Anda di halaman 1dari 10

FORMAT PENGKAJIAN RISIKO JATUH

ANAK, DEWASA, DANLANSIA

Disusun oleh :
1. Aulia Zulfati Jannah ( 1801009 )
2. Ganis Tariza Putri ( 1801024 )
3. Maya Kartika Kusuma ( 1801028 )
4. Rony Nurhidayat ( 18010 45)
Definisi jatuh
Jatuh adalah sebuah keadaan yang tidak bisa diperkirakan, dimana
kondisi seseorang berada di bawah atau lantai tanpa sengaja, dengan
atau tanpa saksi (Kobayashi, et all.2009). Jatuh juga diartikan sebagai
kondisi yang tidak disengaja dimana seseorang berada posisi yang
lebih rendah (Vu, et al.2004). Menurut Nurviyandari (2011) secara
umum jatuh dapat diidentifikasi pada kondisi yang tidak disengaja;
tidak diketahui kapan dan dimana akan terjadi; posisi tubuh berada
seluruhnya atau sebagian di lantai, dengan atau tanpa saksi kejadian;
serta menimbulkan atau tidak menimbulkan cidera.
Penggunaan
Fall risk assessment di gunakan pada :
• Pasien yang akan dirawat inap di rumah sakit
• Pasien yang akan dipindahkan dari satu unit ke unit yang lain
• Pasien yang dirawat inap lebih dari 2 minggu, dilakukan secara regular
• Pasien dengan riwayat jatuh sebelumnya
• Pasien yang kondisinya berubah menjadi lebih buruk
• Setelah pergantian perawat
Faktor resiko
1. Faktor intrinsik
Faktor instrinsik adalah variabel-variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat
jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh
(Stanley, 2006). Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan muskuloskeletal
misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas bawah, kekakuan
sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yang disebabkan oleh
berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah, penglihatan gelap, keringat
dingin, pucat dan pusing (Lumbantobing, 2004).
2. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya) diantaranya
cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda (Nugroho,
2000). Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung
meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang
tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang rendah
atau jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan (Darmojo, 2004).
Pencegahan Pasien Jatuh
1. Mengevaluasi faktor risiko
• Mengenalkan pasien dengan lingkungan sekitarnya
• Menempatkan tombol panggilan di tempat yang mudah dijangkau pasien dan
mengajari pasien bagaimana cara menggunakannya
• Meletakkan benda-benda penting yang dibutuhkan pasien di tempat yang mudah
dijangkau pasien
2. Pencegahan khusus:
• Gunakan tanda visual untuk memberitahukan risiko jatuh (seperti: tanda yang
dipasang di pintu kamar pasien/di dalam kamar pasien, gelang penanda, kaos
kaki/selimut berwarna, tanda di berkas rekam medis pasien)
• Dampingi pasien saat pasien ke kamar mandi
• Tanyakan apakah pasien ingin ke kamar mandi setiap 2 jam sekali (apabila pasien
dalam keadaan sadar)
Hourly Rounding
Meliputi 4P: Position, Pain assessment, Personal needs (BAK/BAB), Placement
• Tempat tidur yang rendah
• Pemasangan alarm bila ada pasien yang jatuh
• Observasi secara berkala
• Komunikasi
SPO Sasaran keselamatan Pasien
1. Pengertian Prosedur kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi ulang serta mengambil
tindakan pada pasien yang mempunyai resiko jatuh di berbagai fasilitas layanan kesehatan di
rumah sak
2. Tujuan :
a. Menciptakan budaya keselamatan pasien
b. Optimalisasi penggunaan asesment jatuh untuk menentukan kategori risiko jatuh
c. Mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman faktor risiko jatuh, pencegahan,
dan penanganannya dalam meningkatkan klinis dan kepuasan pasien, serta menurunkan biaya
kesehatan.
d. Memahami kunci keberhasilan program faktor risiko jatuh, pencegahan, dan
penanganannya.
3. Kebijakan
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VII/2011 Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
b. SK Direktur Nomor 330 Tahun 2012 Tentang Pengurangan Risiko Pasien Cedera Akibat
Jatuh
4. Prosedur :
a. Identifikasi faktor risiko jatuh dari pasien sesuai dengan form pemantauan pasien jatuh.
b. Jumlahkan total skor yang didapat dan kategorikan sesuai dengan jumlah skor yang didapat.
c. Pasang gelang berwarna kuning pada pasien
d. Intervensi sesuaikan dengan kategori yaitu :
1) Skor Risiko Rendah: 0 – 7
• Orientasikan pasien pada lingkungan kamar / bangsal.
• Pastikan rem tempat tidur terkunci.
• Pastikan bel pasien terjangkau.
• Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam hari (kursi tambahan dan lain-lain).
• Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala karena lingkungan masih asing.
• Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan (bila menggunakan).
• Pastikan alas kaki tidak licin.
• Pastikan kebutuhan pribadi dalam jangkauan.
• Tempatkan meja pasien dengan baik agar tidak menghaiangi.
• Tempatkan pasien sesuai dengan tinggi badannya.
2) Skor Risiko Tinggi: 8 – 13
Orientasikan pasien pada lingkungan kamar / bangsal
Komplikasi
1. Perlukaan (injury)
Perlukaan (injury) mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit
berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang atau
fraktur misalnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.
2. Disabilitas
Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan
fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan diri dan
pembatasan gerak.
Penerapan dalam Pelayanan Keperawatan
Contoh-contoh dalam penerapannya antara lain :
1. Penambahan tempat tidur yang mempunyai penghalang disamping tempat tidur.
2. Tersedia restrain dan alat dressing yang sesuai dengan jumlah pasien.
3. Obat-obatan ( perawat melihat efek samping obat yang memungkinkan terjadinya jatuh)
4. Penglihatan menurun ( perawat dapat tetap menjaga daerah yang dapat menyebabkan
jatuh menggunakan kacamata, sehingga pasien dapat berjalan sendiri, misalnya pada malam hari.
5. Perawat tanggap terhadap perubahan perilaku pasien.
6. Perawat mengecek seluruh daerah yang dapat menyebabkan jatuh misalnya sepatu atau
tali sepatu yang tidak pada tempatnya.
7. (Jatuh dilantai) perawat mengecek penyebab sering terjadinya jatuh, misalnya terlalu banyak
furniture, daerah yang gelap, dan sedikit hidarasi ( perawat menganjutkan untuk minum 6-8 gelas
perhari ).
8. Mengorientasikan klien pada saat masuk rumah sakit dan jelaskan sistem komunikasi yang
ada
9. Supervisi ketat pada awal klien dirawat terutama malam hari
10. Anjurkan klien menggunakan bel bila membutuhkan bantuan
11. Berikan alas kaki yang tidak licin
12. Jaga lantai kamar mandi agar tidak licin.

Anda mungkin juga menyukai