SK Komite
SK Komite
KEPUTUSAN
TENTANG
SUSUNAN PENGURUS KOMITE SEKOLAH
mbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional melalui upaya peningkatan mutu,
pemerataan, efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan tercapainya demokratisasi pendidikan
perlu adanya dukungan dan peran serta masyarakat yang lebih optimal.
b.bahwa dukungan dan peran serta masyarakat perlu didorong untuk bersinergi dalam suatu wadah
Komite Sekolah yang mandiri.
c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b serta memfasilitasi terbentuknya Komite Sekolah
dipandang perlu menetapkan Keputusan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Salatiga
tentang Susunan Pengurus Komite Sekolah.
gingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasio nal ( Lembaran
Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2390 ).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta Masya - rakat dalam
Pendidikan Nasional.
3. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 ).
4. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3852 ).
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228 / M Tahun 2001 tentang Pembentukan
Kabinet Gotong Royong.
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 201 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen.
8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044 / U / 2002 tentang Dewan Sekolah dan
Komite Sekolah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 tahun 2012 tentang Pungutan dan
Sumbangan Biaya Pendidikan pada satuan Pendidikan Dasar.
MEMUTUSKAN :
netapkan : Keputusan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Salatiga tentang Susunan Pengurus
Komite Sekolah.
Pasal 1
Membentuk Komite Sekolah atas prakarsa Masyarakat, Satuan Pendidikan, dan atau Pemerintah
Kota dengan rumusan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam lampiran I Surat Keputusan
ini.
Pasal 2
Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat Keputusan ini dibebankan kepada
Anggaran Sekolah yang relevan.
Pasal 3
Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 0293/U/1993 tentang Pembentukan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya sampai dengan tanggal 31 Juli 2014
Ditetapkan di : SALATIGA
Pada tanggal : 24 September 2012
Kepala Sekolah,
SUSUNAN PENGURUS
KOMITE SEKOLAH
Ditetapkan di : SALATIGA
Pada tanggal : 24 September 2012
Kepala Sekolah,
ANGGARAN DASAR
PEMBUKAAN
Bahwa dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka perlu
pemberdayaan pendidikan yang berdaya saing, handal dan unggul. Untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan peran aktif seluruh elemen masyarakat, agar secara bersama sama
merancang, merumuskan dan menetapkan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan.
Bahwa dalam rangka memaksimalkan peran aktif masyarakat dalam penyelenggraan pendidikan,
maka perlu adanya wadah yang dapat menjadi mitra lembaga penyelenggaraan pendidikan.
Wadah yang dimaksud adalah komite sekolah pada setiap satuan pendidikan. Untuk
memaksimalkan kinerja komite sekolah, diperlukan pedoman atau aturan organisasi yang
selanjutnya disebut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga komite sekolah.
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga komite sekolah ini disusun berdasarkan visi dan
misi komite sekolah SMP Negeri 1 Balusu sebagai berikut:
MULIA
MISI :
BAB I
Pasal 1
1. Pengertian komite sekolah adalah badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan relavansi dan efesiensi pengelolaan pendidikan
di satuan pendidikan.
2. Nama badan adalah komite sekolah. SMP Negeri 1 Balusu
3. Komite sekolah ini dibentuk pada tanggal 19 Juli 2010 di satuan pendidikan untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
4. Ruang lingkup komite sekolah meliputi, pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah,
jalur pendidikan luar sekolah.
BAB II
Pasal 2
BAB III
Pasal 3
Komite sekolah berazaskan pancasila dan berdasarkan Undang Undang Dasar 1945.
Pasal 4
Pasal 5
BAB IV
Pasal 6
1. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung
peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.
2. Menggalang dana masyarakat dalam rangga pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan.
3. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program penyelenggaraan dan
keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
(1) Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah kepada
stakeholder secxara periodik baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan dalam
pencapaian tujuan dan sasaran pgrom sekolah.
(2) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik berupa materi (dana,
barang tak bergerak maupun bergerak), maupun non materi (tenaga,pikiran) kepada masyarakat
dan pemerintah setempat.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 7
1. Keanggotaan Komite Sekolah:
2. Keanggotaan Komite Sekolah terdiri atas:
1. Unsur masyarakat dapat bersal dari:
8) Unsur dewan guru yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan, Badan pertimbangan desa
dapat pula dilibatkan sebagai anggota komite sekolah (maksimal 3 orang).
b. Anggota komite sekolah sekurang – kurangnya berjumlah 9 (sembilan) oang dan jumlahnya
gasal.
Pasal 8
1) Ketua
2) Sekretaris
3) Bendahara
3. Untuk pertama kalinya pengurus / anggota komite sekolah ditetapkan dengan surat keputusan
kepala satuan pendidikan dan selanjutnya diangkat dan ditetapkan oleh pengurus atas
kesepakatan/persetujuan anggota.
BAB VI
Pasal 9
BAB VII
Pasal 10
1. Pengurus dan anngota bekerja untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, dan setelah masa jabatannya
berakhir dapat dinagkat kembali.
Pasal 11
1. Pengurus komite sekolah melaporkan segala kegiatan dan usahanya setiap akhir tahun dan
pada masa akhir jabatan.
2. Pengurus komite sekolah memberikan pertanggungjawaban mengenai segala kegiatan dan
usahanya yang telah dilakukan kepada rapat pleno yang diselenggarakan untuk itu.
BAB VIII
Pasal 12
Pasal 13
1. Rapat-rapat komite sekolah terdiri dari rapat pleno, rapat pengurus, rapat kerja, rapat
koordinasi dan rapat lainnya.
c. Rapat kerja komite sekolah dilakukan setiap waktusesuai dengan kebutuhan dan dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota dan pengurus.
BAB IX
BAB X
Pasal 15
1. Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah dengan keputusan rapat pengurus dengan
anggota yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota/pengurus dan
diputuskan dengan suara bulat.
2. Peraturan Anggaran Rumah Tangga Komite Sekolah dapat dibuat oleh pengurus yang
disetujui/disepakati anggota untuk mengatur segala sesuatu yang oleh pengurus dianggap
perlu dan berguna agar Komite Sekolah diurus dengan sebaik-baiknya.
3. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan didalam rapat pleno yang khusus diadakan
untuk itu dengan ketentuan memenuhi quorum 2/3 dari jumlah pengurus ditambah
anggota yang hadir.
4. Dalam hal organisasi dibubarkan, maka kekayaan organisasi diserahkan kepada badan-
badan atau lembaga-lembaga yang sama tujuannya dengan Komite Sekolah, sesuai
dengan ketentuan undang-undang yang berlaku
BAB XI
PENUTUP
Pasal 16
1. Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini akan diatur didalam anggaran rumah
tangga, atau melalui peraturan lain yang ditetapkan sendiri oleh pengurus sebagai
peraturan organisasi.
2. Anggaran dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya.
Ditetapkan di : Madello
BAB I
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
1. Tersusun dan terselenggaranya anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan program
kerja tahunan secara baik.
2. Membuat laporan pertanggung jawaban penggunaan dana dan sumbangan lainnya sesuai
dengan ketentuan dan program kerja yang telah ditetapkan.
BAB II
PROGRAM KERJA
Pasal 5
1. Program kerja sebagaimana tersebut pada pasal 2 meliputi: program kerja penyusunan
kebijakan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan dan program pendayagunaan
dan pengembangan tenaga.
2. Program penyusunan kebijakan meliputi pembuatan rancangan RAPBS dan RIPS.
3. Program pemberdayaan tenaga dari masyarakat dimanfaatkan bagi kepentingan
pendidikan meliputi; tenaga, pemikiran, ihtiar dan kemampuan/keahlian.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 6
1. Keanggotaan Komite Sekolah SMP Negeri 1 Balusu terdiri dari unsur masyarakat dari:
1. Pergantian antara waktu anggota komite sekolah dilakukan dengan memperhatikan unsur
masyarakat yang diwakilinya.
BAB IV
1. Hak dan kewajiban yang timbul karena keanggotaan dalam Komite Sekolah dilaksanakan
oleh anggota yang bersangkutan.
2. Anggota Komite Sekolah yang tidak hadir dalam rapat pleno dianggap menyetujui
keputusan yang diambil dalam rapat pleno tersebut.
Pasal 8
BAB V
Pasal 9
1. Pengurus Komite Sekolah dipilih oleh anggota dalam rapat pleno dengan ketentuan
bahwa jabatan ketua tidak berasal dari unsur kepala sekolah.
1. Pengurus Komite Sekolah mewakili Komite Sekolah ke dalam dan ke luar serta
bertanggung jawab kepada rapat pleno.
2. Pengurus Komite Sekolah sekurang-kurangnya 3 orang dan sebanyak-banyaknya 7 orang
yang terdiri dari:
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
1. Pengurus Komite Sekolah sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) merupakan pengurus
harian yang bertugas melakukan kepengurusan sehari-hari.
Pasal 10
BAB VI
1.
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Bangunan
3. Bidang Pengawasan
4. Bidang Kemitraan
5. Bidang Humas
Pasal 12
1. Rapat – rapat Komite Sekolah terdiri dari rapat pleno, rapat pengueus, rapat seksi dan
rapat kordinasi.
2. Rapat pleno diselenggarakan sekurang-kurangya 1 (satu) kali setahun.
3. Rapat pengurus diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan
4. Rapat seksi dan kordinasi diselenggarakan menurut kebutuhan.
Pasal 13
Pasal 14
1. Rapat pleno dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah dari jumlah
anggota ditambah 1 (satu) orang.
2. Bila dalam rapat pleno jumlah anggota yang hadir tidak tercapai sebagaimana dimaksud
ayat (1) rapat ditangguhkan selama dua kali tiga puluh menit.
3. Bila dalam waktu dua kali tiga puluh menit jumlah suara masih belum tercapai, rapat
dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang – kurangnya 25% dari jumlah anggota.
4. Anggota yang tidak hadir tetapi menyampaikan secara tertulis dianggap hadir.
5. Rapat dapat dilaksanakan setelah dengan jelas dan atau terdapat pertanggungjawaban
administratif tentang terlaksananya pemberithuan kepada anggota.
Pasal 15
Ditetapkan di : Madello
Pada tanggal : 19 Agustus 2008
KETUA SEKRETARIS
Related
Pengawas Pendidikan Drs. Umar M, MM Jadi Inspektur Upacara di SMP Negeri 1 BalusuIn
"Berita Serkolah"
Menyambut HUT PGRI ke-56, PGRI Barru adakan Seminar Pendidikan In "Berita Serkolah"
Pelepasan “Si Abang” Parellay Muntu, A.Md.Pd Memasuki Masa PurnabaktiIn "Berita
Serkolah"
BAB I
PENDAHULUAN
1. DASAR
Dasar hukum Program Kerja Komite Sekolah SMP Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran
2012/2013 adalah :
a. Undang Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
(Propenas).
b. Undang Undang N0. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor : 044/U/2002
tanggal 2 April 2002, tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
d. Surat Keputusan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Salatiga nomor : 421.3/ 345 /
2012 tertanggal 24 September 2012.
e. Anggaran Dasar ( AD ) dan Anggaran Rumah Tangga ( ART )
2. Maksud
Penyusunan Program Kerja Komite Sekolah SMP Negeri 3 Salatiga mengandung
maksud sebagai berikut :
a. Sebagai pedoman kerja bagi komite sekolah dalam melaksanakan kerja kemitraan dan
bersenergi dengan sekolah dan pihak lain
b. Sebagai bahan tolok ukur penilaian hasil kerja
c. Sebagai sumber data dan informasi
3. Tujuan
Penyusunan Program Kerja Komite Sekolah SMP Negeri 3 Salatiga mengandung
tujuan sebagai berikut :
a. Membina hubungan dengan sekolah
b. Membina hubungan dengan pihak lain
c. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan
kebijakan operasional dan program pendidikan
d. Meningkatkan tanggungjawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan
e. Menciptakan suasana dan kondisi transparansi,akuntabel dan demokratis dalam
penyelenggaraan pendidikan.
4. Sasaran
Sasaran Program Kerja Komite Sekolah SMP Negeri 3 Salatiga adalah untuk
memperlancar kegiatan – kegiatan sekolah secara umum yang meliputi, Kurikulum,
Ketenagaan, Kesiswaan, Sarana/Prasana, Humas dan Ketatalaksanaan Sekolah.
BAB II
1. Rapat koordinasi Kepala Sekolah dengan komite sekolah tentang upaya peningkatan
mutu Sumber Daya Manusia sekolah
2. Rapat koordinasi Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah tentang upaya peningkatan
mutu pendidikan sekolah.
3. Pertemuan Pembahasan Dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ).
4. Pertemuan Orang tua siswa, Komite Sekolah , Kepala Sekolah,Guru dan Pegawai
5. Rapat Koordinasi menghadapi Ulangan Tengah Semester, Ulangan Semester
Gasal/Genap, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
6. Rapat Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah tentang Pengadaan Sarana/Prasarana
( gedung, media pembelajaran dll ).
A. ORGANISASI
Ada berbagai definisi atau batasan organisasi. Salah satu definisi tersebut adalah
sebagai berikut. Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar
keterikatan yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan atau sekelompok tujuan.
Definisi ini sangat cocok jika diterapkan pada organisasi Komite Sekolah.
Dalam definisi tersebut terkandung terminologi kesatuan (entity) sosial. Kesatuan sosial
dalam hal Komite Sekolah adalah masyarakat sekolah yang peduli pendidikan yang
berinteraksi satu sama lain. Pengertian dikoordinasikan secara sadar bahwa organisasi
itu dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen, artinya roda organisasi harus
dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen moderen. Keterikatan yang terus-
menerus berarti masyarakat secara sadar merasa terikat dengan sekolah karena
mereka peduli dengan pendidikan. Terakhir adalah bahwa organisasi itu memiliki tujuan
atau kelompok tujuan. Sebagaimana telah diuraikan di muka ada empat tujuan
pembentukan Komite Sekolah, dan tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu
pembelajaran di satuan pendidikan tersebut, sehingga dihasilkan lulusan yang bermutu
ditinjau dari aspek akademik dan non-akademik.
1. Perangkat Organisasi Komite Sekolah
Perangkat organisasi Komite Sekolah minimal yang harus ada, yang memungkinkan
berjalannya roda organisasi Komite Sekolah adalah: Personel Komite Sekolah, Struktur
Organisasi disertai job description setiap personel dan tata-hubungan antarpersonel,
Panduan Organisasi (antara lain berupa AD/ART), fasilitas penunjang
(Kantor/Sekretariat, tenaga administrasi).
2. Kepengurusan
Komite Sekolah yang terdiri atas personel yang dibentuk berdasarkan ketentuan yang
ada (dijelaskan pada topik Pembentukan Komite Sekolah) dibentuk menjadi sebuah
organisasi yang paling tidak terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota.
3. Struktur Organisasi
Dalam keadaan organisasi Komite Sekolah dengan kegiatan yang lebih kompleks,
struktur organisasi dapat lebih diperluas dengan beberapa Ketua Bidang, dan beberapa
Seksi.
4. Job description ( Pembagian Tugas )
Guna menjalankan roda organisasi Komite Sekolah, perlu dibuat job description bagi
setiap personel pada setiap jabatan yang diembannya, sehingga tidak terjadi tumpang
tindih pelaksanaan tugas. Dalam hal ini job description berupa panduan siapa
mengerjakan apa dan masing-masing personel bertanggung jawab atas terlaksananya
tugas yang ia diemban. Terkait dengan job description, juga disusun panduan tata-
hubungan antarpersonel. Misalnya Seksi Penggalangan dana masyarakat berada di
bawah korrdinasi Ketua Bidang Sumberdaya. Salah satu hal yang penting diketahui
oleh semua angota pengurus Komite Sekolah adalah mengenal satu sama lain dan
masing-masing mengetahui kelebihan (dan kalau mungkin kelemahan) masing-masing.
Hal ini penting bagi penempatan personel pada jabatan tertentu dalam organisasi
Komite Sekolah. Perlu dihindari penempatan seseorang dalam organisasi adalah
berdasarkan kedudukan, kepangkatan, atau kekayaaan.
5. AD/ART
AD/ART merupakan salah satu perangkat organisasi yang penting. Dalam hal
organisasi masih merupakan organisasi yang sederhana dengan kegiatan yang masih
terbatas, AD/ART tidak harus ada dulu. Akan tetapi Komite Sekolah tetap harus
memiliki panduan berorganisasi, dan roda organisasi berjalan berdasarkan panduan
tersebut. Dalam AD/ART atau Panduan Organisasi paling tidak harus diatur mengenai:
Dasar, Tujuan, dan kegiatan dari Komite Sekolah, ketentuan keanggotaan dan
kepengurusan (termasuk masa bakti), hak dan kewajiban anggota dan pengurus,
ketentuan tentang pengelolan keuangan, mekanisme pengambilan keputusan,
perubahan Panduan Organisasi atau AD/ART, dan pembubaran organisasi
6. Fasilitas Penunjang.
Sebuah organisasi dapat dikatakan mustahil berjalan tanapa didukung oleh fasilitas
penunjang. Fasilitas penunjang sebuah Komite Sekolah yang paling sederhana adalah
adanya meja kerja bagi Ketua Komite, baik di rumah sang Ketua, di sebuah sekolah,
atau bahkan di sebuah Kantor Khusus Komite Sekolah yang memiliki fasilitas ruang-
ruang kerja pengurus, ruang rapat, fasilitas administrasi, dan karyawan.
Marilah kita mohon petunjuk dan bimbingan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,
agar pelaksanaan program ini dapat berjalan lancar dan memperoleh hasil yang baik
sesuai yang kita harapkan. Amiin …….
LAMPIRAN
1. Nama – nama pengurus komite SMP Negeri 3 Salatiga ( 2012 s.d. 2014 ).
Penasehat :
Ketua : Slamet Riyadi, S.H
Sekertaris : H Saefudin
Wkl Sekertaris : Teguh Sugiyarto, S.Pd
Bendahara : Darmanto, S.E
Wkl Bendahara : Anik Prihati, S.Pd., M.Pd
Anggota :
1. Purwadi, B.Sc
2. Drs. Sulistyo, M.Si
3. Drs. Ahmadi
4. Mahmudah, S.H
5. Hj Tri Mulyani, S.Pd
6. Endang Srinawa D, S.Pd
7. Slamet Riyadi, S.Pd
8. Widodo, S.S
9. Tiyono, S.Pd
10. Indriyati Triningsih, S.E
Seksi – seksi
Paguyuban kelas ( bila diperlukan ).
Ditetapkan di : Salatiga
Pada tanggal :
Ketua, Sekertaris
AD/ART Komite
ANGGARAN DASAR
KOMITE SEKOLAH
SMP NEGERI 3 SALATIGA
BAB I
VISI DAN MISI KOMITE SEKOLAH
SMP NEGERI 3 SALATIGA
Pasal 1
Visi Komite SMP Negeri 3 Salatiga adalah kejar Prestasi, Pelopor dalam IPTEK dan Imtaq,
Teladan dalam bersikap dan bertindak, berwawasan lingkungan dan kebangsaan guna
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal 2
BAB II
NAMA, SIFAT, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 3
Nama dari organisasi adalah Komite Sekolah SMP Negeri 3 Salatiga, yang selanjutnya disebut
dengan Komite Sekolah.
Pasal 4
Komite Sekolah bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga
pemerintah, merupakan mitra kerja SMP Negeri 3 Salatiga.
Pasal 5
BAB III
DASAR, TUJUAN, PERAN DAN FUNGSI
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Komite Sekolah berfungsi sabagai :
1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu.
2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat ( perorangan/organisasi/pengusaha ) dan
SMP Negeri 3 Salatiga berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang
diajukan oleh masyarakat ( orang tua siswa ).
4. Memberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi mengenai :
5. Mendorong orangtua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung
peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.
6. Menggalang dana sukarela masyarakat ( orang tua siswa ) dalam rangka pembiayaan
pendidikan di SMP Negeri 3 Salatiga.
7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan
keluaran pendidikan di SMP Negeri 3 Salatiga.
BAB IV
KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 10
Pasal 11
1. Kepengurusan Komite Sekolah sekurang – kurangnya terdiri atas Ketua, Sekertaris, dan
Bendahara.
2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota.
3. Ketua bukan berasal dari Kepala SMP Negeri 3 Salatiga.
BAB V
MASA JABATAN DAN BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
1. Tata cara pemberhantian anggota Pengurus komite sekolah diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
2. Pemberhentian keanggotaan Komite Sekolah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala SMP
Negeri 3 Salatiga.
BAB VI
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA PENGURUS
Pasal 15
BAB VII
KEUANGAN
1. Sumber keuangan berasal dari sumbangan yang tidak mengikat, usaha – usaha lain yang sah
dan halal, RAKS yang relevan.
2. Kekayaan organisasi dibukukan dan diinventarisasikan sebaik – baiknya oleh Bendahara.
3. Jika ada rekening Komite Sekolah, maka dibuka oleh Ketua, sekertaris dan Bendahara yang
pencairannya ditanda tangani oleh Ketua bersama salah satu diantara Sekertaris dan
Bendahara.
BAB VIII
RAPAT – RAPAT
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 19
1. Perubahan Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga dilakukan dalam Musyawarah
khusus Komite Sekolah.
2. Musyawarah khusus Komite Sekolah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diadakan atas usul
sekurang – kurangnya 10 ( sepuluh ) anggota pengurus komite Sekolah.
3. Musyawarah khusus Komite Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus dihadiri
sekurang – kurangnya 2/3 anggota pengurus Komite Sekolah.
4. Perubahan Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga harus disetujui oleh sekurang –
kurangnya 2/3 yang hadir dalam musyawarah khusus Komite sekolah.
Pasal 20
1. Pembubaran Komite Sekolah dilakukan dalam musyawarah khusus Komite Sekolah.
2. Musyawarah khusus Komite Sekolah sebagaimana dimaksud ayat 1 diadakan atas usul
sekurang – kurangnya 12 anggota pengurus Komite Sekolah.
3. Musyawarah khusus Komite Sekolah sebagaimana dimaksud ayat 1 harus dihadiri sekurang –
kurangnya 2/3 anggota pengurus komite sekolah.
4. Pembubaran Komte Sekolah harus disetujui sekurang – kurangnya oleh 2/3 yang hadir dalam
musyawarah khusus Komite Sekolah.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
1. Hal – hal yang belum diterapkan dalan Anggaran dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan atau keputusan atau peraturan organisasi.
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Salatiga
Pada tanggal :
Ketua, Sekertaris
BAB I
PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMILIHAN ANGGOTA
Pasal 1
Anggota Komite Sekolah adalah penduduk kota dimana satuan pendidikan tersebut berada,
dengan syarat :
1. Berusia minimal 21 tahun.
2. Memiliki konsen terhadap pendidikan.
3. Berpengalaman dalam bidang pendidikan.
4. Berpendidikan minimal SMA atau sederajat.
Pasal 2
Pemilihan anggota Komite Sekolah untuk penyusunan yang baru pertama kali difasilitasi oleh
satuan pendidikan setempat, untuk selanjutnya dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
1. Komite Sekolah mengumumkan adanya kegiatan pemilihan anggota dan persyaratan yang
ditentukan serta mengundang pihak – pihak terkait dan berkompeten untuk diusulkan sebagai
calon anggota komite sekolah.
2. Nama dan kelengkapan persyaratan calon anggota disampaikan kepada Komite Sekolah untuk
diinventarisir dan dirangking urutan nominasinya.
3. Pemilihan calon anggota pengurus, baru dilakukan pada forum yang dihadiri undangan yang
telah ditetapkan oleh Komite Sekolah, difasilitasi Komite Sekolah.
4. Pemilihan dilakukan secara langsung, umum, bebas dan rahasia.
5. Tata tertib pemilihan anggota komite sekolah ditetapkan oleh komite sekolah.
6. Untuk menjaga kesinambungan sebagian anggota komite sekolah lama harus masuk dalam
susunan kepengurusan yang baru.
7. Dengan difasilitasi oleh komite sekolah, 12 calon yang memperoleh suara terbanyak dan 5
orang anggota komite sekolah yang lama melakukan fungsionaris komite sekolah.
8. Susunan kepengurusan komite sekolah yang baru disahkan oleh kepala sekolah.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 3
2. Setiap anggota komite sekolah menjadi anggota salah satu dari seksi yang ada
3. Perubahan personal pada struktur organisasi komite sekolah hanya dapat dilakukan melalui
rapat pleno komite sekolah.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 4
1. Disamping hak – hak sebagaimana disebut pada pasal 16 Anggaran Dasar komite sekolah,
setiap anggota komite sekolah mempunyai hak – hak administrasi sesuai peraturan organisasi.
2. Setiap anggota komite sekolah mempunyai hak untuk memanfaatkan fasilitas organisasi guna
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Pasal 5
Tata cara pelaksanaan kewajiban anggota pengurus komite sekolah diatur sebagai berikut :
1. Masing – masing anggota komite sekolah bertanggungjawab atas tugas yang telah dialihkan
kepada yang bersangkutan.
2. Setiap angota pengurus komite sekolah bertanggungjawab untuk memelihara kerjasama dan
koordinasi, guna ketercapaian program.
3. Pengurus harian bertanggungjawab atas kelancaran dan koordinasi pelaksanaan program
kegiatan komite sekolah secara menyeluruh.
4. Uraian tugas masing – masing anggota komite sekolah akan diatur dalam peraturan tersendiri.
BAB IV
TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI
Pasal 6
Tata hubungan antara komite sekolah dengan satuan pendidikan, Dewan Pendidikan, dan
institusi lain yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pendidikan dengan komite sekolah
pada satuan pendidikan lain bersifat koordinatif dan kooperatif.
BAB V
JENIS DAN FUNGSI RAPAT
Pasal 7
1. Komite sekolah melakukan rapat pleno, rapat pengurus, dan musyawarah komite sekolah.
2. Rapat pleno adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh pengurus, Nara sumber dan orangtua siswa
dan jika ternyata karena kondisi yang tidak memungkinkan, maka orangtua siswa dapat
diundang per jenjang kelas pada hari yang sama waktu berbeda.
3. Rapat pengurus adalah rapat yang dihadiri oleh Ketua,Wakil Ketua, sekertaris, Wakil Sekertaris,
Bendahara, Wakil Bendahara dan Nara Sumber.
4. Musyawarah komite sekolah adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota pengurus komite
sekolah.
Pasal 8
1. Musyawarah komite sekolah adalah instansi pengambilan keputusan tertinggi komite sekolah.
2. Musyawarah komite sekolah berfungsi untuk :
3. Musyawarah komite sekolah diadakan sekurang – kurangnya sekali dalam satu tahun.
Pasal 9
a. Membahas rencana program kerja tahunan dan RAKS yang diajukan satuan pendidikan.
b. Membahas kebijakan – kebijakan komite sekolah baik ke luar maupun ke dalam.
c. Memfasilitasi pembentukan pengurus komite sekolah baru.
2. Rapat pleno diadakan sekurang – kurangnya dua kali dalam setahun.
Pasal 10
2. Rapat pengurus diadakan sekurang – kurangnya sekali dalam dua bulan.
BAB VI
MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 11
1. Keputusan dalam rapat – rapat komite sekolah sedapat mungkin ditetapkan dengan mekanisme
musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Pemungutan suara dilakukan apabila rapat gagal mencapai kesepakatan, dan keputusan
dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang – kurangnya 2/3 dari rapat peserta.
BAB VII
PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 12
1. Pada setiap akhir masa jabatan komite sekolah wajib menyampaikan secara tertulis laporan
pertanggungjawaban kinerja kepada orangtua siswa dan kepala SMP Negeri 3 Salatiga.
2. Komite sekolah wajib menyampaikan progres report sekurang – kurangnya setahun sekali
kepada orang tua siswa dan kepala SMP Negeri 3 Salatiga.
BAB VIII
PENUTUP
1. Hal – hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga diatur dalam keputusan atau
peraturan organisasi.
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya.
Ditetapkan di : Salatiga
Pada tanggal :
Ketua, Sekertaris
PROSEDUR PENYUSUNAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SMP NEGERI 4 WONOGIRI
A. PERENCANAAN PROGRAM
1. Visi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan visi serta mengembangkannya.
b. Visi sekolah/madrasah:
1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang;
2) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang
berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional;
4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan
memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;
6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di
masyarakat.
2. Misi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan misi serta mengembangkannya.
b. Misi sekolah/madrasah:
1) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional;
2) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh
sekolah/madrasah;
5) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah/madrasah;
6) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit
sekolah/madrasah yang terlibat;
7) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite
sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah;
8) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;
9) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di
masyarakat.
3. Tujuan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan serta mengembangkannya.
b. Tujuan sekolah/madrasah:
1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan);
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan
masyarakat;
3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan
Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite
sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan.
4. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah membuat:
1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
komponen yang
2) mendukung peningkatan mutu lulusan;
3) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.
b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah/madrasah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari komite
sekolah/madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Pada
sekolah/madrasah swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara
sekolah/madrasah;
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat dewan pendidik
dan pertimbangan komite sekolah/madrasah.
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
e. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:
1) kesiswaan;
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya;
4) sarana dan prasarana;
5) keuangan dan pembiayaan;
6) budaya dan lingkungan sekolah;
7) peranserta masyarakat dan kemitraan;
8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu.
e. Peraturan Akademik
1) Sekolah/Madrasah menyusun dan menetapkan Peraturan Akademik.
2) Peraturan Akademik berisi:
a) persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari guru;
b) ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan;
c) ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan fasilitas belajar, laboratorium,
perpustakaan, penggunaan buku pelajaran, buku referensi, dan buku perpustakaan;
d) ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan konselor.
3) Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah.
6. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Sekolah/Madrasah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan.
b. Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan:
1) disusun dengan memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
2) dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah, termasuk pembagian tugas, mengatasi
bila terjadi kekurangan tenaga, menentukan sistem penghargaan, dan pengembangan profesi
bagi setiap pendidik dan tenaga kependidikan serta menerapkannya secara profesional, adil,
dan terbuka.
c. Pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan tambahan dilaksanakan berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggara sekolah/madrasah.
d. Sekolah/Madrasah perlu mendukung upaya:
1) promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan asas kemanfaatan, kepatutan, dan
profesionalisme;
2) pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang diidentifikasi secara sistematis sesuai
dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah/madrasah;
3) penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan kebutuhan baik jumlah maupun
kualifikasinya dengan menetapkan prioritas;
4) mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lain didasarkan pada analisis jabatan
dengan diikuti orientasi tugas oleh pimpinan tertinggi sekolah/madrasah yang dilakukan setelah
empat tahun, tetapi bisa diperpanjang berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,
sedangkan untuk tenaga kependidikan tambahan tidak ada mutasi.
e. Sekolah/Madrasah mendayagunakan:
1) kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan
pengelolaan sekolah/madrasah;
2) wakil kepala SMP/MTs melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah;
3) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kurikulum melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola bidang kurikulum;
4) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang sarana prasarana melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola sarana prasarana;
5) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kesiswaan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola peserta didik;
6) wakil kepala SMK bidang hubungan industri melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola kemitraan dengan dunia usaha
dan dunia industri;
7) guru melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai agen pembelajaran yang memotivasi,
memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia
berkualitas dan mampu mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum;
8) konselor melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan layanan bimbingan
dan konseling kepada peserta didik;
9) pelatih/instruktur melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya memberikan pelatihan teknis
kepada peserta didik pada kegiatan pelatihan;
10) tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya melaksanakan pengelolaan
sumber belajar di perpustakaan;
11) tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membantu guru mengelola
kegiatan praktikum di laboratorium;
12) teknisi sumber belajar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mempersiapkan, merawat,
memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran;
13) tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan
pelayanan administratif;
14) tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan layanan
kebersihan lingkungan.
7. Bidang Sarana dan Prasarana
a. Sekolah/Madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai pengelolaan
sarana dan prasarana.
b. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana dalam
hal:
1) merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan;
2) mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi
mendukung proses pendidikan;
3) melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah/madrasah;
4) menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan
dan kurikulum masing-masing tingkat;
5) pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan
keamanan lingkungan.
c. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan disosialisasikan kepada
pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
d. Pengelolaan sarana prasarana sekolah/madrasah:
1) direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik dengan
mengacu Standar Sarana dan Prasarana;
2) dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi gedung dan laboratorium serta
pengembangannya.
e. Pengelolaan perpustakaansekolah/madrasah perlu:
1) menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya;
2) merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dan pendidik;
3) membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja;
4) melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal maupun eksternal;
5) menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah/madrasah lain baik
negeri maupun swasta.
f. Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta dilengkapi dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang
dapat menimbulkan kerusakan.
g. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler disesuaikan dengan perkembangan
kegiatan ekstra-kurikuler peserta didik dan mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana.
8. Bidang Keuangan dan Pembiayaan
a. Sekolah/Madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang
mengacu pada Standar Pembiayaan.
b. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah/Madrasah mengatur:
1) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;
2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar dana investasi dan
operasional;
3) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam membelanjakan anggaran
pendidikan sesuai dengan peruntukannya;
4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, untuk dilaporkan
kepada komite sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya.
c. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah diputuskan oleh
komite sekolah/madrasah dan ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah serta mendapatkan
persetujuan dari institusi di atasnya.
d. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah disosialisasikan
kepada seluruh warga sekolah/madrasah untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana secara
transparan dan akuntabel.
9. Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk
pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan.
b. Prosedur pelaksanaan penciptaan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan:
1) berisi prosedur tertulis mengenai informasi kegiatan penting minimum yang akan dilaksanakan;
2) memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab dan wewenang, serta penjelasannya;
3) diputuskan oleh kepala sekolah/madrasah dalam rapat dewan pendidik.
c. Sekolah/Madrasah menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi:
1) tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk dalam hal menggunakan
dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan;
2) petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di Sekolah/Madrasah, serta pemberian
sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib.
d. Tata tertib sekolah/madrasah ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah melalui rapat dewan
pendidik dengan mempertimbangkan masukan komite sekolah/madrasah, dan peserta didik.
e. Sekolah/Madrasah menetapkan kode etik warga sekolah/madrasah yang memuat norma
tentang:
1) hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah/madrasah dan hubungan antara warga
sekolah/madrasah dengan masyarakat;
2) sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhi dan sangsi bagi yang
melanggar.
f. Kode etik sekolah/madrasah ditanamkan kepada seluruh warga sekolah/madrasah untuk
menegakkan etika sekolah/madrasah.
g. Sekolah/Madrasah perlu memiliki program yang jelas untuk meningkatkan kesadaran beretika
bagi semua warga sekolah/madrasahnya.
h. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur peserta didik memuat norma untuk:
1) menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya;
2) menghormati pendidik dan tenaga kependidikan;
3) mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi ketentuan pembelajaran dan
mematuhi semua peraturan yang berlaku;
4) memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni sosial di antara teman;
5) mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama;
6) mencintai lingkungan, bangsa, dan negara; serta
7) menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban, keamanan, keindahan,
dan kenyamanan sekolah/madrasah.
i. Peserta didik dalam menjaga norma pendidikan perlu mendapat bimbingan dengan keteladanan,
pembinaan dengan membangun kemauan, serta pengembangan kreativitas dari pendidik dan
tenaga kependidikan.
j. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur guru dan tenaga kependidikan memasukkan
larangan bagi guru dan tenaga kependidikan, secara perseorangan maupun kolektif, untuk:
1) menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah/madrasah, dan/atau perangkat
sekolah lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta didik;
2) memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada peserta
didik;
3) memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung
yang bertentangan dengan peraturan dan undang-undang;
4) melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang mencederai
integritas hasil Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional.
k. Kode etik sekolah/madrasah diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah.
10. Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah/madrasah dalam
mengelola pendidikan.
b. Warga sekolah/madrasah dilibatkan dalam pengelolaan akademik.
c. Masyarakat pendukung sekolah/madrasah dilibatkan dalam pengelolaan non-akademik.
d. Keterlibatan peranserta warga sekolah/madrasah dan masyarakat dalam pengelolaan dibatasi
pada kegiatan tertentu yang ditetapkan.
e. Setiap sekolah/madrasah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan
dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan.
f. Kemitraan sekolah/madrasah dilakukan dengan lembaga pemerintah atau non-pemerintah.
g. Kemitraan SD/MI/SDLB atau yang setara dilakukan minimal dengan SMP/MTs/SMPLB atau yang
setara, serta dengan TK/RA/BA atau yang setara di lingkungannya.
h. Kemitraan SMP/MTs/SMPLB, atau yang setara dilakukan minimal dengan SMA/SMK/SMALB,
MA/MAK, SD/MI atau yang setara, serta dunia usaha dan dunia industri.
i. Kemitraan SMA/SMK, MA/MAK, atau yang setara dilakukan minimal dengan perguruan tinggi,
SMP/MTs, atau yang setara, serta dunia usaha dan dunia industri di lingkungannya.
j. Sistem kemitraan sekolah/madrasah ditetapkan dengan perjanjian secara tertulis.
D. KEPEMIMPINAN SEKOLAH/MADRASAH
1. Setiap sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala sekolah/madrasah.
2. Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah berdasarkan ketentuan
dalam standar pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Kepala SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala sekolah/madrasah.
4. Kepala SMA/MA dibantu minimal tigawakil kepala sekolah/madrasah untuk bidang akademik,
sarana-prasarana, dan kesiswaan. Sedangkan kepala SMK dibantu empat wakil kepala sekolah
untuk bidang akademik, sarana-prasarana, kesiswaan, dan hubungan dunia usaha dan dunia
industri. Dalam hal tertentu atau sekolah/madrasah yang masih dalam taraf pengembangan,
kepala sekolah/madrasah dapat menugaskan guru untuk melaksanakan fungsi wakil kepala
sekolah/madrasah.
5. Wakil kepala sekolah/madrasah dipilih oleh dewan pendidik, dan proses pengangkatan serta
keputusannya, dilaporkan secara tertulis oleh kepala sekolah/madrasah kepada institusi di
atasnya. Dalam hal sekolah/madrasah swasta, institusi dimaksud adalah penyelenggara
sekolah/madrasah.
6. Kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan memimpin yaitu seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan Standar Pengelolaan Satuan
Pendidikan.
7. Kepala sekolah/madrasah:
a. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;
b. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
c. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah;
d. membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan
mutu;
e. bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah;
f. melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting sekolah/madrasah.
Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan
penyelenggara sekolah/madrasah;
g. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik dan
masyarakat;
h. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan
menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran
peraturan dan kode etik;
i. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
j. bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan kurikulum;
k. melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk
meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
l. meningkatkan mutu pendidikan;
m. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya;
n. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang
dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah;
o. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah dan program
pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional
para guru dan tenaga kependidikan;
p. menjamin manajemen organisasidan pengoperasian sumber daya sekolah/madrasah untuk
menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif;
q. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite
sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan
memobilisasi sumber daya masyarakat;
r. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab.
8. Kepala sekolah/madrasah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil
kepala sekolah/madrasah sesuai dengan bidangnya.
E. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1. Sekolah/Madrasah:
a. mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk mendukung administrasi
pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel;
b. menyediakan fasilitas informasi yang efesien, efektif dan mudah diakses;
c. menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani permintaan informasi
maupun pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan
sekolah/madrasah baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan
didokumentasikan;
d. melaporkan data informasi sekolah/madrasah yang telah terdokumentasikan kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Komunikasi antar warga sekolah/madrasah di lingkungan sekolah/madrasah dilaksanakan
secara efisien dan efektif.
F. PENILAIAN KHUSUS
Keberadaan sekolah/madrasah yang pengelolaannya tidak mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan dapat memperoleh pengakuan Pemerintah atas dasar rekomendasi BSNP.