Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

S DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT
PADA KASUS GEA DI RS UNIPDU MEDIKA

Oleh :

Siti A’inurrohmah
7319044

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM

JOMBANG

2021
BAB 1

KONSEP TEORI

1.1 Definisi

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi
ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika
salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan dan elektrolit
sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan
cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian dari fisiologi
homeostasis..

Cairan didalam tubuh manusia sebanyak 50%-60%. Cairan tubuh dibagi dalam
dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan
intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan
ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok
yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.

1.2 Etiologi
Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjadi karena beberapa
kondisi klinis seperti gagal ginjal, anoreksia nervosa, diabetes mellitus, gastroenteritis,
pankreatitis, cedera kepala, kanker, trauma multiple, luka bakar, dan anemia sel abit
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)

1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


a. Usia
Usia seseorang mempengaruhi fungsi organ. Kemampuan organ untuk mengelola
keseimbangan cairan dan elektrolit secara efisien juga terpengaruh.
b. Temperature Lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan keringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl
melalui keringat 10-30 gr/hari.
c. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energy,
proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari intersisiel ke intraseluler.
d. Stress
Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
e. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan
hormon akan mengganggu keseimbangan cairan (Tarwoto dan Wartonah, 2010)

1.4 Jenis-Jenis Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit


a. Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
- Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare, muntah.
- Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral, penggunaan
obat-obatan diuretic.
2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)
Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium berlebih.
b. Ketidakseimbangan Elektrolit

1. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui gastrointestinal
pengeluaran diuretic.
2. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, Pemberian larutan salin
hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah atau
kehilangan cairan lain melalui saluran.
4. Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah seperti akibat
luka bakar dan trauma.
5. Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat, hipoalbuminemia,
hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D, penyakit-penyakit neoplastik,
pancreatitis.
6. Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.
1.5 Tanda dan Gejala
a. Kelelahan
b. Kram otot dan kejang
c. Mual
d. Pusing
e. Pingsan
f. Muntah
g. Mulut kering
h. Denyut nadi lemah
i. Kejang
j. Palpitasi
k. Tekanan darah naik turun
l. Kurangnya koordinasi
m. Kekakuan sendi
n. Rasa haus
o. Suhu naik
p. Anoreksia
1.6 Pathway Nursing Process

Faktor mal absorbsi Faktor makanan Faktor psikologi


-Karbohidrat -Makanan besi - Rasa takut
- Lemak -Beracun - Cemas
-Protein -Alergi makanan

Penyerapan sari-sari makanan

Terdapat zat-zat yg saluran pencernaan tidak adekuat gangguan motilitas usus


tidak diserap
Tekanan Osmotik gangguan sekresi hiperperistaltik
Meningkat

Sekresi air dalam Peningkatan


Reabsorbsi dalam elektrolit terganggu penyerapan makanan
usus besar terganggu

Merangsang usus mengeluarkan isinya

DIARE

BAB sering dg Konsistensi cair Inflamasi saluran pencernaan

Kulit disekitar cairan yang frekuensi agen pirogenik mual dan muntah
Anus lecet dan keluar banyak defekasi
Teriritasi dehidrasi anoreksia
Suhu tubuh
Kemerahan, meningkat
3. Diare
1. Hipovolemia
4..Hipertermi 5. Nausea
7. Gangguan 2. Resiko
integritas kulit 6. Defisit Nutrisi
Ketidak
seimbangan
elektrolit
BAB 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
Kaji identitas klien yang meliputi : nama, usia, alamat, pendidikan dll.
2. Riwayat keperawatan
Jika klien mengalami kekurangan cairan atau hipovolemia biasanya ditandai
dengan penurunan tekanan darah, nadi cepat dan lemah, suhu tubuh meningkat,
membran mukosa kering, turgor kulit menurun dan badan lemas.
Jika klien mengalami kelebihan cairan atau hipervolemia biasanya ditandai
dengan adanya edema pada bagian tubuh tertentu, terdapat pitting edema,
dyspnea atau sesak dll.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien yang mengalami kelebihan cairan tubuh biasanya memiliki riwayat
penyakit kronis, seperti gagal ginjal kronis (GGK), riwayat penyakit jantung,
obesitas dll.
4. Riwayat Psikososial keluarga
5. Kebutuhan dasar
a. Pola Eliminasi
Pada klien dengan gangguan cairan dan elektrolit perlu dikaji pola
eliminasi urine dan alvi. Diare yang dialami klien dapat menyebabkan
kekurangan volume cairan atau hipovolemia. Klien penyakit Gagal Ginjal
Kronis biasanya mengalami anuria atau dysuria.
b. Pola Nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, malas makan dan minum. Hal
ini dapat menyebabkan kekurangan cairan elektrolit pada tubuh.
c. Pola Istirahat dan Tidur
Pola istirahat dan tidur pada klien yang mengalami gangguan cairan dan
elektrolit cenderung terganggu. Hal ini dikarenakan adanya keluhan dyspnea
dan diare.
d. Pola Aktifitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah, pola nafas tidak
teratur dan adanya nyeri akibat disentri abdomen.

Hal : 6
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah : Hematokrit meningkat, leukosit menurun tapi pada kondisi tertentu
memungkinkan lonjakan pada leukosit
2. Feses : pada pemeriksaan feses biasanya didapatkan bakteri atau parasit
3. Elektrolit: Pada pemeriksaan elektrolit didapatkan kadar natrium dan kalium
menurun
4. Urinalisa : Urin pekat, BJ meningkat
5. Analisa Gas Darah : Asidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipovolemia b.d Kehilangan cairan aktif
b. Diare b.d Iritasi gastrointestinal
c. Hipertemi b.d Penyakit
d. Nausea b.d Iritasi lambung
e. Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
f. Kerusakan integritas kulit b.d Kelembaban
g. Resiko ketidakseimbangan elektrolit d.d ketidakseimbangan cairan,diare

Hal : 7
DIAGNOSIS
NO RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
1 SDKI SIKI
Hipovolemia Observasi
Definisi : Penurunan 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
volume cairan ( misal : frekuensi nadi meningkat, nadi
intravaskuler, interstisial teraba lemah, tekanan darah menurun,
dan/atau intraseluler. turgor kulit menurun, membran mukosa
kering, volume urine menurun,
hematokrit meningkat, haus, lemah)
Tujuan :
2. Monitor intake dan output cairan
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 2x24 jam Terapeutik
pasien tidak mengalami 3. Hitung kebutuhan cairan
penurunan volume cairan 4. Berikan asupan cairan oral
intravaskuler, interstisial
Edukasi
atau intraseluler
5. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral

SLKI 6. Anjurkan menghindari perubahan posisi


Kriteria hasil : mendadak
- Mempertahankan urine
Kolaborasi
output sesuai dengan
7. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
usia, BB, BJ urine
(misal : NaCl, RL)
normal
8. Kolaborasi pemberian IV hipotonis
- Tekanan darah,nadi,
( misal : Glukosa2,5%, NaCl 0,4%)
suhu tubuh dalam batas
9. Kolaborasi pemberian cairan IV koloid
normal
(misal : albumin, Plasmante)
- Tidak ada tanda - tanda
10. Kolaborasi pemberian produk darah
dehidrasi,elastisitas

Hal : 8
turgor kulit
baik,membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
2. SDKI SIKI
Diare Observasi
Definisi : Pengeluaran 1. Identifikasi penyebab diare
feses yang sering, lunak
2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
dan tidak berbentuk
3. Monitor warna, volume, frekuensi dan

Tujuan : konsistensi tinja

Setelah dilakukan asuhan 4. Monitor tanda dan gejala hipovolemia


keperawatan 2x24 jam
5. Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah
pasien tidak diare lagi
perianal

