Anda di halaman 1dari 16

ANSIETAS ANAK TERHADAP

TINDAKAN INVASIF
• ansietas adalah respons emosi tanpa objek, berupa
perasaan takut dan kekhawatiran yang tidak jelas
dan berlebihan dan disertai berbagai gejala sumatif
yang menyebabkan gangguan bermakna dalam
fungsi sosial atau penderitaan yang jelas bagi pasien.
• Ansietas anak terhadap tindakan invasif adalah
bentuk stressor anak yang berlangsung selama anak
tersebut dirawat dirumah sakit.
• Ini merupakan pengalaman yang mengancam bagi
anak, karena stressor yang dihadapi dapat
menimbulkan perasaan tidak aman.
Perubahan yang terjadi
• Perubahan konsep diri
• Regresi
• Dependensi
• Dipersonalilsasi
• Takut dan cemas
STRESOR DAN REAKSI ANAK SESUAI TINGKAT USIA

• Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai


:
1.Pengalaman yang mengacam
2.Stressor

• Keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga

• Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena :


1.Anak tidak memahami mengapa dirawat / terluka
2.Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan,
lingkungan dan kebiasaan sehari-hari
3.Keterbatasan mekanisme koping.
• Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi dipengaruhi :
1.Tingkat perkembangan usia
2.Pengalaman sebelumnya
3.Support system dalam keluarga
4.Keterampilan koping
5.Berat ringannya penyakit

• Stress yang terjadi, antara lain :


 Takut
 Unfamiliarity
 Lingkungan rumah sakit yang menakutkan
 Rutinitas rumah sakit
 Prosedur yang menyakitkan
 Takut akan kematian
 Isolasi
 Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus ( masker, pakaian
isolasi, sarung tangan, penutup kepala ) dan keluarga yang tidak dapat bebas
berkunjung.
 Privasi yang terhambat
• Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hospitalisasi
pada anak
1.Berpisah dengan orang tua dan sibling
2.Fantasi-fantasi dan unrealistic anxieties tentang
kegelapan, monster, pembunuhan dan diawali
oleh situasi yang asing dan binatang buas
3.Gangguan kontak social jika pengunjung tidak
diizinkan
4.Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau
penyakit
5.Prosedur yang menyakitkan
6.Takut akan cacat atau mati.
• Stress pada bayi
-Separation anxiety (cemas karena
perpisahan)
-Pengertian terhadap realita terbatas
hubungan dengan ibu sangat dekat
-Kemampuan bahasa terbatas
• Respon bayi akibat perpisahan dibagi tiga tahap
1.Tahap Protes ( Fase Of Protes )
-Menangis kuat
-Menjerit
-Menendang
-Berduka
-Marah

2.Tahap Putus Asa ( Phase Of Despair )


-Tangis anak mula berkurang
-Murung, diam, sedih, apatis
-Tidak tertarik dengan aktivitas di sekitarnya
-Menghisap jari
-Menghindari kontak mata
-Berusaha menghindar dari orang yang mendekati
-Kadang anak tidak mau makan
• 3.Tahap Menolak (Phase Detachment / Denial)
-Secara samar anak seakan menerima
perpisahan ( pura-pura )
-Anak mulai tertarik dengan sesuatu di
sekitarnya
-Bermain dengan orang lain
-Mulai membina hubungan yang dangkal
dengan orang lain.
-Anak mulai terlihat gembira.
STRESSOR PADA ANAK USIA AWAL
(TODDLER & PRA SEKOLAH)
• Reaksi emosional ditunjukan dengan menangis,
marah dan berduka sebagai bentuk yang sehat
dalam mengatasi stress karena hospitalisasi.
• Pengertian anak tentang sakit merupakan
sebagai hukuman.
• Separation /perpisahan
-anak takut dan cemas berpisah dengan orang
tua
-anak sering mimpi buruk
• Kehilangan fungsi dan control
• Restrain / Pengekangan dapat menimbulkan
anak menjadi cemas
• Gangguan Body Image dan nyeri
-Merasa tidak nyaman akan perubahan yang
terjadi
-Ketakutan terhadap prosedur yang
menyakitkan
• Gangguan body image
STRESSOR DAN REAKSI KELUARGA
SEHUBUNGAN DENGAN HOSPITALISASI ANAK
• Reaksi orang tua dipengaruhi oleh :
1.Tingkat keseriusan penyakit anak
2.Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan
hospitalisasi
3.Prosedur pengobatan
4.Kekuatan ego individu
5.Kemampuan koping
6.Kebudayaan dan kepercayaan
7 Komunikasi dalam keluarga
• Pada umumnya reaksi orang tua
1.Denial / disbelief
Tidak percaya akan penyakit anaknya

2.Marah / merasa bersalah


Merasa tidak mampu merawat anaknya

3.Ketakutan, cemas dan frustasi


-Tingkat keseriusan penyakit
-Prosdur tindakan medis
-Ketidaktahuan

4.Depresi
-terjadi setelah masa krisis anak berlalu
-Merasa lelah fisik dan mental
-Khawatir memikirkan anaknya yang lain di rumah
-Berhubungan dengan efek samping pengobatan
-Berhubungan dengan biaya pengobatan dan perawatan
• Reaksi Sibling
-merasa kesepian
-Ketakutan
-Khawatir
-Marah
-Cemburu
-Rasa benci
-Rasa bersalah
• Pengaruh pada fungsi keluarga
Pola Komunikasi
-Komunikasi antar anggota keluarga terganggu
-Respon emosional tidak dapat terkontrol
dengan baik
• PENURUNAN PERAN ANGGOTA KELUARGA
POLA KOMUNIKASI
-Kehilangan peran orang tua
-Perhatian orang tua tertuju pada anak yang
sakit dan di rawat
-Kadang orang tua menyalahkan sibling
sebagai perilaku antisocial.
Bagaimana mengatasi masalah yang mungkin
timbul sehubungan dengan hospitalisasi anak
• -Libatkan orang tua dalam mengatasi stress
anak dan pelaksanaan asuhan keperawatan
-Bina hubungan saling percaya antara perawat
dengan anak dan keluarga.
-Kurangi batasan-batasan yang diberikan pada
anak
-Beri dukungan pada anak dan keluarga
-Beri informasi yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai