(Proposal)
Oleh
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal
Sebagaisalahsatusyaratdalammenyelesaikan Program
PendidikanSarjanapadaJurusanPendidikan Guru Sekolahdasar
Oleh
AISYAH FITRI LUTHFIA SARI
18060127
Mengetahui
KomisiPembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
YunniArnida, M.Pd
NIDN. 0229097801
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji
DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penyusunan proposal penelitian
dengan judul “pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa SD” guna memenuhi salah
satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Guru SekolahDasar (PGSD).
Penulis dalam menyelesaikan penyusunan Proposal Penelitian ini tidak lepas dari
dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Drs. H. Wanawir Am., M.M.,M.Pd. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2. Rahma Faelasofi, S.Si.,M.Sc. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Unviersitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
3. Yunni Arnida, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
4. Drs. Yulianto, M.Pd. Selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan
saran demi kesempurnaan proposal penelitian ini.
5. Bapak/Ibu Dosen, karyawan di lingkungan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan
selama perkuliahan.
6. Kedua orangtuaku yang senantiasa memberikan doa, serta dukungan yang
tidak henti-hentinya kepada peneliti.
7. Rekan-rekan seperjuangan FKIP Universitas Muhammadiyah Pringsewu Prodi
PGSD yang senantiasa memberikan semangat dan masukan dalam
menyelesaikan Proposal Penelitian.
Penulis menyadari dalam penulisan Proposal Penelitian ini masih banyak
kekurangan baik isi maupun cara penulisannya, untuk itu diharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna perbaikan penulisan dimasa yang akan
datang.
iv
Pringsewu, Juni 2021
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan penelitian ...............................................................................
D. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................
E. Manfaat Penelitian .............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dan Masalah yang diteliti .........................................................
1. Pengertian Guru............................................................................
2. Peran Guru....................................................................................
3. Tata Tertib di Sekolah..................................................................
4. Pelanggaran Tata Tertib disekolah ..............................................
B. Penelitia Relevan ...............................................................................
C. Kerangka Pikir ...................................................................................
D. Hipotesis Penelitian............................................................................
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain penelitian ................................................................
B. Populasi dan Sampel penelitian .........................................................
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
D. Data dan Sumber Data penelitian ......................................................
E. Subyek dan Objek penelitian..............................................................
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................
G. Teknik Analisis Data .........................................................................
H. Uji Kredibilitas Data...........................................................................
vi
I. Jalanya Penelitian ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik sacara aktif mengembangkan
keterampilan, dan sikap tentang kepedulian lingkungan kepada manusia. Hal ini,
eksploitasi sumber daya manusia dan pengelolaan kekayaan bumi: tanah, hutan
Permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini sangat penting untuk segera
1
harapkan dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup ke dalam
lingkungan hidup.
suatu objek tertentu yang merupakan khasanah kekayaan mental diperoleh melalui
yang spesifik yaitu pengetahuaan tentang peristiwa, lokasi, tanggal, orang, sumber
2
logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis), teknik, metoda
dan teknik khusus dan pengetahuan untuk melakukan prosedur yang tepat.
satu masalah yang dihadapi dalam pelajaran IPS adalah adanya kecenderungan
pengelolaan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru lebih berorientasi kepada
proses menghafal materi pelajaran dengan pola komunikasi satu arah yaitu dari
guru kepada siswa (Salam,2017). Selain itu, fokus pembelajaran IPS yang
diajarkan oleh guru kelas di sekolah tersebut hanya bersifat text book (Budiyono,
kehidupan sehari–hari yang dimana hal ini menuntut pengetahuan kognitif siswa
sehari – hari.
siswa jika mereka akan mempelajari suatu disiplin ilmu atau menyelesaikan
3
pengetahuan terminologi (knowledge of terminology) (Aa) dan tentang detail-
label dan simbol verbal dan nonverbal (misalnya kata, angka, tanda, dan gambar).
berkomunikasi.
discovery learning (DL). Model discovery learning (DL) merupakan salah satu
model yang dapat menumbuhkan kratifitas dan keaktifan siswa (Pane, Nyeneng,
peran aktif siswa dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator
kmampuannya secara maksimal untuk mencari dan menemukan sesuatu baik itu
berupa benda, manusia, serta peristiwa secara sistematis, logis,kritis, analitis yang
kemudian dapat dirumuskan sendiri oleh peserta didik dengan penuh percaya diri
4
(Lidiana, Gunawan, & Taufik, 2018;Patandung, 2017). Sependapat dengan hal
hal tersebut maka dapat dirangkum bahwa Model discovery learning merupakan
mencari dan menemukan sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) dalam kegiatan
nantinya suatu konsep yang ditemukan dapat dirumuskan sendiri oleh peserta
didik.
peserta didik kurang dalam memahami materi yang diberikan. Hal ini
sekolah.
