Anda di halaman 1dari 19

1.

SKENARIO PEMICU

CENTENARIAN
Centenarian adalah istilah yang diberikan kepada orang yang mampu hidup mencapai
umur 100 tahun atau lebih. Pada tahun 2012, PBB memperkirakan ada 316.000 centenarian
di seluruh dunia dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah. Menurut data statistik di
Inggris, satu dari tiga bayi yang lahir sejak tahun 2013 diharapkan dapat hidup sampai umur
100 tahun. Jepang merupakan negara dengan rasio centenarian per 100.000 penduduk
tertinggi di dunia. Sampai saat ini belum ada data resmi mengenai jumlah centenarian di
Indonesia. Angka harapan hidup di Indonesia menempati urutan ke-6 dari negara-negara
anggota ASEAN pada periode 2005-2010. Posisi pertama ditempati Singapura dengan indeks
82,2 sementara angka harapan hidup penduduk Indonesia tercatat sebesar 70,1 pada 2010-
2015, atau naik dari 69,1 (2005-2010).
Guiness world records pada bulan Maret 2016 mengumumkan Israel Kristals dari
Haifa, Israel sebagai laki-laki tertua yang hidup di dunia saat ini (112 tahun). Israel Kristals
lahir di Polandia pada 15 September 1903, melewati zaman perang dunia dan selamat dari
kamp konsentrasi Nazi. Berikut ini adalah pernyataannya ketika diwawancarai mengenai
resep umur panjangnya : “I don’t know the secret for long life. I believe that everything is
determined from above and we shall never know the reasons why. There have been smarter,
stronger and better looking men then me who are no longer alive. All that is left for us to do
is to keep on working as hard as we can and rebuild what is lost.”

..........
Misao Okawa, mantan centenarian dari Jepang yang meninggal pada umur 117 tahun pernah
mengungkapkan rahasia umur panjangnya sebagai berikut :" Makan dan tidur , lalu kalian
akan hidup lama. Kalian harus belajar untuk bersantai.“. Menurut Tomohito Okada, kepala
Rumah Panti Jompo Kurenai di Osaka di mana Okawa telah tinggal selama 18 tahun terakhir,
"Miaso Okawa makan sebanyak 3 kali sehari tidur delapan jam semalam. "Ia juga
menambahkan bahwa makanan favorit Okawa itu ialah Sushi dengan nasi kukus ,itulah
makanan wajib baginya, setidaknya sekali setiap bulan."

BATASAN USIA LANJUT


 Menurut UU no 12 tahun 1998, seorang lanjut usia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun
 Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia
1. Pralansia (45-59 tahun).
2. Kelompok lansia (60 tahun atau lebih).
3. Kelompok lansia resiko tinggi (lebih dari 70 tahun atau seseorang yang berusia 60
tahun lebih yang memiliki masalah kesehatan).
4. Kelompok lansia tidak potensial (lansia yang tidak berdaya mencari nafkah atau
bergantung pada orang lain).
 Menurut WHO (1999), lansia digolongkan berdasarkan usia kronologi/biologis :
1. Usia pertengahan (45-59 tahun).
2. Lanjut usia (60-74 tahun).
3. Lanjut usia tua (75-90 tahun).
4. Usia sangat tua (>90 tahun).

DEFINISI MENUA
“Proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang diderita.”
Constantinides, 1994

“Proses penurunan yang kontinu dan ireversibel dalam hal efisiensi berbagai proses
fisiologis setelah fase reproduktif berakhir.”- Balcombe, 2001

Menurut WHO dan UU no 13 tahun 1998, menua adalah proses berangsur-angsur yang
mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses penurunan daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.

TEORI PROSES MENUA


1. Teori stokhastik : perubahan yang diakibatkan karena penyakit yag didapat atau
trauma
a. Teori mutasi somatic (Error Catasthrophe Theory)
Mutasi somatik yang beruntun dan berlangsung cukup lama menyebabkan reaksi
metabolisme yang salah sehingga mengurangi kemampuan fungsional sel.
b. Wear and tear theory
Proses penuaan sebagai akibat wear and tear (akumulasi penggunaan berulang-
ulang), akumulasi zat-zat toksin endogen maupun eksogen, kerusakan akibat
radiasi, atau proses kerusakan bertahap lainnya.

c. Cross –linking theory


Teori ini didasari oleh observasi atas hubungan antara umur, protein, DNA, dan
struktur molekul lainnya yang mengalami ikatan yang seharusnya tidak terjadi
atau cross-link sehingga menginhibisi kerja protease sehingga protein yang rusak
dan tidak lagi dibutuhkan ini akan tetap ada didalam tubuh dan menyebabkan
kerusakan.

d. Oxidative Damage/Free Radical Theory

Radikal bebas yang tidak berhasil dinetralisir oleh antioksidan akan merusak
DNA, protein, dan mitokondria. Kerusakan ini disebut sebagai kerusakan oksidatif
(oxidative damage) yang berlangsung dari tahun ke tahun. Akumulasi oxidative
damage inilah yang menjadi penyebab terjadinya mekanisme penuaan.

2. Teori perkembagan genetic atau non-stokhastik : penurunan fungsi terkontrol


a. Teori neuroendokrin (hormonal)
Penuaan akan menyebabkan hipotalamus mengalami kemunduran fungsional
dalam mengatur ekskresi kelenjar-kelenjar endokrin sehingga dapat
menyebabkan berbagai gangguan di dalam tubuh.

b. Teori imunologis
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya
sendiri, hal ini dapat menyebabkan sistem imun tubuh menggangap sel asing dan
menghancurkannya.
c. Teori “Genetic Clock”
Tiap spesies mempunyai didalam nuclei suatu jam genetic yang telat diputar
menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghentikan pembelahan sel
apabila jam tersebut tidak diputar, sehingga menurut teori ini apabila jam
tersebut berhenti akan menyebabkan meninggal dunia.

d. Teori telomerase
Pada setiap mitosis sel, bagian telomere DNA akan memendek. Semakin pendek
telomere maka kemampuan sel membelah akan menjadi terbatas dan akhirnya
berhenti.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES MENUA


1. Faktor internal
Terjadinya penurunan anatomik, fisiologik dan perubahan psikososial.
a. Faktor Genetik
Genetik seseorang sangat ditentukan oleh genetik orang tuanya. Tetapi
faktor genetik ternyata dapat berubah karena infeksi virus, radiasi, dan zat racun
dalam makanan/minuman/kulit yang diserap oleh tubuh.

b. Kondisi psikososial
Meliputi perubahan kepribadian yang menjadi faktor predisposisi yaitu
gangguan memori, cemas, gangguan tidur, kurang percaya diri, merasa diri
menjadi beban orang lain, merasa rendah diri, putus asa, dan dukungan osisal
yang kurang.

2. Faktor eksternal
Berbagai faktor yang dapat mempercepat proses penuaan
1. Faktor Lingkungan
A. Bahan polutan dan kimia
B. Suara bising.
C. Kondisi lingkungan hidup yang kotor
D. Pemakaian obat-obat/jamu yang tidak terkontrol pemakaiannnya
(hormonal feedback mechanism).
E.Efek fotobiologik sinar ultra violet (UVA dan UVB) menghasilkan radikal
bebas dan menimbulkan kerusakan pada DNA

2. Faktor Radikal Bebas


Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mempunyai elektron yang
tidak berpasangan pada orbital terluarnya dan dapat berdiri sendiri. Radikal

bebas menyebabkan kerusakan pada tubuh.

3. Faktor Diet atau Makanan


Jumlah nutrisi yang cukup dan tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung bahan kimia. Zat beracun dalam makanan dapat
menimbulkan kerusakan berbagai organ tubuh, antara lain organ hati.

4. Faktor Organik
Secara umum, faktor organik adalah : rendahnya kebugaran/fitness,
pola makan kurang sehat, penurunan GH dan IGF-I, penurunan
testosteron, penurunan melatonin secara konstan setelah usia 30 tahun
dan menyebabkan gangguan circandian clock (ritme harian) selanjutnya
kulit dan rambut akan berkurang pigmentasinya dan terjadi pula gangguan
tidur, peningkatan prolaktin yang sejalan dengan perubahan emosi dan
stress, perubahan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH).

PROSES AGING
Ditandai dengan berkurangnya kemampuan sel memperbaiki diri. 3 fase:
1. Fase subklinik (usia 25-35 tahun)
 Hormon mulai turun
 Pembentukan radikal bebas dari diet, stes, polusi, paparan UV
 Tidak tampak dari luar
 Tanpa gejala aging atau penyakit
2. Fase transisi (usia 35-45 tahun)
 Hormon turun hingga 25%
 Kehilangan masa otot
 Perubahan fisiologis mulai tampak
3. Fase klinik (usia 45 tahun keatas)
 Penurunan hormon drastis
 Kemampuan absorpsi berkurang
 Massa otot dan tulang banak hilang
 Resiko muncul penyakit kronis
 Keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari

PENUAAN SECARA FISIOLOGIS


 >30 tahun fungsi organ menurun 1% tiap tahun
 Penurunan anatomis dan fungsional karena penuaan  proses degeneratif
 Kecepatan penurunan tiap organ dan antar individu berbeda

1. Sistem saraf
 Brain atrofi umur 30-70 tahun, meningen tebal, girus sulcus berkurang
kedalamannya
 Jumlah sel otak menurun
 Kemampuan berpikir abstrak menurun
 Gangguan menyimpan informasi baru
 Pola tidur berubah
 Deposit lipofuscin di sitoplasma neuron  Sindrom Parkinson dan dementia
Alzheimer
 Vaskularisasi hipothalamus menurun  Gangguan sist. Otonom
 Konduksi saraf berkurang
 Saraf panca indera mengecil
2. Sistem Indera: mata
 Ukuran pupil berkurang  respon cahaya berkurang
 Kemampuan akomodasi mata turun  presbiopi
 Lensa mata menebal dan kuning  disfraksi cahara, mudah silau, persepsi
kedalaman berkurang, kesulitan membedakan hijau dan biru
 Lensa keruh  katarak
 Produksi air mata turun  sindrom mata kering
 Lemak periorbita hilang  mata cekung
 Kornea berbentuk sferis
 Adaptasi kegelapan berkurang, susah melihat di kegelapan

3. Sistem indera: telinga


 Degenerasi sel rambut, perubahan tulang pendengaran  penurunan
pendengaran (terutama frekuensi tinggi), presbiakusis
 Penebalan membran timpani  tuli konduksi
 Pengumpulan serumen yang dapat mengeras karena keratin meningkat

4. Sistem Indera: Pengecapan


 Taste bud berkurang  kemampuan pengecapan berkurang
 Produksi kelenar air liur berkurang

5. Sistem Kardiovaskular
 Atrofi dan kekakuan sel otot jantung
 Kemampuan konduksi berkurang
 Kalsifikasi katup jantung
 CO berkurang  energi berkurang
 Posturan hypotension
 Elastisitas dinding arteri berkurang  predileksi isolated systolic
hypertension
 Terbentuk atheroma  atherosclerosis
 Hipertofi ventikel dan atrium kiri  peningkatan jumlah jaringan fibrosa
 Penebalan serta resistensi pembuluh darah  hipertensi
6. Sistem Respirasi
 Elastisitas berkurang
 Aktivitas silia berkurang
 Penurunan uptake dan pertukaran O2
 Atrofi otot intercostal  penurunan kemampuan nafas dalam, batuk,
pengeluaran CO2  predileksi pneumonia
 pO2 berkurang
 Refleks batuk berkurang
 Resiko terkena infeksi
 Alveoli melebar dan jumlahnya berkurang

7. Sistem pencernaan
 Atrofi tulang rahang  gigi mudah tanggal
 Atrofi mukosa, kelenjar, otot pencernaan  gangguan mengunyah, menelan,
perubahan nafsu makan
 Produksi asam lambung dan saliva turun  gangguan menelan dan
perlambatan pengosongan lambung
 Proses penyerapan terganggu
 Metabolisme turun
 Esofagus melebar
 Peristaltik lemah  konstipasi

8. Sistem Hemato-Imunologi
 Hematopoeisis menurun  anemia
 Morfologi eritrosit TIDAK berubah  usia 120 hari
 Respon imun turun
 Kelenjar timus mengalami resorbsi, jumlah set T dan B TIDAK berubah
 Peningkatan pembentukan autoantibodi  penyakit autoimun dan
neoplasma
9. Sistem Endokrin
 Cenderung intoleransi glukosa dengan kadar GDP normal
 Cenderung gangguan faal tiroid (banyak hipertiroid)
 Produksi hormon turun

10. Sistem Urogenital


 Jumlah nefron berkurang, kapsula bowman menebal
 Aliran darah berkurang
 Gangguan homeostasis elektrolit
 Cairan tubuh dan cairan interseluler berkurang
 Otot spinchter melemah, frekuensi meningkat
 Wanita  perubahan pada vagina dan labia menjadi levih rentan dan resiko
dermatitis kontak iritan karena kelembaban dan pH menurun
 Pria  andropause, kemampuan ereksi dan ejakulasi menurun, terstis
mengecil

11. Sistem muskuloskeletal


 Atrofi otot dan diganti desposisi lemak  kekuatan dan tonus otot berkurang
(kemampuan nafas dalam berkurang, gerakan usus menurun (konstipasi),
tonus buli-buli (retensio urin))
 Kepadatan tulang menurun  osteoporosis (pada wanita terutama
disebabkan karena penurunan estrogen)
 Trabekula tulang melebar  mudah patah
 Permukaan sendi tidak rata
 Vertebrae menipis dan kalsifikasi tinggi badan berkurang dan perubahan
postural
 Kalsifikasi rawan sendi  osteoartritis
12. Sistem kulit dan integumen
 Lapisan lemak subkutan, kelenjar minyak berkurang  keriput
 Elastisitas berkurang kulit menipis
 Pigmentasi kulit tidak merata
 Resiko ulkus dekubitus meningkat  karena penipisan kulit
 Pigmen rambut menghilang
 Aliran darah ke jaringan ikat distal berkurang  kuku kaku dan keras
 Kulit kasar besisik karena kehilanganproses keratinisasi

13. Sistem reproduksi dan seksualitas


 Hasrat dan performa tetap tapi frekuensinya berkurang
 Infertilitas, resiko BPH pada pria
 Disfungsi seksual
 Atrofi ovarium, uterus, payudara pada perempuan
 Penurunan produksi spermatozoa

14. Sistem pengaturan temperatur tubuh


 Temperatur tubuh menurun sescara fisiologis akibat metabolisme yang
menurun.
 Keterbatasan reflex meggigil dan tidak dapat memproduksi panas akibatnya
aktivitas otot menurun.

PENUAAN PATOLOGIS
 Penyakit pada orang tua:
1. Hipertensi
2. Artritis
3. Stroke
6. Kanker
4. PPOK
7. Penyakit Jantung Koroner
5. Diabetes melitus
8. Batu Ginjal
9. Gagal Jantung
10. Gagal ginjal
 Penyakit yang mempercepat penuaan: Progeria Syndrome
 Suatu penyakit karena kelainan mutasi sehingga mempercepat proses aging
 Gejala awal terlihat pada usia 1 bulan
 Klinis: alopecia, ciri khas muka progeria, atherosclerosis, masalah kardiovaskular,
gagal ginjal, penglihatan menurun, kulit keriput, badan kecil dan mudah rapuh
 Diagnosis: perubahan kulit, pertumbuhan abnormal, hair loss, LMNA mutations
(genetic test)
 Treatment: tidak ada hanya kurangi komplikasi, Growth Hormon kurangi produksi
progerin yang berperan dalam mutasi genetik
 Prognosis: sangat buruk

MASALAH SOSIAL DAN PSIKOLOGIK SESUAI ARTIKEL


 Disengangement theory: geriatri cenderung menarik diri dari masyarakat
 Social involvement: keterlibatannya geriatri terhadap lingkungan sosial
5 tipe kepribadian usia lanjut:
1. Konstruktif
Memiliki integritas yang baik dan dapat menikmati hidupnya dengan baik.
Memiliki toleransi yang tinggi, humoris, fleksibel dan tahu diri. Orang-orang tipe ini
dapat menerima dengan baik proses menua yang terjadi dalam dirinya sehingga
dalam menjalani masa tua dapat tetap tenang  tidak banyak mengalami gejolak,
tenang dan mantap sampai sangat tua.
2. Mandiri
Cenderung mengalami post power syndrome
3. Ketergantungan
dapat diterima dalam masyarakat namun tidak aktif, tidak memiliki ambisi, tidak
memiliki inisiatif. Orang-orang dengan tipe ini senang mengalami pensiun, banyak
makan dan minum, tidak senang bekerja dan memilih untuk berlibur.  situasi diri
tergantung keberadaan orang disekitar. Misal pasangan hidupnya meninggal akan
merana.
4. Bermusuhan
menganggap bahwa orang lain adalah penyebab dari segala kegagalannya.
Bersikap agresif, selalu mengeluh, selalu tidak puas, dan curiga. Biasanya orang
dengan tipe ini memiliki pekerjaan yang tidak tetap saat masih muda. Orang ini
menganggap bahwa menjadi tua adalah hal yang buruk, takut akan kematian, iri
pada orang lain.
5. Membenci atau menyalahkan diri sendiri
tidak memiliki ambisi, mengalami penurunan kondisi sosio-ekonomi,
menyalahkan diri sendiri, memiliki sedikit hobi, menjadi korban keadaan, dan tidak
bahagia. Namun menerima keadaan yaitu menjadi tua. Mereka merasa bahwa
kematian akan membebaskannya dari penderitaan  bunuh diri

MASALAH ASPEK SOSIOPSIKOLOGIK PADA GERIATRI


Kesehatan pada lanjut usia ditinjau dari 3 aspek, yaitu :
1. Status Fungsional :
 Gangguan fisik, psikis, dan social/ekonomi
Depresi, mudah cemas dan tersinggung, kehilangan pekerjaan, kehilangan
partner hidup dan teman, keluarga yang kurang peduli (kesepian), keterbatasan
aktivitas karena penyakit degeneratif
 Yang dinilai kemampuan hidup sehari-hari seorang lanjut usia (KHS/ADL).
2. Sindroma Geriatrik (Masalah Kesehatan Utama pada usia lanjut) :
 menggambarkan penurunan fisiologis organ dan penurunan kesehatan dari
seorang lanjut usia dan yang bersangkutan
 perlu perhatian yang serius bila berhubungan dengan kesehantannya
 karena kompleks  acuan utama adalah status fungsionalnya.
3. Penyakit pada Usia Lanjut :
 penyakit degeneratif: berbeda penampilan dengan yang muda
penyakit infeksi banyak terjadi .
Masalah psikososial kaitan dengan artikel:
1. Israel Kristals  Kemampuan bekerja baik: motto selalu bekerja
 Tipe psikologis konstruktif: integritas baik, dapat menikmati hidupnya,
mempunyai toleransi tinggi dan dapat menerima fakta-fakta proses menua
dengan tenang dan juga dalam menghadapi masa akhir
 Faktor social membuat dia hidup menjadi lebih bahagia
 Melawan teori wear and tear: karena otak bila dipakai terus menerus akan
semakin baik
2. Misao Okawa  aspek sosial baik: dapat beradaptasi di panti jompo  hidup santai
tanpa beban pikiran
 Teori wear and tear
 Tidak mandiri secara financial
 tipe dependent: ia masih dapat diterima di tengah masyarakat, senang
mengalami pension dan malahan biasanya banyak makan dan minum, tidak
suka bekerja dan senang untuk berlibur.

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ANGKA HARAPAN HIDUP BERDASARKAN


KONSEP MENUA
Untuk meningkatkan AHH dapat dilakukan dengan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat agar masyarakat dapat memiliki kualitas hidup yang lebih
tinggi.Berikut beberapa cara untuk meningkatkan AHH :
1. Tidak merokok
2. Tidak minum-minuman keras / obat-obatan
3. Olahraga. Aktivitas fisik sedang dan berat dapat mencegah kejadian stroke.
Beberapa contoh olahraga yang sesuai oleh lansia adalah jalan kaki, golf, lintas alam,
mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olahraga yang bersifat
rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan otot manusia lanjut dapat menghambat
laju perubahan degenaratif.
4. Berat badan seimbang
5. Makan 3 kali sehari tanpa jajan, pola makan yang tidak baik akan menimbulkan
beberapa gangguan seperti kolestrol tnggi, tekanan darah meningkat dan kadar gula
yang meningkat. Dengan bertambahnya usia seseorang, kecepatan metabolisme
tubuh cenderung turun. Kebutuhan kalori pada lanjut usia berkurang, hal ini
disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Jadi kebutuhan
kalori bagi lansia harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
Petunjuk bagi lansia adalah sebagai berikut:

 Menu bagi lansia hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam bahan
makanan yang terdiri dari zat tenaga, pembangun dan pengatur.

Zat makanan yang termasuk zat tenaga adalah :


 Kabohidrat, contoh : ubi, kentang, singkong, jagung, dan lain-lain.
 lemak, contoh : keju, mentega, kacang-kacangan, margarin, dan lain-lain.
Zat makanan yang termasuk zat pembangun adalah :
 Protein, contoh : daging, telur, ikan, tempe, kacang-kacangan.
 Mineral, yang terpenting bagi tubuh  yaitu : calsium (susu, kacang, sayur),
fosfor (telur,daging, kacang panjang, selada air), besi (hati, daging), flour(air
minum, teh, makanan laut), iodium.
 Air
 Zat makanan yang termasuk zat pengatur adalah :
 Protein
 Air.
 Vitamin, dibedakan menjadi 2 kelompok :

 Sebaiknya jumlah lemak dalam makanan dibatasi, terutama lemak hewani.


 Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber
pada buah, sayur dan beraneka pati/amilum, yang dikonsumsi dengan jumlah
bertahap.
 Membatasi penggunaan garam atau makanan yang mengandung natrium, hindari
makanan yang mengandung alkohol.
 Meminum vitamin, Fungsi dari vitamin yaitu untuk mempercepat metbolisme,
mempertahankan fungsi jaringan tubuh dan mempengaruhi pertumbuhan dan
pembentukan jaringan.

6. Sarapan setiap pagi


7. Tidur 6-8 jam perhari, istirahat yang cukup sangat dibutuhkan badan kita.Bila tiga
hari mengalami kurang tidur, maka kemampuan tubuh dalam memproses glukosa
akan menurun secara drastis, sehingga dapat meningkatkan risiko mengidap
diabetes. Bila tidur terlalu lama, tubuh akan mengalami ketabolik. Akibatnya, akan
semakin merasa malas, tidak bertenaga, dan memboroskan waktu
Pada “Simposium Nasional I Geriatri” di Semarang tahun 1977, diberikan pedoman
mencapai hidup yang sehat dan sejahtera di usia lanjut, yang pada dasarnya merupakan
merupakan penjabaran dari upaya gerontologi pencegahan.

B Berat badan harus diupayakan senormal mungkin


A Aturlah makanan supaya seimbang, kurangi makanan lemak jenuh hewani dan kalori
berlebihan
H Hindari faktor resiko penyakit degeneratif
A Agar terus berguna dengan mempunyai kegiatan atau hobi yang bermanfaat
G Gerak badan teratur wajib terus dilakukan
I Iman dan taqwa harus selalu ditingkatkan, hindari atau tangkal situasi stress
A Awasi kesehatan dengan memeriksakan badan secara teratur

Strategi pencegahan berdasarkan upaya prevensi primer, sekunder dan tersier :


A. Pencegahan Primer
Upaya pencegahan yang sesungguhnya, karena merupakan pencegahan agar
penyakit tidak terjadi. Dalam kategori ini bentuk tindakan-tindakan sebagai berikut :
• Menghentikan merokok
• Latihan atau olahraga teratur
• Imunisasi atau suntikan pencegahan infeksi
• Penapisan dan pengobatan faktor resiko penyakit
B. Pencegahan sekunder
Upaya deteksi dini penyakit sehingga memberi kesempatan kesembuhan lebih
besar dari progresivitas lebih lanjut, upaya ini memerlukan keterampilan
mendiagnosis.
C. Pencegahan tersier
Upaya deteksi penyakit dan atau disabilitas yang sudah terjadi pada penderita
yang belum atau tidak mendapatkan pengobatan atau dukungan yang memadai.
PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBUAT KEBIJAKAN DI BIDANG KESEHATAM
DALAM UPAYA MENINGKATKAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI INDONESIA
Angka Harapan Hidup (AHH) dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur yang
datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan angka harapan hidup sehat dilakukan
oleh keluarga, pemerintah, dan pihak swasta.
1. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Dilakukan program kesehatan lansia yang mencakup promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif untuk meningkatkan status kesehatan lansia.
Kegiatan kesehatan lansia meliputi:
a. Kegiatan promotif penyuluhan tentang Perilaku Hidup Sehat dan Gizi Lansia
b. Deteksi Dini dan Pemantauan Kesehatan Lansia
c. Pengobatan Ringan bagi Lansia
d. Kegiatan Rehabilitatif berupa Upaya Medis, Psikososial dan Edukatif
e. Mendirikan “day center” (karang werda) dan pusat-pusat rehabilitasi
f. Membuat beberapa UU yakni :
 UU Kesejahteraan Sosial bagi lansia untuk memberikan bantuan sosial
bagi sejumlah lanjut usia yang berada pada status sosial menengah
kebawah
 UU Jaminan Kesehatan bagi para lanjut usia agar pelayanan kesehatan
yang didapat optimal
 UU Narkotik yang memperlonggar syarat pemakaian analgetik
berbahan narkotik bagi para penderita terminal (kanker stadium
lanjut),
 Kedepannya pemerintah mengupayakan perlindungan hak-hak para
lansia yang mengalami demensia.
 Bukti konkrit dan nyata yang dapat dilihat adalah pada PP RI No.43
tahun 2004 tentang Pelaksanaa Upaya Peningkatan Kesejahteraan
Sosial Lanjut Usia, UU No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia.
2. Kementerian Kesehatan melakukan beberapa program, antara lain
o Peningkatan dan pemantapan kesehatan lansia di pelayanan kesehatan
dasar, khususnya Puskesmas melalui program Puskesmas Santun Lanjut Usia
o Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia melalui pengembangan
Poliklinik Geriatri di Rumah Sakit
o Pelayanan Home Care yang terintegrasi dalam perawatan kesehatan
masyarakat, Pelayanan Kesehatan Jiwa bagi lansia
o Peningkatan inteligensia kesehatan bagi lansia
o Nusantara Sehat (NS) : Dilakukann peningkatan jumlah, sebaran, komposisi
dan mutu Nakes berbasis pada tim yang memiliki latar belakang berbeda
mulai dari dokter, perawat dan Nakes lainnya.
o Pencegahan penyakit tidak menular melalui Posbindu PTM
o Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan dan gizi
bagi lansia melalui kegiatan Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu
Lansia). Posyandu Lansia merupaan wadah pelayanan kepada masyarakat
lansia yang pembentukan dan pelaksaannya dilakukan oleh masyarakat
bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan
non-pemerintah, swasta, organisasi sosial, dan lain-lain.

Tujuan posyandu lansia secara garis besar adalah


1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia.
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan swasta dalam pelayanan kesehatan, disamping meningkatkan komunikasi
antara masyarakat usia lanjut.
Sasaran posyandu lansia adalah
1. Sasaran langsung, yaitu kelompok usia pra lanjut (45-59 tahun),
kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan
resiko tinggo (70 tahun ke atas)
2. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada,
organisasi social yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas
Berdasarkan jenis pelayanan kesehatannya, Posyandu Lansia dapat
melakukan antara lain
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living)
b. Pemeriksaan status mental.
c. Pemeriksaan status gizi, melalui BB dan TB dan dicatat pada grafik IMT
d. Pengukuran tekanan darah serta penghitungan HR selama 1menit
e. Pemeriksaan hemoglobin
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus).
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 sampai 7.
i. Penyuluhan dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok
lansia.
j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok
lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (Public Health Nursing).

Anda mungkin juga menyukai