Pasal 1 pengertian
Penjelasan Penjelasan
Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan dikenai Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan
Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984
dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya dan perubahannya wajib melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak. Pajak.
Dengan demikian Pengusaha orang pribadi atau Dengan demikian, Pengusaha orang pribadi atau
badan yang mempunyai tempat kegiatan badan yang mempunyai tempat kegiatan usaha
usaha di wilayah beberapa kantor Direktorat di wilayah beberapa kantor Direktorat Jenderal
Jenderal Pajak wajib melaporkan usahanya Pajak wajib melaporkan usahanya untuk
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak baik
Pajak baik di kantor Direktorat Jenderal Pajak di kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
atau tempat kedudukan Pengusaha maupun di kedudukan Pengusaha maupun di kantor
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.
dilakukan.
Fungsi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain
Fungsi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dipergunakan untuk mengetahui identitas
selain dipergunakan untuk mengetahui identitas Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya juga
Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya, juga berguna untuk melaksanakan hak dan kewajiban
berguna untuk melaksanakan hak dan di bidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
kewajiban di bidang Pajak Pertambahan Nilai Penjualan Atas Barang Mewah serta untuk
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah serta pengawasan administrasi perpajakan.
untuk pengawasan administrasi perpajakan.
Terhadap Pengusaha yang telah memenuhi
Terhadap Pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi
syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dikenai sanksi
sebagai Pengusaha Kena Pajak dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
sesuai peraturan perundang-undangan undangan perpajakan.
perpajakan.
3 Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan : 3 Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan:
Penjelasan Penjelasan
Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena
Pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk Pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk
mendaftarkan diri dan atau melaporkan mendaftarkan diri dan/atau melaporkan
usahanya dapat diterbitkan Nomor Pokok Wajib usahanya dapat diterbitkan Nomor Pokok Wajib
Pajak dan atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak secara jabatan. Hal ini dapat dilakukan Pajak secara jabatan. Hal ini dapat dilakukan
apabila berdasarkan data yang diperoleh atau apabila berdasarkan data yang diperoleh atau
dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak ternyata dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak ternyata
orang pribadi atau badan atau Pengusaha orang pribadi atau badan atau Pengusaha
tersebut telah memenuhi syarat untuk tersebut telah memenuhi syarat untuk
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh
Pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk Nomor Pokok Wajib Pajak dan kewajiban
mendaftarkan diri dan atau melaporkan melaporkan usaha untuk memperoleh
usahanya dapat diterbitkan Nomor Pokok Wajib pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dibatasi
Pajak dan atau pengukuhan Pengusaha Kena jangka waktunya, karena hal ini berkaitan
Pajak secara jabatan. Hal ini dapat dilakukan dengan saat pajak terutang dan kewajiban
apabila berdasarkan data yang diperoleh atau mengenakan pajak terutang. Permohonan
dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak ternyata penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau
orang pribadi atau badan atau Pengusaha pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
tersebut telah memenuhi syarat untuk harus diselesaikan dalam jangka waktu 12 (dua
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau belas) bulan sejak tanggal diterimanya
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. permohonan secara lengkap.
Penjelasan
Cukup jelas.
7 Tidak ada 7 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk
Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua belas)
bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal
permohonan diterima secara lengkap.
Penjelasan
Cukup jelas.
8 Tidak ada 8 Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas
permohonan Wajib Pajak dapat melakukan
pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Penjelasan
Cukup jelas.
9 Tidak ada 9 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan pencabutan pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima secara
lengkap.
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan
Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
terutang dan untuk melaporkan tentang: melaporkan dan mempertanggungjawabkan
- penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah terutang dan untuk melaporkan tentang:
dilaksanakan sendiri dan atau melalui a. pembayaran atau pelunasan pajak yang
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam telah dilaksanakan sendiri dan/atau
1 (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak; melalui pemotongan atau pemungutan
pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak
- atau Bagian Tahun Pajak;
penghasilan yang merupakan objek pajak dan b. penghasilan yang merupakan objek
atau bukan objek pajak; pajak dan/atau bukan objek pajak;
c. harta dan kewajiban; dan/atau
- d. pembayaran dari pemotong atau
harta dan kewajiban; pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau
- badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak
pembayaran dari pemotong atau pemungut sesuai dengan ketentuan peraturan
tentang pemotongan atau pemungutan pajak perundang-undangan perpajakan.
orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat
Masa Pajak, yang ditentukan peraturan Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk
perundang-undangan perpajakan yang berlaku. melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai
Bagi Pengusaha Kena Pajak fungsi Surat dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
melaporkan dan mempertanggungjawabkan tentang:
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai a. pengkreditan Pajak Masukan terhadap
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang Pajak Keluaran; dan
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan b. pembayaran atau pelunasan pajak yang
tentang: telah dilaksanakan sendiri oleh
- Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui
pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak pihak lain dalam satu Masa Pajak,
Keluaran; sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
- Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana
dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak untuk melaporkan dan
dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong
Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan atau dipungut dan disetorkannya.
peraturan perundang-undangan perpajakan Yang dimaksud dengan mengisi Surat
yang berlaku; Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat
Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau
- dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap,
bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang
Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana diberikan berdasarkan ketentuan peraturan
untuk melaporkan dan perundang-undangan perpajakan.
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong Sementara itu, yang dimaksud dengan benar,
atau dipungut dan disetorkannya. lengkap, dan jelas dalam mengisi Surat
Pemberitahuan adalah:
Yang dimaksud dengan mengisi Surat a. benar adalah benar dalam perhitungan,
Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat termasuk benar dalam penerapan
Pemberitahuan dengan benar, jelas, dan ketentuan peraturan perundang-
lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan undangan perpajakan, dalam penulisan,
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- dan sesuai dengan keadaan yang
undangan perpajakan yang berlaku. sebenarnya;
Pengisian Surat Pemberitahuan yang tidak b. lengkap adalah memuat semua unsur-
benar yang mengakibatkan pajak yang terutang unsur yang berkaitan dengan objek
kurang dibayar, akan dikenakan sanksi sesuai pajak dan unsur-unsur lain yang harus
peraturan perundang-undangan Perpajakan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan;
dan
c. jelas adalah melaporkan asal-usul atau
sumber dari objek pajak dan unsur-
unsur lain yang harus dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan.
Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan
benar, lengkap, dan jelas tersebut wajib
disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan
atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan
oleh pemotong atau pemungut pajak dilakukan
untuk setiap Masa Pajak.
1a Bagi Wajib Pajak yang telah mendapat izin 1a Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri
Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dengan menggunakan bahasa asing dan mata
dan mata uang selain Rupiah, wajib uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat
menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan
bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah menggunakan satuan mata uang selain Rupiah
yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur
dengan Keputusan Menteri Keuangan. dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas.
Tidak Ada 1b Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara biasa, dengan
tanda tangan stempel, atau tanda tangan
elektronik atau digital, yang semuanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang
tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas.
2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (1a) harus mengambil sendiri (1) dan ayat (1a) mengambil sendiri Surat
Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh
oleh Direktur Jenderal Pajak. Direktur Jenderal Pajak atau mengambil
dengan cara lain yang tata cara
pelaksanaannya diatur dengan atau
Penjelasan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak Ada 3c Batas waktu dan tata cara pelaporan atas
pemotongan dan pemungutan pajak yang
dilakukan oleh bendahara pemerintah dan badan
tertentu diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan 4 Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pada ayat (3) untuk paling lama 2 (dua)
huruf b untuk paling lama 6 (enam) bulan. bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan
cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak
Penjelasan
yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi atau
badan ternyata tidak dapat menyampaikan atau
Penjelasan
menyiapkan laporan keuangan tahunan atau
neraca perusahaan beserta laporan laba rugi
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi maupun
dalam ayat (3) huruf b karena luasnya kegiatan badan ternyata tidak dapat menyampaikan Surat
usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan Pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah
laporan keuangan, sulit untuk memenuhi batas ditetapkan pada ayat (3) huruf b, atau huruf c
waktu penyelesaian dan memerlukan karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-
kelonggaran dari batas waktu yang telah masalah teknis penyusunan laporan keuangan,
ditentukan, Wajib Pajak dapat mengajukan atau sebab lainnya sehingga sulit untuk
permohonan agar memperoleh perpanjangan memenuhi batas waktu penyelesaian dan
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan memerlukan kelonggaran dari batas waktu yang
Tahunan Pajak Penghasilan. Perpanjangan telah ditentukan, Wajib Pajak dapat
jangka waktu penyampaian Surat memperpanjang penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
hanya dapat diberikan paling lama 6 (enam) dengan cara menyampaikan pemberitahuan
bulan. secara tertulis atau dengan cara lain misalnya
dengan pemberitahuan secara elektronik kepada
Direktur Jenderal Pajak.
5 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam 5 Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) diajukan secara tertulis disertai Surat ayat (4) harus disertai dengan penghitungan
Pernyataan mengenai penghitungan sementara sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu)
pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai
bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak
yang terutang. (UU No 6 Tahun 1983) yang terutang, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Untuk mencegah usaha penghindaran diri dan Penjelasan
atau perpanjangan waktu pembayaran pajak
yang terutang dalam satu Tahun Pajak yang
Untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau
harus dibayar sebelum batas waktu pemasukan
perpanjangan waktu pembayaran pajak yang
Surat Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan
terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang harus
persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi
dibayar sebelum batas waktu penyampaian Surat
administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak
Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan
yang ingin memperpanjang waktu penyampaian
persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang
Penghasilan.
ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Persyaratan tersebut berupa keharusan
memberikan pernyataan tertulis tentang
Persyaratan tersebut berupa keharusan
besarnya pajak yang harus dibayar berdasarkan
menyampaikan pemberitahuan sementara
penghitungan sementara dalam satu Tahun
dengan menyebutkan besarnya pajak yang harus
Pajak, sebagai lampiran surat permohonan
dibayar berdasarkan penghitungan sementara
penundaan kewajiban penyampaian Surat
pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti
pelunasan, sebagai lampiran pemberitahuan
perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan 5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan
sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (3) atau batas waktu perpanjangan ayat (3) atau batas waktu perpanjangan
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat
diterbitkan Surat Teguran. diterbitkan Surat Teguran.
Penjelasan Penjelasan
Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak
yang sampai dengan batas waktu yang telah yang sampai dengan batas waktu yang telah
ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan, maka terhadap Wajib Pajak Pemberitahuan, terhadap Wajib Pajak yang
yang bersangkutan diberikan Surat Teguran. bersangkutan dapat diberikan Surat Teguran.
6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta 6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta
keterangan dan atau dokumen yang harus keterangan dan/atau dokumen yang harus
dilampirkan ditetapkan dengan Keputusan dilampirkan, dan cara yang digunakan untuk
Menteri Keuangan. menyampaikan Surat Pemberitahuan diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan
merupakan sarana Wajib Pajak antara lain
untuk melaporkan dan Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan
mempertanggungjawabkan penghitungan merupakan sarana Wajib Pajak, antara lain
jumlah pajak dan pembayarannya, maka dalam untuk melaporkan dan
rangka keseragaman dan mempermudah mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah
pengisian serta pengadministrasiannya, bentuk pajak dan pembayarannya, dalam rangka
dan isi Surat Pemberitahuan ditetapkan dengan keseragaman dan mempermudah pengisian
Keputusan Menteri Keuangan. serta pengadministrasiannya, bentuk dan isi
Surat Pemberitahuan, keterangan, dokumen
yang harus dilampirkan dan cara yang digunakan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan
Penghasilan sekurang-kurangnya memuat
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
jumlah peredaran, jumlah penghasilan, jumlah
Menteri Keuangan.
Penghasilan Kena Pajak, jumlah pajak yang
terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan atau kelebihan pajak, serta harta Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
dan kewajiban di luar kegiatan usaha atau sekurang-kurangnya memuat jumlah peredaran,
pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang pribadi. jumlah penghasilan, jumlah Penghasilan Kena
Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit
Untuk Wajib Pajak yang wajib melakukan pajak, jumlah kekurangan atau kelebihan pajak,
pembukuan harus dilengkapi dengan laporan serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang
serta keterangan-keterangan lain yang pribadi.
diperlukan untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan
Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, serta keterangan lain yang diperlukan untuk
jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Surat Pemberitahuan harus dilampiri dengan Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar
keterangan dan dokumen yang dapat berupa Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah
antara lain surat kuasa, surat keterangan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan
tentang perkawinan dengan pisah harta dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
penghasilan, dokumen yang berkenaan dengan
impor atau ekspor dan Surat Setoran Pajak.
7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak 7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak
disampaikan apabila disampaikan apabila:
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana 8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah Wajib Pajak dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak
Pajak Penghasilan tertentu yang ditetapkan Pajak Penghasilan tertentu yang diatur dengan
dengan Keputusan Menteri Keuangan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak
Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak
Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat
atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi
dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan
Penghasilan yang dikecualikan dari kewajiban dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak
menyampaikan Surat Pemberitahuan, misalnya Penghasilan yang dikecualikan dari kewajiban
Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, misalnya
memperoleh penghasilan di bawah Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau
Tidak Kena Pajak namun karena kepentingan memperoleh penghasilan di bawah Penghasilan
tertentu diwajibkan memiliki Nomor Pokok Tidak Kena Pajak, tetapi karena kepentingan
Wajib Pajak. tertentu diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak.
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan
Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
terutang dan untuk melaporkan tentang: melaporkan dan mempertanggungjawabkan
- penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah terutang dan untuk melaporkan tentang:
dilaksanakan sendiri dan atau melalui e. pembayaran atau pelunasan pajak yang
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam telah dilaksanakan sendiri dan/atau
1 (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak; melalui pemotongan atau pemungutan
pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak
- atau Bagian Tahun Pajak;
penghasilan yang merupakan objek pajak dan f. penghasilan yang merupakan objek
atau bukan objek pajak; pajak dan/atau bukan objek pajak;
g. harta dan kewajiban; dan/atau
- h. pembayaran dari pemotong atau
harta dan kewajiban; pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau
- badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak
pembayaran dari pemotong atau pemungut sesuai dengan ketentuan peraturan
tentang pemotongan atau pemungutan pajak perundang-undangan perpajakan.
orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat
Masa Pajak, yang ditentukan peraturan Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk
perundang-undangan perpajakan yang berlaku. melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai
Bagi Pengusaha Kena Pajak fungsi Surat dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
melaporkan dan mempertanggungjawabkan tentang:
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai c. pengkreditan Pajak Masukan terhadap
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang Pajak Keluaran; dan
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan d. pembayaran atau pelunasan pajak yang
tentang: telah dilaksanakan sendiri oleh
- Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui
pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak pihak lain dalam satu Masa Pajak,
Keluaran; sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
- Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana
dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak untuk melaporkan dan
dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong
Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan atau dipungut dan disetorkannya.
peraturan perundang-undangan perpajakan Yang dimaksud dengan mengisi Surat
yang berlaku; Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat
Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau
- dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap,
bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang
Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana diberikan berdasarkan ketentuan peraturan
untuk melaporkan dan perundang-undangan perpajakan.
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong Sementara itu, yang dimaksud dengan benar,
atau dipungut dan disetorkannya. lengkap, dan jelas dalam mengisi Surat
Pemberitahuan adalah:
Yang dimaksud dengan mengisi Surat d. benar adalah benar dalam perhitungan,
Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat termasuk benar dalam penerapan
Pemberitahuan dengan benar, jelas, dan ketentuan peraturan perundang-
lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan undangan perpajakan, dalam penulisan,
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- dan sesuai dengan keadaan yang
undangan perpajakan yang berlaku. sebenarnya;
Pengisian Surat Pemberitahuan yang tidak e. lengkap adalah memuat semua unsur-
benar yang mengakibatkan pajak yang terutang unsur yang berkaitan dengan objek
kurang dibayar, akan dikenakan sanksi sesuai pajak dan unsur-unsur lain yang harus
peraturan perundang-undangan Perpajakan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan;
dan
f. jelas adalah melaporkan asal-usul atau
sumber dari objek pajak dan unsur-
unsur lain yang harus dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan.
Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan
benar, lengkap, dan jelas tersebut wajib
disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan
atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan
oleh pemotong atau pemungut pajak dilakukan
untuk setiap Masa Pajak.
1a Bagi Wajib Pajak yang telah mendapat izin 1a Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri
Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dengan menggunakan bahasa asing dan mata
dan mata uang selain Rupiah, wajib uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat
menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan
bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah menggunakan satuan mata uang selain Rupiah
yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur
dengan Keputusan Menteri Keuangan. dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas.
Tidak Ada 1b Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara biasa, dengan
tanda tangan stempel, atau tanda tangan
elektronik atau digital, yang semuanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang
tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas.
2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (1a) harus mengambil sendiri (1) dan ayat (1a) mengambil sendiri Surat
Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh
oleh Direktur Jenderal Pajak. Direktur Jenderal Pajak atau mengambil
dengan cara lain yang tata cara
pelaksanaannya diatur dengan atau
Penjelasan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak Ada 3c Batas waktu dan tata cara pelaporan atas
pemotongan dan pemungutan pajak yang
dilakukan oleh bendahara pemerintah dan badan
tertentu diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan 4 Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pada ayat (3) untuk paling lama 2 (dua)
huruf b untuk paling lama 6 (enam) bulan. bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan
cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak
Penjelasan
yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi atau
badan ternyata tidak dapat menyampaikan atau
Penjelasan
menyiapkan laporan keuangan tahunan atau
neraca perusahaan beserta laporan laba rugi
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi maupun
dalam ayat (3) huruf b karena luasnya kegiatan badan ternyata tidak dapat menyampaikan Surat
usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan Pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah
laporan keuangan, sulit untuk memenuhi batas ditetapkan pada ayat (3) huruf b, atau huruf c
waktu penyelesaian dan memerlukan karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-
kelonggaran dari batas waktu yang telah masalah teknis penyusunan laporan keuangan,
ditentukan, Wajib Pajak dapat mengajukan atau sebab lainnya sehingga sulit untuk
permohonan agar memperoleh perpanjangan memenuhi batas waktu penyelesaian dan
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan memerlukan kelonggaran dari batas waktu yang
Tahunan Pajak Penghasilan. Perpanjangan telah ditentukan, Wajib Pajak dapat
jangka waktu penyampaian Surat memperpanjang penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
hanya dapat diberikan paling lama 6 (enam) dengan cara menyampaikan pemberitahuan
bulan. secara tertulis atau dengan cara lain misalnya
dengan pemberitahuan secara elektronik kepada
Direktur Jenderal Pajak.
5 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam 5 Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) diajukan secara tertulis disertai Surat ayat (4) harus disertai dengan penghitungan
Pernyataan mengenai penghitungan sementara sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu)
pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai
bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak
yang terutang. (UU No 6 Tahun 1983) yang terutang, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Untuk mencegah usaha penghindaran diri dan Penjelasan
atau perpanjangan waktu pembayaran pajak
yang terutang dalam satu Tahun Pajak yang
Untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau
harus dibayar sebelum batas waktu pemasukan
perpanjangan waktu pembayaran pajak yang
Surat Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan
terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang harus
persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi
dibayar sebelum batas waktu penyampaian Surat
administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak
Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan
yang ingin memperpanjang waktu penyampaian
persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang
Penghasilan.
ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Persyaratan tersebut berupa keharusan
memberikan pernyataan tertulis tentang
Persyaratan tersebut berupa keharusan
besarnya pajak yang harus dibayar berdasarkan
menyampaikan pemberitahuan sementara
penghitungan sementara dalam satu Tahun
dengan menyebutkan besarnya pajak yang harus
Pajak, sebagai lampiran surat permohonan
dibayar berdasarkan penghitungan sementara
penundaan kewajiban penyampaian Surat
pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti
pelunasan, sebagai lampiran pemberitahuan
perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan 5a Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan
sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (3) atau batas waktu perpanjangan ayat (3) atau batas waktu perpanjangan
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat
diterbitkan Surat Teguran. diterbitkan Surat Teguran.
Penjelasan Penjelasan
Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak
yang sampai dengan batas waktu yang telah yang sampai dengan batas waktu yang telah
ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat ditentukan ternyata tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan, maka terhadap Wajib Pajak Pemberitahuan, terhadap Wajib Pajak yang
yang bersangkutan diberikan Surat Teguran. bersangkutan dapat diberikan Surat Teguran.
6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta 6 Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta
keterangan dan atau dokumen yang harus keterangan dan/atau dokumen yang harus
dilampirkan ditetapkan dengan Keputusan dilampirkan, dan cara yang digunakan untuk
Menteri Keuangan. menyampaikan Surat Pemberitahuan diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan
merupakan sarana Wajib Pajak antara lain
untuk melaporkan dan Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan
mempertanggungjawabkan penghitungan merupakan sarana Wajib Pajak, antara lain
jumlah pajak dan pembayarannya, maka dalam untuk melaporkan dan
rangka keseragaman dan mempermudah mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah
pengisian serta pengadministrasiannya, bentuk pajak dan pembayarannya, dalam rangka
dan isi Surat Pemberitahuan ditetapkan dengan keseragaman dan mempermudah pengisian
Keputusan Menteri Keuangan. serta pengadministrasiannya, bentuk dan isi
Surat Pemberitahuan, keterangan, dokumen
yang harus dilampirkan dan cara yang digunakan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan
Penghasilan sekurang-kurangnya memuat
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
jumlah peredaran, jumlah penghasilan, jumlah
Menteri Keuangan.
Penghasilan Kena Pajak, jumlah pajak yang
terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan atau kelebihan pajak, serta harta Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
dan kewajiban di luar kegiatan usaha atau sekurang-kurangnya memuat jumlah peredaran,
pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang pribadi. jumlah penghasilan, jumlah Penghasilan Kena
Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit
Untuk Wajib Pajak yang wajib melakukan pajak, jumlah kekurangan atau kelebihan pajak,
pembukuan harus dilengkapi dengan laporan serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang
serta keterangan-keterangan lain yang pribadi.
diperlukan untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan
Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, serta keterangan lain yang diperlukan untuk
jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Surat Pemberitahuan harus dilampiri dengan Nilai sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar
keterangan dan dokumen yang dapat berupa Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah
antara lain surat kuasa, surat keterangan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan
tentang perkawinan dengan pisah harta dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
penghasilan, dokumen yang berkenaan dengan
impor atau ekspor dan Surat Setoran Pajak.
7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak 7 Surat Pemberitahuan dianggap tidak
disampaikan apabila disampaikan apabila:
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana 8 Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah Wajib Pajak dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak
Pajak Penghasilan tertentu yang ditetapkan Pajak Penghasilan tertentu yang diatur dengan
dengan Keputusan Menteri Keuangan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak
Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Pajak
Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat
atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi
dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan
Penghasilan yang dikecualikan dari kewajiban dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak
menyampaikan Surat Pemberitahuan, misalnya Penghasilan yang dikecualikan dari kewajiban
Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, misalnya
memperoleh penghasilan di bawah Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau
Tidak Kena Pajak namun karena kepentingan memperoleh penghasilan di bawah Penghasilan
tertentu diwajibkan memiliki Nomor Pokok Tidak Kena Pajak, tetapi karena kepentingan
Wajib Pajak. tertentu diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak.
Penjelasan Penjelasan
Cukup jelas
3 Dalam hal Surat Pemberitahuan diisi dan 3 Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang
ditandatangani oleh orang lain bukan Wajib kuasa dengan surat kuasa khusus untuk
Pajak, harus dilampiri surat kuasa khusus. mengisi dan menandatangani Surat
Pemberitahuan, surat kuasa khusus tersebut
harus dilampirkan pada Surat Pemberitahuan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
4 Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak 4 Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Penghasilan oleh Wajib Pajak yang wajib Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan
melakukan pembukuan harus dilengkapi pembukuan harus dilampiri dengan laporan
dengan laporan keuangan berupa neraca dan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
laporan laba rugi serta keterangan- serta keterangan lain yang diperlukan untuk
keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
Tidak ada 4a Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) adalah laporan keuangan dari masing-
masing Wajib Pajak.
Penjelasan
Contoh:
Penjelasan
Cukup jelas.
5 Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat 5 Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan diatur dengan Keputusan Pemberitahuan diatur dengan atau
Menteri Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan memuat hal-hal mengenai Pemberitahuan memuat hal-hal mengenai, antara
antara lain penelitian kelengkapan, pemberian lain, penelitian kelengkapan, pemberian tanda
tanda terima, pengelompokan Surat terima, pengelompokan Surat Pemberitahuan
Pemberitahuan Lebih Bayar, Kurang Bayar dan Lebih Bayar, Kurang Bayar, dan Nihil, prosedur
Nihil, prosedur perekaman dan tindak lanjut perekaman dan tindak lanjut pengelolaannya,
pengelolaannya, yang diatur dengan Keputusan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan. Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Tanda bukti dan tanggal pengiriman Tanda bukti dan tanggal pengiriman surat untuk
penyampaian Surat Pemberitahuan melalui penyampaian Surat Pemberitahuan melalui pos
Kantor Pos merupakan bukti penerimaan, atau dengan cara lain merupakan bukti
sepanjang Surat Pemberitahuan dimaksud telah penerimaan, apabila Surat Pemberitahuan
lengkap yaitu memenuhi persyaratan dimaksud telah lengkap, yaitu memenuhi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1a), dan ayat (6). ayat (1), ayat (1a), dan ayat (6).
Penjelasan
Penjelasan
Terhadap kekeliruan dalam pengisian Surat
Pemberitahuan yang dibuat oleh Wajib Pajak,
Terhadap kekeliruan dalam pengisian Surat Wajib Pajak masih berhak untuk melakukan
Pemberitahuan yang dibuat oleh Wajib Pajak, pembetulan atas kemauan sendiri, dengan syarat
masih terbuka baginya hak untuk melakukan Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan
pembetulan atas kemauan sendiri dalam jangka tindakan pemeriksaan. Yang dimaksud dengan
waktu 2 (dua) tahun sesudah berakhirnya Masa “mulai melakukan tindakan pemeriksaan” adalah
Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, pada saat Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum Pajak disampaikan kepada Wajib Pajak, wakil,
mulai melakukan tindakan pemeriksaan. Yang kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang
dimaksud dengan mulai melakukan tindakan telah dewasa dari Wajib Pajak.
pemeriksaan adalah pada saat Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan
kepada Wajib Pajak, atau wakil, atau kuasa,
atau pegawai, atau diterima oleh anggota
keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak.
Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Atas kekurangan pembayaran pajak sebagai Atas kekurangan pembayaran pajak sebagai
akibat pembetulan tersebut dikenakan sanksi akibat pembetulan tersebut dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan. persen) per bulan.
Bunga yang terutang atas kekurangan Bunga yang terutang atas kekurangan
pembayaran pajak tersebut, dihitung mulai dari pembayaran pajak tersebut, dihitung mulai dari
berakhirnya batas waktu penyampaian Surat berakhirnya batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan sampai dengan tanggal Pemberitahuan Tahunan sampai dengan tanggal
pembayaran karena adanya pembetulan Surat pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
Pemberitahuan tersebut. penuh 1 (satu) bulan. Yang dimaksud dengan “1
(satu) bulan” adalah jumlah hari dalam bulan
kalender yang bersangkutan, misalnya mulai dari
tanggal 22 Juni sampai dengan 21 Juli,
sedangkan yang dimaksud dengan “bagian dari
bulan” adalah jumlah hari yang tidak mencapai 1
(satu) bulan penuh, misalnya 22 Juni sampai
dengan 5 Juli.
Tidak Ada 2a Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat
Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang
pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang
kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo
pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran,
dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
Penjelasan
Cukup jelas.
3 Sekalipun telah dilakukan tindakan 3 Walaupun telah dilakukan tindakan
pemeriksaan, tetapi sepanjang belum dilakukan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan
tindakan penyidikan mengenai adanya penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran
ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, dimaksud dalam Pasal 38, terhadap
terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut
tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib
apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan
mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan
tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan disertai pelunasan kekurangan pembayaran
pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta
terutang beserta sanksi administrasi berupa sanksi administrasi berupa denda sebesar 150%
denda sebesar 2 (dua) kali jumlah pajak (seratus lima puluh persen) dari jumlah
yang kurang dibayar. pajak yang kurang dibayar.
Penjelasan Penjelasan
Wajib Pajak yang melanggar ketentuan Wajib Pajak yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 selama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 selama
belum dilakukan penyidikan, sekalipun telah belum dilakukan penyidikan, sekalipun telah
dilakukan pemeriksaan dan Wajib Pajak telah dilakukan pemeriksaan dan Wajib Pajak telah
mengungkapkan kesalahannya dan sekaligus mengungkapkan kesalahannya dan sekaligus
melunasi jumlah pajak yang sebenarnya melunasi jumlah pajak yang sebenarnya terutang
terutang beserta sanksi administrasi berupa beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar
denda sebesar 2 (dua) kali dari jumlah pajak 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah
yang kurang dibayar, maka terhadapnya tidak pajak yang kurang dibayar, terhadapnya tidak
akan dilakukan penyidikan. akan dilakukan penyidikan.
Namun bilamana telah dilakukan tindakan Namun, apabila telah dilakukan tindakan
penyidikan dan mulainya penyidikan tersebut penyidikan dan mulainya penyidikan tersebut
diberitahukan kepada Penuntut Umum, maka diberitahukan kepada Penuntut Umum,
kesempatan untuk membetulkan sendiri sudah kesempatan untuk membetulkan sendiri sudah
tertutup bagi Wajib Pajak yang bersangkutan. tertutup bagi Wajib Pajak yang bersangkutan.
4 Sekalipun jangka waktu pembetulan Surat 4 Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud melakukan pemeriksaan, dengan syarat
dalam ayat (1) telah berakhir, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat
Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran
ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan
sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat
tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai
Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan, keadaan yang sebenarnya, yang dapat
yang mengakibatkan : mengakibatkan:
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar a. pajak-pajak yang masih harus dibayar
menjadi lebih besar; atau menjadi lebih besar atau lebih kecil;
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan
menjadi lebih kecil; atau menjadi lebih kecil atau lebih besar;
c. jumlah harta menjadi lebih besar; atau c. jumlah harta menjadi lebih besar atau
lebih kecil; atau
d. jumlah modal menjadi lebih besar.
d. jumlah modal menjadi lebih besar atau
lebih kecil
Penjelasan
dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan.
Walaupun jangka waktu dua tahun sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) telah berakhir dan Penjelasan
Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat
ketetapan pajak, kepada Wajib Pajak baik yang
Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah
telah maupun yang belum membetulkan Surat
melakukan pemeriksaan tetapi belum
Pemberitahuan masih diberikan kesempatan
menerbitkan surat ketetapan pajak, kepada Wajib
untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian
Pajak baik yang telah maupun yang belum
Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan,
membetulkan Surat Pemberitahuan masih
yang dapat berupa Surat Pemberitahuan
diberikan kesempatan untuk mengungkapkan
Tahunan atau Surat Pemberitahuan Masa untuk
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan
tahun-tahun atau masa-masa sebelumnya.
yang telah disampaikan, yang dapat berupa Surat
Pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat
Pemberitahuan Tahunan atau Surat
Pemberitahuan tersebut terbatas pada hal-hal
Pemberitahuan Masa untuk tahun atau masa yang
sebagai berikut:
diperiksa. Pengungkapan ketidakbenaran
pengisian Surat Pemberitahuan tersebut
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar dilakukan dalam laporan tersendiri dan harus
menjadi lebih besar; atau mencerminkan keadaan yang sebenarnya
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan sehingga dapat diketahui jumlah pajak yang
menjadi lebih kecil; atau sesungguhnya terutang. Namun, untuk
membuktikan kebenaran laporan Wajib Pajak
c. jumlah harta menjadi lebih besar; atau tersebut, proses pemeriksaan tetap dilanjutkan
sampai selesai.
Rp 100.000.000,00
Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00
Contoh 2:
Kompensasi kerugian menurut Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
tahun 2002 Rp 150.000.000,00 PT B menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2008 yang
menyatakan:
Penghasilan Kena Pajak Rp 100.000.000,00
Tanggal 21 Juli 2007 Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2003 tersebut Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00
dilakukan pembetulan menurut Pasal 8 ayat (6),
sehingga menjadi: Penghasilan Neto sebesar Kompensasi kerugian berdasarkan Surat
Penjelasan Penjelasan
Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak
yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan batas ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan batas
waktu tidak melewati 15 (lima belas) hari waktu tidak melampaui 15 (lima belas) hari
setelah saat terutangnya pajak atau Masa Pajak setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya
berakhir. Keterlambatan dalam pembayaran dan Masa Pajak. Keterlambatan dalam pembayaran
penyetoran tersebut berakibat dikenakannya dan penyetoran tersebut berakibat dikenai sanksi
sanksi administrasi sesuai ketentuan yang administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
berlaku perundang-undangan perpajakan.
2 Kekurangan pembayaran pajak yang terutang 2 Kekurangan pembayaran pajak yang terutang
berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan
harus dibayar lunas paling lambat tanggal Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum
dua puluh lima bulan ketiga setelah Tahun Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan
Pajak atau Bagian Tahun Pajak berakhir, disampaikan.
sebelum Surat Pemberitahuan itu
disampaikan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini mengatur pengenaan bunga atas Ayat ini mengatur pengenaan bunga atas
keterlambatan pembayaran atau penyetoran keterlambatan pembayaran atau penyetoran
pajak. Untuk jelasnya cara penghitungan bunga pajak. Untuk jelasnya cara penghitungan bunga
tersebut diberikan contoh sebagai berikut: tersebut diberikan contoh sebagai berikut:
Penjelasan
Cukup jelas
3 Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak 3 Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak
Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan,
Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan
pajak yang harus dibayar bertambah, harus Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang
dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam
sejak tanggal diterbitkan. jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterbitkan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
3 Tidak Ada 3a Bagi Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di
a daerah tertentu, jangka waktu pelunasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diperpanjang paling lama menjadi 2 (dua) bulan
yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib 4 Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib
Pajak dapat memberikan persetujuan untuk Pajak dapat memberikan persetujuan untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak mengangsur atau menunda pembayaran pajak
termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) paling lama 12 (dua dimaksud pada ayat (2) paling lama 12 (dua
belas) bulan, yang pelaksanaannya ditetapkan belas) bulan, yang pelaksanaannya diatur
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Atas permohonan Wajib Pajak, Direktorat
Jenderal Pajak dapat memberikan persetujuan Atas permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal
untuk mengangsur atau menunda pembayaran Pajak dapat memberikan persetujuan untuk
pajak yang terutang termasuk kekurangan mengangsur atau menunda pembayaran pajak
pembayaran Pajak Penghasilan yang masih yang terutang termasuk kekurangan
harus dibayar dalam Surat Pemberitahuan pembayaran Pajak Penghasilan yang masih harus
Tahunan Pajak Penghasilan yang masih harus dibayar dalam Surat Pemberitahuan Tahunan
dibayar dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan meskipun tanggal jatuh tempo
Pajak Penghasilan, meskipun tanggal jatuh pembayaran telah ditentukan.
tempo pembayaran telah ditentukan.
Kelonggaran tersebut diberikan dengan hati-hati
Kelonggaran tersebut diberikan dengan hati-hati untuk paling lama 12 (dua belas) bulan dan
untuk paling lama 12 (dua belas) bulan dan terbatas kepada Wajib Pajak yang benar-benar
terbatas kepada Wajib Pajak yang benar-benar sedang mengalami kesulitan likuiditas.
sedang mengalami kesulitan likuiditas.
Penjelasan
Cukup jelas.
3 Tata cara pembayaran, penyetoran pajak, dan 2 Tata cara pembayaran, penyetoran pajak, dan
pelaporannya serta tata cara mengangsur dan pelaporannya serta tata cara mengangsur dan
menunda pembayaran pajak diatur dengan menunda pembayaran pajak diatur dengan
Keputusan Menteri Keuangan. atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Penjelasan
Dengan adanya penentuan tata cara
pembayaran pajak, penyetoran pajak, dan Adanya tata cara pembayaran pajak, penyetoran
pelaporannya yang diatur dengan Keputusan pajak, dan pelaporannya, serta tata cara
Menteri Keuangan demikian juga mengenai tata mengangsur dan menunda pembayaran pajak
cara mengangsur dan menunda pembayaran yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
pajak, diharapkan akan dapat mempermudah Menteri Keuangan diharapkan dapat
pelaksanaan pembayaran pajak dan mempermudah pelaksanaan pembayaran pajak
administrasinya. dan administrasinya.
UU NO 16 TAHUN 2000 UU NO 28
TAHUN 2007
Atas permohonan Wajib Pajak, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana Atas
dimaksud dalam Pasal 17, Pasal 17B, atau Pasal 17C dikembalikan, namun permohonan
apabila ternyata Wajib Pajak mempunyai utang pajak, langsung diperhitungkan Wajib Pajak,
untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut. kelebihan
pembayaran
pajak
Penjelasan
sebagaimana
dimaksud dalam
Jika setelah diadakan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang Pasal 17, Pasal
dengan jumlah kredit pajak menunjukkan jumlah selisih lebih (jumlah kredit 17B, Pasal 17C,
pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang) atau telah dilakukan atau Pasal 17D
pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang, Wajib Pajak berhak untuk dikembalikan,
meminta kembali kelebihan pembayaran pajak, dengan catatan Wajib Pajak dengan
tersebut tidak mempunyai utang pajak. ketentuan
bahwa apabila
Dalam hal Wajib Pajak masih mempunyai utang pajak yang meliputi semua ternyata Wajib
jenis pajak baik di pusat maupun cabang-cabangnya, kelebihan pembayaran Pajak
tersebut harus diperhitungkan lebih dahulu dengan utang pajak tersebut dan mempunyai
bilamana masih terdapat sisa lebih, baru dapat dikembalikan kepada Wajib utang pajak,
Pajak. langsung
diperhitungkan
untuk melunasi
terlebih dahulu
utang pajak
tersebut.
Penjelasan
Jika setelah
diadakan
penghitungan
jumlah pajak
yang sebenarnya
terutang dengan
jumlah kredit
pajak
menunjukkan
jumlah selisih
lebih (jumlah
kredit pajak lebih
besar daripada
jumlah pajak
yang terutang)
atau telah
dilakukan
pembayaran
pajak yang
seharusnya tidak
terutang, Wajib
Pajak berhak
untuk meminta
kembali
kelebihan
pembayaran
pajak, dengan
catatan Wajib
Pajak tersebut
tidak mempunyai
utang pajak.
Penjelasan
Cukup jelas.
2 Pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat Pengembalian
(1) dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak sehubungan diterbitkannya pembayaran
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, pajak
atau sejak diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17B, atau sejak diterbitkannya Surat Keputusan dimaksud pada
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
Pasal 17C. ayat (1a)
dilakukan paling
lama 1 (satu)
Penjelasan
bulan sejak
permohonan
Untuk menjamin adanya kepastian hukum bagi Wajib Pajak dan menjamin pengembalian
ketertiban administrasi, batas waktu pengembalian oleh Direktur Jenderal Pajak kelebihan
ditetapkan paling lama 1 (satu) bulan: pembayaran
pajak diterima
a. untuk Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud sehubungan
dalam Pasal 17, dihitung sejak tanggal diterimanya permohonan tertulis dengan
tentang pengembalian kelebihan pembayaran pajak; diterbitkannya
Surat Ketetapan
Pajak Lebih
Bayar
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 17 ayat
b. untuk Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebagaimana dimaksud (1), atau sejak
dalam Pasal 17B, dihitung sejak tanggal penerbitan; diterbitkannya
Surat Ketetapan
Pajak Lebih
Bayar
sebagaimana
c. untuk Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C, dihitung sejak tanggal Pasal 17 ayat
penerbitan; (2) dan Pasal
17B, atau sejak
sampai dengan saat Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak diterbitkannya
diterbitkan. Surat Keputusan
Pengembalian
Pendahuluan
Kelebihan Pajak
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 17C atau
Pasal 17D, atau
sejak
diterbitkannya
Surat
Keputusan
Keberatan,
Surat
Keputusan
Pembetulan,
Surat
Keputusan
Pengurangan
Sanksi
Administrasi,
Surat
Keputusan
Penghapusan
Sanksi
Administrasi,
Surat
Keputusan
Pengurangan
Ketetapan
Pajak, Surat
Keputusan
Pembatalan
Ketetapan
Pajak atau
Surat
Keputusan
Pemberian
Imbalan
Bunga, atau
sejak
diterimanya
Putusan
Banding atau
Putusan
Peninjauan
Kembali, yang
menyebabkan
kelebihan
pembayaran
pajak.
Penjelasan
Untuk menjamin
kepastian hukum
bagi Wajib Pajak
dan ketertiban
administrasi,
batas waktu
pengembalian
kelebihan
pembayaran
pajak ditetapkan
paling lama 1
(satu) bulan:
a. untuk
Surat
Ketetap
an Pajak
Lebih
Bayar
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal 17
ayat
(1),
dihitung
sejak
tanggal
diterima
nya
permoh
onan
tertulis
tentang
pengem
balian
kelebiha
n
pembay
aran
pajak;
b. untuk
Surat
Ketetap
an Pajak
Lebih
Bayar
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal 17
ayat (2)
dan
Pasal
17B,
dihitung
sejak
tanggal
penerbit
an;
c. untuk
Surat
Keputus
an
Pengem
balian
Pendahu
luan
Kelebiha
n Pajak
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal
17C dan
Pasal
17D,
dihitung
sejak
tanggal
penerbit
an;
d. untuk
Surat
Keputus
an
Keberat
an,
Surat
Keputus
an
Pembet
ulan,
Surat
Keputus
an
Pengura
ngan
Sanksi
Adminis
trasi,
Surat
Keputus
an
Penghap
usan
Sanksi
Adminis
trasi,
Surat
Keputus
an
Pengura
ngan
Ketetap
an
Pajak,
Surat
Keputus
an
Pembat
alan
Ketetap
an
Pajak,
atau
Surat
Keputus
an
Pemberi
an
Imbalan
Bunga,
dihitung
sejak
tanggal
penerbit
an;
e. untuk
Putusan
Banding
dihitung
sejak
diterima
nya
Putusan
Banding
oleh
Kantor
Direktor
at
Jenderal
Pajak
yang
berwena
ng
melaksa
nakan
putusan
pengadil
an; atau
f. untuk
Putusan
Peninjau
an
Kembali
dihitung
sejak
diterima
nya
Putusan
Peninjau
an
Kembali
oleh
Kantor
Direktor
at
Jenderal
Pajak
yang
berwena
ng
melaksa
nakan
putusan
pengadil
an
sampai dengan
saat diterbitkan
Surat Keputusan
Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran
Pajak.
3 Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah jangka Apabila
waktu 1 (satu) bulan, Pemerintah memberikan bunga sebesar 2% (dua persen) pengembalian
sebulan atas kelambatan pembayaran kelebihan pembayaran pajak, dihitung kelebihan
dari saat berlakunya batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pembayaran
sampai dengan saat dilakukan pembayaran kelebihan. pajak dilakukan
setelah jangka
waktu 1 (satu)
Penjelasan
bulan,
Pemerintah
Untuk terciptanya keseimbangan hak dan kewajiban bagi Wajib Pajak dengan memberikan
kecepatan pelayanan oleh Direktorat Jenderal Pajak, ayat ini menentukan imbalan bunga
bahwa atas setiap kelambatan dalam pengembalian kelebihan pembayaran sebesar 2% (dua
pajak dari jangka waktu seperti tersebut dalam ayat (2), kepada Wajib Pajak persen) per
yang bersangkutan diberikan imbalan oleh Pemerintah berupa bunga sebesar bulan atas
2% (dua persen) sebulan dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 1 (satu) keterlambatan
bulan sampai dengan saat dilakukan pembayaran, yaitu saat Surat Perintah pengembalian
Membayar Kelebihan Pajak diterbitkan. kelebihan
pembayaran
pajak, dihitung
sejak batas
waktu
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2)
berakhir sampai
dengan saat
dilakukan
pengembalian
kelebihan.
Penjelasan
Untuk
menciptakan
keseimbangan
hak dan
kewajiban bagi
Wajib Pajak
melalui
pelayanan yang
lebih baik, diatur
bahwa setiap
keterlambatan
dalam
pengembalian
kelebihan
pembayaran
pajak dari jangka
waktu
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2), kepada
Wajib Pajak yang
bersangkutan
diberikan
imbalan bunga
sebesar 2% (dua
persen) per
bulan dihitung
sejak
berakhirnya
jangka waktu 1
(satu) bulan
sampai dengan
saat diterbitkan
Surat Keputusan
Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran
Pajak.
4 Tata cara penghitungan dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak diatur Tata cara
dengan Keputusan Menteri Keuangan. penghitungan
dan
pengembalian
Penjelasan
kelebihan
pembayaran
Cukup jelas pajak diatur
dengan atau
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Pada prinsipnya pajak terutang pada saat timbulnya Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya
objek pajak yang dapat dikenakan pajak, namun objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk
untuk kepentingan administrasi perpajakan saat kepentingan administrasi perpajakan saat
terutangnya pajak tersebut adalah: terutangnya pajak tersebut adalah:
a. pada suatu saat, untuk Pajak Penghasilan a. pada suatu saat, untuk Pajak Penghasilan
yang dipotong oleh pihak ketiga; yang dipotong oleh pihak ketiga;
b. pada akhir masa, untuk Pajak Penghasilan b. pada akhir masa, untuk Pajak Penghasilan
karyawan yang dipotong oleh pemberi yang dipotong oleh pemberi kerja, atau yang
kerja, atau yang dipungut oleh pihak lain dipungut oleh pihak lain atas kegiatan usaha,
atas kegiatan usaha, atau oleh Pengusaha atau oleh Pengusaha Kena Pajak atas
Kena Pajak atas pemungutan Pajak pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Barang
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang
Penjualan Atas Barang Mewah; Mewah; atau
c. pada akhir Tahun Pajak, untuk Pajak c. pada akhir Tahun Pajak, untuk Pajak
Penghasilan. Penghasilan.
Jumlah pajak terutang yang telah dipotong, Jumlah pajak yang terutang yang telah dipotong,
dipungut, ataupun yang harus dibayar sendiri dipungut, atau pun yang harus dibayar oleh Wajib
oleh Wajib Pajak setelah tiba saat atau masa Pajak setelah tiba saat atau masa pelunasan
pelunasan pembayaran sebagaimana ditentukan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
dalam Pasal 9 dan Pasal 10 ayat (2), oleh Wajib dan Pasal 10 ayat (2), oleh Wajib Pajak harus
Pajak harus disetorkan ke kas negara melalui Kantor disetorkan ke kas negara melalui tempat
Pos dan atau bank badan usaha milik Negara atau pembayaran yang diatur dengan atau berdasarkan
bank badan usaha milik Daerah atau tempat Peraturan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud
pembayaran lain yang ditetapkan oleh Menteri dalam Pasal 10 ayat (1).
Keuangan.
Berdasarkan Undang-Undang ini Direktorat Jenderal
Berdasarkan Undang-undang ini Direktorat Jenderal Pajak tidak berkewajiban untuk menerbitkan surat
Pajak tidak berkewajiban untuk menerbitkan surat ketetapan pajak atas semua Surat Pemberitahuan
ketetapan pajak atas semua Surat Pemberitahuan yang disampaikan Wajib Pajak. Penerbitan suatu
yang disampaikan Wajib Pajak. Penerbitan suatu surat ketetapan pajak hanya terbatas pada Wajib
surat ketetapan pajak hanya terbatas pada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran
Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian Surat Pemberitahuan atau karena
dalam pengisian Surat Pemberitahuan atau karena ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh
ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak.
Wajib Pajak.
2 Jumlah pajak yang terutang menurut Surat Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak
adalah jumlah pajak yang terutang menurut adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. perpajakan.
Penjelasan Penjelasan
Dengan ketentuan ini dimaksudkan, bahwa Wajib Ketentuan ini mengatur bahwa kepada Wajib Pajak
Pajak yang telah menghitung dan membayar yang telah menghitung dan membayar besarnya
besarnya pajak yang terutang secara benar pajak yang terutang secara benar sesuai dengan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- ketentuan peraturan perundang-undangan
undangan perpajakan, serta melaporkan dalam perpajakan, serta melaporkan dalam Surat
Surat Pemberitahuan, kepadanya tidak perlu Pemberitahuan, tidak perlu diberikan surat ketetapan
diberikan surat ketetapan pajak ataupun surat pajak atau pun Surat Tagihan Pajak.
keputusan dari administrasi perpajakan.
3 Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti
bahwa jumlah pajak yang terutang menurut Surat jumlah pajak yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak benar, maka Direktur Jenderal Pajak (2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan
menetapkan jumlah pajak terutang yang jumlah pajak yang terutang.
semestinya.
Penjelasan
Penjelasan
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau
Apabila diketahui kemudian, berdasarkan hasil keterangan lain, pajak yang dihitung dan dilaporkan
pemeriksaan atau berdasarkan keterangan lain, dalam Surat Pemberitahuan yang bersangkutan tidak
bahwa pajak yang dihitung dan dilaporkan dalam benar, misalnya pembebanan biaya ternyata
Surat Pemberitahuan yang bersangkutan tidak melebihi yang sebenarnya, Direktur Jenderal Pajak
benar, misalnya pembebanan biaya ternyata menetapkan besarnya pajak yang terutang
melebihi yang sebenarnya, maka Direktur Jenderal sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan
Pajak menetapkan besarnya pajak yang terutang peraturan perundang-undangan perpajakan.
sebagaimana mestinya menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. dokumen-dokumen pembukuan tidak lengkap Pembuktian atas uraian penghitungan yang dijadikan
sehingga angka-angka dalam pembukuan tidak dasar penghitungan secara jabatan oleh Direktur
dapat diuji; Jenderal Pajak dibebankan kepada Wajib Pajak.
Sebagai contoh:
3. dari rangkaian pemeriksaan dan/atau fakta-fakta
yang diketahui besar dugaan disembunyikannya 1. pembukuan sebagaimana dimaksud dalam
dokumen atau data pendukung lain di suatu tempat Pasal 28 tidak lengkap sehingga
tertentu, sehingga dari sikap demikian jelas Wajib penghitungan laba rugi atau peredaran
Pajak telah tidak menunjukkan itikad baiknya untuk tidak jelas;
membantu kelancaran jalannya pemeriksaan. 2. dokumen-dokumen pembukuan tidak
lengkap sehingga angka-angka dalam
pembukuan tidak dapat diuji; atau
Beban pembuktian tersebut berlaku juga bagi
ketetapan yang diterbitkan berdasarkan ketentuan
3. dari rangkaian pemeriksaan dan/atau fakta-
ayat (1) huruf b.
fakta yang diketahui besar dugaan
disembunyikannya dokumen atau data
pendukung lain di suatu tempat tertentu
sehingga dari sikap demikian jelas Wajib
Pajak telah tidak menunjukkan iktikad
baiknya untuk membantu kelancaran
jalannya pemeriksaan.
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini mengatur sanksi administrasi perpajakan Ayat ini mengatur sanksi administrasi perpajakan
yang dikenakan kepada Wajib Pajak karena yang dikenakan kepada Wajib Pajak karena
melanggar kewajiban perpajakan sebagaimana melanggar kewajiban perpajakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a. Sanksi dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e. Sanksi
administrasi perpajakan tersebut berupa bunga administrasi perpajakan tersebut berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) dituangkan dalam Surat sebesar 2% (dua persen) per bulan yang
Ketetapan Pajak Kurang Bayar. dicantumkan dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar.
Sanksi administrasi berupa bunga, dihitung dari
jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dan Sanksi administrasi berupa bunga, dihitung dari
bagian dari bulan dihitung satu bulan. jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dan
bagian dari bulan dihitung 1 (satu) bulan.
Contoh: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Penghasilan. Walaupun Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
tersebut diterbitkan lebih dari 2 (dua) tahun sejak
berakhirnya Tahun Pajak, bunga dikenakan atas
Seorang Wajib Pajak Pajak Penghasilan yang
kekurangan tersebut hanya untuk masa 2 (dua)
mempunyai tahun buku sama dengan tahun takwim
tahun.
memasukkan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk
tahun 1995 tepat pada waktunya yang disertai
setoran akhir. Contoh: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Penghasilan.
Pada bulan April 1998 dikeluarkan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar menunjukkan kekurangan pajak Wajib Pajak PT A mempunyai penghasilan kena
terutang sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta pajak selama Tahun Pajak 2006 sebesar
rupiah). Berdasarkan ketentuan ayat ini maka atas Rp100.000.000,00 dan menyampaikan Surat
kekurangan tersebut ditambah sanksi administrasi Pemberitahuan tepat waktu.
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.
Pada bulan April 2009 berdasarkan hasil
Walaupun Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar pemeriksaan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
tersebut diterbitkan lebih dari dua tahun sejak Kurang Bayar maka sanksi bunga dihitung sebagai
berakhirnya Tahun Pajak, bunga dikenakan atas berikut:
kekurangan tersebut hanya untuk masa dua tahun 1. Penghasilan Kena Pajak Rp100.000.000,00
dengan penghitungan sebagai berikut : 2. Pajak yang terutang (30% x
Rp100.000.000,00) Rp 30.000.000,00
3. Kredit pajak Rp 10.000.000,00(-)
1. Pajak yang terutang
4. Pajak yang kurang dibayar Rp
Rp.1.725.000,00
20.000.000,00
2. Kredit pajak:
5. Bunga 24 bulan (24 x 2% x
a. Pajak yang dipotong oleh pemberi
Rp20.000.000,00) Rp 9.600.000,00(+)
kerja Rp.150.000,00
6. Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp
b. Pajak yang dibayar sendiri(setoran
29.600.000,00
masa) Rp.400.000,00
Dalam hal pengusaha tidak melaporkan
c. Pajak yang ditagih dalam STP
kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
(tidak termasuk bunga dan denda)
Pengusaha Kena Pajak, selain harus menyetor
Rp. 75.000,00
pajak yang terutang, pengusaha tersebut
d. Pajak yang ditagih di luar negeri
juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga
Rp.100.000,00 (+)
sebesar 2% (dua persen) per bulan dari pajak
Jumlah pajak yang dikreditkan Rp.
yang kurang dibayar yang dihitung sejak berakhirnya
725.000,00
Masa Pajak untuk paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan.
3. Pajak yang kurang dibayar
Rp.1.000.000,00
4. Bunga 2 tahun = 2% x 2 x 12 x Rp.
1.000.000,00 = Rp. 480.000,00
5. Pajak yang masih harus dibayar Rp.
1.480.000,00
Seandainya Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar tersebut diterbitkan bulan Mei 1997, maka
penghitungannya sebagai berikut:
1. Pajak yang kurang dibayar
Rp.1.000.000,00
2. Bunga 17 bulan = 2% x 17 x Rp.
1.000.000,00 =
Rp. 340.000,00
3. Pajak yang masih harus dibayar
Rp.1.340.000,00
3 Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang 3 Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar : administrasi berupa kenaikan sebesar:
a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak a. 50% (lima puluh persen) dari Pajak
Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar
dalam satu Tahun Pajak; dalam satu Tahun Pajak;
b. 100 % (seratus persen) dari Pajak b. 100% (seratus persen) dari Pajak
Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong,
tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang
disetorkan, dan dipotong atau dipungut disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi
tetapi tidak atau kurang disetorkan; tidak atau kurang disetor; atau
c. 100 % (seratus persen) dari Pajak c. 100% (seratus persen) dari Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak
tidak atau kurang dibayar. atau kurang dibayar.
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini mengatur sanksi administrasi dari suatu Ayat ini mengatur sanksi administrasi dari suatu
ketetapan pajak, karena melanggar kewajiban ketetapan pajak karena melanggar kewajiban
perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, huruf c, dan huruf d. Sanksi administrasi huruf b, huruf c, dan huruf d. Sanksi administrasi
demikian berupa kenaikan, yaitu suatu jumlah berupa kenaikan merupakan suatu jumlah
proporsional yang harus ditambahkan pada jumlah proporsional yang harus ditambahkan pada pokok
pajak yang harus ditagih. pajak yang kurang dibayar.
Besarnya sanksi administrasi berupa kenaikan Besarnya sanksi administrasi berupa kenaikan
berbeda-beda menurut jenis pajaknya yaitu untuk berbeda-beda menurut jenis pajaknya, yaitu untuk
jenis Pajak Penghasilan yang dibayar oleh Wajib jenis Pajak Penghasilan yang dibayar oleh Wajib
Pajak sanksi kenaikan sebesar 50% (lima puluh Pajak sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
persen), untuk jenis Pajak Penghasilan yang 50% (lima puluh persen), untuk jenis Pajak
dipotong oleh orang atau badan lain sanksi kenaikan Penghasilan yang dipotong oleh orang atau badan
sebesar 100% (seratus persen), sedangkan untuk lain sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
jenis Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan 100% (seratus persen), sedangkan untuk jenis Pajak
Atas Barang Mewah sanksi kenaikan sebesar 100% Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang
(seratus persen). Mewah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
100% (seratus persen).
4 Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan 4 Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan
oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan
menjadi pasti menurut ketentuan peraturan menjadi pasti sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku, perundang-undangan perpajakan apabila dalam
apabila dalam jangka waktu sepuluh tahun jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana
sesudah saat terutangnya pajak atau berakhirnya dimaksud pada ayat (1), setelah saat
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
tidak diterbitkan surat ketetapan pajak. bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak tidak
diterbitkan surat ketetapan pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Untuk memberikan kepastian dan jaminan hukum
bagi para Wajib Pajak, berkenaan dengan Untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib
pelaksanaan pemungutan pajak dengan sistem ’’self Pajak berkenaan dengan pelaksanaan pemungutan
assessment’’, maka apabila dalam waktu sepuluh pajak dengan sistem self assessment, apabila dalam
tahun sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau berakhirnya pada ayat (1) sejak saat terutangnya pajak,
Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak tidak juga berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
menerbitkan ketetapan pajak, maka jumlah berakhirnya Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak
pembayaran pajak yang diberitahukan dalam Surat tidak menerbitkan surat ketetapan pajak, jumlah
Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan pembayaran pajak yang diberitahukan dalam Surat
Tahunan pada hakekatnya telah menjadi tetap Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan
dengan sendirinya atau telah menjadi pasti karena Tahunan pada hakikatnya telah menjadi tetap
hukum menurut ketentuan peraturan perundang- dengan sendirinya atau telah menjadi pasti karena
undangan perpajakan. hukum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Dengan demikian, Surat Pemberitahuan Wajib Pajak
yang bersangkutan telah merupakan ketetapan
yang tetap dan tidak akan diubah (rampung).
5 Apabila jangka waktu sepuluh tahun sebagaimana5 Walaupun jangka waktu 5 (lima) tahun
dimaksud pada ayat (1) telah lewat, Surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat,
Ketetapan Pajak Kurang Bayar tetap dapat Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tetap dapat
diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 48 % (empat puluh delapan persen) bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen)
dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar,
dalam hal Wajib Pajak setelah jangka waktu apabila Wajib Pajak setelah jangka waktu tersebut
sepuluh tahun tersebut dipidana, karena dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan perpajakan atau tindak pidana lainnya yang
berdasarkan putusan Pengadilan yang telah dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
memperoleh kekuatan hukum tetap. negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Penjelasan
Penjelasan
Dalam hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan Apabila terhadap Wajib Pajak dilakukan penyidikan
putusan Pengadilan yang telah memperoleh tindak pidana di bidang perpajakan, untuk
kekuatan hukum tetap, Surat Ketetapan Pajak menentukan kerugian pada pendapatan negara, atas
Kurang Bayar masih dibenarkan untuk diterbitkan, jumlah pajak yang terutang belum dikeluarkan surat
ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar ketetapan pajak.
48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah
pajak yang tidak atau kurang dibayar meskipun
Untuk mengetahui bahwa Wajib Pajak memang
jangka waktu sepuluh tahun sebagaimana
benar-benar melakukan tindak pidana di bidang
ditentukan pada ayat (1) dilampaui.
perpajakan, harus dibuktikan melalui proses
pengadilan yang dapat membutuhkan waktu lebih
Dengan adanya putusan Pengadilan yang telah dari 5 (lima) tahun. Kemungkinan dapat terjadi
memperoleh kekuatan hukum tetap tersebut, bahwa Wajib Pajak yang disidik oleh Penyidik
terungkap adanya data fiskal yang selama itu Pegawai Negeri Sipil, tetapi oleh penuntut umum
sengaja tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak. tidak dituntut berdasarkan sanksi pidana perpajakan,
misalnya Wajib Pajak yang dijatuhi pidana oleh
pengadilan karena melakukan penyelundupan yang
dalam putusan pengadilan tersebut menunjukkan
adanya suatu jumlah objek pajak yang belum
dikenai pajak.
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan
tidak atau kurang dibayar; tidak atau kurang dibayar;
b. Dari hasil penelitian Surat b. dari hasil penelitian terdapat
Pemberitahuan terdapat kekurangan kekurangan pembayaran pajak
pembayaran pajak sebagai akibat salah sebagai akibat salah tulis dan/atau
tulis dan atau salah hitung; salah hitung;
Penjelasan
Cukup jelas.
2 Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud 2 Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) mempunyai kekuatan hukum pada ayat (1) mempunyai kekuatan hukum
yang sama dengan surat ketetapan pajak. yang sama dengan surat ketetapan pajak.
Penjelasan Penjelasan
Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini disamakan
dipersamakan kekuatan hukumnya dengan surat kekuatan hukumnya dengan surat ketetapan
ketetapan pajak, sehingga dalam hal pajak sehingga dalam hal penagihannya dapat
penagihannya dapat juga dilakukan dengan juga dilakukan dengan Surat Paksa.
Surat Paksa.
3 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam 3 Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam
Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah
dengan sanksi administrasi berupa bunga dengan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung
saat terutangnya pajak atau Bagian Tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Pajak atau Tahun Pajak sampai dengan Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak. Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Tagihan Pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Ayat ini mengatur pengenaan sanksi administrasi
berupa bunga atas Surat Tagihan Pajak yang Ayat ini mengatur pengenaan sanksi
diterbitkan karena: administrasi berupa bunga atas Surat Tagihan
- penelitian Surat Pemberitahuan yang Pajak yang diterbitkan karena:
menghasilkan pajak kurang dibayar
karena terdapat salah tulis dan atau salah
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak
hitung;
- Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan
atau kurang dibayar; atau
tidak atau kurang dibayar.
Untuk jelasnya cara penghitungannya diberikan b. penelitian Surat Pemberitahuan yang
contoh sebagai berikut: menghasilkan pajak kurang dibayar karena
1. Hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat salah tulis dan/atau salah hitung.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan tahun 2002 yang disampaikan pada Untuk jelasnya diberikan contoh cara
tanggal 31 Maret 2003 setelah penghitungan sebagai berikut:
dilakukan penelitian ternyata terdapat
salah hitung yang menyebabkan Pajak
Penghasilan kurang bayar sebesar 1. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak
Rp1.000.000,00. Atas kekurangan Pajak atau kurang dibayar.
Penghasilan tersebut diterbitkan Surat
Tagihan Pajak pada tanggal 13 Juni 2003 Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2008 setiap
dengan penghitungan sebagai berikut: bulan sebesar Rp100.000.000,00 jatuh tempo
- Kekurangan bayar Pajak Penghasilan misalnya tiap tanggal 15. Pajak Penghasilan
= Rp 1.000.000,00 Pasal 25 bulan Juni 2008 dibayar tepat waktu
- Bunga = 3 x 2% x Rp1.000.000,00 sebesar Rp40.000.000,00.
= Rp 60.000,00 (+)
- Jumlah yang harus dibayar
= Rp 1.060.000,00 Atas kekurangan Pajak Penghasilan Pasal 25
tersebut diterbitkan Surat Tagihan Pajak pada
2. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tanggal 18 September 2008 dengan
tidak atau kurang dibayar: penghitungan sebagai berikut:
Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2002
setiap bulan sebesar Rp100.000.000,00 - Kekurangan bayar Pajak Penghasilan
jatuh tempo misalnya tiap tanggal 15. Bulan
Juni 2002, dibayar tepat waktu sebesar
Pasal 25 bulan Juni 2008
Rp40.000.000,00.
Atas kekurangan Pajak Penghasilan
Pasal 25 tersebut diterbitkan Surat (Rp100.000.000,00 – Rp40.000.000,00) =
Tagihan Pajak pada tanggal 18 September 2002 Rp60.000.000,00
dengan penghitungan sebagai berikut:
- Bunga = 3 x 2% x Rp60.000.000,00 = Rp
- Kekurangan bayar Pajak Penghasilan 3.600.000,00 (+)
Pasal 25 bulan Juni 2002 = Rp
60.000.000,00
- Bunga = 3 x 2% x - Jumlah yang harus dibayar = Rp63.600.000,00
Rp60.000.000,00 =
Rp 3.600.000,00 (+) 2. Hasil penelitian Surat Pemberitahuan
- Jumlah yang harus dibayar = Rp
63.600.000,00 Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan tahun 2008 yang disampaikan pada
tanggal 31 Maret 2009 setelah dilakukan
penelitian ternyata terdapat salah hitung yang
menyebabkan Pajak Penghasilan kurang bayar
sebesar Rp1.000.000,00. Atas kekurangan Pajak
Penghasilan tersebut diterbitkan Surat Tagihan
Pajak pada tanggal 12 Juni 2009 dengan
penghitungan sebagai berikut:
- Bunga = 3 x 2% x Rp1.000.000,00 = Rp
60.000,00 (+)
Penjelasan
Apabila Pengusaha Kena Pajak tidak melaporkan
kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, maka ia telah melanggar Pengusaha Kena Pajak yang tidak membuat
kewajibannya dengan itikad tidak baik dan faktur pajak maupun Pengusaha Kena Pajak
melalaikan kepercayaan yang telah diberikan yang membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat
kepadanya. Oleh karena itu selain harus waktu atau tidak selengkapnya mengisi faktur
menyetor pajak terutang dengan tidak pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda
diperkenankan memperhitungkan Pajak sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan
Masukan, Pengusaha Kena Pajak juga dikenakan Pajak.
sanksi administrasi berupa denda sebesar 2%
(dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak yang
Demikian pula bagi Pengusaha Kena Pajak yang
timbul sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai
membuat faktur pajak, tetapi melaporkannya
Pengusaha Kena Pajak. Di samping itu
tidak tepat waktu, dikenai sanksi yang sama.
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan ditetapkan bahwa Faktur
Pajak hanya boleh dibuat oleh Pengusaha Kena Sanksi administrasi berupa denda sebesar 2%
Pajak. Larangan membuat Faktur Pajak oleh (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak
bukan Pengusaha Kena Pajak dimaksudkan ditagih dengan Surat Tagihan Pajak, sedangkan
untuk melindungi pembeli dari pemungutan pajak yang terutang ditagih dengan surat
pajak yang tidak semestinya, dan oleh karena itu ketetapan pajak sebagaimana dimaksud dalam
terhadapnya dikenakan sanksi berupa denda Pasal 13.
administrasi. Demikian pula terhadap Pengusaha
Kena Pajak yang wajib membuat Faktur Pajak
tetapi tidak melaksanakan, tidak selengkapnya
mengisi Faktur Pajak, atau membuat Faktur
Pajak tetapi tidak tepat waktu, dikenakan sanksi
yang sama.
5 Terhadap Pengusaha Kena Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf g dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan dari jumlah pajak yang ditagih
kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat
Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak sampai dengan tanggal penerbitan Surat
Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
Penjelasan
Cukup jelas.
