Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

“MUHAMMADIYAH DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN”


Dosen Pengampuh: Rika Yati.Sos.i.m.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 10
Desvira auliyah :S19128020
Risti Aprilia :S19128027
Nugraha Abiga :S19128024

PRORAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah
mengajarkan manusia tentang apa yang tidak diketahuinya. Salawat dan Salam
kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan dalam kehidupan
sekaligus sebagai rahmatan lil’alamin.
Kehadiran sebuah makalah sebagai pegangam bagi mahasiswa sangatlah
berarti dalam proses belajar mengajar, karena itu melalui makalah tentang
“kemuhammadiyahan dan pemberdayaan perempuan” ini diharapkan dapat
mengantar dan membantu mahasiswa dalam pencapaian kurikulum yang
diinginkan.
Dalam penyusunan isi makalah ini dirasakan masih jauh dari sempurna,
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata
saya ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kehidupan kita sehari-hari

Pontianak, 10 April 2020

Kelompok
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Cara KH. Ahmad Dahlan Memberdayakan Perempuan.............................................3
B. Pemberdayaan Perempuan dan kesetaraan gender.....................................................3
C. Peran Perempuan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
....................................................................................................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................5
A. Kesimpulan.................................................................................................................5
B. Saran...........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan organisasi gerakan Islam di Indonesia tumbuh dan


berkembang sejak dari negeri ini belum mencapai kemerdekaan secara fisik
sampai pada masa reformasi sekarang ini. Perkembangannya, bahkan, kian pesat
dengan dilakukannya tajdid (pembaharuan) di masing-masing gerakan Islam
tersebut. Salah satu organisasi gerakan Islam itu adalah Muhammadiyah.
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Bahkan
merupakan gerakan kemanusiaan terbesar di dunia di luar gerakan kemanusiaan
yang dilaksanakan oleh gereja, sebagaimana disinyalir oleh seorang James L.
Peacock . PCIM atau Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Di sebahagian
negara di dunia, Muhammadiyah memiliki kantor cabang internasional (PCIM)
seperti PCIM Kairo-Mesir, PCIM Republik Islam Iran, PCIM Khartoum–Sudan,
PCIM Belanda, PCIM Jerman, PCIM Inggris, PCIM Libya, PCIM Kuala Lumpur,
PCIM Perancis, PCIM Amerika Serikat, dan PCIM Jepang. PCIM-PCIM tersebut
didirikan dengan berdasarkan pada SK PP Muhammadiyah . Di tanah air,
Muhammadiyah tidak hanya berada di kota-kota besar, tapi telah merambah
sampai ke tingkat kecamatan di seluruh Indonesia, dari mulai tingkat pusat sampai
ke tingkat ranting.

Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang
berarti bahwa Warga Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan,
pemikiran dan prilakunya didasarkan pada sosok seorang Rasulullah, Nabi
Muhammad SAW. Nabi dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya
tidak hanya bagi warga Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan
bagi warga non-muslim—kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul—
sekalipun.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam memiliki cita-cita ideal yang
dengan sungguh-sungguh ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya”. Dengan cita-cita yang ingin diwujudkan itu, Muhammadiyah
memiliki arah yang jelas dalam gerakannya, sebagaimana dikemukakan oleh DR.
Haedar Nashir dalam makalah Muhammadiyah dan Pembentukan Masyarakat
Islam (Bagian I, 2008). Organisasi Islam Muhammadiyah tumbuh makin dewasa
bersama organisasi Islam besar lainnya sekelas Nahdlatul Ulama (NU), merambah
ke segala bentuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap
mengedepankan kepentingan umat dari segi sosial-budaya, ekonomi, kesehatan
dan pendidikan. Namun demikian, Muhammadiyah tetap selalu melakukan tajdid
dalam aspek ruh al Islam (jiwa keislamannya).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan dalam memberdayakan
perempuan?
2. Bagaimana pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender?
3. Apa peran perempuan muhammadiyah dalam kehidpan berbangsa dan
bernegara?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara KH. Ahmad Dahlan dalam memberdayakan perempuan.
2. Mengetahui pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.
3. Mengetahui peran perempuan muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara KH. Ahmad Dahlan Memberdayakan Perempuan


Diantara persoalan sosial yang saat ini menjadi perhatian masyarakat
adalah tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak- anak. Bermuculanya
kriminalitas yang menjadikan perempuan sebagai korban telah cukup lama
menjadi perhatian pemerintah maupun organisasi sosial kemasyarakatan. Hingga
kini, persoalan tersebut masih relevan untuk terus dicarikan formula
antisipasinya. Muhammadiyah merupakan salah satu dari sekian elemen
masyarakat yang cukup konsern dalam menyelesaikan persoalan perempuan
akibat diskriminasi yang melanda mereka. Diskriminasi terhadap perempuan
menjadi perhatian sejak awal berdirinya persyarikatan di era Kyai Dahlan.
Ajaran KH. Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah memandang bahwa
laki- laki dan perempuan adalah setara. Kyai Dahlan sangat memperhatikan
perempuan sebagai generasi penerus umat islam. Karena itulah, Kyai Dahlan
menyuruh agar perempuan juga harus belajar dan bersekolah selayaknya para
kaum laki- laki. Komitmen Muhammadiyah dalam hal perlindungan hak
perempuan salah satunya adalah dengan dibentuknya ortom Aisyiah.

