Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ardela Intan Paramita

NIM : 20180102340

 Tugas Akuntansi Biaya Pertemuan-4

Apakah Tujuan Pokok Process Costing itu dan JELASKAN Kegunaannya


pada Perusahaan.

Jawab :

Proses costing merupakan metode akuntansi yang menelusuri dan terakumulasi biaya
langsung, dan mengalokasikan biaya tidak langsung dari proses manufaktur. Biaya dikeluarkan
untuk produk, biasanya dalam batch besar, yang mungkin mencakup produksi sebulan itu.
Akhirnya, biaya harus dialokasikan untuk unit individu produk. Ini memberikan biaya rata-rata
untuk masing-masing unit, dan merupakan kebalikan dari ekstrim Job costing yang mencoba untuk
mengukur biaya individu produksi masing-masing unit. Process costing biasanya bab signifikan.
Proses penetapan biaya adalah jenis operasi biaya yang digunakan untuk memastikan biaya produk
pada setiap proses atau tahap pembuatan. CIMA mendefinisikan process costing sebagai “Metode
biaya diterapkan di mana barang atau jasa hasil dari urutan operasi atau proses yang terus menerus
atau berulang-ulang. Biaya dirata-ratakan atas unit yang diproduksi selama periode”. Process
costing cocok untuk industri yang memproduksi produk homogen dan di mana produksi aliran
kontinu. Sebuah proses dapat disebut sebagai sub-unit organisasi khusus yang ditetapkan untuk
biaya pengumpulan tujuan.

Tujuan penting dari sistem perhitungan biaya adalah untuk menentukan biaya dari
barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sistem perhitungan biaya sebaiknya ekonomis
untuk dioperasikan dan membebankan sejumlah biaya ke setiap produk sedemikian rupa sehingga
merefleksikan biaya dari sumber daya yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut.
Karena setiap perusahaan memiliki perbedaan dalam hal teknologi manufaktur, pengelolaan sistem
produksi dan bauranproduk, maka dapat diperkirakan bahwa sistem perhitungan biayanya juga
akanberbeda. Sistem perhitungan biaya sebaiknya disesuaikan agar dapat memenuhikebutuhan
pelanggan.

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, produksi pertanggung jawabkan


dalam Batch. Setiap batch diperlakukan sebagai pesanan yang terpisah, dan pesanan tersebut
merupakan objek biayanya. Semua biaya yang terjadi dalam produksi suatu pesanan dibebankan ke
kartu biaya pesanan tersebut. Jikapekerjaan yang dilakukan untuk suatu pesanan terjadi di lebih
dari satu departementatau pusat biaya (cost center ) yang lain, biaya yang terjadi di setiap pusat
biaya diakumulasikan di kartu biaya pesanan. Ketika pesanan selesai, biaya pesanan per unitdan
produk ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke kartu biayapesanan dengan
jumlah unit yang diproduksi untuk pesanan tersebut. Ketika produk uang diproduksi selama
periode akuntansi dalam suatu pusat biaya memerlukan kuantitas dan kombinasi sumber daya yang
berbeda-beda, perhitugnan biaya berdasarkan pesanan merupakan pilihan yang logis karena banyak
biaya untuk memproduksi produk yang berbeda-beda adalah tidak sama. Dalam perhitungan biaya
berdasarkan pesanan, produk yang berbeda dapat diproduksi untuk pesanan yangberbeda dan
biayanya dapat ditentukan secara terpisah.
Dalam sistem perhitugnan biaya berdasarkan proses,bahan baku, tanaga kerja. Dan
overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biayayang dibebankan ke setiap unit ditentukan
dengna membagi total biaya yangdibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi.
Pusat biaya biasanya adalah department, tetapi bisa juga pusat pemrosesan dam satu department.
Persyaratan utama adalah semua produk yang diproduksi dalam suatu pusat biaya selama suatu
periode harus sama dalam hal sumber daya yang dikonsumsi; bial tidak, perhitungan biaya
berdasarkan proses dapat mendistorsi biaya produk.

Process costing juga mempunyai nilai plus, yaitu memungkinkan manajemen memperoleh
informasi detail tentang statistik produksi dari tiap departemen dalam satu lingkungan kerja.
Karena sifatnya yang demikian, process costing tepat diterapkan perusahaan membuat produk yang
berkelanjutan.

Dalam laporan pertanggung-jawaban untuk sistem biaya proses ini, terdiri dari 3 bagian yakni:

1) Bagian pertama berisi informasi data produksi yang sekaligus laporan arus fisik. Perlu
dipahami bahwa pengertian unit dalam bagian ini adalah unit ekuivalen.
2) Bagian kedua berisi informasi total akumulasi biaya yang menjadi tanggung-jawab Manajer
Departemen Produksi yang bersangkutan.
3) Bagian ketiga berisi informasi bagaimana total biaya didistribusikan menjadi nilai dari
barang dalam proses dan produk jadi.