6 Tata cara penerbitan Surat Tagihan Pajak diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan
Untuk menampung kemungkinan terjadinya suatu
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang ternyata
telah ditetapkan lebih rendah atau telah dilakukan Untuk menampung kemungkinan terjadinya suatu
pengembalian pajak yang tidak seharusnya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang ternyata
sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat telah ditetapkan lebih rendah atau pajak yang
Ketetapan Pajak Lebih Bayar, atau pajak yang terutang dalam suatu Surat Ketetapan Pajak Nihil
terutang dalam suatu Surat Ketetapan Pajak Nihil ditetapkan lebih rendah atau telah dilakukan
ditetapkan lebih rendah, Direktur Jenderal Pajak pengembalian pajak yang tidak seharusnya
berwenang untuk menerbitkan Surat Ketetapan sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat
Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu Ketetapan Pajak Lebih Bayar, Direktur Jenderal
10 (sepuluh) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Pajak berwenang untuk menerbitkan Surat
berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam
Tahun Pajak. jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
merupakan koreksi atas ketetapan pajak
sebelumnya. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
Tambahan baru diterbitkan apabila telah pernah merupakan koreksi atas surat ketetapan pajak
diterbitkan ketetapan pajak. Dengan perkataan lain sebelumnya. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Tambahan baru diterbitkan apabila sudah pernah
tidak akan mungkin diterbitkan sebelum didahului diterbitkan surat ketetapan pajak. Pada prinsipnya
dengan penerbitan ketetapan pajak. Penerbitan untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Bayar Tambahan perlu dilakukan pemeriksaan. Jika
dilakukan dengan syarat adanya data baru (novum) surat ketetapan pajak sebelumnya diterbitkan
dan atau data yang semula belum terungkap yang berdasarkan pemeriksaan, perlu dilakukan
menyebabkan penambahan pajak yang terutang pemeriksaan ulang sebelum menerbitkan Surat
dalam surat ketetapan pajak sebelumnya. Sejalan Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan. Dalam
dengan itu maka setelah Surat Ketetapan Pajak hal surat ketetapan pajak sebelumnya diterbitkan
Lebih Bayar diterbitkan sebagai akibat telah lewat berdasarkan keterangan lain sebagaimana
waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a, Surat
dalam Pasal 17B, Surat Ketetapan Pajak Kurang Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan juga
Bayar Tambahan diterbitkan hanya dalam hal harus diterbitkan berdasarkan pemeriksaan, tetapi
ditemukan data baru dan atau data yang semula bukan pemeriksaan ulang.
belum terungkap. Dalam hal masih ditemukan lagi
data yang semula belum terungkap pada saat
Dengan demikian, Surat Ketetapan Pajak Kurang
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Bayar Tambahan tidak akan mungkin diterbitkan
Tambahan, dan atau data baru yang diketahui
sebelum didahului dengan penerbitan surat
kemudian oleh Direktur Jenderal Pajak, Surat
ketetapan pajak. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan masih
Kurang Bayar Tambahan dilakukan dengan syarat
dapat diterbitkan lagi.
adanya data baru termasuk data yang semula
belum terungkap yang menyebabkan penambahan
Yang dimaksud dengan data baru adalah data atau pajak yang terutang dalam surat ketetapan pajak
keterangan mengenai segala sesuatu yang sebelumnya. Sejalan dengan itu, setelah Surat
diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah Ketetapan Pajak Lebih Bayar diterbitkan sebagai
pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak belum akibat telah lewat waktu 12 (dua belas) bulan
diberitahukan pada waktu penetapan semula, baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B, Surat
dalam Surat Pemberitahuan dan lampiran- Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
lampirannya maupun dalam pembukuan diterbitkan hanya dalam hal ditemukan data baru
perusahaan yang diserahkan pada waktu termasuk data yang semula belum terungkap.
pemeriksaan. Dalam hal masih ditemukan lagi data baru termasuk
data yang semula belum terungkap pada saat
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Sedangkan yang dimaksud dengan data yang
Tambahan, dan/atau data baru termasuk data yang
semula belum terungkap adalah data atau
semula belum terungkap yang diketahui kemudian
keterangan lain mengenai segala sesuatu yang
oleh Direktur Jenderal Pajak, Surat Ketetapan Pajak
diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah
Kurang Bayar Tambahan masih dapat diterbitkan
pajak yang terutang, yang: lagi.
a. tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Yang dimaksud dengan “data baru” adalah data
Surat Pemberitahuan beserta lampirannya atau keterangan mengenai segala sesuatu yang
(termasuk laporan keuangan); dan atau diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah
pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak belum
diberitahukan pada waktu penetapan semula, baik
b. pada waktu pemeriksaan untuk penetapan
dalam Surat Pemberitahuan dan lampiran-
semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan
lampirannya maupun dalam pembukuan perusahaan
data dan atau memberikan keterangan lain secara
yang diserahkan pada waktu pemeriksaan.
benar, lengkap, dan terinci sehingga tidak
memungkinkan fiskus dapat menerapkan
ketentuan peraturan perundang- undangan Selain itu, yang termasuk dalam data baru adalah
perpajakan dengan benar dalam menghitung jumlah data yang semula belum terungkap, yaitu data
pajak yang terutang. yang:
Penjelasan Penjelasan
Dalam hal setelah diterbitkan ketetapan pajak Dalam hal setelah diterbitkan surat ketetapan pajak
ternyata masih ditemukan data baru dan atau data ternyata masih ditemukan data baru termasuk data
yang belum terungkap yang belum diperhitungkan yang belum terungkap yang belum diperhitungkan
sebagai dasar penetapan tersebut, maka atas pajak sebagai dasar penetapan tersebut, atas pajak yang
yang kurang dibayar ditagih dengan Surat kurang dibayar ditagih dengan Surat Ketetapan
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah sanksi
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% administrasi berupa kenaikan sebesar 100%
(seratus persen) dari pajak yang kurang dibayar. (seratus persen) dari pajak yang kurang dibayar.
3 Kenaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak dikenakan apabila Surat Ketetapan Pajak tidak dikenakan apabila Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan itu diterbitkan berdasarkan Kurang Bayar Tambahan itu diterbitkan berdasarkan
keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak
sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak
belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan. belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan
dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Cukup jelas
4 Apabila jangka waktu 10 (sepuluh) tahun Apabila jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah lewat, dimaksud pada ayat (1) telah lewat, Surat
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap
tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 48% (empat puluh delapan berupa bunga sebesar 48% (empat puluh delapan
persen) dari jumlah pajak yang tidak atau kurang persen) dari jumlah pajak yang tidak atau kurang
dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah jangka dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah jangka
waktu 10 (sepuluh) tahun tersebut dipidana waktu 5 (lima) tahun tersebut dipidana karena
karena melakukan tindak pidana di bidang melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau
perpajakan berdasarkan putusan Pengadilan yang tindak pidana lainnya yang dapat
telah memperoleh kekuatan hukum tetap. menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Penjelasan
Penjelasan
Dalam hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan
putusan Pengadilan yang telah memperoleh Dalam hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan
kekuatan hukum tetap, Surat Ketetapan Pajak tindak pidana yang dapat menimbulkan kerugian
Kurang Bayar Tambahan tetap dapat diterbitkan, pada pendapatan negara berupa pajak berdasarkan
ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar putusan pengadilan yang telah mempunyai
48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah kekuatan hukum tetap, Surat Ketetapan Pajak
pajak yang tidak atau kurang dibayar, meskipun Kurang Bayar Tambahan tetap dapat diterbitkan,
jangka waktu sepuluh tahun sebagaimana ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar
ditentukan dalam ayat (1) dilampaui. 48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah
pajak yang tidak atau kurang dibayar meskipun
jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilampaui.
5 Tidak ada Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
a. Kesalahan tulis, yaitu antara lain kesalahan Ruang lingkup pembetulan yang diatur pada ayat ini
yang dapat berupa nama, alamat, Nomor terbatas pada kesalahan atau kekeliruan sebagai
Pokok Wajib Pajak, nomor surat ketetapan pajak, akibat dari:
Jenis Pajak, Masa atau Tahun Pajak, dan tanggal a. kesalahan tulis, antara lain
jatuh tempo; kesalahan yang dapat berupa
nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak,
nomor surat ketetapan pajak,
b. Kesalahan hitung yaitu kesalahan yang jenis pajak, Masa Pajak atau Tahun
berasal dari penjumlahan dan atau pengurangan Pajak, dan tanggal jatuh tempo;
dan atau perkalian dan atau pembagian suatu b. kesalahan hitung, antara lain
bilangan; kesalahan yang berasal dari
penjumlahan dan/atau pengurangan
dan/atau perkalian dan/atau
c. Kekeliruan dalam penerapan ketentuan
pembagian suatu bilangan; atau
tertentu dalam peraturan perundang-undangan
c. kekeliruan dalam penerapan
perpajakan, yaitu kekeliruan dalam
ketentuan tertentu dalam
penerapan tarif, kekeliruan penerapan
peraturan perundang-undangan perpajakan,
persentase Norma Penghitungan
yaitu kekeliruan dalam
Penghasilan Neto, kekeliruan penerapan sanksi
penerapan tarif, kekeliruan penerapan
administrasi, kekeliruan Penghasilan Tidak
persentase Norma Penghitungan
Kena Pajak, kekeliruan penghitungan Pajak
Penghasilan Neto,
Penghasilan dalam tahun berjalan, dan kekeliruan
kekeliruan penerapan sanksi administrasi,
dalam pengkreditan.
kekeliruan Penghasilan Tidak
Kena Pajak, kekeliruan penghitungan
Pengertian membetulkan dalam ayat ini dapat Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan,
berarti menambah atau mengurangkan atau dan kekeliruan dalam
menghapuskan, tergantung pada sifat kesalahan pengkreditan pajak.
dan kekeliruannya. Pengertian ”membetulkan” pada
ayat ini, antara lain,
Apabila masih terdapat kesalahan tulis, kesalahan menambahkan, mengurangkan, atau
hitung, dan atau kekeliruan dalam penerapan menghapuskan, tergantung pada
ketentuan peraturan perundang-undangan sifat kesalahan dan kekeliruannya.
perpajakan dalam Surat Keputusan Pembetulan Jika masih terdapat kesalahan tulis,
tersebut, Wajib Pajak dapat mengajukan lagi kesalahan hitung, dan/atau
permohonan pembetulan kepada Direktur Jenderal kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
Pajak, atau Direktur Jenderal Pajak dapat peraturan perundang-undangan
melakukan pembetulan lagi karena jabatan. perpajakan, Wajib Pajak dapat
mengajukan lagi permohonan pembetulan kepada
Direktur Jenderal Pajak, atau
Direktur Jenderal Pajak dapat
melakukan pembetulan lagi karena jabatan.
2 Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 12 Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling
(dua belas) bulan sejak tanggal permohonan lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat
diterima, harus memberi keputusan atas permohonan pembetulan diterima, harus memberi
permohonan pembetulan yang diajukan. keputusan atas permohonan pembetulan yang
diajukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Penjelasan
Penjelasan
Guna memberikan kepastian hukum, terhadap
permohonan pembetulan yang diajukan oleh Wajib
Pajak harus diputuskan dalam batas waktu 12 (dua Untuk memberikan kepastian hukum, permohonan
belas) bulan sejak permohonan diterima. pembetulan yang diajukan oleh Wajib Pajak harus
diputuskan dalam batas waktu paling lama 6 (enam)
bulan sejak permohonan diterima.
3 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (2) telah lewat, Direktur Jenderal Pajak ayat (2) telah lewat, tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, maka permohonan tidak memberi suatu keputusan, permohonan
pembetulan yang diajukan tersebut dianggap pembetulan yang diajukan tersebut dianggap
diterima. dikabulkan.
Penjelasan Penjelasan
Dalam hal batas waktu 12 (dua belas) bulan Dalam hal batas waktu 6 (enam) bulan terlampaui,
terlewati dan Direktur Jenderal Pajak belum tetapi Direktur Jenderal Pajak belum memberikan
memberikan keputusannya, permohonan Wajib keputusan, permohonan Wajib Pajak dianggap
Pajak dianggap dikabulkan untuk hal-hal yang dikabulkan.
dimohonkannya.
Dengan dianggap dikabulkannya permohonan Wajib
Dengan dianggap dikabulkannya permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat
Pajak, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Keputusan Pembetulan sesuai dengan permohonan
Keputusan Pembetulan sesuai dengan permohonan Wajib Pajak.
Wajib Pajak. Atas hal-hal yang dianggap dikabulkan
tidak dapat lagi dimohonkan pembetulan.
Tidak ada Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal
Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis
mengenai hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak
atau mengabulkan sebagian permohonan Wajib
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Penjelasan
Cukup jelas.
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 17 surat ketetapan pajak lebih bayar
Penjelasan
Menurut ketentuan ayat ini Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar diterbitkan untuk:
Menurut ketentuan Pasal ini Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar diterbitkan, apabila:
a. Pajak Penghasilan apabila jumlah kredit
pajak lebih besar daripada jumlah pajak
a. untuk Pajak Penghasilan, jumlah kredit yang terutang;
pajak lebih besar dari jumlah pajak yang
terutang, atau telah dilakukan pembayaran pajak
b. Pajak Pertambahan Nilai apabila jumlah
yang seharusnya tidak terutang;
kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak
yang terutang. Jika terdapat pajak yang dipungut
b. untuk Pajak Pertambahan Nilai, jumlah oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai, jumlah
kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang pajak yang terutang dihitung dengan cara jumlah
terutang, atau telah dilakukan pembayaran Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak yang
pajak yang seharusnya tidak terutang. Apabila dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan
terdapat pajak terutang yang dipungut oleh Nilai tersebut; atau
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai, maka yang
dimaksud dengan jumlah pajak yang terutang
c. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah apabila
adalah jumlah Pajak Keluaran setelah dikurangi
jumlah pajak yang dibayar lebih besar
pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
daripada jumlah pajak yang terutang.
Pertambahan Nilai tersebut;
Penjelasan
Cukup jelas.
3 Tidak ada 3 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar masih dapat
diterbitkan lagi apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan dan/atau data baru ternyata pajak
yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar daripada
kelebihan pembayaran pajak yang telah ditetapkan.
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan Penjelasan
Menurut ketentuan Pasal ini Surat Ketetapan Pajak Menurut ketentuan ayat ini, Surat Ketetapan Pajak
Nihil diterbitkan apabila : Nihil diterbitkan untuk:
a. untuk Pajak Penghasilan, jumlah kredit a. Pajak Penghasilan apabila jumlah kredit
pajak sama dengan pajak yang terutang atau pajak pajak sama dengan pajak yang terutang
yang tidak terutang dan tidak ada kredit pajak; atau pajak yang tidak terutang dan tidak
ada kredit pajak;
b. Pajak Pertambahan Nilai apabila jumlah
kredit pajak sama dengan jumlah pajak
yang terutang, atau pajak tidak terutang
dan tidak ada kredit pajak. Jika terdapat
pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
b. untuk Pajak Pertambahan Nilai, jumlah Pertambahan Nilai, jumlah pajak yang
kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang dihitung dengan cara jumlah
terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak
ada kredit pajak. Apabila terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
terutang yang dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai tersebut; atau
Pertambahan Nilai, maka yang dimaksud dengan
jumlah pajak yang terutang adalah jumlah Pajak
Keluaran setelah dikurangi dengan pajak c. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
yang dipungut oleh Pemungut Pajak apabila jumlah pajak yang dibayar sama
Pertambahan Nilai tersebut; dengan jumlah pajak yang terutang atau
pajak tidak terutang dan tidak ada
pembayaran pajak.
2 Tidak ada 2 Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Nihil
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Yang dimaksud dengan “surat permohonan telah
diterima secara lengkap” adalah Surat
Terhadap permohonan pengembalian kelebihan Pemberitahuan yang telah diisi lengkap
pembayaran pajak selain permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari
Wajib Pajak dengan kriteria tertentu
Surat ketetapan pajak yang diterbitkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C harus
berdasarkan hasil pemeriksaan atas permohonan
diterbitkan surat ketetapan pajak paling lambat
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dapat
12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan
berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau
diterima secara lengkap, dalam arti bahwa Surat
Surat Ketetapan Pajak Nihil atau Surat Ketetapan
Pemberitahuan telah diisi lengkap sebagaimana
Pajak Lebih Bayar.
dimaksud dalam Pasal 3.
Penjelasan
Dalam hal Direktur Jenderal Pajak terlambat Jika Direktur Jenderal Pajak terlambat
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,
maka kepada Wajib Pajak diberikan imbalan kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga
bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan, sebesar 2% (dua persen) per bulan, dihitung
dihitung sejak berakhirnya jangka waktu sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sampai dimaksud pada ayat (2) sampai dengan saat
dengan saat Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar diterbitkan,
diterbitkan, bagian dari bulan dihitung satu dan bagian dari bulan dihitung 1 (satu) bulan.
bulan.
4 Tidak ada 4 Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak
pidana di bidang perpajakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1a) tidak dilanjutkan
dengan penyidikan; dilanjutkan dengan
penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan
penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan;
atau dilanjutkan dengan penyidikan dan
penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan,
tetapi diputus bebas atau lepas dari segala
tuntutan hukum berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
dan dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, kepada Wajib
Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan, dihitung sejak berakhirnya
jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan saat
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,
dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan surat Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan
ketetapan pajak dalam jangka waktu 10 surat ketetapan pajak dalam jangka waktu 5
(sepuluh) tahun setelah melakukan (lima) tahun setelah melakukan pemeriksaan
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang terhadap Wajib Pajak yang telah
telah memperoleh pengembalian memperoleh pengembalian pendahuluan
pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Surat
ayat (1). Surat ketetapan pajak tersebut ketetapan pajak tersebut dapat berupa Surat
dapat berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat
Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan
Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Nihil. Pajak Lebih Bayar.
5 Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan 5 Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah
kekurangan pajak ditambah dengan sanksi kekurangan pajak ditambah dengan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 100% administrasi berupa kenaikan sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah kekurangan (seratus persen) dari jumlah kekurangan
pembayaran pajak. pembayaran pajak.
Penjelasan Penjelasan
Untuk mendorong Wajib Pajak dalam Untuk mendorong Wajib Pajak dalam
melaporkan jumlah pajak yang terutang melaporkan jumlah pajak yang terutang
sesuai dengan ketentuan peraturan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang perundang-undangan perpajakan yang
berlaku, maka apabila dari hasil pemeriksaan berlaku, maka apabila dari hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar ditambah dengan sanksi administrasi Bayar ditambah dengan sanksi administrasi
berupa kenaikan sebesar 100% (seratus berupa kenaikan sebesar 100% (seratus
persen) dari jumlah kekurangan pembayaran persen) dari jumlah kekurangan pembayaran
pajak. pajak.
Untuk jelasnya cara penghitungan Surat Untuk jelasnya cara penghitungan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan
pengenaan sanksi administrasi berupa pengenaan sanksi administrasi berupa
kenaikan tersebut diberikan contoh sebagai kenaikan tersebut diberikan contoh sebagai
berikut: berikut:
- Pajak Penghasilan yang terutang sebesar - Pajak Penghasilan yang terutang sebesar
Rp100.000.000,00 Rp100.000.000,00
Rp
150.000.000,00 Rp150.000.000,00
a. Pajak Keluaran
- Dari pemeriksaan diperoleh hasil sebagai
Rp100.000.000,00
berikut:
Rp 60.000.000,00(-)
Pendahuluan Kelebihan Pajak Rp
60.000.000,00(-)
Jumlah pajak yang dapat Dikreditkan Rp
90.000.000,00(-)
- Jumlah pajak yang dapat dikreditkan Rp
90.000.000,00(-)
Pajak yang tidak/kurang dibayar Rp
10.000.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp
10.000.000,00
Sanksi administrasi berupa Kenaikan
sebesar 100%
Rp 10.000.000,00(+) Sanksi administrasi kenaikan 100% Rp
10.000.000,00(+)
Jumlah yang masih harus Dibayar Rp
20.000.000,00 Jumlah yang masih harus dibayar Rp
20.000.000,00
Tidak ada 6 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak
apabila:
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 7 Tata cara penetapan Wajib Pajak dengan
kriteria tertentu diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 17 d surat keputusan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak yang memenuhi persyaratan
tertentu
Cukup jelas
Tidak ada 2 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan
kelebihan pembayaran pajak adalah:
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 3 Batasan jumlah peredaran usaha, jumlah
penyerahan, dan jumlah lebih bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 4 Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan menerbitkan surat
ketetapan pajak setelah melakukan pengembalian
pendahuluan kelebihan pajak.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini mengatur pengenaan bunga penagihan Ayat ini mengatur pengenaan sanksi administrasi
atas jumlah yang masih harus dibayar menurut berupa bunga berdasarkan jumlah pajak yang
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat masih harus dibayar yang tidak atau kurang
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan dibayar pada saat jatuh tempo pelunasan atau
tambahan jumlah pajak yang harus dibayar terlambat dibayar.
berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding,
Contoh:
yang tidak atau kurang dibayar pada saat jatuh
tempo pembayaran atau terlambat dibayar.
Untuk jelasnya cara penghitungan bunga a. Jumlah pajak yang masih harus dibayar
tersebut diberikan contoh sebagai berikut: berdasarkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar sebesar Rp10.000.000,00 yang
diterbitkan tanggal 7 Oktober 2008,
1. Atas jumlah pajak yang kurang dibayar.
dengan batas akhir pelunasan tanggal 6
November 2008. Jumlah pembayaran sampai
Surat Ketetapan Pajak Pajak dengan tanggal 6 November 2008
Penghasilan. Rp6.000.000,00. Pada tanggal 1 Desember
2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan
perhitungan sebagai berikut:
Pajak terutang atau ditagih (dianggap
tidak ada jumlah pajak yang dikreditkan)
Rp100.000,00. Surat ketetapan pajak Pajak yang masih harus dibayar =
diterbitkan tanggal 10 Oktober 2002. Rp10.000.000,00
Harus dilunasi paling lambat tanggal 9
November 2002, tetapi baru dibayar sejumlah
Dibayar sampai dengan jatuh tempo
Rp60.000,00 pada tanggal 1 November
pelunasan = Rp 6.000.000,00(-)
2002. Sampai pada tanggal batas waktu
pembayaran terakhir (9 November 2002) sisa
tagihan tidak dibayar lagi oleh Wajib Pajak. Kurang dibayar = Rp 4.000.000,00
2 Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan 2 Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan
mengangsur atau menunda pembayaran pajak, mengangsur atau menunda pembayaran pajak
juga dikenakan bunga sebesar 2% (dua juga dikenai sanksi administrasi berupa
persen) sebulan, dan bagian dari bulan dihitung bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari
penuh 1 (satu) bulan. jumlah pajak yang masih harus dibayar dan
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Ayat ini mengatur pengenaan sanksi administrasi
berupa bunga dalam hal Wajib Pajak
diperbolehkan mengangsur atau menunda
pembayaran pajak.
Contoh:
d. badan usaha akan dibubarkan oleh Negara; d. badan usaha akan dibubarkan oleh negara;
atau atau
e. terjadi penyitaan atas barang Penanggung e. terjadi penyitaan atas barang Penanggung
Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda- Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-
tanda kepailitan. tanda kepailitan.
3 Penagihan pajak dengan Surat Paksa 3 Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
perundang-undangan yang berlaku. undangan perpajakan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini menetapkan kedudukan negara sebagai Ayat ini menetapkan kedudukan negara sebagai
kreditur preferen yang dinyatakan mempunyai kreditur preferen yang dinyatakan mempunyai
hak mendahulu atas barang-barang milik hak mendahulu atas barang-barang milik
Penanggung Pajak yang akan dilelang di muka Penanggung Pajak yang akan dilelang di muka
umum. umum.
Setelah utang pajak dilunasi baru diselesaikan Pembayaran kepada kreditur lain diselesaikan
pembayaran kepada kreditur lain. setelah utang pajak dilunasi.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
4 Hak mendahulu itu hilang setelah lampau waktu 4 Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu
2 (dua) tahun sejak tanggal diterbitkan Surat 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan Surat
Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus Putusan Peninjauan Kembali yang
dibayar bertambah, kecuali apabila dalam menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
jangka waktu 2 (dua) tahun tersebut, Surat bertambah.
Paksa untuk membayar itu diberitahukan
secara resmi, atau diberikan penundaan
Penjelasan
pembayaran.
Cukup jelas
Penjelasan
Cukup jelas
5 Dalam hal Surat Paksa untuk membayar 5 Perhitungan jangka waktu hak mendahulu
diberitahukan secara resmi, jangka waktu 2 ditetapkan sebagai berikut:
(dua) tahun sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4), dihitung sejak tanggal pemberitahuan Surat a. dalam hal Surat Paksa untuk membayar
Paksa, atau dalam hal diberikan penundaan diberitahukan secara resmi maka
pembayaran jangka waktu 2 (dua) tahun jangka waktu 5 (lima) tahun
tersebut ditambah dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
penundaan pembayaran. (4) dihitung sejak pemberitahuan Surat
Paksa; atau
b. dalam hal diberikan penundaan
Penjelasan
pembayaran atau persetujuan
angsuran pembayaran maka jangka
Cukup jelas waktu 5 (lima) tahun tersebut
dihitung sejak batas akhir penundaan
diberikan.
Penjelasan
Cukup jelas
a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman
Lelang; Lelang;
b. Keputusan yang berkaitan dengan b. keputusan pencegahan dalam rangka
pelaksanaan keputusan perpajakan, selain penagihan pajak;
yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan
Pasal 26; c. keputusan yang berkaitan dengan
c. Keputusan pembetulan sebagaimana pelaksanaan keputusan perpajakan, selain
dimaksud dalam Pasal 16 yang berkaitan yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan
dengan Surat Tagihan Pajak; Pasal 26; atau
d. Keputusan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 yang berkaitan dengan Surat d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat
Tagihan Pajak; Keputusan Keberatan yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan atau tata cara yang telah diatur dalam
pajak ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
Penjelasan
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan
pajak.
Cukup jelas
Penjelasan
Cukup jelas
3 Dihapus 3 Dihapus
Penjelasan Penjelasan
Menteri Keuangan akan mengatur tata cara Menteri Keuangan mengatur tata cara penghapusan
penghapusan dan menentukan besarnya jumlah dan menentukan besarnya jumlah piutang pajak
piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi antara yang tidak dapat ditagih lagi, antara lain karena
lain karena Wajib Pajak telah meninggal dunia dan Wajib Pajak telah meninggal dunia dan tidak
tidak mempunyai harta warisan atau kekayaan, mempunyai harta warisan atau kekayaan, Wajib
Wajib Pajak badan yang telah selesai proses Pajak badan yang telah selesai proses pailitnya, atau
pailitnya, Wajib Pajak yang tidak memenuhi syarat Wajib Pajak yang tidak memenuhi syarat lagi
lagi sebagai subjek pajak dan hak untuk sebagai subjek pajak dan hak untuk melakukan
melakukan penagihan telah daluwarsa. Melalui penagihan pajak telah daluwarsa. Melalui cara ini
cara ini akan dapat diperkirakan secara efektif dapat diperkirakan secara efektif besarnya saldo
besarnya saldo piutang pajak yang akan dapat piutang pajak yang akan dapat ditagih atau
ditagih atau dicairkan. dicairkan.
Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Agar Wajib Pajak dapat menyusun keberatan Agar Wajib Pajak dapat menyusun keberatan
dengan alasan-alasan yang kuat, Wajib Pajak dengan alasan yang kuat, Wajib Pajak diberi
diberi hak untuk meminta dasar-dasar hak untuk meminta dasar pengenaan pajak,
pengenaan, pemotongan atau pemungutan penghitungan rugi, atau pemotongan atau
pajak yang telah ditetapkan, sebaliknya Direktur pemungutan pajak yang telah ditetapkan. Oleh
Jenderal Pajak berkewajiban untuk memenuhi karena itu, Direktur Jenderal Pajak
permintaan tersebut di atas. berkewajiban untuk memenuhi permintaan
tersebut.
7 Pengajuan keberatan tidak menunda 7 Dalam hal Wajib Pajak mengajukan
kewajiban membayar pajak dan keberatan, jangka waktu pelunasan pajak
pelaksanaan penagihan pajak. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(3) atau ayat (3a) atas jumlah pajak yang
belum dibayar pada saat pengajuan
Penjelasan
keberatan, tertangguh sampai dengan 1
(satu) bulan sejak tanggal penerbitan
Untuk mencegah usaha penghindaran atau Surat Keputusan Keberatan.
penundaan pembayaran pajak melalui
pengajuansurat keberatan, maka pengajuan
Penjelasan
keberatan tidak menghalangi tindakan
penagihansampai dengan pelaksanaan lelang.
Ayat ini mengatur bahwa jatuh tempo
pembayaran yang tertera dalam surat
Ketentuan ini perlu dicantumkanKetentuan ini
ketetapan pajak tertangguh sampai dengan 1
perlu dicantumkan dengan maksud agar Wajib
(satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat
Pajak dengan dalih mengajukan keberatan,
Keputusan Keberatan. Penangguhan jangka
untuk tidak melakukan kewajiban membayar
waktu pelunasan pajak menyebabkan sanksi
pajak yang telah ditetapkan, sehingga dapat
administrasi berupa bunga sebesar 2% per
dicegah terganggunya penerimaan negara.
bulan sebagaimana diatur dalam Pasal 19 tidak
diberlakukan atas jumlah pajak yang belum
dibayar pada saat pengajuan keberatan.
Tidak ada 8 Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat
pengajuan permohonan keberatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) tidak termasuk
sebagai utang pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (1a).
Penjelasan
Cukup jelas.
Tidak ada 9 Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau
dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 50% (lima
puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan
keputusan keberatan dikurangi dengan pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan.
Penjelasan
Contoh:
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Terhadap Surat Keberatan yang diajukan oleh Terhadap surat keberatan yang diajukan oleh
Wajib Pajak kewenangan penyelesaian dalam Wajib Pajak, kewenangan penyelesaian dalam
tingkat pertama diberikan kepada Direktur tingkat pertama diberikan kepada Direktur
Jenderal Pajak dengan ketentuan batasan waktu Jenderal Pajak dengan ketentuan batasan waktu
penyelesaian keputusan atas keberatan Wajib penyelesaian keputusan atas keberatan Wajib
Pajak ditetapkan paling lama dua belas bulan Pajak ditetapkan paling lama 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal Surat Keberatan diterima. sejak tanggal surat keberatan diterima.
Dengan ditentukannya batas waktu penyelesaian Dengan ditentukannya batas waktu penyelesaian
keputusan atas keberatan tersebut, berarti akan keputusan atas keberatan tersebut, berarti akan
diperoleh suatu kepastian hukum bagi Wajib diperoleh suatu kepastian hukum bagi Wajib Pajak
Pajak di samping terlaksananya administrasi selain terlaksananya administrasi perpajakan.
perpajakan.
2 Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak
dapat menyampaikan alasan tambahan atau dapat menyampaikan alasan tambahan atau
penjelasan tertulis. penjelasan tertulis.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini mengharuskan Wajib Pajak membuktikan Ayat ini mengharuskan Wajib Pajak membuktikan
ketidakbenaran ketetapan pajak, dalam hal Wajib ketidakbenaran ketetapan pajak dalam hal Wajib
Pajak mengajukan keberatan terhadap pajak- Pajak mengajukan keberatan terhadap pajak-
pajak yang ditetapkan secara jabatan, Surat pajak yang ditetapkan secara jabatan. Surat
Ketetapan Pajak secara jabatan tersebut ketetapan pajak secara jabatan tersebut
diterbitkan karena Wajib Pajak tidak diterbitkan karena Wajib Pajak tidak
menyampaikan SPT Tahunan, meskipun telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan
ditegor secara tertulis, atau tidak memenuhi meskipun telah ditegur secara tertulis, tidak
kewajiban menyelenggarakan pembukuan, atau memenuhi kewajiban menyelenggarakan
menolak untuk memberikan kesempatan kepada pembukuan, atau menolak untuk memberikan
pejabat pemeriksa memasuki tempat-tempat kesempatan kepada pemeriksa memasuki tempat-
tertentu yang dipandang perlu, dalam rangka tempat tertentu yang dipandang perlu, dalam
pemeriksaan guna menetapkan besarnya jumlah rangka pemeriksaan guna menetapkan besarnya
pajak yang terutang. Apabila Wajib Pajak tidak jumlah pajak yang terutang. Apabila Wajib Pajak
membuktikan ketidakbenaran Surat Ketetapan tidak dapat membuktikan ketidakbenaran surat
Pajak secara jabatan itu, maka keberatannya ketetapan pajak secara jabatan, pengajuan
ditolak. keberatannya ditolak.
5 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) telah lewat dan Direktur Jenderal pada ayat (1) telah terlampaui dan Direktur
Pajak tidak memberi suatu keputusan, maka Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan,
keberatan yang diajukan tersebut dianggap keberatan yang diajukan tersebut dianggap
diterima. dikabulkan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
2 Tidak ada 2 Tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain,
mengatur tentang pemberian hak kepada Wajib
Pajak untuk hadir memberikan keterangan atau
memperoleh penjelasan mengenai keberatannya.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas.
4 Tidak ada 4 Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan,
catatan, data, informasi, atau keterangan lain
dalam proses keberatan yang tidak diberikan
pada saat pemeriksaan, selain data dan
informasi yang pada saat pemeriksaan belum
diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga,
pembukuan, catatan, data, informasi, atau
keterangan lain dimaksud tidak
dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatannya.
Penjelasan
Cukup jelas.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
5 Dihapus.
5a Dalam hal Wajib Pajak mengajukan banding,
jangka waktu pelunasan pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), ayat (3a), atau
Pasal 25 ayat (7), atas jumlah pajak yang belum
dibayar pada saat pengajuan keberatan,
tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan
sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
5c Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat
pengajuan permohonan banding belum
merupakan pajak yang terutang sampai
dengan Putusan Banding diterbitkan.
Penjelasan
Cukup jelas
5d Dalam hal permohonan banding ditolak atau
dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan
Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran
pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan.
Penjelasan
Contoh:
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama
digunakan dalam metode pembukuan digunakan dalam metode pembukuan dengan
dengan tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun-tahun sebelumnya untuk mencegah
mencegah penggeseran laba atau rugi. penggeseran laba atau rugi. Prinsip taat asas
Prinsip taat asas dalam metode pembukuan dalam metode pembukuan misalnya dalam
misalnya dalam penerapan: penerapan:
Penjelasan Penjelasan
Contoh: Contoh:
Wajib Pajak dalam tahun 2002 Wajib Pajak dalam tahun 2008 menggunakan
menggunakan metode penyusutan garis metode penyusutan garis lurus atau straight
lurus atau straight line method. Dalam tahun line method. Jika dalam tahun 2009 Wajib
2003 Wajib Pajak bermaksud mengubah Pajak bermaksud mengubah metode
metode penyusutan aktiva dengan penyusutan aktiva dengan menggunakan
menggunakan metode penyusutan saldo metode penyusutan saldo menurun atau
menurun atau declining balance method. declining balance method, Wajib Pajak harus
minta persetujuan terlebih dahulu kepada
Direktur Jenderal Pajak yang diajukan
Untuk keperluan tersebut, Wajib Pajak harus
sebelum dimulainya tahun buku 2009 dengan
minta persetujuan terlebih dahulu kepada
menyebutkan alasan dilakukannya perubahan
Direktur Jenderal Pajak yang diajukan
metode penyusutan dan akibat dari
sebelum dimulainya tahun buku 2003
perubahan tersebut.
dengan menyebutkan alasan-alasan
dilakukannya perubahan metode penyusutan
dan akibat dari perubahan tersebut. Selain itu, perubahan periode tahun buku
juga berakibat berubahnya jumlah
penghasilan atau kerugian Wajib Pajak. Oleh
Selain itu, perubahan periode tahun buku
karena itu, perubahan tersebut juga harus
juga berakibat berubahnya jumlah
mendapat persetujuan Direktur Jenderal
penghasilan atau kerugian Wajib Pajak, oleh
Pajak.
karena itu perubahan tersebut juga harus
mendapat persetujuan Direktur Jenderal
Pajak. Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
kalender kecuali Wajib Pajak menggunakan
tahun buku yang tidak sama dengan tahun
Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
kalender.
takwim (tahun kalender) kecuali Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun takwim. Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun
buku yang tidak sama dengan tahun
kalender, penyebutan Tahun Pajak yang
Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun
bersangkutan menggunakan tahun yang di
buku yang tidak sama dengan tahun takwim,
dalamnya termasuk 6 (enam) bulan pertama
maka penyebutan Tahun Pajak yang
atau lebih.
bersangkutan menggunakan tahun yang di
dalamnya termasuk 6 (enam) enam bulan
pertama atau lebih. Contoh:
Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari 7 Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas
catatan mengenai harta, kewajiban, modal, catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian, sehingga dapat dihitung pembelian sehingga dapat dihitung besarnya
besarnya pajak yang terutang. pajak yang terutang.
