Anda di halaman 1dari 31

Keselamatan Pasien Jatuh di

Rumah Sakit

DHARMAWANGSYAH 1610701037
MARIANTI 1610701010
SYLVA N. N 1610701015
PENCEGAHAN RESIKO JATUH

Keselamatan Pasien merupakan hal utama dalam pelayanan di Rumah


Sakit. Rumah Sakit perlu mengevaluasi resiko pasien jatuh dan
mengambil tindakan untuk mengurangi resiko cedera jika sampai
jatuh. Evaluasi resiko jatuh menggunakan skala resiko jatuh. Pasien
yang dirawat di RS akan selalu memiliki resiko jatuh terkait dengan
kondisi dan penyakit yang diderita, contohnya pada pasien dengan
kelemahan fisik akibat dehidrasi, status nutrisi yang buruk, perubahan
kimia darah (hipoglikemi, hipokalemi); perubahan gaya berjalan pada
pasien usia tua dengan gaya jalan berayun/tidak aman, langkah kaki
pendek-pendek atau menghentak; pasien bingung atau gelisah yang
mencoba untuk turun atau melompati pagar tempat tidur yang
dipasang;
Faktor lingkungan mempengaruhi pasien jatuh,
contohnya lantai kamar mandi yang licin, tempat
tidur yang terlalu tinggi, pencahayaan yang kurang.
Sedangkan dampak dari insiden jatuh yang dialami
pasien secara fisik adalah cidera ringan, sampai
dengan kematian, secara financial memperpanjang
waktu rawat dan tambahan biaya pemeriksaan
penunjang (CT Scan kepala, rontgen, dll) yang
seharusnya tidak perlu dilakukan, dan dari segi
hukum berisiko untuk timbulnya tuntutan hukum
bagi rumah sakit.
Resiko jatuh dapat dicegah, namun mencegah resiko jatuh bukan
berarti pasien harus membatasi mobilitas dan aktivitasnya (contohnya
berjalan, mandi, BAB, BAK, dsb) dan mengharuskan pasien untuk berada di
tempat tidur saja. Oleh karena itu pencegahan resiko jatuh membutuhkan
intervensi dan modifikasi sesuai kebutuhan individual pasien berdasarkan
hasil pengkajian terhadap faktor resiko jatuh pasien.
Pengurangan resiko pasien jatuh memerlukan komitmen
yang tinggi dari pimpinan dan seluruh staf. Rumah sakit
harus memiliki budaya aman agar setiap orang sadar dan
memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pasien
karena pencegahan pasien jatuh merupakan tanggung
jawab seluruh staf di RS baik medik maupun non medik,
tetap dan tidak tetap. Seluruh karyawan harus waspada
terhadap risiko jatuh pasien dan berpartisipasi dalam
melakukan tindakan pencegahan diseluruh area rumah
sakit dimana pasien berada, baik area klinis/perawatan
maupun area non klinis (contohnya: area parkir, ruang
tunggu, koridor RS, ruang administrasi, dll).
KLASIFIKASI HASIL PENGKAJIAN RESIKO JATUH

1. Pengkajian Pasien Risiko Jatuh


Yang Harus Diperhatikan:
• Usia
• Riwayat Jatuh
• Aktivitas ( ADL )
• Defisit (Penglihatan, pendengaran )
• Kognitif
• Pola BAB dab BAK
• Mobilitas /motoric
• Pengobatan :
Antihipertensi, Hiploglikemik, Antidepresan, Neurotropik, Sedatif,
Diuretik, Laxative
2. Assesmen Risiko Jatuh
Memonitor pasien sejak masuk.
Memonitor dengan ketat pada pasien yang mempunyai
risiko tinggi :
memberikan tanda/ alert (sesuai warna universal)
Libatkan pasien atau keluarga dalam upaya pencegahan
risiko jatuh
Laporan peristiwa pasien jatuh
3. Klasifikasi Tindakan Sesuai Skor Keparahan
Risiko Rendah (skor 0-5)
-Pastikan bel mudah dijangkau oleh pasien
-Roda tempat tidur dalam keadaan terkunci
-Posisikan tempat tidur pada posisi terendah
Pagar pengaman tempat tidur dinaikkan
Risiko Sedang (6-13)
-Lakukan senua pedoman pencegahan untuk resiko rendah
-Pasangkan gelang khusus (warna kuning) sebagai tanda pasien resiko
jatuh
-Tempatkan tanda resiko pasien jatuh pada datar nama pasien (warna
kuning)
-Beri tanda resiko pasien jatuh pada pint kamar pasien
Risiko Tinggi (>= 14)
-Lakukan semua pedoman pencegahan untuk resiko rendah dan
sedang
-Kunjungi dan monitor pasien setiap satu jam
-Tempatkan pasien dikamar yang paling dekat dengan nurse station
(jika memungkinkan
Upaya pencegahan apa saja yang dilakukan untuk risiko jatuh

Dalam buku “Preventing falls in Hospital:A Toolkit for Improving Quality


of care” disebutkan upaya-upaya untuk mengurangi terjadinya kejadian pasien
terjatuh di rumahSakit ,yaitu :
• Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya
• Menunjukan pada pasien alat bantu panggilan darurat
• Posisikan alat bantu panggilan dalam jangkauan
• Posisikan barang-barang pribadi dalam jangkauan pasien
• Menyediakan pegangan tangan yang kokoh dikamar mandi ,kamar, dan lorong
• Posisikan sandaran tempat tidur rumah sakit di posisi rendah ketika pasien
sedang beristirahat,dan posisikan sandaran tempat tidur yang nyaman ketika
pasien tidak tidur
• Posisikan rem tempat tidur trekunci pada saat berada di bangsal rumah sakit
• Gunakan alas kaki yang nyaman,baik,dan tepat pada pasien
• Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan
• Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering.
Instrumen apa saja yang digunakan untuk pencegahan
risiko jatuh

GELANG
Pemakaian Gelang Identitas Pasien
Dibedakan Berdasarkan Warna,
Diantaranya:

Merah
Biru muda Merah Kuning
muda

Hijau Ungu Abu-abu Putih


• RESTRAIN

Restrain adalah terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik


atau manual untuk membatasi mobilitas fisik klien.
Adapun dari indikasi tindakan restrain adalah sebagai berikut:
• Perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri dan
lingkungannya.
• Perilaku agitasi yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
• Klien yang mengalami gangguan kesadaran.
• Klien yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan rasa
aman dan pengendalian diri.
• Ancaman terhadap integritas tubuh berhubungan dengan
penolakan klien untuk istirahat, makan dan minum.
• PENGHALANG BED
Seperti halnya tempat tidur standard pada umumnya, hospital bed atau
tempat tidur pasien dirancang khusus agar pasien merasa nyaman untuk
beristirahat dalam masa perawatan di rumah sakit maupun di rumah
(homecare).
Bedanya pada hospital bed atau tempat tidur pasien ini mempunyai bagian
berupa engkol/panel [crank] yang dapat diatur sudut posisi naik-turun, yaitu
panel bagian kepala, panel bagian kaki serta naik-turun ketinggian tempat
tidur.
• Ada 2 jenis tempat tidur pasien yaitu tempat tidur manual dan tempat tidur
elektrik.
Apa saja risiko (cedera) yang dapat terjadi akibat
jatuh

• Pengertian Cedera
Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiaw

• Pengertian Jatuh
Jatuh merupakan kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk
dilantai/tempat yang rendah dengan atau tanpa kehiloangan kesedaran
(Darmojo,2004)
Jatuh merupakan pengalaman pasien yang tidak direncanakan untuk
terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat
istirahat yang dapat dilihat/dirasakan atau kejadian jatuh yang tidak dapat dilihat
karena suatu kondisi adanya penyakit
Faktor Resiko

Resiko Intrinsik Resiko Ekstrinsik


• Akibat Jatuh
Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera,
kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling
ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul.
Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah
fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta
kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis adalah
walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan
rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak
konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri,
penbatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau
fobia jatuh (Stanley, 2006).
• Komplikasi
Menurut Kane (1996), yang dikutip oleh Darmojo (2004),
komplikasi-komplikasi jatuh adalah :
a. Perlukaan (injury)
Perlukaan (injury) mengakibatkan rusaknya jaringan lunak
yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot,
robeknya arteri/vena, patah tulang atau fraktur misalnya fraktur
pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.
b. Disabilitas
Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang
berhubungan dengan perlukaan fisik dan penurunan mobilitas
akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan diri dan pembatasan
gerak.
c. Mati
PENGERTIAN INSIDEN

Insiden adalah jumlah kasus penyakit


dimulai, atau kematian terjadi, selama
suatu periode tertentu pada populasi
tertentu.
JENIS-JENIS DAN LAPORAN INSIDEN
Laporan insiden keselamatan rumah sakit adalah suatu
pelaporan secara tertulis kejadian yang seharusnya tidak
terjadi pada saat pemberian pelayanan / perawatan
dilingkungan unit kerja RSU.
Beberapa istilah yang berhubungan dengan istilah ini
adalah :
1. Keselamatan / safety
Bebas dari bahaya atau risiko ( hazard )
2. Hazard / bahaya
Adalah suatu keadaan,perubahan atau tindakan yang
dapat meningkatkan resiko pada pasien
3. Harm / cedera
Dampak yang terjadi akibat ganggunan struktur atau fungsi
tubuh dapat berupa fisik, psikologis dan sosial . yang termasuk
harm / cedera adalah : penyakit, cedera fisik/psikososial,
penderitaan, cacat dan kematian
a. Penyakit / disease
Disfungsi fisik atau psikis
b. Cedera / injury
Kerusakan jaringan yang disebabkan oleh agent /keadaan
c. Penderitaan / suffering
Pengalaman / keadaan yang tidak menyenangkan
termasuk nyeri, malaise, mual, muntah , depresi, agitasi
dan ketakutan
d. Cacad / disability
Segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh ,
keterbatasan aktivitas dan restriksi dalam pergaulan
sosial yang berhubungan dengan harm / cedera yang
terjadi sebelumnya atau saat ini
4. Keselamatan Pasien / patient safety
Pasien bebas dari harm / cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari harm
yang potensial akan terjadi( penyakit, cedera fisik / sosial / psikologis, cacad, kematian),
terkait dengan pelayanan kesehatan

5. Keselamatan pasien RS / Hospital Patient safety


Suatu sistem dimana rumah-sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini
termasuk : assesmen risiko, Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien; pelaporan dan analisis insiden; kemampuan belajar dari
insiden dan tindaklanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang diakibatkan
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
6. KTD ( Kejadian Tidak Diharapkan )

Suatu kejadian yg mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien


karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (omission),
daripada karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Contoh : Tertusuk
jarum, pasien jatuh.

7. KNC ( Kejadian Nyaris Cedera )

Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. Contoh : Salah


identitas pasien namun diketahui sebelum dilakukan tindakan

8. KTC ( Kejadian Tidak Cedera )

Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera. Contoh : Pasien minum
parasetamol & tidak ada reaksi apapun tetapi dokter tidak meresepkan
parasetamol.
9. KPC ( Kejadian Potensi Cedera )

kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi
insiden. Contoh : Kerusakan alat ventilator
8. Kejadian Sentinel

Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang


terjadi (mis. Amputasi pada kaki yg salah, dsb) sehingga pecarian
fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang
serius pada kebijakan & prosedur yang berlaku.
Rumah sakit menetapkan definisi operasional dari kejadian sentinel
yang meliputi :
a) Kematian yang tidak diduga dan tidak terkait dengan perjalanan
penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh,
bunuh diri)
b) Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit
pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya
c) Salah tempat, salah prosedur, salah pasien bedah dan
d) Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang yang
bukan orang tuanya
9. Medical Error

Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang


mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien. Kesalahan termasuk gagal melaksanakan
sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana
yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (omission).
10. Faktor kontributor

Adalah keadaan, tindakan atau faktor yang mempengaruhi atau


berperan dalam mengembangkan dan atau meningkatkan risiko
suatu kejadian ( misalnya pembagian tugas yang tidak sesuai
kebutuhan )
Contoh :
a. Faktor kontributor diluar organisasi ( eksternal )
b. Faktor kontributor didalam organisasi ( internal ) misalnya tidak
ada prosedur
c. Faktor kontributor yang berhubungan dengan petugas
( kompetensi, supervise, komunikasi )
d. Faktor kontributor yang berhubungan dengan pasien
11. Analisis akar masalah / root cause
analysis ( RCA )

Adalah suatu proses berulang yang sistematik dimana faktor-faktor


yang berkontribusi dalam suatu insiden diidentifikasi dengan
merekonstruksi kronologis kejadian menggunakan pertanyaan “
mengapa / why “ yang diulang-ulang, hingga menemukan akar
penyebabnya dan menjelasnya. Pertanyaan “ mengapa” harus
ditanyakan hingga tim investigator mendapatkan fakta, bukan hasil
spekulasi. Semua kejadian sentinel yang sesuai dengan definisi
dilakukan evaluasi dengan cara melakukan RCA. Jika RCA
menghasilkan bahwa perbaikan sistem atau tindakan dapat
mencegah dan mengurangi risiko dari kejadian sentinel terulang
kembali, maka rumah sakit harus melakukan rancangan kembali dari
proses atau mengambl tindakan-tindakan yang sudah diperbaiki.
Sangat penting diperhatikan bahwa ”kejadian sentinel tidak selalu
terkait dengan kesalahan atau kecenderungan pada sesuatu kasus
mediko-legal
PROSEDUR PELAPORAN
INSIDEN

Tahap 1: Melaporkan Insiden


Setelah insiden kita pahami, kita menjadi mudah
mengidentifikasi. Dan setelah kita dapat mengidentifikasi, kita
dapat melaporkannya. Agar insiden dapat dilaporkan dengan
terstruktur, kita perlu merancang alat bantu berupa formulir
pelaporan insiden
Tahap 2: Pencatatan dan Kategori Inside
Setelah diisi lengkap, formulir pelaporan insiden diserahkan
ke unit Risk Management.Jika rumah sakit tidak memilikinya,
kita bisa menyerahkannya ke unit mutu atau yang serupa
dengannya.Di unit inilah kemudian insiden dicatat,
dikategori, dan ditabulasi.Tujuannya agar kita memiliki serial
data yang lengkap perihal insiden; mulai dari asal, jenis,
berapa banyak insiden untuk masing-masing jenis, serta
kapan terjadinya. Jika setiap insiden sudah kita data dan
kategori, kita akan dengan mudah melakukan tahap
berikutnya, yaitu pemberian peringkat insiden.
Tahap 3: Peringkat Insiden
Insiden perlu diberikan peringkat.Tujuannya agar kita dapat
menentukan prioritas penanganan insiden. Pemberian peringkat
insiden dilakukan dengan cara menentukan konsekuensi dan seberapa
sering insiden itu terjadi. Penentuan kedua hal itu dapat dilakukan
dengan cara mencocokkan insiden dengan pedoman. Namun,
menentukan seberapa sering terjadinya suatu insiden tidak dapat
dilakukan jika kita tidak melakukan tahap 2 seperti di atas

Tahap 4: Pembahasan Insiden


Setelah insiden dilakukan peringkat, selanjutnya adalah pembahasan
insiden untuk mencari akar masalah dan membuat rencana aksi.Pada
tahap ini, yang dilakukan adalah prosedur analisa akar masalah atau root
cause analysis (RCA).
Tahap 5: Rencana Aksi (Action Plan)
Rencana aksi adalah produk akhir dari proses RCA. Untuk
insiden dengan peringkat ekstrim kita harus melakukan
seluruh proses RCA. Sedangkan untuk peringkat lebih rendah,
kita cukup melakukannya dengan prinsip-prinsip RCA. Agar
hasil pembahasan insiden dalam bentuk rencana aksi dapat
terdokumentasi dengan baik, kita perlu membuat alat bantu
berupa formulir rencana aksi.Setelah rencana aksi dibuat,
maka pekerjaan selanjutnya adalah memastikan apa yang
telah ditulis dalam rencana aksi benar-benar terlaksana di
lapangan. Untuk memastikan hal itu, kita perlu melakukan
verifikasi.Setelah dilakukan verifikasi dan rencana aksi sudah
benar-benar terlaksana, maka selesailah satu siklus sistim
pelaporan insiden.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Kesehatan. (2017). Insiden. Retrieved from
http://kamuskesehatan.com/arti/insiden/
AkreditasiRumahSakit 2012, JCI Accreditation Standards for
Hospitals, Risk Management
Sjatnoalfan.(2014). Insidendankeselamatanpasien. Retrieved
from https://sjatnoalfan.wordpress.com/2014/06/18/insiden-
dan-keselamatan-pasien/
Lulu Lusia. (2015). Pengurangan Resiko Jatuh Pada Pasien di
Rumah Sakit. Retrieved from
https://www.google.co.id/amp/m.kompasiana.com/amp/lusial
ulu/pengurangan-resiko-jatuh-pada-pasien-di-rumah-
sakit_552a8b10f17e61831cd623dc
Wikipedia. Cedera. Retrieved from
http://id.wikipedia.org/wiki/Cedera

Anda mungkin juga menyukai