Anda di halaman 1dari 6

Jurnal

Jurnal Metris, 15 (2014): 105 – 110


Metris
ISSN: 1411 - 3287

Pengukuran Kinerja Gudang Dengan Menggunakan


Metode Balanced Scorecard – Studi Kasus Pada
PT. GMS - Jakarta
Agung Chandra

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri


Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakarta
* Corresponding author: agungchandra_07@yahoo.co.uk

Received 10 August 2014; Accepted 10 October 2014

Abstract.
Market competition in food industry is growing tougher and tougher. More accurate quality service and
faster delivery time are customer demands. One way to achieve them is to improve logistics and warehouse
sector. Performance measurement must be established and monitored periodically. The research is
conducted by using Balanced Scorecard at PT. GMS – Jakarta. The result has shown that three aspects:
financial, customer, internal process must be maintained and one aspect must be improved: learning and
growth
Keyword: Market competition, Customer demand, Balanced Score card

1. PENDAHULUAN KPI untuk setiap perusahaan bisa sama dan


bisa juga berbeda satu sama lain, hal ini
Sebuah perusahaan industri makanan di Jakarta dikarenakan setiap perusahaan memiliki
Barat menyadari bahwa untuk bersaing di tengah kepentingan yang unik dan jenis industri yang
kancah pertumbuhan industri sejenis yang semakin berbeda pula.
marak dibutuhkan peningkatan pelayanan yang
semakin akurat dan waktu pengiriman (delivery Pada penelitian ini digunakan pendekatan
time) yang semakin cepat. Dengan kata lain adanya Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja PT.
perbaikan di sektor logistik pada umumnya dan GMS. Adapun pendekatan balanced scorecard ini
pergudangan (warehouse) pada khususnya. mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Krauth, et.al (2005).
Bagaimana cara mengetahui adanya perbaikan
di sektor ini? Caranya adalah dengan mengukur 2. METODOLOGI PENELITIAN
kinerja / performance secara periodik. Periodik ini
2.1. Menetapkan Tujuan Penelitian
bisa 1 bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan. Namun di
PT. GMS ini, dilakukan pengukuran setiap bulan Mengukur kinerja warehouse pada PT.GMS
dengan tujuan jika ada penyimpangan yang terjadi dengan menggunakan KPI yang mengacu pada
bisa segera dilakukan koreksi dan dicegah. Balanced Scorecard . Menurut Ilies Liviu (2009)
balanced scorecard meliputi 4 aspek. Keempat
Untuk mengukur kinerja warehouse
aspek tersebut adalah aspek finansial, aspek
diperlukan KPI (Key Performance Indicator) yang
customer, aspek internal process, dan aspek
tepat. Dengan memonitor KPI, seorang manajer
learning and growth atau innovation and learning.
bisa mengetahui kondisi warehouse yang
dipimpinnya dan dapat mengambil langkah – 2.2. Objek Peneltian
langkah yang strategis untuk melakukan perbaikan
Objek yang diteliti adalah kinerja gudang di PT.
dalam meningkatkan produktivitas. Selain untuk
mengetahui kinerjanya, KPI juga berguna untuk GMS selama 6 bulan dari Januari 2014 sampai Juni
membandingkan nilai yang diharapkan (expected 2014 . Aspek yang diteliti adalah aspek yang
terdapat pada balanced scorecard yakni aspek
value) dengan nilai aktual yang dicapai, untuk
financial, customer, internal, dan innovation &
meningkatkan target kinerja dari periode ke
learning. Aspek finansial adalah aspek yang berisi
periode, untuk menghindari ketidaknyamanan
hal – hal yang dilakukan perusahaan untuk
pelanggan, dan untuk menjaga kualitas yang sudah
ada. menurunkan biaya perusahaan sehingga profit
Agung Chandra 106

meningkat. Aspek customer adalah aspek seberapa


baik kinerja perusahaan dilihat dari lingkungan b. Menentukan tujuan yang hendak dicapai
luar. Aspek internal adalah berisi langkah – dalam aspek customer, internal, financial
langkah yang harus dilakukan perusahan untuk dan innovation & learning
menjawab aspek pelanggan. Dan yang terakhir c. Menentukan KPI (Key Performance
adalah aspek innovation & learning atau aspek Indicator)
learning and growth yang berisi hal – hal yang d. Menentukan target KPI dan mengukur
harus dipelajari dan diinovasi oleh perusahaan agar realisasi KPI tersebut
perusahaan tetap tumbuh dan berkembang. Aspek
2.5. Analisis Data dan Hasil
ini tak lain adalah seperti aspek continous
improvement. Pada tahapan ini dilakukan perbandingan antara
realisasi target dengan target yang telah ditetapkan
2.3. Studi Pustaka
selama 6 bulan, serta menetapkan langkah –
Pada penelitian ini, penulis mengacu pada hasil langkah (inisiatif – inisiatif) untuk perbaikan.
penelitian ilmiah yang terkait dengan cara – cara
2.6. Diskusi dan Kesimpulan
mengukur kinerja gudang / warehouse.
Setelah hasil pengolahan data dan analisis
2.4. Studi Lapangan
dilakukan, penulis memberikan bahan – bahan
Pada studi lapangan dilakukan langkah – langkah masukkan yang bisa dijadikan penelitian
berikut: berikutnya. Dan kemudian disimpulkan hasil
a. Melakukan pengamatan / observasi untuk penelitian tersebut dalam menjawab tujuan
kegitan warehouse penelitian yang telah ditetapkan.

Start

Merumuskan Tujuan Penelitian

Menentukan Objek Penelitian

Studi Pustaka Studi Lapangan

Pengumpulan & Analisis Data

Diskusi & Kesimpulan

End

Gambar 1. Metodologi Penelitian


107 Pengukuran Kinerja Gudang Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard……

Start

Perumusan Tujuan Balanced Scorecard

Perumusan KPI / Kinerja

Perumusan Cara Menghitung KPI / Kinerja

Penetapan Target Hasil per periode

Monitoring Realisasi Target

No
Realisasi tidak
mencapai target?

Yes

Buat tabel yang meliputi aspek / KPI,


Permasalahan, Penyebab, dan Solusi

Gambar 2. Perancangan & Monitoring KPI

3. ANALISIS DATA & HASIL


Sebelum melakukan pengumpulan data, melebihi dari yang sudah ditentukan. KPI ini
penulis bersama dengan tim warehouse bisa terus ditingkatkan dari periode ke periode.
PT.GMS merancang tujuan, KPI, formula dan Jika pengurangan 5% bisa dicapai, ada
target yang berkaitan dengan aspek yang ada kemungkinan periode berikutnya ditingkatkan
dalam balanced scorecard. Tujuan, KPI, menjadi 7.5%, dan seterusnya. Untuk
formula dan target ini tentunya harus yang penghitungan / calculation ini merupakan
bisa dilakukan oleh tim warehouse di panduan untuk menghitung data yang ada,
perusahaan tersebut. Dengan menentukan ini, agar tidak terjadi kekeliruan dalam
maka akan sangat mudah untuk memonitor menghitung, karena jika tidak dicantumkan
target yang akan dicapai. Begitu pula jika ada kemungkinan orang yang menghitung bisa
terjadi penyimpangan atau ada hal / factor lupa. Dan terakhir untuk kolom target, untuk
yang menghambat tercapainya target tersebut. awalnya target ini diambil dari data tahun
Semuanya dirancang untuk kemajuan bersama sebelumnya. Dan ini dijadikan sebagai dasar
dan bisa melakukan continuous imporovement. untuk menentukan target pada periode
Contohnya dalam menyusun aspek financial, berikutnya. Adapun target awal yang dipilih
semua tujuannya adalah mengurangi biaya adalah rata – rata pencapaian pada 3 bulan
yangn terkait di departemen warehouse, terakhir di tahun 2013, yakni Oktober,
seperti mengurangi biaya buruh, mengurangi November, dan Desember. Untuk detailnya
biaya inventory / persediaan, dan mengurangi ada pada Tabel 1.
biaya pengiriman. Kemudian KPI ditentukan
dengan tujuan biaya – biaya tersebut tidak
Agung Chandra 108

Tabel 1. Perancangan Aspek, Tujuan, KPI, Calculation, dan Target BSC di PT. GMS:

Setelah melakukan observasi dan studi pustaka, tujuan bila ada hambatan bisa dilakukan tindakan
penulis merancang KPI dengan menggunakan perbaikan dengan segera pada kinerja /
Balanced Scorecard seperti yang ditunjukkan pada performance warehouse. Data diambil mulai dari
table 1. Untuk target, tentunya didiskusikan dengan Januari 2014 sampai dengan Juni 2014 disajikan
karyawan setempat yang berwenang. Untuk BSC dalam Tabel 2.
ini dimonitor setiap 3 bulanan (quarter) dengan
109 Pengukuran Kinerja Gudang Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard……

Tabel 2. Balanced Scorecard periode Januari 2014 sd Juni 2014 per Quarter

Pada Tabel 2 terlihat ada aspek Learning & pekerjaan dan jumlah petugas sudah diplot secara
Growth yang tujuannya belum tercapai, yakni proporsional. Selain itu dari segi perusahaan, juga
menurunkan tingkat alpha – sakit dan menurunkan merugikan sisi financial karena perusahaan tetap
tingkat turn over. Tingkat alpha – sakit merupakan membayarkan upahnya secara penuh, kecuali yang
tujuan yang tidak boleh dianggap simple karena bersifat harian / tunjangan harian.
jika ada petugas yang tidak masuk kerja akan
Dari hasil wawancara dengan karyawan
berimbas terganggunya aktivitas kerja di
setempat dan departemen HRD di PT. GMS,
warehouse, hal ini dikarenakan komposisi
Agung Chandra 110

penyebab dari tingkat alpha – sakit bisa dikarenakan dengan forklift. Hal ini juga bisa diturunkan
aktivitas di warehouse yang terlalu lelah karena dari dengan melakukan investasi forklift sehingga
pengamatan penulis, aktivitasnya masih dilakukan bisa menurunkan tingkat alpha – sakit serta
secara semi manual, seperti hand pallet, stacker, mengefisiensikan tenaga kerja
serta loading ke mobil pengiriman masih
menggunakan manual. Kelelahan ini bisa diatasi  Penyebab dari tingkat turn over bisa
dengan perusahaan melakukan investasi di peralatan disebabkan oleh adanya tawaran pekerjaan di
seperti forklift. Forklift juga bisa mengurangi jumlah tempat lain, antara lain tingkat upah yang lebih
tenaga kerja yang ada. baik ataupun tingkat upah tidak berbeda jauh
tapi aktivitas yang dikerjakan lebih ringan. Hal
Cara lain untuk mengurangi alpha sakit yakni ini tentunya bisa diatasi dengan adanya
dengan membentuk hubungan harmonis diantara keharmonisan dan kekompakan kerja yang
karyawan dan memberikan insentif / tunjangan lebih baik serta system pengupahan ditinjau
harian yang lebih besar, agar karyawan terpacu kembali.
untuk menjaga kesehatannya sehingga tingkat alpha
sakit bisa berkurang. Sedangkan tingkat turn over, 5. DAFTAR PUSTAKA
ini juga jelas mengganggu kinerja warehouse secara 1. Atkinson, A., R. Banker, R. Kaplan, and M.
jangka panjang, karena dengan keluarnya karyawan Young. (1995). Management Accounting,
lama, maka untuk karyawan baru perlu dilatih / di- Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jersey.
training, kemudian karyawan tersebut juga perlu 2. Bartholdi, III, John and Hackman, Steven T.
dimonitor skill-nya secara periodic agar aktivitas (2008). Warehouse and Distribution Science.
yang ditinggalkan oleh karyawan lama bisa The Supply Chain and Logistics Institute,
tergantikan. School of Industrial and System Engineering.
Efek lain dari turn over adalah adanya biaya Georgia Institute of Technology, Atlanta,
recruitment di departemen sumber daya manusia, USA.
karena personil di sana harus menghabiskan waktu 3. Chase, R.B., N.J Aquilano, F.R. Jacobs.
yang tidak sedikit untuk melakukan recruitment (2001). Operations Management for
seperti wawancara, psikotes, dan tes kesehatan. Competitive Advantage. McGraw
Penyebab turn over menurut departemen HRD di Hill/Irwin, New York.
PT. GMS antara lain adalah adanya peluang yang 4. Ilies Liviu, Turdean Ana-Maria, Crisan Emil.
lebih baik di tempat kerja lain karena ditawarkan (2009). Warehouse Performance Measurement
upah yang lebih baik atau upah tidak berbeda jauh – A Case Study. Faculty of Economics and
tapi aktivitas pekerjaannya lebih ringan dibanding Business Administration, Babes Bolyai
dengan di PT. GMS. Karyawan di PT. GMS sudah University, 58-60 Teodor Mihali Street, Cluj-
dikenal di perusahaan competitor karena setiap Napoca, Romania
karyawan dibekali dengan training yang baik, mulai 5. Khemavuk, Premporn and Hasan, M. (2011).
dari sikap kerja, skill, dan leadership untuk tingkat A Qualitative Study for Measuring Warehouse
tertentu. Penyebab dari tingkat alpha – sakit antaran Performance. School of Mechanical and
lain aktivitas yang terlalu berat dan masih belum Manufacturing Engineering, The University of
menggunakan New South Wales, Australia.
4. KESIMPULAN 6. Sangam, Vijay. (August 27, 2010). Supply
Chain Optimization: Warehouse Key
Dari penelitian mengenai kinerja warehouse di PT. Performance Indicators. Supply Chain World
GMS selama periode Januari sampai Juni 2014 7. Sule, D.R. (1994). Manufacturing Facilities:
dengan menggunakan aspek Balanced Scorecard Location, Planning and Design. PWS, Boston.
disimpulkan sebagai berikut; 8. Tompkins, et al. (2003). Facilities Planning.
 Kinerja warehouse secara aspek financial, 3rd edition. John Wiley and Sons.
kepuasan pelanggan (customer satisfaction), 9. Krauth, Moonen, Popova, and Schut. (2005).
internal proses sudah mencapai target. Hanya Performance Indicators in Logistics Service
saja untuk aspek learning & growth masih Provision and Warehouse Management: A
pada tujuan menurunkan tingkat alpha – sakit Literature Review and Framework. The
dan turn over belum tercapai. Netherlands.

 Perlengkapan teknologi secara penuh, antara


lain stacker yang seharusnya bisa digantikan

Anda mungkin juga menyukai