Anda di halaman 1dari 17

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian umum tentang ikan

1. Pengertian ikan

Ikan dapat digunakan sebagai bioindikator karena

mempunyai daya respon terhadap adanya bahan pencemar. Ikan

dapat menunjukkan rekasiterhadap perubahan fisik air maupun

terhadap adanya senyawa pencemar yangterlarut dalam batas

kosentrasi tertentu.

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah

dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan

merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam

dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Ikan

dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesiester

masuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas

Chondrichthyes,800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya

tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). (Mukhtar,

2012)

Menurut Pasal 1 Undang-Undang 45 tahun 2009, ikan

adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari

siklus hidupnya berada didalam lingkungan perairan. ( Mukhtar,

2012)
6

2. Jenis – jenis ikan

a. Ikan Gabus ( Channa striata ) (syariffauzi, 2012 )

1. Klasifikasi

Kerajaan : Animalial

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Channidae

Genus : channa

Spesies : C. Striata

2. Morfologi ikan gabus ( Channa striata )

Ikan gabus (Channa striata) Ikan darat yang cukup

besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m.

Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga

dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala.

Tubuh bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali.

Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di

ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor

berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi

bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping

bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak

kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan

sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.


7

3. Kandungan Kimia Ikan Gabus ( Channa striata )

Ikan gabus sangat kaya akan albumin dan protein

yang tinggi. 70% protein, 20% albumin. Memiliki asam amino

yang lengkap, mikronutrien zink, selenium, alil sulfida, dan

furostanol glikosida. Albumin diperlukan tubuh manusia

setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka-luka.

Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah

dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah

dan membantu penyembuhan beberapa penyakit.

b. Ikan Lele ( clarias gariepinus ) (Soetomo, 2003 )

1. Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Siluriformes

Famili : Clariidae

Genus : Clarias

2. Morfologi Ikan Lele ( clarias gariepinus )

Seluruh tubuh ikan lele tidak bersisik, warna dasar

hitam, cokelat, dan kadang agak kehijauan. Tubuh ikan lele

dibagi menjadi 3, yaitu kepala, badan, dan ekor. Ikan lele

memiliki kepala yang besar dan keras dengan sepasang

bola mata yang kecil. Ukuran mulut lebar, dilengkapi kumis.


8

Hal inilah yang menyebabkan lele disebut juga catfish,

karena memiliki kumis seperti kucing.

3. Kandungan Kimia ikan lele ( clarias gariepinus )

Kandungan kimia yang terkandung pada lele memiliki

peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh dan

apabila jenis gizi tersebut tidak terpenuhi dapat menimbulkan

berbagai macam penyakit. Ikan lele mengandung protein,

Lemak, Kalsium (Ca), Posfor (P), Zat besi (Fe), Natrium,

Tiamin (Vit B1), Riboflavin (Vit B2), NiaSin. Unsur tersebut

hanya secara keseluruhan yang terdapat dalam ikan lele

tetapi secara khusus unsur tersebut juga terdapat dalam

darah ikan lele. Berhubungan dengan darah, bahwa dalam

darah ikan lele mengandung hemoglobin (protein), eritrosit,

leukosit, dan limfosit, serta unsur-unsur lain yaitu Natrium,

Nitrogen, Kalium, Fosfor, Fe, Selenium dan zeng.

c. Ikan mujair (Orechromis mossambicus)

1. Klasifikasi

Kelas : Pisces

Sub kelas : Teleostei

Ordo : Perciformes

Family : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Orechromis mossambicus


9

2. Morfologi ikan mujair (Orechromis mossambicus)

Ikan ini memiliki bentuk tubuh seperti torpedo dengan

panjang tubuh serta hidup di sekitar dasar perairan dan

permukaan perairan laut, tergolong ikan pelagis yang

mengkehendaki perairan bersalinitas tinggi, suka hidup

secara bergerombol baik diperairan pantai maupun dilepas

pantai. Kebiasaan makanannya adalah memakan plankton

besar atau kasar, copepoda dan crustacean.

Tubuhnya sedikit gepeng, pada bagian depan badan

dan kepala bentuknya lebih bulat. Mulutnya besar, bibirnya

tebal. Sirip punggung bentuknya panjang, disokong oleh 15

– 17 jari – jari keras dan 9 – 10 jari – jari lunak. Ikan mujair

ini adalah memiliki type sirip ekor isocercal dan sirip ekornya

berpinggiran tegak. (Fujaya, 2004)

3. Kandungan Kimia ikan mujair (Orechromis

mossambicus)

Ikan mujair merupakan sumber protein hewani murah

bagi komsumsi manusia. Ikan mujair mengandung protein

antara 20-25 %. (Ghufran, 2010)

B. Uraian Umum Tentang Logam berat

Istilah logam berat sebenarnya telah dipergunakan secara

luas, terutama dalam perpustakaan ilmiah, sebagai suatu istilah yang


10

menggambarkan sifat dan logam tertentu. Karakteristik dan kelompok

logam berat adalah sebagai berikut :

1. Memiliki bobot jenis yang sangat besar ( >4 kg / dm 3 ).

2. Mempunyai nomor atom 22 – 24 dan 40 – 50 serta unsur-unsur

lantanida dan aktanida.

3. Mempunyai respon biokimia spesifik pada organisme hidup.

Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya

menimbulkan efek khusus pada makhluk hidup dan dapat dikatakan

bahwa logam berat dapat menjadi racun bagi tubuh sehingga dapat

menyababkan efek toksik seperti gangguan penglihatan, kerusakan

hati dan ginjal, serta kelainan neurologis. ( palar H, 1994 )

1. Logam Timbal (Widowati, 2008)

a. Sifat Logam Timbal

Timbal pada awalnya adalah logam berat yang secara

alami terdapat dalam kerak bumi. Namun, timbal juga bisa

berasal dari kegiatan manusia bahkan mampu mencapai

jumlah 300 kali lebih banyak dibanding Pb alami. Timbal

memiliki titik lebur rendah, mudah dibentuk, memiiliki sifat kimia

yang aktif, sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar

tidak timbul karatan.

Timbal juga dikenal dengan nama timah hitam. Pada tabel

sistem periodik timbal termasuk pada golongan IV-A. Nomor

atom 82 dengan berat atom 207,20, serta bilangan oksida +2


11

dan +4. Timbal adalah logam lunak berwarna abu-abu yang

mudah dibentuk dan tahan terhadap korosi, mempunyai titik

leleh 328o C serta mudah larut dalam HNO3.

Logam ini sangat populer dan banyak dikenal oleh orang

awam. Hal tersebut disebabkan banyaknya timah hitam yang

digunakan dipabrik dan paling banyak menimbulkan keracunan

pada makhluk hidup. Pencemarannya dapat melalui komsumsi

makanan, minuman, udara, air serta debu yang tercemar

timbal.

b. Aspek Kesehatan Timbal

Logam timbal termasuk logam yang toksik. Keracunan

logam timbal juga umumnya bersifat menahun (kronis).

Absorbsi timbal yang berasal dari luar tubuh terutama melalui

pernafasan dan pencemaran. Keracunan logam ini dapat

menyebabkan sembelit, mual, muntah, sakit perut, sakit kepala,

nyeri otot, dan kurang darah (anemia). Cidera otot merupakan

merupakan keracunan yang serius logam timbal terutama pada

anak-anak yang dapat menyebabkan terjadinya hiperaktifitas

keterbelakangan mental dan intelektuak.

c. Penggunaan Logam Timbal

Timbal tersebar luas dibandingkan dengan logam toksik

lainnya. Kadar dalam lingkungan meningkat karena


12

penebangan, peleburan, dan sebagai penggunaan dalam

industri.

Timbal dalam persenyawaannya banyak digunakan dalam

berbagai bidang industri antara lain industri baterai, kabel,

penyepuhan, pestisida, sebagai zat antiletup pada bensin, zat

penyusun patri atau solder, dan juga sebagai formulasi

penyambung pipa sehingga memungkinkan terjadinya kontak

antara air rumah tangga dengan timbal.

2. Logam Kadmium (Widowati, 2008)

a. Sifat Logam Kadmium

Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak,

mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta

menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan. Kadmium

umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida)

atau belerang (Cd sulfit). Kadmium bisa membentuk ion Cd 2+

yang bersifat tidak stabil. Kadmium memiliki nomor atom 40,

berat atom 112,4 g/mol; titik leleh 3210C dan titik didih 7670C.

Kadmium bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, serta

dapat dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain seperti nikel

(Ni), emas (Au), tembaga (Cu) dan besi (Fe).


13

b. Aspek Kesehatan Kadmium

Kadmium belum diketahui fungsinya secara biologis dan

dipandang sebagai xenobiotik dengan toksisitas yang tinggi dan

merupakan unsur lingkungan yang persisten

Efek toksik kadmium akan menunjukkan gejala yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Tingkat dan lamanya paparan; semakin tinggi kadar dan

semakin lama paparan, efek toksik yang diberikan akan lebih

besar. Kadmium dalam dosis tunggal besar mampu

menginduksi gangguan saluran pencernaan, sedangkan

paparan kadmium dalam dosis rendah tetapi berulang kali

bisa mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.

2. Kompleks protein-logam ataupun kadmium bergabung dengan

metalloprotein (MT) suatu protein dengan bobot molekul

rendah. Bentuk kompleks Cd kurang toksik dibandingkan Cd 2+.

Apabila Cd-MT melepaskan Cd2+, maka akibatnya adalah

munculnya efek toksik.

3. Faktor penjamu kadmium seperti halnya toksikan lainnya.

Hewan tua dan hewan muda umumnya lebih rentan daripada

hewan dewasa muda.

4. Faktor-faktor diet, misalnya defisiensi protein, vitamin C,

vitamin D, kalsium (Ca) dan Fe (besi) akan meningkatkan

toksisitas kadmium (Cd).


14

Keracunan yang disebabkan oleh kadmium bisa bersifat

akut dan kronis. Keracunan akut kadmium sering terjadi pada

pekerja industri yang berkaitan dengan kadmium. Peristiwa itu

bisa terjadi karena para pekerja terpapar uap logam kadmium atau

CdO. Gejala-gejala keracunan akut kadmium adalah timbulnya

rasa sakit dan panas di dada. Akan tetapi, gejala keracunan tidak

langsung muncul saat penderita terpapar uap kadmium atau CdO.

Keracunan akut muncul setelah 4-10 jam sejak penderita terpapar

oleh kadmium. Keracunan kadmium bisa menimbulkan penyakit

paru-paru akut. Keracunan akut yang disebabkan oleh uap

kadmium atau CdO dapat menimbulkan kematian bila

konsentrasinya sebesar 2500-2900 mg/m 3. Sementara itu, para

pekerja yang menggunakan solder dengan kandungan kadmium

24% akan berusia pendek dan kematian akan segera terjadi bila

konsentrasi uap solder secara keseluruhan sebesar 1 mg/m 3.

Toksisitas kronis kadmium bisa merusak sistem fisiologis

tubuh, antara lain sistem urinaria, sistem respirasi (paru-paru),

sistem sirkulasi (darah) dan jantung, kerusakan sistem reproduksi,

sistem syaraf bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan tulang.

c. Penggunaan Logam Kadmium

Kadmium merupakan logam yang sangat penting dan

banyak kegunaannya, khususnya untuk electroplating (pelapisan

elektrik) serta galvanisasi karena kadmium memiliki keistimewaan


15

non korosif. Kadmium banyak digunakan dalam pembuatan alloy

dan digunakan pula sebagai pigmen warna cat, keramik, plastik,

stabilizer plastik, katode untuk Ni-Cd pada baterai, bahan fotografi,

pembuatan tabung TV, karet, sabun, kembang api, percetakan

tekstil dan pigmen untuk gelas dan email gigi.

Kadmium dalam konsentrasi rendah banyak digunakan

dalam industri pada proses pengolahan roti, pengolahan ikan,

pengolahan minuman serta industri tekstil.

C. Spektrofotometri Serapan Atom (Gandjar, 2007)

Spektrofotometri serapan atom pertama kali diamati oleh

Fraunhofer, ketika mengamati garis-garis hitam pada spektrum

matahari. Spektrofotometri serapan atom pertma kali digunakan pada

tahun 1955 oleh walsh. Spektrofotometri serapan atom digunakan

untuk analisis kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah sekelumit

(trace) dan sangat kelumit (ultratrace). Cara analisis ini memberikan

kadar total unsur logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung

pada bentuk molekul dari logam dalam sampel tersebut.

Spektofotometri serapan atom didasarkan pada penyerapan

energi sinar tampak oleh atom-atom netral, dan sinar yang diserap

biasanya sinar tampak atau ultraviolet. Dalam garis besarnya prinsip

spektrofotometri serapan atom sama saja dengan spektrofotomerti

sinar tampak dan ultraviolet. Perbedaanya terletak pada bentuk

spektrum, cara pengerjaan sampel dan peralatannya.


16

1. Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom

Komponen-komponen Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

a. Sumber Sinar

Sumber sinar yang lazim dipakai dalah lampu katoda

berongga (hollow cathode lamp). Lampu ini terdiri atas tabung

kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda.

Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari

logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi

dengan gas mulia yang mengandung katoda dan anoda. Bila

antara anoda dan katoda diberi suatu selisih tegangan yang

tinggi (600 volt), maka katoda akan memancarkan berkas-berkas

elektron yang bergerak menuju anoda yang mana kecepatan dan

energinya sangat tinggi.

Dibawah ini digambarkan susunan dari suatu lampu katoda

berongga (gambar 1).

anoda
Pelindung dan gelas

Penyusun dasar katoda Tabung gelas tertutup


17

Salah satu kelemahan penggunaan lampu katoda

berrongga adalah satu lampu digunakan untuk satu unsur, akan

tetapi saat ini telah banyak dijumpai suatu lampu katoda

berongga kombinasi, yakni satu lampu dilapisi dengan beberapa

unsur sehingga dapat digunakan untuk analisis beberapa unsur

sekaligus.

b. Tempat sampel

Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom,

sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom

netral yang masih dalam keadaan asam. Ada berbagai macam

alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel

menjadi uap atom-atom yaitu dengan nyala (flame) dan dengan

tanpa nyala (flameless).

1. Nyala (flame)

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa

padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga

berfungsi untuk atomisasi. Pada cara spektrofotometri emisi

atom, nyala ini berfungsi untuk mengeksitasikan atom dari

tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi.

Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung pada

gas-gas yang digunakan, misalnya untuk gas batubara-udara,

suhunya kira-kira sebesar 1800oC, gas alam-udara 1700oC,


18

asetilen-udara 2200oC, dan gas asetilen-dinitrogen oksida

(N2O) sebesar 3000oC.

2. Tanpa Nyala (Flameless)

Teknik otomisasi dengan nyala dinilai kurang peka

karena atom gagal mencapai nyala, tetesan sampel yang

masuk kedalam nyala terlalu besar, dan proses otomisasi

kurang sempurna. Oleh karena itu, muncullah auatu teknik

otomisasi yang baru yakni atomisasi dengan tanpa nyala.

Pengatoman dapat dilakukan dengan tunggku dari grafit

seperti tungku yang dikembangkan oleh masmann.

Sejumlah sampel diambil sedikit (untuk sampel cair

diambil hanya beberapa ml, sementara sampel padat diambil

beberapa mg), lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian

tabung dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara

melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat pemanasan ini,

maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom

netral dan pada fraksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang

berasal dari lampo katoda berongga sehingga terjadilah

proses penyerapan energi sinar yang memenuhi kaidah

analisis kuantitatif.

c. Chopper

Chopper berupa kepingan yang dapat berputar secara

sirkular dan berperan untuk menghalangi dan meneruskan


19

cahaya lampu katoda sehingga detektor dapat membedakan

apakah cahaya yang berasal dari lampu katoda atau emisi dan

pembakar maupun atom lain yang terikut dalam sampel yang

masuk kepembakar. Dengan demikian, maka absorbans yang

terbaca hanya berasal dari lampu katoda.

d. Monokromator

Pada SSA, monokromator dimaksud untuk memisahkan

dan memilih panjang gelombang yang digunakan dalam analisis.

Monikromator yang paling sering digunakan dalam dalam

spektrofotometri serapan atom adalah difraksi gating, sebab

dapat mempertahankan resolusi yang lebih tinggi sampai jarak

yang lebih panjang dan panjang gelombang.

e. Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya

yang melalui tempat pengatoman, serta dapat mengubah energi

listrik atau sinyal elektrik. Dalam spektrofotometri serapan atom

banyak digunakan photomultpliers atau detektor fotoelektris,

cukup stabil dan dapat membandingkan garis-garis kuat.

f. Readout

Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga

diartikan sebagai sistem pencatat hasil. Pencatatan hasil

dilakukan dengan suatu alat yang telah dikalibrasi untuk

pembacaan suatu transmisi atau absorbsi. Hasil pembacaan


20

dapat berupa angka atau kurva recorder yang menggambarkan

absorbansi atau intersitas emisi. (Gandjar, 2007)

2. Keunggulan dan Kelemahan Spektrofotometri Serapan Atom

a. Keunggulan

1. Kepekaan (Sensivitas)

Mempunyai kepekaan yang tinggi, sehingga dapat

menentukan beberapa unsur dengan kadar dibawah 1ppm.

2. Selektivitas

Selektivitasnya cukup tinggi sehingga dapat menentukan

bebepara unsur sekaligus dalam cuplikan tanpa perlu

pemisahan.

3. Ketelitian dan Ketepatan

Ketelitian Spektrofotometri Serapan Atom relatif baik karena

gangguan-gangguan dalam pengukuran ternyata kurang

dibandingkan dengan instrument lain. Ketepatan dan ketelitian

hasil pengukuran menjadi dasar pembuatan kurva kalibrasi.

b. Kelemahan

1. Beberapa unsur tidak mudah menghasilkan

uap atom dalam keadaan dasar ketika mencapai nyala,

seperti tidak terdisosiasinya senyawa yang stabil sehingga

menghalangi deteksi dan penetapan.

2. Beberapa nyala lebih tepat untuk unsur-unsur

tertentu, bertambahnya jenis contoh yang akan ditentukan


21

memerlukan tidak hanya satu penukaran satu jenis sumber

cahaya, tetapi juga penukaran terhadap nyala, pembakaran

dan sumber gas. (Khopkar, 1990)

Anda mungkin juga menyukai