Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


KEAMANAN DAN KENYAMANAN

Ns. Anisah Ardiana, PhD


Environment
Hazards (seen & unseen)

Morbodity & mortality --- awarenees

SAFETY : no INJURY

Health care safety client survival


Community environment safety

Assesment : illness prevention, health maintenance &


health promotion
Sumber-sumber bahaya yang mengancam keamanan
 Fire
 Scalds & burns
 Falls
 Poisoning
 Electric shock
 Excessive niose
 Radiation
 Suffocation / choking
 Equipment –related accidents
 Procedure-related accidents
FIRE
--- constant danger in homes & hospital

 Smoking in bed hospital fires


 Faulty electrical equipment

Hazardous ---- incapasitated & unable to leave without


assistance

• Sufficient heat
• Combustible material FIRE
• Sufficient oxygen

NOT PRESENT ---- nurses no smoking


Luka bakar

Scalds : hot liquid / vapor


Burns : excessive exposure --- thermal, chemical,
electrical, radioactive agents

Hospitals --- klien dengan gangguan sensitivitas kulit


terhadap suhu misalnya : heat lamps

Perawat mengkaji --- clients can protect themselves


precaution, need to be taken

IMPORTANT
FALLS
Terutama lansia & bayi
Caused by :
Clutter & wet spots on floors
Equipment crowded around bed or chairs
Furniture / equipment obstructing acces to bed, chairs,
bathroom, raiilings in corridors
Meja overbed, bedside stands dan bel pasien yang jauh
dari jangkauan tangan --- pasien jatuh

Night lights --- walkways


Siderails ---- bed
Poisoning
--- subtansi yang jika dihirup, diinjeksi, dimakan,
diabsorbsi dalam jumlah kecil --- kematian
“ poison center” / RS

Children : inadequate supervision & improper storage of


household toxic subtances
Adolescent & adult : insect / snakes bites, drugs used,
suicide attempts
Elderly :ingestion toxic subtances due to failing
eyesight, overdose of prescribed medication due to
impaired memory
Pencegahan keracunan

1. Letakkan bahan-bahan toksik (beracun) di luar jangkauan


anak-anak atau disimpan di tempat terkunci, seperti obat,
pembersih lantai
2. Hindari memindahkan isi bahan-bahan toksik di bekas tempat
makanan atau minuman, misalnya botol minum, wadah selai
atau susu.
3. Jangan membuang label wadah atau jangan menggunakan
kembali wadah kosong untuk subtansi atau zat berbeda.
4. Jauhkan tumbuhan yang beracun dari jangkauan anak-anak
dan idnetifikasi adanya tumbuhan beracun di sekitar rumah,
misalnya jenis jamur tertentu.
5. Jelaskan pada anak untuk tidak memakan bagian dari
tumbuhan yang tidak diketahui apakah beracun atau tidak.
6. Letakkan stiker bertuliskan “berbahaya / beracun”
pada wadah yang berisi bahan yang bersifat
bahaya seperti cairan pembersih, pewangi, dll.
7. Jangan minum obat di depan anak-anak karena
mereka dapat meniru.
8. Jangan pernah mengatakan bahwa obat adalah
permen saat memberikan obat pada anak-anak.
9. Baca dan ikuti aturan penggunaan sebelum
pemakaian semua produk atau zat.
10. Selalu sediakan sirup ipekak sesuai anjuran dokter.
Sirup ipekak merupakan cairan emetic yang dapat
dibeli tanpa resep untuk mengatasi keracunan.
11. Simpan nomor telepon darurat (rumah sakit
terdekat) dan beritahukan pada anggota keluarga
atau pengasuh jika memerlukan nomor tersebut.
Electrical shock

