Anda di halaman 1dari 3

VAKSINASI COVID-19

Latar Belakang
Pandemi COVID-19 merupakan kondisi darurat global yang terjadi karena infeksi Virus Corona
(SARS CoV-2) di seluruh dunia. Saat ini lebih dari 105 juta orang dari 219 negara di dunia
terkonfirmasi positif COVID-19 dengan angka kematian mencapai  2.298.606 (berdasarkan data
WHO pada tanggal 7 Februari 2021).  Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis
COVID-19 ini didominasi oleh demam, batuk, anosmia, sampai pada gagal napas. Gejala klinis
dan progresivitas penyakit akibat infeksi virus SAR-CoV2 sebagai penyebab COVID-19
tergantung pada kekuatan dan karakteristik virus yang terus berubah dan imunitas atau daya
tahan tubuh manusia. Akibatnya, seseorang yang terinfeksi dapat saja tidak bergejala sampai
mengalami gejala berat yang berakhir pada kematian. Hal lain yang juga memengaruhi transmisi
penyakit ini di masyarakat adalah bahwa seseorang yang positif terinfeksi dan tidak bergejala
tetap dapat menularkan ke orang lain, terutama melalui droplet.

Berbagai upaya/protokol kesehatan telah dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19


seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dll. Akan tetapi, upaya-
upaya tersebut ternyata belum cukup untuk menahan laju penularan COVID-19. Oleh karena itu,
saat ini pemerintah telah menyediakan vaksin yang khusus dibuat untuk mencegah penularan
COVID-19. Vaksin COVID-19 melindungi tubuh dengan menciptakan kekebalan terhadap
infeksi Virus Corona (SARS CoV-2).

Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mempercepat penanggulangan COVID-19 di Indonesia


bersama dengan penerapan protokol kesehatan. Selain itu, vaksinasi ini diharapkan dapat
memutus rantai penularan secara menyeluruh, dengan mentargetkan sekitar 70% kelompok
sasaran untuk mencapai herd immunity. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No. 9860
Tahun 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19), Pemerintah menetapkan enam jenis vaksin yang akan digunakan di
Indonesia. Enam jenis vaksin ini meliputi Sinovac Biotech Ltd, Pfizer Inc and BioN tech, PT
Biofarma (Persero), AstraZeneca, Sinopharm, dan Moderna. Pada 13 Januari 2021, Indonesia
mulai melakukan penyuntikkan vaksin Sinovac perdana. Pelaksanaan vaksinasi di Indonesia
dibagi ke dalam empat tahapan yaitu tenaga kesehatan; petugas pelayanan publik dan warga
lanjut usia; masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi; dan tahap terakhir
pada masyarakat dan pelaku perokonomian lainnya. Proses vaksinasi dilakukan sebanyak dua
kali dan direncanakan akan memenuhi total sasaran vaksinasi sebanyak 181.554.465 orang
dalam lima belas bulan.

Permasalahan
Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejak pertengahan Januari 2021, yang
mana Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang divaksin. Meski demikian, hingga saat ini
masih terdapat banyak masalah yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan program vaksinasi
Covid-19. Kondisi geografis Indonesia yang luas dan sulit dijangkau menjadi tantangan besar
bagi pemerintah dalam mendistribusikan vaksin Covid-19. Tantangan ini kian diperparah dengan
masih banyaknya kelompok masyarakat yang menolak berpartisipasi dalam program vaksinasi
Covid-19. Penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 sebenarnya menunjukkan masih kuatnya
fenomena anti-vaksin di Indonesia. Banyak faktor yang melatarbelakangi penolakan vaksinasi
Covid-19, antara lain faktor agama yang masih mengkhawatirkan ‘halal’ tidaknya kandungan
vaksin tersebut, faktor sosial-budaya, hingga banyaknya hoax yang beredar di masyarakat
tentang vaksinasi Covid-19. Hoax tersebut antara lain vaksin justru menyebabkan seseorang
terinfeksi Covid-19, vaksin menyebabkan kematian, vaksin menyebabkan kemandulan pada
wanita, vaksin adalah ‘senjata genetik’ yang mengubah gen manusia, dan masih banyak lagi.
Aksi penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 ini menjadi suatu permasalahan/tantangan
tersendiri bagi pemerintah khususnya tenaga kesehatan untuk dapat mensosialisasikan manfaat
besar vaksinasi Covid-19 bagi kesehatan sehingga berdampak pada kesuksesan pelaksanaan
program vaksinasi Covid-19 dan juga secara langsung dapat mencegah penularan Covid-19.

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan
program vaksinasi Covid-19, maka kami memilih “METODE PENYULUHAN” dalam
perencanaan dan pemilihan intervensi. Kegiatan penyuluhan ini disertai dengan sesi tanya jawab,
baik oleh presentator (untuk menilai pemahaman para peserta setelah dilaksanakannya
penyuluhan) maupun oleh para peserta (untuk menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas).
Pelaksanaan
Penyuluhan ini dilakukan oleh dokter bersama tenaga kesehatan dari Puskesmas Noemuti di
Posyandu Bayi/Balita dan Posyandu Lansia (Posbindu) di Desa-Desa yang termasuk dalam
Wilayah Kerja Puskesmas Noemuti seperti Desa Nibaaf, Nit’ous, Oenak, Seungkoa, Fatumuti,
Banfanu, Nifuboke, Bijeli, dan Kiuola pada periode bulan April 2021.

Monitoring dan Evaluasi


Melalui kegiatan penyuluhan vaksinasi Covid-19, diharapkan dapat menyadarkan masyarakat
mengenai pentingnya vaksinasi Covid-19 bagi kesehatan dalam mengurangi resiko terinfeksi
Covid-19 sehingga mau berpartisipasi dalam Program vaksinasi Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai