Anda di halaman 1dari 11

Konsep Asuhan Keperawatan

Resiko Jatuh

Kel 3:

Ester Irena
Fitri Juni
Defenisi resiko jatuh
Risiko jatuh (risk for fall) merupakan diagnosa keperawatan
berdasarkan North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA), yang didefinisikan sebagai peningkatan
kemungkinan terjadinya jatuh yang dapat menyebabkan
cedera fisik (Wilkinson, 2005).
Jatuh merupakan suatu kondisi dimana seseorang tidak
sengaja tergeletak di lantai, tanah atau tempat yang lebih
rendah, hal tersebut tidak termasuk orang yang sengaja
berpindah posisi ketika tidur (WHO, 2007).
Faktor faktor yang sering
dihubungkan dengan kecelakaan :
a. Faktor intrinsik
Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses
penuaan dan berbagai penyakit sepertiStroke yang
mengakibatkan kelemahan tubuh sesisi , Parkinson
yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun
Depresi yang menyebabkan lansia tidak terlalu
perhatian saat berjalan . Gangguan penglihatan pun
seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh
pada lansia.
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang
sudah tua atau tergeletak di bawah,tempat tidur
tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan
tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak
mudah dipegang, lantai tidak datar, licin atau
menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik,
keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan
benda-benda alas lantai yang licin atau mudah
tergeser,lantai licin atau basah, penerangan yang
tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat bantu
jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun
cara penggunaannya.
Pencegahan
1. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan
meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki
keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya
lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan
sedatif.
2. Managemen obat-obatan
Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan
Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama
terutama sedatif dan tranquilisers
Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas
indikasi klinis kuat
Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
3. Modifikasi lingkungan
Taruhlah barang-barang yang memang seringkali
diperlukan berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan
dulu
Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa
untuk melintas.
Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang
lampu tambahan untuk daerah tangga.
Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset
dari jalan yang biasa untuk melintas.
Gunakan lantai yang tidak licin.
Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah,
menghindari tersandung.
Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti
misalnya di kamar mandi.
4. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia ,
Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu
cepat.
Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
Mengambil barang dengan cara yang benar dari
lantai.
Hindari olahraga berlebihan
5. Alas kaki
Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak
lebar
Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit
untuk menjaga keseimbangan
Pakai sepatu yang antislip
PENGKAJIAN
Pengkajian klien dengan seriko injuri meliputi :
pengkajian resiko injuri meliputi: pengkajian resiko
(Risk assessment tools) dan adanya bahaya
dilingkungan klien (home hazards appraisal).
Pengkajian Resiko
a) Jatuh
Usia klien lebih dari 65 tahun
Riwayat jatuh di rumah atau RS
Mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran
Kesulitan berjalan atau gangguan mobilitas
Menggunakan alat bantu (tongkat, kursi roda, dll)
Penurunan status mental (disorientasi, penurunan
daya ingat)
Mendapatkan obat tertentu (sedatif, hypnotik,
tranquilizers, analgesics, diuretics, or laxatives)
b) Riwayat kecelakaan
Beberapa orang memiliki kecenderungan mengalami kecelakaan berulang, oleh
karena itu riwayat sebelumnya perlu dikaji untuk memprediksi kemungkinan
kecelakaan itu terulang kembali
c) Keracunan
Beberapa anak dan orang tua sangat beresiko tinggi terhadap keracunan.
Pengkajian meliputi seluruh aspek pengetahuan keluarga tentang resiko
bahaya keracunan dan upaya pencegahannya.
d) Kebakaran
Beberapa penyebab kebakaran dirumah perlu ditanyakan tentang sejauh mana
klien mengantisipasi resiko terjadi kebakaran, termasuk pengetahuan klien dan
keluarga tentang upaya proteksi dari bahaya kecelakaan akibat api.
e) Pengkajian Bahaya
Meliputi mengkaji keadaan: lantai, peralatan rumah tangga, kamar mandi,
dapur, kamar tidur, pelindung kebakaran, zat-zat berbahaya, listrik, dll apakah
dalam keadaan aman atau dapat mengakibatkan kecelakaan.
f) Keamanan (spesifik pada lansia di rumah)
Gangguan keamanan berupa jatuh di rumah pada lansia memiliki insidensi
yang cukup tinggi, banyak diantara lansia tersebut yang akhirnya cedera berat
bahkan meninggal.
latihan fisik pada kelompok usia lanjut (lansia)
Dosis latihan fisik berada pada rentang dosis rendah
sampai dosis sub-maksimal, frekuensi 3 kali seminggu
dengan waktu tempuh maksimal 1 jam.
Latihan fisik tidak dilakukan dengan gerakan-
gerakan yang eksplosif (mendadak kuat dan cepat)
karena rawan terhadap cedera.
Latihan fisik tidak dilakukan pada saat cuaca panas
atau terlalu dingin.
Kegiatan fisik yang dapat dilakukan adalah : jalan
cepat, jogging, bersepeda, senam kebugaran
jasmani, dan berenang.
Membiasakan cukup air (mencegah dehidrasi) dan
gula sederhana untuk mencegah terjadinya
hipoglikemia.
Sekian & terimakasih

Anda mungkin juga menyukai