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
yaitu:
pembelajaran IPS
6
E. Manfaat Peneltian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
Sekolah Dasar
3) Bagi peneliti
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
menurut Arends, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
model pembelajaran adalah suatu rencana yang dipijak dari teoti psikologi
8
dimiliki seseorang terhadap semua yang dia tahu bergantung pada
sendiri dengan belajar esensi budaya di mana mereka hidup, dan esensi
9
mengorganisasi sendiri (Kemendikbud, 2013:2). (Supriyadi, 2011:62)
guru untuk menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final
(utuh dari awal hingga akhir) atau dengan kata lain, guru hanya
10
menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis
dan penentuan.
11
sedemikian rupasehingga anak memperoleh pengetahuan yang
merubah situasi belajar dimana siswa yang pasif belajar menjadi aktif
adalah model yang mendorong siswa untuk sampai pada suatu kesimpulan
yang sudah ada (Cintia, Kristin, & Anugraheni, 2017; Lieung, 2019).
12
adalah pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-
konsep apabila mengetahui semua unsur dari konsep itu, meliputi: (1)
Nama; (2) Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif; (3)
merupakan hal yang penting. Untuk itu dalam menunjang proses proses
rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dikenal
yang belum dikenal atau mirip dengan pengetahuan yang sudah diketahui.
13
berdasarkan pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat
sebagainya.
berat temannya bermain) ini fase enactive. Kemudian pada fase iconic dia
14
menggunakan bahasa untuk menjelaskan prinsip keseimbangan ini fase
adalah (1) Stimulasi, (2) Pernyataan Masalah, (3) Pengumpulan data, (4)
15
Stimulasi berarti memulai kegiatan pembelajaran dengan
berarti mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian
suatu langkah untuk meneliti suatu masalah atau fakta untuk menemukan
berbasis penelitian.
16
d. Karakteristik Discovery Learning
pada metode-metode mengajar lainnya. Hal ini tak berarti bahwa guru
17
yang memperoleh pengetahuan dengan penemuan akan lebih mampu
dapat dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan
a. Pengertian Pengetahuan
18
Berdasarkan uraian sebagaimana diuraikan di atas maka yang
julukan istilah, symbol. Selain itu, fakta juga mengenai hubungan antar
b. Pengetahuan Faktual
digunakan oleh orang-orang yang bergulat dalam suatu disiplin ilmu, dan
tidak atau hanya sedikit berubah ketika digunakan dalam bidang lain.
19
menyelesaikan mslaah dalam disiplin ilmu tersebut. Elemen-elemen ini
rendah.
akanlebih berkualitas.
waktu dan lokasi kejadian, serta proses kejadian suartu peristiwa. Pada
20
praktiknya, berpikir faktual tidak sekedar mengingat fakta-fakta yang ada,
tetapi turut juga diintegrasikannya dengan ide dan pengetahuan dari siswa
(5w+1H). Pertanyaan tidak terhenti pada apa, siapa, dimana, dan kapan,
21
materi pelajaran dan dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan dan
terminologi
Lavel 3 : Siswa pada level ini memiliki kemampuan penalaran dan logika
(Reasoning)
a. Memperlihatkan pengetahuan dalam pemahaman yang luas
22
sedangkan level 3 menunjukan tingkat kemampuan yang tinggi yang
a. Pengertian IPS
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu
atas.
23
intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-
studi sosial.
sosial untuk membentuk subjek didik menjadi warga negara yang baik.
Istilah IPS mulai digunakan secara resmi di Indonesia sejak tahun 1975
beberapa istilah seperti ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuaan
sosial.
yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosial dengan kata lain,
llingkungan.
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pengajaran tentang kehidupan manusi di
24
masyarakat harus di mulai dari tingkat sekolah dasar bahkan sebelum SD.
Kedua, social study, istilah social study dikenal di Amerika sekitar tahun
1913, nama ini digunakan oleh komisi pendidikan. Komisi ini bertugas
sejaran dan geografi dan komisi ini yang memberikan nama resmi kepada
Education.
Amerika yang pluralistis dan sangat kompleks. Setelah tahun 1955 terjadi
matematikan dan IPA. Kedua program ini perlu diperbaiki untuk mengejar
ketinggalan Amerika dan Rusia. Pada 1967 perhatian yang besar terhadap
25
dan memanfatkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial dalam menciptakan
mendatang.
dibahas dengan meninjau berbagai sudut yang ada hubungannya satu sama
berbagai aspek kehidupan sosial, dalam usaha mencari jalan keluar dari
masalah-masalah tersebut.
masyarakat yang nyata. Dari gejala dan masalah tadi ditelaah, dianalisis
26
menganalisis gejala, dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau
1) Dimensi Pengetahuan
yang dipahami siswa. Pertama, fakta adalah data yang spesifik tentang
27
Kedua, konsep merupakan kata-kata atau frasa yang
dengan lebih dari satu disiplin, isu-isu sosial, dan tema-tema yang
28
mendorong siswa untuk merumuskan generalisasi merupakan cara
2) Dimensi Keterampilan
berkomuniasi.
29
Keempat, keterampilan berkomunikasi. Pengembangan
suatu hal.
30
nilai kunci ini merupakan nilai yang menyokong masyarakat
orang lain.
4) Dimensi Tindakan
yang aktif, dengan jalan berlatih secara konkret dan praktik, belajar
dari apa yang diketahui dan dipikirkan tentang isu-isu sosial untuk
efektif di masyarakat.
bangsanya.
31
Secara umum tujuan pendidikan IPS pada tingkat SD untuk
B. Penelitian Relevan
Peneliti telah melakukan penelusuran dan kajian dari berbagai sumber dan
referensi penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan judul dan topik
32
Ketiga, Nabila Yuliana 2018: “Penggunaan model pembelajaran discoveri
learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar.” Hasil penetilian
C. Kerangka Pikir
peserta didik yang mengikuti pelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari
tingkat pemahaman penguasaan materi hasil belajar peserta didik. Semakin tinggi
pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi maka semakin tinggi tingkat
dicapai peserta didik masih rendah. Kondisi inilah yang terjadi pada peserta didik
Sekolah Dasar Negeri 2 Fajar Esuk. Dari hasil tersebut diketahui bahwa pada
pengetahuan faktual dalam pembelajaran ips kelas 3 semester ganjil masih rendah,
kesulitan dalam memahami materi dan mudah lupa dengan materi yang di
sampaikan guru. Hal ini merupakan kesulitan belajar konsep pemahaman yang
dialami peserta didik, sehingga peserta didik tidak dapat mencerna materi yang di
sampaikan guru saat proses pmbelajaran. Dari keterangan di atas diketahui bahwa
peserta didik masih mengalami kesulita untuk menyelesaikan soal-soal ips. Hal itu
terlihat jawaban siswa dalam latihan atau ulangan harian. Pesertadidik kurang
33
mampu memahami permsalahan yang ada pada soal, serta menggunakan konsep
Salah satu yang tepat untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan
kelebihan dan kekurangan. Namun ada beberapa model yang melibatkan peran
peserta didik secara aktif dalam pross pembelajaran untuk meningkatkan masalah
yang terjadi di Sekolah Dasar 2 Fajar Esuk, di kelas 3 semester ganjil bahwa
pengetahuan faktual dalam pembelajaran ips masih rendah maka peneliti ingin
menerapkan model pembelajaran yang melibatkan peran peserta didik aktif dalam
temukan sendiri oleh siswa. Siswa didorong untuk aktif dalam menemukan bagian
konsep dan generalisasi dari pecahan temuan – temuan yang mereka dapatkan.
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
34
pernyataan bahwa, proses mengajar-belajar dengan sistem instruksional discovery
menghendaki guru untuk menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang
final (utuh dari awal hingga akhir) atau dengan kata lain, guru hanya menyajikan
sendiri.
harus dimiliki oleh siswa untuk mempelajari satu disiplin ilmu atau untuk
komptensi tersebut.
eksperimen dan kelas kontrol mempelajari materi pokok bahasan yang sama.
matematika. Untuk memperoleh data di berikan teknik tes. Tes teresbut di berikan
kepada kedua sempel dengan soal yang sama. Penelitia berangapan bahwa akan
D. Hipotesis Penelitian
35
Ho : Tidak Terdapa tpengaruh yang signifikan Pengaruh Model Pembelajaran
BAB III
36
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kelompok yang dipilih secara rendom kemudian diberi pretest untuk mengetahui
R Q1 X Q2
R Q3 Q4
Keterangan:
R1 = Kelompok Eksperimen 1
R2 = Kelompok Eksperimen 2
37
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SDN 2 Fajar
Esuk dan SDN 3 Fajaresuk. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun pelajaran
2021/2022.
sebagai kelas eksperimen berjumlah 15 orang peserta didik dan kelas 3 SDN 3
C. Definisi Operasional
2. Pengetahuan Faktual
dilatih secara berkelanjutan, oleh karena itu perlu strategi dan langkah-
38
Pembelajaran berbasis pengetahuan faktual mengedepankan kemampuan
kognitif yang lebih rumit. Proses ini akan bermanfaat untuk menghasilkan
input materi yang diajarkan lebih maksimal, dan output yang diharapkan
O Oprasional
1 Model Pembelajaran
Discovery Learning
2 Pengetahuan Faktual
sebagai berikut:
1. Metode Dokumentasi
memperoleh data yang ada di SDN 2 Fajar Esuk dan SDN 3 mengenai
nama-nama dan nilai untuk analisis data tahap awal dalam menentukan
semple.
2. Metode Tes
39
terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan
tujuan untuk mendapatkan data akhir. Tes diberikan kepada ketua kelas
dengan menggunakan alat tes yang sama dan hasil pengolahannya akan
1. Uji Validitas
benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Untuk menguji validitas
item-item pertanyaan dengan membuat korelasi skor pada item tersebut (yang
diuji) dengan skor total. Kriteria uji validitas (rule of thumb) adalah 0,3. Jika
korelasi lebih dari 0,3 pertanyaan yang dibuat dikategorikan valid. Penguji
masing-masing item dengan skor totalnya. Teknik korelasi seperti ini dikenal
dengan teknik korelasi product moment, hal ini sesuai teori (Arikunto dalam
r= n∑xy - (∑x)(∑y)
Dimana:
40
X∑y = Total Jumlah dari Variabel Y
tabel statistik.
2. Uji Reliabilitas
memiliki daya yang tinggi atau belum pada umumnya menggunakan rumus
yang disebut rumus alpha hal ini sesuai teori dari (Arikunto dalam Hanifah,
2010: 213).
Rumusannya adalah:
n
∑ s 2i
n-1 1- 2
r11 = st
keterangan:
1 = bilangan konstan
41
3. Analisis tingkat Kesukaran Soal
Rumusnya adalah:
(jumlah skor peserta tes)
Mean =
(jumlah siswa)
(mean)
Tingkat Kesulitan =
(skor maksimum)
membedakan antara peserta didik yang telah menguasai materi yang diajukan
42
dan peserta didik yang belum menguasai materi yang diajukan rumus daya
pembeda soal yaitu sesuai dengan teori (Harus dalam Hanifah, 2012: 182)
Rumusnya adalah:
(Mean K A – Mean K B)
DP = (Skor maksimum soal)
Rumusnya adalah :
KA :Kelompok Atas
KB :Kelompok Bawah
5. Analisis Awal
43
Analisis data tak awal menggunakan nilai pre rest. Analisis ini
bertujuan untuk membuktikan dan mengetahui bahwa rata-rata nilai pre rest
a. Uji Normalitas
peroleh distribusi normal atau tidak. Uji nomalitas dilakukan dengan uji
Chi Kuadrat (Sudjama, 2005: 273) hipotesis yang di gunakan untuk uji
nomalitas adalah :
Pengujian hipotesis :
k ( Oi−Ei ) ²
X2 = ∑ si=1
Ei
Keterangan :
X2 = normalitas sempel
Oi = frekuensi pengamatan
b. Uji Homogenitas
yang akan diambil dalam pernyataan ini berawal dari kondisi yang sama
44
atau homogen. Uji ini dilakukan dengan menyediakan varians yang sama
Ho : σ 12 = σ 22 = (varians homogen)
Keterangan:
Uji ini pada tahap awal di gunakan untuk menguji apakah ada
kesamaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji ini
tidak berbeda berarti kelompok itu mempunyai kondisi yang sama sesuai
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Keterangan:
45
Ha : Tidak ada kesamaan antara rata-rata nilai awal siswa kelas
6. Analisi Akhir
b. Uji Homogenitas
varian yang sama atau tidak jadi kedua kelompok mempunyai varian yang
46
Ha = terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan model
Menggunakan hipotesis:
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
X ₁−X ₂
T= 1 1 dengan s = √ ¿ ¿ ¿
√
s
−
n ₁ n₂
Keterangan:
47