Anda di halaman 1dari 36

TIMBANG TERIMA

DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun Oleh

1. Tubagus Dewangga Mabrur (202073008)


2. Nur Mega Melina (202073010)
3. Lutfy Ika Ayu M.M (202073015)
4. Cindy Veronica Purwoto Putri (202073020)
5. Ikhatotun Nuroniyah (202073026)
6. Nur Rohmatur Rijal (2020730 )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Atas selesainya Makalah
yang berjudul Metode Timbang Terima atas dukungan moral dan materi yang
diberikan dalam menyusun makalah ini.
Terima kasih atas dukung annya, dalam penulisan ini sangat disadari
bahwa Tugas Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan
sangat terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat
diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan Tugas Makalah ini.

Mojokerto, 23 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………...………ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 RumusanMasalah...........................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................2
1.3.2 TujuanKhusus...........................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Timbang Terima...........................................................3
2.2 Tujuan Timbang Terima.................................................................3
2.3 Manfaat Timbang Terima...............................................................4
2.4 Langkah-langkah dalam Timbang Terima.....................................4
2.5 Prosedur dalam Timbang Terima...................................................5
2.6 Prosedur Timbang Terima..............................................................6
2.7 Metode dalam Timbang Terima.....................................................9
2.8 Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga.......................................11
2.9 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan :...............................................12
2.10 Komunikasi SBAR.......................................................................12
2.11 Alur Timbang Terima...................................................................14
2.12 Contoh Rencana Strategi Timbang Terima..................................15
2.13 Format Timbang Terima / Operan................................................17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..….19
DIALOG TIMBANG TERIMA / OPERAN…………………………………..20

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik
keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori
keperawatan di era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan
menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang
optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan
profesional (MPKP).
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsih perawat, terutama peran dan fungsih mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif
antar perwat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift
(timbang terima pasien).
Oleh karena itu, kami dari kelompok 1 akan membahas tentang model
praktek keperawatan profesional dalam fase timbang terima.

1.2 RumusanMasalah
1. Apa pengertian timbang terima ?
2. Bagaimana tujuan timbang terima ?
3. Bagaimana manfaat timbang terima ?
4. Bagaimana langkah-langkah timbang terima ?
5. Bagaimana prosedur timbang terima ?
6. Bagaimana metode timbang terima ?
7. Apa efek dari timbang terima ?
8. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam timbang terima ?
9. Bagaimana komukasi efektif SBAR dalam timbang terima ?
10. Bagaiama alur dari timbang terima ?

1
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk menjelaskan dan mengetahui konsep dasar teori model praktek
keperawatan profesional fase timbang terima.

1.3.2 TujuanKhusus
1. Untukmengetahuitentangpengertiandaritimbang terima.
2. Untuk mengetahui tujuan daritimbang terima.
3. Untuk mengetahui manfaat daritimbang terima.
4. Untuk mengetahui langkah-lagkah daritimbang terima.
5. Untuk mengetahui prosedur daritimbang terima.
6. Untuk mengetahui metode daritimbang terima.
7. Untuk mengetahui efek daritimbang terima.
8. Untuk mengetahui Hal-hal apa yang perlu diperhatikan daritimbang
terima.
9. Untuk mengetahui komunikasi efektif SBAR pada timbang terima.
10. Untuk mengetahui alur daritimbang terima.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Timbang Terima


Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross
coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga.
Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer
tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang
pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas
sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.

2.2 Tujuan Timbang Terima


a. Tujuan umum: mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan
informasi yang penting.
b. Tujuan khusus:
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data focus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

3
2.3 Manfaat Timbang Terima
1. Bagi perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar
perawat.
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
2. Bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada
yang belum terungkap.
Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk
mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan
informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam
keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.
Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:
a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan
mengekspresikan perasaan perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam
penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.

2.4 Langkah-langkah dalam Timbang Terima


1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan
disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu- buri.

4
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung
melihat keadaan pasien.

2.5 Prosedur dalam Timbang Terima


1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-
masing penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan
kepada perawat yang berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
4) Intervensi kolaborasi dan dependen.
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan
secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang kurang jelas penyampaian pada saat timbang terima secara
singkat dan jelas

5
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang
lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada
buku laporan ruangan oleh perawat.

2.6 Prosedur Timbang Terima

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANAAN


Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan 5 MENIT Ners PP dan PA
setiap pergantian shift/operan. Station
2. Prinsip timbang terima, semua
pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang
terima khususnya pasien yang
memiliki permasalahan yang
belum/dapat teratasi serta
yang membutuhkan observasi
lebih lanjut.
3. PP menyampaikan timbang
terima pada PP berikutnya,
hal yang perlu disampaikan
dalam timbang terima :
 Jumlah pasien
 Identitas klien dan
diagnosis medis.
 Data ( keluhan/subjektif
dan objektif).
 Masalah keperawtan yang
masih muncul.
 Intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara

6
umum).
 Intervensi kolaboratif dan
dependen.
 Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dan lain-lain).
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok dinas sudah 20 menit Ners KARU, PP dan PA
siap (shift jaga). station
2. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan.
3. Kepala ruang membuka acara
timbang terima.
4. Perawat yang melakukan
timbang terima dapat
melakukan klarifikasi, Tanya
jawab, dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan dan
berhak menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang jelas.
5. Kepala ruang/PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien.
6. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat.
7. Perawat yang melaksanakan Ruang
timbang terima mengkaji secara Perawatan
penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan, dan
tindakan yang telah/belum
dilaksanakan serta hal-hal
penting lainnya selama masa

7
perawtan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian
yang matang sebaiknya dicatat
secara khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada
petugas berikutnya.
9. Lama timbang terima untuk
tiap pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit.
1. Diskusi. 5 menit Ners Karu, PP dan PA
2. Pelaporan untuk timbang station
terima dituliskan secara
langsung pada format timbang
terima yang ditandatangani
oleh pp yang jaga saat itu dan
pp yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruang.
3. Ditutup oleh kepala ruang.

Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu :


a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan
tanggungjawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh
perawat jaga sebelumnya.
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang
berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua
arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang
datang.
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung
jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang

8
menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada
medical record atau pada pasien langsung.

2.7 Metode dalam Timbang Terima


1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo
(2005) di sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional
adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi
secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan
sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover
yangdilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien
atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback.
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga
baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda,
hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan
terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi
pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang
kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya
komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.

9
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan
diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian
diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang.
Metode itu berupa one way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical
record saja atau media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk
dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode
untuk dikombinasi.
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun
pedoman implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai
berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk
adanyapertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi
terapi, pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus
diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat
penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca,
mengulangatau mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk
perawatan dan terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan
kegagalan informasi atau terlupa.
Faktor-faktor dalam Timbang Terima
1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan.
2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.

10
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
5. Pemahaman tentang prosedur klinik.

2.8 Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga


Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat
mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien.
Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah sebagai berikut:
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang
tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibattimbulnya
perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan
pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek
fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan
teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono
(1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara
pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur,
sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat
tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.

4. Efek Terhadap Kesehatan


Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi

11
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
yang dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa
frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja
(malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi
tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan
industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan
cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift
malam.

2.9 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan :


1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien .
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara
yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat klien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.

2.10 Komunikasi SBAR


Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah
komunikasi  SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation),
metode komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan handover ke
pasien.  Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan
untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.

12
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi
penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap
eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat
digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara
staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim
kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk
memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
Keuntungan dari penggunaan metode SBAR adalah Kekuatan perawat
berkomunikasi secara efektif :
 Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat
paham akan kondisi pasien.
 Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background,
Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh
semua tenaga kesehatan, diharapkan semua tenaga kesehatan maka dokumentasi
tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokumentasi catatan perkembangan
pasien terintegrasi dengan baik. sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui
perkembangan pasien. Mealaui :
1. Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
 Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
 Diagnosa medis
 Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan
dengan situasi?
 Obat saat ini dan alergi
 Tanda-tanda vital terbaru
 Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan
 Riwayat medis
 Temuan klinis terbaru
3. Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat

13
 Apa temuan klinis?
 Apa analisis dan pertimbangan perawat
 Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
 Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki
masalah?
 Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
 Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi
pasien?
 Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?

2.11 Alur Timbang Terima

1.1 PASIEN

DIAGNOSIS MEDIS DIAGNOSIS


MASALAH KEPERAWATAN
KOLABORATIF (DIDUKUNG DATA)

RENCANA
TINDAKAN

TELAH BELUM
DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN/KEA
DAAN PASIEN

MASALAH :

2.12 Contoh Rencana Strategi1.Timbang


TERATASI
Terima
2. BELUM TERATASI
a. Pelaksanaan Timbang Terima
3. TERATASI SEBAGAIAN
Hari/Tanggal : 4. MUNCUL MASALAH BARU

14
Pukul :
Topik :
Tempat :
b. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
c. Medis
1. Status Klien
2. Buku timbang terima
3. Alat tulis
4. Leaflet
5. Sarana dan Prasarana perawatan
d. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Perawat Primer (pagi) :
Perawat Primer (sore) :
Perawat Associate (pagi) :
Perawat Associate (sore) :
Perawat Associate (malam) :
Perawat Associate (libur) :
Pembimbing/Supervisor :
e. Uraian Kegiatan
1. Prolog
Pada hari….. jam….. seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi
dan sore serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk
melakukan timbang terima.
2. Sesi I di nurse station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului
dengan do’a dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk
melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas
kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore
memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah

15
dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan
dependen. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain), hal yang
belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan
timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan,
kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien.
3. Sesi II di ruang perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke
tempat pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi
data langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah
khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus,
kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih 5 menit per
pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan
keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station
setelah kunjungan ke pasien berakhir.
4. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang
bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima dilakukan, maka kedua
PP menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh
kepala ruang.
f. Evaluasi
1. Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang
telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien dan
kelompok shift timbang terima. Kepala ruang selalu memimpin
kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu
malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift
sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.

2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan

16
mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer
berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama
dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien dan
kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah
pasien, diagnosis keperawatan, dan intervensi yang belum/ sudah
dilakukan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.
Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi
antar perawat berjalan dengan baik.

2.13 Format Timbang Terima / Operan

FORMAT OPERAN PENDERITA


Nama Pasien : Kamar :
Umur : Dx. Medis :
Tanggal :

Asuhan Operan
Keperawatan Sift Pagi Sift Sore Sift Malam

Masalah Keperawatan

S: S: S:
Data Fokus O: O: O:
(Subyektif & Obyektif) A: A: A:
P: P: P:

Intervensi yang sudah


Dilakukan

Intervensi yang belum


Dilakukan

Hal-hal yang perlu di


Perhatikan (Lab, Obat,-

17
Advis Medis)

Tanda Tangan PP PP Pagi: PP Sore: PP Malam:


PP Sore: PP Malam: PP Pagi:

Karu: Karu:

18
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2008.Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional.Jakarta: Salemba Medika
Kassean, H.K., & Jagoo, Z.B.2005.Managing Change in the Nursing Handover
from Traditional to Beside Handover.
Nursalam.2002.Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional.Jakarta: Salemba Medika

19
DIALOK TIMBANG TERIMA / OPERAN

A. Pemeran
Karu         : Tubagus Dewangga Mabrur
Katim       :
Perawat Sift Malam:
1. Mega (Pj Shift Malam)
2. Lutfy Ika Ayu M.M
Perawat Sift Pagi:
1. Cindy Veronica Purwoto Putri
2. Ikhatotun N
3. Nur Rohmatur Rijal

B. Naskah Drama Operan


Pagi pukul 7.45 wib, tiba lah perawat Sift Pagi beserta Karu,
Perawat Pagi        : Assalamualaikum,,
Perawat malam     : Walaikumsalam
Cindy          : ehh,, sudah datang...
Rina            : iya, , , alhamdulillah tepat waktu...
Risqi        : yasudah, letakkan dulu tasnya di ruang...
Rina            : baiklah,,

Detik-detik Proses Operan pun tiba pada jam 08.00 Wib, setelah lengkap
Karu, Katim dan perawat shift pagi datang...
Karu         : (melihat jam) sudah jam 08.00 nih, sudah waktunya operan sift
malam dengan shift pagi...
Hanifa   : baik pak,, mari kita mulai saja operan pagi ini
Karu         : yasudah, langsung saja...
Assalamualaikum,,, (membuka acara operan)
Sebelum memulai operan ini alangkah baiknya kita berdoa menurut agama
dan kepercayaan masing-masing.. do’a dimulai... selesai...

20
Baik, untuk Pj malam, bg Surya bisa disampaikan laporan pagi
ini,.silahkan...
Hanifa  : baik, terimakasih..
Untuk operan pagi ini ada 4 pasien.. nah dari ke empat ini ada 2 pasien
baru.. di kamar 3 & 4...
Pasien Pertama (PJ Hanifa)
S           Tn.
: F (49 Tahun)
          Kamar 1
          Dx: Asma
          Keadaan komposmetis
          Klien masih sesak napas
          Pernapasan cuping hidung
          Pernapasan cepat
          Terdapat sekret yang kental

B           Telah
: diberikan terapi O2 2 liter
          Telah diberikan terapi nebulizar

A           Pemeriksaan
: TTV
o   TD : 130/90 mmHg
o   P : 80 x/m
o   R : 30 x/m
o   T : 37 oC
          Diet M2
          Terapi IVFD RL 20 tts/m

R           Lakukan
: pemeriksaan TTV setiap 5 jam
          Lakukan pemberian terapi nebulizer 12 x/j
          Pantau pemberian Terapi O2

Rina       : ada yang perlu di cek bg? cek sputum?


Hanifa   : tidak ada ratih,,
Risqi    : masih sering sesak bapak ini?
Hanifa   : bapak ini masih sesak,, jadi terapi O2 nya tolong nanti di pantau.

21
Risqi    : oh iyaa bg..
Pasien Kedua (PJ Hanifa)
S           Tn.
: B (40 Tahun)
          Kamar 2
          Dx: GE
          Pasien mengatakan badannya masih lemas
          Turgor kulit jelek

B           Kekurangan
: cairan
          Telah diberikan terapi IVFD RL 20tts/m

A           Pemeriksaan
: TTV
o   TD : 130/80 mmHg
o   P : 80 x/m
o   R : 22 x/m
o   T : 36 oC
          Diet M2

R           Lanjutkan
: pemberian terapi IVFD RL 20tts/m
          Diet M2

Rina        : bapak ini ada muntah bang?


Hanifa  : ada tadi malam.. pantau intake & output nya yaa..
Pasien Ketiga (Perawat Esti)
S           Tn.
: I (48 Tahun)
          Kamar 3
          Dx: Post Ob Debridemen et DM + selulitas pada
lengan atas sebelah kiri.

B           Hb
: 10
          KGD 145

A           Pemeriksaan
: TTV
o   TD : 120/90 mmHg

22
o   P : 70 x/m
o   R : 22 x/m
o   T : 37 oC
          Diet M2
          Urine pekat

R           Cek
: Hb
          Kontrol intake & output
          Kontrol TTV setiap 3 jam
          Cek KGD setiap 2 jam

Risqi        : iya bg,,Hb terakhir berapa td kak ?


Esti         : terakhir HB nya 10, cek Hb nya lagi nanti jangan lupa.
Rsiqi        : baik kak,,,
Pasien Keempat (perawat Esti)
S           Tn.
: S (35 Tahun)
          Kamar 4
          Dx: Hepatitis
          Pasien lemas, kurang nafsu makan
          Kelihatan kuning

B           Bilirubin
: 2,1 mg/dl (N= 0,1 – 1,2 mg/dl)
          Tidak memiliki riwayat alergi

A           Pemeriksaan
: TTV
o   TD : 110/90 mmHg
o   P : 60 x/m
o   R : 24 x/m
o   T : 36,7 oC
          Diet M2
          Terapi IVFD RL 20 tts/m

R           Cek
: Bilirubin
          Cek Hb

23
Rina    : ini HB nya berapa kak?
Esti         : hasilnya belum keluar, nanti di ambil ya..
Baik,, itu saja.. ada yang kurang jelas ???
Rina     : ya sudah, sudah...
Karu        : langsung aja kepasiennya.. bawa statusnya
Hanifa   : (kamar 1-4) siang bapak,, kami mau operan, ini teman saya
  Rina, Risqi dan Afidatus yang nanti akan merawat bapak sampai jam
  14.00 siang.. dan ada juga Karu di pagi ini pak, ini pak Fajar.
Hanifa  : baik,, sudah selesai,
Karu        : mari kita kembali keruangan...
Dan penandatangani hasil operan dinas malam.. selanjutnya.....
Karu        : operannya sudah selesai, pasti sudah lengkap semua. Nah bagi
yang dinas pagi selamat bertugas. Dan yang shift malam kalau mau pulang
silahkan, dan yang lain menyesuaikan. Dan sebelum mengakhiri hasil operan ini,,
kita berdo’a dulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing, supaya
selamat sampai tujuan, berdo’a dimulai.. berdo’a selesai..
untuk acara selanjutnya, silahkan untuk menyesuaikannya masing-
masing.. terimakasih
assalamualaikum..
Perawat    : Walaikumsalam..
Hanifa & Esti : kalau begitu kami pulang dulu ya.. assalamualaikum...
Perawat    : walaikumsalam..
Rina       : iya, hati-hati dijalan..
**Selesai**

24
Lampiran
NAMA
NO JUDUL PENGARAN TAHUN TEMPAT METODE HASIL
G
1 HUBUNGAN Deni kristianto 2013 semarang Jenis penelitian Hasil penelitian
PEMBERIAN dan agus yang digunakan menunjukkan
REWARD UCAPAN santoso dalam penelitian sebagian besar
TERIMA KASIH ini adalah kepala ruang atau
DENGAN deskriptif kepala tim
KEDISIPLINAN korelasi. Metode memberika ucapan
WAKTU SAAT yang digunakan terima kasih setiap
MENGIKUTI adalah cross timbang terima
TIMBANG TERIMA section. yaitu (100 %) dan
PERAWAT RUANG Penelitian ini perawat pelaksana
BEDAH PADA RS populasinya sebagian besar juga
NEGERI DI adalah 35 datang tepat waktu
SEMARANG perawata saat timbang
pelaksana di terimaa di dapat
ruang bedah. (100 %) hasil
statistic
menunjukkan
bahwa ada
hubungan antara
pemberi reward
ucapan terima
kasih dengan
kedisiplinan waktu
saat mengikuti
timbang terima
perawat di ruang
bedah RS negeri di
semarang.

25
2 HUBUNGAN Qurrotul aeni, 2016 kendal Metode dalam Ada hubungan
MOTIVASI ana fitriana, penelitian ini antara motivasi
INTRINSIK dan devi adalahdeskriptif intrinsic perawat
PERAWAT DENGAN nurmalia korelasional dengan
PELAKSANAAN dengan pelaksanaan
TIMBANG TERIMA pendekatan timbang terima
KEPERAWATAN cross sectional keperawatan di
yang dilakukan ruang X RSU
pada bulan Kendal.
februari 2015
3 EFEKTIVITAS Siti robiah 2015 semarang Penelitian ini Hasil analisis
PELATIHAN SBAR menggunakan univariat
TERHADAP desain pre- didapatkan nilai
KUALITAS experimental mean pre-test 15,24
TIMBANG TERIMA one group pre- (63,5 %) dan nilai
SAAT TRANSFER test-post test. mean post-test
PASIEN ANTAR Sampel 21,22 (88,42 %),
RUNG DI RSISA penelitian dari hasil tersebut
SEMARANG diambil dengan dapat disimpulkan
nonprobability adanya peningkatan
sampling yang signifikan,
menggunakan yaitu mengalami
teknik purposive kenaikan nilai
sampling. mean 5,97 (24,92
Responden dlam %). Hasil uji paired
penelitian ini t-test juga
berjumlah 37 menunjukkan
responden. adanya peningkatan
Pengumpulan yang bermakna
data pada kualitas
dilakukandenga timbang terima
n cara observasi, setelah diberikan
analisis data pelatihan

26
yang digunakan komunikasi SBAR
adalah uji kepada perawat di
statistic paired- ruang rawat inap
test. RSI sultan agung
semarang , dengan
nilai signifikasi p =
0,001.
4 HUBUNGAN Isna ovari 2015 solok Penelitian ini Hasil univariat
PELAKSANAAN menggunakan diketahui 53,4 %,
METODE metode pelaksanaan
KOMUNIKASI : penelitian komunikasi SBAR
SITUATION, deskriptif pada timbang
BACKROUND, korelasi yaitu terima pasien tidak
ASSESMENT, penelaan terlaksana dan 51,7
RECOMMENDATION hubungan antara % kepuasan kerja
(SBAR) SAAT dia variable perawat
TIMBANG TERIMA pada satu situasi menyakatan kurang
TUGAS atau sekelompok puas. Hasil bivariat
KEPERAWATAN objek. hubungan
DENGAN KEPUASAN signifikan antara
KERJA PERAWAT DI pelaksanaan
RUANG RAWAT komunikasi SBAR
INAP RSUD SOLOK dengan kepuasan
kerja perawat di
ruang rawat inap
RSUD tahun 2015
(p = 0,000, OR =
29.000).

5 HUBUNGAN Windyastuti, 2018 semarang Jenis penelitian Terdapat 52 %


PELAKSANAAN gilang deka yaitu analitik pelaksanaan
TIMBANG TERIMA hayuna, dan korelasi dengan timbang terima

27
DENGAN rahayu winarti pendekatan baik dan 38,8 %
KESELAMATAN cross sectional. keselamatan pasien
PASIEN DI RUANG baik dengan hasil
RAWAT INAP KELAS uji statistic nilai
III RSI SULTAN value = 0,000 <
AGUNG SEMARANG 0,05 dan r = 0,722
6 HUBUNGAN Yolanda alim 2015 Bone Penelitian ini Hasil penelitian
PENGARAHAN bolango menggunakan menunjukkan
KEPALA RUANGAN desain bahwa 96,6 %
DENGAN observasional pengarahan kepala
PELAKSANAAN melalui ruangan di rsud
TIMBANG TERIMA pendekatan toto kabila
(OPERAN) cross sectional kabupaten bone
PERAWAT DI study bolango berapa
RUANG RAWAT pada kategori baik
INAP RSUD dan 94,8 %
TOTOKABILA pelaksanaan timbag
KABUPATEN BONE terima (operan)
BLANGO berada pada
ketegori baik.
terdapat hubungan
yang bermakna
antara pengarahan
kepala ruangan
dengan
pelaksanaan
timbang terima
(operan) di rsud
toto kabila
kabupatenbone
bolango dengan
nilai p value
sebesar 0,002.

28
7 HUBUNGAN Kornelia 2017 pontianak Penelitian Sebagian besar
MOTIVASI KERJA riskah, kuantitatif yang responden adalah
PERAWAT ernawati, dan berdasrkan perempuan dan
TERHADAP Muhammad nur waktu termasuk presentase 77,8 %.
PELAKSANAAN hidayah dalam penelitian Jumlah keseluruan
TIMBANG TERIMA cross sectional responden yang
KEPERAWATAN DI dimana berusia 26-32 tahun
RUANG RAWAT pengambilan 55,5%, sebanhak
INAP RUMAH SAKIT data dilakukan 35,1 % responden
PENDIDIKAN dalam waktu adalah pns dan
UNIVERSITAS yang sama jumlah responden
TANJUNGPURA yang masa kerja 1-
5 tahun sebesar
88,9 % berdasarkan
hasil analisis
bivariate antara
motivasi kerja
perawat dan
pelaksanaan
timbang terima
keperawatan
diperoleh hasil p =
0,634 (>0,05)
8 HUBUNGAN I ketut 2018 Tabanan Desain Hasil penelitian
METODE suandana, I G. bali penelitian ini dan observasi
KOMUNIKASI A. Ari rasdini, adalah quasi terhadap metode
EFEKTIF SBAR ni nyoman eksperimen komunikasi SBAR
TERHADAP hartati yang digunakan
EFEKTIVITAS oleh perawat saat
PELAKSANAAN melaksanakan
SBAR TERHADAP timbang terima
EFEKTIFITAS (handover) pada
TIMBANG TERIMA pergantian shift di

29
PASIEN DI RUANG rawat inap
GRIYATAMA RSUD Griyatama RSUD
TABANAN Tabanan
menunjukkan
kemampuan
masing-masing
perawat dalam
menggunakan
metode komunikasi
SBAR berbeda, hal
tersebut disebabkan
oleh beberapa
faktor antara lain:
usia, pendidikan,
pengalaman, masa
kerja, dan lainnya.
Sebagian besar
perawat sudah
mampu dalam
menerapkan
komunikasi SBAR
yaitu sebanyak 31
perawat (77,5%)
dengan katagori
sangat sesuai dan
lima (5) orang
(12,5%) dengan
katagori sesuai,
tidak ada perawat
yang tidak mampu
melakukan
komunikasi dengan

30
metode SBAR.
9 PENGARUH Mursidah Dewi 2012 JAMBI Penelitian ini Hasil penelitian ini
PELATIHAN merupakan menjawab seluruh
TIMBANG penelitian tujuan dalam
TERIMA PASIEN kuantitatif, penelitian. Hasil
TERHADAP menggunakan penelitian meliputi
PENERAPAN desain penelitian pelaksanaan
KESELAMATAN praeksperimen timbang terima
PASIEN OLEH (pre pasien dan
PERAWAT experimental penerapan
PELAKSANA DI designs), dengan keselamatan pasien
RSUD RADEN bentuk one oleh perawat
MATTAHER group pretest- pelaksana sebelum
JAMBI posttest design dan sesudah
Rancangan ini diberikan pelatihan
tidak memiliki timbang terima.
kelompok Mengetahui
pembanding. hubungan
karakteristik
perawat pelaksana
terhadap
pelaksanaan
timbang terima dan
penerapan
keselamatan
pasien. Hasil
penelitian
menunjukkan
peningkatan

10 TIMBANG Rudi 2018 ciamis Penelitian ini Hasil penelitian


TERIMA PASIEN Kurniawan, menggunakan keterlaksanaan
DI RUMAH Nur Ayu metode survey timbang terima

31
SAKIT DI Yulirocita, Nur observational shift sore-malam
KABUPATEN Hidayat dengan sebesar 55%.
CIAMIS rancangan Dengan
PATIENT penelitian kategori tahap
HANDOVER deskriptif. persiapan sebesar
IN HOSPITALS IN 51.4%, tahap
CIAMIS DISTRICT pelaksanaan
sebesar 59.4%, dan
tahap post timbang
terima
sebesar 38.8%.
Gambaran timbang
terima secara
keseluruhan belum
mencapai
keterlaksanaan
100%
sesuai dengan
Standar Prosedur
Operasional (SPO).
Perlu adanya
kebijakan maupun
sosialisasi sebagai
upaya
meningkatkan
pengetahuan, sikap
dan keterampilan
perawat untuk
melaksanakan
timbang terima
yang sesuai dengan
SPO yang telah

32
ditetapkan.

33

Anda mungkin juga menyukai