Dalam system biaya proses ini, pada tiap akhir periode pertama masih terdapat barang dalam
proses pada akhir periode. Dimana barang dalam proses akhir periode pertama akan diberlakukan
sebagai barang dalam proses awal pada periode kedua. Dengan kata lain pada periode kedua sudah
terdapat barang dalam proses awal, sehingga untuk alokasi biaya produksi terdapat 2 alternatif
yang dapat dipilih, yakni:
 Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO);
 Metode rata-rata (Average Method).

Unit ekuivalensi merupakan jumlah unit jadi yang dihasilkan dengan menggunakan bahan,
pekerja, overhead yang dikeluarkan selama satu periode yang tersedia untuk menyelesaikan unit
tersebut.

 Kegunaan Pokok Process Costing bagi Perusahaan

1. Penentuan harga pokok produksi yang disajikan dalam Neraca


Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya Proses mencatat,
menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa.
2. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang sebenarnya dikeluarkan
untuk memproduksi satu satuan produk.
3. Pengambilan keputusan khusus
Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu,
informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus selalu berhubungan dengan
informasi masa yang akan datang.
4. Alat untuk menentukan harga Jual
Biaya produksi bisa digunakan sebagai acuan penentuan harga jual. Sehingga keuntungan
yang didapatkan bisa disesuaikan dengan biaya produksi tersebut. Selain itu juga bisa
menghindari persaingan dengan mematok harga sesuai harga pasaran biaya produksi bisa
digunakan sebagai acuan penentuan harga jual. Sehingga keuntungan yang didapatkan bisa
disesuaikan dengan biaya produksi tersebut. Selain itu juga bisa menghindari persaingan
dengan mematok harga sesuai harga pasaran.
5. Alat untuk Pengendalian Anggaran
Anggaran yang terjadi dibandingkan dengan biaya yang telah ditentukan. Dengan cara ini,
tindakan dapat diambil untuk mengendalikan overhead berlebihan yang terjadi. Sama
seperti pembahasan sebelumnya, terkait pengusaha yang memiliki hipotesis awal terhadap
pesanan yang ingin diambil.

6. Alat untuk memantau realisasi Biaya Produki


Pengusaha juga bisa memantau biaya produksi melalui tracking yang jelas berdasarkan
pesanan yang ingin dibuat. Nantinya jika dirasa ada biaya produksi yang tidak sesuai
dengan perhitungan, maka bisa langsung dicari apa kesalahannya.
7. Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan
Seperti pembahasan sebelumnya, terkait dengan pemisahan keuntungan yang jelas bisa
menjadi tolak ukur. Dengan begitu, pengusaha bisa membandingkan setiap penyelesaian
pekerjaannya berapa keuntungan yang didapat. Sehingga dengan begitu menjadi tolak ukur
juga apakah perusahaan mengalami peningkatan atau justru mengalami penurunan. Jadi,
sekalian sebagai laporan keuangan secara tidak langsung.

Manfaat Pokok Process Costing Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi di
beberapa departemen. Setiap departemen melakukan suatu operasi tertentu untuk menyelesaikan
produk.Sebagai contoh, departemen pertama biasanya melakukan proses pekerjaan tahap
permulaan atas produk seperti memotong, mencetak atau membentuk produk atau komponen-
komponennya. Jika pekerjaan di departemen pertama selesai, unit-unittersebut ditransfer ke
departemen kedua. Departemen kedua kemudian melaksanakan tugasnya mulai dari perakitan,
pengamplasan, pengecatan atau pengepakan lalu mentransfer unit-unit tersebut ke departemen
berikutnya, yang kemudian melaksanakan tugasnya dan demikian seterusnya, sampai unit-unit
tersebut akhirnya selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi.

Dalam sisitem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja,dan overhead
pabrik umumnya dibebankan ke departemen produksi; tetapi, jika suatu departemen diorganisasi
menjadi dua pusat biaya atau lebih, perhitungan biaya berdasarkan proses tetap digunakan, selama
unit-unit produk yang dihasilkan dalamlebih pusat biaya tersebut bersifat homogen. Misalnya,
suatu departemen produksiyang memiliki empat lini perakitan, di mana setiap lini menghasilkan
produk yang berbeda, dapat menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses. Setiap lini
perakitan dapat diperlakukan sebagai pusat biaya yang terpisah. Hal ini mengharuskan adamya
catatan yang terpisah untuk mencatat biaya berdasarkan proses didiskusikan. Kriteria utama untuk
menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah identifikasi atas suatu unit bisnis yang
memproduksi hanya satu jenis produk setiapkalinya. Perhitungan biaya berdasarkan proses
digunakan saat produk dihasilkan dalam kondisi proses yang kontinu atau metode produksi masal
di mana produk-produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya lain yang
bersifat homogen. Kondisi ini seringkali terdapat pada industri-industri yang memproduksi
komoditas. Perhitugnan biaya berdasarkan proses juga digunakan di perusahaan-perusahaan yang
memproduksi suku cadang sederhana atau alat-alat listrik sederhana dan industriperakitan.
Beberapa perusahaan menghitung biaya dari produk mereka menggunakan perhitungan biaya
berdasarkan proses.

Anda mungkin juga menyukai