Oleh:
Umi Latifah
7400280
PRODI NERS
JOMBANG
2021/2022
BAB 1
KONSEP TEORI
1. Pengertian
2. Etiologi
a. Virus dengue
Demam dengue fever atau demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus
merupakan virus dengan diameter 30 mm terdiri dari asam aribonukleat rantai
tunggal dengan berat molekul 4 x 106. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-
2, DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue dan
demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
merupakan serotip terbanyak.
Virus Dengue merupakan keluarga flaviviridae dengan empat serotip (DEN 1, 2,
3, 4). Terdiri dari genom RNA stranded yang dikelilingi oleh nukleokapsid. Virus
Dengue memerlukan asam nukleat untuk bereplikasi, sehingga mengganggu sintesis
protein sel pejamu. Kapasitas virus untuk mengakibatkan penyakit pada pejamu
disebut virulensi. Virulensi virus berperan melalui kemampuan virus untuk :
1) Menginfeksi lebih banyak sel
2) Membentuk virus progenik
3) Menyebabkan reaksi inflamasi hebat
4) Menghindari respon imun mekanisme efektor
b. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa
spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan berperan.infeksi dengan salah
satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe
bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya
(Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan
virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes
Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah
pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan.
Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat
tempat - tempat air minum yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun
yang terdapat di luar rumah di lubang - lubang pohon di dalam potongan bambu,
dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk
betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada
waktu pagi hari dan senja hari.
c. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih
mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe
lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah
mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk
kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus
dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari
ibunya melalui plasenta
3. Manifestasi klinis
Menurut Masdiarly (2009) demam berdarah memiliki tanda sebagai berikut yaitu:
4. Patofisiologi
Virus dengue masuk kedalam tubuh kemudiaan akan beraksi dengan anti body dan
terbentuk kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sisstem
komplemen, akibat aktivasi c3 dan c5 akan dilepaskan c3a dan c5a, dua peptida yang
berdaya untuk melepaskan kristanin dan perubunin darah. Peningkatan pimeabilitas
dinding kapiler yang mengakibatkan berkurangnya volume plasma, sehingga terjadi
hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoprotenemia serta efusi syok (Suriadi , 2010).
a. Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah, masukan kurang) atau
kejang–kejang.
b. Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati uji torniquet positif/negatif,
kesan sakit keras (tidak mau bermain), Hb dan Ht/PCV meningkat.
2. Penatalaksanaan
a) Keperawatan
Gangguan suhu tubuh biasanya terjadi pada permulaan sakit atau hari ke-
2 sampai ke-7 dan tidak jarang terjadi hyperpyrexia yang dapat menyebabkan
pasien kejang. Peningkatan suhu tubuh akibat infeksi virus dengue maka
pengobatannya dengan pemberian antipiretika dan anti konvulsan. Untuk
membantu penurunan suhu dan mencegah agar tidak meningkat dapat
diberikan kompres dingin, yang perlu diperhatikan, bila terjadi penurunan
suhu yang mendadak disertai berkeringat banyak sehingga tubuh teraba
dingin dan lembab, nadi lembut halus waspada karena gejala renjatan.
Kontrol TD dan nadi harus lebih sering dan dicatat secara baik dan
memberitahu dokter.
b) Medis
DIC
KETIDAKEFEKTIFAN Mual,muntah
POLA NAPAS Penekanan intraabdomen
Ketidakeseimbangan
NYERI nutrisi kurang dari
kebutuhan
BAB 2
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, umur (pada DHF, paling sering menyerang anak – anak
dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan,
nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan Utama
Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang
ke rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
8. Luaran keperawatan
a. Setelah di lakukan tindakan keperawatan suhu tubuh normal
dibuktikan dengan:
- Menggigil menurun
- Kelit merah menurun
- Pucat menurun
- Takikardi menuraun
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi perdarahan di
buktikan dengan:
- Kelembapan membran mukosa meningkat
- Hematemesis menurun
- Hemoglobin membaik
- Tekanan darah membaik
c. Setelah dilakukan tindakan keoerawatan syok teratasi di buktikan
dengan:
- Kekuatan nadi meningkat
- Tingkat kesadaran meningkat
- Saturasi oksigen meningkat
- Akral dingin menurunpucat menurun
d. Setelah dilakukan tindakan keperawatan pola nafas membaik
dibuktikandengan:
- Dispnea menurun
- Pernafasan cuping hidung menurun
- Frekwensi nafas membaik
- Kedalaman nafas membaik
9. Intervensi keperawatan
a. Observasi
identifikasi penyebab hipertermia
identifikasi penyebab hipertermia
monitor suhu tubuh
monitor kadar elektrolit
monitor kadar haluaran urine
monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapiutik
sediakan lingkungan yang dingin
longgarkan atau lepaskan pakaian
basahi atau kipasi permukaan tubuh
berik ganti linen tiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis an cairan peroral
lakukan pendinginan eksternal
hindari pemberian antipiretik atau aspirin
berikan oksigen,jika perlu
Edukasi
anjurkan tirah baring
Kolaborasi
kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,jika perlu
b. Observasi
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan sesudah
kehilangan darah
Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Monitor koagulasi,fibrinogen,degradasi fibrin dan/platelet
Terapeutik
Pertahankan bedrest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif,jika perlu
Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan memakai kaus kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari
kontipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau anti koagualan
Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin k
Anjurkan segera melapor saat terjadi perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi obat pengontrolperdarahan,jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah ,jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja,jika perlu
c. Observasi
Monitor statu kardio pulmonal(frekwensi dan kekeatan
nadi,frekwensi nafas,TD,MAP)
Monitor status oksigenasi(oksimetri nadi,AGD)
Monitor status cairan(masukan dan haluaran,turgor kulit,CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa riwayat alergi
Terapeutik
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Persiapan intubasi dan ventilasi mekanik ,jika perlu
Pasang jalur IV ,jika perlu
Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin,jika perlu
Lakukan skintest untuk mencegah reaksi alergi
Edukasi
Jelaskan penyebab/faktor resiko syok
Jelaskan tanda dan gejala aal syok
Anjurkan untuk melapor jika menemukan /merasakan tanda
dan gejala awal syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian IV,jika perlu
Kolaborasi pemberian tranfusi darah jika perlu
Kolaborasi pemberian antiinflamasi ,jika perlu
d. Observasi
Monitor pola nafas(frekwensi,kedalaman,usaha nafas)
Monitor bunyi nafas tambahan
Monitor sputum(jumlah warna,aroma)
Terapeutik
Posisikan semi fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukanfisiotherapi dada ,jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Berikan oksigen,jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari,jika tidak ada
kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika
perlu