Sejarah Logika Indra Jaya
Sejarah Logika Indra Jaya
NPM : 1921023
KELAS : A.4.1
MK : FILSAFAT PENDIDIKAN
Sejarah logika berkaitan dengan studi tentang perkembangan ilmu berlakuin ferensi (logika).
Logika formal berkembang pada zaman kuno di India, Cina, dan Yunani. Metode Yunani, khususnya
logika Aristotelian (ataulogikaistilah) sepert iyang ditemukan di Organ on, menemukan penerapan dan
penerimaan yang luas dalam sains dan matematika Barat selama ribuan tahun. Kaum Stoa, terutama
Chrysippus, mulai mengembangkan logika predikat.
Logika dihidupkan kembali pada pertengahan abad kesembilan belas, pada awal periode
revolusioner ketika subjek berkembang menjadi disiplin yang ketat dan formal yang mengambil contoh
metode pembuktian yang tepat digunakan dalam matematika, mendengarkan kembalik etradisi Yunani.
Perkembangan logika "simbolik" atau "matematika" modern selama periode ini oleh orang-orang seperti
Boole, Frege, Russell, dan Peano adalah yang paling signifikan dalam sejarah logika dua ribu tahun, dan
bisa dibilang salah satunya dari peristiwa paling penting dan luar biasa dalam sejarah intelektual manusia.
Kemajuan dalam logika matematika dalam beberapa decade pertama abad kedua puluh, terutama
yang timbul dari karya Gödel dan Tarski, memiliki dampak yang signifikan pada filsafat analitik dan
logika filosofis, terutama dari tahun 1950-an dan seterusnya, dalam mata pelajaran seperti logika modal,
logika temporal, logika deontik, dan logika relevansi
Logika adalah suatu pertimbangan pikiran manusia yang diungkapkan melalui perkataan dan
dinyatakan dalam bahasa. Atau arti logika yaitu cara orang berbahasa dalam mencerminkan jalan
fikirannya. Jika secara etimologilogika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari jalan pikiran seseorang
yang dinyatakan nya dalam berbahasa.
Pembagian Logika
Mengerti permasalahan
Yaitu memahami apa yang menjadi permasalahan yang sedang dihadapi. Kegiatan mengertii ni
dapat dibangun melalui penginderaan misalnya dengan mengamati.
Adanyakausualitas
Yaitu adanya keterkaitan. Pekerjaan otak selanjutnya setelah mengerti permasalahan adalah
membangun hubungan yang ada antara berbagai fakta.
Adanya kesimpulan
Pekerjaan akal yang ketiga adalah membangun kesimpulan. Kesimpulan ini didapat atas
serangkaian kegiatan mulai dari mengerti hubungan permasalahan dan fakta yang dari keduanya dapat
ditarikkesimpulan.
Proposisi
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan
utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya ,disangsikan,disangkal,atau dibuktikan benar
tidaknya.Singkatnya,proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Dalam ilmu logika,proposisi mempunyai tiga unsure yakni:
Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana.Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan
pembilang.Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subjek,sedang adalah merupakan kopula.
Adapun predikat disini diwakili oleh kata fana.
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar,orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Berpikir dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Silogisme
Silogisme tidak lepas dari sosok filsufasal Yunani Aristoteles. Menurutnya,ada dua bentuk utama
penarikan kesimpulan yang logis,pertama melalui silogisme dan kedua melalui induksi. Silogisme
merupakan cara menarik kesimpulan secara deduktif,yakni dari premis-premis umum (mayor) dan khusus
(minor).Silogisme juga disebut sebagai penyimpulan tidak langsung karena konklusi diambil dari dua
permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu. Agar lebih paham , perhatikan contoh sederhana
ini:
Silogisme Kategorik
Silogisme yang premis-premis dan kesimpulan nya berupa keputusan kategoris. Untuk mendapat
kesimpulan yang benar,kita harus memperhatikan patokan-patokan silogisme. Beberapa contohnya
adalah:
SilogismeHipotetik
Silogismehipotetis merupakan suatu silogisme yang premisnya berupa pernyataan bersyarat. Jenis
silogisme ini biasanya ditandai dengan adanya kata“jika”atau“bila”.
Silogismehipotetikdibedakanmenjaditiga,yaitu:
Sekarang hujan.
SilogismeKategorik
Silogisme yang premis-premis dan kesimpulannya berupa keputusan kategoris. Untuk mendapat
kesimpulan yang benar,kita harus memperhatikan patokan-patokan silogisme.Beberapa contohnya adalah:
Contohlainnya yakni: