BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gonore merupakan suatu kondisi klinis yang ditularkan secara seksual melalui
2.2 Epidemiologi
dunia dan diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 718.000 insiden gonore
adanya underdiagnosis dan underreporting Hal ini disebabkan oleh 50% wanita
dan 10% laki-laki yang terinfeksi gonore bersifat asimptomatis (Sehgal, V., 2010;
Menurut WHO pada tahun 2008, insiden gonore meningkat sebanyak 21%
jika dibandingkan dengan tahun 2005. Dimana, pada tahun 2005 insiden gonore
sebanyak 87.5 juta kasus meningkat menjadi 106.1 juta kasus pada tahun 2008
dengan perbandingan insiden antara laki-laki dan wanita 60.3 : 49.7 berturut-turut
Serikat terdapat 700.000 kasus baru yang terutama terdapat di daerah perkotaan.
Dimana, wanita lebih banyak terinfeksi dengan kecenderungan lebih banyak pada
2
wanita berkulit hitam dengan prevalensi 17 kali lebih besar dibandingkan dengan
wanita berkulit putih (Walker, C. & Sweet, E. 2011). Infeksi gonore tertinggi pada
wanita berusia 15 tahun sampai 19 tahun, pada laki-laki berusia 20 tahun sampai
24 tahun, dan pada laki-laki yang berhubungan seks sesama jenis. (Price.N.A.,
2006)
2.3 Etiologi
dengan pewarnaan methylen blue dan eosin bersifat gram negatif. Bakteri ini
bersifat aerob, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering
yaitu dalam 1-2 jam, dalam pemanasan dengan suhu 55oC bakteri mati dalam 5
menit, tidak tahan terhadap suhu > 39oC, tahan asam, dan cenderung mengalami
2003).
Neisseria gonorrhoeae berbentuk ginjal dengan diameter 0,6 hingga 1,0 µm,
tidak bergerak secara aktif (non-motil), tidak membentuk endospora, dan hanya
dapat menginfeksi manusia. Bakteri ini secara umum tidak berkapsul dan terdapat
Tipe 1 dan 2 virulen untuk manusia, sedangkan tipe 3,4,5 avirulen untuk manusia.
Tipe yang virulen relatif resisten terhadap fagositosis PMN dan memiliki vili. Vili
ini akan melekat pada mukosa epitel dan menimbulkan radang (Tim Mikrobiologi
2.4 Patogenesis
Gonore dapat ditransmisikan melalui kontak seksual aktif dan juga melalui
transmisi dari ibu ke anak saat melahirkan apabila ibunya terinfeksi gonore. Pada
epitelhium yang immature (Daili, S. F., 2011 ; Patel A et al,2011). Seseorang yang
sembuh dari gonore tidak memiliki imunitas terhadap penyakit ini sehingga
seseorang dapat terinfeksi gonore lagi apabila melakukan kontak seksual dengan
orang yang terinfeksi gonore lainnya (Hook, E. & Handsfield, H, 1999; Cheng,
intracellular survive dan eksositosis. Hal ini diawali dan dimediasi oleh
ephitelium yang dimediasi oleh vili, opa dan protein membran lainnya (Imarai
diri di basement membrane. Bakteri ini menginvasi sel epitel melalui parasite-
dengan eksositosis. Pada hari ketiga setelah infeksi oleh N. gonorrhoeae, bakteri
atau ingesti oleh neutrofil. LPS menstimulasi produksi Tumor Nekrosis Faktor
(TNF) yang dapat menyebabkan kerusakan sel host. Selain vili, LPS ini juga
Manifestasi klinis gonore sangat bervariasi yang dapat dibedakan menjadi infeksi
sistemik dengan masa inkubasinya bervariasi antara 1-31 hari, biasanya sekitar 4
dengan masa inkubasi yang bervariasi antara 1-14 hari atau lebih. Namun
biasanya gejala sudah muncul dalam 2-5 hari setelah terinfeksi. Gejala yang
dikeluhkan dapat berupa rasa panas dan gatal di bagian distal uretra di
demam serta nyeri saat ereksi. Namun, gejala dapat hilang dalam waktu
gejala utama dari uretritis. Meskipun pada awal terinfeksi discharge atau
waktu 24 jam. Pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran pada kelenjar
hari setelah infeksi. Gejala terseringnya meliputi disuria (nyeri atau rasa
6
kehijauan yang menimbulkan bau tidak enak. Gejala ini dapat muncul
masa menopause disebabkan oleh selaput lendir vagina yang atrofi serta
purulent atau mucopurulent, eritema dan edema pada daerah ektopik, serta
pada saat hamil meliputi aborsi spontan, rupture premature pada membran
Sebanyak 10% dari infeksi pada rektum yang disebabkan oleh gonococcus
dari adanya anal pruritus, mucopurulent discharge yang tidak nyeri yang
sedikit pendarahan pada rektum, hingga nyeri yang sangat hebat, tenesmus
dan konstipasi. Dalam pemeriksaan fisik pada anus bagian eksternal maka
akan terlihat eritema dan discharge yang abnormal. Tetapi dalam anoscopy
dapat terlihat adanya eritema, edema, serta discharge mucoid atau purulent
yang seringkali berasal dari anal crypt (Hook, E. & Handsfield, H, 1999).
8
cunnilingus). 90% infeksi pada faring bersifat asimptomatis dan hanya 10%
DGI juga dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita
atau opthalmia neonartum biasanya terjadi 1-4 hari setelah bayi dilahirkan.
Gejala yang ditimbulkan dapat berupa fotofobia, edema dan eritema pada
Metee, 2013).
9
Pada laki-laki, komplikasi infeksi lokal yang paling sering terjadi adalah
nyeri dan bengkak pada testis unilateral dan apabila mengenai kedua
H, 1999; Daili, S. F., 2011). Salah satu komplikasi minor akibat uretritis
Komplikasi berupa abses periuretral jarang terjadi tetapi dapat saja terjadi
dapat berupa nyeri tekan dan edema pada daerah frenulum. Apabila duktus
tertutup maka akan timbul abses dan menjadi sumber infeksi laten.
terinfeksi maka akan menimbulkan gejala seperti adanya abses, nyeri dan
adanya benjolan pada daerah perineum yang disertai rasa penuh dan panas,
PID akut dan dapat menimbulkan efek jangka panjang seperti 13-21%
ektopik ini adalah kehamilan dimana embryo terletak di luar kavitas uterus
gonore. Gejala awalnya dapat berupa pembesaran, eritema dan nyeri tekan
Bartholin maka dapat menimbulkan abses lalu pecah, dan apabila tidak
diobati maka dapat menjadi rekuren ataupun menjadi kista (Hook, E. &
DGI merupakan komplikasi sistemik tersering pada gonorrhea yang terjadi sekitar
1% dari seluruh kasus gonore dan biasanya terjadi pada wanita yang sebelumnya
yang beresiko mengalami DGI adalah saat menstruasi, kehamilan, dan saat
yang muncul dalam 7 hari setelah menstruasi (Daili, S. F., 2011; Walker, C. &
mungkin terjadi 7-30 hari setelah infeki dan sering bermanifestasi berupa
nyeri sendi yang kronis serta sepsis yang mengancam nyawa (Hook, E. &
Handsfield, H, 1999).
vesikopapular, pustule yang nekrosis dengan dasar eritema, nyeri tekan, makula,
papula, petechiae, bulla ataupun ecchymosis yang seringkali tampak pada palmar
dan plantar dengan jumlah biasanya kurang dari 30. Kebanyakan pasien dengan
penyakit, yang kemuadian dapat menjadi frank arthritis dengan efusi. Persendian
bakteremia gonococcus yang diperkirakan terjadi pada 1-3% pada pasien DGI.
dan berkonsekuensi mengancam jiwa. Katup aorta adalah katup yang tersering
terkena pada pasien dengan gonokoccal endokarditis dan gagal jantung akut
dalam 6 minggu apabila tidak diobati dengan antibiotika yang tepat. Sedangkan,
Pasien yang menunjukkan gejala tipikal meningitis bakteri akut biasanya tidak
disertai dengan gejala umum DGI. Untuk membedakan penyebab dari meningitis
2.6 Diagnosis
(NAATs) atau kultur. Bakteri juga dapat dilihat melalui mikroskop dengan
sensitivitas yang buruk ≤55% dan pada infeksi rektal memiliki sensitivitas
d. Kultur merupakan alat uji diagnosis yang spesifik, murah dan satu-satunya
untuk sampel yang didapat dari endoservikal, uretra, rektal, pharingeal dan
dilakukan gagal.
sampel dengan jenis yang lebih luas dan tidak terlalu bergantung pada
urine dan uretra pada laki-laki, serta sensitivitas yang sama pada spesimen
vulvovaginal yang diswab oleh dokter ataupun yang di swab oleh diri
f. NAAT lebih sensitif dalam mendeteksi adanya infeksi pada faring dan
pada daerah ini. Setelah evaluasi diperlukan adanya uji konfirmasi dengan
mengulang NAAT.
partner baru)
3) Servisitis mukopurulent
multiple
uretra/urine, rectum dan faring (Unemo Magnus & Bignell Chris, 2012).
2.7 Penatalaksanaan