DISUSUN OLEH:
NAMA:MUH.ALIM
NIM:219 190 145
KELAS :SIPIL D
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
MOMEN DESAIN PELAT PERSEGI............................................................................................1
A. Pelat Persegi Tebal Tetap Dengan Menumpu Pada Keempat Tepinya.............................1
B. Tabel – Tabel Momen / Tabel Marcus................................................................................3
C. Contoh Soalnya.................................................................................................................8
CONTOH SOAL PELAT SATU ARAH...................................................................................8
CONTOH SOAL PELAT 2 ARAH........................................................................................11
CONTOH PERHITUNGAN PENULANGAN ATAP PELAT..................................................17
D. Penulangan arah Y............................................................................................................. 19
E.Perhitungan tulangan pembagi............................................................................................20
Detail Penulangan Pelat Atap.................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 23
ii
iii
MOMEN DESAIN PELAT PERSEGI
DENGAN CARA TABEL
Tepi pelat terjapit penuh apabila penampang pelat di atas tumpuan itu tidak
dapat terputar akibat pembebanan pelat, misalnya : apabila tepi pelat merupakan
satu kesatuan monolit dengan balok pemikul atau
1
dinding beton yang relative sangat kaku atau apabila penampang pelat diatas
tumpuan itu merupakan bidang simetri terhadap pembebanan dan ukuran – ukuran
pelat.
Tepi pelat terjepit elastis apabila pelat pada tumpuan itu merupakan satu
kesatuan monolit dengan balok pemilkulnya yang relatif tidak terlalu kaku dan
sesuai dengan kekakuannya memungkinkan pelat untuk berputar pada tumpuan
tersebut.
Untuk berbagai perletakan tepi pelat tersebut diatas, momen-momen di
dalam pelat dapat di hitung dengan peraturan tabel-tabel peraturan yang sudah
standar dan sangat praktis seperti dapat di lihat tabel 2. Untuk nilai-nilai ly/lx
yang tidak tercantum, maka dapat diadakan interpolasi linear.
Untuk tepi pelat (terletak bebas, menerus, terjepit elastis). Momen- momen
pelat dapat dihitung dengan menggunakan tabel 2. Nilai ly/lx yang tidak
tercantum dapat diinterpolasi linear. Pada tepi pelat yang terletak bebas
disarankan memperhitungkan momen tak terduga sebesar 50% dari momen
lapangan yang sesuai atau 30% dari momen lapangan yang tegak lurus pada tepi
pelat tersebut.
Tepi pelat yang menumpu pada dinding tembok atau tepi pelat yang
tertanam di dalam tembok diambil sebagai tepi pelat yang keadaan terletak bebas
(lihat pada gambar 22.)
2
Gambar 22. Tepi pelat terletak bebas
3
Tabel 6.
Momen di dalampelatpersegi yang menumpupadakeempattepinya Akibatbebanterbagi rata
4
Tabel 7.
5
Tabel 8. besi (baja) polos beton
Luas Ber Luas Ber
Diame Diame
tamp at tamp at
ter ter
ang (kg/ ang (kg/
(mm) (mm’)
(cm) m’) (cm²) m’)
4,5 0,16 0,125 22 3,80 2,980
5 0,20 0,153 25 4,91 3,850
5.5 0,24 0,188 26 5,31 4,136
6 0,28 0,220 28 6,16 4,830
6,5 0,33 0,250 30 7,07 5,510
32 8,04 6,310
6,8 0,36 0,282
7 0,38 0,300 34 9,08 7,130
8 0,50 0,393 35 9,62 7,600
8,5 0,56 0,439 36 10,18 7,990
9 0,63 0,499 38 11,34 8,90
40 12,57 9,870
10 0,79 0,620
12 1,13 0,887 42 13,85 10,90
13 1,33 1,040 44 15,21 11,90
14 1,54 1,209 46 16,62 13,00
15 1,77 1,377 48 18,10 14,20
48,5 18,47 14,50
16 2,01 1,580
18 2,54 1,994 50 19,64 15,40
19 2,83 2,230 55 23,76 18,70
20 3,14 2,465
95 70,88 55,60
60 28,27 22,20
65 33,18 26,00 100 78,54 61,70
70 38,48 30,20 110 95,03 74,60
120 113,1 88,80
75 44,18 34,70 130 132,7 104
80 50,27 39,30 140 153,9 121
85 56,75 44,50
90 63,62 49,90
6
Tabel 9. Daftar baja deform ( penampang bulat berprofi l)
Tabel 10. Daftar luas penampang baja bulat polos dalam cm² untuk pelat
selebar 1 meter ( 100 cm)
7
C. Contoh Soalnya
CONTOH SOAL PELAT SATU ARAH
Diketahui pelat lantai seperti pada gambar dibawah ditumpu bebas pada tembok bata,
menahan beban hidup 150 kg/m2dan finishing penutup pelat (tegel,spesi,pasir urug) sebesar
120 kg/m2. Pelat ini terletak dalam lingkungan kering. Mutu beton fc’ = 20 MPa, Mutu baja
fy = 240 MPa (Polos).
Penyelesaian:
1. Tentukan tebal pelat (berkenaan syarat lendutan).
Tebal minimum pelat hmin menurut Tabel 1.4, untuk fy = 240 MPa dan pelat ditumpu bebas
pada dua tepi adalah :
hmin =
Tebal pelat ditentukan h = 0,14 m (= 140 mm).
qu = 1,2 qd + 1,6 q1 qd
akibat berat sendiri = 0,14 x 2,40 = 0,336 t/m2qd
dari finishing penutup lantai = 0,120 t/m2
+
Total beban mati qd = 0,456 t/m2
8
4. Penghitungan Tulangan Tebal pelat h = 140 mm
Tebal penutup p = 20 mm (pasal 1.3).
Ditentukan diameter tulangan p = 10 mm
Tinggi efektif d = h – p – ½ p
= 140 – 20 – ½ . 10 = 115 mm
b. Tulangan Tumpuan
9
c. Tulangan Pembagi
10
CONTOH SOAL PELAT 2 ARAH
-175
11
12
13
14
15
16
CONTOH PERHITUNGAN PENULANGAN ATAP PELAT
Perilaku pelat ditentukan dari perbandingan bentang pelat yang lebih panjang dengan
bentang yang lebih pendek dalam satu panel yang ditinjau. Sedangkan kondisi tumpuan pelat
diasumsikan terjepit elastis, karena pelat yang direncanakan monolit terhadap balok dengan
pemikul yang tidak terlalu kaku. Besar momen-momen lapangan dan tumpuan didapatkan
berdasarkan Peraturan Beton Indonesia tahun 1971 (PBI 1971), pada tabel untuk pelat persegi
yang menumpu pada keempat sisinya akibat beban terbagi rata. Tabel momen untuk pelat 2
arah dapat dilihat pada lampiran Bab III. Dengan demikian perhitungan penulangan pelat
adalah sebagai berikut:
17
Dimana:
ly = 6000 mm lx = 4000 mm ly/lx = 6000/4000=1,5 < 2
Maka pelat tersebut merupakan pelat 2 arah. Berdasarkan nilai ly/lx yang telah diperoleh,
maka dapat digunakan tabel 1.3.2 PBI 1971, untuk mencari nilai koefisien momen (X) yang
dipakai dalam menghitung nilai momen arah x (Mlx) dan momen arah y (Mly), dengan nilai
koefisien tersebut adalah sebagai berikut:
Xx = 36
Xy = 36
Nilai momen yang bekerja pada pelat adalah sebagai berikut:
Mlx =
• = -Mtx
• = 0,001 . qu . Lx2 . Xx
• = 0,001. 417,2. (4)2. 36
• = 240,31 kgm Mly =
• = -Mty
• = 0,001 . qu . Ly2 . Xy
• = 0,001. 417,2.(6)2. 36
• = 540,69 kgm
18
Jumlah tulangan yang digunakan adalah:
n = As / Astul = 115,98 / 113,04 = 1,03 ≈ 2 buah
Aspakai = As. Jumlah tulangan = 115,98 . 2 = 231,96 (per meter lebar pelat)
Pengecekan terhadap rasio penulangan:
ρ = Aspakai / b.h = 231,96 / 1000.70 = 0,0039
ρmin = 0,0035 ρmax = 0,0163
ρmin = 0,0035 < ρ = 0,0039 →
Ok
ρ = 0,0039 < ρmax = 0,0163 → Ok
Nilai Ø diambil berdasarkan Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung [RSNI 03-2847-2002], dimana faktor reduksi kekuatan atau Ø = 0,8. Asumsi
diameter tulangan adalah 12 mm dan jumlah tulangan tiap 1000 mm adalah 4, sehingga
jarak tulangan dapat dihitung sebagai berikut:
jarak tulangan, S = 1000/2 = 500 mm
Maka diambil tulangan d12-500 mm.
2) Penulangan arah Y
d = 100 – 30 = 70 mm
As = Mu / θ.γ.d. fy = 5406900 / 0,8.0,925.70.400 = 260,95
mm2 Diameter tulangan yang digunakan d12. Astul = 1/4 π
d2 = 1/4 π (12)2 = 113,04 mm2
19
Tinggi balok persegi ekuivalen
a = 6,14 mm
ØMn = Ø. As. fy. (d – a/2) = 0,8. 260,95. 400.(70 – "6,14 " /2) = 5588922,72 Nmm
ØMn = 5588922,72 Nmm > Mu = 5406900 Nmm → Ok
Nilai Ø diambil berdasarkan Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung [RSNI 03-2847-2002], dimana faktor reduksi kekuatan atau Ø = 0,8. Asumsi
diameter tulangan adalah 12 mm dan jumlah tulangan tiap 1000 mm adalah 4, sehingga
jarak tulangan dapat dihitung sebagai berikut:
Aspakai = As. Jumlah tulangan = 113,04 . 3 = 339,12 mm2 (per meter lebar pelat) Asumsi
diameter tulangan adalah 12 mm dan jumlah tulangan tiap 1000 mm adalah 4, sehingga
jarak tulangan dapat dihitung sebagai berikut:
20
Detail Penulangan Pelat Atap
21
22
DAFTAR PUSTAKA
23