Anda di halaman 1dari 16

Kelompok IX

Fitri (012015010)
Lidya (012015015)
Nurlita (012015018)
Defenisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh
pengalihan energi dari suatu sumber panas pada
tubuh, panas dapat dipindahkan oleh hantaran/radiasi
electromagnet (Brunner & Suddarth, 2002).
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontrak dengan sumber panas
seperti api, air, panas, bahan kimia, listrik dan radiasi
(Moenajar, 2002). Luka bakar adalah kerusakan pada
kulit diakibatkan oleh panas, kimia atau radio aktif
(Wong, 2003).
Pemberian cairan
Resusitasi cairan diberikan dengan tujuan preservasi perfusi
yang adekuat dan seimbang di seluruh pembuluh darah
vaskular regional, sehingga iskemia jaringan tidak terjadi
pada setiap organ sistemik Selain itu cairan diberikan agar
dapat meminimalisasi dan eliminasi cairan bebas yang
tidak diperlukan, optimalisasi status volume dan komposisi
intravaskular untuk menjamin survival/maksimal dari
seluruh sel, serta meminimalisasi respons inflamasi dan
hipermetabolik dengan menggunakan kelebihan dan
keuntungan dari berbagai macam cairan seperti kristaloid,
hipertonik, koloid, dan sebagainya pada waktu yang tepat.
Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan
pengganti. Ada beberapa cara untuk menghitung
kebutuhan cairan ini:
Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24
jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per
24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
(Wong, 2003).
Observasi luas luka bakar
Berat luka bakar (Combustio) bergantung pada dalam,
luas, dan letak luka. Usia dan kesehatan pasien
sebelumnya akan sangat mempengaruhi prognosis.
Adanya trauma inhalasi juga akan mempengaruhi
berat luka bakar.
Jaringan lunak tubuh akan terbakar bila terpapar pada
suhu di atas 46oC. Luasnya kerusakan akan ditentukan
oleh suhu permukaan dan lamanya kontak
Metode Cepat menentukan luka bakar

1. Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan


palmar pasien. Luas telapak tangan individu mewakili 1%
luas permukaan tubuh. Luas luka bakar hanya dihitung
pada pasien dengan derajat luka II atau III.

2. Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa Pada


dewasa digunakan rumus 9, yaitu luas kepala dan leher,
dada, punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas
kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai
dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing
9%. Sisanya 1% adalah daerah genitalia. Rumus ini
membantu menaksir luasnya permukaan tubuh yang
terbakar pada orang dewasa.
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan
9 yang terkenal dengan nama rule of nine atau rule of
wallace yaitu:
Kepala dan leher : 9%
Lengan masing-masing 9% : 18%
Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
Tungkai maisng-masing 18% : 36%
Perinium/genetalia : 1%
Total : 100%
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas
relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan
luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena
perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak
kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi, dan rumus
10-15-20 untuk anak.
Derajat satu (superfisial): tersengat matahari, terkena api
dengan intensitas rendah
Bagian kulit yang terkena:Epidermis
Gejala :Kesemutan, hiperestesia (supersensivitas), rasa nyeri
mereda jika didinginkan
Penampilan luka :Memerah, menjadi putih ketika ditekan
minimal atau tanpa edema
Perjalanan kesembuhan:Kesembuhan lengkap dalam waktu satu
minggu, terjadi pengelupasan kulit
Derajat-dua (partial-thickness): tersiram air mendidih, terbakar
oleh nyala api
Bagian kulit yang terkena :Epidermis dan bagian dermis
Gejala :Nyeri, hiperestesia, sensitif terhadap udara yang dingin
Penampilan luka :Melepuh, dasar luka berbintik-bintik merah,
epidermis retak, permukaan luka basah, terdapat edema
Perjalanan Kesembuhan :Kesembuhan dalam waktu 2-3 minggu,
pembentukan parut dan depigmentasi, infeksi dapat
mengubahnya menjadi derajat-tiga
Derajat-tiga (full-thickness): terbakar nyala api, terkena cairan
mendidih dalam waktu yang lama, tersengat arus listrik

Bagian kulit yang terkena :Epidermis, keseluruhan dermis dan


kadang-kadang jaringan subkutan
Gejala :Tidak terasa nyeri, syok, hematuria (adanya darah dalam
urin) dan kemungkinan pula hemolisis (destruksi sel darah
merah), kemungkinan terdapat luka masuk dan keluar (pada
luka bakar listrik)
Penampilan luka :Kering, luka bakar berwarna putih seperti
bahan kulit atau gosong, kulit retak dengan bagian lemak yang
tampak, terdapat edema
Perjalanan Kesembuhan :Pembentukan eskar, diperlukan
pencangkokan, pembentukan parut dan hilangnya kontur serta
fungsi kulit, hilangnya jari tangan atau ekstrenitas dapat terjadi
Setiap area luka bakar mempunyai tiga zona cedera, yaitu :
Zona koagulasi : area yang paling dalam, dimana
terjadi kematian seluler.
Zona statis : area pertengahan, tempat
terjadinya gangguan suplai darah,inflasi, dan cedera
jaringan.
Zona hiperemia : area yang terluar, biasanya
berhubungan dengan luka bakar derajat 1 dan
seharusnya sembuh dalam seminggu.
Dalam menetukan dalamnya luka bakar kita harus
memperhatikan faktor-faktor berikut :
Riwayat terjadinya luka bakar
Penyebab luka bakar
Suhu agen yang menyebabkan luka bakar
Lamanya kontak dengan agen
Tebalnya kulit
Derajat keparahan luka bakar
1. Luka bakar minor
Cidera luka bakar minor adalah cidera ketebalan partial
yang kurang dari 15% LPTT (luas pemukaan tubuh total) pada
orang dewasa dan 10% LPTT pada anak-anak, atau cedera
ketebalan penuh kurang dari 2% LPTT. Klien dengan luka minor
biasanya mendapatkan perawatan awal di unit gawat darurat,
kemudian dipulangkan dengan intruksi tindak lanjut di bagian
rawat jalan.

2. luka bakar sedang


Cedera luka bakar sedang tak terkomplikasi adalah cedera
ketebalan partial dengan 15% sampai 25% dari LPTT pada orang
dewasa atau 10% sampai 20% LPTT pada anak-anak, atau cedera
dengan ketebalan penuh kurang dari 10% LPTT yang tidak
berhubungan dengan komplikasi. Klien dengan luka bakar
sedang umumnya ditangani di bagian rawat inap.
3. Cedera luka bakar mayor
Klien dengan luka bakar mayor biasanya dibawa
ke fasilitas perawatan luka bakar khusus, setelah
mendapatkan perawatan kedaruratan di tempat
kejadian. Cedera luka bakar mayor adalah setiap dari
yang berikut ini:
Cedera ketebalan partial lebih dari 25% LPTT pada
orang dewasa atau 20% LPTT pada anak-anak.
Cedera ketebalan penuh 10% LPTT atau lebih.
Luka bakar yang mengenai tangan, wajah, mata, telinga,
kaki dan perineum.
Cedera inhalasi dan cedera listrik.
Perawatan luka bakar
Fase perawatan luka bakar:
1. Fase Resusitasi (Darurat) : dari awitan cedera hingga
selesainya resusitasi cairan.
Durasi :Dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan
Prioritas :Pertolongan pertama, pencegahan syok, pencegahan
gangguan pernafasan, deteksi dan penanganan cedera yang
menyertai, penilaian luka dan perawatan pendahuluan
2. Fase Akut : dari dimulainya deuresis hingga hampir selesainya
proses penutupan luka.
Durasi : Dari dimulainya diuresis hingga hampir selesainya
proses penutupan luka
Prioritas :Perawatan dan penutupan luka, pencegahan atau
penangan komplikasi (termasuk infeksi), dukungan nutrisi.
3. Fase rehabilitasi : dari penutupan luka yang besar
hingga kembalinya kepada tingkat penyesuaian fisik
dan psikososial yang optimal.
Durasi :Dari penutupan luka yang besar hingga
kembalinya kepada tingkat penyesuaian fisik dan
psikososial yang optimal
Prioritas :Pencegahan parut dan kontraktur,
rehabilitasi fisik, oksupasional dan fokasional,
rekonstruksi fungsional dan fokasional, konseling
psikososial
Prioritas pertama: mencegah agar orang yang
menyelamatkan korban tidak turut mengalami luka bakar.
Prosedur emergensi yang harus dilakukan :
1. Mematikan api.
2. Mendinginkan luka bakar.
3. Melepaskan benda penghalang.
Tujuan: untuk melakukan penilaian serta mencegah
terjadinya konstriksi sekunder akibat oedema.
4.Menutup luka bakar.
Tujuan:
Memperkecil kemungkinan kontaminasi bakteri.
Mengurangi nyeri dengan mengurangi mencegah aliran udara agar
tidak mengenai permukaan kulit yang terbakar.
5. Memberikan irigasi pada luka bakar kimia
Sekian Dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai