Anda di halaman 1dari 7

PENCEGAHAN CEDERA PADA

PASIEN RESIKO JATUH Ditetapkan Oleh


Penanggung Jawab
No. Dokumen : 1233495/1/ Klinik
UMKP/KAPM
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : dr. Fifi Harni Wiyanti
Halaman :1/4

KLINIK ADHIRANI
PUTRI MEDIKA

1. Pengertian Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan
atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak direncanakan,
dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya.
Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau
lingkungan (lantai yang licin) (Yohanto, 2014).
Standar operasional prosedur pencegahan cedera pada pasien dengan
resiko jatuh adalah prosedur kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi
ulang serta mengambil tindakan pada pasien yang mempunyai
resiko jatuh di bangsal rawat inap.

2. Tujuan Untuk meminimalisasi kejadian cedera akibat pasien jatuh di bangsal


rawat inap Rumah Sakit
3. Indikasi Pasien rawat inap dengan indikasi resiko jatuh.

4. Kebijakan SK

5. Referensi

6. Alat Pengaman 1. Walker


2. Tongkat (Cane)
3. Bantalan (Wedge)
4. Dudukan toilet yang ditinggikan
5. Karpet/tikar anti-licin
6. Alarm tempat tidr
7. Lap buddy
8. Gait belt
9. Tempat tidur rendah / khusus
10. Gelang identifikasi resiko jatuh
Penggunaan walker / cane hanya ditujukan pada pasien yang memang
telah menggunakannya sebelum dirawat atau direkomendasikan oleh
fisioterapis.
7. Prosedur a. Prosedur pencegahan jatuh untuk semua pasien
1. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
2. Posisikan bel panggilan, pispot dan pegangan tempat tidur
berada dalam jangkauan
3. Jalur untuk pasien berjalan harus bebas obstruksi dan tidak licin
4. Jauhkan kabel-kabel dari jalur berjalan pasien
5. Posisikan tempat tidur rendah (tinggi tempat tidur sebaiknya
≤63,5 cm) dan pastikan roda terkunci
6. Tentukan penggunaan paling aman untuk pegangan di sisi tempat
tidur. Ingat bahwa menggunakan 4 sisi pegangan tempat tidur
dianggap membatasi gerak (mehanical restraint )
7. Menggunakan sandal anti licin
8. Pastikan pencahayaan adekuat
9. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan
10. Bantu pasien kekamar mandi jika diperlukan
11. Evaluasi efektifitas obat-obatan yang meningkatkan predisposisi jatuh
(sedasi, antihipertensi, diuretic benzodiazepine, dan sebagainya)
konsultasikan dengan dokter atau petugas farmasi jika diperlukan
12. Konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan fisioterapi
pada pasien dengan gangguan keseimbangan / gaya berjalan /
penurunan fungsional
13. Nilai ulang status kemandirian pasien setiap hari
14. Pantau adanya hipertensi ortostatik jika pasien mengeluh
pusing atau vertigo dan ajari pasien untuk bangun dari tempat
tidur secara perlahan
15. Gunakan peninggi tempat dudukan toilet, jika diperlukan
16. Penggunaan alat bantu (tongkat, penopang), jika perlu
17. Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh kepada
 pasien dan keluarganya

b. Prosedur pencegahan jatuh pada pasien resiko sedang dan tinggi


1. Langsung diterapkan pada saat pasien memasuki
ruang perawatan
1) Berikan tanda didepan kamar pasien untuk identifikasi
pasien resiko jatuh
2) Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat
3) Kunjungi pasien setiap jam oleh petugas medis dan lakukan
pengawasan ketat
4) Pastikan sepanjang waktu bahwa posisi tempat tidur rendah
dan kedua sisi pegangan tempat tidur terpasang dengan baik
5) Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam
6) Batasi aktivitas pasien dan berikan tindakan
pencegahan pada pasien dan keluarga
7) Perawat mengingatkan keluarga untuk membawa alas kaki
dan alat bantu dari rumah (seperti tongkat, alat penopang)
8) Nilai kebutuhan akan fisioterapi
9) Nilai gaya berjalan pasien dan catat
10) Pastikan pasien menggunakan alat bantu yang sesuai
11) Kolaborasi dengan tim interdisiplin dalam merencakan
program pencegahan jatuh
12) Pastikan perangkat keselamatan pasien digunakan dan
berfungsi dengan baik
2. Berdasarkan kategori jatuh pasien, evaluasi penggunaan alat
pengaman dengan mengacu pada Pedoman Penggunaan Alat
Pengaman sesuai dengan kategori resiko jatuh

c. Prosedur Penggunaan Tempat Tidur Rendah (Khusus)


1. Pada pasien dengan resiko tinggi, tempat tidur harus berada
pada posisi serendah mungkin. Tempat tidur hanya boleh
ditinggikan saat pemeriksaan medis, penanganan keperawatan,
dan atau saat mentransfer.

2. Bantalan diletakkan disisi tempat tidur yang sering digunakan


pasien untuk turun dari tempat tidur. Pegangan disisi tempat tidur
harus terpasang dengan baik. Catatan : panjang pegangan disisi
tempat tidur <½ panjang tempat tidur sehingga tidak dianggap
sebagai pembatas gerak
3. Pada pasien bukan resiko tinggi, pengaturan tinggi tempat tidur
tidak boleh melebihi 63.5 cm.
d. Prosedur mengecek bed pad alarm (dengan menggunakan tombol)
1. Hidupkan alarm
2. Cek dengan menekan tombol alarm
3. Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi dengan baik)
4. Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm lainnya
5. Beritahukan kepada perawat yang bertugas

e. Prosedur mengecek pull string alarm (menggunakan penarikan tali)


1. Hidupkan Alarm
2. Tarik tali yang menggantung dari alarm
3. Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi dengan baik
4. Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm lainnya
5. Beritahukan kepada perawat yang bertugas

8. Dokumentasi 1. Pencatatan dilakukan pada setiap pasien dengan menggunakan Asesmen


Resiko Jatuh
2. Semua pasien dengan kategori risiko sedang dan tinggi akan dilakukan
pencatatan status jatuh pada bagian “Rencana Perawatan Interdisiplin” di sub-
bagian ”Proteksi”.
9. Hal – Hal yang
perlu diperhatikan
10. Unit Terkait Rawat Inap

11. Rekaman Histori


Perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai