Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS HIPERTENSI

Dosen Pengampu :

Dr. Nasrudin, S.Kep.Ns. S.KM. M.Kes

Oleh :

Desy Arysasi

Siti A’inurrohmah

Titik Faridah

Zahrotul Widad

Ary Wahyu Raditaningtyas

Susy Sulistioningsih

Kholiq Mawardi

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Tim Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala Rahmat dan Karunia-Nya. Berkat Rahmat dan Karunia-Nya
lah kami dapat menyelesaikan penulisan laporan yang berjudul “ ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS HIPERTENSI” ini tepat pada waktunya.
Shalawat bermahkotakan Salam kita hadiahkan keharibaan Baginda Rasullullah
Muhammad SAW. yang telah membawa ummatnya dari alam kebodohan ke alam
yang penuh dengan penerangan Islam dan Pengetahuan.

Ucapan terima kasih tak lupa saya haturkan kepada Dr.Nasrudin S.Kep.Ns.S.KM.
M.Kes dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
ini.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari titik kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari Pembaca sangat Tim
Penulis harapkan agar laporan ini mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

Akhirnya, Tim Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca serta bagi Tim Penulis sendiri.

Jombang, Februari 2020


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan.
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam
rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya
seoptimal mungkin. Langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian :
pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis
keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi
tindakan keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas
mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan
pelayanan asuhan keperawatan.

Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi mengacu


kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan
penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal.
Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah
diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan
dapat diterima. Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien
itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam
menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai
standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan
keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.

Proses keperawatan komunitas juga memperhatikan adanya perbedaan


budaya di masing-masing daerah, karena hal itu Leininger (1978)
mendefinisikan transkultural di keperawatan sebagai: “ bidang kemanusiaan
dan pengetahuan pada studi formal dan praktik dalam keperawatan yang
difokuskan pada perbedaan studi budaya yang melihat adanya perbedaan dan
kesamaan dalam perawatan, kesehatan, dan pola penyakit didasari atas nilai-
nilai budaya, kepercayaan dan praktik budaya yang berbeda di dunia, dan
menggunakan pengetahuan untuk memberikan pengaruh budaya yang spesifik
pada masyarakat.”

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling


banyak dijumpai dimasyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun
harus senantiasa diwaspadai. Sampai saat ini usaha-usaha baik mencegah
maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena
adanya faktor-faktor penghambat seperti kurangnya pengetahuantentang
hipertensi dan juga perawatannya.

Di Indonesia sendiri, hasil RISKESDAS 2018 menunjukkan 658.201


penduduk Indonesia atau sekitar 8,36% dari seluruh penduduk Indonesia
mengalami hipertensi. Di Jawa Timur sendiri angka kejadiannya sampai pada
105.380 atau sekitar 8,01% dari seluruh penduduk Jawa Timur. (Riskesdas,
2018)

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis berusaha membuat Asuhan


Keperawatan Komunitas pada Hipertensi untuk mengurangi angka kesakitan
dan kemtian karena hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana konsep teori komunitas?
b. Bagaimana konsep penyakit hipertensi?
c. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas dengan hipertensi?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui konsep teori komunitas
b. Mengetahui konsep penyekit hipertensi
c. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas dengan hipertensi
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,


saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama,
area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/


kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder
dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat
untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri
dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social
dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan


meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu


institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth,
2007).

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa


prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian

2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral

3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan.

4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya
atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.

5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada.

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam


perawatan kesehatan masyarakat adalah :

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).

2. Proses kelompok (Group Process)


Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya,
yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas
dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status
kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian
masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan
masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang
relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian
masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community
development) (Elisabeth, 2007).

3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)


Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan
sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki
kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).

4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk
pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,


kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari :

1. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu
sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup
kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian pasien/klien.

2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat
secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup
kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow
yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai,
harga diri dan aktualisasi diri.

3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan.

4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok
beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai
klien.

2.2 Konsep Penyakit Hipertensi


a. Definisi
Hipertensi adalah kondisi abnormal hemodinamik, dimana menurut
WHO tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastolic > 90
mmHg (untuk usia < 60 tahun ) dan tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan atau
tekanan diastolic > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). (Nugroho, 2011, p.
263).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara terus menerus
hinggal melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 140/90
mmHg. Adalah tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau
tekanan distoolik lebih tinggi dari 90mmHg.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan hipertensi adalah keadaan
dimana tekanan darah sistolik maupun diastolic meningkat atau lebih dari
diatas normal.
b. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Primer (esensial)/ Idiopatik
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko antara lain yaitu :
1. Merokok
2. Alkoholisme
3. Obesitas
4. Konsumsi garam berlebih
5. Kopi/Kafein
6. Kontrasepsi oral
7. Herediter/Keturunan
2. Hipertensi Sekunder
Penyebabnya yaitu : dipicu oleh obat-obatan, penyakit ginjal,
sindrom scushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
c. Tanda dan Gejala
1. Mengeluh sakit kepala, pusing dikarenakan peningkatan tekanan darah
dan hipertensi sehingga intrakarnial naik
2. Lemas, kelelahan : karena stress sehingga mengakibatkan ketegangan
yang mempengaruhi emosi, pada saat ketegangan emosi terjadi dan
aktivitas saraf simatis sehingga frekuensi dan krontaktilitas jantung
naik, aliran darah menurun sehingga suplei O2 dan nutrisi otot rangka
menurun, dan terjadi lemas.
3. Susah nafas, kesadaran menurun : karena terjadinya peningkatan
krontaktilitas jantung
4. Palpitasi (berdebar-debar): karena jantung memompa terlalu cepat
sehingga dapat menyebabkan berdebar-debar, Gampang marah
(Nurarif & Kusuma, 2015, p. 103)

d. Patofisiologi
Faktor-faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah, pada
dasarnya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi rumus dasar:
tekanan darah = curah jantung x resistensi perifer. Tekanan darah
dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi yang
merupakan hasil dari aksi pompa jantung atau yang sering disebut curah
jantung (cardiac output) dan tekanan dari arteri perifer atau sering disebut
resistensi perifer.Kedua penentu primer adanya tekanan darah tersebut
masing-masing juga ditentukan oleh berbagai interaksi faktor-faktor serial
yang sangat kompleks.Berdasarkan rumus tersebut, maka peningkatan
tekanan darah secara logis dapat terjadi karena peningkatan curah jantung
dan atau peningkatan resistensi perifer.Peningkatan curah jantung dapat
melalui dua mekanisme yaitu melalui peningkatan volume cairan (preload)
atau melalui peningkatan kontraktilitas karena rangsangan neural
jantung.Meskipun faktor peningkatan curah jantung terlibat dalam
pemulaaan timbulnya hipertensi, namun temuan-temuan pada penderita
hipertensi kronis menunjukkan adanya hemodinamik yang khas yaitu
adanya peningkatan resistensi perifer dengan curah jantung yang normal.
Adanya pola peningkatan curah jantung yang menyebabkan
peningkatan resistensi secara persisten, sudah diteliti pada beberapa
oraang dan pada banyak hewan coba pada penelitian-penelitian tentang
hipertensi. Pada hewan coba, dengan kondisi jaringan ginjal yang
berkurang, ketika diberi penambahan volume cairan, maka tekaanan darah
pada awalnya akan naik sebagai konsekuensi tinggi curah jantung, namun
dalam beberapa hari, resistensi perifer akan meningkat dan curah jantung
akan kembali ke nilai basal. Perubahan resistensi perifer tersebut
menunjukkan adanya perubahan property instrinsik dari pembuluh darah
yang berfungsi untuk mengatur aaliran darah yang terkait dengan
kebutuhan metabolic dari jaringan.
e. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 102)

No Kategori Sistolik mmHg Distolik mmHg


1 Optimal <120 <80
2 Normal 120-129 80-84
3 High Normal 130-139 85-89
4 HT Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
5 HT Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
6 HT Grade 3 (berat) 180-209 100-119
7 HT Grade 4 (Urgent) >210 >120
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Data Geografi
Desa : Grogol Diwek