Penggunaan grounded
Steker listrik tiga cabang
Percikan api di dekat gas anastesi atau oksigen
konsentrasi tinggi ---- kebakaran
Kesetrum menyebabkan luka bakar(superficial or
deep), kontraksi otot, henti jantung dan napas
Pencegahan : using machines in good repair, wearing
shoes with rubber soles, standing on a nonconductive
floor
Excessive noise
Cause hearing loss (tingkat kebisingan, frekuensi,
durasi & kerentanan)
Toleransi –----- individual
efek psikososial : perasaan tidak nyaman, gangguan
tidur dan relaksasi serta gangguan berpikir
Efek fisiologis : peningkatan frekuensi jantung dan
pernapasan, peningkatan aktivitas otot, mual, dan
kehilangan pendengaran
Hospital : mengurangi volume telepon & TV ruangan
alas kaki mengabsorbsi bunyi
Radiation
 Terapi kesehatan terkadang membahayakan
kesehatan --- bahan radioaktif
 Over exposure (jaringan sakit dan jaringan sehat)
 Tindakan diagnostic : radiography dan fluoroscopy
 Membahayakan klien & tenaga kesehatan
 Wear a lead apron, gloves, containers for disposal,
wash hands well before & after
 Pastikan klien dan keluarga – understand about the
treatment & the precautions
Peralatan yang menyebabkan kecelakaan
- fungsi tidak baik, rusak, penggunaan salah ----- danger
- perawat perlu :
Kenali alat yang tidak berfungsi ----- lapor
Gunakan alat dengan benar sesuai petunjuk
Alat unfamiliar --- informasi penggunaan
pemeriksaan keamanan alat secara teratur

Prosedur yang menyebabkan kecelakaan


Terapi obat dan cairan, membantu klien turun dari tempat tidur,
penggunaan alat eksternal yang tidak tepat, tindakan mengganti
balutan yang tidak tepat
Protokol / SOP --- cegah kecelakaan
Incident must be reported
Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan
1.Usia
a. fetus (janin)
Paparan oleh ibu hamil perokok, mengkonsumsi alkohol, obat-obat
adiktif, X-rays pada trimester pertama --meningkatkan risiko
kecacatan pada janin.
b. Bayi
Terjatuh, sesak napas di tempat tidur, tersedak susu atau benda-
benda kecil, luka bakar akibat air panas, kecelakaan kendaraan
bermotor, injuri di atas tempat tidur bayi, kesetrum, keracunan.
c. Todler
Terjatuh, letusan benda, terluka benda tajam, kecelakaan
kendaraan, luka bakar, keracunan, kesetrum dan tenggelam sering
dialami toddler.
d. Pre sekolah
kecelakaan karena lalu lintas, peralatan bermain dan peralatan
lain, tersedak, sumbatan saluran napas atau saluran telinga karena
benda asing, tenggelam, luka bakar, bahaya dari hewan atau
orang lain

e. Usia sekolah
LIngkungan anak menjadi lebih luas, Aktivitas yang tinggi pada
anak usia sekolah meningkatkan risiko cedera baik oleh diri sendiri
atau orang lain. Orang asing merupakan bahaya yang perlu
diwaspadai. Kegiatan olahraga atau kegiatan diluar sekolah juga
dapat menimbulkan risiko misalnya bersepeda harus
menggunakan helm. Anak harus diajarkan tentang peraturan
berjalan atau bersepeda di jalan

f. Remaja
Kecelakaan kendaraan, kecelakaan saat rekreasi, tembakan,
penyalahgunaan obat. Bahaya karena perubahan karakteristik fisik
seksual serta kekerasan pada remaja.
g. Dewasa
Orang dewasa berisiko mengalami injuri jatuh, luka bakar,
kecelakaan saat jalan kaki maupun dari kendaraan. Dipengaruhi
gaya hidupnya (misalnya alkoholik, perokok)
h. Lansia
beberapa perubahan fisiologis pada lansia yang meningkatkan
risiko kecelakaan
Perubahan musculoskeletal : penurunan kekuatan dan fungsi otot,
pergerakan sendi terbatas, postur tubuh kifosis, rentang gerakan
terbatas
Perubahan system saraf : penurunan kemampuan berespon
terhadap stimulus dalam jumlah banyak, seluruh reflek menjadi
lambat
Perubahan sensori : gangguan pendengaran, ambang stimulus
terhadap cahaya dan nyeri meningkat, penglihatan menurun
System urinaria : nokturia (mengompol pada malam hari), risiko
inkontinensia urin.
2. Life-style
•Unsafe work environment (pabrik obat-obatan kimia,
peralatan mesin, pabrik tekstil , dll)
•menjalankan mesin saat berada dibawah pengaruh
obat kimia
•tempat tinggal yang berada di sekitar area yang tingkat
kriminalitasnya tinggi atau lalu lintas yang ramai

3. Tingkat mobilitas
Perubahan mobilisasi akibat kelemahan, kelumpuhan
dan koordinasi atau keseimbangan yang buruk
 misalnya injuri tulang belakang, paralysis,
hemiplegi,terpasang gips pada kaki, pasien lemah
akibat sakit atau post operasi
4. Gangguan sensori persepsi
Gangguan pendengaran, perabaan, penciuman, penglihatan, rasa

5. Tingkat kesadaran
Kemampuan menerima stimulus lingkungan dan berespon
terhadap stimulus.
Gangguan kesadaran --- bahaya

6. Kemampuan berkomunikasi
Diminished ability to receive and convey informastion --- aphasia,
language barrier, unable to read

7. Knowledge of safety precautions


Informasi tentang keamanan sangat penting --- di rumah sakit dan
di lingkungan baru
Proses keperawatan
Pengkajian
data yang menunjukkan factor risiko klien mengalami jatuh :
•Usia diatas 65 tahun
•Adanya riwayat jatuh sebelumnya (di rumah ataupun di rumah
sakit).
•Kesulitan berjalan (gangguan keseimbangan /postur)
•Kesulitan berpindah dari tempat tidur atau kursi
•Adanya kejang atau pusing
•Kesulitan meminta bantuan dari orang lain (gangguan komunikasi)
•Penggunaan alat bantu untuk bergerak (tongkat, kruk, kursi roda,
dll)
•Gangguan penglihatan dan pendengaran
•Kelemahan tubuh akibat proses penyakit atau proses terapi
•Perubahan status mental (disorientasi/konfusi, ketidakmampuan
mengikuti perintah)
•Terapi pengobatan tertentu seperti sedative, hipnotik, diuretic,
laksatif)
Diagnosa keperawatan
Kategori diagnosa keperawatan yang sesuai untuk
klien yang mengalami risiko terhadap injuri fisik
adalah “ risiko tinggi injuri “.
Empat subkategori pada diagnosa ini menurut
NANDA adalah risiko tinggi keracunan, risiko tinggi
trauma, risiko tinggi aspirasi dan risiko tinggi sufokasi.

diagnosa keperawatan risiko tinggi injuri adalah


keadaan dimana seseorang berisiko mengalami injuri
yang disebabkan oleh interaksi antara kondisi
lingkungan dengan sumber-sumber adaptip individu
Factor risikonya antara lain :
 deficit fisiologis atau persepsi (gangguan mobilitas
fisik, gangguan proses pikir, gangguan fungsi sensori)
 tahap perkembangan
 kurang menyadari bahaya lingkungan (perabotan
rumah tangga, automobile, suhu, dan bahaya kimia)
 kurang pengetahuan tentang pencegahan bahaya,
penyalahgunaan subtansi seperti alcohol, obat-obatan
 lingkungan yang tidak familiar.
Diagnosa keperawatan risiko tinggi keracunan adalah
keadaan seseorang yang berisiko terpapar atau makan
secara tidak sengaja suatu subtansi bahaya yang dapat
menyebabkan keracunan.

Faktor risiko internal (individu) : penurunan fungsi penglihatan,


kurangnya pengetahuan tentang keamanan dan kurangnya
edukasi tentang penggunaan obat, gangguan kognitif atau
emosional.

Faktor risiko eksternal (lingkungan) diagnosa ini antara lain


banyaknya persediaan obat-obatan dirumah, tempat penyimpanan
obat yang tidak terkunci atau mudah dijangkau anak-anak atau
orang yang bingung, penyimpanan bahan / subtansi yang
berbahaya mudah dijangkau anak-anak, cat tembok yang mudah
dikelupas oleh anak-anak, makan atau minuman yang
terkontaminasi bahan kimia berbahaya, tidak adanya pelindung
ketika kontak dengan bahan-bahan kimia, metal atau bahan kimia
lainnya yang berada di area dengan ventilasi yang minim, dll.
diagnosa keperawatan risiko tinggi sufokasi adalah
keadaan dimana seseorang berada pada kondisi risiko
mengalami sufokasi secara tidak sengaja (sufokasi :
tidak adekuatnya oksigen yang di inhalasi / dihirup).

Pengertian diagnosa keperawatan risiko tinggi trauma


adalah kondisi dimana seseorang berisiko mengalami
injuri jaringan (misalnya luka bakar, fraktur).
Perencanaan

 2 aspek : menjelaskan pada klien tentang tindakan


pencegahan dan memodifikasi lingkungan agar
aman.
 Pendidikan klien dan keluarga merupakan intervensi
keperawatan utama untuk menurunkan kecelakaan.
 individu mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan
bahaya dan merubah gaya hidup atau kebiasaan
untuk mencegah terjadinya bahaya
 Untuk memberikan lingkungan yang aman, perawat
dan / atau klien perlu melakukan modifikasi
lingkungan. Modifikasi tidak hanya merancang ulang
lingkungan tetapi juga membatasi lingkungan pada
kondisi-kondisi tertentu
Tujuan utama dari perencanaan keperawatan pada
klien yang mengalami risiko tinggi injuri yaitu klien akan
mampu :
Terbebas atau terhindar dari injuri selama di rumah
sakit maupun di rumah
Mengidentifikasi sumber bahaya di lingkungan sekitar
yang meningkatkan risiko injuri
Mengidentifikasi tindakan pencegahan sesuai jenis
bahayanya
Melaporkan penggunaan tindakan-tindakan tertentu
yang dilakukan untuk mencegah diri sendiri dari injuri
Mengubah lingkungan yang berisiko menyebabkan
bahaya
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan : klien terbebas atau terhindar dari
injuri jatuh selama di rawat di rumah sakit, antara lain

• kaji ulang factor risiko injuri yang mungkin ada pada


klien. kaji setiap minggu atau sesuai kondisi klien atau
sesuai terapi
• dokumentasikan dan laporkan adanya factor risiko dan
kerentanan klien. tempatkan tanda di sisi tempat tidur
atau pintu kamar, tanda ini menunjukkan bahwa klien
berisiko mengalami injuri.
• Modifikasi lingkungan untuk memebrikan keamanan
misalnya dengan memposisikan tempat tidur pada
posisi rendah dan memasang pengalang sisi tempat
tidur. Pastikan bel klien dan benda-benda yang
dibutuhkan dapat dijangkau dengan tangan klien.
• Monitor klien secara teratur pada 3 hari pertama
perawatan dan mjnimal setiap dua hari sekali pada
saat malam hari.
• Jelaskan pada klien :
1. Untuk memanfaatkan bel klien jika memerlukan
bantuan
2. Bahwa penghalang tempat tidur dipasang untuk
melindungi klien agar tidak terjatuh
3. Untuk menggunakan alas kaki dari bahan karet
4. Bahwa rumah sakit akan terasa asing pada malam
hari,oleh karena itu sebaiknya klien menggunakan
lampu malam
5. Bahwa obat atau terapi tertentu dapat menyebabkan
pusing atau kelemahan tubuh sehingga klien harus
berhati-hati agar tidak terjatuh.
Implementasi
Dua hal yang perlu dipertimbangkan saat melakukan intervensi
keperawatan yaitu pertimbangan tahap perkembangan dan
pertimbangan lingkungan
Bayi, toddler, dan anak usia pre sekolah sangat bergantung pada
orang dewasa untuk melindungi diri mereka dari cedera
Anak usia sekolah aktif dengan kegiatan sekolah, keagamaan,
dan kemasyarakatan bersama teman bermainnya
Risiko keamanan pada remaja melibatkan banyak factor yang
ada di luar lingkungan rumah
Risiko yang dihadapi oleh orang dewasa umumnya disebabkan
oleh factor gaya hidup
Intervensi keperawatan pada lansia ditujukan untuk mengurangi
risiko jatuh dan injuri yang lain dan untuk mengimbangi perubahan
fisiologis akibat proses penuaan.
Tindakan pencegahan dasar yang dapat dilakukan
perawat dalam memberikan lingkungan yang aman
antara lain dengan mencuci tangan, tindakan aseptic
ataupun teknik steril untuk mencegah infeksi dan
mempertahankan kebersihan lingkungan

Beberapa perhatian keamanan yang spesifik juga perlu


dilakukan antara lain, kebakaran, jatuh, keracunan,
bahaya listrik dan radiasi.
Tindakan proteksi terhadap kebakaran yang dilakukan rumah
sakit misalnya :
Nomor telepon emergency ditempatkan di semua buku telepon
atau dekat telepon
Petugas kesehatan harus memahami jenis-jenis lokasi sumber
api dan jenis alat pemadam serta mengetahui cara
menggunakannya
Petugas kesehatan memahami cara evakuasi saat terjadi
kebakaran
Lorong / jalan masuk ruangan tidak ada perabotan atau
peralatan
Tanda “ gunakan tangga darurat jika terjadi kebakaran” dipasang
di pintu lift

Jika kebakaran terjadi di rumah sakit, perawat harus mampu


melakukan tindakan penyelamatan. Priorotas yang dapat
dilakukan pada saat terjadi kebakaran adalah RACE (rescue,
alarm, confine, extinguish).
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah jatuh di rumah
sakit antara lain :
Orientasikan klien terhadap lingkungan fisik di sekitarnya
(misalnya letak kamar mandi, nurse station, bel pemanggil, pintu,
jendela, dll)
Jelaskan penggunaan system bel pemanggil. Pastikan bel dapat
dijangkau tangan klien
Kaji kemampuan mobilisasi klien, penggunaan alat bantu jika
ada.
Kaji factor risiko terhadap jatuh
Tempatkan klien yang berisiko jatuh di ruangan berdekatan
dengan ruang perawat
Pastikan tempat tidur berada pada posisi rendah, penghalang sisi
tempat tidur terpasang dan tempat tidur dalam kondisi terkunci
Jawab panggilan bel klien dengan tepat
Pastikan barang-barang pribadi klien berada dalam jangkauan
klien
Anjurkan klien menggunakan alas kaki anti slip, keset di kamar
mandi juga anti-slip
Kurangi kebisingan, pencahayaan cukup terutama area koridor
Pastikan kursi roda atau brankar dalam kondisi terkunci saat
digunakan klien
Restrein adalah salah satu jenis cara yang digunakan
untuk membatasi mobilisasi pasien.

Restrein terbagi menjadi dua jenis yaitu restrein fisik


dan kimia.
Restrein fisik merupakan metode manual atau
peralatan mekanik, bahan atau perlengkapan yang
bersentuhan atau berdekatan dengan tubuh pasien
sehingga pasien tidak dapat berpindah dengan
mudah, membatasi kebebasan untuk bergerak atau
menyentuh bagian tubuh tertentu.
Restrein kimia merupakan pengobatan yang
mengontrol perilaku / tindakan yang mengganggu
social misalnya penggunaan sedative, neuroleptik,
anxiolitic.
komplikasi akibat imobilisasi pada klien yang
terpasang restrein :
• penekanan kulit, ulkus dekubitus, retensi urin atau
inkontinensia dan gangguan fekal.
• Kematian akibat penggunaan restrein juga pernah
dilaporkan khususnya penggunaan restrein jaket. Klien
dengan ini restrein ini dapat mengalami asfiksia ketika
berusaha membebaskan diri dari restrein.
• Psikologis klien dapat terpengaruh akibat pemanakain
restrein antara lain kurang percaya diri, bingung,
menjadi lupa, depresi, takut, marah, merasa sendiri
Beberapa jenis restrein fisik antara lain :
 belt-restraint (restrein sabuk)
memastikan keamanan klien selama berada di brankar atau
kursi roda.
 Mitt-restraint (restrein sarung tangan)
mencegah klien yang tidak sadar (bingung) agar tidak
menggunakan tangannya menggaruk, melukai diri sendiri
ataupun mencabut IV line.
 limb restraint
restrein ini mengimobilisasi tungkai (atas atau bawah) terutama
untuk terapi misalnya agar klien tidak mencabut IV line.
 elbow restraint
restrein ini mencegah bayi atau anak kecil memfleksikan
tangannya untukmenyentuh atau menggaruk kulit atau untuk
meraih area kepala ketika terpasang IV line di kepala
 mummy restrein
adalah kain yang digunakan untuk membungkus bayi atau anak
kecil untuk mencegah pergerakan selama dilakukan prosedur
seperti pengambilan spesimen darah, kumbah lambung, irigasi
mata.
Evaluasi

Perencanaan keperawatan yang telah dibuat dievaluasi


dengan cara membandingkan kriteria hasil dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Jika tujuan telah tercapai maka intervensi keperawatan
dianggap efektif dan tepat.
Jika tidak tercapai, maka perawat perlu mengkaji
apakah ada faktor risiko yang lain yang mengancam
keselamatan klien. Perawat bersama klien dan keluarga
mengeksplorasi cara-cara lain untuk memberikan
keamanan.
4. Tn. H (70 tahun) dirawat di rumah sakit hari
perawatan ke-7 dengan diagnosa medis BPH dan
telah dilakukan tindakan pembedahan. Hari ini
kondisi klien membaik, kesadaran komposmentis.
Dari hasil pengkajian, klien telah mengalami
penurunan fungsi tubuh antara lain penurunan
penglihatan, pendengaran dan sensori persepsi.
Saat ini klien dapat dikatakan dalam perawatan yang
minimal, klien sering berjalan-jalan keluar ruangan di
pagi hari
• sebutkan risiko bahaya keselamatan yang
mungkin dapat dialami klien tersebut
• tetapkan diagnosa keperawatan dan rencana
perawatan pada klien tersebut.

Anda mungkin juga menyukai