Terapeutik
SLKI 6. Berikan asupan cairan oral ( misal :
Kriteria hasil : larutan gula garam, oralit, renalyte)
- Feses terbentuk, BAB
7. Pasang jalur intravena
sehari 1-3x
8. Berikan cairan intravena ( misal ringer
- Tidak mengalami diare
asetat, ringer laktat) jika perlu
- Menjaga daerah sekitar
9. Ambil sample darah untuk pemeriksaan
rectal dari iritasi
darah lengkap dan elektrolit
- Menjelaskan penyebab
10. Ambil sample feses untuk kultur, jika
diare dan rasional
perlu
tindakan
Edukasi
- Mempertahankan
11. Anjurkan makan porsi kecil dan sering
turgor kulit
secara bertahap

12. Ajarkan menghindari makanan


pembentuk gas, pedas dan mengandung

Hal : 9
laktosa

13. Anjurkan melanjutkan pemberian air


minum secukupnya

Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
(loperamide)

15. Kolaborasi pemberian obat pengeras


feses (misal : smektiti, kaolin-pek)
3. SDKI SIKI
Resiko Observasi
ketidakseimbangan 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
elektrolit ketidakseimbangan elektrolit
Definisi : Beresiko
2. Monitor kadar serum elektrolit
mengalami perubahan
kadar serum elektrolit 3. Monitor mual, muntah dan diare

4. Monitor kehilangan cairan

5. Monitor tanda dan gejala hipokalemi dan


Tujuan :
hiperkalemi
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 2x24 jam 6. Monitor tanda dan gejala hiponatremi
keseimbangan elektrolit dan hipernatremi
meningkat.
Terapeutik
7. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
SLKI
8. Dokumentasikan hasil pemantauan
Kriteria hasil :
Keseimbangan elektrolit 9. Berikan diet yang tepat
meningkat ditandai
10. Pasang akses intravena, jika perlu
dengan :

Hal : 10
- Serum natrium normal Edukasi
11. Jelaskan tujuan dan prosedur
- Serum kalium normal
pemantauan
- Serum klorida normal
12. Jelaskan jenis, penyebab dan penanganan
ketidakseimbangan elektrolit

Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian suplemen eletrolit

3. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari


tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai dengan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi menjadi dua yaitu evaluasi
proses atau evaluasi formatif, dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan
evaluasi hasil dan sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada
tujuan yang telah ditentukan. (Afnuhazi, 2015)

Hal : 11
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, R. 2015. Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta: Gosyen Publishing.

PPNI (2017). Standar Diagnosa keperawatan : Defisi dan Indikator Diagnostik.


Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika

Hal : 12
Prodi Profesi ners
FIK UNIPDU Jombang

Nama Mahasiswa : Siti A’inurrohmah


NIM : 7319044
Ruangan : Interna

PENGKAJIAN
I. BIODATA
Nama : Tn. S
Umur : 52 th
Agama : Islam
Alamat : Jarak Kulon - Jogoroto
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Tanggal MRS : 25 April 2021
Diagnosa Medis : Obs. Vomiting + GEA + Pneumonia
Nomor Register : 047075
Tanggal Pengkajian : 25 April 2021

II. KELUHAN UTAMA

Pasien mengatakan muntah dan diare

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke UGD dengan keluhan badan lemas, mual, muntah ± 5x


sehari. Diare ± 4x sehari. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Pada saat
pengkajian pasien mengeluh masih muntah dan diare.

Hal : 13
IV. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis sebelumya.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Dalam keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama saat ini. Tidak
ada yang memiliki penyakit kronis.

VI. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI :

1. Pola tidur/Istirahat :

a) Sehat
Siang : 1-2 jam dalam sehari
Malam : 7-8 jam dalam sehari
b) Sakit
Siang : 2-3 jam dalam sehari
Malam : 4-5 jam dalam sehari,
Pasien sering terbangung karena diare.
2. Pola Eliminasi :

BAB
a) Sehat : Pasien biasanya BAB 1x/hari, konsistensi
lunak, warna kuning.
b) Sakit : Pasien BAB 3-4x per hari, konsistensi cair,
warna kuning.
BAK
a) Sehat : Pasien BAK ± 5x/hari, warna kuning jernih
b) Sakit : Pasien BAK ± 3-4x/hari, warna kuning
pekat.

3. Pola makan/minum :

Makan

1) Sehat : Makan 3 kali sehari dengan nasi dan lauk pauk.

Hal : 14
2) Sakit : Makan 1-2x/hari. Makan sedikit karena mual
dan muntah setiap kali makan.
Minum

1) Sehat : Minum ± 1500 cc dalam sehari


2) Sakit : Minum ±700 cc dalam sehari

4. Pola Kebersihan diri :

1) Sehat : Mandi 2-3 kali sehari


2) Sakit : Mandi 1 kali sehari (diseka)

5. Pola Kegiatan/kebiasaan lain :

1) Sehat : Pasien melakukan aktivitas sehari-hari


seperti bekerja dan berkumpul bersama keluarga
2) Sakit : Saat sakit, pasien tidak bisa bekerja dan
hanya di tempat tidur karena badan lemas.

6. Pola Hubungan Peran ( Konsep Diri ) :

1) Sehat : Pasien bertanggung jawab sebagai kepala keluarga dan


menghidupi keluarganya

2) Sakit : Pasien hanya di tempat tidur dan dibantu keluarga dalam


aktivitasnya.

7. Pola Seksual :

1) Sehat : Klien selalu mendapat dan memberikan kasih sayang dan


perhatian dari anggota keluarganya

2) Sakit : Klien tetap mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari


keluarganya

8. Pola Penanggulangan Stress :

Hal : 15
1) Sehat : ketika mempunyai masalah pasien selalu bercerita kepada
anggota keluarganya

2) Sakit : ketika sakit pasien mengeluh tentang sakitnya kepada keluarga


dan perawat di RS

VII. DATA PSIKOSOSIAL


keluarga pasien mengatakan pasien lemes dan tidak bisa beraktivitas sosial

VIII. DATA SPIRITUAL


keluarga pasien mengatakan pasien tidak melakukan
sholat hanya berdo’a karena keadaan yang lemes

IX. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum :

KU: Lemah

Kesadaran: Composmentis (GCS: E4M6V5)

B. Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg

S : 37,6℃

N :88x/menit.

RR : 20x/menit
C. Pemeriksaan kepala dan leher :

Kepala : Muka Simetris, rambut berwarna hitam dan sulit dicabut, ubun
ubun besar menutup

Leher : Kelenjar getah bening teraba, tiroid tidak teraba, posisi trakea letak
ditengah tidak ada kelainan

D. Mata :

Hal : 16
Mata: Sklera putih, tidak cekung, pupil isokor, refleks cahaya (+),
konjungtiva tidak anemis

E. Hidung :

Hidung : Tidak terdapat rinorea, tidak terdapat pernafasan cuping hidung.

F. Telinga :

Telinga : Telinga tidak terdapat serumen, bersih

G. Mulut :

Mulut : Bibir kering, tidak pucat, Lidah tidak tremor /kotor, gigi tidak
mengalami caries, ukuran tonsil normal

H. Integumen :

Turgor kulit buruk.

I. Thorak/dada :

Inspeksi : Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20 kali/menit, irama nafas


teratur,

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Redup pada kedua paru

Auskultasi : Suara nafas vesikuler

J. Abdomen :

Inspeksi : Bentuk perut datar, mengikuti gerak saat bernafas, tidak terdapat
bekas luka operasi

Auskultasi : Bising usus 35 x/menit

Palpasi : Tidak terdapat massa ataupun juga tumor, nyeri tekan tidak ada

Perkusi : Timpani, tidak ada nyeri ketuk ginjal

K. Kelamin dan daerah sekitarnya :

Hal : 17
Tidak dikaji

L. Muskuloskeletal :

Tidak ada kelainan ekstremitas, Kekuatan 5 5 otot


5 5
M. Neurologi :

GCS: 456

Kesadaran: Composmentis

X. PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Hasil Lab :
Hb : 14,5
Leukosit : 14.400
Trombosit : 226.000
Hematokrit : 53%
SGOT : 25
SGPT : 20
Natrium : 117
Kalium : 2,9
Bun : 23
Kreatinin : 0,9

XI. PENATA LAKSANAAN/TERAPI

Inf PZ 1000 cc/24 jam


Inf NaCl 3% 500 cc/24 jam
Drip KCl 50 meq/24 jam
Inj. Ceftriaxon 2x1
Inj. Ranitidin 2x1
Inj. Ondansentron 2x1
Sucralfat Syr 3xC2
Diatab 5x2 tab

Hal : 18
Zink 1x1 tab
Lacto B 3x1 Sch
ANALISA DATA
Nama Klien : Tn. S Dx. Medis : GEA + Obs. Vomiting

No. Register : 047075 Ruangan : Interna

No Kelompok Data Kemungkinan Penyebab Masalah


1. DS : Pasien mengatakan badan Kehilangan cairan aktif Hipovolemia
lemas, mual, muntah ± 5x/hari

DO : TD : 90/60 mmHg N :
88x/menit
S : 37,6 RR : 20x/menit
HCT : 53%
Membran mukosa kering
Turgor kulit buruk
Nadi teraba lemah

2. DS : Pasien mengatakan BAB cair ±


3-4x hari ini Inflamasi Gastrointestinal Diare
DO : Peristaltik usus 35x/menit

Hal : 19
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

Nama Klien : Tn. S Dx. Medis : GEA + Obs. Vomiting

No. Register : 047075 Ruangan : Interna

Tanggal TTD
No Diagnosa Perawatan
Ditemukan Teratasi
1. Hipovolemia b/d kehilangan 25 April 2021 27 April
cairan aktif d/d : 2021

DS : Pasien mengatakan badan


lemas, mual, muntah ± 5x/hari

DO : TD : 90/60 mmHg N :
88x/menit
S : 37,6 RR : 20x/menit
HCT : 53%
Natrium : 127
Kalium : 2,9
Membran mukosa kering
Turgor kulit buruk
Nadi teraba lemah

Diare b/d inflamasi 27 April


2. 25 Januari 2021
gastrintestinal d/d : 2021
DS : Pasien mengatakan BAB
cair ± 3-4x hari ini
DO : Peristaltik usus 35x/menit

Hal : 20
Hal : 21
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. S Dx. Medis : GEA + Obs. Vomiting

No. Register : 047075 Ruangan : Interna

DIAGNOSA
NO. TUJUAN KRITERIA / STANDART RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Hipovolemia b/d Setelah dilakukan tindakan Status cairan Manajemen Hipovolemia
kehilangan cairan aktif keperawatan selama 2x24 jam
- Turgor kulit meningkat Observasi
d/d : diharapkan status cairan
- Tekanan darah membaik
meningkat - Periksa tanda dan gejala hipovolemia
DS : Pasien mengatakan - Suhu tubuh membaik
- Monitor intake dan output
badan lemas, mual, - Membran mukosa membaik
- Monitor kadar elektrolit
muntah ± 5x/hari - Intake cairan membaik Terapeutik
Keseimbangan Elektrolit
DO : TD : 90/60 mmHg - Berikan posisi modified trendelenburg
N : 88x/menit - Serum natrium meningkat Edukasi
- Serum kalium meningkat
S : 37,6 RR : 20x/menit - Anjurkan memperbanyak asupan cairan per
oral
HCT : 53%
Kolaborasi
Membran mukosa kering
- Kolaborasi pemberian cairab IV isotonis
Turgor kulit buruk (NaCl, RL)
Nadi teraba lemah - Kolaborasi pemberian cairan hipotonis (NaCl

Hal : 22
1,4%)

2. Diare b/d inflamasi Setelah dilakukan tindakan Eliminasi Fekal Manajemen Diare
gastriintestinal d/d : keperawatan selama 2x24
- Kontrol pengeluaran feses meningkat Observasi :
jam eliminasi fekal membaik
DS : Pasien mengatakan - Konsistensi feses membaik
- Identifikasi penyebab diare
BAB cair ± 3-4x hari ini - Frekuensi defekasi membaik
- Identifikasi riwayat pemberian makan
- Peristaltik usus membaik
DO : Peristaltik usus - Monitor warna, volume, frekuensi, dan
35x/menit konsistensi tinja
Terapeutik

- Berikan asupan cairan oral


Edukasi

- Anjurkan makanan porsi kecil dan sering


secara bertahap
- Anjurkan menghindari makanan pembentuk
gas, pedas dan mengandung laktosa
Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses.

Hal : 23
CATATAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. S Dx. Medis : GEA + Obs.Vomiting

No. Register : 047075 Ruangan : Interna

Tgl / Jam No. Tindakan Perawatan Respon Klien TTD


Dx.
25/4/202 1 - Mengobservasi tanda Membran mukosa kering
1 dan gejala hipovolemia
TD : 90/60 N : 84x/menit
15.00 (lemah) S : 37,3 RR : 20x/mnt
HCT : 53%
Turgor kulit buruk

- Mengobservasi intake Intake


dan output Minum : 500 cc
Cairan infus : 500 cc
Output
Urone : ± 550 cc
Feces : ± 200 cc
Muntah : ±250 cc
IWL : 62,5 cc

- Memberikan posisi Pasien merasa tidak nyaman


trendelenberg

- Menganjurkan untuk Pasien memhami


memperbanyak minum

Pasien terpasang infus pada


- Berkolaborasi dengan
tangan kanan dan kiri
dokter untuk pemberian
cairan IV hipotonis dan
Isotonis
- Memasang three way Inf
PZ 28 tpm dan Drip
KCL 50 meq/24 jam
- Memasang infus NaCl
2 3% 500 cc/24 jam
Px diare setelah makan

Hal : 24
- Mengobservasi makanan terlalu pedas
penyebab diare
- Mengkaji riwayat
makanan pasien

Px BAB cair 4x berwarna


- Mengkaji frekuensi, kuning
konsistensi dan warna
feses
Px meminum obat yang
- Berkolaborasi denga diberikan
dokter untuk pemberian
obat pengeras feses
Diatab 5x2 tab
Lacto B 3x1
Zink 1x1

Hal : 25
CATATAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. S Dx. Medis : GEA + Obs. Vomiting

No. Register : 047075 Ruangan : Interna

Tgl / Jam No. Tindakan Perawatan Respon Klien TTD


Dx.
26/4/202 1 - Mengobservasi tanda Membran mukosa lembab
1 dan gejala hipovolemia TD : 110/70 N : 78x/menit
S : 36,5 RR : 20x/mnt
15.00 Turgor kulit membaik

- Mengobservasi intake Intake


dan output Minum : 500 cc
Cairan infus : 1000 cc
Output
Urine : ± 1200 cc
Feces : ± 150 cc
Muntah : ± 100 cc
IWL : 62,5 cc

Pasien minum ± 500 cc/24


- Menganjurkan untuk
memperbanyak minum jam

- Berkolaborasi dengan Pasien terpasang infus pada


dokter untuk pemberian tangan kanan
cairan IV
- Inf PZ 14 tpm

Px BAB cair 2x berwarna


2. - Mengkaji frekuensi,
kuning ada ampas
konsistensi dan warna
feses

- Berkolaborasi denga Px meminum obat yang


dokter untuk pemberian diberikan
obat pengeras feses
Diatab 5x2 tab
Lacto B 3x1
Zink 1x1

Hal : 26
CATATAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. S Dx. Medis : GEA + Obs. Vomiting


No. Register : 047075 Ruangan : Interna
Tgl / Jam No. Tindakan Perawatan Respon Klien TTD
Dx.
27/4/202 1 - Mengobservasi tanda dan Membran mukosa lembab
1 gejala hipovolemia TD : 120/80 N : 84x/menit
S : 36,3 RR : 20x/mnt
07.00 Turgor kulit baik

- Mengobservasi intake dan Intake


output Minum : 1000 cc
Cairan infus : 500 cc
Output
Urine : ± 1300 cc
Feces : ± 100 cc
IWL : 62,5 cc

- Menganjurkan untuk Pasien minum ± 1000


memperbanyak minum cc/24 jam

- Berkolaborasi dengan Pasien terpasang infus


dokter untuk pemberian pada tangan kanan
cairan IV

- Memonitor kadar Px kooperatif


elektrolit dan HCT
- Berkolaborasi untuk cek
DL dan NaK ulang

2 - Mengkaji frekuensi,
Px BAB 1x pagi ini,
konsistensi dan warna
konsistensi lunak, warna
feses
kuning kecoklatan

- Berkolaborasi dengan
dokter untuk pemberian Px meminum obat yang
obat pengeras feses diberikan
Diatab 5x2 tab
Lacto B 3x1
Zink 1x1

Hal : 27
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. S Dx. Medis : GEA + Obs. Vomiting


No. Register : 047075 Ruangan : Interna
Tanggal Jam No. Dx. Catatan Perkembangan TTD
25/4/202 19.00 1 S : Pasien mengatakan badan masih lemas,
1 muntah 2x sore ini
O : TD : 100/70 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,8
RR : 20x/menit
Turgor kulit membaik
Mukosa bibir kering
A : Masalah hipovolemia belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Observasi tanda dan gejala
hipovolemia
- Observasi intake dan output
- Anjurkan meningkatkan cairan oral
- Kolaborasi pemberian cairan
isotonis dan hipotonis

2 S : Pasien mengatakan BAB Cair 2x sore ini


O : Peristaltik usus 32x/menit
A : Masalah diare belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Observasi frekuensi, konsistensi,
warna feses
- Anjurkan meningkatkan cairan oral
- Kolaborasi untuk pemberian obat
pengeras feses

Hal : 28
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. S Dx. Medis : GEA + Obs. Vomiting


No. Register : 047075 Ruangan : Interna
Tanggal Jam No. Dx. Catatan Perkembangan TTD
26/4/202 19.00 1 S : Pasien mengatakan badan masih sedikit
1 lemas, muntah 1x hari ini
O : TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,4
RR : 20x/menit
Turgor kulit membaik
Mukosa bibir lembab
A : Masalah hipovolemia teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Observasi tanda dan gejala
hipovolemia
- Observasi intake dan output
- Monitor kadar elektrolit
- Anjurkan meningkatkan cairan oral
- Kolaborasi pemberian cairan isotonis
dan hipotonis

2 S : Pasien mengatakan BAB Cair 1x sore ini


O : Peristaltik usus 28x/menit
A : Masalah diare teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Observasi frekuensi, konsistensi,
warna feses
- Anjurkan meningkatkan cairan oral
- Kolaborasi untuk pemberian obat
pengeras feses

Hal : 29
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. S Dx. Medis : GEA + Obs. Vomiting


No. Register : 047075 Ruangan : Interna
Tanggal Jam No. Dx. Catatan Perkembangan TTD
27/4/2021 13.00 1 S : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
O : TD : 120/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,3
RR : 20x/menit
Turgor kulit baik
Mukosa bibir lembab
HCT : 40%
Natrium : 137
Kalium : 3,8
A : Masalah hipovolemia teratasi
P : Intervensi dihentikan

2 S : Pasien mengatakan BAB 1x tadi pagi,


lunak, warna kuning kecoklatan
O : Peristaltik usus 20x/menit
A : Masalah diare teratasi
P : Intervensi dihentikan

Hal : 30

Anda mungkin juga menyukai