Anda di halaman 1dari 8

NAMA : MOCH ALDINO SASMITA

NIM : 2221016

D3 Keperawatan paralel

Definisi Jatuh

Jatuh adalah suatu kejadian baik disengaja maupun tidak yang menyebabkan

seseorang terbaring dilantai atau tempat yang rendah (Weinberg, J et al, 2011).

Kejadian Jatuh dapat terjadi pada seseorang secara sadar ataupun tidak sadar,

kejadian ini menyebabkan seseorang tertunduk dilantai, mendadak terbaring,

hingga seseorang tersebut dapat kehilangan ingatan dan luka (Kusumawaty,

2018).Jatuh merupakan kejadian yang dialami seseorang dan merupakan salah

satu masalah serius yang terjadi di Ruang Rawat Inap karena keterbatasan

pasien dalam melaku kan aktivitas disaat sakit (Armany, 2017). Pasien dianggap

mengalami jatuh bila mengalami luka dan dampak yang signifikan terhadap

fisiknya, walaupun pasien tersebut berhasil berdiri sendiri tanpa bantuan orang

lain ataupun kembali ketempat semula (kursi dan tempat tidurnya (PALOMAR

2016.Pdf, n.d.).

Menurut WHO (2015) dan Tideiksaar (2010), faktor-faktor yang

mempengaruhi resiko jatuh pada pasien meliputi:

1) Usia

Kemampuan untuk menghindari kejadian jatuh sangat tergantung pada

kemampuan seseorang mempertahankan keseimbangan. Fungsi dari sistem


syaraf dan otot akan menurun secara bertahap seiring bertambahnya usia,

kelemahan fungsi ekstremitas ini mempengaruhi keseimbangan individu dan

meningkatkan risiko jatuh karena gangguan kontrol dan kelemahan otot

merupakan salah satu faktor prediktor penting terhadap kejadian jatuh pasien di

Rumah Sakit.

2) Jenis Kelamin

Penelitian di dunia menunjukkan bahwa Insiden Jatuh lebih sering terjadi

pada wanita dibandingkan pria. Hal ini berbanding terbalik dengan angka

kematian

akibat jatuh, pada pria lebih memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi

akibat jatuh dibandingkan wanita. Beberapa penelitian menunjukkan aktivitas

fisik yang dilakukan pria lebih berbahaya, seperti perilaku naik tangga yang

tinggi, membersihkan atap atau mengabaikan batas-batas kemampuan fisik

mereka.

3) Penggunaan Obat

Pengaruh kondisi medis seseorang dan terapi obat seperti obat hipertensi

dapat mempengaruhi hipotensi postural yang berdampak pada gaya gravitasi

tubuh,sistem koordinasi gerak,kepala pusing dikarenakan perubahan mekanisme

keseimbangan dan kemampuan untuk mengenal lingkungan sehingga

meningkatkan risiko jatuh pada pasien. Obat penenang juga memiliki dampak

peningkatan risiko jatuh, obat-obatan yang dapat menyebabkan jatuh yaitu: anti

aritmia, anti kolinergik,anti konvulsan, diuretik, benzodiasepin atau obat


hipnotik lainya, anti psikotik,antidepresan dan alkohol.

Menurut (Julimar, 2018), Faktor resiko jatuh dibagi menjadi faktor intrinsik

dan faktor ekstrinsik, yaitu:

a) Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik atau disebut juga faktor fisiologis merupakanfaktor yang

berasal dari seseorang. Faktor intrinsik yang sangat berhubungan dengan

peningkatan resiko jatuh adalah riwayat jatuh sebelumnya, usia diatas 65 tahun

(lansia) dan usia dibawah 2 tahun (anak) lebih beresiko untuk jatuh, diagnosa

sekunder atau penyakit penyerta lain, terpasangnya intravena line, pemakaian

alat bantu jalan (misalkan pasien berpegangan pada furniture, memakai

tongkat/walker/kruk, atau pasien tidak menggunakan alat bantu jalan akan tetapi

diwajibkan bedrest), melemahnya kemampuan berjalan pasien (karena ada

gangguan sehingga tidak mampu berjalan), status mental, mobilitas fisik kurang

seperti berjalan butuh pertolongan orang lain, dan penglihatan terganggu.

b) Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik yang sering menjadi pemicu resiko jatuh berasal dari

lingkungan sekitar. Lingkungan adalah salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi keseimbangan pada resiko jatuh. Kejadian resiko jatuh lebih

sering terjadi di ruangan tempat tidur dan kamar mandi. Beberapa lingkungan

yang tidak aman dan memiliki resiko jatuh meliputi ruang tamu,kamar tidur,

kamar mandi, lorong dan tangga.Ruang tamu menjadi bagian lingkungan yang

tidak aman, bisa jadi karena lantai yang retak, pencahayaan kurang atau kaki
kursi yang posisinya miring sehingga resiko tersandung. Kamar mandi menjadi

resiko dikarenakan lantai licin, pencahayaan kurang dan penempatan peralatan

mandi yang susah dijangkau. Sedangkan lorong dan tangga karena pencahayaan

kurang, kondisi lantai, anak tangga yang terlalu tinggi, tidak adanya pegangan

tangga.

Dampak Jatuh

Menurut(Miake-Lye et al., 2013), Kejadian jatuh dapat menyebabkan

beberapa dampak pada pasien, yaitu:

1) Dampak Fisiologis

Dampak fisiologis yang dimaksud adalah dampak jatuh yang terlihat secara

fisik pada pasien. Dampak fisiologis yang sering terlihat adalah adanya luka

lecet,memar, luka sobek, fraktur, cidera kepala, bahkan dalam kasus yang fatal

jatuh dapat mengakibatkan kematian.

2) Dampak Psikologis

Jatuh yang tidak menimbulkan dampak fisik dapat juga memicu dampak

psikologis yang mengguncang mental pasien seperti rasa ketakutan, cemas/

anxiety,distress, depresi, dan berujung pada kekhawatiran pasien untuk

melakukan aktivitas fisik.

3) Dampak finansial

Pasien yang mengalami jatuh di Ruang Rawat Inap dapat menambah biaya

perawatan dan memperlama pasien untuk tinggal di Rumah Sakit, hal tersebut
terjadi dikarenakan insiden jatuh dapat memperparah kondisi medis dan

menyebabkan luka pada pasien

Pelaksanaan Pencegahan Resiko Jatuh

Pelaksanaan pencegahan resiko jatuh adalah serangkaian tindakan yang

dilakukan dan menjadi pedoman dalam keselamatan pasien yang beresiko jatuh

(Wilkinson, 2011). Pelaksanaan pencegahan resiko jatuh dapat dilakukan saat

pasien pertama kali masuk rumah sakit sampai pasien keluar dari rumah

sakit.Menurut KEMENKES RI (2011), Rumah Sakit dan tenaga kesehatan

wajib melaksanakan program dengan mengacu pada kebijakan nasional komite

nasional keselamatan pasien di rumah sakit. Keselamatan pasien rumah sakit

adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman

yang meliputi pengkajian resiko,identifikasi dan pengelolaan yang berhubungan

dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari

insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan

timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh

kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan.

Langkah pencegahan resiko jatuh dapat dilakukan dengan cara menganjurkan

pasien untuk menekan tombol bel untuk meminta batuan yang dibutuhkan,

meminta pasien untuk memakai alas kaki, memastikan jalur kamar mandi bebas

hambatan tanpa gangguan dan memiliki pencahayaan yang cukup, tempatkan

alat bantu berjalan didekat pasien seperti walker dan tongkat, pasang

penghalang (siderail) tempat tidur, memastikan pasien yang beresiko jatuh


berada dalam pengawasan keluarga, memperhatikan dan menganalisa

lingkungan yang dianggap tidak aman dan berpotensi untuk meningkatkan

resiko jatuh, melaporkan insiden jatuh, mengedukasi pasien beserta keluarga

tentang perawatan pencegahan resiko jatuh (SNARS, 2018)

Menurut(Setyarini, 2010), pencegahan pasien risiko jatuh di Rumah Sakit

dapat dilakukan denganpenilaianawalrisiko jatuh, penilaian berkala ketika ada

perubahan kondisi fisiologis pasien, serta melaksanakan langkah–langkah

pencegahan pada pasien berisiko jatuh. Implementasi di rawat inap berupa

proses identifikasi dan penilaian pasien yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a) Memasangkan gelang risiko jatuh berwarna kuning dan pasang tanda segitiga

risiko jatuh warna kuning pada bed pasien

b) Menerapkan strategi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih detil

seperti analisa cara berjalan sehingga dapat ditentukan intervensi spesifik

seperti menggunakan terapi fisik atau alat bantu jalan jenis terbaru untuk

membantu mobilisasi.

c) Pasien yang memiliki resiko jatuh tinggi ditempatkan dekat nursestation.

d) Lantai kamar mandi dengan karpet diusahakan tidak licin, serta

menganjurkan pasien untuk menggunakan tempat duduk di kamar mandi saat

pasien mandi.

e) Pasien saat ke kamar mandi wajib ditemani perawat ataupun keluarga, jangan

tinggalkan pasien sendirian di toilet, serta informasikan kepada pasien cara

mengunakan bel di toilet untuk memanggil perawat, dan usahakan pintu kamar
mandi jangandikunci.

f) Lakukan penilaian ulang risiko jatuh setiapshift untuk menjaga keamanan

pasien sesuai dengan kategori resiko jatuh.

Standart Prosedur Operasional (SPO) Pencegahan Resiko Jatuh

SPO PencegahanPasien

1. Persiapan Alat

a. Formulir Rekam Medis tentang resiko jatuh dengan berdasarkan

penggolongan sebagai berikut.

b. Morse Falls Scale dengan Score > 45

2. Pelaksanaan

a. Pasanglah penanda kuning tanda resiko jatuh pada gelang pasien.

b. Pasang tanda resiko atuh pada tempat tidur pasien (warna merah).

c. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien dan keluarga pasien.

d. Pasang kedua sisis pengamanan tempat tidur dan kunci roda tempat tidur.

e. Rapikan ruangan.

f. Tempatkan benda-benda pribadi dalam jangkauan pasien (telepon genggam,

tombol panggilan, kacamata).

g. Pastikan cahaya diruangan cukup terang ( disesuaikan dengan kebutuhan

pasien).

h. Letakkan alat bantu dekat dengan pasien (tongkat, alat penopang).

i. Anjurkan penggunaan kacamata dan alat bantu dengan (bila perlu dan

pastikan alat berfungsi).


j. Pantau efek obat-obatan yang digunakan pasien.

k. Pantau status mental pasien.

l. Berikan sandal anti licin.

m. Tawarkan bantuan ke kamar mandi/penggunaan pispot.

n. Lakukan edukasi pencegahan jatuh kepada keluarga pasien (poin 3-8).

o. Libatkan keluarga dalam pelaksanaan resiko jatuh.

p. Kunjungi dan monitoring pasien setiap jam.

q. Tempatkan pasien di kamar yang paling dekat dengan ruang keperawatan

(RSU UMM, 2015

Anda mungkin juga menyukai