TINJAUAN PUSTAKA
6
7
4) Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang
ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura
terkena.
2) Kor Pulmonale,
3) Amiloidosis,
4) Karsinoma Paru, dan
5) Sindrom gagal napas.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Andra dan Yessie, (2017) pemeriksaan diagnostik TB
paru yaitu:
Tes Diagnostik yang dilalkukan diuraikan pada tabel berikut:
Jenis Pemeriksaan Interprestasi Hasil
1) Sputum:
Kultur Mycobacterium tuberculosis positif pada
tahap aktif, penting untuk menetapkan
diagnosa pasti dan melalukan uji kepekaan
terhadap obat.
Ziehl-Neelsen BTA Positif.
2) Tes Kulit (PPD, Reaksi positif (area indurasi 10 mm atau
Mantoux, Vollmer) lebih) menunjukkan infeksi masa lalu dan
adanya antibodi tetapi tidak berarti untuk
menunjukkan keaktivan penyakit.
3) Foto Thoraks Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada
area paru, simpanan kalsium lesi sembuh
primer, efusi cairan, akumukasi udara, area
cavitas, area fibrosa dan penyimpangan
struktur mediastinal.
4) Histologi atau kultur Hasil positif dapat menunjukkan serangan
jaringan (termasuk ekstrapulmonal.
bilasan lambung,
urine, cairan
serebrospinal, biopsi
kulit)
5) Biopsi jarum pada Positif untuk gralunoma TB, adanya giant
11
7. Penatalaksanaan
Menurut Zain (2001) penatalaksaan tuberkosis paru dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu pencegahan, pengobatan, dan penemuan penderita.
a. Pencegahan Tuberkulosis Paru
1) Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang
bergaul erat dengan penderita TB paru BTA aktif.
2) Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-
kelompok populasi tertentu, misalnya karyawan rumah sakit atau
puskesmas atau balai pengobatan, penghuni rumah tahanan, dan
siswa-siswi pesantren.
12
Tindakan Rasional
hemoptisis.
3. Berikan pasien Posisi membantu memaksimlkan ekspansi
posisi semi /fowler paru dan menurunkan upaya pernafasan.
tinggi. Bantu Ventilasi maksimal membuka area
pasien utnuk batuk ateletaksis dan peningkatan gerakan sekret
dan latihan nafas ke dalam jalan nafas besar untuk di
dalam. keluarkan.
4. Bersihkan sekret Mencegah obstruksi / aspirasi.
dari mulut dan Penghisapan dapat dilakukan bila pasien
trankea: tidak mampu untuk mengeluarkan sekret.
penghisapan sesuai
keperluan
5. Pertahankan Pemasukan tinggi cairan membantu untuk
masukan cairan mengekuarkan sekret, membuatnya mudah
sedikitnya 2500 untuk dikeluarkan.
ml/hari kecuali
kontraindikasi
Kolaborasi
6. Lembabkan udara / Mencegah pengeringan membran murkosa,
oksigen inspirasi membantu pengenceran sekret.
7. Beri obat-obatan
sesuai indikasi
Agen mukolitik, Agen mukolitik menurunkan kekentalan
contoh dan perlengketan sekret paru untuk
asetilsistein memudahkan pemberishan.
(mucomyst)
Bronkodilator Bronkodilator meningkatkan ukuran lumen
contohnya percabangan trakeobronkial sehingga
okstrifilin menurunkan tahanan terhdap aliran udara.
(holedyl) :
19
Tindakan Rasional
teofilin
Kortikosteroid Berguna pada adanya keterlibatan luas
(prednison) dengan hipoksemia dan bial respon
inflamasi mengancam hidup.
8. Membantu intubasi Intubasi diperlukan pada kasus jarang
darurat bronkogenik TB edema laring atau
pendarahan paru akut.
C. Pengobatan
Menurut Septi, (2011) bagi penderita TBC, ada hal penting yang harus
diperhatikan dan juga harus dilakukan, yaitu teratur minum obat sampai
benar-benar sembuh, biasanya berkisar antara 6-8 bulan. Bila tidak, maka akan
menyebabkan beberapa hal berikut ini :
1. Kuman akan kebal sehingga lebih sulit diobati;
2. Kuman berkembang lebih banyak dan menyerang organ lain;
3. Membutuhkn\an waktu lebih lama untuk sembuh;
4. Biaya pengobatan semakin mahal;
5. Masa produktif yang hilang semakin banyak;
Obat – obatan yang diberikan pada penderita TBCadalah sebagai berikut :
1. Streptomisin;
2. Rifampisin;
21
3. INH;
4. Etambutol;
5. Pirazinamid
Adapun prinsip pengobatan TBC yang harus dilakukan ialah
sebagaimanauraian berikut ini:
1. Obat harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat
dalam jumah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan;
2. Untuk menjamin kepatuhan pasien dalam menelan obat, pengobatan
dilakukan dengan pengawasan langsung (DOT = directly observation
treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO)
3. Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahao, yaitu tahap awal intensif dan
tahap lanjutan.
a. Tahap awal (intensif)
Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat 3 atau 4 obat sekaligus
setiap hari selama 1 - 2 bulan dan perlu diawasi secara langsung
untuk mencegah kekebalan obat;
Bila pengobatan tahap intensif diberikan secara tepat,biasanya
pasien yang menulat menjadi tidak menular dalam kurun waktu 1-2
bulan.
b. Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat obat lebih sedikit, 2 macam
saja namun dalam waktu yang lebih lama, biasanya sampai 4
bulan;
Obat dapat diberikan setiap hari maupun beberapa kali dalam satu
minggu;
Tahap lanjutan penting adalah untuk mencegah penyakit kambuh.
Prinsip dasar pengobatan TBC untuk anak-anak adalah minimal 3 macam
obat dan diberikan dalam waktu 6 bulan, yaitu tablet rifampisin, INH,
pirazinamid, dan etambutol setiap hari dan lalu dilanjutkan 4 bulan dengan
rifampisin dan INH. Beberapa contoh panduan pengobatan yang kini dipakai
adalah sebagaimana disampaikan dalam penjelasan berikut ini :
22