BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi
mata yang melihat kejadian yang mengakibatkan sesorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka. (makalah IPSG, 2013).
Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sdar
menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja, dan tidak termasuk
jatuh karena pukulan keras, kehilangan kesadaran atau kejang.Kejadian
jatuh tersebut adalah penyebab spesifik yang jenis dan konsekuensinya
berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh.
Jatuh merupakan pengalaman pasien yang tudak direncanakan untuk
terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada
saat istirahat yang dapat dilihat / dirasakan atau kejadian jatuh yang tidak
dapat dilihat karena suatu kondisi akibat penyakit seperti stoke, pingsan, dan
lainnya
Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.
B. TUJUAN
1. Sebagai acuan untuk melakukan pengelolaan risiko pasien jatuh di
Rumah Sakit Harapan Sehat Jatibarang;
2. Mengurangi cedera akibat pasien jatuh di Rumah Sakit Harapan Sehat
Jatibarang.
C. SASARAN
Semua pasien di Rumah Sakit Harapan Sehat Jatibarang
D. FAKTOR RISIKO JATUH
1. Intrinsik: berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi
psikologis
2. Ekstrinsik: berhubungan dengan lingkungan
BAB II
RUANG LINGKUP
Manajemen risiko pasien jatuh merupakan salah satu bentuk upaya untuk
mewujudkan keselamatan pasien di Rumah Sakit Harapan Sehat Jatibarang. Yang
mendasari upaya ini adalah beberapa kasus jatuh yang terjadi di Rumah Sakit
yang menimbulkan cedera atau hampir cidera bagi pasien. Bahkan kasus tersebut
menyebabkan semakin lamanya waktu kesembuhan pasien atau mungkin dapat
memperburuk kondisi pasien. Seharusnya hal seperti ini dapat dicegah apabila
setiap rumah sakit menerapkan manajemen risiko pasien jatuh dengan baik.
Sehingga dapat mengurangi angka insiden dan meningkatkan keselamatan pasien
Rumah Sakit.
Jumlah kasus pasien jatuh di rawat inap cukup bermakna sebagai penyebab
cedera pasien di rumah sakit, oleh karena itulah maka rumah sakit perlu
menetapkan tindakan atau langkah – langkah untuk mengurangi risiko pasien
jatuh di rumah sakit. Rumah Sakit Harapan Sehat Jatibarang memiliki komitmen
tinggi dalam mewujudkan keselamatan pasien. Hal ini dituangkan dalam panduan
manajemen resiko pasien jatuh yang dibuat sebagai acuan staf Rumah Sakit dalam
mengelola pasien.
Ruang lingkup pengelolaan pasien jatuh meliputi pasien rawat inap baik
dewasa dan anak-anak dengan menggunakan metoda yang sudah ditentukan.
Pengelolaan yang dimaksud adalah asesmen awal risiko jatuh, asesmen ulang dan
intervensinya.
BAB III
2. Perangkat kerja
Status Rekam Medis Pasien
Tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning)
Formulir pengkajian risiko pasien jatuh
Formulir dokumentasi informasi dan edukasi risiko pasien jatuh
Formulir catatan kegiatan perawat tentang asesmen dan intervensi
risiko jatuh
3. Tata laksana
a. Asesmen awal / skrining
Perawat akan melakukan penilaian dengan Asesmen Resiko Jatuh
dalam waktu 4 jam sejak pasien masuk RS dan menyimpan hasil
penilaian dalam status rekam medik.
b. Perencanaan/ Intervensi dan Implementasi risiko pasien jatuh
berdasarkan hasil Asesmen Awal Risiko Jatuh serta dicatat dalam
Rencana Keperawatan Interdisiplin setelah skrining.
4. Asesmen ulang
a. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko jatuh pada : saat
transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi pasien, adanya
kejadian jatuh pada pasien dan saat akhir dinas jaga.
b. Penilaian menggunakan Asesmen Risiko Jatuh dan Rencana
Keperawatan Interdisiplin akan diperbaharui/dimodifikasi sesuai
dengan hasil asesmen.
13 tahun keatas 1
Laki-laki 2
Jenis kelamin Perempuan 1
Penyakit neurologis 4
Diagnosis yang memerlukan oksigenasi 3
(penyakit respiratori, amenia, anoreksia,
Diagnosis syncope/dizziness dll)
Penyakit gangguan tingkah laku/psikis 2
Diagnosis lainnya 1
Tidak dapat berorientasi 3
Gangguan Berorientasi sebagian pada kemempuan diri 2
kognitif Mampu berorientasi penuh pada 1
kemampuan diri
Riwayat jatuh sebelumnya atau jatuh dari 4
ranjang
Pasien menggunakan alat bantu atau 3
Faktor lingkungan diletakkan di buaian
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Pasien dapat berjalan bebas 1
Kurun waktu 24 jam 3
Pengaruh dari
pembedahan/seda Kurun waktu 48 jam 2
si/anesthesi Lebih dari 48 jam /tidak ada 1
Penggunaan obat-obatan secara bersamaan: 3
Sedative(kecuali pasien ICU yang tersedasi,
Penggunaan obat- hypnotics,barbiturat, phenothiazine, anti
obatan depresan, laxatives, diuretic, narcotic
Salah satu dari penggunaan obat diatas 2
Penggunaan obat lain/tidak ada 1
TOTAL SKOR
Apakah pasien
mengeluh adanya Ya/Tidak
penglihatan buram?
Apakah pasien
mempunyai
Glaukoma/ Ya/Tidak
Katarak/
degenerasi makula?
Apakah terdapat
perubahan perilaku
berkemih?
Ya/Tidak
(frekuensi, urgensi,
Kebiasaan inkontinensia, Ya = 2
4 berkemih nokturia)
Mandiri (boleh
memakai alat bantu 0
jalan)
Memerlukan
sedikit bantuan (1
1
Transfer orang) / dalam
(dari tempat pengawasan Jumlah
tidur ke Memerlukan nilai
kursi dan bantuan yang nyata 2 transfer
5 kembali lagi (2 orang) dan
ke tempat Tidak dapat duduk mobilitas.
tidur) dengan seimbang, 3 jika nilai
perlu bantuan total total 0 - 3
Mandiri (Boleh maka skor
menggunakkan alat 0 = 0.
bantu jalan) jika nilai
berjalan dengan total
bantuan 1 orang 1 4 - 6,
6 Mobilitas (verbal/ fisik ) maka skor
menggunakan kursi =7
2
roda
Setelah dilakukan skoring, tentukan tingkat resiko sebagai berikut :
TINGKAT RISIKO
SKORE PENGELOLAAN PASIEN
PASIEN JATUH
Risiko rendah 0-5 Lakukan intervensi Standart
Risiko Sedang 6-16 Lakukan intervensi Sedang
Lakukan intervensi untuk
Risiko tinggi 17-30 semua pasien jatuh risiko
tinggi
NO PENILAIAN/PENGKAJIAN YA TIDAK
a. Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih)
1. Tidak seimbang / sempoyongan / limbung
Berikan tanda ceklist pada kolom ( Ya ) atau ( Tidak ) diatas, kemudian dari
hasil pengkajian tersebut dapat di simpulkan kategori risiko jatuh sebagai
berikut :
1 USIA
a. Kurang dari 50 tahun 8
b. 50 – 70 tahun 10
c. Lebih dari 80 tahun 26
2 STATUS MENTAL
a. Kesadaran baik / Orientasi baik setiap saat 4
b. Agitasi / Ansietas 12
c. Kadang-kadang bingung 13
d. Bingung / Disorientasi 14
3 KLIMINASI
a. Mandiri dan mampu mengontrol BAB / BAK 8
b. Dower catheter / Colostomy 12
c. Eliminasi dengan bantuan 10
d. Gangguan eliminasi (Inkontinensia / Nukturia / Frekuensi) 12
e. Inkontinensia tetapi mampu untuk mobilisasi 12
4 PENGOBATAN
a. Tanpa obat-obatan 10
b. Obat-obatan jantung 10
c. Obat-obat Psikotropika (termasuk Benzodiazepine dan
Antidepresan) 8
b. Berisiko : Skor ≥ 90
1) Lakukan tindakan sesuai skor (≥ 90)
2) Pasang penanda risiko jatuh pada pintu kamar bagian
atas / brankard
3) Awasi atau bantu sebagian ADL pasien
4) Cepat menanggapi keluhan pasien
5) Review kembali obat-obatan yang berisiko
6) Beritahu pasien agar mobilisasi secara bertahap : duduk
perlahan-lahan sebelum berdiri
7) Libatkan pasien secara aktif
2. Tindakan keperawatan :
a. Penglihatan menurun (perawat dapat tetap menjaga daerah yang
dapat menyebabkan jatuh menggunakan kacamata, sehingga
pasien dapat berjalan sendiri, misalnya pada malam).
b. Perawat tanggap terhadap perubahan perilaku pasien.
c. Perawat mengecek seluruh daerah yang dapat menyebabkan
jatuh misalnya sepatu atau tali sepatu yang tidak pada
tempatnya.
d. (Jatuh dilantai) perawat mengecek penyebab sering terjadinya
jatuh, misalnya terlalu banyak furniture, daerah yang gelap, dan
sedikit hidrasi (perawat menganjutkan untuk minum 6-8 gelas
perhari).
e. Mengorientasikan klien pada saat masuk rumah sakit dan
jelaskan sistem komunikasi yang ada.
f. Hati-hati saat mengkaji klien dengan keterbatasan gerak.
g. Supervisi ketat pada awal klien dirawat terutama malam hari.
h. Mewaspadai obat-obatan yang dapat menyebabkan risiko pasien
jatuh di rumah sakit
BAB IV
DOKUMENTASI
Lampiran 1 :