiah tersebut adalah tergolong data yang
1. Dalam Surat Pemberitahuan dan/atau
semula belum terungkap.
laporan keuangan tertulis adanya biaya iklan
Rp10.000.000,00, sedangkan sesungguhnya
  biaya tersebut terdiri atas Rp5.000.000,00
biaya iklan di media massa dan
Rp5.000.000,00 sisanya adalah sumbangan atau
2.   Dalam Surat Pemberitahuan dan atau
hadiah yang tidak boleh dibebankan
laporan keuangan disebutkan
sebagai biaya.
pengelompokan harta tetap yang disusutkan tanpa
disertai dengan perincian harta pada setiap
kelompok yang dimaksud, demikian pula pada Apabila pada saat penetapan semula Wajib
saat pemeriksaan  untuk penetapan  semula  Wajib Pajak tidak mengungkapkan perincian
Pajak  tidak mengungkapkan perincian tersebut sehingga fiskus tidak melakukan
tersebut, sehingga fiskus tidak dapat koreksi atas pengeluaran berupa sumbangan atau
meneliti kebenaran pengelompokan hadiah sehingga pajak yang terutang tidak
dimaksud. dapat dihitung secara benar, data mengenai
pengeluaran berupa sumbangan atau hadiah
tersebut tergolong data yang semula belum
Dalam pengelompokan tersebut
sesungguhnya terdapat kesalahan, misalnya terungkap.
harta yang seharusnya termasuk dalam
kelompok harta berwujud bukan bangunan
2. Dalam Surat Pemberitahuan dan/atau
kelompok 3 namun dikelompokkan ke dalam
laporan keuangan disebutkan
kelompok 2.  
pengelompokan harta tetap yang disusutkan tanpa
disertai dengan perincian harta pada setiap
Oleh karena pada saat penetapan semula kelompok yang dimaksud, demikian pula pada
Wajib Pajak tidak mengungkapkan saat pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib
perincian yang dimaksud maka tidak dilakukan Pajak tidak mengungkapkan perincian
koreksi atas kesalahan pengelompokan tersebut sehingga fiskus tidak dapat
harta tersebut, dan sebagai akibatnya pajak meneliti kebenaran pengelompokan
yang terutang tidak dapat dihitung secara benar. dimaksud, misalnya harta yang seharusnya
Apabila kemudian diketahui adanya kesalahan, termasuk dalam kelompok harta berwujud
maka data pengelompokan harta tersebut bukan bangunan kelompok 3, tetapi dikelompokkan
adalah data yang semula belum terungkap. ke dalam kelompok 2. Akibatnya, atas
kesalahan pengelompokan harta tersebut tidak
dilakukan koreksi, sehingga pajak yang
 
terutang tidak dapat dihitung secara benar.
Apabila setelah itu diketahui adanya data yang
3.   Pengusaha Kena Pajak melakukan menyatakan bahwa pengelompokan harta tersebut
pembelian sejumlah barang dari Pengusaha tidak benar, maka data tersebut termasuk data
Kena Pajak lain dan atas pembelian tersebut yang semula belum terungkap.
oleh Pengusaha Kena Pajak penjual
diterbitkan Faktur Pajak. Barang- barang tersebut
3. Pengusaha Kena Pajak melakukan
sebagian digunakan untuk kegiatan yang
pembelian sejumlah barang dari Pengusaha
mempunyai  hubungan  langsung  dengan
Kena Pajak lain dan atas pembelian tersebut oleh
kegiatan usahanya dan sebagian yang lain tidak
Pengusaha Kena Pajak penjual diterbitkan
mempunyai hubungan langsung. Seluruh Faktur
faktur pajak. Barang- barang tersebut sebagian
Pajak tersebut dikreditkan sebagai Pajak Masukan
digunakan untuk kegiatan yang mempunyai
oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli.  
hubungan langsung dengan kegiatan usahanya,
seperti pengeluaran untuk kegiatan
Apabila pada saat penetapan semula produksi, distribusi, pemasaran, dan
Pengusaha Kena Pajak tidak mengungkapkan manajemen, dan sebagian lainnya tidak
perincian penggunaan barang tersebut dengan mempunyai hubungan langsung. Seluruh
benar sehingga tidak dilakukan koreksi faktur pajak tersebut dikreditkan sebagai Pajak
atas pengkreditan Pajak Masukan tersebut, dan Masukan oleh Pengusaha Kena Pajak
sebagai akibatnya Pajak Pertambahan Nilai pembeli.
yang terutang  tidak dapat dihitung secara benar,
maka apabila kemudian diketahui adanya data
Apabila pada saat penetapan semula
atau keterangan tentang kesalahan mengkreditkan
Pengusaha Kena Pajak tidak mengungkapkan
Pajak Masukan yang tidak mempunyai
rincian penggunaan barang tersebut dengan
hubungan langsung dengan kegiatan usaha
benar sehingga tidak dilakukan koreksi
dimaksud, data atau keterangan tersebut
atas pengkreditan Pajak Masukan tersebut oleh
merupakan data yang semula belum
fiskus, sebagai akibatnya Pajak Pertambahan
terungkap.
Nilai yang terutang tidak dapat dihitung secara
benar. Apabila setelah itu diketahui adanya
  data atau keterangan tentang kesalahan
mengkreditkan Pajak Masukan yang tidak
mempunyai hubungan langsung dengan
kegiatan usaha dimaksud, data atau keterangan
tersebut merupakan data yang semula belum
terungkap.
2 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam   Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
ditambah dengan sanksi administrasi berupa ditambah dengan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari
jumlah kekurangan pajak tersebut. jumlah kekurangan pajak tersebut.

Penjelasan Penjelasan

Dalam hal setelah diterbitkan ketetapan pajak Dalam hal setelah diterbitkan surat ketetapan pajak
ternyata masih ditemukan data baru dan atau data ternyata masih ditemukan data baru termasuk data
yang belum terungkap yang belum diperhitungkan yang belum terungkap yang belum diperhitungkan
sebagai dasar penetapan tersebut, maka atas pajak sebagai dasar penetapan tersebut, atas pajak yang
yang kurang dibayar ditagih dengan Surat kurang dibayar ditagih dengan Surat Ketetapan
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah sanksi
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% administrasi berupa kenaikan sebesar 100%
(seratus persen) dari pajak yang kurang dibayar. (seratus persen) dari pajak yang kurang dibayar.
3 Kenaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)  Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak dikenakan apabila Surat Ketetapan Pajak tidak dikenakan apabila Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan itu diterbitkan berdasarkan Kurang Bayar Tambahan itu diterbitkan berdasarkan
keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak
sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak
belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan. belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan
dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan.
Penjelasan

Penjelasan
Cukup jelas

Cukup jelas
4 Apabila jangka waktu 10 (sepuluh) tahun  Apabila jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah lewat, dimaksud pada ayat (1) telah lewat, Surat
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap
tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 48% (empat puluh delapan berupa bunga sebesar 48% (empat puluh delapan
persen) dari jumlah pajak yang tidak atau kurang persen) dari jumlah pajak yang tidak atau kurang
dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah jangka dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah jangka
waktu 10 (sepuluh) tahun tersebut dipidana waktu 5 (lima) tahun tersebut dipidana karena
karena melakukan tindak pidana di bidang melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau
perpajakan berdasarkan putusan Pengadilan yang tindak pidana lainnya yang dapat
telah memperoleh kekuatan hukum tetap. menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Penjelasan

Penjelasan
Dalam hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan
putusan Pengadilan yang telah memperoleh Dalam hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan
kekuatan hukum tetap, Surat Ketetapan Pajak tindak pidana yang dapat menimbulkan kerugian
Kurang Bayar Tambahan tetap dapat diterbitkan, pada pendapatan negara berupa pajak berdasarkan
ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar putusan pengadilan yang telah mempunyai
48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah kekuatan hukum tetap, Surat Ketetapan Pajak
pajak yang tidak atau kurang dibayar, meskipun Kurang Bayar Tambahan tetap dapat diterbitkan,
jangka waktu sepuluh tahun sebagaimana ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar
ditentukan dalam ayat (1) dilampaui. 48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah
pajak yang tidak atau kurang dibayar meskipun
jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilampaui.
5 Tidak ada   Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 16 pembetulan ketetapan pajak
UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007
1 Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas   Atas permohonan Wajib Pajak atau karena
permohonan Wajib Pajak dapat membetulkan jabatannya, Direktur Jenderal Pajak dapat
surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat membetulkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan
Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan
Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan atau Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan
Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak benar, atau Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan
Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan
Kelebihan Pajak, yang dalam penerbitannya Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian
terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan
atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu Pemberian Imbalan Bunga, yang dalam
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan
hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan
tertentu dalam peraturan perundang-undangan
Penjelasan
perpajakan.

Pembetulan ketetapan pajak menurut ayat ini


Penjelasan
dilaksanakan dalam rangka menjalankan tugas
pemerintahan yang baik, sehingga apabila terdapat
kesalahan atau kekeliruan yang bersifat manusiawi Pembetulan menurut ayat ini dilaksanakan dalam
dalam suatu ketetapan pajak perlu dibetulkan rangka menjalankan tugas pemerintahan yang baik
sebagaimana mestinya. Sifat kesalahan atau sehingga apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan
kekeliruan tersebut tidak mengandung yang bersifat manusiawi perlu dibetulkan
persengketaan antara fiskus dengan Wajib Pajak. sebagaimana mestinya. Sifat kesalahan atau
kekeliruan tersebut tidak mengandung
persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak.
Apabila kesalahan atau kekeliruan ditemukan baik
oleh fiskus atau berdasarkan permohonan Wajib
Pajak maka kesalahan atau kekeliruan tersebut Apabila ditemukan kesalahan atau kekeliruan baik
harus dibetulkan. Yang dapat dibetulkan karena oleh fiskus maupun berdasarkan permohonan Wajib
kesalahan atau kekeliruan adalah: Pajak, kesalahan atau kekeliruan tersebut harus
-  surat ketetapan pajak, antara lain Surat dibetulkan. Yang dapat dibetulkan karena kesalahan
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan atau kekeliruan adalah sebagai berikut:
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat a. surat ketetapan pajak, yang meliputi Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar, dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Ketetapan Pajak Nihil; Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan
-  Surat Tagihan Pajak; Pajak Nihil, dan Surat Ketetapan Pajak Lebih
-  Surat Keputusan Pengembalian Bayar;
Pendahuluan Kelebihan Pajak; b. Surat Tagihan Pajak;
- Surat Keputusan Keberatan; c. Surat Keputusan Pengembalian
-  Surat Keputusan Pengurangan atau Pendahuluan Kelebihan Pajak;
Penghapusan Sanksi Administrasi; d. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga;
-  Surat Keputusan Pengurangan atau e. Surat Keputusan Pembetulan;
Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak f. Surat Keputusan Keberatan;
benar. g. Surat Keputusan Pengurangan Sanksi
Administrasi;
h. Surat Keputusan Penghapusan Sanksi
 
Administrasi;
i. Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan
Ruang lingkup pembetulan yang diatur dalam ayat Pajak; atau
ini terbatas pada kesalahan atau kekeliruan sebagai j. Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan
akibat dari: Pajak.

a.   Kesalahan tulis, yaitu antara lain kesalahan Ruang lingkup pembetulan yang diatur pada ayat ini
yang dapat berupa nama, alamat, Nomor terbatas pada kesalahan atau kekeliruan sebagai
Pokok Wajib Pajak, nomor surat ketetapan pajak, akibat dari:
Jenis Pajak, Masa atau Tahun Pajak, dan tanggal a. kesalahan tulis, antara lain
jatuh tempo; kesalahan yang dapat berupa
nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak,
nomor surat ketetapan pajak,
 b.  Kesalahan hitung yaitu kesalahan yang jenis pajak, Masa Pajak atau Tahun
berasal dari penjumlahan dan atau pengurangan Pajak, dan tanggal jatuh tempo;
dan atau perkalian dan atau pembagian suatu b. kesalahan hitung, antara lain
bilangan; kesalahan yang berasal dari
penjumlahan dan/atau pengurangan
dan/atau perkalian dan/atau
 c.  Kekeliruan dalam penerapan ketentuan
pembagian suatu bilangan; atau
tertentu dalam peraturan perundang-undangan
c. kekeliruan dalam penerapan
perpajakan, yaitu kekeliruan dalam
ketentuan tertentu dalam
penerapan tarif, kekeliruan penerapan
peraturan perundang-undangan perpajakan,
persentase Norma Penghitungan
yaitu kekeliruan dalam
Penghasilan Neto, kekeliruan penerapan sanksi
penerapan tarif, kekeliruan penerapan
administrasi, kekeliruan Penghasilan Tidak
persentase Norma Penghitungan
Kena Pajak, kekeliruan penghitungan Pajak
Penghasilan Neto,
Penghasilan dalam tahun berjalan, dan kekeliruan
kekeliruan penerapan sanksi administrasi,
dalam pengkreditan.
kekeliruan Penghasilan Tidak
Kena Pajak, kekeliruan penghitungan
Pengertian membetulkan dalam ayat ini dapat Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan,
berarti menambah atau mengurangkan atau dan kekeliruan dalam
menghapuskan, tergantung pada sifat kesalahan pengkreditan pajak.
dan kekeliruannya. Pengertian ”membetulkan” pada
ayat ini, antara lain,
Apabila masih terdapat kesalahan tulis, kesalahan menambahkan, mengurangkan, atau
hitung, dan atau kekeliruan dalam penerapan menghapuskan, tergantung pada
ketentuan peraturan perundang-undangan sifat kesalahan dan kekeliruannya.
perpajakan dalam Surat Keputusan Pembetulan Jika masih terdapat kesalahan tulis,
tersebut, Wajib Pajak dapat mengajukan lagi kesalahan hitung, dan/atau
permohonan pembetulan kepada Direktur Jenderal kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
Pajak, atau Direktur Jenderal Pajak dapat peraturan perundang-undangan
melakukan pembetulan lagi karena jabatan. perpajakan, Wajib Pajak dapat
mengajukan lagi permohonan pembetulan kepada
Direktur Jenderal Pajak, atau
Direktur Jenderal Pajak dapat
melakukan pembetulan lagi karena jabatan.
2 Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 12  Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling
(dua belas) bulan sejak tanggal permohonan lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat
diterima, harus memberi keputusan atas permohonan pembetulan diterima, harus memberi
permohonan pembetulan yang diajukan. keputusan atas permohonan pembetulan yang
diajukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Penjelasan

Penjelasan
Guna memberikan kepastian hukum, terhadap
permohonan pembetulan yang diajukan oleh Wajib
Pajak harus diputuskan dalam batas waktu 12 (dua Untuk memberikan kepastian hukum, permohonan
belas) bulan sejak permohonan diterima. pembetulan yang diajukan oleh Wajib Pajak harus
diputuskan dalam batas waktu paling lama 6 (enam)
bulan sejak permohonan diterima.
3 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud  Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (2) telah lewat, Direktur Jenderal Pajak ayat (2) telah lewat, tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, maka permohonan tidak memberi suatu keputusan, permohonan
pembetulan yang diajukan tersebut dianggap pembetulan yang diajukan tersebut dianggap
diterima. dikabulkan.

Penjelasan Penjelasan

Dalam hal batas waktu 12 (dua belas) bulan Dalam hal batas waktu 6 (enam) bulan terlampaui,
terlewati dan Direktur Jenderal Pajak belum tetapi Direktur Jenderal Pajak belum memberikan
memberikan keputusannya, permohonan Wajib keputusan, permohonan Wajib Pajak dianggap
Pajak dianggap dikabulkan untuk hal-hal yang dikabulkan.
dimohonkannya.
Dengan dianggap dikabulkannya permohonan Wajib
Dengan dianggap dikabulkannya permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat
Pajak, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Keputusan Pembetulan sesuai dengan permohonan
Keputusan Pembetulan sesuai dengan permohonan Wajib Pajak.
Wajib Pajak. Atas hal-hal yang dianggap dikabulkan
tidak dapat lagi dimohonkan pembetulan.
  Tidak ada   Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal
Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis
mengenai hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak
atau mengabulkan sebagian permohonan Wajib
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Penjelasan

Cukup jelas.
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 17 surat ketetapan pajak lebih bayar

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan 1 Direktur Jenderal Pajak, setelah melakukan
pemeriksaan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar apabila jumlah kredit pajak atau jumlah Lebih Bayar apabila jumlah kredit pajak atau jumlah
pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah
pajak yang terutang atau telah dilakukan pajak yang terutang.
pembayaran pajak yang tidak seharusnya
terutang.
Penjelasan

Penjelasan
Menurut ketentuan ayat ini Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar diterbitkan untuk:
Menurut ketentuan Pasal ini Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar diterbitkan, apabila:
a. Pajak Penghasilan apabila jumlah kredit
pajak lebih besar daripada jumlah pajak
a.  untuk Pajak Penghasilan, jumlah kredit yang terutang;
pajak lebih besar dari jumlah pajak yang
terutang, atau telah dilakukan pembayaran pajak
b. Pajak Pertambahan Nilai apabila jumlah
yang seharusnya tidak terutang;
kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak
yang terutang. Jika terdapat pajak yang dipungut
b.  untuk Pajak Pertambahan Nilai, jumlah oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai, jumlah
kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang pajak yang terutang dihitung dengan cara jumlah
terutang, atau telah dilakukan pembayaran Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak yang
pajak yang seharusnya tidak terutang. Apabila dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan
terdapat pajak terutang yang dipungut oleh Nilai tersebut; atau
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai,  maka  yang
dimaksud dengan jumlah pajak yang terutang
c. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah apabila
adalah jumlah Pajak Keluaran setelah dikurangi
jumlah pajak yang dibayar lebih besar
pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
daripada jumlah pajak yang terutang.
Pertambahan Nilai tersebut;

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar tersebut


 c.  untuk Pajak Penjualan Atas Barang Mewah,
diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan
jumlah pajak yang dibayar lebih besar dari
atas Surat Pemberitahuan yang disampaikan
jumlah pajak yang terutang atau telah
Wajib Pajak yang menyatakan kurang bayar, nihil,
dilakukan pembayaran pajak yang tidak
atau lebih bayar yang tidak disertai dengan
seharusnya terutang.
permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak.
 
Apabila Wajib Pajak setelah menerima Surat
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar tersebut Ketetapan Pajak Lebih Bayar dan menghendaki
diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan atas pengembalian kelebihan pembayaran pajak, wajib
Surat Pemberitahuan yang disampaikan Wajib Pajak mengajukan permohonan tertulis sebagaimana
yang menyatakan kurang bayar, nihil, atau lebih dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).
bayar yang tidak disertai dengan permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak
(permohonan restitusi).

Apabila Wajib Pajak setelah menerima Surat


Ketetapan Pajak Lebih Bayar dan menghendaki
pengembalian kelebihan pembayaran pajak
(restitusi), maka wajib mengajukan permohonan
tertulis sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat
(2).  

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar masih dapat


diterbitkan lagi apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan ternyata pajak yang lebih dibayar
jumlahnya lebih besar dari kelebihan pembayaran
pajak yang telah ditetapkan
2 Tidak ada 2 Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur
Jenderal Pajak, setelah meneliti kebenaran
pembayaran pajak, menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak Lebih Bayar apabila terdapat pembayaran
pajak yang seharusnya tidak terutang, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas.
3 Tidak ada 3 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar masih dapat
diterbitkan lagi apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan dan/atau data baru ternyata pajak
yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar daripada
kelebihan pembayaran pajak yang telah ditetapkan.

Penjelasan

Cukup jelas.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 17 a surat ketetapan pajak nihil

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan1 Direktur Jenderal Pajak, setelah melakukan
pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Nihil apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak Nihil apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak
yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang
terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak. kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak.

Penjelasan Penjelasan

Menurut ketentuan Pasal ini Surat Ketetapan Pajak Menurut ketentuan ayat ini, Surat Ketetapan Pajak
Nihil diterbitkan apabila : Nihil diterbitkan untuk:

a.  untuk Pajak Penghasilan, jumlah kredit a. Pajak Penghasilan apabila jumlah kredit
pajak sama dengan pajak yang terutang atau pajak pajak sama dengan pajak yang terutang
yang tidak terutang dan tidak ada kredit pajak; atau pajak yang tidak terutang dan tidak
ada kredit pajak;
b. Pajak Pertambahan Nilai apabila jumlah
kredit pajak sama dengan jumlah pajak
yang terutang, atau pajak tidak terutang
 
dan tidak ada kredit pajak. Jika terdapat
pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
b.  untuk Pajak Pertambahan Nilai, jumlah Pertambahan Nilai, jumlah pajak yang
kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang dihitung dengan cara jumlah
terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak
ada kredit pajak. Apabila terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
terutang yang dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai tersebut; atau
Pertambahan Nilai, maka yang dimaksud dengan
jumlah pajak yang terutang adalah jumlah Pajak
Keluaran setelah dikurangi dengan pajak c. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
yang dipungut oleh Pemungut Pajak apabila jumlah pajak yang dibayar sama
Pertambahan Nilai tersebut; dengan jumlah pajak yang terutang atau
pajak tidak terutang dan tidak ada
pembayaran pajak.
 

c.  untuk Pajak Penjualan Atas Barang Mewah,


jumlah pajak yang dibayar sama dengan
jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak
terutang dan tidak ada pembayaran pajak.

 
2 Tidak ada 2 Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Nihil
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 17 b batas waktu proses pengembalian kelebihan pembayaran pajak biasa

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan 1 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
pemeriksaan atas permohonan pengembalian pemeriksaan atas permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak selain permohonan kelebihan pembayaran pajak, selain permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari
Wajib Pajak dengan kriteria tertentu Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C harus 17C dan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
menerbitkan surat ketetapan pajak paling dalam Pasal 17D, harus menerbitkan surat
lambat 12 (dua belas) bulan sejak surat ketetapan pajak paling lama 12 (dua belas) bulan
permohonan diterima, kecuali untuk kegiatan sejak surat permohonan diterima secara lengkap.
tertentu ditetapkan lain dengan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak.
Penjelasan

Penjelasan
Yang dimaksud dengan “surat permohonan telah
diterima secara lengkap” adalah Surat
Terhadap permohonan pengembalian kelebihan Pemberitahuan yang telah diisi lengkap
pembayaran pajak selain permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari
Wajib Pajak dengan kriteria tertentu
Surat ketetapan pajak yang diterbitkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C harus
berdasarkan hasil pemeriksaan atas permohonan
diterbitkan surat ketetapan pajak paling lambat
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dapat
12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan
berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau
diterima secara lengkap, dalam arti bahwa Surat
Surat Ketetapan Pajak Nihil atau Surat Ketetapan
Pemberitahuan telah diisi lengkap sebagaimana
Pajak Lebih Bayar.
dimaksud dalam Pasal 3.

Untuk kegiatan tertentu yaitu ekspor dan


penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa
Kena Pajak kepada Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai, jangka waktu tersebut dapat
dipersingkat dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak. Permohonan dapat disampaikan
dengan cara mengisi kolom dalam Surat
Pemberitahuan atau dengan surat tersendiri.

Surat ketetapan pajak tersebut dapat berupa


Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau Surat
Ketetapan Pajak Nihil.
  Tidak ada 1a Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak berlaku terhadap Wajib Pajak yang sedang
dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak
pidana di bidang perpajakan, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Yang dimaksud dengan “sedang dilakukan


pemeriksaan bukti permulaan” adalah dimulai
sejak surat pemberitahuan pemeriksaan bukti
permulaan disampaikan kepada Wajib Pajak,
wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga
yang telah dewasa dari Wajib Pajak.
2 Apabila setelah lewat jangka waktu 2 Apabila setelah melampaui jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direktur
Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan,
permohonan pengembalian kelebihan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan Surat
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar harus Ketetapan Pajak Lebih Bayar harus diterbitkan
diterbitkan dalam waktu paling lambat 1 paling lama 1 (satu) bulan setelah jangka waktu
(satu) bulan setelah jangka waktu tersebut tersebut berakhir.
berakhir.
Penjelasan
Penjelasan
Batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
Dengan batas waktu tersebut dalam ayat (1) (1) dimaksudkan untuk memberikan kepastian
dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum terhadap permohonan Wajib Pajak atau
hukum terhadap permohonan Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak sehingga bila batas waktu
Pengusaha Kena Pajak, sehingga bila batas tersebut dilampaui dan Direktur Jenderal Pajak
waktu tersebut dilewati dan Direktur Jenderal tidak memberikan suatu keputusan, permohonan
Pajak tidak memberikan suatu keputusan, maka tersebut dianggap dikabulkan. Selain itu, batas
permohonan tersebut dianggap dikabulkan. waktu tersebut dimaksudkan pula untuk
Selain itu, batas waktu tersebut dimaksudkan kepentingan tertib administrasi perpajakan.
pula untuk kepentingan tertib administrasi
perpajakan.
3 Apabila Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar 3 Apabila Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
terlambat diterbitkan dalam jangka waktu terlambat diterbitkan sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka pada ayat (2), kepada Wajib Pajak diberikan
kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per
sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung sejak bulan dihitung sejak berakhirnya jangka waktu
berakhirnya jangka waktu sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai
dimaksud dalam ayat (2) sampai dengan saat dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Lebih Bayar.
Penjelasan Penjelasan

Dalam hal Direktur Jenderal Pajak terlambat Jika Direktur Jenderal Pajak terlambat
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,
maka kepada Wajib Pajak diberikan imbalan kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga
bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan, sebesar 2% (dua persen) per bulan, dihitung
dihitung sejak berakhirnya jangka waktu sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sampai dimaksud pada ayat (2) sampai dengan saat
dengan saat Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar diterbitkan,
diterbitkan, bagian dari bulan dihitung satu dan bagian dari bulan dihitung 1 (satu) bulan.
bulan.
4 Tidak ada 4 Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak
pidana di bidang perpajakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1a) tidak dilanjutkan
dengan penyidikan; dilanjutkan dengan
penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan
penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan;
atau dilanjutkan dengan penyidikan dan
penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan,
tetapi diputus bebas atau lepas dari segala
tuntutan hukum berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
dan dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, kepada Wajib
Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan, dihitung sejak berakhirnya
jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan saat
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,
dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 17 c Surat keputusan pengembalian pendaluan kelebihan kriteria tertentu

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan 1 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
penelitian atas permohonan pengembalian penelitian atas permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dari Wajib kelebihan pembayaran pajak dari Wajib
Pajak dengan kriteria tertentu, menerbitkan Pajak dengan kriteria tertentu, menerbitkan
Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pajak paling lambat 3 (tiga) bulan Kelebihan Pajak paling lama 3 (tiga) bulan
sejak permohonan diterima untuk Pajak sejak permohonan diterima secara lengkap
Penghasilan dan paling lambat 1 (satu) bulan untuk Pajak Penghasilan, dan paling lama 1
sejak permohonan diterima untuk Pajak (satu) bulan sejak permohonan diterima
Pertambahan Nilai. secara lengkap untuk Pajak Pertambahan
Nilai.
Penjelasan
Penjelasan
Terhadap permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak untuk Wajib Terhadap permohonan pengembalian
Pajak dengan kriteria tertentu setelah kelebihan pembayaran pajak untuk Wajib
dilakukan penelitian harus diterbitkan Surat Pajak dengan kriteria tertentu setelah
Keputusan Pengembalian Pendahuluan dilakukan penelitian harus diterbitkan Surat
Kelebihan Pajak paling lambat: Keputusan Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pajak paling lama:
a. 3 (tiga) bulan untuk Pajak
Penghasilan; a. 3 (tiga) bulan untuk Pajak Penghasilan
b. 1 (satu) bulan untuk Pajak
Pertambahan Nilai;
b. 1 (satu) bulan untuk Pajak Pertambahan
Nilai
sejak permohonan diterima secara lengkap,
dalam arti bahwa Surat Pemberitahuan telah
sejak permohonan diterima secara lengkap,
diisi lengkap sebagaimana dimaksud dalam
dalam arti bahwa Surat Pemberitahuan telah
Pasal 3 ayat (1), ayat (1a), dan ayat (6).
diisi lengkap sebagaimana dimaksud dalam
Permohonan dapat disampaikan dengan cara
Pasal 3 ayat (1), ayat (1a), dan ayat (6).
mengisi kolom dalam Surat Pemberitahuan
Permohonan dapat disampaikan dengan cara
atau dengan surat tersendiri.
mengisi kolom dalam Surat Pemberitahuan
atau dengan surat tersendiri. Pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak
dapat diberikan setelah Direktur Jenderal
Pajak melakukan konfirmasi kebenaran
kredit pajak.
2 Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud 2 Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan pada ayat (1) meliputi:
Menteri Keuangan.
a. tepat waktu dalam menyampaikan
Penjelasan Surat Pemberitahuan;
b. tidak mempunyai tunggakan pajak
untuk semua jenis pajak, kecuali
Yang dimaksud dengan kriteria tertentu
tunggakan pajak yang telah
antara lain:  
memperoleh izin untuk
mengangsur atau menunda
1. Kepatuhan Wajib Pajak yang pembayaran pajak;
meliputi penyampaian Surat
Pemberitahuan, tidak mempunyai c. Laporan Keuangan diaudit oleh
tunggakan pajak; Akuntan Publik atau lembaga
2. Laporan keuangan diaudit oleh pengawasan keuangan pemerintah
Akuntan Publik dengan pendapat dengan pendapat Wajar Tanpa
wajar tanpa pengecualian; Pengecualian selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut; dan
3. Penghitungan jumlah peredaran
usaha dan pajaknya mudah diketahui d. tidak pernah dipidana karena
karena berkaitan dengan aturan melakukan tindak pidana di bidang
Pemerintah lainnya, seperti peredaran perpajakan berdasarkan putusan
usaha dan Pajak Pertambahan Nilai atas pengadilan yang telah
produsen rokok diketahui dari mempunyai kekuatan hukum tetap
pelaksanaan cukai. dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
 
Penjelasan

Termasuk dalam pengertian kepatuhan


penyampaian Surat Pemberitahuan adalah:

a. tepat waktu dalam menyampaikan


Surat Pemberitahuan Tahunan dalam 3
(tiga) tahun terakhir;

b. dalam Tahun Pajak terakhir,


penyampaian Surat Pemberitahuan
Masa untuk Masa Pajak Januari sampai
dengan November yang terlambat tidak
lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk
setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut;
dan

c. Surat Pemberitahuan Masa yang


terlambat sebagaimana dimaksud dalam
huruf b telah disampaikan tidak lewat dari
batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa Masa Pajak
berikutnya.

Bahwa Wajib Pajak tidak mempunyai


tunggakan pajak adalah keadaan pada
tanggal 31 Desember. Utang pajak yang
belum melewati batas akhir pelunasan tidak
termasuk dalam pengertian tunggakan
pajak.
Wajib Pajak dengan kriteria tertentu 3 Wajib Pajak dengan kriteria tertentu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Direktur ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak. Jenderal Pajak.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas. Cukup jelas.


4 Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan 4 Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak pemeriksaan terhadap Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan
menerbitkan surat ketetapan pajak, setelah menerbitkan surat ketetapan pajak, setelah
melakukan pengembalian pendahuluan melakukan pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak. kelebihan pajak.

Penjelasan Penjelasan

Direktur Jenderal Pajak menerbitkan surat Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan
ketetapan pajak dalam jangka waktu 10 surat ketetapan pajak dalam jangka waktu 5
(sepuluh) tahun setelah melakukan (lima) tahun setelah melakukan pemeriksaan
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang terhadap Wajib Pajak yang telah
telah memperoleh pengembalian memperoleh pengembalian pendahuluan
pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Surat
ayat (1). Surat ketetapan pajak tersebut ketetapan pajak tersebut dapat berupa Surat
dapat berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat
Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan
Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Nihil. Pajak Lebih Bayar.
5 Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan 5 Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah
kekurangan pajak ditambah dengan sanksi kekurangan pajak ditambah dengan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 100% administrasi berupa kenaikan sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah kekurangan (seratus persen) dari jumlah kekurangan
pembayaran pajak. pembayaran pajak.

Penjelasan Penjelasan

Untuk mendorong Wajib Pajak dalam Untuk mendorong Wajib Pajak dalam
melaporkan jumlah pajak yang terutang melaporkan jumlah pajak yang terutang
sesuai dengan ketentuan peraturan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang perundang-undangan perpajakan yang
berlaku, maka apabila dari hasil pemeriksaan berlaku, maka apabila dari hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar ditambah dengan sanksi administrasi Bayar ditambah dengan sanksi administrasi
berupa kenaikan sebesar 100% (seratus berupa kenaikan sebesar 100% (seratus
persen) dari jumlah kekurangan pembayaran persen) dari jumlah kekurangan pembayaran
pajak. pajak.

Untuk jelasnya cara penghitungan Surat Untuk jelasnya cara penghitungan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan
pengenaan sanksi administrasi berupa pengenaan sanksi administrasi berupa
kenaikan tersebut diberikan contoh sebagai kenaikan tersebut diberikan contoh sebagai
berikut: berikut:

1) Pajak Penghasilan 1) Pajak Penghasilan

 - Wajib Pajak telah memperoleh - Wajib Pajak telah memperoleh


pengembalian pendahuluan  kelebihan pajak pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
sebesar Rp80.000.000,00. sebesar Rp80.000.000,00.

 -Dari pemeriksaan diperoleh hasil sebagai  Dari pemeriksaan diperoleh hasil


berikut: sebagai berikut:

a. Pajak Penghasilan yang terutang sebesar a. Pajak Penghasilan yang terutang


Rp100.000.000,00 sebesar Rp100.000.000,00

b. Kredit pajak, yaitu: b. Kredit pajak, yaitu:

 - Pajak Penghasilan Pasal 22     Rp - Pajak Penghasilan Pasal 22


20.000.000,00 Rp20.000.000,00

 - Pajak Penghasilan Pasal 23     Rp - Pajak Penghasilan Pasal 23


40.000.000,00 Rp40.000.000,00

 - Pajak Penghasilan Pasal 25     Rp - Pajak Penghasilan Pasal 25


90.000.000,00   Rp90.000.000,00

 Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut


diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar dengan penghitungan sebagai berikut: Bayar dengan penghitungan sebagai berikut:

- Pajak Penghasilan yang terutang sebesar - Pajak Penghasilan yang terutang sebesar
Rp100.000.000,00 Rp100.000.000,00

Kredit Pajak: - Kredit Pajak:

- Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp - Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp


20.000.000,00 20.000.000,00

-Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp - Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp


40.000.000,00 40.000.000,00

- Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp - Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp


90.000.000,00(+)   90.000.000,00(+)

                                           Rp
150.000.000,00 Rp150.000.000,00

- Jumlah Pengembalian Pendahuluan - Jumlah Pengembalian


Kelebihan Pajak Rp   80.000.000,00(-)
Pendahuluan Kelebihan Pajak Rp
 Jumlah pajak yang dapat Dikreditkan  Rp 80.000.000,00(-)
70.000.000,00 (-)
- Jumlah pajak yang dapat dikreditkan Rp
Pajak yang tidak/kurang dibayar  Rp 70.000.000,00(-)
30.000.000,00
Pajak yang tidak/kurang dibayar Rp
Sanksi administrasi berupa Kenaikan sebesar 30.000.000,00
100%  Rp30.000.000,00(+)
Sanksi administrasi berupa kenaikan
 Jumlah yang masih harus Dibayar  Rp
60.000.000,00
sebesar 100% Rp  30.000.000,00 (+)

2) Pajak Pertambahan Nilai


Jumlah yang masih harus dibayar Rp
60.000.000,00
 - Pengusaha Kena Pajak telah memperoleh
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
2)  Pajak Pertambahan Nilai
sebesar Rp60.000.000,00.

- Pengusaha Kena Pajak telah memperoleh


 - Dari pemeriksaan diperoleh hasil sebagai
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
berikut:
sebesar Rp60.000.000,00.

a. Pajak Keluaran
- Dari pemeriksaan diperoleh hasil sebagai
Rp100.000.000,00
berikut:

b. Kredit pajak, yaitu:


a. Pajak Keluaran Rp100.000.000,00

 - Pajak Masukan  Rp150.000.000,00


b. Kredit pajak, yaitu Pajak Masukan
Rp150.000.000,00
 - Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut
Bayar dengan penghitungan sebagai berikut:
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar dengan penghitungan sebagai berikut:
- Pajak Keluaran Rp100.000.000,00
- Pajak Keluaran Rp100.000.000,00
Kredit Pajak:
- Kredit Pajak:
- Pajak Masukan Rp150.000.000,00
- Pajak Masukan Rp150.000.000,00
- Jumlah Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pajak
- Jumlah Pengembalian

 Rp 60.000.000,00(-)
Pendahuluan Kelebihan Pajak Rp
60.000.000,00(-)
 Jumlah pajak yang dapat Dikreditkan  Rp
90.000.000,00(-)
- Jumlah pajak yang dapat dikreditkan Rp
90.000.000,00(-)
 Pajak yang tidak/kurang dibayar  Rp
10.000.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp
10.000.000,00
 Sanksi administrasi berupa Kenaikan
sebesar 100%  
 Rp 10.000.000,00(+) Sanksi administrasi kenaikan 100% Rp
10.000.000,00(+)                
 Jumlah yang masih harus Dibayar Rp
20.000.000,00 Jumlah yang masih harus dibayar Rp
20.000.000,00
 

 
  Tidak ada 6 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak
apabila:

a. terhadap Wajib Pajak tersebut


dilakukan tindakan penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan;
b. terlambat menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa untuk suatu
jenis pajak tertentu 2 (dua) Masa Pajak
berturut-turut;

c. terlambat menyampaikan Surat


Pemberitahuan Masa untuk suatu
jenis pajak tertentu 3 (tiga) Masa Pajak
dalam 1 (satu) tahun kalender;
atau

d. terlambat menyampaikan Surat


Pemberitahuan Tahunan.

Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak ada 7 Tata cara penetapan Wajib Pajak dengan
kriteria tertentu diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas
 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Pasal 17 d surat keputusan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak yang memenuhi persyaratan
tertentu

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


  Tidak ada 1 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
penelitian atas permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak
yang memenuhi persyaratan tertentu,
menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 3 (tiga)
bulan sejak permohonan diterima secara lengkap
untuk Pajak Penghasilan, dan paling lama 1 (satu)
bulan sejak permohonan diterima secara lengkap
untuk Pajak Pertambahan Nilai.
Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak ada 2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan
kelebihan pembayaran pajak adalah:

a. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak


menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas;
b. Wajib Pajak orang pribadi yang
menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas dengan jumlah peredaran usaha dan
jumlah lebih bayar sampai dengan
jumlah tertentu;

c. Wajib Pajak badan dengan jumlah


peredaran usaha dan jumlah lebih bayar
sampai dengan jumlah tertentu; atau

d. Pengusaha Kena Pajak yang


menyampaikan Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan
jumlah penyerahan dan jumlah lebih
bayar sampai dengan jumlah tertentu.

Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak ada 3 Batasan jumlah peredaran usaha, jumlah
penyerahan, dan jumlah lebih bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak ada 4 Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan menerbitkan surat
ketetapan pajak setelah melakukan pengembalian
pendahuluan kelebihan pajak.

Penjelasan

Untuk mengurangi penyalahgunaan pemberian


kemudahan percepatan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat
melakukan pemeriksaan setelah memberikan
pengembalian pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
  Tidak ada 5 Jika berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) Direktur Jenderal Pajak
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,
jumlah pajak yang kurang dibayar ditambah
dengan sanksi administrasi berupa kenaikan
sebesar 100% (seratus persen).
Penjelasan

Untuk memotivasi Wajib Pajak agar melaporkan


jumlah pajak yang terutang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, apabila dari hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterbitkan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah
pajak yang kurang dibayar ditambah dengan
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan
pembayaran pajak.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 17 e pengembalian ppn orang pribadi bukan subjek dalam negri

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


  Tidak ada   Orang pribadi yang bukan subjek pajak dalam
negeri yang melakukan pembelian Barang Kena
Pajak di dalam daerah pabean yang tidak
dikonsumsi di daerah pabean dapat diberikan
pengembalian Pajak Pertambahan Nilai yang telah
dibayar, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas
       

 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Pasal 18 dasar penagihan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang1 Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, yang Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta
menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan
bertambah, merupakan dasar penagihan pajak. jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah,
merupakan dasar penagihan pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Cukup jelas
Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, yang
menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah, merupakan sarana administrasi bagi
Direktur Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan
pajak.
2 dihapus. 2 Dihapus

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 19 bunga penagihan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat 1 Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat
tambahan jumlah pajak yang harus dibayar Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau
berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan
Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, jumlah pajak yang masih harus dibayar
pada saat jatuh tempo pembayaran tidak atau bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan
kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak
tidak atau kurang dibayar itu, dikenakan sanksi yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan untuk seluruh masa, yang persen) per bulan untuk seluruh masa, yang
dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan
tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya
Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan. dihitung penuh 1 (satu) bulan.

Penjelasan Penjelasan

Ayat ini mengatur pengenaan bunga penagihan Ayat ini mengatur pengenaan sanksi administrasi
atas jumlah yang masih harus dibayar menurut berupa bunga berdasarkan jumlah pajak yang
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat masih harus dibayar yang tidak atau kurang
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan dibayar pada saat jatuh tempo pelunasan atau
tambahan jumlah pajak yang harus dibayar terlambat dibayar.
berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding,
Contoh:
yang tidak atau kurang dibayar pada saat jatuh
tempo pembayaran atau terlambat dibayar.
Untuk jelasnya cara penghitungan bunga a. Jumlah pajak yang masih harus dibayar
tersebut diberikan contoh sebagai berikut: berdasarkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar sebesar Rp10.000.000,00 yang
diterbitkan tanggal 7 Oktober 2008,
1. Atas jumlah pajak yang kurang dibayar.
dengan batas akhir pelunasan tanggal 6
November 2008. Jumlah pembayaran sampai
Surat Ketetapan Pajak Pajak dengan tanggal 6 November 2008
Penghasilan. Rp6.000.000,00. Pada tanggal 1 Desember
2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan
perhitungan sebagai berikut:
Pajak terutang atau ditagih (dianggap
tidak ada jumlah pajak yang   dikreditkan)
Rp100.000,00.  Surat ketetapan pajak Pajak yang masih harus dibayar =
diterbitkan tanggal 10 Oktober 2002. Rp10.000.000,00
Harus dilunasi paling lambat tanggal 9
November 2002, tetapi baru dibayar sejumlah
Dibayar sampai dengan jatuh tempo
Rp60.000,00 pada tanggal 1 November
pelunasan = Rp  6.000.000,00(-)
2002. Sampai pada tanggal batas waktu
pembayaran terakhir (9 November 2002) sisa
tagihan tidak dibayar lagi oleh Wajib Pajak. Kurang dibayar = Rp  4.000.000,00

Pada tanggal 18 November 2002 Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x


diterbitkan Surat Tagihan Pajak oleh Direktur Rp4.000.000,00) = Rp       80.000,00
Jenderal Pajak dengan penghitungan sebagai
berikut: b. Dalam hal terhadap Surat Ketetapan
Pajak terutang               Rp100.000,00 Pajak Kurang Bayar sebagaimana tersebut
pada huruf a, Wajib Pajak membayar
Rp10.000.000,00 pada tanggal 3
Dibayar pada waktunya  Rp  60.000,00
Desember 2008 dan pada tanggal 5 Desember
2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi
Kurang dibayar              Rp  40.000,00 administrasi berupa bunga dihitung
sebagai berikut:
 
Pajak yang masih harus dibayar =
Bunga dihitung satu bulan = 1 x 2% x Rp10.000.000,00
Rp40.000,00 = Rp 800,00.  Bunga
tersebut ditagih dengan Surat Tagihan Pajak. Dibayar setelah jatuh tempo pelunasan
= Rp10.000.000,00
2. Atas jumlah pajak yang terlambat
dibayar. Kurang dibayar = Rp                0,00

Dasarnya sama dengan contoh nomor 1. Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x


Dibayar penuh tetapi terlambat, misalnya Rp10.000.000,00) = Rp     200.000,00
dibayar tanggal 20 November 2002. Tanggal
25 November 2002 diterbitkan Surat
Tagihan Pajak.

Bunga terutang dalam Surat Tagihan


Pajak dihitung satu bulan = 1 x 2% x
Rp100.000,00 = Rp2.000,00.

3. Atas jumlah pajak yang kurang dan


terlambat dibayar.

Dasarnya sama dengan contoh nomor 1.


Dibayar sejumlah Rp60.000,00 pada
tanggal 20 November 2002. Tanggal 25
November 2002 diterbitkan Surat
Tagihan Pajak.

Bunga terutang dihitung satu bulan = 1


x 2% x Rp100.000,00 = Rp2.000,00.

 
2 Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan 2 Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan
mengangsur atau menunda pembayaran pajak, mengangsur atau menunda pembayaran pajak
juga dikenakan bunga sebesar 2% (dua juga dikenai sanksi administrasi berupa
persen) sebulan, dan bagian dari bulan dihitung bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari
penuh 1 (satu) bulan. jumlah pajak yang masih harus dibayar dan
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Ayat ini mengatur pengenaan sanksi administrasi
berupa bunga dalam hal Wajib Pajak
diperbolehkan mengangsur atau menunda
pembayaran pajak.

Contoh:

a. Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan


Pajak Kurang Bayar sebesar
Rp1.120.000,00 yang diterbitkan pada tanggal 2
Januari 2009 dengan batas akhir pelunasan
tanggal 1 Februari 2009. Wajib Pajak tersebut
diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran
pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan dengan
jumlah yang tetap sebesar
Rp224.000,00. Sanksi administrasi berupa bunga
untuk setiap angsuran dihitung sebagai berikut:

angsuran ke-1 : 2% x Rp1.120.000,00


= Rp22.400,00.

angsuran ke-2 : 2% x Rp896.000,00 =


Rp17.920,00.

angsuran ke-3 : 2% x Rp672.000,00 =


Rp13.440,00.

angsuran ke-4 : 2% x Rp448.000,00 =


Rp8.960,00.

angsuran ke-5 : 2% x Rp224.000,00 =


Rp4.480,00.

b. Wajib Pajak sebagaimana dimaksud


dalam huruf a diperbolehkan untuk
menunda pembayaran pajak sampai dengan
tanggal 30 Juni 2009.

Sanksi administrasi berupa bunga atas


penundaan pembayaran Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar tersebut sebesar 5 x 2% x
Rp1.120.000,00 = Rp112.000,00.
3 Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda 3 Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda
penyampaian Surat Pemberitahuan dan ternyata penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
penghitungan sementara pajak yang terutang dan ternyata penghitungan sementara pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) yang terutang sebagaimana dimaksud dalam
kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya Pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak yang
terutang, maka atas kekurangan pembayaran sebenarnya terutang atas kekurangan
pajak tersebut, dikenakan bunga sebesar 2% pembayaran pajak tersebut, dikenai bunga
(dua persen) sebulan yang dihitung dari saat sebesar 2% (dua persen) per bulan yang
berakhirnya kewajiban menyampaikan Surat dihitung dari saat berakhirnya batas waktu
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
Pasal 3 ayat (3) huruf b sampai dengan tanggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut, huruf b dan huruf c sampai dengan tanggal
dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut
bulan. dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 20 pelaksanaan penagihan pajak
UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007
1 Jumlah pajak yang terutang berdasarkan Surat 1 Atas jumlah pajak yang masih harus dibayar,
Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang yang berdasarkan Surat Tagihan Pajak, Surat
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat
Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan
dibayar bertambah, yang tidak dibayar oleh Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah
Penanggung Pajak sesuai dengan jangka waktu pajak yang masih harus dibayar bertambah, yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), tidak dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai
ditagih dengan Surat Paksa. dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (3) atau ayat (3a)
dilaksanakan penagihan pajak dengan Surat
Penjelasan
Paksa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Dalam hal jumlah tagihan pajak tersebut tidak
atau kurang dibayar sampai dengan tanggal
Penjelasan
jatuh tempo pembayaran, atau sampai dengan
tanggal jatuh tempo penundaan pembayaran
atau tidak memenuhi angsuran pembayaran Apabila jumlah utang pajak tidak atau kurang
pajak, penagihannya dilakukan dengan Surat dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo
Paksa. Penagihan pajak dengan Surat Paksa pembayaran atau sampai dengan tanggal jatuh
tersebut dilaksanakan terhadap Penanggung tempo penundaan pembayaran, atau Wajib Pajak
Pajak. tidak memenuhi angsuran pembayaran pajak,
penagihannya dilaksanakan dengan Surat Paksa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Penagihan pajak dengan
Surat Paksa tersebut dilaksanakan terhadap
Penanggung Pajak.
2 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana 2 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), penagihan seketika dimaksud pada ayat (1), penagihan seketika dan
dan sekaligus dilakukan dalam hal : sekaligus dilakukan apabila:

a. Penanggung Pajak akan meninggalkan a. Penanggung Pajak akan meninggalkan


Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat Indonesia untuk selama-lamanya atau
untuk itu; berniat untuk itu;
b. Penanggung Pajak memindahtangankan b. Penanggung Pajak memindahtangankan
barang yang dimiliki atau yang dikuasai barang yang dimiliki atau yang dikuasai
dalam rangka menghentikan atau dalam rangka menghentikan atau
mengecilkan kegiatan perusahaan, atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau
pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia; pekerjaan yang dilakukannya di
Indonesia;
c. terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung
Pajak akan membubarkan badan c. Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung
usahanya, atau menggabungkan usahanya, Pajak akan membubarkan badan usaha atau
atau memekarkan usahanya, atau menggabungkan atau memekarkan usaha,
memindahtangankan perusahaan yang atau memindahtangankan perusahaan yang
dimiliki atau yang dikuasainya, atau dimiliki atau yang dikuasainya, atau
melakukan perubahan bentuk lainnya; melakukan perubahan bentuk lainnya;

d. badan usaha akan dibubarkan oleh Negara; d. badan usaha akan dibubarkan oleh negara;
atau atau

e. terjadi penyitaan atas barang Penanggung e. terjadi penyitaan atas barang Penanggung
Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda- Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-
tanda kepailitan. tanda kepailitan.

Penjelasan Penjelasan Yang dimaksud dengan “penagihan


seketika dan sekaligus” adalah tindakan
penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita
Yang dimaksud dengan penagihan seketika dan
Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu
tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi
seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, Masa
sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang
Pajak, dan Tahun Pajak.
dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada
Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal
jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh
utang pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak,
dan Tahun Pajak.

 
3 Penagihan pajak dengan Surat Paksa 3 Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
perundang-undangan yang berlaku. undangan perpajakan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 21 hak mendahulu

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Negara mempunyai hak mendahulu untuk 1 Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang
tagihan pajak atas barang-barang milik pajak atas barang-barang milik Penanggung
Penanggung Pajak. (UU No 9 Tahun 1994) Pajak.

Penjelasan Penjelasan

Ayat ini menetapkan kedudukan negara sebagai Ayat ini menetapkan kedudukan negara sebagai
kreditur preferen yang dinyatakan mempunyai kreditur preferen yang dinyatakan mempunyai
hak mendahulu atas barang-barang milik hak mendahulu atas barang-barang milik
Penanggung Pajak yang akan dilelang di muka Penanggung Pajak yang akan dilelang di muka
umum. umum.

Setelah utang pajak dilunasi baru diselesaikan Pembayaran kepada kreditur lain diselesaikan
pembayaran kepada kreditur lain. setelah utang pajak dilunasi.

Maksud dari ayat ini adalah untuk memberi


kesempatan kepada Pemerintah untuk
mendapatkan bagian lebih dahulu dari kreditur
lain atas hasil pelelangan barang-barang milik
Penanggung Pajak di muka umum guna
menutupi atau melunasi utang pajaknya.
2 Ketentuan tentang hak mendahulu sebagaimana 2 Ketentuan tentang hak mendahulu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), meliputi pokok pajak, dimaksud pada ayat (1) meliputi pokok pajak,
sanksi administrasi berupa bunga, denda, sanksi administrasi berupa bunga, denda,
kenaikan, dan biaya penagihan pajak. kenaikan, dan biaya penagihan pajak.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


3 Hak mendahulu untuk tagihan pajak melebihi 3 Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi
segala hak mendahulu lainnya, kecuali
terhadap : segala hak mendahulu lainnya, kecuali terhadap:

a. biaya perkara yang semata-mata a. biaya perkara yang hanya disebabkan


disebabkan suatu penghukuman untuk oleh suatu penghukuman untuk
melelang suatu barang bergerak dan atau melelang suatu barang bergerak dan/atau
barang tidak bergerak; barang tidak bergerak;
b. biaya yang telah dikeluarkan untuk b. biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkan barang dimaksud; menyelamatkan barang dimaksud;
dan/atau
c. biaya perkara, yang semata-mata
disebabkan pelelangan dan penyelesaian c. biaya perkara, yang hanya disebabkan
suatu warisan. oleh pelelangan dan penyelesaian suatu
warisan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
  Tidak Ada 3a Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, bubar,
atau dilikuidasi maka kurator, likuidator, atau
orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan
pemberesan dilarang membagikan harta Wajib
Pajak dalam pailit, pembubaran atau likuidasi
kepada pemegang saham atau kreditur lainnya
sebelum menggunakan harta tersebut untuk
membayar utang pajak Wajib Pajak tersebut.

Penjelasan
4 Hak mendahulu itu hilang setelah lampau waktu 4 Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu
2 (dua) tahun sejak tanggal diterbitkan Surat 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan Surat
Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus Putusan Peninjauan Kembali yang
dibayar bertambah, kecuali apabila dalam menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
jangka waktu 2 (dua) tahun tersebut, Surat bertambah.
Paksa untuk membayar itu diberitahukan
secara resmi, atau diberikan penundaan
Penjelasan
pembayaran.

Cukup jelas
Penjelasan

Cukup jelas
5 Dalam hal Surat Paksa untuk membayar 5 Perhitungan jangka waktu hak mendahulu
diberitahukan secara resmi, jangka waktu 2 ditetapkan sebagai berikut:
(dua) tahun sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4), dihitung sejak tanggal pemberitahuan Surat a. dalam hal Surat Paksa untuk membayar
Paksa, atau dalam hal diberikan penundaan diberitahukan secara resmi maka
pembayaran jangka waktu 2 (dua) tahun jangka waktu 5 (lima) tahun
tersebut ditambah dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
penundaan pembayaran. (4) dihitung sejak pemberitahuan Surat
Paksa; atau
b. dalam hal diberikan penundaan
Penjelasan
pembayaran atau persetujuan
angsuran pembayaran maka jangka
Cukup jelas waktu 5 (lima) tahun tersebut
dihitung sejak batas akhir penundaan
diberikan.

Penjelasan

Cukup jelas
 

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 22 daluwarsa penagihan pajak

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Hak untuk melakukan penagihan pajak, 1 Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk
termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan
penagihan pajak, daluwarsa setelah lampau pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5
waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak saat (lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak
Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak
Pajak yang bersangkutan. Kurang Bayar Tambahan, dan Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan
Penjelasan
Peninjauan Kembali.

Saat daluwarsa penagihan pajak ini perlu


Penjelasan
ditetapkan untuk memberi kepastian hukum
kapan utang pajak tersebut tidak dapat ditagih
lagi. Saat daluwarsa penagihan pajak ini perlu
ditetapkan untuk memberi kepastian hukum
kapan utang pajak tersebut tidak dapat ditagih
lagi.

Daluwarsa penagihan pajak 5 (lima) tahun


dihitung sejak Surat Tagihan Pajak dan surat
ketetapan pajak diterbitkan.

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan


pembetulan, keberatan, banding atau Peninjauan
Kembali, daluwarsa penagihan pajak 5 (lima)
tahun dihitung sejak tanggal penerbitan Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali.
2 Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana 2 Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) tertangguh apabila: dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:

a. diterbitkan Surat Teguran dan Surat a. diterbitkan Surat Paksa;


Paksa; b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak
b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib baik langsung maupun tidak
Pajak baik langsung maupun tidak langsung; langsung;

c. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak c. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang


Kurang Bayar sebagaimana dimaksud dalam Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal 13 ayat (5) atau Surat Ketetapan Pajak 13 ayat (5), atau Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan sebagaimana Kurang Bayar Tambahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4). dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4); atau

d. dilakukan penyidikan tindak pidana di


Penjelasan
bidang perpajakan.

Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 10


Penjelasan
(sepuluh) tahun apabila:

Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 5


a. Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat
(lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat
Teguran dan menyampaikan Surat Paksa
kepada Penanggung Pajak yang tidak (1) apabila:
melakukan pembayaran utang pajak
sampai dengan tanggal jatuh tempo
a. Direktur Jenderal Pajak menerbitkan dan
pembayaran. Dalam hal seperti itu
memberitahukan Surat Paksa kepada
daluwarsa penagihan dihitung sejak
Penanggung Pajak yang tidak melakukan
tanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.
pembayaran utang pajak sampai dengan
tanggal jatuh tempo pembayaran. Dalam hal
b. Wajib Pajak menyatakan pengakuan utang seperti itu, daluwarsa penagihan pajak
pajak dengan cara: dihitung sejak tanggal pemberitahuan Surat
Paksa tersebut.

-  Wajib Pajak mengajukan


b. Wajib Pajak menyatakan pengakuan utang
permohonan angsuran dan
pajak dengan cara mengajukan permohonan
penundaan pembayaran utang angsuran atau penundaan pembayaran utang
pajak sebelum tanggal jatuh pajak sebelum tanggal jatuh tempo
tempo pembayaran. Dalam hal pembayaran. Dalam hal seperti itu,
seperti itu daluwarsa penagihan daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak
dihitung sejak tanggal surat tanggal surat permohonan angsuran atau
permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak diterima
penundaan pembayaran utang oleh Direktur Jenderal Pajak.
pajak diterima oleh Direktur
Jenderal Pajak. c. Terdapat Surat Ketetapan Pajak Kurang
- Wajib Pajak mengajukan Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan yang diterbitkan terhadap
permohonan pengajuan
Wajib Pajak karena Wajib Pajak melakukan
keberatan. Dalam hal seperti itu tindak pidana di bidang perpajakan dan
daluwarsa penagihan dihitung tindak pidana lain yang dapat merugikan
sejak tanggal surat keberatan pendapatan negara berdasarkan putusan
Wajib Pajak diterima Direktur pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
Jenderal Pajak. hukum tetap. Dalam hal seperti itu,
 - Wajib Pajak melaksanakan daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak
pembayaran sebagian utang tanggal penerbitan surat ketetapan pajak
tersebut.
pajaknya. Dalam hal seperti itu
daluwarsa penagihan dihitung
sejak tanggal pembayaran d. Terhadap Wajib Pajak dilakukan penyidikan
sebagian utang pajak tersebut. tindak pidana di bidang perpajakan,
daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak
tanggal penerbitan Surat Perintah Penyidikan
c. Terdapat Surat Ketetapan Pajak Kurang tindak pidana di bidang perpajakan.
Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan yang diterbitkan terhadap
Wajib Pajak karena melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan berdasarkan
putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Dalam hal seperti itu daluwarsa
penagihan dihitung sejak tanggal
penerbitan ketetapan pajak
tersebut.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 23 gugatan wajib pajak atau penanggung pajak
UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007
1 Dihapus 1 Dihapus
2 Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak2 Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak
terhadap : terhadap:

a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman
Lelang; Lelang;
b. Keputusan yang berkaitan dengan b. keputusan pencegahan dalam rangka
pelaksanaan keputusan perpajakan, selain penagihan pajak;
yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan
Pasal 26; c. keputusan yang berkaitan dengan
c. Keputusan pembetulan sebagaimana pelaksanaan keputusan perpajakan, selain
dimaksud dalam Pasal 16 yang berkaitan yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan
dengan Surat Tagihan Pajak; Pasal 26; atau
d. Keputusan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 yang berkaitan dengan Surat d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat
Tagihan Pajak; Keputusan Keberatan yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan atau tata cara yang telah diatur dalam
pajak ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan

Penjelasan
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan
pajak.
Cukup jelas
Penjelasan

Cukup jelas
3 Dihapus 3 Dihapus

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 24 penghapusan piutang pajak

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Tata cara penghapusan piutang pajak dan   Tata cara penghapusan piutang pajak dan penetapan
penetapan besarnya penghapusan diatur dengan besarnya penghapusan diatur dengan atau
Keputusan Menteri Keuangan. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan Penjelasan

Menteri Keuangan akan mengatur tata cara Menteri Keuangan mengatur tata cara penghapusan
penghapusan dan menentukan besarnya jumlah dan menentukan besarnya jumlah piutang pajak
piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi antara yang tidak dapat ditagih lagi, antara lain karena
lain karena Wajib Pajak telah meninggal dunia dan Wajib Pajak telah meninggal dunia dan tidak
tidak mempunyai harta warisan atau kekayaan, mempunyai harta warisan atau kekayaan, Wajib
Wajib Pajak badan yang telah selesai proses Pajak badan yang telah selesai proses pailitnya, atau
pailitnya, Wajib Pajak yang tidak memenuhi syarat Wajib Pajak yang tidak memenuhi syarat lagi
lagi sebagai subjek pajak dan hak untuk sebagai subjek pajak dan hak untuk melakukan
melakukan penagihan telah daluwarsa. Melalui penagihan pajak telah daluwarsa. Melalui cara ini
cara ini akan dapat diperkirakan secara efektif dapat diperkirakan secara efektif besarnya saldo
besarnya saldo piutang pajak yang akan dapat piutang pajak yang akan dapat ditagih atau
ditagih atau dicairkan. dicairkan.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 25 pengajuan keberatan
UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007
1 Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya 1 Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan
kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu : hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas
suatu:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
a.Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b.Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan; b.Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan;
c.Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;
c.Surat Ketetapan Pajak Nihil;
d.Surat Ketetapan Pajak Nihil;
d.Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau
e.Pemotongan atau pemungutan oleh pihak
ketiga berdasarkan ketentuan peraturan e.pemotongan atau pemungutan pajak oleh
perundang-undangan perpajakan. pihak ketiga berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Penjelasan
Penjelasan
Apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah
rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau Apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah
pemungutan pajak tidak sebagaimana mestinya, rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau
maka Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan pemungutan pajak tidak sebagaimana
hanya kepada Direktur Jenderal Pajak. mestinya, Wajib Pajak dapat mengajukan
keberatan hanya kepada Direktur Jenderal
Pajak.
Keberatan yang diajukan adalah terhadap
materi atau isi dari ketetapan pajak yaitu
jumlah rugi berdasarkan ketentuan undang- Keberatan yang diajukan adalah mengenai
undang perpajakan, jumlah besarnya pajak, materi atau isi dari ketetapan pajak, yaitu
pemotongan atau pemungutan pajak. jumlah rugi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, jumlah
besarnya pajak, atau pemotongan atau
Perkataan "suatu" pada ayat ini dimaksudkan
pemungutan pajak. Yang dimaksud dengan
bahwa satu keberatan harus diajukan terhadap
"suatu" pada ayat ini adalah 1(satu) keberatan
satu jenis pajak dan satu tahun pajak,
harus diajukan terhadap 1 (satu) jenis pajak
misalnya:
dan 1 (satu) Masa Pajak atau Tahun
Pajak.
Pajak Penghasilan Tahun Pajak 1995 dan Tahun
Pajak 1996 keberatannya harus diajukan
Contoh:
masing-masing dalam satu surat keberatan
tersendiri. Untuk dua tahun pajak tersebut
harus diajukan dua buah surat keberatan. Keberatan atas ketetapan Pajak Penghasilan
Tahun Pajak 2008 dan Tahun Pajak
2009 harus diajukan masing-masing dalam 1
(satu) surat keberatan tersendiri.
Untuk 2 (dua) Tahun Pajak tersebut
harus diajukan 2 (dua) buah surat keberatan.
2 Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa 2 Keberatan diajukan secara tertulis dalam
Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak bahasa Indonesia dengan mengemukakan
yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang
atau dipungut atau jumlah rugi menurut dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi
penghitungan Wajib Pajak dengan disertai menurut penghitungan Wajib Pajak dengan
alasan-alasan yang jelas. disertai alasan yang menjadi dasar
penghitungan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Yang dimaksud dengan “alasan-alasan yang
menjadi dasar penghitungan” dimaksud adalah
alasan-alasan yang jelas dan dilampiri dengan
fotokopi surat ketetapan pajak, bukti
pemungutan, atau bukti pemotongan.
3 Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 3 Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu
(tiga) bulan sejak tanggal surat, tanggal 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat
pemotongan atau pemungutan sebagaimana ketetapan pajak atau sejak tanggal
dimaksud dalam ayat (1), kecuali apabila Wajib pemotongan atau pemungutan pajak
Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali
itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa
kekuasaannya. jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya.
Penjelasan
Penjelasan
Batas waktu pengajuan surat keberatan
ditentukan dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak Batas waktu pengajuan surat keberatan
diterbitkan surat ketetapan pajak sebagaimana ditentukan dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak
dimaksud dalam ayat (1), dengan maksud agar tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau
supaya Wajib Pajak mempunyai waktu yang sejak tanggal pemotongan atau pemungutan
cukup memadai untuk mempersiapkan surat pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
keberatan beserta alasannya. dengan maksud agar Wajib Pajak mempunyai
waktu yang cukup memadai untuk
mempersiapkan surat keberatan beserta
Apabila ternyata bahwa batas waktu 3 (tiga)
alasannya.
bulan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh Wajib
Pajak karena keadaan di luar kekuasaan Wajib
Pajak (force mayeur), maka tenggang waktu Apabila ternyata bahwa batas waktu 3 (tiga)
selama 3 (tiga) bulan tersebut masih dapat bulan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh Wajib
dipertimbangkan untuk diperpanjang oleh Pajak karena keadaan di luar kekuasaan Wajib
Direktur Jenderal Pajak. Pajak (force majeur), tenggang waktu selama 3
(tiga) bulan tersebut masih dapat
dipertimbangkan untuk diperpanjang oleh
Direktur Jenderal Pajak.
  Tidak ada 3a Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan
atas surat ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib
melunasi pajak yang masih harus dibayar
paling sedikit sejumlah yang telah
disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat
keberatan disampaikan.

Penjelasan

Ketentuan ini mengatur bahwa persyaratan


pengajuan keberatan bagi Wajib Pajak adalah
harus melunasi terlebih dahulu sejumlah
kewajiban perpajakannya yang telah disetujui
Wajib Pajak pada saat pembahasan akhir hasil
pemeriksaan. Pelunasan tersebut harus
dilakukan sebelum Wajib Pajak mengajukan
keberatan.
4 Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan 4 Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
(2), dan ayat (3) tidak dianggap sebagai ayat (3), atau ayat (3a) bukan merupakan
surat keberatan, sehingga tidak surat keberatan sehingga tidak
dipertimbangkan. dipertimbangkan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Permohonan keberatan yang tidak memenuhi


salah satu syarat sebagaimana dimaksud dalam
pasal ini bukan merupakan surat keberatan,
sehingga tidak dapat dipertimbangkan dan tidak
diterbitkan Surat Keputusan Keberatan.
5 Tanda penerimaan surat keberatan yang 5 Tanda penerimaan surat keberatan yang
diberikan oleh pejabat Direktorat Jenderal diberikan oleh pegawai Direktorat Jenderal
Pajak yang ditunjuk untuk itu atau tanda Pajak yang ditunjuk untuk menerima surat
pengiriman surat keberatan melalui pos keberatan atau tanda pengiriman surat
tercatat menjadi tanda bukti penerimaan surat keberatan melalui pos dengan bukti
keberatan. pengiriman surat, atau melalui cara lain
yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan menjadi tanda
Penjelasan
bukti penerimaan surat keberatan.

Tanda penerimaan surat yang telah diberikan


Penjelasan
oleh pejabat Direktorat Jenderal Pajak atau oleh
Kantor Pos berfungsi sebagai tanda terima surat
keberatan apabila surat tersebut memenuhi Tanda penerimaan surat yang telah diberikan
syarat sebagai surat keberatan. Dengan oleh pegawai Direktorat Jenderal Pajak atau
demikian batas waktu penyelesaian keberatan oleh pos berfungsi sebagai tanda terima surat
dihitung sejak tanggal penerimaan surat keberatan apabila surat tersebut memenuhi
dimaksud. syarat sebagai surat keberatan. Dengan
demikian, batas waktu penyelesaian keberatan
dihitung sejak tanggal penerimaan surat
Apabila surat Wajib Pajak tidak memenuhi
dimaksud.
syarat sebagai surat keberatan dan Wajib Pajak
memperbaikinya, maka batas waktu
penyelesaian keberatan dihitung sejak Apabila surat Wajib Pajak tidak memenuhi
diterimanya surat berikutnya yang memenuhi syarat sebagai surat keberatan dan Wajib Pajak
syarat sebagai surat keberatan. memperbaikinya dalam batas waktu
penyampaian surat keberatan, batas waktu
penyelesaian keberatan dihitung sejak diterima
surat berikutnya yang memenuhi syarat sebagai
surat keberatan.
6 Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk 6 Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk
keperluan pengajuan keberatan, Direktur keperluan pengajuan keberatan, Direktur
Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan
secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar
pengenaan pajak, penghitungan rugi, pengenaan pajak, penghitungan rugi, atau
pemotongan atau pemungutan pajak. pemotongan atau pemungutan pajak.

Penjelasan Penjelasan

Agar Wajib Pajak dapat menyusun keberatan Agar Wajib Pajak dapat menyusun keberatan
dengan alasan-alasan yang kuat, Wajib Pajak dengan alasan yang kuat, Wajib Pajak diberi
diberi hak untuk meminta dasar-dasar hak untuk meminta dasar pengenaan pajak,
pengenaan, pemotongan atau pemungutan penghitungan rugi, atau pemotongan atau
pajak yang telah ditetapkan, sebaliknya Direktur pemungutan pajak yang telah ditetapkan. Oleh
Jenderal Pajak berkewajiban untuk memenuhi karena itu, Direktur Jenderal Pajak
permintaan tersebut di atas. berkewajiban untuk memenuhi permintaan
tersebut.
7 Pengajuan keberatan tidak menunda 7 Dalam hal Wajib Pajak mengajukan
kewajiban membayar pajak dan keberatan, jangka waktu pelunasan pajak
pelaksanaan penagihan pajak. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(3) atau ayat (3a) atas jumlah pajak yang
belum dibayar pada saat pengajuan
Penjelasan
keberatan, tertangguh sampai dengan 1
(satu) bulan sejak tanggal penerbitan
Untuk mencegah usaha penghindaran atau Surat Keputusan Keberatan.
penundaan pembayaran pajak melalui
pengajuansurat keberatan, maka pengajuan
Penjelasan
keberatan tidak menghalangi tindakan
penagihansampai dengan pelaksanaan lelang.
Ayat ini mengatur bahwa jatuh tempo
pembayaran yang tertera dalam surat
Ketentuan ini perlu dicantumkanKetentuan ini
ketetapan pajak tertangguh sampai dengan 1
perlu dicantumkan dengan maksud agar Wajib
(satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat
Pajak dengan dalih mengajukan keberatan,
Keputusan Keberatan. Penangguhan jangka
untuk tidak melakukan kewajiban membayar
waktu pelunasan pajak menyebabkan sanksi
pajak yang telah ditetapkan, sehingga dapat
administrasi berupa bunga sebesar 2% per
dicegah terganggunya penerimaan negara.
bulan sebagaimana diatur dalam Pasal 19 tidak
diberlakukan atas jumlah pajak yang belum
dibayar pada saat pengajuan keberatan.
  Tidak ada 8 Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat
pengajuan permohonan keberatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) tidak termasuk
sebagai utang pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (1a).

Penjelasan

Cukup jelas.
  Tidak ada 9 Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau
dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 50% (lima
puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan
keputusan keberatan dikurangi dengan pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan.

Penjelasan

Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau


dikabulkan sebagian dan Wajib Pajak tidak
mengajukan permohonan banding, jumlah
pajak berdasarkan keputusan keberatan
dikurangi dengan pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan harus dilunasi
paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal
penerbitan Surat Keputusan Keberatan, dan
penagihan dengan Surat Paksa akan
dilaksanakan apabila Wajib Pajak tidak
melunasi utang pajak tersebut. Di samping itu,
Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa
denda sebesar 50% (lima puluh persen).

Contoh:

Untuk tahun pajak 2008, Surat Ketetapan Pajak


Kurang Bayar (SKPKB) dengan jumlah pajak
yang masih harus dibayar sebesar
Rp1.000.000.000,00 diterbitkan terhadap PT A.
Dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan,
Wajib Pajak hanya menyetujui pajak yang
masih harus dibayar sebesar
Rp200.000.000,00. Wajib Pajak telah melunasi
sebagian SKPKB tersebut sebesar
Rp200.000.000,00 dan kemudian mengajukan
keberatan atas koreksi lainnya. Direktur
Jenderal Pajak mengabulkan sebagian
keberatan Wajib Pajak dengan jumlah pajak
yang masih harus dibayar menjadi sebesar
Rp750.000.000,00. Dalam hal ini, Wajib Pajak
tidak dikenai sanksi administrasi sebagaimana
diatur dalam Pasal 19, tetapi dikenai sanksi
sesuai dengan ayat ini, yaitu sebesar  50% x
(Rp750.000.000,00 – Rp200.000.000,00) =
Rp275.000.000,00.
  Tidak ada 10 Dalam hal Wajib Pajak mengajukan
permohonan banding, sanksi administrasi
berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen)
sebagaimana dimaksud pada ayat (9) tidak
dikenakan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 26 keputusan keberatan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu   Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling
paling lama dua belas bulan sejak tanggal Surat lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat
Keberatan diterima, harus memberi keputusan keberatan diterima harus memberi keputusan atas
atas keberatan yang diajukan. keberatan yang diajukan.

Penjelasan Penjelasan

Terhadap Surat Keberatan yang diajukan oleh Terhadap surat keberatan yang diajukan oleh
Wajib Pajak kewenangan penyelesaian dalam Wajib Pajak, kewenangan penyelesaian dalam
tingkat pertama diberikan kepada Direktur tingkat pertama diberikan kepada Direktur
Jenderal Pajak dengan ketentuan batasan waktu Jenderal Pajak dengan ketentuan batasan waktu
penyelesaian keputusan atas keberatan Wajib penyelesaian keputusan atas keberatan Wajib
Pajak ditetapkan paling lama dua belas bulan Pajak ditetapkan paling lama 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal Surat Keberatan diterima. sejak tanggal surat keberatan diterima.

Dengan ditentukannya batas waktu penyelesaian Dengan ditentukannya batas waktu penyelesaian
keputusan atas keberatan tersebut, berarti akan keputusan atas keberatan tersebut, berarti akan
diperoleh suatu kepastian hukum bagi Wajib diperoleh suatu kepastian hukum bagi Wajib Pajak
Pajak di samping terlaksananya administrasi selain terlaksananya administrasi perpajakan.
perpajakan.
2 Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak   Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak
dapat menyampaikan alasan tambahan atau dapat menyampaikan alasan tambahan atau
penjelasan tertulis. penjelasan tertulis.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas.


3 Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas keberatan   Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas keberatan
dapat berupa menerima seluruhnya atau dapat berupa mengabulkan seluruhnya atau
sebagian, menolak atau menambah besarnya sebagian, menolak atau menambah besarnya
jumlah pajak yang terhutang. jumlah pajak yang masih harus dibayar.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas.


4 Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan   Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan
atas ketetapan pajak yang ditentukan dalam atas surat ketetapan pajak sebagaimana
Pasal 13 ayat (1) huruf b dan huruf d, Wajib dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b dan
Pajak yang bersangkutan harus dapat huruf d, Wajib Pajak yang bersangkutan harus
membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan
tersebut. pajak tersebut.

Penjelasan Penjelasan
Ayat ini mengharuskan Wajib Pajak membuktikan Ayat ini mengharuskan Wajib Pajak membuktikan
ketidakbenaran ketetapan pajak, dalam hal Wajib ketidakbenaran ketetapan pajak dalam hal Wajib
Pajak mengajukan keberatan terhadap pajak- Pajak mengajukan keberatan terhadap pajak-
pajak yang ditetapkan secara jabatan, Surat pajak yang ditetapkan secara jabatan. Surat
Ketetapan Pajak secara jabatan tersebut ketetapan pajak secara jabatan tersebut
diterbitkan karena Wajib Pajak tidak diterbitkan karena Wajib Pajak tidak
menyampaikan SPT Tahunan, meskipun telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan
ditegor secara tertulis, atau tidak memenuhi meskipun telah ditegur secara tertulis, tidak
kewajiban menyelenggarakan pembukuan, atau memenuhi kewajiban menyelenggarakan
menolak untuk memberikan kesempatan kepada pembukuan, atau menolak untuk memberikan
pejabat pemeriksa memasuki tempat-tempat kesempatan kepada pemeriksa memasuki tempat-
tertentu yang dipandang perlu, dalam rangka tempat tertentu yang dipandang perlu, dalam
pemeriksaan guna menetapkan besarnya jumlah rangka pemeriksaan guna menetapkan besarnya
pajak yang terutang. Apabila Wajib Pajak tidak jumlah pajak yang terutang. Apabila Wajib Pajak
membuktikan ketidakbenaran Surat Ketetapan tidak dapat membuktikan ketidakbenaran surat
Pajak secara jabatan itu, maka keberatannya ketetapan pajak secara jabatan, pengajuan
ditolak. keberatannya ditolak.
5 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud   Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) telah lewat dan Direktur Jenderal pada ayat (1) telah terlampaui dan Direktur
Pajak tidak memberi suatu keputusan, maka Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan,
keberatan yang diajukan tersebut dianggap keberatan yang diajukan tersebut dianggap
diterima. dikabulkan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 26a tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Tidak ada 1 Tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas.
2 Tidak ada 2 Tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain,
mengatur tentang pemberian hak kepada Wajib
Pajak untuk hadir memberikan keterangan atau
memperoleh penjelasan mengenai keberatannya.

Penjelasan

Agar dapat memberikan kesempatan yang lebih


luas kepada Wajib Pajak untuk memperoleh
keadilan dalam penyelesaian keberatannya, dalam
tata cara sebagaimana dimaksud pada ayat ini
diatur, antara lain, Wajib Pajak dapat hadir untuk
memberikan keterangan atau memperoleh
penjelasan mengenai keberatannya.
3 Tidak ada 3 Apabila Wajib Pajak tidak menggunakan hak
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), proses
keberatan tetap dapat diselesaikan.

Penjelasan

Cukup jelas.
4 Tidak ada 4 Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan,
catatan, data, informasi, atau keterangan lain
dalam proses keberatan yang tidak diberikan
pada saat pemeriksaan, selain data dan
informasi yang pada saat pemeriksaan belum
diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga,
pembukuan, catatan, data, informasi, atau
keterangan lain dimaksud tidak
dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatannya.

Penjelasan

Cukup jelas.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 27 pengajuan permohonan banding

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan 1 Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan
banding hanya kepada badan peradilan pajak banding hanya kepada badan peradilan pajak
terhadap keputusan mengenai atas Surat Keputusan Keberatan
keberatannya yang ditetapkan oleh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat
Direktur Jenderal Pajak. (1).

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


2 Putusan badan peradilan pajak bukan 2 Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan
merupakan keputusan tata usaha negara. pengadilan khusus di lingkungan peradilan
tata usaha negara.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
3 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diajukan secara tertulis dalam bahasa (1) diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama
waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan
diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan Keberatan diterima dan dilampiri dengan
tersebut. salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


4 dihapus. 4 dihapus
    4a Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk
keperluan pengajuan permohonan banding,
Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan
keterangan secara tertulis hal-hal yang
menjadi dasar Surat Keputusan Keberatan yang
diterbitkan.

Penjelasan

Cukup jelas
    5 Dihapus.
    5a Dalam hal Wajib Pajak mengajukan banding,
jangka waktu pelunasan pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), ayat (3a), atau
Pasal 25 ayat (7), atas jumlah pajak yang belum
dibayar pada saat pengajuan keberatan,
tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan
sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

Penjelasan

Ayat ini mengatur bahwa bagi Wajib Pajak yang


mengajukan banding, jangka waktu pelunasan
pajak yang diajukan banding tertangguh sampai
dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan
Putusan Banding. Penangguhan jangka waktu
pelunasan pajak menyebabkan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan sebagaimana diatur dalam
Pasal 19 tidak diberlakukan atas jumlah pajak
yang belum dibayar pada saat pengajuan
keberatan.
    5b Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat
pengajuan permohonan keberatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (5a) tidak termasuk
sebagai utang pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (1a).

Penjelasan

Cukup jelas
    5c Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat
pengajuan permohonan banding belum
merupakan pajak yang terutang sampai
dengan Putusan Banding diterbitkan.

Penjelasan

Cukup jelas
    5d Dalam hal permohonan banding ditolak atau
dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan
Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran
pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan.

Penjelasan

Dalam hal permohonan banding Wajib Pajak


ditolak atau dikabulkan sebagian, jumlah pajak
berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan
pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan harus dilunasi paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding,
dan penagihan dengan Surat Paksa akan
dilaksanakan apabila Wajib Pajak tidak melunasi
utang pajak tersebut. Di samping itu, Wajib Pajak
dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
100% (seratus persen) sebagaimana dimaksud
pada ayat ini.

Contoh:

Untuk tahun pajak 2008, Surat Ketetapan Pajak


Kurang Bayar (SKPKB) dengan jumlah pajak yang
masih harus dibayar sebesar Rp1.000.000.000,00
diterbitkan terhadap PT A. Dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan, Wajib Pajak hanya
menyetujui pajak yang masih harus dibayar
sebesar Rp200.000.000,00. Wajib Pajak telah
melunasi sebagian SKPKB tersebut sebesar
Rp200.000.000,00 dan kemudian mengajukan
keberatan atas koreksi lainnya. Direktur Jenderal
Pajak mengabulkan sebagian keberatan Wajib
Pajak dengan jumlah pajak yang masih harus
dibayar menjadi sebesar Rp750.000.000,00.

Selanjutnya Wajib Pajak mengajukan


permohonan banding dan oleh Pengadilan Pajak
diputuskan besarnya pajak yang masih harus
dibayar menjadi sebesar Rp450.000.000,00.
Dalam hal ini baik sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan
sebagaimana diatur dalam Pasal 19 maupun
sanksi administrasi berupa denda sebagaimana
diatur dalam Pasal 25 ayat (9) tidak dikenakan.
Namun, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi
berupa denda sesuai dengan ayat ini, yaitu
sebesar 100% x (Rp450.000.000,00 –
Rp200.000.000,00) = Rp250.000.000,00.
    6 Badan peradilan pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan dalam Pasal 23 ayat (2) diatur
dengan undang-undang.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 27a imbalan bunga

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Apabila pengajuan keberatan atau permohonan 1 Apabila pengajuan keberatan, permohonan
banding diterima sebagian atau seluruhnya, banding, atau permohonan peninjauan
sepanjang utang pajak sebagaimana kembali dikabulkan sebagian atau seluruhnya,
dimaksud dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang selama pajak yang masih harus dibayar
Bayar dan atau Surat Ketetapan Pajak Kurang sebagaimana dimaksud dalam Surat Ketetapan
Bayar Tambahan telah dibayar yang Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan
maka kelebihan pembayaran dikembalikan Pajak Nihil, dan Surat Ketetapan Pajak
dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% Lebih Bayar yang telah dibayar menyebabkan
(dua persen) sebulan untuk paling lama 24 kelebihan pembayaran pajak, kelebihan
(dua puluh empat) bulan dihitung sejak pembayaran dimaksud dikembalikan dengan
tanggal pembayaran yang menyebabkan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua
kelebihan pembayaran pajak sampai persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua
dengan diterbitkannya Keputusan puluh empat) bulan dengan ketentuan
Keberatan atau Putusan Banding. sebagai berikut:

Penjelasan a.untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar


dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan dihitung sejak tanggal pembayaran
Imbalanbunga hanya diberikan berkenaan
yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak
dengan Keputusan Keberatan atau Putusan
sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Bandingyang menyangkut Surat Ketetapan
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan
Peninjauan Kembali; atau
PajakKurang Bayar Tambahan.

b.untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan


Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
dihitung sejak tanggal penerbitan surat
ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding,
atau Putusan Peninjauan Kembali.

Penjelasan

Imbalan bunga diberikan berkenaan dengan


Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding,
atau Putusan Peninjauan Kembali dalam Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan
Pajak Nihil atau Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar yang telah dibayar menyebabkan
kelebihan pembayaran pajak.
  Tidak ada 1a Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) juga diberikan atas Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan
Ketetapan Pajak, atau Surat Keputusan
Pembatalan Ketetapan Pajak yang dikabulkan
sebagian atau seluruhnya menyebabkan
kelebihan pembayaran pajak dengan ketentuan
sebagai berikut:

a.untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar


dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan dihitung sejak tanggal pembayaran
yang menyebabkan kelebihan pembayaran
pajak sampai dengan diterbitkannya Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
PenguranganKetetapan Pajak, atau Surat
Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak;

b.untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat


Ketetapan Pajak Lebih Bayar dihitung sejak
tanggal penerbitan surat ketetapan pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan
Ketetapan Pajak, atau Surat Keputusan
Pembatalan Ketetapan Pajak; atau

c.untuk Surat Tagihan Pajak dihitung sejak


tanggal pembayaran yang menyebabkan
kelebihan pembayaran pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Pembetulan,
Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak,
atau Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan
Pajak.

Penjelasan

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan


pembetulan, pengurangan, atau pembatalan atas
surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak
yang keputusannya mengabulkan sebagian atau
seluruhnya, selama jumlah pajak yang masih
harus dibayar sebagaimana dimaksud dalam
surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak
telah dibayar menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak, kelebihan pembayaran
dimaksud dikembalikan dengan ditambah
imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per
bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan.
2 Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam 2 Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) juga diberikan atas pembayaran lebih ayat (1) juga diberikan atas pembayaran lebih
sanksi administrasi berupa denda sebagaimana sanksi administrasi berupa denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) dan atau dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) dan/atau
bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (1) berdasarkan Keputusan Pengurangan ayat (1) berdasarkan Surat Keputusan
atau Penghapusan Sanksi Administrasi, sebagai Pengurangan Sanksi Administrasi atau
akibat diterbitkan Keputusan Keberatan atau Surat Keputusan Penghapusan Sanksi
Putusan Banding yang menerima sebagian atau Administrasi sebagai akibat diterbitkan Surat
seluruh permohonan Wajib Pajak. Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau
Putusan Peninjauan Kembali yang
mengabulkan sebagian atau seluruh
Penjelasan
permohonan Wajib Pajak.

Imbalan bunga juga diberikan terhadap


Penjelasan
pembayaran lebih Surat Tagihan Pajak yang
telah diterbitkan berdasarkan Pasal 14 ayat (4)
dan Pasal 19 ayat (1) sehubungan dengan Imbalan bunga juga diberikan terhadap
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang pembayaran lebih Surat Tagihan Pajak yang
Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar telah diterbitkan berdasarkan Pasal 14 ayat (4)
Tambahan, yang memperoleh pengurangan atau dan Pasal 19 ayat (1) sehubungan dengan
penghapusan sanksi administrasi berupa denda diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang
atau bunga. Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, yang memperoleh pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi berupa denda
Pengurangan atau penghapusan dimaksud
atau bunga.
merupakan akibat dari adanya Keputusan
Keberatan atau Putusan Banding atas Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Pengurangan atau penghapusan yang dimaksud
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan merupakan akibat dari adanya Surat Keputusan
tersebut, yang menerima sebagian atau seluruh Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
permohonan Wajib Pajak. Peninjauan Kembali atas Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan tersebut, yang
mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan
Wajib Pajak.
3 Tata cara penghitungan pengembalian kelebihan 3 Tata cara penghitungan pengembalian kelebihan
bayar dan pemberian imbalan bunga diatur pembayaran pajak dan pemberian imbalan
dengan Keputusan Menteri Keuangan. bunga diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
 

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 28 ketentuan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan 1 Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
Wajib Pajak badan di Indonesia, wajib Wajib Pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan. menyelenggarakan pembukuan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


2 Dikecualikan dari kewajiban 2 Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban
menyelenggarakan pembukuan sebagaimana menyelenggarakan pembukuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) tetapi wajib dimaksud pada ayat (1), tetapi wajib
melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak
orang pribadi yang melakukan kegiatan orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha
usaha atau pekerjaan bebas yang menurut atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan diperbolehkan menghitung perpajakan diperbolehkan menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak Wajib Pajak orang pribadi yang tidak
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas. bebas.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


3 Pembukuan atau pencatatan tersebut harus 3 Pembukuan atau pencatatan tersebut harus
diselenggarakan dengan memperhatikan diselenggarakan dengan memperhatikan
itikad baik dan mencerminkan keadaan atau iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau
kegiatan usaha yang sebenarnya. kegiatan usaha yang sebenarnya.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


4 Pembukuan atau pencatatan harus 4 Pembukuan atau pencatatan harus
diselenggarakan di Indonesia dengan diselenggarakan di Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah, dan disusun satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam
dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


5 Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip 5 Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip
taat asas dan dengan stelsel akrual atau taat asas dan dengan stelsel akrual atau
stelsel kas. stelsel kas.

Penjelasan Penjelasan

Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama
digunakan dalam metode pembukuan digunakan dalam metode pembukuan dengan
dengan tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun-tahun sebelumnya untuk mencegah
mencegah penggeseran laba atau rugi. penggeseran laba atau rugi. Prinsip taat asas
Prinsip taat asas dalam metode pembukuan dalam metode pembukuan misalnya dalam
misalnya dalam penerapan: penerapan:

a.  Stelsel pengakuan penghasilan; a. stelsel pengakuan penghasilan;


  b. tahun buku;
b.  Tahun buku; c. metode penilaian persediaan; atau
  d. metode penyusutan dan amortisasi.
c.  Metode penilaian persediaan;
 
Stelsel akrual adalah suatu metode
d.  Metode penyusutan dan amortisasi
penghitungan penghasilan dan biaya dalam
arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh
  dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi,
tidak tergantung kapan penghasilan itu
diterima dan kapan biaya itu dibayar secara
Stelsel akrual adalah suatu metode
tunai.
penghitungan penghasilan dan biaya dalam
arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh
dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi Termasuk dalam pengertian stelsel akrual
tidak tergantung kapan penghasilan itu adalah pengakuan penghasilan berdasarkan
diterima dan kapan biaya itu dibayar tunai. metode persentase tingkat penyelesaian
pekerjaan yang umumnya dipakai dalam
bidang konstruksi dan metode lain yang
Termasuk dalam pengertian stelsel akrual
dipakai dalam bidang usaha tertentu seperti
adalah pengakuan penghasilan berdasarkan
build operate and transfer (BOT) dan real
metode persentase tingkat penyelesaian
estat.
pekerjaan  yang  umumnya   dipakai  di
bidang konstruksi dan metode lainnya yang
dipakai di bidang usaha tertentu seperti Stelsel kas adalah suatu metode yang
Build Operate and Transfer (BOT), Real penghitungannya didasarkan atas
Estate, dan lain-lain. penghasilan yang diterima dan biaya yang
dibayar secara tunai.
Stelsel kas adalah suatu metode yang
penghitungannya didasarkan atas Menurut stelsel kas, penghasilan baru
penghasilan yang diterima dan biaya yang dianggap sebagai penghasilan apabila benar-
dibayar secara tunai. benar telah diterima secara tunai dalam suatu
periode tertentu serta biaya baru dianggap
sebagai biaya apabila benar-benar telah
Menurut stelsel ini, penghasilan baru
dibayar secara tunai dalam suatu periode
dianggap sebagai penghasilan, bila benar-
tertentu.
benar telah diterima tunai dalam suatu
periode tertentu, serta biaya baru dianggap
sebagai biaya, bila benar-benar telah dibayar Stelsel kas biasanya digunakan oleh
tunai dalam suatu periode tertentu. perusahaan kecil orang pribadi atau
perusahaan jasa, misalnya transportasi,
hiburan, dan restoran yang tenggang waktu
Stelsel kas biasanya digunakan oleh
antara penyerahan jasa dan penerimaan
perusahaan kecil orang pribadi atau
pembayarannya tidak berlangsung lama.
perusahaan jasa misalnya transportasi,
Dalam stelsel kas murni, penghasilan dari
hiburan, restoran, yang tenggang waktu
penyerahan barang atau jasa ditetapkan pada
antara penyerahan jasa dan penerimaan
saat pembayaran dari pelanggan diterima dan
pembayarannya tidak berlangsung lama.
biaya-biaya ditetapkan pada saat barang,
Dalam stelsel kas murni, penghasilan dari
jasa, dan biaya operasi lain dibayar.
penyerahan barang atau jasa ditetapkan
pada saat diterimanya pembayaran dari
langganan, dan biaya-biaya ditetapkan pada Dengan cara ini, pemakaian stelsel kas dapat
saat dibayarnya barang, jasa, dan biaya mengakibatkan penghitungan yang
operasi lainnya. mengaburkan terhadap penghasilan, yaitu
besarnya penghasilan dari tahun ke tahun
dapat disesuaikan dengan mengatur
Dengan cara ini, pemakaian stelsel kas dapat
penerimaan kas dan pengeluaran kas. Oleh
mengakibatkan penghitungan yang
karena itu, untuk penghitungan Pajak
mengaburkan terhadap penghasilan, yaitu
Penghasilan dalam memakai stelsel kas harus
besarnya penghasilan dari tahun ke tahun
memperhatikan hal-hal antara lain sebagai
dapat disesuaikan dengan mengatur
berikut.
penerimaan kas dan pengeluaran kas. Oleh
karena itu untuk penghitungan Pajak
Penghasilan dalam memakai stelsel kas 1) Penghitungan jumlah penjualan dalam
harus memperhatikan hal-hal antara lain suatu periode harus meliputi seluruh
sebagai berikut: penjualan, baik yang tunai maupun yang
bukan. Dalam menghitung harga pokok
penjualan harus diperhitungkan seluruh
1)
pembelian dan persediaan.

 Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu


2) Dalam memperoleh harta yang dapat
periode harus meliputi seluruh penjualan,
disusutkan dan hak-hak yang dapat
baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam
diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan
menghitung harga pokok penjualan harus
dari penghasilan hanya dapat dilakukan
diperhitungkan seluruh pembelian dan
melalui penyusutan dan amortisasi.
persediaan.

3) Pemakaian stelsel kas harus dilakukan


 
secara taat asas (konsisten).

2) Dalam memperoleh harta yang


Dengan demikian penggunaan stelsel kas
dapat disusutkan dan hak-hak yang
untuk tujuan perpajakan dapat juga
dapat diamortisasi, biaya-biaya yang
dinamakan stelsel campuran.
dikurangkan dari penghasilan hanya dapat
dilakukan melalui penyusutan dan
amortisasi.

3)  Pemakaian stelsel kas harus


dilakukan secara taat asas
(konsisten).

Dengan demikian penggunaan stelsel kas


untuk tujuan perpajakan dapat juga
dinamakan stelsel campuran.
6 Perubahan terhadap metode pembukuan 6 Perubahan terhadap metode pembukuan
dan atau tahun buku, harus mendapat dan/atau tahun buku harus mendapat
persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak. persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.

Penjelasan Penjelasan

Pada dasarnya metode-metode pembukuan Pada dasarnya metode pembukuan yang


yang dianut harus taat asas, yaitu harus dianut harus taat asas, yaitu harus sama
sama dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan tahun-tahun sebelumnya, misalnya
misalnya dalam hal penggunaan metode dalam hal penggunaan metode pengakuan
pengakuan penghasilan dan biaya (metode penghasilan dan biaya (metode kas atau
kas atau akrual), metode penyusutan aktiva akrual), metode penyusutan aktiva tetap, dan
tetap, metode penilaian persediaan dan metode penilaian persediaan. Namun,
sebagainya. Namun demikian, perubahan perubahan metode pembukuan masih
metode pembukuan masih dimungkinkan dimungkinkan dengan syarat telah mendapat
dengan syarat telah mendapat persetujuan persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.
dari Direktur Jenderal Pajak. Perubahan Perubahan metode pembukuan harus
metode pembukuan harus diajukan kepada diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak
Direktur Jenderal Pajak sebelum dimulainya sebelum dimulainya tahun buku yang
tahun buku yang bersangkutan dengan bersangkutan dengan menyampaikan alasan
menyampaikan alasan-alasan yang logis dan yang logis dan dapat diterima serta akibat
dapat diterima serta akibat-akibat yang yang mungkin timbul dari perubahan
mungkin timbul dari perubahan tersebut. tersebut.

Perubahan metode pembukuan akan Perubahan metode pembukuan akan


mengakibatkan perubahan dalam prinsip mengakibatkan perubahan dalam prinsip taat
taat asas yang dapat meliputi perubahan asas yang dapat meliputi perubahan metode
metode dari kas ke akrual atau sebaliknya dari kas ke akrual atau sebaliknya atau
atau perubahan penggunaan metode perubahan penggunaan metode pengakuan
pengakuan penghasilan atau pengakuan penghasilan atau pengakuan biaya itu sendiri,
biaya itu sendiri. Misalnya dalam metode misalnya dalam metode pengakuan biaya
pengakuan biaya yang berkenaan dengan yang berkenaan dengan penyusutan aktiva
penyusutan aktiva tetap dengan tetap dengan menggunakan metode
menggunakan metode penyusutan tertentu. penyusutan tertentu.

Contoh: Contoh:

Wajib Pajak dalam tahun 2002 Wajib Pajak dalam tahun 2008 menggunakan
menggunakan metode penyusutan garis metode penyusutan garis lurus atau straight
lurus atau straight line method. Dalam tahun line method. Jika dalam tahun 2009 Wajib
2003 Wajib Pajak bermaksud mengubah Pajak bermaksud mengubah metode
metode penyusutan aktiva dengan penyusutan aktiva dengan menggunakan
menggunakan metode penyusutan saldo metode penyusutan saldo menurun atau
menurun atau declining balance method. declining balance method, Wajib Pajak harus
minta persetujuan terlebih dahulu kepada
Direktur Jenderal Pajak yang diajukan
Untuk keperluan tersebut, Wajib Pajak harus
sebelum dimulainya tahun buku 2009 dengan
minta persetujuan terlebih dahulu kepada
menyebutkan alasan dilakukannya perubahan
Direktur Jenderal Pajak yang diajukan
metode penyusutan dan akibat dari
sebelum dimulainya tahun buku 2003
perubahan tersebut.
dengan menyebutkan alasan-alasan
dilakukannya perubahan metode penyusutan
dan akibat dari perubahan tersebut. Selain itu, perubahan periode tahun buku
juga berakibat berubahnya jumlah
penghasilan atau kerugian Wajib Pajak. Oleh
Selain itu, perubahan periode tahun buku
karena itu, perubahan tersebut juga harus
juga berakibat berubahnya jumlah
mendapat persetujuan Direktur Jenderal
penghasilan atau kerugian Wajib Pajak, oleh
Pajak.
karena itu perubahan tersebut juga harus
mendapat persetujuan Direktur Jenderal
Pajak. Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
kalender kecuali Wajib Pajak menggunakan
tahun buku yang tidak sama dengan tahun
Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
kalender.
takwim (tahun kalender) kecuali Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun takwim.                             Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun
buku yang tidak sama dengan tahun
kalender, penyebutan Tahun Pajak yang
Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun
bersangkutan menggunakan tahun yang di
buku yang tidak sama dengan tahun takwim,
dalamnya termasuk 6 (enam) bulan pertama
maka penyebutan Tahun Pajak yang
atau lebih.
bersangkutan menggunakan tahun yang di
dalamnya termasuk 6 (enam) enam bulan
pertama atau lebih. Contoh:

Contoh: a. Tahun buku 1 Juli 2008 sampai


dengan 30 Juni 2009 adalah Tahun
Pajak 2008.
a. Pembukuan 1 Juli 2002 sampai
dengan 30 Juni 2003, tahun pajaknya
adalah tahun 2002. b. Tahun buku 1 Oktober 2008 sampai
dengan 30 September 2009 adalah
Tahun Pajak 2009.
 

b. Pembukuan 1 Oktober 2002 sampai


dengan 30 September 2003, tahun
pajaknya adalah tahun 2003.

 
Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari 7 Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas
catatan mengenai harta, kewajiban, modal, catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian, sehingga dapat dihitung pembelian sehingga dapat dihitung besarnya
besarnya pajak yang terutang. pajak yang terutang.

Penjelasan Penjelasan

Pengertian pembukuan telah diatur dalam Pengertian pembukuan telah diatur dalam
Pasal 1 angka 26. Pengaturan dalam ayat ini Pasal 1 angka 29. Pengaturan dalam ayat ini
dimaksudkan agar dari pembukuan tersebut dimaksudkan agar berdasarkan pembukuan
dapat dihitung besarnya pajak yang tersebut dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang. terutang.

Selain dapat dihitung besarnya Pajak Selain dapat dihitung besarnya Pajak
Penghasilan, pajak-pajak lainnya juga harus Penghasilan, pajak lainnya juga harus dapat
dapat dihitung dari pembukuan tersebut. dihitung dari pembukuan tersebut. Agar Pajak
Agar Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Penjualan atas Barang Mewah dapat dihitung Barang Mewah dapat dihitung dengan benar,
dengan benar maka pembukuan harus pembukuan harus mencatat juga jumlah
mencatat  juga jumlah harga perolehan atau harga perolehan atau nilai impor, jumlah
nilai impor, jumlah harga jual atau nilai harga jual atau nilai ekspor, jumlah harga
ekspor, jumlah harga jual dari barang yang jual dari barang yang dikenakan Pajak
dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Penjualan Atas Barang Mewah, jumlah
Mewah, jumlah pembayaran atas pembayaran atas pemanfaatan Barang Kena
pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean
berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam di dalam daerah pabean dan/atau
Daerah Pabean dan atau pemanfaatan Jasa pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam daerah pabean di dalam daerah pabean,
Daerah Pabean, jumlah Pajak Masukan yang jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dan yang tidak dapat dikreditkan.
dikreditkan.
Dengan demikian, pembukuan harus
Dengan demikian pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem
diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya
yang lazim dipakai di Indonesia misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan,
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan
kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
perpajakan menentukan lain.
8 Pembukuan dengan menggunakan bahasa 8 Pembukuan dengan menggunakan bahasa
asing dan mata uang selain Rupiah dapat asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah
mendapat izin Menteri Keuangan. mendapat izin Menteri Keuangan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


9 Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam 9 Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (2) terdiri dari data yang dikumpulkan (2) terdiri atas data yang dikumpulkan secara
secara teratur tentang peredaran atau teratur tentang peredaran atau penerimaan
penerimaan bruto dan atau penghasilan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai
bruto sebagai dasar untuk menghitung dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
jumlah pajak yang terutang, termasuk terutang, termasuk penghasilan yang bukan
penghasilan yang bukan objek pajak dan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak
atau yang dikenakan pajak yang bersifat yang bersifat final.
final.
Penjelasan
Penjelasan
Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi
Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan
yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas meliputi peredaran atau
pekerjaan bebas meliputi peredaran atau penerimaan bruto dan penerimaan
penerimaan bruto dan penerimaan penghasilan lainnya, sedangkan bagi mereka
penghasilan lainnya, sedangkan bagi mereka yang semata-mata menerima penghasilan
yang semata-mata menerima penghasilan dari luar usaha dan pekerjaan bebas,
dari luar usaha dan pekerjaan bebas pencatatannya hanya mengenai penghasilan
pencatatannya hanya mengenai penghasilan bruto, pengurang, dan penghasilan neto yang
bruto, pengurang, dan penghasilan neto merupakan objek Pajak Penghasilan.
yang merupakan objek Pajak Penghasilan.
Di samping itu, pencatatan meliputi pula
Di samping itu pencatatan meliputi pula penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau
penghasilan yang bukan objek pajak dan yang dikenai pajak yang bersifat final.
atau yang dikenakan pajak yang bersifat
final.
10 Dikecualikan dari kewajiban 10 Dihapus.
menyelenggarakan pembukuan dan
melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak  
orang pribadi yang tidak wajib
menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan.

Penjelasan

Cukup jelas
11 Buku-buku, catatan-catatan, dokumen- 11 Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi
dokumen yang menjadi dasar pembukuan dasar pembukuan atau pencatatan dan
atau pencatatan dan dokumen lain wajib dokumen lain termasuk hasil pengolahan
disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di data dari pembukuan yang dikelola
Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di secara elektronik atau secara program
tempat tinggal bagi Wajib Pajak orang aplikasi on-line wajib disimpan selama 10
pribadi, atau di tempat kedudukan bagi (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat
Wajib Pajak badan. kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak
orang pribadi, atau di tempat kedudukan
Wajib Pajak badan.
Penjelasan

Penjelasan
Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-
dokumen termasuk hasil pengolahan data
elektronik yang menjadi dasar pembukuan Buku, catatan, dan dokumen termasuk yang
atau pencatatan harus disimpan selama 10 diselenggarakan secara program aplikasi on-
(sepuluh) tahun di Indonesia, dengan line dan hasil pengolahan data elektronik
maksud agar apabila Direktur  Jenderal yang menjadi dasar pembukuan atau
Pajak  akan  mengeluarkan surat ketetapan pencatatan harus disimpan selama 10
pajak, bahan pembukuan atau pencatatan (sepuluh) tahun di Indonesia. Hal itu
yang diperlukan masih tetap ada dan dapat dimaksudkan agar apabila Direktur Jenderal
segera disediakan. Kurun waktu 10 Pajak akan mengeluarkan surat ketetapan
(sepuluh) tahun penyimpanan buku-buku, pajak, bahan pembukuan atau pencatatan
catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang diperlukan masih tetap ada dan dapat
yang menjadi dasar pembukuan atau segera disediakan. Kurun waktu 10 (sepuluh)
pencatatan adalah sesuai dengan ketentuan tahun penyimpanan buku, catatan, dan
yang mengatur mengenai batas daluwarsa dokumen yang menjadi dasar pembukuan
penetapan pajak. atau pencatatan adalah sesuai dengan
ketentuan yang mengatur mengenai batas
daluwarsa penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan. Penyimpanan buku, catatan, dan
dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan dan dokumen lain termasuk
yang diselenggarakan secara program
aplikasi on-line harus dilakukan dengan
memperhatikan faktor keamanan, kelayakan,
dan kewajaran penyimpanan.
12 Bentuk dan tata cara pencatatan 12 Bentuk dan tata cara pencatatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
diatur dengan Keputusan Direktur dengan atau berdasarkan Peraturan
Jenderal Pajak. Menteri Keuangan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 29 pemeriksaan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan 1 Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
Wajib Pajak badan di Indonesia, wajib Wajib Pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan. menyelenggarakan pembukuan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


2 Dikecualikan dari kewajiban 2 Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban
menyelenggarakan pembukuan sebagaimana menyelenggarakan pembukuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) tetapi wajib dimaksud pada ayat (1), tetapi wajib
melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak
orang pribadi yang melakukan kegiatan orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha
usaha atau pekerjaan bebas yang menurut atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan diperbolehkan menghitung perpajakan diperbolehkan menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak Wajib Pajak orang pribadi yang tidak
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas. bebas.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


3 Pembukuan atau pencatatan tersebut harus 3 Pembukuan atau pencatatan tersebut harus
diselenggarakan dengan memperhatikan diselenggarakan dengan memperhatikan
itikad baik dan mencerminkan keadaan atau iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau
kegiatan usaha yang sebenarnya. kegiatan usaha yang sebenarnya.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


4 Pembukuan atau pencatatan harus 4 Pembukuan atau pencatatan harus
diselenggarakan di Indonesia dengan diselenggarakan di Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah, dan disusun satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam
dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


5 Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip 5 Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip
taat asas dan dengan stelsel akrual atau taat asas dan dengan stelsel akrual atau
stelsel kas. stelsel kas.

Penjelasan Penjelasan

Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama
digunakan dalam metode pembukuan digunakan dalam metode pembukuan dengan
dengan tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun-tahun sebelumnya untuk mencegah
mencegah penggeseran laba atau rugi. penggeseran laba atau rugi. Prinsip taat asas
Prinsip taat asas dalam metode pembukuan dalam metode pembukuan misalnya dalam
misalnya dalam penerapan: penerapan:

a.  Stelsel pengakuan penghasilan; a. stelsel pengakuan penghasilan;


  b. tahun buku;
b.  Tahun buku; c. metode penilaian persediaan; atau
  d. metode penyusutan dan amortisasi.
c.  Metode penilaian persediaan;
 
Stelsel akrual adalah suatu metode
d.  Metode penyusutan dan amortisasi
penghitungan penghasilan dan biaya dalam
arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh
  dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi,
tidak tergantung kapan penghasilan itu
diterima dan kapan biaya itu dibayar secara
Stelsel akrual adalah suatu metode
tunai.
penghitungan penghasilan dan biaya dalam
arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh
dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi Termasuk dalam pengertian stelsel akrual
tidak tergantung kapan penghasilan itu adalah pengakuan penghasilan berdasarkan
diterima dan kapan biaya itu dibayar tunai. metode persentase tingkat penyelesaian
pekerjaan yang umumnya dipakai dalam
bidang konstruksi dan metode lain yang
Termasuk dalam pengertian stelsel akrual
dipakai dalam bidang usaha tertentu seperti
adalah pengakuan penghasilan berdasarkan
build operate and transfer (BOT) dan real
metode persentase tingkat penyelesaian
estat.
pekerjaan  yang  umumnya   dipakai  di
bidang konstruksi dan metode lainnya yang
dipakai di bidang usaha tertentu seperti Build Stelsel kas adalah suatu metode yang
Operate and Transfer (BOT), Real Estate, dan penghitungannya didasarkan atas penghasilan
lain-lain. yang diterima dan biaya yang dibayar secara
tunai.
Stelsel kas adalah suatu metode yang
penghitungannya didasarkan atas Menurut stelsel kas, penghasilan baru
penghasilan yang diterima dan biaya yang dianggap sebagai penghasilan apabila benar-
dibayar secara tunai. benar telah diterima secara tunai dalam suatu
periode tertentu serta biaya baru dianggap
sebagai biaya apabila benar-benar telah
Menurut stelsel ini, penghasilan baru
dibayar secara tunai dalam suatu periode
dianggap sebagai penghasilan, bila benar-
tertentu.
benar telah diterima tunai dalam suatu
periode tertentu, serta biaya baru dianggap
sebagai biaya, bila benar-benar telah dibayar Stelsel kas biasanya digunakan oleh
tunai dalam suatu periode tertentu. perusahaan kecil orang pribadi atau
perusahaan jasa, misalnya transportasi,
hiburan, dan restoran yang tenggang waktu
Stelsel kas biasanya digunakan oleh
antara penyerahan jasa dan penerimaan
perusahaan kecil orang pribadi atau
pembayarannya tidak berlangsung lama.
perusahaan jasa misalnya transportasi,
hiburan, restoran, yang tenggang waktu Dalam stelsel kas murni, penghasilan dari
antara penyerahan jasa dan penerimaan penyerahan barang atau jasa ditetapkan pada
pembayarannya tidak berlangsung lama. saat pembayaran dari pelanggan diterima dan
Dalam stelsel kas murni, penghasilan dari biaya-biaya ditetapkan pada saat barang,
penyerahan barang atau jasa ditetapkan jasa, dan biaya operasi lain dibayar.
pada saat diterimanya pembayaran dari
langganan, dan biaya-biaya ditetapkan pada
Dengan cara ini, pemakaian stelsel kas dapat
saat dibayarnya barang, jasa, dan biaya
mengakibatkan penghitungan yang
operasi lainnya.
mengaburkan terhadap penghasilan, yaitu
besarnya penghasilan dari tahun ke tahun
Dengan cara ini, pemakaian stelsel kas dapat dapat disesuaikan dengan mengatur
mengakibatkan penghitungan yang penerimaan kas dan pengeluaran kas. Oleh
mengaburkan terhadap penghasilan, yaitu karena itu, untuk penghitungan Pajak
besarnya penghasilan dari tahun ke tahun Penghasilan dalam memakai stelsel kas harus
dapat disesuaikan dengan mengatur memperhatikan hal-hal antara lain sebagai
penerimaan kas dan pengeluaran kas. Oleh berikut.
karena itu untuk penghitungan Pajak
Penghasilan dalam memakai stelsel kas
1) Penghitungan jumlah penjualan dalam
harus memperhatikan hal-hal antara lain
suatu periode harus meliputi seluruh
sebagai berikut:
penjualan, baik yang tunai maupun yang
bukan. Dalam menghitung harga pokok
1) penjualan harus diperhitungkan seluruh
pembelian dan persediaan.
 Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu
periode harus meliputi seluruh penjualan, 2) Dalam memperoleh harta yang dapat
baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam disusutkan dan hak-hak yang dapat
menghitung harga pokok penjualan harus diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan
diperhitungkan seluruh pembelian dan dari penghasilan hanya dapat dilakukan
persediaan. melalui penyusutan dan amortisasi.

  3) Pemakaian stelsel kas harus dilakukan


secara taat asas (konsisten).
2) Dalam memperoleh harta yang
dapat disusutkan dan hak-hak yang Dengan demikian penggunaan stelsel kas
dapat diamortisasi, biaya-biaya yang untuk tujuan perpajakan dapat juga
dikurangkan dari penghasilan hanya dapat dinamakan stelsel campuran.
dilakukan melalui penyusutan dan
amortisasi.

3)  Pemakaian stelsel kas harus


dilakukan secara taat asas
(konsisten).

Dengan demikian penggunaan stelsel kas


untuk tujuan perpajakan dapat juga
dinamakan stelsel campuran.
6 Perubahan terhadap metode pembukuan dan 6 Perubahan terhadap metode pembukuan
atau tahun buku, harus mendapat dan/atau tahun buku harus mendapat
persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak. persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.

Penjelasan Penjelasan

Pada dasarnya metode-metode pembukuan Pada dasarnya metode pembukuan yang


yang dianut harus taat asas, yaitu harus dianut harus taat asas, yaitu harus sama
sama dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan tahun-tahun sebelumnya, misalnya
misalnya dalam hal penggunaan metode dalam hal penggunaan metode pengakuan
pengakuan penghasilan dan biaya (metode penghasilan dan biaya (metode kas atau
kas atau akrual), metode penyusutan aktiva akrual), metode penyusutan aktiva tetap, dan
tetap, metode penilaian persediaan dan metode penilaian persediaan. Namun,
sebagainya. Namun demikian, perubahan perubahan metode pembukuan masih
metode pembukuan masih dimungkinkan dimungkinkan dengan syarat telah mendapat
dengan syarat telah mendapat persetujuan persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.
dari Direktur Jenderal Pajak. Perubahan Perubahan metode pembukuan harus
metode pembukuan harus diajukan kepada diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak
Direktur Jenderal Pajak sebelum dimulainya sebelum dimulainya tahun buku yang
tahun buku yang bersangkutan dengan bersangkutan dengan menyampaikan alasan
menyampaikan alasan-alasan yang logis dan yang logis dan dapat diterima serta akibat
dapat diterima serta akibat-akibat yang yang mungkin timbul dari perubahan
mungkin timbul dari perubahan tersebut. tersebut.

Perubahan metode pembukuan akan Perubahan metode pembukuan akan


mengakibatkan perubahan dalam prinsip taat mengakibatkan perubahan dalam prinsip taat
asas yang dapat meliputi perubahan metode asas yang dapat meliputi perubahan metode
dari kas ke akrual atau sebaliknya atau dari kas ke akrual atau sebaliknya atau
perubahan penggunaan metode pengakuan perubahan penggunaan metode pengakuan
penghasilan atau pengakuan biaya itu penghasilan atau pengakuan biaya itu sendiri,
sendiri. Misalnya dalam metode pengakuan misalnya dalam metode pengakuan biaya
biaya yang berkenaan dengan penyusutan yang berkenaan dengan penyusutan aktiva
aktiva tetap dengan menggunakan metode tetap dengan menggunakan metode
penyusutan tertentu. penyusutan tertentu.

Contoh: Contoh:

Wajib Pajak dalam tahun 2002 menggunakan Wajib Pajak dalam tahun 2008 menggunakan
metode penyusutan garis lurus atau straight metode penyusutan garis lurus atau straight
line method. Dalam tahun 2003 Wajib Pajak line method. Jika dalam tahun 2009 Wajib
bermaksud mengubah metode penyusutan Pajak bermaksud mengubah metode
aktiva dengan menggunakan metode penyusutan aktiva dengan menggunakan
penyusutan saldo menurun atau declining metode penyusutan saldo menurun atau
balance method. declining balance method, Wajib Pajak harus
minta persetujuan terlebih dahulu kepada
Direktur Jenderal Pajak yang diajukan
Untuk keperluan tersebut, Wajib Pajak harus
sebelum dimulainya tahun buku 2009 dengan
minta persetujuan terlebih dahulu kepada
menyebutkan alasan dilakukannya perubahan
Direktur Jenderal Pajak yang diajukan
metode penyusutan dan akibat dari
sebelum dimulainya tahun buku 2003
perubahan tersebut.
dengan menyebutkan alasan-alasan
dilakukannya perubahan metode penyusutan
dan akibat dari perubahan tersebut. Selain itu, perubahan periode tahun buku
juga berakibat berubahnya jumlah
penghasilan atau kerugian Wajib Pajak. Oleh
Selain itu, perubahan periode tahun buku
karena itu, perubahan tersebut juga harus
juga berakibat berubahnya jumlah
mendapat persetujuan Direktur Jenderal
penghasilan atau kerugian Wajib Pajak, oleh
Pajak.
karena itu perubahan tersebut juga harus
mendapat persetujuan Direktur Jenderal
Pajak. Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
kalender kecuali Wajib Pajak menggunakan
tahun buku yang tidak sama dengan tahun
Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
kalender.
takwim (tahun kalender) kecuali Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun takwim.                             Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun
buku yang tidak sama dengan tahun
kalender, penyebutan Tahun Pajak yang
Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun
bersangkutan menggunakan tahun yang di
buku yang tidak sama dengan tahun takwim,
dalamnya termasuk 6 (enam) bulan pertama
maka penyebutan Tahun Pajak yang
atau lebih.
bersangkutan menggunakan tahun yang di
dalamnya termasuk 6 (enam) enam bulan
pertama atau lebih. Contoh:

Contoh: a. Tahun buku 1 Juli 2008 sampai


dengan 30 Juni 2009 adalah Tahun
Pajak 2008.
a. Pembukuan 1 Juli 2002 sampai
dengan 30 Juni 2003, tahun pajaknya
adalah tahun 2002. b. Tahun buku 1 Oktober 2008 sampai
dengan 30 September 2009 adalah
Tahun Pajak 2009.
 

b. Pembukuan 1 Oktober 2002 sampai


dengan 30 September 2003, tahun
pajaknya adalah tahun 2003.

 
Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari 7 Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas
catatan mengenai harta, kewajiban, modal, catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pembelian sehingga dapat dihitung besarnya
pajak yang terutang. pajak yang terutang.

Penjelasan Penjelasan

Pengertian pembukuan telah diatur dalam Pengertian pembukuan telah diatur dalam
Pasal 1 angka 26. Pengaturan dalam ayat ini Pasal 1 angka 29. Pengaturan dalam ayat ini
dimaksudkan agar dari pembukuan tersebut dimaksudkan agar berdasarkan pembukuan
dapat dihitung besarnya pajak yang tersebut dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang. terutang.

Selain dapat dihitung besarnya Pajak Selain dapat dihitung besarnya Pajak
Penghasilan, pajak-pajak lainnya juga harus Penghasilan, pajak lainnya juga harus dapat
dapat dihitung dari pembukuan tersebut. dihitung dari pembukuan tersebut. Agar Pajak
Agar Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Penjualan atas Barang Mewah dapat dihitung Barang Mewah dapat dihitung dengan benar,
dengan benar maka pembukuan harus pembukuan harus mencatat juga jumlah
mencatat  juga jumlah harga perolehan atau harga perolehan atau nilai impor, jumlah
nilai impor, jumlah harga jual atau nilai harga jual atau nilai ekspor, jumlah harga jual
ekspor, jumlah harga jual dari barang yang dari barang yang dikenakan Pajak Penjualan
dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Atas Barang Mewah, jumlah pembayaran atas
Mewah, jumlah pembayaran atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak
pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam
berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam daerah pabean dan/atau pemanfaatan Jasa
Daerah Pabean dan atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam daerah pabean, jumlah Pajak Masukan yang
Daerah Pabean, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan yang tidak dapat
dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan.
dikreditkan.
Dengan demikian, pembukuan harus
Dengan demikian pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem
diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya
yang lazim dipakai di Indonesia misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan,
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan
kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
perpajakan menentukan lain.
8 Pembukuan dengan menggunakan bahasa 8 Pembukuan dengan menggunakan bahasa
asing dan mata uang selain Rupiah dapat asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah
mendapat izin Menteri Keuangan. mendapat izin Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


9 Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam 9 Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (2) terdiri dari data yang dikumpulkan (2) terdiri atas data yang dikumpulkan secara
secara teratur tentang peredaran atau teratur tentang peredaran atau penerimaan
penerimaan bruto dan atau penghasilan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai
bruto sebagai dasar untuk menghitung dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
jumlah pajak yang terutang, termasuk terutang, termasuk penghasilan yang bukan
penghasilan yang bukan objek pajak dan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak
atau yang dikenakan pajak yang bersifat yang bersifat final.
final.
Penjelasan
Penjelasan
Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi
Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan
yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas meliputi peredaran atau
pekerjaan bebas meliputi peredaran atau penerimaan bruto dan penerimaan
penerimaan bruto dan penerimaan penghasilan lainnya, sedangkan bagi mereka
penghasilan lainnya, sedangkan bagi mereka yang semata-mata menerima penghasilan
yang semata-mata menerima penghasilan dari luar usaha dan pekerjaan bebas,
dari luar usaha dan pekerjaan bebas pencatatannya hanya mengenai penghasilan
pencatatannya hanya mengenai penghasilan bruto, pengurang, dan penghasilan neto yang
bruto, pengurang, dan penghasilan neto merupakan objek Pajak Penghasilan.
yang merupakan objek Pajak Penghasilan.
Di samping itu, pencatatan meliputi pula
Di samping itu pencatatan meliputi pula penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau
penghasilan yang bukan objek pajak dan yang dikenai pajak yang bersifat final.
atau yang dikenakan pajak yang bersifat
final.
10 Dikecualikan dari kewajiban 10 Dihapus.
menyelenggarakan pembukuan dan
melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak  
orang pribadi yang tidak wajib
menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan.

Penjelasan

Cukup jelas
11 Buku-buku, catatan-catatan, dokumen- 11 Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi
dokumen yang menjadi dasar pembukuan dasar pembukuan atau pencatatan dan
atau pencatatan dan dokumen lain wajib dokumen lain termasuk hasil pengolahan
disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di data dari pembukuan yang dikelola
Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di secara elektronik atau secara program
tempat tinggal bagi Wajib Pajak orang aplikasi on-line wajib disimpan selama 10
pribadi, atau di tempat kedudukan bagi (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat
Wajib Pajak badan. kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak
orang pribadi, atau di tempat kedudukan
Wajib Pajak badan.
Penjelasan

Penjelasan
Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-
dokumen termasuk hasil pengolahan data
elektronik yang menjadi dasar pembukuan Buku, catatan, dan dokumen termasuk yang
atau pencatatan harus disimpan selama 10 diselenggarakan secara program aplikasi on-
(sepuluh) tahun di Indonesia, dengan line dan hasil pengolahan data elektronik
maksud agar apabila Direktur  Jenderal yang menjadi dasar pembukuan atau
Pajak  akan  mengeluarkan surat ketetapan pencatatan harus disimpan selama 10
pajak, bahan pembukuan atau pencatatan (sepuluh) tahun di Indonesia. Hal itu
yang diperlukan masih tetap ada dan dapat dimaksudkan agar apabila Direktur Jenderal
segera disediakan. Kurun waktu 10 (sepuluh) Pajak akan mengeluarkan surat ketetapan
tahun penyimpanan buku-buku, catatan- pajak, bahan pembukuan atau pencatatan
catatan, dan dokumen-dokumen yang yang diperlukan masih tetap ada dan dapat
menjadi dasar pembukuan atau pencatatan segera disediakan. Kurun waktu 10 (sepuluh)
adalah sesuai dengan ketentuan yang tahun penyimpanan buku, catatan, dan
mengatur mengenai batas daluwarsa dokumen yang menjadi dasar pembukuan
penetapan pajak. atau pencatatan adalah sesuai dengan
ketentuan yang mengatur mengenai batas
daluwarsa penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan. Penyimpanan buku, catatan, dan
dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan dan dokumen lain termasuk
yang diselenggarakan secara program aplikasi
on-line harus dilakukan dengan
memperhatikan faktor keamanan, kelayakan,
dan kewajaran penyimpanan.
12 Bentuk dan tata cara pencatatan 12 Bentuk dan tata cara pencatatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
diatur dengan Keputusan Direktur dengan atau berdasarkan Peraturan
Jenderal Pajak. Menteri Keuangan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 29a pemeriksaan analisis resiko

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


  Tidak ada   Terhadap Wajib Pajak badan yang pernyataan
pendaftaran emisi sahamnya telah dinyatakan
efektif oleh badan pengawas pasar modal dan
menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan
dilampiri Laporan Keuangan yang telah diaudit
oleh Akuntan Publik dengan pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian yang:

a.Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak


menyatakan lebih bayar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17B; atau

b.terpilih untuk diperiksa berdasarkan analisis


risiko

Penjelasan

Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan


fasilitas kepada Wajib Pajak yang mendaftarkan
sahamnya di bursa efek, yaitu dalam hal Wajib
Pajak dilakukan pemeriksaan, pemeriksaannya
dapat melalui Pemeriksaan Kantor. Dengan
Pemeriksaan Kantor, proses pemeriksaan menjadi
lebih sederhana dan cepat penyelesaiannya
sehingga Wajib Pajak semakin cepat mendapatkan
kepastian hukum, dibandingkan melalui
Pemeriksaan Lapangan.

Mengingat pemeriksaan dapat dilakukan melalui


Pemeriksaan Kantor dan jangka waktu
pemeriksaannya cukup singkat, Direktur Jenderal
Pajak melalui Wajib Pajak dapat meminta kertas
kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan
Publik.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 30 penyegelan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan   Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan
penyegelan tempat atau ruangan tertentu, bila penyegelan tempat atau ruangan tertentu serta
Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban barang bergerak dan/atau tidak bergerak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3) apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban
huruf b. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3)
huruf b.
Penjelasan
Penjelasan
Terhadap orang atau badan yang pada saat
dilakukan pemeriksaan tidak bersedia memberi Dalam pemeriksaan dapat ditemukan adanya
kesempatan kepada petugas pemeriksa untuk Wajib Pajak yang tidak memenuhi ketentuan yang
memasuki tempat-tempat/ruangan-ruangan diatur dalam Pasal 29 ayat (3) huruf b, yakni tidak
tertentu yang diduga disimpan di dalamnya memberikan kesempatan kepada pemeriksa untuk
pembukuan, dokumen-dokumen, dan catatan- memasuki tempat atau ruang yang dipandang
catatan, sehingga pembukuan, dokumen- perlu dan memberi bantuan guna kelancaran
dokumen, dan catatan-catatan yang diperlukan pemeriksaan. Keadaan tersebut dapat disebabkan
tidak dapat diperoleh, maka Wajib Pajak oleh berbagai hal, misalnya, Wajib Pajak tidak
dianggap menghalang-halangi pelaksanaan berada di tempat atau sengaja tidak memberikan
pemungutan pajak. kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki
tempat atau ruang yang dipandang perlu dan
tidak memberi bantuan guna kelancaran
Dalam hal demikian Direktur Jenderal Pajak
pemeriksaan.
diberi wewenang untuk melakukan tindakan
penyegelan tempat atau ruangan-ruangan
tertentu yang diperkirakan sebagai tempat Wajib Pajak yang pada saat dilakukan
penyimpanan pembukuan, catatan-catatan, dan pemeriksaan tidak memberi kesempatan kepada
dokumen-dokumen guna mengamankan atau pemeriksa untuk memasuki tempat, ruang, dan
mencegah hilangnya pembukuan, catatan- barang bergerak dan/atau tidak bergerak, serta
catatan, dan dokumen-dokumen tersebut. mengakses data yang dikelola secara elektronik
atau tidak memberi bantuan guna kelancaran
pemeriksaan dianggap menghalangi pelaksanaan
pemeriksaan.

Dalam hal demikian, untuk memperoleh buku,


catatan, dokumen termasuk data yang dikelola
secara elektronik dan benda-benda lain yang
dapat memberi petunjuk tentang kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas Wajib Pajak yang diperiksa
dipandang perlu memberi kewenangan kepada
Direktur Jenderal Pajak yang dilaksanakan oleh
pemeriksa untuk melakukan penyegelan terhadap
tempat, ruang, dan barang bergerak dan/atau
tidak bergerak.

Penyegelan merupakan upaya terakhir pemeriksa


untuk memperoleh atau mengamankan buku,
catatan, dokumen termasuk data yang dikelola
secara elektronik, dan benda-benda lain yang
dapat memberi petunjuk tentang kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas Wajib Pajak yang diperiksa
agar tidak dipindahkan, dihilangkan,
dimusnahkan, diubah, dirusak, ditukar, atau
dipalsukan.

Penyegelan data elektronik dilakukan sepanjang


tidak menghentikan kelancaran kegiatan
operasional perusahaan, khususnya yang
berkaitan dengan kepentingan masyarakat.
  Tidak ada   Tata cara penyegelan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas

a
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 31 tata cara pemeriksaan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


  Tata cara pemeriksaan diatur dengan 1 Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau
Keputusan Menteri Keuangan. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas

 
  Tidak ada 2 Tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) di antaranya mengatur tentang
pemeriksaan ulang, jangka waktu
pemeriksaan, kewajiban menyampaikan
surat pemberitahuan hasil pemeriksaan
kepada Wajib Pajak, dan hak Wajib Pajak
untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan.

Penjelasan

Untuk lebih memberikan keseimbangan hak


kepada Wajib Pajak dalam menanggapi temuan
hasil pemeriksaan, dalam tata cara pemeriksaan
tersebut, antara lain, mengatur kewajiban
menyampaikan surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan memberikan
hak Wajib Pajak untuk hadir dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang
ditentukan. Dalam hal Wajib Pajak tidak hadir
dalam batas waktu yang ditentukan, hasil
pemeriksaan ditindaklanjuti sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
  Tidak ada 3 Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan Wajib
Pajak tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3) sehingga
penghitungan penghasilan kena pajak
dilakukan secara jabatan, Direktur Jenderal
Pajak wajib menyampaikan surat
pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada
Wajib Pajak dan memberikan hak kepada
Wajib Pajak untuk hadir dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang
ditentukan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 32 wakil wajib pajak

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Dalam menjalankan hak dan memenuhi 1 Dalam menjalankan hak dan kewajiban sesuai
kewajiban menurut ketentuan peraturan dengan ketentuan peraturan perundang-
perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili
diwakili, dalam hal : dalam hal:

a.badan oleh pengurus; a.badan oleh pengurus;

b.badan dalam pembubaran atau pailit oleh b.badan yang dinyatakan pailit oleh kurator;
orang atau badan yang dibebani untuk
melakukan pemberesan;
c.badan dalam pembubaran oleh orang atau
badan yang ditugasi untuk melakukan
c.suatu warisan yang belum terbagi oleh salah pemberesan;
seorang ahli warisnya, pelaksana wasiatnya
atau yang mengurus harta
badan dalam likuidasi oleh likuidator;
peninggalannya;

c.suatu warisan yang belum terbagi oleh salah


d.anak yang belum dewasa atau orang yang
seorang ahli warisnya, pelaksana wasiatnya
berada dalam pengampuan oleh wali atau
atau yang mengurus harta
pengampunya.
peninggalannya; atau

Penjelasan
d.anak yang belum dewasa atau orang yang
berada dalam pengampuan oleh wali atau
Dalam Undang-undang ini ditentukan siapa pengampunya.
yang menjadi wakil untuk melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak terhadap
Penjelasan
badan, badan dalam pembubaran, warisan yang
belum dibagi, dan anak yang belum dewasa
atau orang yang berada dalam pengampuan. Dalam Undang-Undang ini ditentukan siapa
Bagi Wajib Pajak tersebut perlu ditentukan siapa yang menjadi wakil untuk melaksanakan hak
yang menjadi wakil atau kuasanya, oleh karena dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak terhadap
mereka tidak dapat atau tidak mungkin badan, badan yang dinyatakan pailit, badan
melakukan sendiri tindakan hukum tersebut. dalam pembubaran, badan dalam likuidasi,
warisan yang belum dibagi, dan anak yang
belum dewasa atau orang yang berada dalam
pengampuan. Bagi Wajib Pajak tersebut perlu
ditentukan siapa yang menjadi wakil atau
kuasanya karena mereka tidak dapat atau tidak
mungkin melakukan sendiri tindakan hukum
tersebut.
2 Wakil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) 2 Wakil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggungjawab secara pribadi dan atau bertanggungjawab secara pribadi dan/atau
secara renteng atas pembayaran pajak yang secara renteng atas pembayaran pajak yang
terutang, kecuali apabila dapat membuktikan terutang, kecuali apabila dapat membuktikan
dan meyakinkan Direktur Jenderal Pajak, bahwa dan meyakinkan Direktur Jenderal Pajak bahwa
mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak
mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas
pajak yang terutang tersebut. pajak yang terutang tersebut.

Penjelasan Penjelasan

Ayat ini menegaskan bahwa wakil dari Wajib Ayat ini menegaskan bahwa wakil Wajib Pajak
Pajak yang diatur dalam Undang-undang ini yang diatur dalam Undang-Undang ini
bertanggungjawab secara pribadi atau secara bertanggung jawab secara pribadi atau secara
renteng atas pembayaran pajak yang terutang. renteng atas pembayaran pajak yang terutang.

Pengecualian dapat dipertimbangkan oleh Pengecualian dapat dipertimbangkan oleh


Direktur Jenderal Pajak apabila wakil Wajib Direktur Jenderal Pajak apabila wakil Wajib
Pajak dapat membuktikan dan meyakinkan Pajak dapat membuktikan dan meyakinkan
bahwa dalam kedudukannya, menurut bahwa dalam kedudukannya, menurut
kewajaran dan kepatutan tidak mungkin kewajaran dan kepatutan, tidak mungkin
dimintakan pertanggungjawaban secara pribadi dimintai pertanggungjawaban.
atau secara renteng.
3 Orang pribadi atau badan dapat menunjuk 3 Orang pribadi atau badan dapat menunjuk
seorang kuasa dengan surat kuasa khusus seorang kuasa dengan surat kuasa khusus
untuk menjalankan hak dan memenuhi untuk menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban menurut ketentuan peraturan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. perundang-undangan perpajakan.

Penjelasan Penjelasan

Ayat ini memberikan kelonggaran dan Ayat ini memberikan kelonggaran dan
kesempatan bagi Wajib Pajak untuk minta kesempatan bagi Wajib Pajak untuk meminta
bantuan pihak lain yang memahami masalah bantuan pihak lain yang memahami masalah
perpajakan sebagai kuasanya, untuk dan atas perpajakan sebagai kuasanya, untuk dan atas
namanya membantu melaksanakan hak dan namanya, membantu melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak. kewajiban perpajakan Wajib Pajak.

Bantuan  tersebut  meliputi  pelaksanaan Bantuan tersebut meliputi pelaksanaan


kewajiban formal dan materiil serta pemenuhan kewajiban formal dan material serta
hak Wajib Pajak yang ditentukan dalam pemenuhan hak Wajib Pajak yang ditentukan
peraturan perundang-undangan perpajakan. dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan.

Yang dimaksud dengan kuasa adalah orang


yang menerima kuasa khusus dari Wajib Pajak
untuk menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakan tertentu dari Wajib Pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
3 Kuasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) 3a Persyaratan serta pelaksanaan hak dan
a harus memenuhi persyaratan yang kewajiban kuasa sebagaimana dimaksud
ditetapkan dengan Keputusan Menteri pada ayat (3) diatur dengan atau
Keuangan. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


4 Termasuk dalam pengertian pengurus 4 Termasuk dalam pengertian pengurus
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
adalah orang yang nyata-nyata mempunyai adalah orang yang nyata-nyata mempunyai
wewenang ikut menentukan kebijaksanaan dan wewenang ikut menentukan kebijaksanaan
atau mengambil keputusan dalam menjalankan dan/atau mengambil keputusan dalam
perusahaan. menjalankan perusahaan.

Penjelasan Penjelasan

Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang
dalam menentukan kebijaksanaan dan atau dalam menentukan kebijaksanaan dan/atau
mengambil keputusan dalam rangka mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan kegiatan perusahaan, misalnya menjalankan kegiatan perusahaan, misalnya
berwenang menandatangani kontrak dengan berwenang menandatangani kontrak dengan
pihak ketiga, menandatangani cek, dan pihak ketiga, menandatangani cek, dan
sebagainya, walaupun orang tersebut tidak sebagainya walaupun orang tersebut tidak
tercantum namanya dalam susunan pengurus tercantum namanya dalam susunan pengurus
yang tertera dalam akte pendirian maupun akte yang tertera dalam akte pendirian maupun akte
perubahan, termasuk dalam pengertian perubahan, termasuk dalam pengertian
pengurus. Ketentuan dalam ayat ini berlaku pengurus. Ketentuan dalam ayat ini berlaku
pula bagi Komisaris dan pemegang saham pula bagi komisaris dan pemegang saham
mayoritas atau pengendali. mayoritas atau pengendali.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 33 tanggung renteng konsumen ppn

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa   Dihapus.
Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984
dan perubahannya bertanggungjawab secara
renteng atas pembayaran pajak, sepanjang tidak
dapat menunjukkan bukti bahwa pajak telah
dibayar.

Penjelasan

Sesuai dengan prinsip beban pembayaran pajak


untuk Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah
pada pembeli atau konsumen barang atau
penerima jasa. Oleh karena itu sudah seharusnya
apabila pembeli atau konsumen barang dan
penerima jasa bertanggung jawab renteng atas
pembayaran pajak yang terutang apabila
ternyata bahwa  pajak  yang  terutang  tersebut
tidak  dapat  ditagih  kepada penjual atau
pemberi jasa dan pembeli atau penerima jasa
tidak dapat menunjukkan bukti telah melakukan
pembayaran pajak kepada penjual atau pemberi
jasa.
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 34 larangan pejabat

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Setiap pejabat dilarang memberitahukan 1 Setiap pejabat dilarang memberitahukan
kepada pihak lain segala sesuatu yang kepada pihak lain segala sesuatu yang
diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh
Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau
pekerjaannya untuk menjalankan ketentuan pekerjaannya untuk menjalankan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. peraturan perundang-undangan perpajakan.

Penjelasan Penjelasan

Setiap pejabat baik petugas pajak maupun Setiap pejabat, baik petugas pajak maupun
mereka yang melakukan tugas di bidang mereka yang melakukan tugas di bidang
perpajakan, dilarang mengungkapkan perpajakan dilarang mengungkapkan
kerahasiaan Wajib Pajak yang menyangkut kerahasiaan Wajib Pajak yang menyangkut
masalah perpajakan, antara lain: masalah perpajakan, antara lain:

a.Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan a.Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan
lain-lain yang dilaporkan oleh Wajib Pajak; lain-lain yang Surat dilaporkan oleh Wajib
Pajak;
b.data yang diperoleh dalam rangka
pelaksanaan pemeriksaan; b.data yang diperoleh dalam rangka
pelaksanaan pemeriksaan;
c.dokumen dan atau data yang diperoleh dari
pihak ketiga yang bersifat rahasia; c.dokumen dan/atau data yang diperoleh dari
pihak ketiga yang bersifat rahasia;
d.dokumen dan atau rahasia Wajib Pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- d.dokumen dan/atau rahasia Wajib Pajak
undangan yang berkenaan. sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berkenaan.
 
2 Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang (1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk
membantu dalam pelaksanaan ketentuan membantu dalam pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. peraturan perundang-undangan perpajakan.

Penjelasan Penjelasan

Para ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, Para ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, dan
pengacara, dan sebagainya yang ditunjuk oleh pengacara yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Direktur Jenderal Pajak untuk membantu Pajak untuk membantu pelaksanaan undang-
pelaksanaan undang-undang perpajakan, undang perpajakan adalah sama dengan
adalah sama dengan petugas pajak yang petugas pajak yang dilarang pula untuk
dilarang pula untuk mengungkapkan mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak
kerahasiaan Wajib Pajak sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
dimaksud dalam ayat (1).
2 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana 2a Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana
a dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah : dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah:

a.Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak a.pejabat dan tenaga ahli yang bertindak
sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang
pengadilan. pengadilan; atau

b.Pejabat dan tenaga ahli yang memberikan b.pejabat dan/atau tenaga ahli yang
keterangan kepada pihak lain yang ditetapkan Menteri Keuangan untuk
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. memberikan keterangan kepada pejabat
lembaga negara atau instansi Pemerintah
yang berwenang melakukan pemeriksaan
Penjelasan
dalam bidang keuangan negara.

Yang dimaksud dengan pihak lain antara lain


Penjelasan
lembaga negara atau instansi pemerintah yang
berwenang melakukan pemeriksaan di bidang
keuangan negara. Dalam pengertian Keterangan yang dapat diberitahukan adalah
keterangan yang dapat diberitahukan, antara identitas Wajib Pajak dan informasi yang
lain identitas Wajib Pajak dan informasi yang bersifat umum tentang perpajakan.
bersifat umum tentang perpajakan.
Identitas Wajib Pajak meliputi:

1. nama Wajib Pajak;

2. Nomor Pokok Wajib Pajak;

3. alamat Wajib Pajak;

4. alamat kegiatan usaha;

5. merek usaha; dan/atau

6. kegiatan usaha Wajib Pajak.

Informasi yang bersifat umum tentang


perpajakan meliputi:

a. penerimaan pajak secara nasional;


b. penerimaan pajak per Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak dan/atau per
Kantor Pelayanan Pajak;

c. penerimaan pajak per jenis pajak;

d. penerimaan pajak per klasifikasi


lapangan usaha;

e. jumlah Wajib Pajak dan/atau


Pengusaha Kena Pajak terdaftar;

f. register permohonan Wajib Pajak;

g. tunggakan pajak secara nasional;


dan/atau

h. tunggakan pajak per Kantor Wilayah


Direktorat Jenderal Pajak dan/atau per
Kantor Pelayanan Pajak.
3 Untuk kepentingan negara, Menteri Keuangan 3 Untuk kepentingan negara, Menteri Keuangan
berwenang memberi izin tertulis kepada berwenang memberi izin tertulis kepada
pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan tenaga-tenaga ahli sebagaimana dimaksud dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (2) supaya memberikan ayat (2) supaya memberikan keterangan dan
keterangan, memperlihatkan bukti tertulis dari memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang
atau tentang Wajib Pajak kepada pihak yang Wajib Pajak kepada pihak yang ditunjuk.
ditunjuknya.
Penjelasan Penjelasan

Untuk kepentingan negara, misalnya dalam Untuk kepentingan negara, misalnya dalam
rangka penyidikan, penuntutan atau dalam rangka penyidikan, penuntutan, atau dalam
rangka mengadakan kerja sama dengan rangka mengadakan kerja sama dengan
instansi pemerintah lainnya, keterangan atau instansi pemerintah lain, keterangan atau bukti
bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak tertulis dari atau tentang Wajib Pajak dapat
dapat diberikan atau diperlihatkan kepada pihak diberikan atau diperlihatkan kepada pihak
tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Dalam surat izin yang diterbitkan oleh Menteri Dalam surat izin yang diterbitkan oleh Menteri
Keuangan harus dicantumkan nama Wajib Keuangan harus dicantumkan nama Wajib
Pajak, nama pihak yang ditunjuk dan nama Pajak, nama pihak yang ditunjuk, dan nama
pejabat atau ahli atau tenaga ahli yang pejabat, ahli, atau tenaga ahli yang diizinkan
diizinkan untuk memberikan keterangan atau untuk memberikan keterangan atau
memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang
Wajib Pajak. Pemberian izin tersebut dilakukan Wajib Pajak. Pemberian izin tersebut dilakukan
secara terbatas dalam hal-hal yang dipandang secara terbatas dalam hal-hal yang dipandang
perlu oleh Menteri Keuangan. perlu oleh Menteri Keuangan.
4 Untuk kepentingan pemeriksaan di Pengadilan 4 Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan
dalam perkara pidana atau perdata atas dalam perkara pidana atau perdata, atas
permintaan Hakim sesuai dengan Hukum Acara permintaan Hakim sesuai dengan Hukum Acara
Pidana dan Hukum Acara Perdata, Menteri Pidana dan Hukum Acara Perdata, Menteri
Keuangan dapat memberi izin tertulis untuk Keuangan dapat memberi izin tertulis kepada
meminta kepada pejabat sebagaimana pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dimaksud dalam ayat (1) dan tenaga ahli dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), bukti ayat (2), untuk memberikan dan
tertulis dan keterangan Wajib Pajak yang ada memperlihatkan bukti tertulis dan
padanya. keterangan Wajib Pajak yang ada padanya.

Penjelasan Penjelasan

Untuk melaksanakan pemeriksaan di sidang Untuk melaksanakan pemeriksaan pada sidang


pengadilan dalam perkara pidana atau perdata pengadilan dalam perkara pidana atau perdata
yang berhubungan dengan masalah yang berhubungan dengan masalah
perpajakan, demi kepentingan peradilan perpajakan, demi kepentingan peradilan,
Menteri Keuangan memberikan izin Menteri Keuangan memberikan izin
pembebasan atas kewajiban kerahasiaan pembebasan atas kewajiban kerahasiaan
kepada pejabat pajak dan para ahli kepada pejabat pajak dan para ahli
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
ayat (2), atas permintaan tertulis Hakim ketua (2) atas permintaan tertulis hakim ketua
sidang. sidang.
5 Permintaan Hakim sebagaimana dimaksud 5 Permintaan hakim sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4), harus menyebutkan nama pada ayat (4) harus menyebutkan nama
tersangka atau nama tergugat, keterangan- tersangka atau nama tergugat, keterangan
keterangan yang diminta serta kaitan antara yang diminta, serta kaitan antara perkara
perkara pidana atau perdata yang bersangkutan pidana atau perdata yang bersangkutan
dengan keterangan yang diminta tersebut. dengan keterangan yang diminta.

Penjelasan Penjelasan

Maksud dari ayat ini adalah merupakan Ayat ini merupakan pembatasan dan
pembatasan dan penegasan, bahwa keterangan penegasan bahwa keterangan perpajakan yang
perpajakan yang diminta tersebut adalah hanya diminta hanya mengenai perkara pidana atau
mengenai perkara pidana atau perdata tentang perdata tentang perbuatan atau peristiwa yang
perbuatan atau peristiwa yang menyangkut menyangkut bidang perpajakan dan hanya
bidang perpajakan dan hanya terbatas pada terbatas pada tersangka yang bersangkutan.
tersangka yang bersangkutan.

 
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 35 kewajiban memberikan keterangan atau bukti

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Apabila dalam menjalankan ketentuan peraturan 1 Apabila dalam menjalankan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan diperlukan perundang-undangan perpajakan diperlukan
keterangan, atau bukti dari bank, akuntan publik, keterangan atau bukti dari bank, akuntan publik,
notaris, konsultan pajak, kantor administrasi, dan notaris, konsultan pajak, kantor administrasi,
pihak ketiga lainnya, yang mempunyai hubungan dan/atau pihak ketiga lainnya, yang mempunyai
dengan Wajib Pajak yang diperiksa atau disidik, hubungan dengan Wajib Pajak yang dilakukan
atas permintaan tertulis dari Direktur Jenderal pemeriksaan pajak, penagihan pajak, atau
Pajak, pihak-pihak tersebut wajib memberikan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan,
keterangan atau bukti yang diminta. atas permintaan tertulis dari Direktur Jenderal
Pajak, pihak-pihak tersebut wajib memberikan
keterangan atau bukti yang diminta.
Penjelasan

Penjelasan
Untuk menjalankan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, atas
permintaan tertulis Direktur Jenderal Pajak, pihak Untuk menjalankan ketentuan peraturan
ketiga yaitu bank, akuntan publik, notaris, perundang-undangan perpajakan, atas
konsultan pajak, kantor administrasi, dan pihak permintaan tertulis Direktur Jenderal Pajak, pihak
ketiga lainnya yang mempunyai hubungan ketiga yaitu bank, akuntan publik, notaris,
dengan kegiatan usaha Wajib Pajak yang konsultan pajak, kantor administrasi, dan pihak
diperiksa atau disidik, harus memberikan ketiga lainnya yang mempunyai hubungan dengan
keterangan atau bukti-bukti yang diminta pejabat kegiatan usaha Wajib Pajak yang dilakukan
Direktorat Jenderal Pajak. pemeriksaan pajak atau penagihan pajak atau
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
harus memberikan keterangan atau bukti-bukti
yang diminta.

Yang dimaksud dengan “konsultan pajak” adalah


setiap orang yang dalam lingkungan pekerjaannya
secara bebas memberikan jasa konsultasi kepada
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
2 Dalam hal pihak-pihak sebagaimana pada ayat 2 Dalam hal pihak-pihak sebagaimana dimaksud
(1) terikat oleh kewajiban merahasiakan, untuk pada ayat (1) terikat oleh kewajiban
keperluan pemeriksaan atau penyidikan pajak, merahasiakan, untuk keperluan pemeriksaan,
kewajiban merahasiakan tersebut ditiadakan, penagihan pajak, atau penyidikan tindak
kecuali untuk bank kewajiban merahasiakan pidana di bidang perpajakan, kewajiban
ditiadakan atas perintah tertulis dari Menteri merahasiakan tersebut ditiadakan, kecuali untuk
Keuangan. bank, kewajiban merahasiakan ditiadakan atas
permintaan tertulis dari Menteri Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Untuk kepentingan perpajakan, pimpinan Bank
Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan
berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada
bank agar memberikan keterangan dan
memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-
surat mengenai keadaan keuangan nasabah
penyimpan tertentu kepada pejabat pajak.
3 Tidak ada 3 Tata cara permintaan keterangan atau bukti
dari pihak-pihak yang terikat oleh kewajiban
merahasiakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 35a kewajiban memberikan data dan informasi

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Tidak ada 1 Setiap instansi pemerintah, lembaga,
asosiasi, dan pihak lain, wajib memberikan
data dan informasi yang berkaitan dengan
perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2).

Penjelasan

Dalam rangka pengawasan kepatuhan


pelaksanaan kewajiban perpajakan sebagai
konsekuensi penerapan sistem self assessment,
data dan informasi yang berkaitan dengan
perpajakan yang bersumber dari instansi
pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain
sangat diperlukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Data dan informasi dimaksud adalah data dan
informasi orang pribadi atau badan yang dapat
menggambarkan kegiatan atau usaha, peredaran
usaha, penghasilan dan/atau kekayaan yang
bersangkutan, termasuk informasi mengenai
nasabah debitur, data transaksi keuangan dan lalu
lintas devisa, kartu kredit, serta laporan keuangan
dan/atau laporan kegiatan usaha yang
disampaikan kepada instansi lain di luar Direktorat
Jenderal Pajak.

Dalam rangka pelaksanaan ketentuan ini, sumber,


jenis, dan tata cara penyampaian data dan
informasi kepada Direktorat Jenderal Pajak diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
2 Tidak ada 2 Dalam hal data dan informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak mencukupi, Direktur
Jenderal Pajak berwenang menghimpun data
dan informasi untuk kepentingan penerimaan
negara yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
ayat (2).

Penjelasan

Apabila data dan informasi yang berkaitan dengan


perpajakan yang diberikan oleh instansi
pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain
belum mencukupi, untuk kepentingan penerimaan
negara, Direktur Jenderal Pajak dapat
menghimpun data dan informasi yang berkaitan
dengan perpajakan sehubungan dengan
terjadinya suatu peristiwa yang diperkirakan
berkaitan dengan pemenuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak dengan memperhatikan
ketentuan tentang kerahasiaan atas data dan
informasi dimaksud.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 36 pengurangan atau pembatalan jabatan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Direktur Jenderal Pajak dapat : 1 Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau
atas permohonan Wajib Pajak dapat:
a. mengurangkan atau menghapuskan
sanksi administrasi berupa bunga, a. mengurangkan atau menghapuskan
denda, dan kenaikan yang terutang sanksi administrasi berupa bunga, denda,
menurut ketentuan peraturan perundang- dan kenaikan yang terutang sesuai dengan
undangan perpajakan dalam hal sanksi ketentuan peraturan perundang-
tersebut dikenakan karena kekhilafan undangan perpajakan dalam hal
Wajib Pajak atau bukan karena sanksi tersebut dikenakan karena
kesalahannya; kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena
b. mengurangkan atau membatalkan kesalahannya;
ketetapan pajak yang tidak benar. b. mengurangkan atau membatalkan surat
ketetapan pajak yang tidak benar;
Penjelasan
c. mengurangkan atau membatalkan Surat
Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
Dapat saja terjadi dalam praktek, bahwa sanksi dalam Pasal 14 yang tidak benar; atau
administrasi yang dikenakan kepada Wajib
Pajak, karena ketidaktelitian petugas pajak d. membatalkan hasil pemeriksaan pajak
dapat membebani Wajib Pajak yang tidak atau surat ketetapan pajak dari
bersalah atau tidak memahami peraturan hasil pemeriksaan yang dilaksanakan
perpajakan. Dalam hal yang demikian, sanksi tanpa:
administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan
yang telah ditetapkan dapat dihapuskan atau
dikurangkan oleh Direktur Jenderal Pajak. 1. penyampaian surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan; atau

Demikian juga Direktur Jenderal Pajak karena 2. pembahasan akhir hasil pemeriksaan
jabatannya, dan berlandaskan unsur keadilan dengan Wajib Pajak.
dapat mengurangkan atau membatalkan
Ketetapan Pajak yang tidak benar, misalnya
Wajib Pajak yang ditolak pengajuan Penjelasan
keberatannya karena tidak memenuhi
persyaratan formal (memasukkan Surat Dalam praktik dapat ditemukan sanksi
Keberatan tidak pada waktunya) meskipun administrasi yang dikenakan kepada Wajib Pajak
persyaratan material terpenuhi. tidak tepat karena ketidaktelitian petugas pajak
yang dapat membebani Wajib Pajak yang tidak
bersalah atau tidak memahami peraturan
perpajakan. Dalam hal demikian, sanksi
administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan
yang telah ditetapkan dapat dihapuskan atau
dikurangkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Selain itu, Direktur Jenderal Pajak karena
jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak
dan berlandaskan unsur keadilan dapat
mengurangkan atau membatalkan surat
ketetapan pajak yang tidak benar, misalnya Wajib
Pajak yang ditolak pengajuan keberatannya
karena tidak memenuhi persyaratan formal
(memasukkan surat keberatan tidak pada
waktunya) meskipun persyaratan material
terpenuhi.

Demikian juga, atas Surat Tagihan Pajak yang


tidak benar dapat dilakukan pengurangan atau
pembatalan oleh Direktur Jenderal Pajak karena
jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak.

Dalam rangka memberikan keadilan dan


melindungi hak Wajib Pajak, Direktur Jenderal
Pajak atas kewenangannya atau atas
permohonan Wajib Pajak dapat membatalkan
hasil pemeriksaan pajak yang dilaksanakan tanpa
penyampaian surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan atau tanpa dilakukan pembahasan
akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.
Namun, dalam hal Wajib Pajak tidak hadir dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan sesuai
dengan batas waktu yang ditentukan,
permohonan Wajib Pajak tidak dapat
dipertimbangkan.
  Tidak ada 1a Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, huruf b, dan    huruf c hanya dapat
diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2
(dua) kali.

Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak ada 1b Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d hanya dapat diajukan oleh Wajib
Pajak 1 (satu) kali.

Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak Ada 1c Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan.

Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak Ada 1d Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1c) telah lewat tetapi Direktur
Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan,
permohonan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dianggap dikabulkan.
Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak Ada 1e Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur
Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan
secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar
untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1c).

Penjelasan

Cukup jelas
2 Tata cara pengurangan, penghapusan, atau 2 Ketentuan pelaksanaan ayat (1), ayat (1a),
pembatalan utang pajak sebagaimana dimaksud ayat (1b), ayat (1c), ayat (1d), dan ayat
dalam ayat (1), diatur dengan Keputusan (1e) diatur dengan atau berdasarkan
Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas

 
 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Pasal 36a sanksi pegawai menetapan pajak tidak sesuai uu

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Apabila petugas pajak dalam menghitung atau 1 Pegawai pajak yang karena kelalaiannya atau
menetapkan pajak tidak sesuai dengan Undang- dengan sengaja menghitung atau menetapkan
undang perpajakan yang berlaku sehingga pajak tidak sesuai dengan ketentuan undang-
merugikan negara, maka petugas pajak undang perpajakan dikenai sanksi sesuai
yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi dengan ketentuan peraturan perundang-
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
undangan yang berlaku.
Penjelasan
Penjelasan
Dalam rangka mengamankan penerimaan negara
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada dan meningkatkan profesionalisme pegawai pajak
Wajib Pajak dan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan ketentuan undang-undang
petugas pajak maka terhadap petugas pajak perpajakan, terhadap pegawai pajak yang dengan
yang menghitung atau menetapkan pajak yang sengaja menghitung atau menetapkan pajak yang
tidak sesuai dengan Undang-undang perpajakan tidak sesuai dengan undang-undang sehingga
yang berlaku sehingga menimbulkan kerugian mengakibatkan kerugian pada pendapatan negara
negara, dikenakan sanksi sesuai dengan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang perundang-undangan.
berlaku.
2 Tidak ada 2 Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya
dengan sengaja bertindak di luar
kewenangannya yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan,
dapat diadukan ke unit internal Departemen
Keuangan yang berwenang melakukan
pemeriksaan dan investigasi dan apabila terbukti
melakukannya dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penjelasan

Ayat ini mengatur pelanggaran yang dilakukan


pegawai pajak, misalnya apabila pegawai pajak
melakukan pelanggaran di bidang kepegawaian,
pegawai pajak dapat diadukan karena telah
melanggar peraturan perundang-undangan di
bidang kepegawaian. Apabila pegawai pajak
dianggap melakukan tindak pidana, pegawai pajak
dapat diadukan karena telah melakukan tindak
pidana. Demikian juga, apabila pegawai pajak
melakukan tindak pidana korupsi, pegawai pajak
dapat diadukan karena melakukan tindak pidana
korupsi.

Dalam keadaan demikian, Wajib Pajak dapat


mengadukan pelanggaran yang dilakukan pegawai
pajak tersebut kepada unit internal Departemen
Keuangan.
3 Tidak ada 3 Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya
terbukti melakukan pemerasan dan
pengancaman kepada Wajib Pajak untuk
menguntungkan diri sendiri secara melawan
hukum diancam dengan pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 368 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.

Penjelasan

Cukup jelas
4 Tidak ada 4 Pegawai pajak yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri secara melawan
hukum dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang untuk
memberikan sesuatu, untuk membayar atau
menerima pembayaran, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,
diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dan perubahannya.

Penjelasan

Cukup jelas
5 Tidak ada 5 Pegawai pajak tidak dapat dituntut, baik
secara perdata maupun pidana, apabila dalam
melaksanakan tugasnya didasarkan pada
iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

Penjelasan

Pegawai pajak dalam melaksanakan tugasnya


dianggap berdasarkan iktikad baik apabila
pegawai pajak tersebut dalam melaksanakan
tugasnya tidak untuk mencari keuntungan bagi
diri sendiri, keluarga, kelompok, dan/atau
tindakan lain yang berindikasi korupsi, kolusi,
dan/atau nepotisme.
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 36b kode etik

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Tidak ada 1 Menteri Keuangan berkewajiban untuk membuat
kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak.

Penjelasan

Cukup jelas
2 Tidak ada 2 Pegawai Direktorat Jenderal Pajak wajib
mematuhi kode etik pegawai Direktorat Jenderal
Pajak.

Penjelasan

Cukup jelas
3 Tidak ada 3 Pengawasan pelaksanaan dan penampungan
pengaduan pelanggaran kode etik pegawai
Direktorat Jenderal Pajak dilaksanakan oleh
Komite Kode Etik yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 36c komite pengawas perpajakan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Tidak ada   Menteri Keuangan membentuk komite
pengawas perpajakan, yang ketentuannya
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 36d pemberian dan pemanfaatan insentif
UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007
1 Tidak ada 1 Direktorat Jenderal Pajak dapat diberi insentif
atas dasar pencapaian kinerja tertentu.

Penjelasan

Cukup jelas
2 Tidak ada 2 Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.

Penjelasan

Pemberian besarnya insentif dilakukan melalui


pembahasan yang dilakukan oleh Pemerintah
dengan alat kelengkapan Dewan Perwakilan
Rakyat yang membidangi masalah keuangan
3 Tidak ada 3 Tata cara pemberian dan pemanfaatan
insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 37a pengurangan sanksi pembetulan spt sebelum 2007

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


  Tidak ada 1 Wajib Pajak yang menyampaikan pembetulan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
sebelum Tahun Pajak 2007, yang mengakibatkan
pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih
besar dan dilakukan paling lama dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun setelah berlakunya Undang-
Undang ini, dapat diberikan pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi berupa
bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan
pembayaran pajak yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas
  Tidak ada 2 Wajib Pajak orang pribadi yang secara sukarela
mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak paling lama 1 (satu) tahun
setelah berlakunya Undang-Undang ini diberikan
penghapusan sanksi administrasi atas pajak yang
tidak atau kurang dibayar untuk Tahun Pajak
sebelum diperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan
tidak dilakukan pemeriksaan pajak, kecuali
terdapat data atau keterangan yang menyatakan
bahwa Surat Pemberitahuan yang disampaikan
Wajib Pajak tidak benar atau menyatakan lebih
bayar.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 38 kealfaan

UU NO 16 TAHUN UU NO 28 TAHUN 2007


2000
Setiap orang yang karena kealpaannya :   Setiap orang yang karena kealpaannya:

a. tidak menyampaikan Surat a. tidak menyampaikan Surat


Pemberitahuan; atau Pemberitahuan; atau
b. menyampaikan Surat b. menyampaikan Surat
Pemberitahuan, tetapi isinya tidak Pemberitahuan, tetapi isinya tidak
benar atau tidak lengkap, atau benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yang isinya melampirkan keterangan yang isinya
tidak benar, tidak benar

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara, dipidana dengan pidana pendapatan negara dan perbuatan tersebut
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau merupakan perbuatan setelah perbuatan
denda paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak yang pertama kali sebagaimana dimaksud
terutang yang tidak atau kurang dibayar dalam Pasal 13A, didenda paling sedikit 1
(satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar dan paling banyak 2
Penjelasan
(dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar, atau dipidana
Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau
yang dilakukan oleh Wajib Pajak, sepanjang paling lama 1 (satu) tahun.
menyangkut tindakan administrasi perpajakan
dikenakan sanksi administrasi, sedangkan yang
Penjelasan
menyangkut tindak pidana di bidang perpajakan,
dikenakan sanksi pidana. Perbuatan atau
tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan
bukan merupakan pelanggaran administrasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak, sepanjang
tetapi merupakan tindak pidana. menyangkut tindakan administrasi perpajakan,
dikenai sanksi administrasi dengan menerbitkan
surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak,
Dengan adanya sanksi pidana tersebut,
sedangkan yang menyangkut tindak pidana di
diharapkan tumbuhnya kesadaran Wajib Pajak
bidang perpajakan dikenai sanksi pidana.
untuk mematuhi kewajiban perpajakan seperti
yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan. Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud
dalam pasal ini bukan merupakan pelanggaran
administrasi melainkan merupakan tindak pidana
Kealpaan yang dimaksud dalam Pasal ini berarti
di bidang perpajakan.
tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang
mengindahkan kewajibannya, sehingga
perbuatan tersebut menimbulkan kerugian pada Dengan adanya sanksi pidana tersebut,
pendapatan negara. diharapkan tumbuhnya kesadaran Wajib Pajak
untuk mematuhi kewajiban perpajakan seperti
yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan.

Kealpaan yang dimaksud dalam pasal ini berarti


tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang
mengindahkan kewajibannya sehingga perbuatan
tersebut dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 39 kesengajaan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Setiap orang yang dengan sengaja :   Setiap orang yang dengan sengaja:

a. tidak mendaftarkan diri, atau a. tidak mendaftarkan diri untuk diberikan


menyalahgunakan atau menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak atau
tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak melaporkan usahanya untuk
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal b. menyalahgunakan atau menggunakan
2; atau tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak
b. tidak menyampaikan Surat atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
Pemberitahuan; atau
c. tidak menyampaikan Surat
c. menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemberitahuan;
dan atau keterangan yang isinya tidak
benar atau tidak lengkap; atau d. menyampaikan Surat Pemberitahuan
dan/atau keterangan yang isinya tidak
d. menolak untuk dilakukan pemeriksaan benar atau tidak lengkap;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29; atau e. menolak untuk dilakukan pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
e. memperlihatkan pembukuan, 29;
pencatatan, atau dokumen lain yang
palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; f. memperlihatkan pembukuan, pencatatan,
atau atau dokumen lain yang palsu atau
dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak
f. tidak menyelenggarakan pembukuan menggambarkan keadaan yang
atau pencatatan, tidak sebenarnya;
memperlihatkan atau tidak
meminjamkan buku, catatan, atau g. tidak menyelenggarakan pembukuan
dokumen lainnya; atau atau pencatatan di Indonesia, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan
g. tidak menyetorkan pajak yang telah buku, catatan, atau dokumen lain;
dipotong atau dipungut;
h. tidak menyimpan buku, catatan, atau
dokumen yang menjadi dasar
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pembukuan atau pencatatan dan dokumen
pendapatan negara, dipidana dengan pidana
lain termasuk hasil pengolahan data
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda
dari pembukuan yang dikelola secara
paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak
elektronik atau diselenggarakan secara
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
program aplikasi on-line di Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
Penjelasan (11); atau

Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud i. tidak menyetorkan pajak yang telah
dalam ayat ini yang dilakukan dengan sengaja dipotong atau dipungut
dikenakan sanksi yang berat mengingat
pentingnya peranan penerimaan pajak dalam sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
penerimaan negara. pendapatan negara dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling
lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2
(dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar.

Penjelasan

Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud


pada ayat ini yang dilakukan dengan sengaja
dikenai sanksi yang berat mengingat pentingnya
peranan penerimaan pajak dalam penerimaan
negara.

