Anda di halaman 1dari 68

PEMICU 2

KELOMPOK 7

FASILITATOR: ARIF RAHMAN JABAL, S.Si., M.Si


1. Lisha Pebriani Napitupulu (193010801007)
2. Muhammad Andrean Syahridho
(193020801018)
3. Arindya Noviantari (193020801028)
4. Aprilia Dwi Sandra (193020801038)
ANGGOTA 5. Mardiyanti Sarampang (193030801048)
6. Bunga Fardah Nahdiyah Achmada
KELOMPOK (193030801058)
7. Tasya Agatha Asi Lambung (193030801069)
8. Elisabeth Prihana Rotua Sitorus
(193030801079)
9. Muhammad Fachrizal Manta (193030801089)
10. Rara Annisa Sabiana (193030801099)
SKENARIO 2

Luna, 21 tahun adalah seorang


mahasiswa tehnik yang baru
bergabung pada UKM Mapala di
kampusnya. Pada akhir pekan,
Luna dan teman-temannya
mengikuti acara perkenalan
anggota baru Mapala, mereka
berangkat mendaki gunung Bromo.
Di tengah perjalanan mendaki,
Luna merasa lelah, nafasnya
tersengal-sengal dan jantung terasa
berdetak cepat.
A. Kata Sulit

Tidak ditemukan Kata Sulit dalam Skenario


ini.
B. Kata Kunci

Mendaki Gunung Lelah Nafas tersengal- Jantung berdetak


sengal cepat
C. Identifikasi Masalah

Subtitle
Nafas tersengal-sengal
Mengapa Nn. L merasa lelah, nafas tersengal-sengal
dan jantung berdetak cepat ketika mendaki gunung?

Click here to add the text, Click here to add the text,
the text is the extraction of the text is the extraction of
your thought your thought
D. Analisis Masalah
Nn. L merasakan hal tersebut dikarenakan perbedaan O2 di atas dan di bawah dan juga dipengaruhi
perbedaan volume paru-paru laiki-laki dan perempuan sehingga Nn.L merasa lebih cepat lelah.

Nn. L Mendaki Gunung

Anggota Baru UKM


MAPALA

Lelah Jantung berdetak cepat Nafas tersengal-sengal

Sistem Respirasi

Embriologi Anatomi Histologi Fisiologi Biokimia

Faal Sistem Respirasi


E. Hipotesis

Sistem Respirasi mempengaruhi


pembentukan energi karena sebagai
pemasok O2 dan mengeluarkan
CO2.
F. Pertanyaan Terjaring

1. Bagaimana Embriologi dari Sistem Respirasi?


2. Bagaimana Struktur Anatomi Sistem Respirasi? 9%
3. Bagaimana Struktur mikroskopis Sistem Respirasi?
4. Bagaimana Sistem Respirasi bekerja saat tubuh sedang 10% kelelahan?
5. Bagaimana Sistem Respirasi bekerja pada saat lingkungan hanya memiliki o2 sedikit ?
6. Bagaimana Fisiologi ventilasi dan pertukaran gas dalam proses pernafasan fungsional?
7. Bagaimana Difusi dan transportasi gas pada tubuh manusia ? 58%
8. Apa hubungan antara sistem respirasi dan jantung? 23%
9. Bagaimana rantai respirasi melalui fosforilasi oksidatif ?
10. Bagaimana pengaruh perbedaan kapasitas paru-paru antara laki-laki dan perempuan?
Embriologi Sistem Respirasi

Sadler.T.W, 2013
Sadler.T.W, 2013
Sadler.T.W, 2013
Sadler.T.W, 2013
Sadler.T.W, 2013
Sadler.T.W, 2013
Anatomi Sistem Respirasi
Rongga Hidung

Paulsen F. & J. Waschke. 2013


Proyeksi sinus paranasales pada tengkorak; dilihat dari frontal Sinus frontalis dan sinus sphenoidalis

Paulsen F. & J. Waschke. 2013


Arteri rongga hidung Vena rongga hidung

Paulsen F. & J. Waschke. 2013


Pharynx

Paulsen F. & J. Waschke. 2013


Larynx

Paulsen F. & J. Waschke. 2013


Paulsen F. & J. Waschke. 2013
Trakea dan Bronkus

Paulsen F. & J. Waschke. 2013


Pulmo Dexter

Paulsen F. & J. Waschke. 2013


Pulmo Sinister

Paulsen F. & J. Waschke. 2013


Paulsen F. & J. Waschke. 2013
Struktur Mikroskopis Sistem Respirasi

Sistem respirasi :
 Pars Konduksi
 cavum nasi dan sinus paranasalis
 pharynx
 larynx
 trachea
 bronchus
 bronchulus
 bronchulus terminalis

 Pars Respirasi
 bronchulus respiratorius
 ductus alveolaris
 sacculus alveolaris
 alveolus pulmonis

Young B, 2014
Young B, 2014
Cavum Nasi
Cavum nasi :
Vestibulum nasi
Regio cutanea
 vibrissae
Regio transitionalis
 Tunica mucosa cutanea
 Epithelium
stratificatum
squamosum (non)
cornificatum
 Lamina propria
Regio respiratoria
Regio Olfactoria
Young B, 2014
Cavum Nasi : Regio respiratori
a
Regio Respiratoria
 Tunica mucosa respiratoria:
 Epithelium columnare
pseudostrarificatum ciliatum
• Epitheliocytus ciliatus
• Exocrinocytus caliciformis
(Sel Goblet)
• Epitheliocytus microvillosus
• Epitheliocytus basalis
 Lamina propria
 Glandula nasalis
• Exocrinocytus mucosus
• Serocytus
• Myoeptheliocytus
 Stratum cavernosum
• Pleksus cavernosus
nasalis
Gartner, 2017
Cavum Nasi : Regio olfactoria

Regio Olfactoria
 Tunica mucosa olfactoria
 Epithelium olfactoria
• Epitheliocytus basalis
(Basal cells)
 Lamina propria
• Glandula Bowman -->
Serocytus (memproduksi
cairan serous yang mgd
Odorant Binding Protein)
• Venous sinusoid -

Gartner, 2017
Sinus Paranasal
Sinus Paranasalis:
 Epithelium columnare
pseudostrarificatum ciliatum
• Epitheliocytus ciliatus
• Exocrinocytus caliciformis
(Sel Goblet) <<<<
• Epitheliocytus microvillosus
• Epitheliocytus basalis
 Lamina propria
 Glandula nasalis <<<<
 Stratum cavernosum

Gartner, 2017
Larynx

 Tunica mucosa respiratoria


 Epithelium columnare pseudostrarificatum ciliatum
 Glandula laryngea
 Tunica mucosa cutanea
 Epithelium stratificatum squamosum (non)
cornificatum
 Myofibra striata

Gartner, 2017
Trachea

 Tunica mucosa respiratoria:


 Epithelium columnare pseudostrarificatum
ciliatum
 Lamina propria
 Lamina fibrarum elasticarum
 Glandula trachealis
• Exocrinocytus mucosus
• Exocrinocytus seromucosus
• Myoeptheliocytus  Tunica fibromusculocartilaginea trachealis:
 Nodulus lymphaticus trachealis  Ligamentum tracheale
 Musculus trachealis
 Paries cartilagineus
 Paries membranaceus

 Tunica adventitia

Kiezerbazeum, 2016
Ovalle, 2008
Bronchus
 Tunica mucosa respiratoria:
 Epithelium columnare pseudostrarificatum
ciliatum
• Epitheliocytus ciliatus
• Exocrinocytus caliciformis (Sel Goblet)
• Epitheliocytus basalis stem cell
• Neuroendocrinocytus respiratorius
(Kulchitsky cells/ member of diffuse
endocrine system)
 Lamina propria
 Lamina fibrarum elasticarum
 Glandula bronchalis  Tunica fibromusculocartilaginea bronchalis:
• Exocrinocytus mucosus  Musculus spiralis bronchalis
• Exocrinocytus seromucosus • Myocytus levis (smooth muscle cell)
• Myoeptheliocytus  Paries cartilagineus
• Cartilago bronchalis
 Nodulus lymphaticus bronchalis (BALT)
 Tunica adventitia

Ovalle, 2008
Bronchulus
 Tunica mucosa respiratoria:
 Epithelium simplex columnare
ciliatum, Exocrinocytus
caliciformis (Sel Goblet)
 Epithelium simplex cuboid
ciliatum,
Exocrinocytus Bronchularis (Cellula
Clara)
 Lamina propria
 Lamina fibrarum elasticarum
 Textus myocytorum levium
 Myocytus levis
 Tunica adventitia
Ovalle, 2018
Bronchulus Terminalis
 Tunica mucosa respiratoria:
 Epithelium simplex cuboid ciliatum,
Ceculla Clara
 Lamina propria
 Lamina fibrarum elasticarum
 Textus myocytorum levium
 Myocytus levis
 Tunica adventitia

