Anda di halaman 1dari 8

STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR(SOP)

PENCEGAHAN CEDERA

No ASPEK YANG DINILAI KET

.
1 a.Pengertian:

Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan

atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak direncanakan,

dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya.

Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau

lingkungan (lantai yang licin) (Yohanto, 2014).

Standar operasional prosedur pencegahan cedera pada pasien dengan

resiko jatuh adalah prosedur kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi

ulang serta mengambil tindakan pada pasien yang mempunyai resiko

jatuh di bangsal rawat inap.

b.Tujuan

Untuk meminimalisasi kejadian cedera akibat pasien jatuh di bangsal

rawat inap Rumah Sakit.

c.Indikasi

Pasien rawat inap dengan indikasi resiko jatuh.


2 Alat-alat:

1. Walker

2. Tongkat (Cane)

3. Wedge (bantalan)

4. Dudukan toilet yang ditinggikan


5. Karpet / tikar anti-licin

6. Alarm tempat tidur

7. Lap buddy

8. Gait belt

9. Tempat tidur rendah / khusus

10. Gelang identifikasi resiko jatuh

*penggunaan walker / cane hanya ditujukan pada pasien yang memang

telah menggunakannya sebelum dirawat atau direkomendasikan oleh

fisioterapis.
3 Prosedur:

a. Prosedur Pencegahan Jatuh Untuk Semua Pasien

1) Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien

2) Posisikan bel panggilan, pispot dan pegangan tempat

tidur berada dalam jangkauan

3) Jalur untuk pasien berjalan harus bebas obstruksi dan

tidak licin

4) Jauhkan kabel-kabel dari jalur berjalan pasie

5) Posisikan tempat tidur rendah (tinggi tempat tidur

sebaiknya   63,5 cm) dan pastikan roda terkunci

6) Tentukan penggunaan paling aman untuk pegangan di

sisi tempat tidur. Ingat bahwa menggunakan 4 sisi

pegangan tempat tidur dianggap membatasi gerak

( mehanical restraint)

7) Menggunakan sandal anti licin


8) Pastikan pencahayaan adekuat

9) Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan

10) Bantu pasien ke kamar mandi jika diperlukan

11) Evaluasi efektifitas obat-obatan yang meningkatkan

predisposisi jatuh (sedasi, antihipertensi, diuretic,

benzodiazepine, dan sebagainya) konsultasikan dengan

dokter atau petugas farmasi jika perlu.

12) Konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan

fisioterapi pada pasien dengan gangguan

keseimbangan / gaya berjalan / penurunan fungsional.

13) Nilai ulang status kemandirian pasien setiap hari

14) Pantau adanya hipertensi ortostatik jika pasien

mengeluh pusing atau vertigo dan ajari pasien untuk

bangun dari tempat tidur secara perlahan.

15) . Gunakan peninggi tempat dudukan toilet, jika

diperlukan

16) . Penggunaan alat bantu (tongkat, penopang), jika perlu

17) . Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh

kepada pasien dan keluarganya

b. Prosedur Pencegahan Jatuh pada Pasien Resiko Sedang

dan Tinggi

1) Langsung diterapkan pada saat pasien memasuki ruang


perawatan

a) Berikan tanda didepan kamar pasien untuk

identifikasi pasien resiko jatuh

b) Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat

c) Kunjungi pasien setiap jam oleh petugas medis dan

lakukan pengawasan ketat

d) Pastikan sepanjang waktu bahwa posisi tempat tidur

rendah dan kedua sisi pegangan tempat tidur terpasang

dengan baik

e) Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam

f) Batasi aktivitas pasien dan berikan tindakan

pencegahan pada pasien dan keluarga

g) Perawat mengingatkan keluarga untuk membawa

alas kaki dan alat bantu dari rumah (seperti tongkat,

alat penopang)

h) Nilai kebutuhan akan fisioterapi

i) Nilai gaya berjalan pasien dan catat

i) Pastikan pasien menggunakan alat bantu yang sesuai

j) Kolaborasi dengan tim interdisiplin dalam

merencakan program pencegahan jatuh

k) Pastikan perangkat keselamatan pasien digunakan

dan berfungsi dengan baik

2) Berdasarkan kategori jatuh pasien, evaluasi


penggunaan alat pengaman dengan mengacu pada

Pedoman Penggunaan Alat Pengaman sesuai dengan

kategori resiko jatuh

c. Prosedur Penggunaan Tempat Tidur Rendah (Khusus)

1) Pada pasien dengan resiko tinggi, tempat tidur harus

berada pada posisi serendah mungkin. Tempat tidur

hanya boleh ditinggikan saat pemeriksaan medis,

penanganan keperawatan, dan atau saat mentransfer.

2) Bantalan diletakkan di sisi tempat tidur yang sering

digunakan pasien untuk turun dari tempat tidur.

Pegangan di sisi tempat tidur harus terpasang dengan

baik.

Catatan : panjang pegangan di sisi tempat tidur <   

panjang tempat tidur sehingga tidak dianggap sebagai

pembatas gerak.

3) Pada pasien bukan resiko tinggi, pengaturan tinggi

tempat tidur tidak boleh melebihi 63,5 cm.

d. Prosedur Mengecek Bed Pad Alarm (Dengan Menggunakan

Tombol

1) Hidupkan alarm

2) Cek dengan menekan tombol alarm

3) Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi

dengan baik)
4) Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm

lainnya

5) Beritahukan kepada perawat yang bertugas

e. Prosedur Mengecek Pull String Alarm (Menggunakan

Penarikan Tali)

1) Hidupkan Alarm

2) Tarik tali yang menggantung dari alarm

3) Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi

dengan baik

4) Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm

lainnya

5) Beritahukan kepada perawat yang bertugas

Dokumentasi a). Pencatatan dilakukan pada setiap

pasien dengan menggunakan Asesmen Resiko Jatuh

b). Semua pasien dengan kategori risiko sedang dan

tinggi akan dilakukan pencatatan status jatuh pada

bagian “Rencana Perawatan Interdisiplin” di sub-bagian

”Proteksi”.

c). Pada pasien dengan resiko tinggi, tempat tidur harus

berada pada posisi serendah mungkin. Tempat tidur

hanya boleh ditinggikan saat pemeriksaan medis,

penanganan keperawatan, dan atau saat mentransfer.

d). Bantalan diletakkan di sisi tempat tidur yang sering


digunakan pasien untuk turun dari tempat tidur.

Pegangan di sisi tempat tidur harus terpasang dengan

baik. Catatan : panjang pegangan di sisi tempat tidur <   

panjang tempat tidur sehingga tidak dianggap sebagai

pembatas gerak.

e). Pada pasien bukan resiko tinggi, pengaturan tinggi

tempat tidur tidak boleh melebihi 63,5 cm.

f.  Prosedur Mengecek Bed Pad Alarm (Dengan

Menggunakan Tombol)

1) Hidupkan alarm

2) Cek dengan menekan tombol alarm.

3) Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi dengan

baik)

4) Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm

lainnya

5) Beritahukan kepada perawat yang bertugas

g. Prosedur Mengecek Pull String Alarm (Menggunakan

Penarikan Tali)

1) Hidupkan Alarm

2) Tarik tali yang menggantung dari alarm

3) Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi dengan

baik

4) Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm


lainnya

5) Beritahukan kepada perawat yang bertugas Dokumentasi

a). Pencatatan dilakukan pada setiap pasien dengan

menggunakan Asesmen Resiko Jatuh

b) Semua pasien dengan kategori risiko sedang dan tinggi

akan dilakukan pencatatan status jatuh pada bagian

“Rencana Perawatan Interdisiplin” di sub-bagian

”Proteksi”.

Anda mungkin juga menyukai