Anda di halaman 1dari 3

A.

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala berlanjut pada
organ target, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah
jantung dan untuk otot jantung. Hipertensi adalah kondisi tekanan darah sistolik sama atau
lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg.
Hipertensi terjadi karena menurunnya elastisitas arteri akibat proses menua pada lansia.
Hipertensi menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat (Mahatidanar & Nisa, 2017).

Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 menunjukkan bahwa di
seluruh dunia terdapat sekitar 972 juta orang yang menderita penyakit hipertensi. Kejadian
hipertensi di Indonesia, diperkirakan akan meningkat sebanyak 80% pada tahun 2025.
Pencegahan hipertensi umumnya dilakukan dengan cara merubah gaya hidup, seperti
pengurangan berat badan pada anak yang obesitas, mengatur diet, olah raga secara teratur
dan mengurangi stres. Beberapa hal tersebut merupakan tatalaksana non farmakologi.
Pengaturan diet dan olahraga teratur, umumnya terbukti menurunkan tekanan darah. Tetapi
ada metode non farmakologi lain yang dapat menurunkan tekanan darah, yaitu menggunakan
terapi musik. Meskipun demikian penggunaan terapi musik sebagai tatalaksana non
farmakologik ini masih terus dikembangkan guna memberikan manfaat dan menjadi terapi
alternatif disamping terapi farmakologis (Mahatidanar & Nisa, 2017).

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan
suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir
sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Terapi musik bermanfaat untuk membantu meningkatkan fungsi kognitif, psikologis, fisik,
perilaku serta sosial yaitu bisa sebagai treatment pengobatan suatu penyakit yang bersifat
terapeutik. Karakteristik musik antara lain dapat merangsang kerja otok yang mampu
meningkatkan memori daya ingat dan membanguan emosi.

Semua jenis musik sebenarnya dapat digunakan sebagai terapi musik. Seperti lagu-lagu
relaksasi, lagu popular maupun musik klasik. Namun music yang dipilih yang
direkomendasikan adalah memilih lagu dengan tempo sekitar 60 ketukan/menit yang
bersifat rileks, karena apabila terlalu cepat maka secara tidak sadar stimulus yang masuk
akan membuat kita mengikuti irama tersebut, sehingga keadaan istirahat yang optimal
tidak tercapai. Dengan mendengarkan musik, sistem limbik ini teraktivasi dan individu
tersebut pun menjadi rileks inilah tekanan darah menurun. Selain itu pula alunan musik
dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi molekul yang disebut nitric oxide (NO).
Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah sehingga dapat mengurangi tekanan darah
(Istiqomah, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Istiqomah, E. S. (2018). Relaksasi dan Terapi Musik terhadap Tekanan Darah pada Hipertensi
Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang Relaxation and Musical
Therapy of Blood Pressure for the Elderly with Hypertension at Social Rehabilitation Unit
of Pucang Gading ,. Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Unimus (Vol. 1, 2018), 1,
212–217.

Mahatidanar, A., & Nisa, K. (2017). Pengaruh Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Lansia Penderita Hipertensi. Agromed Unila, 4(2), 264–268.

Anda mungkin juga menyukai