2. Data Demografi
a. Jumlah KK : 7 KK
b. Jumlah Penduduk : 30 penduduk
1) Berdasarkan Jenis kelamin
Laki-Laki : 17 (56%)
Perempuan : 13 (44%)
2) Berdasarkan Usia
Dewasa : 21 (70%)
Anak-anak : 5 (17%)
Lansia : 4 (13%)
3) Berdasarkan tingkat pendidikan
SMA : 3 (10%)
SMP : 10 (33%)
SD : 14 (47%)
Belum sekolah : 3 (10%)
DS : Masyarakat mengatakan masih banyak yang tidak mengetahui
tentang penyakit hipertensi

3. Data Lingkungan Fisik


1. Sumber air dan air minum
a. Penyediaan air bersih
Sumur : 5 KK (71%)
PAM : 2 KK (29%)
b. Penyediaan air minum
PAM : 2 KK (29%)
Sumur : 5 KK (71%)
c. Pengelolaan air minum
Selalu dimasak : 5 KK (71%)
Kadang-kadang dimasak : 2 KK (29%)
2. Saluran Pembuangan Air atau sampah
a. Kebiasan membuang sampah
Ditimbun : 3 KK (43%)
Dibakar : 4 KK (57%)
Diangkut petugas : 0 KK
b. Pembuangan air limbah
Got : 6 KK (86%)
Sungai : 1 KK (14%)
3. Jamban
a. Kepemilikan jamban
Memiliki jamban : 7 KK (100%)
Tidak memiliki jamban : 0 KK
b. Macam Jamban yang dimiliki
Septic tank : 7 KK (100%)
Sumur cemplung : 0 KK
4. Keadaan Rumah
a. Keadaan rumah
Permanen : 5 KK (71%)
Semi permanen : 2 KK (29%)
b. Status rumah
Milik sendiri : 6 KK (86%)
Kontrak : 1 KK (14%)
c. Lantai Rumah
Tanah : 2 KK (29%)
Papan : 0 KK
Semen : 2 KK (29%)
Keramik : 3 KK (42%)
d. Ventilasi
Ada : 7 KK (100%)
Tidak ada : 0 KK
e. Penerangan Rumah dengan cahaya Matahari
Baik : 5 KK (72%)
Cukup : 1 KK (14%)
Kurang : 1 KK (14%)
5. Fasilitas Kesehatan
a. Jenis fasilitas Kesehatan
Puskesmas Pembantu : 0
Puskesmas : 1
Jarak dari desa : 5 KM
Rumah sakit : 1
Jarak dari desa : 10 KM
Praktek Dokter swasta : 1
Praktek Bidan atau Polindes : 1
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Puskesmas Pembantu : 0
Puskesmas : 1
Rumah sakit : 1
Praktek Dokter swasta : 1
Praktek Bidan atau Polindes : 1
DS : Masyarakat mengatakan fasilitas kesehatan yang letaknya cukup
jauh membuat masyarakat enggan untuk control jika hanya merasakan
gejala ringan.
6. Sosial Ekonomi
Jenis Pekerjaan
Petani : 4 KK (57%)
Buruh : 2 KK (29%)
Swasta : 1 KK (14%)
Penghasilan rata-rata : <1.000.000
7. Distribusi Penyakit
1. Hipertensi : 7 orang (23%)
DS : Masyarakat yang menderita Hipertensi tidak pernah
memeriksakan penyakitnya ke fasilitas kesehatan karena tidak
mengetahui tentang penyakit tersebut. Masyarakat juga kurang
mengetahui tentang bahaya dari penyakit hipertensi sendiri. Ketika
merasakan gejala seperti pusing, masyarakat hanya mengobatinya
dengan mengonsumsi obat warung.
ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan


1. DS : Masyarakat mengatakan Defisit Pengetahuan
kurang mengetahui tentang
bahaya dan penyakit hipertensi
sendiri.
DO : Pendidikan Terakhir SD :
47%, SMP : 33%, SMA : 10%
Masyarakat lebih sering
mengonsumsi obat warung jika
merasakan pusing
-
2. DS : Masyarakat Defisit Kesehatan Komunitas
mengatakan tidak pernah
memeriksakan penyakitnya ke
puskesmas/rumah sakit
DO : 23% dari jumlah masyarakat
mempunyai tekanan darah tinggi
Terdapat 1 Puskesmas yang
berjarak 5 km dari desa
Terdapat 1 RS yang berjarak 10
km dr desa.
PENAPISAN MASALAH

Kemungkinan
Poin Tingkat
Masalah Kesehatan Perhatian Skor
untuk dikelola
prevalensi bahaya
masyarakat
Defisit Pengetahuan 3 3 4 3 13
Defisit Kesehatan 4 4 4 3 15

Komunitas

DAFTAR PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

No Diagnosa Prioritas
1 Defisit Kesehatan Komunitas
2 Defisit Pengetahuan
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diangosa Keperawatan SLKI SIKI


1. Defisit Kesehatan Setelah dilakukan tindakan 1. OBSERVASI
Komunitas keperawatan selama 2 - Identifikasi masalah atau isu
minggu diharapkan kondisi kesehatan dan prioritasnya
kesejahteraan fisik, mental - Identifikasi potensi atau
dan social komunitas teratasi asset dalam masyarakat
dengan Kriteria Hasil : terkait isu yang dihadapi
- Ketersediaan program - Identifikasi kekuatan dan
promosi kesehatan partner dalam
meningkat pengembangan kesehatan
- Ketersediaan program - Identifikasi
proteksi kesehatan pemimpin/tokohdalam
komunitas meningkat masyarakat
- Partisipasi dalam program 2. TERAPEUTIK
kesehatan komunitas - Berikan kesempatan kepada
meningkat setiap anggota masyarakat
- Keikutsertaan masyarakat untuk berpartisipasi sesuai
dlm jaminan kesehatan asset yang dimiliki
meningkat - Libatkan anggota
- Kepatuhan terhadap masyarakat untuk
standar kesehatan meningkatkan kesadaran
lingkungan meningkat terhadap isu dan masalah
- System surveilans kesehatan yang dihadapi
kesehatan meningkat - Libatkan masyarakat dalam
- Pemantuan standar musyawarah untuk
kesehatan komunitas mendefinisikan isu
meningkat kesehatan dan
- Prevalensi penyakit mengembangkan rencana
menurun kerja
- Angka kebiasaan merokok - Libatkan masyarakat dalam
menurun proses perencanaan dan
implementasi serta revisinya.
- Libatkan masyarakat dalam
mengembangkan jaringan
kesehatan
- Pertahankan komunikasi
terbuka dengan anggota
masyarakat dan pihak-pihak
yang terlibat
- Perkuat komunikasi anatar
individu dan kelompok
untuk bermuyawarah terkait
daya tarik yang sama
- Fasilitasi struktur organisasi
- Kembangkan strategi dalam
manajemen konflik
- Persatukan anggota
masyarakat dengan cita-cita
komunitas yang sama
- Bangun komitmenantar
anggota masyarakat
- Kembangkan mekanisme
keterlibatan tatanan local

2 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. OBSERVASI


keperawatan selama 2 - Identifikasi kesiapan dan
minggu diharapkan defisit kemampuan menerima
kecukupan informasi kognitif informasi
dapat teratasi dengan Kriteria - Identifikasi factor-faktor
Hasil : yang dapat meningkatkan
1. Perilaku sesuai dan menurunkan motivasi
anjuran meningkat perilaku hidup bersih dan
2. Verbalisasi minat sehat
dalam belajar meningkat
3. Kemampuan 2. TERAPEUTIK
menjelaskan pengetahuan - Sediakan materi dan media
tentang Hipertensi pendidikan kesehatan
meningkat - Jadwalkan pendidikan
4. Kemampuan kesehatan sesuai
menggambarkan kesepakatan
pengalaman sebelumnya - Berikan kesempatan untuk
tentang Hipertensi bertanya
meningkat 3. EDUKASI
5. Perilaku sesuai - Jelaskan factor resiko yang
dengan pengetahuan dapat mempengaruhi
meningkat kesehatan
6. Pertanyaan tentang - Ajarkan hidup bersih dan
masalah yang dihadapi sehat
menurun - Ajarkan strategi yang dapat
7. Persepsi yang keliru digunakan untuk
terhadap masalah menurun meningkatkan perilaku
8. Menjalani hidup bersih dan sehat
pemeriksaan tidak tepat
menurun
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori  


       dan  Praktik, edisi 3. Jakarta : EGC

Kemenkes RI (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta : Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Nugroho Taufan (2011). Anatomi Fisiologi Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta
: EGC
Nurarif (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC. Jakarta ; EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1..Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1..Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil, Edisi 1..Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai