NIM : 20180102340
Jawab :
Proses costing merupakan metode akuntansi yang menelusuri dan terakumulasi biaya
langsung, dan mengalokasikan biaya tidak langsung dari proses manufaktur. Biaya dikeluarkan
untuk produk, biasanya dalam batch besar, yang mungkin mencakup produksi sebulan itu.
Akhirnya, biaya harus dialokasikan untuk unit individu produk. Ini memberikan biaya rata-rata
untuk masing-masing unit, dan merupakan kebalikan dari ekstrim Job costing yang mencoba untuk
mengukur biaya individu produksi masing-masing unit. Process costing biasanya bab signifikan.
Proses penetapan biaya adalah jenis operasi biaya yang digunakan untuk memastikan biaya produk
pada setiap proses atau tahap pembuatan. CIMA mendefinisikan process costing sebagai “Metode
biaya diterapkan di mana barang atau jasa hasil dari urutan operasi atau proses yang terus menerus
atau berulang-ulang. Biaya dirata-ratakan atas unit yang diproduksi selama periode”. Process
costing cocok untuk industri yang memproduksi produk homogen dan di mana produksi aliran
kontinu. Sebuah proses dapat disebut sebagai sub-unit organisasi khusus yang ditetapkan untuk
biaya pengumpulan tujuan.
Tujuan penting dari sistem perhitungan biaya adalah untuk menentukan biaya dari
barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sistem perhitungan biaya sebaiknya ekonomis
untuk dioperasikan dan membebankan sejumlah biaya ke setiap produk sedemikian rupa sehingga
merefleksikan biaya dari sumber daya yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut.
Karena setiap perusahaan memiliki perbedaan dalam hal teknologi manufaktur, pengelolaan sistem
produksi dan bauranproduk, maka dapat diperkirakan bahwa sistem perhitungan biayanya juga
akanberbeda. Sistem perhitungan biaya sebaiknya disesuaikan agar dapat memenuhikebutuhan
pelanggan.
Process costing juga mempunyai nilai plus, yaitu memungkinkan manajemen memperoleh
informasi detail tentang statistik produksi dari tiap departemen dalam satu lingkungan kerja.
Karena sifatnya yang demikian, process costing tepat diterapkan perusahaan membuat produk yang
berkelanjutan.
Dalam laporan pertanggung-jawaban untuk sistem biaya proses ini, terdiri dari 3 bagian yakni:
1) Bagian pertama berisi informasi data produksi yang sekaligus laporan arus fisik. Perlu
dipahami bahwa pengertian unit dalam bagian ini adalah unit ekuivalen.
2) Bagian kedua berisi informasi total akumulasi biaya yang menjadi tanggung-jawab Manajer
Departemen Produksi yang bersangkutan.
3) Bagian ketiga berisi informasi bagaimana total biaya didistribusikan menjadi nilai dari
barang dalam proses dan produk jadi.
Dalam system biaya proses ini, pada tiap akhir periode pertama masih terdapat barang dalam
proses pada akhir periode. Dimana barang dalam proses akhir periode pertama akan diberlakukan
sebagai barang dalam proses awal pada periode kedua. Dengan kata lain pada periode kedua sudah
terdapat barang dalam proses awal, sehingga untuk alokasi biaya produksi terdapat 2 alternatif
yang dapat dipilih, yakni:
Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO);
Metode rata-rata (Average Method).
Unit ekuivalensi merupakan jumlah unit jadi yang dihasilkan dengan menggunakan bahan,
pekerja, overhead yang dikeluarkan selama satu periode yang tersedia untuk menyelesaikan unit
tersebut.
Manfaat Pokok Process Costing Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi di
beberapa departemen. Setiap departemen melakukan suatu operasi tertentu untuk menyelesaikan
produk.Sebagai contoh, departemen pertama biasanya melakukan proses pekerjaan tahap
permulaan atas produk seperti memotong, mencetak atau membentuk produk atau komponen-
komponennya. Jika pekerjaan di departemen pertama selesai, unit-unittersebut ditransfer ke
departemen kedua. Departemen kedua kemudian melaksanakan tugasnya mulai dari perakitan,
pengamplasan, pengecatan atau pengepakan lalu mentransfer unit-unit tersebut ke departemen
berikutnya, yang kemudian melaksanakan tugasnya dan demikian seterusnya, sampai unit-unit
tersebut akhirnya selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi.
Dalam sisitem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja,dan overhead
pabrik umumnya dibebankan ke departemen produksi; tetapi, jika suatu departemen diorganisasi
menjadi dua pusat biaya atau lebih, perhitungan biaya berdasarkan proses tetap digunakan, selama
unit-unit produk yang dihasilkan dalamlebih pusat biaya tersebut bersifat homogen. Misalnya,
suatu departemen produksiyang memiliki empat lini perakitan, di mana setiap lini menghasilkan
produk yang berbeda, dapat menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses. Setiap lini
perakitan dapat diperlakukan sebagai pusat biaya yang terpisah. Hal ini mengharuskan adamya
catatan yang terpisah untuk mencatat biaya berdasarkan proses didiskusikan. Kriteria utama untuk
menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah identifikasi atas suatu unit bisnis yang
memproduksi hanya satu jenis produk setiapkalinya. Perhitungan biaya berdasarkan proses
digunakan saat produk dihasilkan dalam kondisi proses yang kontinu atau metode produksi masal
di mana produk-produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya lain yang
bersifat homogen. Kondisi ini seringkali terdapat pada industri-industri yang memproduksi
komoditas. Perhitugnan biaya berdasarkan proses juga digunakan di perusahaan-perusahaan yang
memproduksi suku cadang sederhana atau alat-alat listrik sederhana dan industriperakitan.
Beberapa perusahaan menghitung biaya dari produk mereka menggunakan perhitungan biaya
berdasarkan proses.