B. Pemberdayaan Perempuan dan kesetaraan gender

‘Aisyiyah merupakan gerakan perempuan Muhammadiyah yang telah


diakui dan dirasakan perannya dalam masyarakat Sebagai organisasi perempuan
yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan, ‘Aisyiyah
diharapkan mampu menunjukkan komitmen dan kiprahnya untuk memajukan
kehidupan masyarakat, terutama dalam pengetasan masyarakat miskin dan
tenaga kerja. Peran dan fungsi perempuan merupakan bagian terpenting dalam
gerak roda kehidupan, sebab pepatah bilang wanita adalah tiang negara, apabila
wanitanya baik maka akan makmur negaranya tetapi kalau wanita di negara
tersebut hancur maka akan hancur pula derajat negara tersebut.
Beberapa program pemberdayaan perempuan diantaranya adalah
mengembangkan Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pada bidang pendidikan aisyiyah membangun
sekolah mulai dari usia pra-sekolah, sekolah menengah umum dan kejuruan
hingga adanya Universitas ‘Aisyiyah. Dalam bidang kesehatan, ‘Aisiyiyah
memiliki rumah sakit, rumah bersalin, badan kesehatan ibu dan anak, balai
pegobatan dan pos yandu, semuanya berjumlah 280 yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia.

Kesetaraan gender adalah kondisi dimana perempuan dan laki-laki


menikmati status yang setara dan memiliki kondisi yang sarna untuk mewujudkan
secara penuh hak-hak asasi dan potensinya bagi pembangunan di segala bidang
kehidupan. Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah selagi tidak
muncul suatu ketidakadilan dan diskriminasi, baik laki-laki dan perempuan.
Aisyiyah sebagai organisasi Islam yang cukup besar dan berpengaruh di Indonesia
harus ikut serta menyumbangkan pemikirannya bahwa perempuan memiliki
kedudukan yang sama dengan laki-laki, karena itu aisyiyah mendirikan sekolah
supaya perempuan mendapatkan pendidikan yang setinggi tingginya sama seperti
kaum laki-laki.

C. Peran Perempuan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara

Peran ‘Aisyiyah mengajak pemerintah dan semua komponen bangsa di


pusat dan daerah untuk bersama-sama terus memupuk kesadaran kolektif untuk
memajukan perempuan sebagaimana laki-laki sebagai insan-mulia (fi ahsani
taqwim) dalam mengemban fungsi-fungsi kehidupan yang membawa pada
perikehidupan yang utama, adil, dan berkeadaban tanpa diskriminasi. Penting
untuk dikembangkan secara intensif  komunikasi, sinergi, dan kerjasama seluruh
pihak dalam mendorong dan mengembangkan peran organisasi-organisasi
perempuan di  negeri ini maupun dengan dunia internasional dalam membangun
keunggulan bangsa di tengah persaingan global. Bersamaan dengan itu disusun
dan diaktualisasikan peran-peran strategis gerakan dan organisasi perempuan
Indonesia dalam pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, ketenagakerjaan,
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, sumberdaya manusia,
aktivitas politik dan bisnis yang sehat, dan memecahkan masalah-masalah bangsa
meraih keungggulan. ‘Asisyiyah sebagai gerakan perempuan Muhammadiyah
senantiasa terbuka dan berkomitmen kuat bersama seluruh komponen bangsa
dalam membangun perikehidupan kebangsaan yang bermakna menuju Indonesia
Berkemajuan.
Muhammadiyah berpandangan bahwa perempuan dalam berkiprah dalam
kehidupan bangsa dan Negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan
fungsi melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana telah
menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan
setelah kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan Negara
tersebut diwujudkan dalam langkah-langkah strategis dan taktis sesuai dengan
kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah perjuangannya sebagai
acuan gerakan. Salah satu diantara peran-peran yang sangat menonjol   berada
dalam bidang pendidikan. Salah satu kelebihan Muhammadiyah dalam pendidikan
adalah visi dan misi yang sama dalam membangun pendidikan. Keseragaman
dalam nomenklatur nama lembaga pendidikan ini juga menjadi kekuatan
tersendiri di kalangan Muhammadiyah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ajaran KH. Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah memandang
bahwa laki- laki dan perempuan adalah setara. Kyai Dahlan sangat
memperhatikan perempuan sebagai generasi penerus umat islam. Karena
itulah, Kyai Dahlan menyuruh agar perempuan juga harus belajar dan
bersekolah selayaknya para kaum laki- laki. Komitmen Muhammadiyah
dalam hal perlindungan hak perempuan salah satunya adalah dengan
dibentuknya ortom Aisyiah .
‘Aisyiyah merupakan gerakan perempuan Muhammadiyah yang
telah diakui dan dirasakan perannya dalam masyarakat. Sebagai salah satu
organisasi otonom (Ortom) perrtama yang dilahirkan rahim
Muhammadiyah, ia memiliki tujuan yang sama dengan
Muhammadiyah.  ‘Aisyiyah memiliki garapan program kerja yang sangat
khusus, strategis dan visioner, yaitu perempuan. Peran dan fungsi
perempuan merupakan bagian terpenting dalam gerak roda kehidupan,
sebab pepatah bilang wanita adalah tiang negara, apabila wanitanya baik
maka akn makmur negaranya tetapi kalau wanita di negara tersebut hancur
maka akan hancur pula derajat negara tersebut
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. penulis akan memperbaiki
makalah tersebutdengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik
yang membangun dari pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. Muhammadiyah dan Pemberdayaan Perempuan,(pdf) Program Studi


Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

Anda mungkin juga menyukai