Ovalle, 2008
BronchulusRespiratorius
 Tunica mucosa respiratoria:
 Epithelium simplex cuboid ciliatum,
Cellula Clara
 Fibra elastica longitudinalis
 Rete spirale myocytorum levium
 Ductus alveolare

Ovalle, 2008
Alveoli

Junquiera, 2014
Gartner, 2017
Septum Interalveolar

 Epitel yang membatasi masing-masing


alveoli
 Kapiler kontinyu
 Jaringan ikat
 Serat retikuler
 Serat elastis
 Makrofag
 Fibroblast
 Sel mast

Young B, 2014
Blood Air Barrier: 0.2-0,5
m

Source : Google
Pleura

Cavum pleura : cairan pleura ,


lubrikan Jaringan ikat di bawah mesotel → serat
kolagen, elastis, sel fibroblast dan makrofag,
kapiler darah, kapiler limfe
Ovalle, 2008
Bagaimana Sistem Respirasi bekerja saat tubuh sed
ang kelelahan ?
• Kelelahan biasanya memunculkan peningkatan ventilasi menit dan
laju pernapasan dan pada tingkat yang lebih rendah terjadi
penurunan volume tidal. 
• Namun, kelelahan mungkin tidak selalu disertai dengan perubahan
pola pernapasan. Selain itu, kelelahan kadang-kadang dapat
menyebabkan reduksi daripada peningkatan aliran motor ke otot-
otot pernapasan.

Chest, 1991
Bagaimana sistem respirasi bekerja pada saat lingkunga
n hanya memiliki sedikit oksigen ?
• semakin bertambahnya ketinggian dari permukaan menyebabkan terja
dinya penurunan oksigen dan suhu udara.
• menyebabkan penurunan tekanan parsial oksigen sehingga tubuh men
galami keadaan kekurangan oksigen (hipoksia )

Sherwood, 2014
Hipoksia hipoksik
• Rendahnya PO₂ darah arteri & saturasi Hb yg kurang adekuat
• Terjadi pada :
• Malfungsi pernafasan
• Berada di ketinggian

Ali Graha, 2009


Efek langsung peningkatan mencolok PCO2 pada pusat pernapasan
Efek peningkatan mencolok PCO2 pada kemore
septor sentral
• Kadar CO2 yang sangat tinggi
secara langsung menekan
keseluruhan otak, termasuk
pusat pernapasan.
• Hingga PCO2 70-80mmHg,
peningkatan progresif kadar
PCO2 memicu peningkatan
upaya bernapas sebagai upaya
mengeluarkan kelebihan CO2 .
• Namun , peningkatan melebihi
70-80mmHg malah menekan
neron – neuron pernapasan.

(Sherwood, 2014 )
Hal yang terjadi jika lingkungan rendah akan o2

Perubahan ketinggian akan menyebabkan penurunan dari tekanan oksig


en (PaO2), dimana hal ini merupakan kompensasi dari meningkatnya ve
ntilasi yang disebut juga dengan hypoxic ventilatory response (HVR).

Ali Graha, 2009


Menurunnya kadar o2 pada lingkungan menyebabkan pengiriman O2 ke
jaringan dari kapiler kurang efektif,menyebabkan Hipoksia frekuensi
napas meningkat (hiperventilasi), CO2 yang dibuang bertambah
sehingga PaCO2 menurun. Tubuh manusia sangat sensitif dan rentan
terhadap efek dari kekurangan oksigen dan hipoksia berat, sehingga
dapat menyebabkan kerusakan fungsi tubuh dengan cepat, bahkan
kematian.

Ali Graha, 2009


• Tubuh manusia berusaha menekan kebutuhan oksi
gen , jantung dan paru-paru berusaha melakukan
penyesuaian dengan cara meningkatkan frekuensi
pernafasan sehingga terjadi extra ventilasi yang m
enyebabkan
• Napas pendek dan cepat.
• Detak jantung cepat.
• Lemas.
• Napas berbunyi (mengi) dan sesak.

Ali Graha, 2009


Bagaimana fisiologi ventilasi dan pertukaran gas dal
am proses pernafasan fungsional ?

Terdapat tiga tekanan yang


berperan penting dalam ventilasi :
1. Tekanan Atmosfer (Barometrik)
2. Tekanan Intra-alveolus
3. Tekanan Intrapleura

Sherwood,L.2014
Gradien tekanan transmural

Sherwood,L.2014
Udara mengalir secara bergantian masuk dan keluar par
u karena perubahan tekanan intra-alveolus

Hk. Boyle, menyatakan bahwa pada suhu konstan, tekanan yang ditimbulkan oleh s
uatu gas diwadah tertutup berbanding terbalik dengan volume gas yaitu, sewaktu vo
lume gas meningkat, tekanan yang ditimbulkan oleh gas berkurang secara proporsio
nal. Sebaliknya, tekanan meningkat secara proposional sewaktu volume berkurang.

Sherwood,L.2018
Sherwood,L.2018
• Sifat elastik paru disebabkan oleh serat elastin dan tegangan
permukaan alveolus ( Daya regang dan Rekoil Elastik)
• Surfaktan paru menurunkan tegangan permukaan dan berpera
n stabilitas paru
• Volume dan kapasitas paru

Sherwood,L.2018
• Ventilasi alveolus lebih kecil dari
pada ventilasi paru karena adany
a ruang mati

Sherwood,L.2018
Pertukaran Gas

Sherwood,L.2014
Bagaimana difusi dan transportasi gas pada tubuh
manusia ?

Difusi adalah proses perpindahan molekul gas secar


a pasif dari area dengan tekanan parsial tinggi ke are
a dengan tekanan parsial rendah sampai kedua area
memiliki tekanan parsial yang sama

Jatu Aphridasari & Elies Pitriani. 2016


Sherwood. 2016
Apa hubungan antara sistem respirasi dan jantung
?
Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen
diperlukan oleh semua sel untuk menghasilkan sumber energy,
adenosine triposfat (ATP), karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang
secara metabolisme aktif dan membentuk asam, yang harus dibuang
dari tubuh. Untuk melakukan pertukaran gas, sistem kardiovaskuler
dan sistem respirasi harus bekerjasama. Sistem kardiovaskuler
bertanggung jawab untuk perfusi darah melalui paru. Sedangkan sistem
pernapasan melakukan dua fungsi terpisah ventilasi dan rspirasi.

Maryudianto, Wahyu (2012) dan Elisabeth J. Corwin, 2009).


Bagaimana rantai respirasi melalui fosforilasi oksidatif
?

Victor. W. Rodwell,2015
Victor. W. Rodwell,2015
Bagaimana pengaruh perbedaan kapasitas paru-paru
antara laki-laki dan perempuan?

Saladin.2019
Penelitian terbaru menunjukkan bukti bahwa pada saat aktivitas be
rat wanita menunjukkan keterbatasan aliran ekspirasi yang lebih be
sar, meningkatnya pernapasan, dan mungkin terjadinya hipoksia art
eri dibandingkan dengan pria. Perbedaan ini memiliki sedikit damp
ak negative terhadap wanita terutama dalam toleransi aktivitas bera
t.

CA, Harms,2006
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Sadler TW. Embriologi kedokteran Langman. 12th ed. Jakarta: EGC. 2013
2. Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 24.Jakarta : EGC.
3. Kiezerbazeum AL, 2016, Histology and Cell biology : an intrpduction
4. Gartner L, 2017, Textbook of Histology
5. Younv B, 2014, Wheater's Functional Histology
6. Ovalle, William K, 2008, Netter's Essential Histology
7. Satya,Graha.2009.Efek Tekanan udara terhadap fisiologis tubuh.Yogjayarta
8. Sherwood,Lauralle. 2014.Fisiologi Manusia dari sel ke sistem . Jakarta : EGC.
9.
10. Jatu Aphridasari, Elies Pitriani. Difusi Paru. 2016. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Nege
ri Sebelas Maret
11. Sherwood, L. 2016. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
12. Asih Suprapti Budy.2014. Asuhan Keperawatan Pada Tn. D dengan Gangguan Pemenuhan Oksigenasi et causa Penyakit Paru Obstruksi
Kronik di Ruang Cempaka RSUD BANYUMAS.Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
13. Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper 30 Ed.Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2015
14.Saladin, Ken. How is lung capacity affected by gender.2019
15. CA, Harms. Does gender affect pulmonary function and excersice capacity.2006)
T h a n k Yo u
F o r Wa t c h i n g
SUMMARY· PLAN.REPORT

Anda mungkin juga menyukai