Penjelasan Penjelasan
Pengertian pembukuan telah diatur dalam Pengertian pembukuan telah diatur dalam
Pasal 1 angka 26. Pengaturan dalam ayat ini Pasal 1 angka 29. Pengaturan dalam ayat ini
dimaksudkan agar dari pembukuan tersebut dimaksudkan agar berdasarkan pembukuan
dapat dihitung besarnya pajak yang tersebut dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang. terutang.
Selain dapat dihitung besarnya Pajak Selain dapat dihitung besarnya Pajak
Penghasilan, pajak-pajak lainnya juga harus Penghasilan, pajak lainnya juga harus dapat
dapat dihitung dari pembukuan tersebut. dihitung dari pembukuan tersebut. Agar Pajak
Agar Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Penjualan atas Barang Mewah dapat dihitung Barang Mewah dapat dihitung dengan benar,
dengan benar maka pembukuan harus pembukuan harus mencatat juga jumlah
mencatat juga jumlah harga perolehan atau harga perolehan atau nilai impor, jumlah
nilai impor, jumlah harga jual atau nilai harga jual atau nilai ekspor, jumlah harga
ekspor, jumlah harga jual dari barang yang jual dari barang yang dikenakan Pajak
dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Penjualan Atas Barang Mewah, jumlah
Mewah, jumlah pembayaran atas pembayaran atas pemanfaatan Barang Kena
pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean
berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam di dalam daerah pabean dan/atau
Daerah Pabean dan atau pemanfaatan Jasa pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam daerah pabean di dalam daerah pabean,
Daerah Pabean, jumlah Pajak Masukan yang jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dan yang tidak dapat dikreditkan.
dikreditkan.
Dengan demikian, pembukuan harus
Dengan demikian pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem
diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya
yang lazim dipakai di Indonesia misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan,
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan
kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
perpajakan menentukan lain.
8 Pembukuan dengan menggunakan bahasa 8 Pembukuan dengan menggunakan bahasa
asing dan mata uang selain Rupiah dapat asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah
mendapat izin Menteri Keuangan. mendapat izin Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
11 Buku-buku, catatan-catatan, dokumen- 11 Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi
dokumen yang menjadi dasar pembukuan dasar pembukuan atau pencatatan dan
atau pencatatan dan dokumen lain wajib dokumen lain termasuk hasil pengolahan
disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di data dari pembukuan yang dikelola
Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di secara elektronik atau secara program
tempat tinggal bagi Wajib Pajak orang aplikasi on-line wajib disimpan selama 10
pribadi, atau di tempat kedudukan bagi (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat
Wajib Pajak badan. kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak
orang pribadi, atau di tempat kedudukan
Wajib Pajak badan.
Penjelasan
Penjelasan
Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-
dokumen termasuk hasil pengolahan data
elektronik yang menjadi dasar pembukuan Buku, catatan, dan dokumen termasuk yang
atau pencatatan harus disimpan selama 10 diselenggarakan secara program aplikasi on-
(sepuluh) tahun di Indonesia, dengan line dan hasil pengolahan data elektronik
maksud agar apabila Direktur Jenderal yang menjadi dasar pembukuan atau
Pajak akan mengeluarkan surat ketetapan pencatatan harus disimpan selama 10
pajak, bahan pembukuan atau pencatatan (sepuluh) tahun di Indonesia. Hal itu
yang diperlukan masih tetap ada dan dapat dimaksudkan agar apabila Direktur Jenderal
segera disediakan. Kurun waktu 10 Pajak akan mengeluarkan surat ketetapan
(sepuluh) tahun penyimpanan buku-buku, pajak, bahan pembukuan atau pencatatan
catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang diperlukan masih tetap ada dan dapat
yang menjadi dasar pembukuan atau segera disediakan. Kurun waktu 10 (sepuluh)
pencatatan adalah sesuai dengan ketentuan tahun penyimpanan buku, catatan, dan
yang mengatur mengenai batas daluwarsa dokumen yang menjadi dasar pembukuan
penetapan pajak. atau pencatatan adalah sesuai dengan
ketentuan yang mengatur mengenai batas
daluwarsa penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan. Penyimpanan buku, catatan, dan
dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan dan dokumen lain termasuk
yang diselenggarakan secara program
aplikasi on-line harus dilakukan dengan
memperhatikan faktor keamanan, kelayakan,
dan kewajaran penyimpanan.
12 Bentuk dan tata cara pencatatan 12 Bentuk dan tata cara pencatatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
diatur dengan Keputusan Direktur dengan atau berdasarkan Peraturan
Jenderal Pajak. Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama
digunakan dalam metode pembukuan digunakan dalam metode pembukuan dengan
dengan tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun-tahun sebelumnya untuk mencegah
mencegah penggeseran laba atau rugi. penggeseran laba atau rugi. Prinsip taat asas
Prinsip taat asas dalam metode pembukuan dalam metode pembukuan misalnya dalam
misalnya dalam penerapan: penerapan:
Penjelasan Penjelasan
Contoh: Contoh:
Wajib Pajak dalam tahun 2002 menggunakan Wajib Pajak dalam tahun 2008 menggunakan
metode penyusutan garis lurus atau straight metode penyusutan garis lurus atau straight
line method. Dalam tahun 2003 Wajib Pajak line method. Jika dalam tahun 2009 Wajib
bermaksud mengubah metode penyusutan Pajak bermaksud mengubah metode
aktiva dengan menggunakan metode penyusutan aktiva dengan menggunakan
penyusutan saldo menurun atau declining metode penyusutan saldo menurun atau
balance method. declining balance method, Wajib Pajak harus
minta persetujuan terlebih dahulu kepada
Direktur Jenderal Pajak yang diajukan
Untuk keperluan tersebut, Wajib Pajak harus
sebelum dimulainya tahun buku 2009 dengan
minta persetujuan terlebih dahulu kepada
menyebutkan alasan dilakukannya perubahan
Direktur Jenderal Pajak yang diajukan
metode penyusutan dan akibat dari
sebelum dimulainya tahun buku 2003
perubahan tersebut.
dengan menyebutkan alasan-alasan
dilakukannya perubahan metode penyusutan
dan akibat dari perubahan tersebut. Selain itu, perubahan periode tahun buku
juga berakibat berubahnya jumlah
penghasilan atau kerugian Wajib Pajak. Oleh
Selain itu, perubahan periode tahun buku
karena itu, perubahan tersebut juga harus
juga berakibat berubahnya jumlah
mendapat persetujuan Direktur Jenderal
penghasilan atau kerugian Wajib Pajak, oleh
Pajak.
karena itu perubahan tersebut juga harus
mendapat persetujuan Direktur Jenderal
Pajak. Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
kalender kecuali Wajib Pajak menggunakan
tahun buku yang tidak sama dengan tahun
Tahun Pajak adalah sama dengan tahun
kalender.
takwim (tahun kalender) kecuali Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun takwim. Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun
buku yang tidak sama dengan tahun
kalender, penyebutan Tahun Pajak yang
Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun
bersangkutan menggunakan tahun yang di
buku yang tidak sama dengan tahun takwim,
dalamnya termasuk 6 (enam) bulan pertama
maka penyebutan Tahun Pajak yang
atau lebih.
bersangkutan menggunakan tahun yang di
dalamnya termasuk 6 (enam) enam bulan
pertama atau lebih. Contoh:
Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari 7 Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas
catatan mengenai harta, kewajiban, modal, catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pembelian sehingga dapat dihitung besarnya
pajak yang terutang. pajak yang terutang.
Penjelasan Penjelasan
Pengertian pembukuan telah diatur dalam Pengertian pembukuan telah diatur dalam
Pasal 1 angka 26. Pengaturan dalam ayat ini Pasal 1 angka 29. Pengaturan dalam ayat ini
dimaksudkan agar dari pembukuan tersebut dimaksudkan agar berdasarkan pembukuan
dapat dihitung besarnya pajak yang tersebut dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang. terutang.
Selain dapat dihitung besarnya Pajak Selain dapat dihitung besarnya Pajak
Penghasilan, pajak-pajak lainnya juga harus Penghasilan, pajak lainnya juga harus dapat
dapat dihitung dari pembukuan tersebut. dihitung dari pembukuan tersebut. Agar Pajak
Agar Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Penjualan atas Barang Mewah dapat dihitung Barang Mewah dapat dihitung dengan benar,
dengan benar maka pembukuan harus pembukuan harus mencatat juga jumlah
mencatat juga jumlah harga perolehan atau harga perolehan atau nilai impor, jumlah
nilai impor, jumlah harga jual atau nilai harga jual atau nilai ekspor, jumlah harga jual
ekspor, jumlah harga jual dari barang yang dari barang yang dikenakan Pajak Penjualan
dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Atas Barang Mewah, jumlah pembayaran atas
Mewah, jumlah pembayaran atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak
pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam
berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam daerah pabean dan/atau pemanfaatan Jasa
Daerah Pabean dan atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam daerah pabean, jumlah Pajak Masukan yang
Daerah Pabean, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan yang tidak dapat
dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan.
dikreditkan.
Dengan demikian, pembukuan harus
Dengan demikian pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem
diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya
yang lazim dipakai di Indonesia misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan,
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan
kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
perpajakan menentukan lain.
8 Pembukuan dengan menggunakan bahasa 8 Pembukuan dengan menggunakan bahasa
asing dan mata uang selain Rupiah dapat asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah
mendapat izin Menteri Keuangan. mendapat izin Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
11 Buku-buku, catatan-catatan, dokumen- 11 Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi
dokumen yang menjadi dasar pembukuan dasar pembukuan atau pencatatan dan
atau pencatatan dan dokumen lain wajib dokumen lain termasuk hasil pengolahan
disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di data dari pembukuan yang dikelola
Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di secara elektronik atau secara program
tempat tinggal bagi Wajib Pajak orang aplikasi on-line wajib disimpan selama 10
pribadi, atau di tempat kedudukan bagi (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat
Wajib Pajak badan. kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak
orang pribadi, atau di tempat kedudukan
Wajib Pajak badan.
Penjelasan
Penjelasan
Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-
dokumen termasuk hasil pengolahan data
elektronik yang menjadi dasar pembukuan Buku, catatan, dan dokumen termasuk yang
atau pencatatan harus disimpan selama 10 diselenggarakan secara program aplikasi on-
(sepuluh) tahun di Indonesia, dengan line dan hasil pengolahan data elektronik
maksud agar apabila Direktur Jenderal yang menjadi dasar pembukuan atau
Pajak akan mengeluarkan surat ketetapan pencatatan harus disimpan selama 10
pajak, bahan pembukuan atau pencatatan (sepuluh) tahun di Indonesia. Hal itu
yang diperlukan masih tetap ada dan dapat dimaksudkan agar apabila Direktur Jenderal
segera disediakan. Kurun waktu 10 (sepuluh) Pajak akan mengeluarkan surat ketetapan
tahun penyimpanan buku-buku, catatan- pajak, bahan pembukuan atau pencatatan
catatan, dan dokumen-dokumen yang yang diperlukan masih tetap ada dan dapat
menjadi dasar pembukuan atau pencatatan segera disediakan. Kurun waktu 10 (sepuluh)
adalah sesuai dengan ketentuan yang tahun penyimpanan buku, catatan, dan
mengatur mengenai batas daluwarsa dokumen yang menjadi dasar pembukuan
penetapan pajak. atau pencatatan adalah sesuai dengan
ketentuan yang mengatur mengenai batas
daluwarsa penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan. Penyimpanan buku, catatan, dan
dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan dan dokumen lain termasuk
yang diselenggarakan secara program aplikasi
on-line harus dilakukan dengan
memperhatikan faktor keamanan, kelayakan,
dan kewajaran penyimpanan.
12 Bentuk dan tata cara pencatatan 12 Bentuk dan tata cara pencatatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
diatur dengan Keputusan Direktur dengan atau berdasarkan Peraturan
Jenderal Pajak. Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
a
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 31 tata cara pemeriksaan
Penjelasan Penjelasan
Tidak ada 2 Tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) di antaranya mengatur tentang
pemeriksaan ulang, jangka waktu
pemeriksaan, kewajiban menyampaikan
surat pemberitahuan hasil pemeriksaan
kepada Wajib Pajak, dan hak Wajib Pajak
untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
b.badan dalam pembubaran atau pailit oleh b.badan yang dinyatakan pailit oleh kurator;
orang atau badan yang dibebani untuk
melakukan pemberesan;
c.badan dalam pembubaran oleh orang atau
badan yang ditugasi untuk melakukan
c.suatu warisan yang belum terbagi oleh salah pemberesan;
seorang ahli warisnya, pelaksana wasiatnya
atau yang mengurus harta
badan dalam likuidasi oleh likuidator;
peninggalannya;
Penjelasan
d.anak yang belum dewasa atau orang yang
berada dalam pengampuan oleh wali atau
Dalam Undang-undang ini ditentukan siapa pengampunya.
yang menjadi wakil untuk melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak terhadap
Penjelasan
badan, badan dalam pembubaran, warisan yang
belum dibagi, dan anak yang belum dewasa
atau orang yang berada dalam pengampuan. Dalam Undang-Undang ini ditentukan siapa
Bagi Wajib Pajak tersebut perlu ditentukan siapa yang menjadi wakil untuk melaksanakan hak
yang menjadi wakil atau kuasanya, oleh karena dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak terhadap
mereka tidak dapat atau tidak mungkin badan, badan yang dinyatakan pailit, badan
melakukan sendiri tindakan hukum tersebut. dalam pembubaran, badan dalam likuidasi,
warisan yang belum dibagi, dan anak yang
belum dewasa atau orang yang berada dalam
pengampuan. Bagi Wajib Pajak tersebut perlu
ditentukan siapa yang menjadi wakil atau
kuasanya karena mereka tidak dapat atau tidak
mungkin melakukan sendiri tindakan hukum
tersebut.
2 Wakil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) 2 Wakil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggungjawab secara pribadi dan atau bertanggungjawab secara pribadi dan/atau
secara renteng atas pembayaran pajak yang secara renteng atas pembayaran pajak yang
terutang, kecuali apabila dapat membuktikan terutang, kecuali apabila dapat membuktikan
dan meyakinkan Direktur Jenderal Pajak, bahwa dan meyakinkan Direktur Jenderal Pajak bahwa
mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak
mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas
pajak yang terutang tersebut. pajak yang terutang tersebut.
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini menegaskan bahwa wakil dari Wajib Ayat ini menegaskan bahwa wakil Wajib Pajak
Pajak yang diatur dalam Undang-undang ini yang diatur dalam Undang-Undang ini
bertanggungjawab secara pribadi atau secara bertanggung jawab secara pribadi atau secara
renteng atas pembayaran pajak yang terutang. renteng atas pembayaran pajak yang terutang.
Penjelasan Penjelasan
Ayat ini memberikan kelonggaran dan Ayat ini memberikan kelonggaran dan
kesempatan bagi Wajib Pajak untuk minta kesempatan bagi Wajib Pajak untuk meminta
bantuan pihak lain yang memahami masalah bantuan pihak lain yang memahami masalah
perpajakan sebagai kuasanya, untuk dan atas perpajakan sebagai kuasanya, untuk dan atas
namanya membantu melaksanakan hak dan namanya, membantu melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak. kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
Penjelasan Penjelasan
Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang
dalam menentukan kebijaksanaan dan atau dalam menentukan kebijaksanaan dan/atau
mengambil keputusan dalam rangka mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan kegiatan perusahaan, misalnya menjalankan kegiatan perusahaan, misalnya
berwenang menandatangani kontrak dengan berwenang menandatangani kontrak dengan
pihak ketiga, menandatangani cek, dan pihak ketiga, menandatangani cek, dan
sebagainya, walaupun orang tersebut tidak sebagainya walaupun orang tersebut tidak
tercantum namanya dalam susunan pengurus tercantum namanya dalam susunan pengurus
yang tertera dalam akte pendirian maupun akte yang tertera dalam akte pendirian maupun akte
perubahan, termasuk dalam pengertian perubahan, termasuk dalam pengertian
pengurus. Ketentuan dalam ayat ini berlaku pengurus. Ketentuan dalam ayat ini berlaku
pula bagi Komisaris dan pemegang saham pula bagi komisaris dan pemegang saham
mayoritas atau pengendali. mayoritas atau pengendali.
Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Setiap pejabat baik petugas pajak maupun Setiap pejabat, baik petugas pajak maupun
mereka yang melakukan tugas di bidang mereka yang melakukan tugas di bidang
perpajakan, dilarang mengungkapkan perpajakan dilarang mengungkapkan
kerahasiaan Wajib Pajak yang menyangkut kerahasiaan Wajib Pajak yang menyangkut
masalah perpajakan, antara lain: masalah perpajakan, antara lain:
a.Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan a.Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan
lain-lain yang dilaporkan oleh Wajib Pajak; lain-lain yang Surat dilaporkan oleh Wajib
Pajak;
b.data yang diperoleh dalam rangka
pelaksanaan pemeriksaan; b.data yang diperoleh dalam rangka
pelaksanaan pemeriksaan;
c.dokumen dan atau data yang diperoleh dari
pihak ketiga yang bersifat rahasia; c.dokumen dan/atau data yang diperoleh dari
pihak ketiga yang bersifat rahasia;
d.dokumen dan atau rahasia Wajib Pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- d.dokumen dan/atau rahasia Wajib Pajak
undangan yang berkenaan. sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berkenaan.
2 Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang (1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk
membantu dalam pelaksanaan ketentuan membantu dalam pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. peraturan perundang-undangan perpajakan.
Penjelasan Penjelasan
Para ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, Para ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, dan
pengacara, dan sebagainya yang ditunjuk oleh pengacara yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Direktur Jenderal Pajak untuk membantu Pajak untuk membantu pelaksanaan undang-
pelaksanaan undang-undang perpajakan, undang perpajakan adalah sama dengan
adalah sama dengan petugas pajak yang petugas pajak yang dilarang pula untuk
dilarang pula untuk mengungkapkan mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak
kerahasiaan Wajib Pajak sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
dimaksud dalam ayat (1).
2 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana 2a Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana
a dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah : dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah:
a.Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak a.pejabat dan tenaga ahli yang bertindak
sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang
pengadilan. pengadilan; atau
b.Pejabat dan tenaga ahli yang memberikan b.pejabat dan/atau tenaga ahli yang
keterangan kepada pihak lain yang ditetapkan Menteri Keuangan untuk
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. memberikan keterangan kepada pejabat
lembaga negara atau instansi Pemerintah
yang berwenang melakukan pemeriksaan
Penjelasan
dalam bidang keuangan negara.
Untuk kepentingan negara, misalnya dalam Untuk kepentingan negara, misalnya dalam
rangka penyidikan, penuntutan atau dalam rangka penyidikan, penuntutan, atau dalam
rangka mengadakan kerja sama dengan rangka mengadakan kerja sama dengan
instansi pemerintah lainnya, keterangan atau instansi pemerintah lain, keterangan atau bukti
bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak tertulis dari atau tentang Wajib Pajak dapat
dapat diberikan atau diperlihatkan kepada pihak diberikan atau diperlihatkan kepada pihak
tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
Dalam surat izin yang diterbitkan oleh Menteri Dalam surat izin yang diterbitkan oleh Menteri
Keuangan harus dicantumkan nama Wajib Keuangan harus dicantumkan nama Wajib
Pajak, nama pihak yang ditunjuk dan nama Pajak, nama pihak yang ditunjuk, dan nama
pejabat atau ahli atau tenaga ahli yang pejabat, ahli, atau tenaga ahli yang diizinkan
diizinkan untuk memberikan keterangan atau untuk memberikan keterangan atau
memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang
Wajib Pajak. Pemberian izin tersebut dilakukan Wajib Pajak. Pemberian izin tersebut dilakukan
secara terbatas dalam hal-hal yang dipandang secara terbatas dalam hal-hal yang dipandang
perlu oleh Menteri Keuangan. perlu oleh Menteri Keuangan.
4 Untuk kepentingan pemeriksaan di Pengadilan 4 Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan
dalam perkara pidana atau perdata atas dalam perkara pidana atau perdata, atas
permintaan Hakim sesuai dengan Hukum Acara permintaan Hakim sesuai dengan Hukum Acara
Pidana dan Hukum Acara Perdata, Menteri Pidana dan Hukum Acara Perdata, Menteri
Keuangan dapat memberi izin tertulis untuk Keuangan dapat memberi izin tertulis kepada
meminta kepada pejabat sebagaimana pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dimaksud dalam ayat (1) dan tenaga ahli dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), bukti ayat (2), untuk memberikan dan
tertulis dan keterangan Wajib Pajak yang ada memperlihatkan bukti tertulis dan
padanya. keterangan Wajib Pajak yang ada padanya.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Maksud dari ayat ini adalah merupakan Ayat ini merupakan pembatasan dan
pembatasan dan penegasan, bahwa keterangan penegasan bahwa keterangan perpajakan yang
perpajakan yang diminta tersebut adalah hanya diminta hanya mengenai perkara pidana atau
mengenai perkara pidana atau perdata tentang perdata tentang perbuatan atau peristiwa yang
perbuatan atau peristiwa yang menyangkut menyangkut bidang perpajakan dan hanya
bidang perpajakan dan hanya terbatas pada terbatas pada tersangka yang bersangkutan.
tersangka yang bersangkutan.
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Pasal 35 kewajiban memberikan keterangan atau bukti
Penjelasan
Untuk menjalankan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, atas
permintaan tertulis Direktur Jenderal Pajak, pihak Untuk menjalankan ketentuan peraturan
ketiga yaitu bank, akuntan publik, notaris, perundang-undangan perpajakan, atas
konsultan pajak, kantor administrasi, dan pihak permintaan tertulis Direktur Jenderal Pajak, pihak
ketiga lainnya yang mempunyai hubungan ketiga yaitu bank, akuntan publik, notaris,
dengan kegiatan usaha Wajib Pajak yang konsultan pajak, kantor administrasi, dan pihak
diperiksa atau disidik, harus memberikan ketiga lainnya yang mempunyai hubungan dengan
keterangan atau bukti-bukti yang diminta pejabat kegiatan usaha Wajib Pajak yang dilakukan
Direktorat Jenderal Pajak. pemeriksaan pajak atau penagihan pajak atau
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
harus memberikan keterangan atau bukti-bukti
yang diminta.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Penjelasan
Demikian juga Direktur Jenderal Pajak karena 2. pembahasan akhir hasil pemeriksaan
jabatannya, dan berlandaskan unsur keadilan dengan Wajib Pajak.
dapat mengurangkan atau membatalkan
Ketetapan Pajak yang tidak benar, misalnya
Wajib Pajak yang ditolak pengajuan Penjelasan
keberatannya karena tidak memenuhi
persyaratan formal (memasukkan Surat Dalam praktik dapat ditemukan sanksi
Keberatan tidak pada waktunya) meskipun administrasi yang dikenakan kepada Wajib Pajak
persyaratan material terpenuhi. tidak tepat karena ketidaktelitian petugas pajak
yang dapat membebani Wajib Pajak yang tidak
bersalah atau tidak memahami peraturan
perpajakan. Dalam hal demikian, sanksi
administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan
yang telah ditetapkan dapat dihapuskan atau
dikurangkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Selain itu, Direktur Jenderal Pajak karena
jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak
dan berlandaskan unsur keadilan dapat
mengurangkan atau membatalkan surat
ketetapan pajak yang tidak benar, misalnya Wajib
Pajak yang ditolak pengajuan keberatannya
karena tidak memenuhi persyaratan formal
(memasukkan surat keberatan tidak pada
waktunya) meskipun persyaratan material
terpenuhi.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 1b Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d hanya dapat diajukan oleh Wajib
Pajak 1 (satu) kali.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak Ada 1c Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak Ada 1d Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1c) telah lewat tetapi Direktur
Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan,
permohonan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dianggap dikabulkan.
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak Ada 1e Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur
Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan
secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar
untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1c).
Penjelasan
Cukup jelas
2 Tata cara pengurangan, penghapusan, atau 2 Ketentuan pelaksanaan ayat (1), ayat (1a),
pembatalan utang pajak sebagaimana dimaksud ayat (1b), ayat (1c), ayat (1d), dan ayat
dalam ayat (1), diatur dengan Keputusan (1e) diatur dengan atau berdasarkan
Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan Penjelasan
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Penjelasan
Cukup jelas
4 Tidak ada 4 Pegawai pajak yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri secara melawan
hukum dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang untuk
memberikan sesuatu, untuk membayar atau
menerima pembayaran, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,
diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dan perubahannya.
Penjelasan
Cukup jelas
5 Tidak ada 5 Pegawai pajak tidak dapat dituntut, baik
secara perdata maupun pidana, apabila dalam
melaksanakan tugasnya didasarkan pada
iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
2 Tidak ada 2 Pegawai Direktorat Jenderal Pajak wajib
mematuhi kode etik pegawai Direktorat Jenderal
Pajak.
Penjelasan
Cukup jelas
3 Tidak ada 3 Pengawasan pelaksanaan dan penampungan
pengaduan pelanggaran kode etik pegawai
Direktorat Jenderal Pajak dilaksanakan oleh
Komite Kode Etik yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Cukup jelas
2 Tidak ada 2 Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Cukup jelas
Tidak ada 2 Wajib Pajak orang pribadi yang secara sukarela
mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak paling lama 1 (satu) tahun
setelah berlakunya Undang-Undang ini diberikan
penghapusan sanksi administrasi atas pajak yang
tidak atau kurang dibayar untuk Tahun Pajak
sebelum diperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan
tidak dilakukan pemeriksaan pajak, kecuali
terdapat data atau keterangan yang menyatakan
bahwa Surat Pemberitahuan yang disampaikan
Wajib Pajak tidak benar atau menyatakan lebih
bayar.
Penjelasan
Cukup jelas
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara, dipidana dengan pidana pendapatan negara dan perbuatan tersebut
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau merupakan perbuatan setelah perbuatan
denda paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak yang pertama kali sebagaimana dimaksud
terutang yang tidak atau kurang dibayar dalam Pasal 13A, didenda paling sedikit 1
(satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar dan paling banyak 2
Penjelasan
(dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar, atau dipidana
Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau
yang dilakukan oleh Wajib Pajak, sepanjang paling lama 1 (satu) tahun.
menyangkut tindakan administrasi perpajakan
dikenakan sanksi administrasi, sedangkan yang
Penjelasan
menyangkut tindak pidana di bidang perpajakan,
dikenakan sanksi pidana. Perbuatan atau
tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan
bukan merupakan pelanggaran administrasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak, sepanjang
tetapi merupakan tindak pidana. menyangkut tindakan administrasi perpajakan,
dikenai sanksi administrasi dengan menerbitkan
surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak,
Dengan adanya sanksi pidana tersebut,
sedangkan yang menyangkut tindak pidana di
diharapkan tumbuhnya kesadaran Wajib Pajak
bidang perpajakan dikenai sanksi pidana.
untuk mematuhi kewajiban perpajakan seperti
yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan. Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud
dalam pasal ini bukan merupakan pelanggaran
administrasi melainkan merupakan tindak pidana
Kealpaan yang dimaksud dalam Pasal ini berarti
di bidang perpajakan.
tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang
mengindahkan kewajibannya, sehingga
perbuatan tersebut menimbulkan kerugian pada Dengan adanya sanksi pidana tersebut,
pendapatan negara. diharapkan tumbuhnya kesadaran Wajib Pajak
untuk mematuhi kewajiban perpajakan seperti
yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud i. tidak menyetorkan pajak yang telah
dalam ayat ini yang dilakukan dengan sengaja dipotong atau dipungut
dikenakan sanksi yang berat mengingat
pentingnya peranan penerimaan pajak dalam sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
penerimaan negara. pendapatan negara dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling
lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2
(dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
Penjelasan
Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud r. tidak menyetorkan pajak yang telah
dalam ayat ini yang dilakukan dengan sengaja dipotong atau dipungut
dikenakan sanksi yang berat mengingat
pentingnya peranan penerimaan pajak dalam sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
penerimaan negara. pendapatan negara dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling
lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2
(dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Untuk menjamin bahwa kerahasiaan mengenai Untuk menjamin bahwa kerahasiaan mengenai
perpajakan tidak akan diberitahukan kepada perpajakan tidak akan diberitahukan kepada pihak
pihak lain dan supaya Wajib Pajak dalam lain dan supaya Wajib Pajak dalam memberikan
memberikan data dan keterangan tidak ragu- data dan keterangan tidak ragu-ragu, dalam
ragu, dalam rangka pelaksanaan undang- rangka pelaksanaan Undang-Undang Perpajakan,
undang perpajakan, maka perlu adanya sanksi perlu adanya sanksi pidana bagi pejabat yang
pidana bagi pejabat yang bersangkutan yang bersangkutan yang menyebabkan terjadinya
menyebabkan terjadinya pengungkapan pengungkapan kerahasiaan tersebut.
kerahasiaan tersebut.
Pengungkapan kerahasiaan menurut ayat ini Pengungkapan kerahasiaan sebagaimana
adalah dilakukan karena kealpaan dalam arti dimaksud pada ayat ini dilakukan karena kealpaan
lalai, tidak hati-hati, atau kurang dalam arti lalai, tidak hati-hati, atau kurang
mengindahkan, sehingga kewajiban untuk mengindahkan sehingga kewajiban untuk
merahasiakan, keterangan atau bukti-bukti yang merahasiakan keterangan atau bukti-bukti yang
ada pada Wajib Pajak yang dilindungi oleh ada pada Wajib Pajak yang dilindungi oleh
undang-undang perpajakan dilanggar. Atas Undang-Undang Perpajakan dilanggar. Atas
kealpaan tersebut dihukum dengan hukuman kealpaan tersebut, pelaku dihukum dengan
yang setimpal. hukuman yang setimpal.
2 Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi
kewajibannya atau seseorang yang kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan
menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban tidak dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana
pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dimaksud dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda
(dua) tahun dan denda paling banyak Rp paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). rupiah).
Penjelasan Penjelasan
Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud
dalam ayat ini yang dilakukan dengan sengaja pada ayat ini yang dilakukan dengan sengaja
dikenakan sanksi yang lebih berat dibanding dikenai sanksi yang lebih berat dibandingkan
dengan perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan perbuatan atau tindakan yang dilakukan
karena kealpaan, agar pejabat yang karena kealpaan agar pejabat yang bersangkutan
bersangkutan lebih berhati-hati untuk tidak lebih berhati-hati untuk tidak melakukan
melakukan perbuatan mebocorkan rahasia Wajib perbuatan membocorkan rahasia Wajib Pajak.
Pajak.
3 Penuntutan terhadap tindak pidana Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya
(2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yang dilakukan atas pengaduan orang yang
kerahasiaannya dilanggar. kerahasiaannya dilanggar.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
2 Tidak ada 2 Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan
tidak terpenuhinya kewajiban pejabat dan pihak
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A ayat
(1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama
10 (sepuluh) bulan atau denda paling banyak
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Penjelasan
Cukup jelas
3 Tidak ada 3 Setiap orang yang dengan sengaja tidak
memberikan data dan informasi yang diminta oleh
Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35A ayat (2) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 10 (sepuluh) bulan atau
denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan
ratus juta rupiah).
Penjelasan
Cukup jelas
4 Tidak ada 4 Setiap orang yang dengan sengaja
menyalahgunakan data dan informasi perpajakan
sehingga menimbulkan kerugian kepada negara
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan Penjelasan
Yang dipidana karena melakukan perbuatan Yang dipidana karena melakukan perbuatan
tindak pidana di bidang perpajakan tidak tindak pidana di bidang perpajakan tidak terbatas
terbatas pada Wajib Pajak, wakil Wajib Pajak, pada Wajib Pajak, wakil Wajib Pajak, kuasa Wajib
kuasa Wajib Pajak, atau pegawai Wajib Pajak, Pajak, pegawai Wajib Pajak, Akuntan Publik,
namun juga terhadap mereka yang menyuruh Konsultan Pajak, atau pihak lain, tetapi juga
melakukan, yang turut serta melakukan, yang terhadap mereka yang menyuruh melakukan,
menganjurkan, atau yang membantu melakukan yang turut serta melakukan, yang menganjurkan,
tindak pidana di bidang perpajakan. atau yang membantu melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan.
2 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
41A dan Pasal 41B berlaku juga bagi yang 41A dan Pasal 41B berlaku juga bagi yang
menyuruh melakukan, yang menganjurkan, atau menyuruh melakukan, yang menganjurkan, atau
yang membantu melakukan tindak pidana di yang membantu melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan. bidang perpajakan.
Penjelasan Penjelasan
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
3 Tidak ada 3 Apabila dari bukti permulaan ditemukan unsur
tindak pidana korupsi, pegawai Direktorat
Jenderal Pajak yang tersangkut wajib diproses
menurut ketentuan hukum Tindak Pidana Korupsi.
Penjelasan
Cukup jelas
4 Tidak ada 4 Tata cara pemeriksaan bukti permulaan tindak
pidana di bidang perpajakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Penjelasan
Cukup jelas
i. memanggil orang untuk didengar k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
keterangannya dan diperiksa sebagai kelancaran penyidikan tindak pidana di
tersangka atau saksi; bidang perpajakan menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan.
j. menghentikan penyidikan;
k. melakukan tindakan lain yang perlu
untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan menurut Penjelasan
hukum yang bertanggungjawab.
Pada ayat ini diatur wewenang Pejabat Pegawai
Penjelasan Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak sebagai penyidik tindak pidana di
bidang perpajakan, termasuk melakukan
Cukup jelas penyitaan. Penyitaan tersebut dapat dilakukan,
baik terhadap barang bergerak maupun tidak
bergerak, termasuk rekening bank, piutang, dan
surat berharga milik Wajib Pajak, Penanggung
Pajak, dan/atau pihak lain yang telah ditetapkan
sebagai tersangka.
3 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) 3 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memberitahukan dimulainya penyidikan dan memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada menyampaikan hasil penyidikannya kepada
Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi penuntut umum melalui penyidik pejabat Polisi
Negara Republik Indonesia, sesuai dengan Negara Republik Indonesia sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-undang ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana yang berlaku. Hukum Acara Pidana.
Penjelasan Penjelasan
Cukup jelas
Penjelasan
Penjelasan
Cukup jelas
Pasal II
Pasal II
1. Terhadap semua hak dan kewajiban perpajakan Tahun Pajak 2001 sampai dengan Tahun Pajak 2007 yang
belum diselesaikan, diberlakukan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2000.
2. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, daluwarsa penetapan untuk Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, selain penetapan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) atau Pasal 15 ayat (4), berakhir paling lama pada akhir Tahun
Pajak 2013.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 17 Juli 2007
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 jULI 2007
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,