Dalam perbuatan atau tindakan ini termasuk pula


setiap orang yang dengan sengaja tidak
mendaftarkan diri, menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib
Pajak, atau menyalahgunakan atau menggunakan
tanpa hak Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
2 Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)   Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilipatkan 2 (dua) apabila seseorang melakukan ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali
lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi
lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat
menjalani pidana penjara yang dijatuhkan 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya
menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.  
Penjelasan
Penjelasan
Untuk mencegah terjadinya pengulangan tindak
pidana di bidang perpajakan, maka bagi mereka Untuk mencegah terjadinya pengulangan tindak
yang melakukan lagi tindak pidana di bidang pidana di bidang perpajakan, bagi mereka yang
perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun sejak melakukan lagi tindak pidana di bidang
selesainya menjalani sebagian atau seluruh perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun sejak
pidana penjara yang dijatuhkan, dikenakan selesainya menjalani sebagian atau seluruh pidana
pidana lebih berat, ialah dilipatkan 2 (dua) dari penjara yang dijatuhkan, dikenai pidana lebih
ancaman pidana yang diatur dalam ayat (1). berat, yaitu ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2
(dua) kali sanksi pidana yang diatur pada ayat
(1).
3 Setiap orang yang melakukan percobaan untuk   Setiap orang yang melakukan percobaan untuk
melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib
Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
atau menyampaikan Surat Pemberitahuan dan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan
atau keterangan yang isinya tidak benar atau dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau
tidak lengkap sebagaimana dimaksud dalam ayat tidak lengkap, sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c dalam rangka mengajukan (1) huruf d, dalam rangka mengajukan
permohonan restitusi atau melakukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi
kompensasi pajak, dipidana dengan pidana pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling tinggi 4 (empat) kali jumlah restitusi yang paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling
dimohon dan atau kompensasi yang dilakukan sedikit 2 (dua) kali jumlah restitusi yang
oleh Wajib Pajak. dimohonkan dan/atau kompensasi atau
pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4
(empat) kali jumlah restitusi yang dimohonkan
Penjelasan
dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang
dilakukan.
Penyalahgunaan atau penggunaan tanpa hak
Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan
Penjelasan
Pengusaha Kena Pajak, atau penyampaian Surat
Pemberitahuan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap dalam rangka mengajukan permohonan Penyalahgunaan atau penggunaan tanpa hak
restitusi pajak dan atau kompensasi pajak yang Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan
tidak benar, sangat merugikan negara. Oleh Pengusaha Kena Pajak, atau penyampaian Surat
karena itu percobaan melakukan tindak pidana Pemberitahuan yang isinya tidak benar atau tidak
tersebut merupakan delik tersendiri. lengkap dalam rangka mengajukan permohonan
restitusi pajak dan/atau kompensasi pajak atau
pengkreditan pajak yang tidak benar sangat
merugikan negara. Oleh karena itu, percobaan
melakukan tindak pidana tersebut merupakan
delik tersendiri.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 39 a kesengajaan penerbitan /penggunaan faktur pajak

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Setiap orang yang dengan sengaja :   Setiap orang yang dengan sengaja:

h. tidak mendaftarkan diri, atau j. tidak mendaftarkan diri untuk diberikan


menyalahgunakan atau menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak atau
tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak melaporkan usahanya untuk
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal k. menyalahgunakan atau menggunakan
2; atau tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak
i. tidak menyampaikan Surat atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
Pemberitahuan; atau
l. tidak menyampaikan Surat
j. menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemberitahuan;
dan atau keterangan yang isinya tidak
benar atau tidak lengkap; atau m. menyampaikan Surat Pemberitahuan
dan/atau keterangan yang isinya tidak
k. menolak untuk dilakukan pemeriksaan benar atau tidak lengkap;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29; atau n. menolak untuk dilakukan pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
l. memperlihatkan pembukuan, 29;
pencatatan, atau dokumen lain yang
palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; o. memperlihatkan pembukuan, pencatatan,
atau atau dokumen lain yang palsu atau
dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak
m. tidak menyelenggarakan pembukuan menggambarkan keadaan yang
atau pencatatan, tidak sebenarnya;
memperlihatkan atau tidak
meminjamkan buku, catatan, atau p. tidak menyelenggarakan pembukuan
dokumen lainnya; atau atau pencatatan di Indonesia, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan
n. tidak menyetorkan pajak yang telah buku, catatan, atau dokumen lain;
dipotong atau dipungut;
q. tidak menyimpan buku, catatan, atau
dokumen yang menjadi dasar
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pembukuan atau pencatatan dan dokumen
pendapatan negara, dipidana dengan pidana
lain termasuk hasil pengolahan data
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda
dari pembukuan yang dikelola secara
paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak
elektronik atau diselenggarakan secara
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
program aplikasi on-line di Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
Penjelasan (11); atau

Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud r. tidak menyetorkan pajak yang telah
dalam ayat ini yang dilakukan dengan sengaja dipotong atau dipungut
dikenakan sanksi yang berat mengingat
pentingnya peranan penerimaan pajak dalam sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
penerimaan negara. pendapatan negara dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling
lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2
(dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar.

Penjelasan

Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud


pada ayat ini yang dilakukan dengan sengaja
dikenai sanksi yang berat mengingat pentingnya
peranan penerimaan pajak dalam penerimaan
negara.

Dalam perbuatan atau tindakan ini termasuk pula


setiap orang yang dengan sengaja tidak
mendaftarkan diri, menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib
Pajak, atau menyalahgunakan atau menggunakan
tanpa hak Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
2 Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)   Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilipatkan 2 (dua) apabila seseorang melakukan ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali
lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi
lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat
menjalani pidana penjara yang dijatuhkan 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya
menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.  
Penjelasan
Penjelasan
Untuk mencegah terjadinya pengulangan tindak
pidana di bidang perpajakan, maka bagi mereka Untuk mencegah terjadinya pengulangan tindak
yang melakukan lagi tindak pidana di bidang pidana di bidang perpajakan, bagi mereka yang
perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun sejak melakukan lagi tindak pidana di bidang
selesainya menjalani sebagian atau seluruh perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun sejak
pidana penjara yang dijatuhkan, dikenakan selesainya menjalani sebagian atau seluruh pidana
pidana lebih berat, ialah dilipatkan 2 (dua) dari penjara yang dijatuhkan, dikenai pidana lebih
ancaman pidana yang diatur dalam ayat (1). berat, yaitu ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2
(dua) kali sanksi pidana yang diatur pada ayat
(1).
3 Setiap orang yang melakukan percobaan untuk   Setiap orang yang melakukan percobaan untuk
melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib
Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
atau menyampaikan Surat Pemberitahuan dan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan
atau keterangan yang isinya tidak benar atau dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau
tidak lengkap sebagaimana dimaksud dalam ayat tidak lengkap, sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c dalam rangka mengajukan (1) huruf d, dalam rangka mengajukan
permohonan restitusi atau melakukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi
kompensasi pajak, dipidana dengan pidana pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling tinggi 4 (empat) kali jumlah restitusi yang paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling
dimohon dan atau kompensasi yang dilakukan sedikit 2 (dua) kali jumlah restitusi yang
oleh Wajib Pajak. dimohonkan dan/atau kompensasi atau
pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4
(empat) kali jumlah restitusi yang dimohonkan
Penjelasan
dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang
dilakukan.
Penyalahgunaan atau penggunaan tanpa hak
Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan
Penjelasan
Pengusaha Kena Pajak, atau penyampaian Surat
Pemberitahuan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap dalam rangka mengajukan permohonan Penyalahgunaan atau penggunaan tanpa hak
restitusi pajak dan atau kompensasi pajak yang Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan
tidak benar, sangat merugikan negara. Oleh Pengusaha Kena Pajak, atau penyampaian Surat
karena itu percobaan melakukan tindak pidana Pemberitahuan yang isinya tidak benar atau tidak
tersebut merupakan delik tersendiri. lengkap dalam rangka mengajukan permohonan
restitusi pajak dan/atau kompensasi pajak atau
pengkreditan pajak yang tidak benar sangat
merugikan negara. Oleh karena itu, percobaan
melakukan tindak pidana tersebut merupakan
delik tersendiri.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 40 daluwarsa tindak pindana

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


  Tindak pidana di bidang perpajakan tidak dapat    
dituntut setelah lampau waktu sepuluh tahun
sejak saat terhutangnya pajak, berakhirnya Masa
Pajak, berakhirnya Bagian Tahun Pajak, atau
berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

Penjelasan

Tindak pidana di bidang perpajakan daluwarsa


sepuluh tahun, dari sejak saat terutangnya pajak,
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau
Tahun Pajak yang bersangkutan.  Hal tersebut
dimaksudkan guna memberikan suatu kepastian
hukum bagi Wajib Pajak, Penuntut Umum, dan
Hakim. Jangka waktu sepuluh tahun tersebut
adalah untuk menyesuaikan dengan daluwarsa
penyimpanan dokumen-dokumen perpajakan
yang dijadikan dasar penghitungan jumlah pajak
yang terutang selama sepuluh tahun.
       
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 41 saksi pidana terhadap pejabat

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Pejabat yang karena kealpaannya tidak   Pejabat yang karena kealpaanya tidak memenuhi
memenuhi kewajiban merahasiakan hal kewajiban merahasiakan hal sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dimaksud dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda
(satu) tahun dan denda paling banyak Rp paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima
4.000.000,00 (empat juta rupiah). juta rupiah).

Penjelasan Penjelasan

Untuk menjamin bahwa kerahasiaan mengenai Untuk menjamin bahwa kerahasiaan mengenai
perpajakan tidak akan diberitahukan kepada perpajakan tidak akan diberitahukan kepada pihak
pihak lain dan supaya Wajib Pajak dalam lain dan supaya Wajib Pajak dalam memberikan
memberikan data dan keterangan tidak ragu- data dan keterangan tidak ragu-ragu, dalam
ragu, dalam rangka pelaksanaan undang- rangka pelaksanaan Undang-Undang Perpajakan,
undang perpajakan, maka perlu adanya sanksi perlu adanya sanksi pidana bagi pejabat yang
pidana bagi pejabat yang bersangkutan yang bersangkutan yang menyebabkan terjadinya
menyebabkan terjadinya pengungkapan pengungkapan kerahasiaan tersebut.
kerahasiaan tersebut.
Pengungkapan kerahasiaan menurut ayat ini Pengungkapan kerahasiaan sebagaimana
adalah dilakukan karena kealpaan dalam arti dimaksud pada ayat ini dilakukan karena kealpaan
lalai, tidak hati-hati, atau kurang dalam arti lalai, tidak hati-hati, atau kurang
mengindahkan, sehingga kewajiban untuk mengindahkan sehingga kewajiban untuk
merahasiakan, keterangan atau bukti-bukti yang merahasiakan keterangan atau bukti-bukti yang
ada pada Wajib Pajak yang dilindungi oleh ada pada Wajib Pajak yang dilindungi oleh
undang-undang perpajakan dilanggar. Atas Undang-Undang Perpajakan dilanggar. Atas
kealpaan tersebut dihukum dengan hukuman kealpaan tersebut, pelaku dihukum dengan
yang setimpal. hukuman yang setimpal.
2 Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi   Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi
kewajibannya atau seseorang yang kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan
menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban tidak dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana
pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dimaksud dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda
(dua) tahun dan denda paling banyak Rp paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). rupiah).

Penjelasan Penjelasan

Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud
dalam ayat ini yang dilakukan dengan sengaja pada ayat ini yang dilakukan dengan sengaja
dikenakan sanksi yang lebih berat dibanding dikenai sanksi yang lebih berat dibandingkan
dengan perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan perbuatan atau tindakan yang dilakukan
karena kealpaan, agar pejabat yang karena kealpaan agar pejabat yang bersangkutan
bersangkutan lebih berhati-hati untuk tidak lebih berhati-hati untuk tidak melakukan
melakukan perbuatan mebocorkan rahasia Wajib perbuatan membocorkan rahasia Wajib Pajak.
Pajak.
3 Penuntutan terhadap tindak pidana   Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya
(2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yang dilakukan atas pengaduan orang yang
kerahasiaannya dilanggar. kerahasiaannya dilanggar.

Penjelasan Penjelasan

Tuntutan pidana terhadap pelanggaran Tuntutan pidana terhadap pelanggaran


kerahasiaan sebagaimana  dimaksud dalam ayat kerahasiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1) dan ayat (2) sesuai dengan sifatnya adalah dan ayat (2) sesuai dengan sifatnya adalah
menyangkut kepentingan pribadi seseorang atau menyangkut kepentingan pribadi seseorang atau
badan selaku Wajib Pajak, karena itu dijadikan badan selaku Wajib Pajak.
tindak pidana pengaduan.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 41 a sanksi pidana terhadap wajib memberikan keterangan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


  Setiap orang yang menurut Pasal 35 Undang-   Setiap orang yang wajib memberikan
undang ini wajib memberi keterangan atau keterangan atau bukti yang diminta
bukti yang diminta tetapi dengan sengaja tidak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 tetapi
memberi keterangan atau bukti, atau memberi dengan sengaja tidak memberi keterangan atau
keterangan atau bukti yang tidak benar, dipidana bukti, atau memberi keterangan atau bukti yang
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tidak benar dipidana dengan pidana kurungan
tahun dan denda paling banyak paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima
juta rupiah).
Penjelasan
Penjelasan
Agar pihak ketiga memenuhi permintaan Direktur
Jenderal Pajak sebagaimana diatur dalam Pasal Agar pihak ketiga memenuhi permintaan Direktur
35 maka perlu adanya sanksi bagi pihak ketiga Jenderal Pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 35
yang melakukan perbuatan atau tindakan maka perlu adanya sanksi bagi pihak ketiga yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini. melakukan perbuatan atau tindakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal ini.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 41 b sanksi pidana yang menghalangi atau mempersulit penyedikan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


  Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi   Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi
atau mempersulit penyidikan tindak pidana di atau mempersulit penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan, dipidana dengan pidana bidang perpajakan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh
rupiah). lima juta rupiah).

Penjelasan Penjelasan

Seseorang yang melakukan perbuatan Seseorang yang melakukan perbuatan


menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak menghalangi atau mempersulit penyidikan
pidana di bidang perpajakan misalnya tindak pidana di bidang perpajakan, misalnya
menghalangi Penyidik melakukan menghalangi penyidik melakukan
penggeledahan, menyembunyikan bahan bukti penggeledahan dan/atau menyembunyikan
dan sebagainya sebagaimana dimaksud dalam bahan bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal ini, dikenakan sanksi pidana. ini dikenai sanksi pidana.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 41 c sanksi tidak memenuhi kewajiban memberikan data dan informasi

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Tidak ada 1 Setiap orang yang dengan sengaja tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35A ayat (1) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).

Penjelasan

Cukup jelas
2 Tidak ada 2 Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan
tidak terpenuhinya kewajiban pejabat dan pihak
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A ayat
(1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama
10 (sepuluh) bulan atau denda paling banyak
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Penjelasan

Cukup jelas
3 Tidak ada 3 Setiap orang yang dengan sengaja tidak
memberikan data dan informasi yang diminta oleh
Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35A ayat (2) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 10 (sepuluh) bulan atau
denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan
ratus juta rupiah).

Penjelasan

Cukup jelas
4 Tidak ada 4 Setiap orang yang dengan sengaja
menyalahgunakan data dan informasi perpajakan
sehingga menimbulkan kerugian kepada negara
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 42 dihapus

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


  Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi   Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi
atau mempersulit penyidikan tindak pidana di atau mempersulit penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan, dipidana dengan pidana bidang perpajakan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh
rupiah). lima juta rupiah).

Penjelasan Penjelasan

Seseorang yang melakukan perbuatan Seseorang yang melakukan perbuatan


menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak menghalangi atau mempersulit penyidikan
pidana di bidang perpajakan misalnya tindak pidana di bidang perpajakan, misalnya
menghalangi Penyidik melakukan menghalangi penyidik melakukan
penggeledahan, menyembunyikan bahan bukti penggeledahan dan/atau menyembunyikan
dan sebagainya sebagaimana dimaksud dalam bahan bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal ini, dikenakan sanksi pidana. ini dikenai sanksi pidana.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 43 menyusuh, menganjurkan, tindak piadana perpajakan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
38 dan Pasal 39, berlaku juga bagi wakil, dan Pasal 39A, berlaku juga bagi wakil, kuasa,
kuasa, atau pegawai dari Wajib Pajak, yang pegawai dari Wajib Pajak, atau pihak lain yang
menyeluruh melakukan, yang turut serta menyuruh melakukan, yang turut serta
melakukan, yang menganjurkan, atau yang melakukan, yang menganjurkan, atau yang
membantu melakukan tindak pidana di bidang membantu melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan. perpajakan.

Penjelasan Penjelasan

Yang dipidana karena melakukan perbuatan Yang dipidana karena melakukan perbuatan
tindak pidana di bidang perpajakan tidak tindak pidana di bidang perpajakan tidak terbatas
terbatas pada Wajib Pajak, wakil Wajib Pajak, pada Wajib Pajak, wakil Wajib Pajak, kuasa Wajib
kuasa Wajib Pajak, atau pegawai Wajib Pajak, Pajak, pegawai Wajib Pajak, Akuntan Publik,
namun juga terhadap mereka yang menyuruh Konsultan Pajak, atau pihak lain, tetapi juga
melakukan, yang turut serta melakukan, yang terhadap mereka yang menyuruh melakukan,
menganjurkan, atau yang membantu melakukan yang turut serta melakukan, yang menganjurkan,
tindak pidana di bidang perpajakan. atau yang membantu melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan.
2 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
41A dan Pasal 41B berlaku juga bagi yang 41A dan Pasal 41B berlaku juga bagi yang
menyuruh melakukan, yang menganjurkan, atau menyuruh melakukan, yang menganjurkan, atau
yang membantu melakukan tindak pidana di yang membantu melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan. bidang perpajakan.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 43 b pemeriksaan bukti permulaan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Tidak ada 1 Direktur Jenderal Pajak berdasarkan informasi,
data, laporan, dan pengaduan berwenang
melakukan pemeriksaan bukti permulaan sebelum
dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan.

Penjelasan

Informasi, data, laporan, dan pengaduan yang


diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak akan
dikembangkan dan dianalisis melalui kegiatan
intelijen atau pengamatan yang hasilnya dapat
ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan, Pemeriksaan
Bukti Permulaan, atau tidak ditindaklanjuti.
2 Tidak ada 2 Dalam hal terdapat indikasi tindak pidana di
bidang perpajakan yang menyangkut petugas
Direktorat Jenderal Pajak, Menteri Keuangan
dapat menugasi unit pemeriksa internal di
lingkungan Departemen Keuangan untuk
melakukan pemeriksaan bukti permulaan.

Penjelasan

Cukup jelas
3 Tidak ada 3 Apabila dari bukti permulaan ditemukan unsur
tindak pidana korupsi, pegawai Direktorat
Jenderal Pajak yang tersangkut wajib diproses
menurut ketentuan hukum Tindak Pidana Korupsi.

Penjelasan

Cukup jelas
4 Tidak ada 4 Tata cara pemeriksaan bukti permulaan tindak
pidana di bidang perpajakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 44 Penyidk Tindak Pidana Perpajakan

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di 1 Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak diberi hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pegawai
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat
melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus
perpajakan, sebagaimana dimaksud dalam sebagai penyidik tindak pidana di bidang
Undang-undang Hukum Acara Pidana yang perpajakan.
berlaku
Penjelasan
Penjelasan
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di
Penyidik di bidang perpajakan adalah pejabat lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang
pegawai negeri tertentu di lingkungan Direktorat diangkat sebagai penyidik tindak pidana di
Jenderal Pajak yang diangkat oleh pejabat yang bidang perpajakan oleh pejabat yang berwenang
berwenang sesuai dengan ketentuan perundang- adalah penyidik tindak pidana di bidang
undangan yang berlaku. Penyidikan tindak perpajakan. Penyidikan tindak pidana di bidang
pidana tindak pidana di bidang perpajakan perpajakan dilaksanakan menurut ketentuan
dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara
dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang Pidana yang berlaku.
berlaku.
2 Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud 2 Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (1) adalah : ayat (1) adalah:

a. menerima, mencari, mengumpulkan, a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan


dan meneliti keterangan atau meneliti keterangan atau laporan berkenaan
laporan berkenaan dengan tindak pidana dengan tindak pidana di bidang perpajakan
di bidang perpajakan agar agar keterangan atau laporan tersebut
keterangan atau laporan tersebut menjadi menjadi lebih lengkap dan jelas;
lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang
badan tentang kebenaran perbuatan dilakukan sehubungan dengan tindak
yang dilakukan sehubungan dengan pidana di bidang perpajakan;
tindak pidana di bidang perpajakan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari
c. meminta keterangan dan bahan bukti orang pribadi atau badan sehubungan
dari orang pribadi atau badan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
sehubungan dengan tindak pidana di
bidang perpajakan; d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen
lain berkenaan dengan tindak pidana di
d. memeriksa buku-buku, catatan- bidang perpajakan;
catatan, dan dokumen-dokumen lain
berkenaan dengan tindak pidana di bidang e. melakukan penggeledahan untuk
perpajakan; mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan, dan dokumen lain, serta
e. melakukan penggeledahan untuk melakukan penyitaan terhadap bahan bukti
mendapatkan bahan bukti tersebut;
pembukuan, pencatatan, dan dokumen-
dokumen lain, serta melakukan f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
penyitaan terhadap bahan bukti pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
tersebut; di bidang perpajakan;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam g. menyuruh berhenti dan/atau melarang


rangka pelaksanaan tugas penyidikan seseorang meninggalkan ruangan atau
tindak pidana di bidang perpajakan; tempat pada saat pemeriksaan sedang
berlangsung dan memeriksa identitas
g. menyuruh berhenti dan atau melarang orang, benda, dan/atau dokumen yang
seseorang meninggalkan ruangan atau dibawa;
tempat pada saat pemeriksaan sedang
berlangsung dan memeriksa h. memotret seseorang yang berkaitan dengan
identitas orang dan atau dokumen tindak pidana di bidang perpajakan;
yang dibawa sebagaimana dimaksud
pada huruf e; i. memanggil orang untuk didengar
keterangannya dan diperiksa sebagai
h. memotret seseorang yang berkaitan tersangka atau saksi;
dengan tindak pidana di bidang
perpajakan; j. menghentikan penyidikan; dan/atau

i. memanggil orang untuk didengar k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
keterangannya dan diperiksa sebagai kelancaran penyidikan tindak pidana di
tersangka atau saksi; bidang perpajakan menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan.
j. menghentikan penyidikan;
 
k. melakukan tindakan lain yang perlu
untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan menurut Penjelasan
hukum yang bertanggungjawab.
Pada ayat ini diatur wewenang Pejabat Pegawai
Penjelasan Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak sebagai penyidik tindak pidana di
bidang perpajakan, termasuk melakukan
Cukup jelas penyitaan. Penyitaan tersebut dapat dilakukan,
baik terhadap barang bergerak maupun tidak
  bergerak, termasuk rekening bank, piutang, dan
surat berharga milik Wajib Pajak, Penanggung
Pajak, dan/atau pihak lain yang telah ditetapkan
sebagai tersangka.
3 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) 3 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memberitahukan dimulainya penyidikan dan memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada menyampaikan hasil penyidikannya kepada
Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi penuntut umum melalui penyidik pejabat Polisi
Negara Republik Indonesia, sesuai dengan Negara Republik Indonesia sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-undang ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana yang berlaku. Hukum Acara Pidana.

Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas


  Tidak ada 4 Dalam rangka pelaksanaan kewenangan
penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), penyidik dapat meminta bantuan aparat
penegak hukum lain.
Penjelasan

Cukup jelas

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 44 a Penghentian Penyidikan Oleh Penyidik

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44    
ayat (1) menghentikan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf j dalam
hal tidak terdapat cukup bukti, atau peristiwa
tersebut bukan merupakan tindak pidana di
bidang perpajakan, atau penyidikan dihentikan
karena peristiwanya telah daluwarsa, atau
tersangka meninggal dunia.

Penjelasan

Dalam hal penyidikan tindak pidana di bidang


perpajakan dihentikan kecuali karena
peristiwanya telah daluwarsa, maka surat
ketetapan pajak tetap dapat diterbitkan.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN


Pasal 44 b Penghentian Penyidikan Oleh Jaksa Agung

UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28 TAHUN 2007


1 Untuk kepentingan penerimaan negara, atas 1 Untuk kepentingan penerimaan negara, atas
permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung
dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan. bidang perpajakan paling lama dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat
permintaan.
Penjelasan

Penjelasan
Cukup jelas

Untuk kepentingan penerimaan negara, atas


permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung
dapat menghentikan penyidikan tindak pidana
perpajakan sepanjang perkara pidana tersebut
belum dilimpahkan ke pengadilan.
2 Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang 2 Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1), hanya dilakukan setelah Wajib Pajak hanya dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi
melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar utang pajak yang tidak atau kurang dibayar atau
atau yang tidak seharusnya dikembalikan, yang tidak seharusnya dikembalikan dan
ditambah dengan sanksi administrasi berupa ditambah dengan sanksi administrasi berupa
denda sebesar empat kali jumlah pajak yang denda sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak
tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak
seharusnya dikembalikan. seharusnya dikembalikan.
Penjelasan Penjelasan

Cukup jelas Cukup jelas

Pasal II

Pasal II

1. Terhadap semua hak dan kewajiban perpajakan Tahun Pajak 2001 sampai dengan Tahun Pajak 2007 yang
belum diselesaikan, diberlakukan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2000.
2. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, daluwarsa penetapan untuk Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, selain penetapan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) atau Pasal 15 ayat (4), berakhir paling lama pada akhir Tahun
Pajak 2013.

3. Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2008.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan


penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 17 Juli 2007
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 jULI 2007
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ANDI MATTALATA, SH, MH.


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 NOMOR 85

 
 

Anda mungkin juga menyukai